JUST IN TIME (JIT)
• Konsep Dasar
• Kanban
• Mixed Model Scheduling
Tujuan Pembelajaran
Instruksional Umum
Pada akhir semester ini, mahasiswa dapat menjelaskan
siklus perencanaan dan pengendalian produksi serta
mampu menerapkan teknik perencanaan produksi
sesuai karakteristik sistem manufakturnya
Instruksional Khusus
Dengan diberikannya materi tentang penjadwalan di
lingkungan manufaktur, mahasiswa diharapkan akan
memahami konsep just in Time dan dapat menerapkan
teknik-teknik dalam mewujudkan just in time : kanban,
mixed model scheduling, dll.
The Cost Subtraction Formula
Cost + Profit = Selling Price
there is no need for improvement
there is no competing procedure
consumer may have no choice
Profit = Selling Price – Cost
the price is determined by the market
profit is what remains after subtracting cost from price
maximizing profit means that cost is to be minimized
Cost = Price – Profit
setting a target cost
the price is determined by the market
profit required is determined by the company
JIT Origins in Japan
Post-WWII Japanese industry in ruins
“Catch up to Americans in 4 years!”
Toyoda made delivery trucks and
motorcycles, and not many of either
-- the early years
First two Toyotas imported to U.S. 1957
Couldn’t Emulate GM
GM huge batches in huge factories
Japan’s area is 10% less than California and
70% agricultural.
Put entire population of CA into 30% of state,
then add 6 times as many people. (and you
thought LA was crowded).
Land extremely expensive
Sprawling factories not an option
Small Batches
GM’s large batches require large amounts of
storage space.
GM produces in large batches because of
significant setup costs.
If Toyota had the same large setup costs, it
could never afford small batches.
Reduce setup cost to reduce batch size.
GM didn’t think of doing this.
Definisi
Penyelesaian yang terbaik untuk sebuah
produk atau pelayanan pada setiap tingkat
aktivitas produksi dari vendor kepada
konsumen tepat pada saat akan digunakan
dan dengan biaya yang minimum.
Prinsip Kunci JIT
1. Jadwal produksi “make-to-order”
2. “Unitary” Produksi
3. Menghilangkan waste (sampah)
4. Perbaikan kontinyu aliran produk
5. Kualitas produk yang sempurna
6. Menghormati orang lain
7. Menghilangkan kemungkinan-kemungkinan
8. Menjaga perhatian jangka panjang
1 Jadwal produksi “make-to-order”
Pada sistem produksi produce to order,
perusahaan menunggu memproduksi
sampai pesanan konsumen datang.
Tujuannya adalah memproduksi barang
tepat waktu saat akan dikonsumsi.
Pada sistem make-to-stock (operasi non JIT),
menggunakan demand forecast dan
menempatkan hasil produksi ke inventori.
Problemnya adalah seringkali terjadi forecast
error dan inventory cost yang tinggi.
2 “Unitary” Produksi
Masing-masing unit dari produk jadi, dilihat
sebagai order yang terpisah-pisah.
Tujuan dari sistem produksi JIT adalah produksi
dengan lot size kecil. Prinsip ini membuat
flexibilitas produksi dan mengurangi biaya
inventori.
Produksi dengan lot besar mengakibatkan
lebih banyak perencanaan dan lead time.
Alasan lain produksi unitary untuk
membantu mengungkap masalah yang
terjadi pada inventori dan produksi. Raw
material, component part, dan subassembly
datang tepat pada saat WIP.
3 Menghilangkan waste
Waste yang dalam bhs Jepang disebut muda,
harus dihilangkan di setiap area produksi.
Tujuannya adalah penggunaan yang tidak
lebih dari jumlah minimum peralatan, material,
dan sumber daya manusia yang penting
dalam mencapai tujuan produksi.
Waste is anything other than the minimum
amount of equipment, materials, parts,
space, and workers’ time which are
absolutely essential to add value to the
product.
Shoichiro Toyoda
President, Toyota Motor Co.
7 Types of Waste (Ohno 1988)
Overproduction
Time on Hand (waiting time)
Transportation
Stock on Hand - Inventory
Processing
Movement
Making Defective Products
Lowering Inventory Reduces Waste
WIP hides problems
Lowering Inventory Reduces Waste
WIP hides problems
Lowering Inventory Reduces Waste
Reducing WIP makes
problem very visible
STOP
Lowering Inventory Reduces Waste
Remove problem, run
With less WIP
Lowering Inventory Reduces Waste
Reduce WIP again to find
new problems
Kanban System
Kanban
Card, label, signboard or visible representation
The information system controlling the number of parts
Synchronizing production lines and assembly lines
Types of Kanban :
Production Kanban
Withdrawal Kanban
Kanban
Visibility Function
Information and material synchronizely flow, while
kanban moves
Production Function
As a production instruction and control.
Inventory Function
Inventory control by controliing kanban quantities.
Production Kanban
Withdrawal Kanban
Dual KanbanSystems
Kanban
Flow of work
2 3
Worker 2 finishes a part, outbound moves
over
2 gets another part to work on:
2 takes off 1’s green tag giving it back to 1, and
puts on her blue tag and moves it into position.
Kanban
Flow of work
2 3
When 3 finishes a part,
Finished parts move over one spot
He has to have a red tag available to put on,
He gets a part from 2’s outbound pile,
And gives the blue back to 2
3’s production will be taken by 4, offstage right.
Kanban
2 3
3 finishes a part, adding it to his out pile
3 Takes part from 2, giving back blue kanban and putting his red one on it.
Kanban
2 3
Red finishes his part next.
2 3
But 4 hasn’t freed up any of the red kanbans, so there is
nothing for 3 to work on now.
3 could maintain his machine, or see if 4 needs help
Determining Number Of Kanbans
Where
N = number of kanbansor containers
d = average demand over some time period
L = lead time to produce parts
S = safety stock
C = container size
“Kanban is a tool for realizing just-in-time. For
this tool to work fairly well, the process must be
managed to flow as much as possible. This is
really the basic condition. Other important
conditions are leveling the product as much as
possible, and always working in accordance with
standard work methods.
-- Ohno, 1988, p. 3
4 Perbaikan kontinyu aliran produk
Pada sistem JIT, tujuan aliran produk adalah
menghilangkan proses bottleneck dan semua masalah
yang dapat mengganggu aliran produk.
product time = motion time + work time
Motion time: material handling, transportasi, waktu
persiapan, menunggu dan menghitung.
Motion time tidak berguna dan harus dibuang, hanya
work time (contoh: fabrikasi, assembly, dll) yang dapat
menambah nilai produk.
Bagaimana JIT mengeliminasi
motion time?
5S
Seiri (ringkas), memilah inventori dan perlengkapan
serta membuang yang tidak perlu.
Seiton (rapi / teratur)
Seiso (bersih), tempat kerja yang bersih.
Seiketsu (rawat), peralatan yang terawat dengan
baik.
Shitsuke (disiplin), usaha perbaikan haruslah
menjadi kebiasaan jangka panjang.
5 Kualitas produk yang
sempurna
Tujuan dari JIT adalah mencapai zero defect.
Pada JIT terdapat konsep TQC (Total Quality
Control), kualitas produk yang sempurna itu
merupakan pencarian (usaha) yang terus
menerus dan tidak pernah berhenti.
Pada operasi JIT, pengawas kualitas adalah
pekerja yang memproduksi produk tersebut.
Pada JIT dilakukan inspeksi 100%, dimana
setiap bahan mentah, component part,
subassembly, dan barang jadi harus
diinspeksi saat melewati proses produksi.
6 Menghormati orang lain
Pada operasi JIT yang terpenting adalah
membuat jernih setiap orang.
Dalam sistem JIT, orang diberi tanggung jawab
besar untuk mengontrol aliran kerja dan
kemampuan yang lebih besar dalam
menentukan perbaikan kualitas produk.
Di Jepang dikenal andon yaitu menggunakan
sinyal lampu untuk menunjukkan problem yang
dialami pekerja.
Lampu merah menunjukkan problem serius dan
lampu kuning menunjukkan problem minor. Sinyal
manajemen ini menunjukkan bahwa terjadi problem
kualitas dan membutuhkan koreksi.
Dengan adanya andon menunjukkan komitmen
bahwa kualitas sangatlah penting, dan pendapat
pekerja tentang kualitas sangat vital.
7 Menghilangkan kemungkinan –
kemungkinan
Ketika manajemen berkonsentrasi untuk
mempunyai cukup inventori, mereka tidak
memikirkan jika inventori tersebut tak
digunakan maka akan terjadi waste.
Pada sistem JIT, demand adalah syarat untuk
menjadwalkan produksi.
Rencana penggunaan inventori, peralatan dan
orang difokuskan pada sumber minimum yang
tersedia untuk mencapai schedule produksi
yang diinginkan.
Dengan menghilangkan kemungkinan-
kemungkinan seperti buffer, inventori, maka
problem pada aliran kerja, scrap dan material
yang cacat dapat tampak dan dikoreksi
secepatnya.
Level Production
Making production of various product model and
volume completely even
Production scheduling methods: once a month
production, once a week production, once a day
production, and level production
Suppose a factory should process the following
products
– Product X: 1000 units per month
– Product Y: 600 units per month
– Product Z: 400 units per month
Once a Month Production
Once a Week Production
Once a Day Production
Mixed Model Scheduling Method
Merupakan suatu metode yang dapat
digunakan dalam menentukan jumlah unit
minimum yang dijalankan dalam penjadwalan
produksi keseharian
langkah-langkah
1. Penentuan jadwal produksi harian yang
digabung.
2. Penentuan waktu siklus tiap-tiap produk
3. Penentuan running time tiap produk secara
resiprok.
4. Penentuan perbandingan jumlah total unit
dalam suatu rangkaian waktu
5. Penentuan rangkaian jadwal unit pesanan.
1. Waktu Produks : 5 jam x 60 menit = 300 menit
Produk X: 50 units
Produk Y: 30 units
Produk Z: 20 units
2. Produk X: 300 minutes/50 units = 6 menit per unit
Produk Y: 300 minutes/30 units = 10 menit per unit
Produk Z: 300 minutes/20 units = 15 menit per unit
3. Resiprok : X: 1/6; Y: 1/10; Z: 1/15
running time : 1/6 + 1/10 + 1/15 = 10/30 sekali running menghasilkan 10
produk dalam 30 menit
4. Tact time (the time it takes to produce one piece of product): 300
minutes/100 units = 30 minutes
X: 5 units; Y: 3 units; Z: 2 units ===== 10 units every 30 minutes
5. Schedule: X-Y-X-Z-X-Y-X-Z-X-Y (repeated this sequence 10 times)
8 Perhatian Jangka Panjang
Keuntungan penggunaan JIT tidak tampak
dalam jangka pendek. Hal ini dikarenakan
untuk mengimplementasikan tujuh prinsip
sebelumnya membutuhkan waktu.
Mengganti kebiasaan pekerja, tanggung jawab
kerja, wewenang kerja dan seluruh sistem
produksi membutuhkan waktu.