PinnedPublished inPenulis IndonesiaIyas UtomoMenavigasi hidup dan memaknainya dengan kata dan dialog diriFeb 28A response icon11Feb 28A response icon11
PinnedPublished inAyo WacaDum Spiro, Spero: Sebuah Surat untukmu yang Hampir MenyerahHai,Nov 19, 2024A response icon4Nov 19, 2024A response icon4
Published inKomunitas Blogger MUntuk Siapa Kita Menulis?Menulis sebagai Jalan Menghadirkan Ruang Diskusi Inklusif di Tengah PerbedaanAug 17A response icon13Aug 17A response icon13
Published inKomunitas Blogger MTentang Hierarki yang Tak Perlu dalam Dunia Tulis-MenulisApakah Benar Jika Menulis Refleksi Lebih Mudah daripada Jenis Tulisan Lainnya?Aug 7A response icon27Aug 7A response icon27
Published inAyo WacaPak, Musim Kemarau Kini Tak Semenyenangkan DuluMemoar Kedua: Tentang Sepotong Wafer dan Perjalanan Sore di Ujung KemarauAug 5A response icon4Aug 5A response icon4
Published inAyo WacaUsia 35 Tahun dan Keberanian untuk Tidak Menyembunyikan LukaSiapa Aku Kini, dan Sejauh Mana Aku Hidup sebagai Diriku Sendiri?Aug 2A response icon16Aug 2A response icon16
Published inAyo WacaPak, Teras Rumah Kita Tak Lagi Sehangat DuluMemoar Pertama: Tentang Sore yang Masih Senantiasa Membisikkan NamamuJul 25A response icon5Jul 25A response icon5
Published inAyo WacaLabel Bukan Takdir: Mengapa Kepribadian Tak Seharusnya Menjadi PenjaraEsai Tanggapan Reflektif atas Tulisan ‘Penjara Bernama Tipe Kepribadian’ dan Diskusi Publik yang MengikutinyaJul 13A response icon8Jul 13A response icon8
Published inKomunitas Blogger MBukan Salah Akal Imitasi (AI), Hanya Kita Saja yang Kurang LiterasiSebuah Esai tentang Labelisasi Gaya Menulis dan Bagaimana Kita Semakin Gagal Mengenali Tulisan ManusiaJul 11A response icon22Jul 11A response icon22
Published inAyo WacaTiga Tradisi Menuju Keteguhan dan Ketenangan BatinSebuah Tafsir Filosofis atas Tawakal, Nrimo, dan ApatheiaJul 7A response icon2Jul 7A response icon2