428 1593 1 SM
428 1593 1 SM
105-118 105
BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan
Received: February 5, 2020; Reviewed: March 31, 2020; Accepted: April 23, 2020.
To cite this article: Junarto, R, Djurdjani, Permadi FB, Ferdiansyah, D, Admaja, PK, Sholikin, AR, Rahmansani,
R 2020, ‘Pemanfaatan teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) untuk pemetaan kadaster’, Bhumi, Jurnal
Agraria dan Pertanahan, vol. 6, no. 1, hlm. 105-118.
DOI: 10.31292/jb.v6i1.428
Copyright: ©2020 Rohmat Junarto, Djurdjani, Fajar Buyung Permadi, Donny Ferdiansyah, Pandu Kuncoro
Admaja, Ahmad Rasis Sholikin, dan Rahardian Rahmansani. All articles published in Jurnal Bhumi are
licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International license.
Abstract: Geospatial data (on horizontal and vertical positions) play an important role in decision
making.Regarding that, the issue of funds, diversity of areas, human resources, and non-updated data become
great obstacles. This study aims to examine the technological capabilities of Unmanned Aerial Vehicles (UAVs)
or Unmanned Aircraft in acquiring and updating geospatial data, evaluating and inspecting changes in the
conversion of agricultural land and the environment, as well as describing orthophoto extraction opportunities
in digital services based on multipurpose cadastre. This research used a model combination method (concurrent
triangulation). Several alternative requirements were derived to design methods of mapping, processing and
controlling the quality of application to the concept of Fit For Purpose Land Administration (FFP-LA), and
layering with Geographic Information Systems (GIS). The f inal product of this system is effective to produce and
update land base map, evaluate and inspect changes in the conversion of land functions as well as facilitate
digital services. The availability of open source software eff iciently extracts and combines terrestrial and photo-
grammetric mapping products in real time and has the opportunity to realize multipurpose cadastre. The in-
volvement of local human resources is applied to ensure legal certainty in the land registration system as well as
to improve and strengthen the management of agrarian resources.
Keywords: Boundary, Extraction, Geospatial, Environment,Vegetation.
Abstrak: Data geospasial (posisi horisontal dan vertikal) berperan penting dalam pengambilan keputusan.
Meskipun demikian, masalah dana, keberagaman area, sumberdaya manusia, serta data yang tidak update, menjadi
penghambat utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan teknologi Unmanned Aerial Vehicle
(UAV) atau Pesawat Udara Tanpa Awak dalam mengakuisisi dan memperbaharui data geospasial, mengevaluasi
dan menginspeksi perubahan alih fungsi lahan, serta mendeskripsikan peluang ekstraksi orthophoto dalam
pelayanan digital berbasis multipurpose cadastre. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi model (con-
current triangulation). Beberapa alternatif persyaratan diturunkan untuk mendesain metode pemetaan,
pemrosesan, pengontrolan kualitas serta penerapannya dengan konsep Fit For Purpose Land Administration
(FFP-LA) dan layering dengan Sistem Informasi Geograf is (SIG). Produk akhir dari sistem ini efektif untuk
memproduksi dan memperbaharui peta dasar pertanahan, mengevaluasi dan menginspeksi perubahan alih fungsi
lahan serta memudahkan dalam pelayanan digital. Tersedianya software opensource dapat secara ef isien
106 Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 6 No. 1 Mei 2020
mengekstraksi dan menggabungkan produk pemetaan terestris dan fotogrametri secara real time serta berpeluang
dalam mewujudkan multipurpose cadastre. Keterlibatan sumber daya manusia lokal digunakan untuk menjamin
kepastian hukum dalam sistem pendaftaran tanah, memperbaiki dan menguatkan tata kelola sumber daya agraria.
Kata kunci: Batas, Ekstraksi, Geospasial, Lingkungan, Vegetasi.
menggunakan UAV jenis Rotary Wing Quad modeler scanner untuk kalibrasi kamera, ArcMap
Copter karena daerah yang dipotret tidak luas 10.3.1, Autocad Map 2012 dan ENVI 5.3 untuk
±700 Hektar, lokasi berbentuk bujur sangkar, lebih analisis data dan layout).
stabil dalam penerbangan karena terdapat gim-
bal, mudah dioperasikan dan membutuhkan Tabel 1. Perbedaan UAV f ix wings dan rotary
durasi penerbangan yang singkat. Kelebihan dan wings.
kekurangan sistem pengumpulan data menggu-
nakan UAV f ix wings ataupun rotary wings
ditunjukkan pada Tabel 1.
Pengumpulan data penelitian ini menggu-
nakan metode kombinasi model (concurrent tri-
angulation). Sugiyono (2013) menyatakan bahwa
metode ini menggabungkan antara metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk digu-
nakan secara bersama-sama dalam suatu pene-
litian secara seimbang, sehingga diperoleh data
yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan
obyektif. Fokus penggabungan lebih pada teknik Sumber Haala dkk., 2011, Eisenbeiss and Sauerbier,
mengumpulkan data dan analisis data, sehingga 2011, Wang, 2019
peneliti dapat membandingkan seluruh data yang
diperoleh dari kedua metode. Teknik pengum- C. Cara Kerja
pulan data triangulasi memiliki ciri satu teknik Gambaran umum skematis dari alur kerja UAV
pengumpulan data akan dapat diatasi dengan ditunjukkan pada Gambar 1. Uraian alur kerja
teknik pengumpulan data yang lain. Lokasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
penelitian dilakukan di Desa Banyuraden,
Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman sebagai
daerah pinggiran kota (sub-urban) dengan
perubahan penggunaan lahan yang relatif cepat
karena berbatasan dengan pusat kota Yogyakarta,
dekat dengan dua kampus yaitu Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional dan Politeknik Kesehatan
Yogyakarta. Selain itu, desa ini terdapat jalan
utama Ringroad Yogyakarta yang melintas di
tengah-tengah desa.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak.
Adapun perangkat keras seperti: UAV Rotary
Wing tipe Quadcoper sebagai wahana untuk
pemotretan, GPS South Tipe Galaxy G1, kamera
non metrik digital FC300X resolusi 4000x3000
dengan focal length 3,61 Millimeter. Sedangkan,
perangkat lunak menggunakan sistem operasi
windows 10 profesional 64 bit, software pengo-
lahan foto udara (Agisoft Photoscan untuk
Gambar 1. Alur Pelaksanaan
pemrosesan foto, mision planer dan Pix4D cap-
ture untuk membuat misi pemetaan, photo-
Rohmat Junarto, dkk., ‘Pemanfaatan teknologi unmanned aerial vehicle (UAV) ... 105-118 109
1. Perencanaan Penerbangan dan GCP tersebut dilakukan dengan lama penga-
Akuisisi Data matan ± 30 Menit setiap titik. Kelebihan metode
ini adalah kemudahan koneksi melalui sinyal
Setiap pemetaan menggunakan UAV tahap
internet, menjangkau hingga belasan Kilometer
pertama dengan merencanakan penerbangan
dari base, sifatnya lebih stabil jika dibandingkan
dengan software pembuatan jalur terbang seperti
dengan RTK Radio (Irfani dan Ma’ruf B. 2014).
Mission Planner, Pix4D. Penetapan overlap dan
sidelap antar foto penting dengan memperhatikan
2. Kalibrasi kamera, orientasi dan
keadaan topograf i wilayah pemetaan dan
pencocokan foto
mempertimbangkan ketidakstabilan platform
(penelitian ini menetapkan 70/40, Gambar 1). Konsekuensi menggunakan kamera non
Beberapa aspek penting lainnya juga ditetapkan metrik adalah dituntut untuk mengkalibrasi
seperti ketinggian terbang (± 90 Meter); kualitas kamera sebelum turun ke lapangan (self calibra-
kamera (resolusi 4000x3000 dengan focal length tion), mendapatkan parameter interior orienta-
3,61 Millimeter); jumlah dan distribusi GCP dalam tion (io) dan parameter exterior orientation (eo).
penentuan datum objek/georeferensi (39 titik Untuk melakukan hal tersebut, memerlukan
GCP dengan metode Real Time Kinematik-Net- f itur-f itur umum (titik pengikatan) yang saling
worked Transport of RTCM via Internet Protocol terlihat lebih dari satu foto. Pemilihan titik ikat
(RTK-NTRIP), orientasi foto dan pencegahan dalam foto tersebut dilakukan secara otomatis
efek deformasi blok yang dihasilkan dari menggunakan algoritma khusus ekstraksi f itur
kesalahan sistematis kalibrasi kamera (arah dan dalam software (Remondino dkk. 2012). Berda-
ketinggian terbang bervariasi). Hal ini selaras sarkan metodenya, pemilihan titik tersebut
dengan penelitian Gerke and Przybilla (2016) diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: Area Based
bahwa untuk menghindari deformasi blok disa- Matching, (ABM); Feature Based Matching
rankan untuk merencanakan lintas-penerbangan (FBM); Symbolic Matching (SM) (Schenk 1999).
untuk beberapa bagian wilayah yang dipetakan. Pada penelitian ini, pemilihan titik-titik ini disu-
Cakupan luas pemotretan adalah seluas 7,01 sun, diinterpolasi dan disederhanakan untuk
Kilometer persegi/701 Hektar. Data foto hasil representasi dan visualisasi model Tiga Dimensi
pemotretan udara yang diakuisisi pada minggu (3D) dengan software agisoftphotoscan. Dalam
pertama bulan November Tahun 2019 sejumlah pemrosesannya, untuk mendapatkan kualitas
5.495 foto dengan ketinggian terbang ± 90 Meter. yang baik dipengaruhi oleh ground sampling dis-
tance (GSD), overlaping foto dan kualitas kamera.
Selain itu, kehadiran bayangan objek yang lebih
tinggi dan topograf i daerah yang tidak seragam
dapat menyebabkan kesenjangan dan mening-
katkan kebisingan Digital Surface Model (DSM)
yang dihasilkan dari interpolasi point cloud. Oleh
karena itu perlu pendistribusian GCP secara mera-
ta di lokasi penelitian dan pemilihan kualitas dan
kuantitas overlaping foto.
mencapai mufakat. foto UAV. Hal ini penting ketika sudah terdapat
Sosialisasi dan pelatihan berbasis FFP-LA kesepakatan terhadap batas bidang tanah maka
dilaksanakan dengan menyamakan persepsi produk yang dihasilkan sudah mendekati benar.
bersama. Hal ini dimulai dengan menyampaikan Batas tetap merupakan batas yang telah dipa-
informasi kegiatan, pentingnya kegiatan, teknis sang pemiliknya secara permanen dan telah me-
kegiatan dan peta yang akan dihasilkan. Tahap menuhi asas contradiktur delimitatie. Sebagaima-
selanjutnya adalah pembuatan peta dasar/peta kerja na diketahui, sebelum penetapan batas didahului
dengan menggunakan foto udara dari wahana UAV dengan penunjukan batas dan kesepakatan batas
dilengkapi dengan informasi bidang tanah yang tetangga bersebelahan. Hal ini mudah dilakukan
terpetakan di peta pendaftaran dan peta lainnya (peta dengan melibatkan masyarakat secara langsung
blok PBB). Seiring dengan perkembangan teknologi, untuk mendeliniasi dan memetakan bidang
penggunaan aplikasi mobile/android seperti, smart tanahnya dalam forum diskusi dengan meman-
PTSL, Santri PTSL, Survei Tanahku membantu faatkan orthophoto mosaic dan teknologi digital.
untuk melakukan inventarisasi. Ketika kesepakatan sudah diperoleh, surveyor
Pelaksanaan FFP-LA dimulai dengan pengum- dapat memproses lebih lanjut di lapangan. Hal
pulan dan verifikasi data pertanahan (spasial dan ini selaras dengan penelitian Enemark, Mclaren,
tekstual) meliputi f itur: batas wilayah adminis- and Lemmen (2016) yang mendaftarkan 10,4 Juta
tratif lingkungan setempat (RT, RW, dusun); batas bidang tanah di Rwanda dalam waktu 5 tahun
pemanfaatan tanah (wilayah kawasan pertanian, dengan biaya 6 USD perbidang dan hasilnya dapat
pemukiman, dan jasa,); batas bidang tanah (infor- membantu masyarakat untuk diakui haknya oleh
masi bidang tanah yang sudah terdaftar dan lembaga negara (Gessa, Poole, and Bending 2008).
belum terdaftar serta informasi tematik). Proses Sesi survei dan validasi bersama dilakukan
identifikasi batas tersebut dikomunikasikan seca- untuk klarifikasi batas, plotting bidang tanah, dan
ra langsung dan dimusyawarahkan (asas kontra- kompilasi data pemetaan partisipatif dengan out-
diktur delimitasi). Pelanggaran atas asas ini berpo- put utama adalah batas bidang tanah pada peta
tensi menjadi permasalahan dalam pendaftaran kerja terverif ikasi. Hal ini dilaksanakan melalui
tanah dan sengketa tanah di masa mendatang identifikasi/validasi batas bidang tanah yang ada,
(Mujiburohman 2018). Hal ini senada dengan deliniasi visual apabila terjadi koreksi dan suplesi.
kajian FIDA (2009) bahwa masyarakat dapat dili- Selain itu, diperlukan pengumpulan fotokopi alas
batkan dalam pembuatan peta dengan cara hak/tanda bukti kepemilikan untuk proses per-
menggunakan kaidah kartograf i yang umum baikan data bidang tanah yang sudah terdaftar.
dipahami dan diakui dalam menghubungkan Alas hak ini dapat membantu bidang yang bersang-
fisik tanah dengan komunitas lokal. kutan dan bidang sebelahnya ketika digabungkan
Batas setiap bidang tanah dalam praktiknya dalam satu blok kawasan. Ketika diperoleh fotokopi
sebagian besar bukan batas tetap melainkan batas sertipikat yang sudah terdaftar dan belum terpeta-
secara umum. Batas secara umum menyatakan kan maka dapat dilacak dasar ukuran dan riwayat
batas tanah yang secara fisik di lapangan belum bidang tanah melalui gambar ukur, peta pendaf-
ditetapkan seperti parit, pematang, garis pantai, taran, surat ukur yang terdapat di kantor pertanahan.
sungai, bangunan tembok dan lainnya. Batas Salah satu usaha untuk memperbaiki kualitas
tersebut dapat diinterpretasi secara visual atau data pertanahan dapat dilakukan dengan Graphi-
digital melalui peta mosaic orthophoto skala cal Index Maping (GIM). Di dalamnya terdapat
<5.000. Penggunaan peta yang terorthorektifikasi data spasial dan tekstual bidang tanah untuk
ini memudahkan dalam pelaksanaan identif ikasi diwujudkan dalam sistem digital. Dengan produk
dan delineasi bersama. Masyarakat sebagai salah UAV sebagai basemap, bidang-bidang tanah
satu pelaku konsep FFP-LA dapat menerapkan tersebut dapat dilacak berdasarkan letak, bentuk,
dan menangkap informasi yang terekam dalam batas bidang tanah di sertipikat dicocokkan
Rohmat Junarto, dkk., ‘Pemanfaatan teknologi unmanned aerial vehicle (UAV) ... 105-118 113
dengan keadaan f isik di foto. Ketika terdapat E. Pemantauan Tata Ruang dan
kesulitan pencocokan, forum diskusi dengan Lingkungan
masyarakat lokal mempermudah peletakan posisi
Penutupan atau penggunaan lahan khususnya
yang benar. Idealnya pelaksanaan perbaikan dan
lahan pertanian merupakan objek dinamis yang
pemuatan informasi spasial tersebut dilaksanakan
umumnya mengalami perubahan. Perkem-
secara simultan (Kusmiarto 2015).
bangan Kota yang cenderung mengalihfungsikan
Tahap terakhir adalah pengolahan data yakni
lahan pertanian (khususnya sawah) menjadi
menggabungkan data tekstual dan spasial. Pro-
kawasan terbangun menyebabkan menurunnya
duk dari tahap ini adalah peta dan daftar yang
luas lahan pertanian yang berdampak pada
memuat informasi setiap bidang tanah baik
menurunnya produksi pangan. Pemantauan yang
pemilikan, penggunaan, pemanfaatan tanah.
diikuti dengan pengendalian merupakan upaya
Bidang tanah yang sudah terdaftar dibuktikan
kontinyu dan konsisten mengarahkan penggu-
dengan koneksi antara data spasial dan tekstual serta
naan, pemanfaatan, dan pengembangan tanah
dilengkapi catatan permasalahannya. Untuk bidang
secara terarah, efisien, dan efektif sesuai dengan
tanah yang belum terdaftar dibuktikan dengan
rencana tata ruang yang telah ditetapkan (Sudir-
deliniasi secara umum dan data pertanahan lainnya
man 2016). Hal ini senada dengan pernyataan Jaya-
yang melekat pada bidang tanah tersebut.
dinata (1999) bahwa pemantauan dan penga-
Tidak bisa dielakkan ketika dalam proses
wasan dapat menjadi alat pemacu pengembangan
penggabungan terdapat permasalahan, konflik
lahan secara terarah dan terkendali yang dapat
dan sengketa. Untuk itu diperlukan musyawarah
memberikan peningkatan keuntungan sosial,
dengan masyarakat sebagai media untuk menam-
ekonomi, dan fisik.
pilkan hasil dan menyelesaikan persolan. Bebe-
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 59
rapa alternatif penyelesaian dapat dilaksanakan
Tahun 2019, pemantauan dapat dilakukan dengan
dengan prinsip musyawarah mufakat, namun
interpretasi citra satelit pada skala 1:5000 (Pasal 9
ketika tidak terjadi mufakat dapat diproses keting-
Butir 8). Mosaic orthophoto yang dihasilkan
kat pengadilan. Untuk pemilik yang tidak berada
dalam penelitian ini efektif dalam pemantauan
di tempat diberikan surat pemberitahuan sebe-
dan memenuhi persyaratan skala yang diten-
lumnya untuk bisa hadir dalam pelaksanaan pro-
tukan. Selain itu, pemetaan mudah dilakukan di
gram. Produk akhir untuk menyelesaikan perso-
lokasi kecil yang dianggap berubah atau perlu
alan ini dibuktikan dengan berita acara.
direspon cepat, tidak perlu menunggu seluruh
wilayah yang luas seperti halnya penggunaan tek-
nologi Inderaja atau Foto Udara konvensional
(Rokhmana 2013).
Seiring dengan perkembangan software
pengolahan digital, mosaic orthophoto yang
dihasilkan dapat diekstraksi untuk keperluan
monitoring alih fungsi lahan, dan kesehatan
tanaman. Salah satunya dengan klasif ikasi digi-
tal bebasis objek untuk mengkelaskan lahan
pertanian dan non pertanian. Selanjutnya lahan
pertanian yang sudah diketahui persebarannya
di ekstraksi dengan analisis transformasi indeks
vegetasi. Campbell and Wynne dalam Hidayati
dkk. (2018) menyatakan nilai kecerahan digital
Gambar 5. Proses FFP-LA di Dusun Banyumeneng,
dapat digunakan untuk indeks lahan terbangun
(a) sosialisasi, (b) pengumpulan dan verif ikasi data,
(c) survei, validasi dan penggabungan data. dan indeks vegetasi untuk mengukur biomassa
114 Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 6 No. 1 Mei 2020