PENGARUH BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA, L.
) TERHADAP
PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DARAH PADA PENDERITA
HIPERLIPIDEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGNONGKO
KABUPATEN KLATEN
Agus Winarso, Youstiana Dwi Rusita, Bambang Yunianto
Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Jamu
Abstract : Cholesterol Blood, Red Onion (Allium Cepa, L.), Hyperlipidemia. Changes
in lifestyle, diet and advances in technology may lead to a decline in physical activity in
the community, resulting in the occurrence of energy imbalance. Hyperlipidemia was a
condition to an increase in cholesterol and or triglyceride serum upper limit of normal.
Onion (Allium cepa, L) contains quercetin in high enough levels can reduce total
cholesterol. This study used a sample of onion powder capsules that aims to determine
the effect of onion (Allium cepa, L.) to decrease blood cholesterol levels in patients with
hyperlipidemia. This research is a pre–experimental design, wherein the treatment
group were given capsules of onion (Allium cepa, L.) using a randomized experimental
design pretest-Post test Group Design. This study uses the Shapiro Wilk normality test
with the sample amounted to 31 people. Based on the results of non-parametric
Wilcoxon statistical test showed that cholesterol levels before taking capsules red onion
ranged between 226 mg / dl and 370 mg / dl with an average of 281.7 mg / dl. While
cholesterol levels after consuming capsules onion ranged between 129 mg / dl and 400
mg / dl with an average of 273.7 mg / dl. The value of p = 0.737 (α ˃ 0.05) means that
there is not a statistically significant effect capsule onion powder to decrease
cholesterol levels.
Keywords : Cholesterol Blood, Red Onion (Allium Cepa, L.), Hyperlipidemia
Abstrak: Kadar Kolesterol Darah, Bawang Merah (Allium cepa, L.),
hiperlipidemia. Perubahan gaya hidup, pola makan dan kemajuan teknologi dapat
menimbulkan terjadinya penurunan aktifitas fisik pada masyarakat sehingga
mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan energi. Hiperlipidemia adalah suatu
keadaan terjadinya peningkatan kolesterol dan/ atau trigliserida serum di atas batas
normal. Bawang Merah (Allium cepa, L) memiliki kandungan quercetin dalam kadar
yang cukup tinggi yang dapat menurunkan kadar kolesterol total. Penelitian ini
menggunakan sampel kapsul serbuk bawang merah yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian bawang merah (Allium cepa, L.) terhadap penurunan kadar
kolesterol darah pada penderita hiperlipidemia. Jenis penelitian ini adalah pra-
eksperiment, dimana kelompok perlakuan diberi kapsul bawang merah (Allium cepa, L.)
dengan menggunakan rancangan eksperimental Pretest-Post test Group Design.
Penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan Shapiro Wilk dengan sampel
berjumlah 31 orang. Berdasarkan hasil uji statistik non parametric Wilcoxon
memperlihatkan bahwa kadar kolesterol sebelum mengkonsumsi kapsul bawang merah
berkisar antara 226 mg/dl dan 370 mg/dl dengan rata-rata 281,7 mg/dl. Sedangkan kadar
58
Agus Winarso, Pengaruh Bawang Merah 59
kolesterol setelah mengkonsumsi kapsul bawang merah berkisar antara 129 mg/dl dan
400 mg/dl dengan rata-rata 273,7 mg/dl. Nilai p=0,737 (α ˃ 0,05) berarti tidak ada
pengaruh yang bermakna secara statistik kapsul serbuk bawang merah terhadap
penurunan kadar kolesterol.
Kata Kunci : Kadar Kolesterol Darah, Bawang Merah (Allium cepa, L.),
Hiperlipidemia
PENDAHULUAN METODE PENELITIAN
Kemajuan teknologi dapat membuat Penelitian ini adalah studi komparasi
manusia tidak perlu mengeluarkan banyak dengan menggunakan rancangan pra-
energi untuk beraktifitas. Perubahan gaya eksperimen (pre–experimental design).
hidup, pola makan dan kemajuan Desain yang digunakan dalam penelitian
teknologi dapat menimbulkan terjadinya ini adalah one group pretest posttest
penurunan aktifitas fisik pada masyarakat design. Dalam rancangan ini tidak ada
sehingga mengakibatkan terjadinya kelompok pembanding (kontrol), tetapi
ketidakseimbangan energi. Hiperlipidemia paling tidak sudah dilakukan observasi
adalah suatu keadaan terjadinya pertama (pretest). Populasi pada penelitian
peningkatan kolesterol dan/ atau ini adalah semua penderita kolesterol
trigliserida serum di atasbatas normal tinggi di Wilayah kerja Puskesmas
(Price, 2006). Peningkatan kolesterol Karangnongko Kabupaten Klaten. Sampel
serum yang terjadi, terutama penelitian ini yaitu menggunakan teknik
mencerminkan peningkatan kolesterol- quota sampling. Jumlah sampel dalam
LDL. LDL (Low Density Lipoprotein) penelitian ini diperoleh dengan cara
merupakan lipoprotein yang memiliki memberikan kuota setiap desa diambil 5
kandungan kolesterol tertinggi orang penderita hipelripidemia dikalikan
dibandingkan lipoprotein lainnya (Price, jumlah desa yang ada (11 desa) sehingga
2006). Bawang merah mengandung mendapatkan 55 orang, selanjutnya
quercetin dalam kadar yang tinggi, sampel disaring (diskreening) dengan
saponin, isorhamnetin dan glikosida pemeriksaan kadar kolesterol (pre test).
(Fattoruso, 2002). Pada penelitian lain Selanjutnya orang-orang dengan kadar
dikatakan bahwa quercetin dapat kolesterol di atas 200 mg/dl, dipilih
menurunkan kadar kolesterol total dan sebagai sampel untuk mendapat
kadar kolesterol-LDL, dengan cara perlakuan. Setelah screening (pre test)
menghambat sekresi apolipoprotein B, didapatkan 31 orang dengan kadar
dan menurunkan aktivitas MTP koletserol di atas 200 mgd/l yang
(microsomal triaglyceride transfer bertindak sebagai sampel. Variabel dalam
protein) yang memiliki peran dalam penelitian ini yaitu variabel bebas adalah
pembentukan lipoprotein dengan bawang merah variabel terikat adalah
mengatalisa perpindahan lipid ke molekul kadar kolesterol darah.
Apo B (Casaschi, 2002).
60 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 1,Mei 2016, hlm 01-109
Instrument yang digunakan dalam Identifikasi mikroskopis serbuk
penelitian ini adalah lembar ceklist yang bawang merah. Fragmen pengenal
berisi tentang identitas responden dan menunjukkan adanya sel epidermis yang
kadar kolesterol sebelum perlakuan, berbentuk segi empat, parenkim dengan
kapsul bawang merah, data kadar sel berisi tetesan minyak, kristal kalsium
kolesterol responden setelah perlakuan oksalat bentuk prisma dan trakea dengan
dan kolesterol test. Prosedur pelaksanaan penebalan tangga.
penelitian menyiapkan alat dan bahan, Skrining fitokimia serbuk bawang
mengukuran kadar kolesterol sebelum merah. Hasil skrining fitokimia serbuk
perlakuan dengan alat Kolesterol Test, bawang merah (Allium cepa L.) dapat
memberikan kapsul bawang merah dengan dilihat pada tabel di bawah ini :
dosis per hari sebanyak 6 gram selama 15 Tabel 2
hari pada responden yang kadar kolesterol Hasil Skrining Fitokimia Serbuk
tingg, memberikan Komunikasi Informasi Bawang Merah
Edukasi (KIE) tentang nutrisi dan aturan Identifikasi Prosedur Hasil Kesimpulan
pakai untuk kapsul bawang merah, Tanin Serbuk, - Tidak
Aquades, Mengandung
mengecek kadar kolesterol pada hari ke
gelatin 1% Tanin
16, mencatat kadar kolesterol sesudah Alkaloid Serbuk, + Mengandung
perlakuan. Data yang didapat diuji 1,5 ml Alkanoid
normalitas yang digunakan dalam HCL 2%,
penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk. reagen
dragendrof
Data berdistribusi tidak normal, maka uji
Serbuk, + Mengandung
yang digunakan adalah uji non parametrik. 1,5 ml Alkaloid
Uji non parametrik yang sesuai dengan HCL 2%,
penelitian ini adalah uji Wilcoxon. reagen
Dilakukan dengan Statistical Product and mayer
Kuinon Serbuk, + Mengandung
Service Solution (SPSS) versi 16
aquades, Alkanoid
KOH 5%
HASIL PENELITIAN Seskuiterpen Serbuk, + Mengandung
Penentuan Bahan yaitu Bawang dan eter, seskuiterpen
merah (Allium cepa L.) dengan berat 50 monoterpen kocok dan
kemudian monoterpen
kg dikeringkan dan dioven kemudian
ambil
diserbuk. Identifikasi serbuk bawang lapisan
merah (Allium cepa L.) eter
Identifikasi makroskopis serbuk diuapkan,
bawang merah dilakukan dengan uji tetesi
vanilin
organoleptis. Hasil organoleptis dapat 10%
dilihat pada tabel berikut ini dalam
Tabel 1 H2SO4(p)
Hasil Identifikasi Serbuk Bawang Saponin Serbuk, - Tidak
Merah HCL Mengandung
Keterangan Organoleptis encer Saponin
Bentuk Serbuk kocok
Warna Coklat kekuningan Flavanoid Serbuk, + Mengandung
Bau Khas serbuk Flavanoid
Agus Winarso, Pengaruh Bawang Merah 61
Mg, HCL PEMBAHASAN
2N, Berdasarkan karakteristik usia,
panaskan,
amil
responden paling banyak usia 46-55 tahun
alkohol, sebanyak 14 orang (45,2%). Responden
kocok paling sedikit berusia 2530 tahun (9,7%).
Penetapan kadar air serbuk Semakin bertambanya umur seseorang,
bawang merah. resiko memiliki kolesterol tinggi pun akan
Tabel 3 semakin meningkat. Kolesterol yang ada
Hasil Penetapan Kadar Air Dalam di pembuluh darah semakin lama semakin
Serbuk Bawang Merah menebal, semakin bertambah usia maka
Berat serbuk Kadar air (% b/b) penebalan plak pada pembuluh darah yang
terjadi pun akan semakin meningkat, pada
2,022 3,96 % pria umunya kadar kolesterol terus
2,024 3,46 % meningkat setelah berumur lebih dari 45
2,088 3,60 % tahun. Sementara pada wanita akan naik
saat menopause atau di atas 55 tahun.
Rata-rata 3,67 %
Pada usia yang semakin lanjut plak
Hasil penetapan kadar air serbuk kolesterol yang menumpuk pada
bawang merah didapatkan rata-rata pembuluh darah akan semakin menebal.
sebesar 3,67 %. Hasil dari penetapan (Mulyanto, 2012).
kadar air memenuhi persyaratan yang Berdasarkan karakteristik jenis
ditetapkan yaitu kurang dari 10% kelamin, prosentase tertinggi perempuan
(Anonim 1979). sebanyak 28 orang (90,3%), sedangkan
Perhitungan dosis serbuk bawang laki-laki sebanyak 3 orang (9,7%). Dalam
merah. Dosis pada tikus harus hasil penelitian Wiyono dkk (2004)
dikonversikan terlebih dahulu. Dosis yang perempuan lebih beresiko menderita
digunakan pada manusia untuk serbuk kolesterol tinggi dibandingkang laki-laki.
bawang merah adalah 5,6 gram tetapi Hal ini diperkirakan adanya perbedaan
pada penelitian ini menggunakan 6 gram. perilaku dan cara hidup. Dilihat dari segi
Pembuatan kapsul serbuk bawang gender, wanita sebagai ibu rumah tangga
merah. Penelitian ini membuat sekitar yang bertanggung jawab terhadap
3.150 kapsul. Bawang merah yang sudah pengadaan konsumsi makanan di rumah
di oven dengan suhu 60 C selama 10 jam sehingga lebih terpapar terhadap
kemudian diblender dan ditimbang dengan makanan, salah satunya makanan tinggi
berat 6 gram dan dimasukkan ke dalam kolesterol atau berlemak. Disamping itu
cangkang kapsul ukuran 00. Serbuk aktifitas fisik lebih ringan dibandingkan
bawang merah yang sudah dikapsul laki-laki.
kemudian dimasukkan kedalam botol dan Berdasarkan jumlah responden
beri silica gel agar kapsul tersebut tidak terbanyak yaitu pada jenis kolesterol yang
lembab. Kemudian baru diberi label dan berbahaya yaitu dengan kadar kolesterol >
disegel. 240 sebanyak 31 orang yang berarti 100%
dari semua responden. Hal ini terjadi
karena untuk rata-rata responden berumur
62 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 1,Mei 2016, hlm 01-109
lebih dari 45 tahun dimana resiko dalam kategori berbahaya. Hal ini sesuai
kenaikan kadar kolesterol jauh lebih besar. dengan teori yang dikemukakan Wahab
Pada usia yang semakin lanjut plak (2013), bahwa pengendalian kadar
kolesterol yang menumpuk pada kolesterol yang tinggi ini sangat
pembuluh darah akan semakin menebal. dipengaruhi oleh diet serta konsumsi obat
(Mulyanto, 2012). Pada responden yang antikolesterol baik yang berupa obat
sudah mengkonsumsi kapsul bawang kimia, maupun konsumsi obatobat herbal.
merah untuk antikolesterol jumlah Walaupun responden dalam penelitian ini
responden terbanyak yaitu kadar sudah mengonsumsi obat, terutama obat
kolesterol dengan jenis berbahaya antikolesterol golongan herbal (kapsul
sebanyak 21 orang, sedangkan untuk bawang merah), tetapi peneliti tidak dapat
kadar kolesterol jenis perbatasan sebanyak mengawasi diet dari responden. Sehingga
4 orang dan kadar kolesterol yang normal hasil dari penelitian ini, walaupun
sebanyak 6 orang. Hal tersebut mengonsumsi obat antikolesterol, tetapi
menunjukkan bahwa kapsul bawang hasil pemerikasaan pasca perlakuan,
merah mempunyai pengaruh terhadap sebagian besar kadar kolesterol dalam
penurunan kadar kolesterol pada kategori darah responden masih tinggi. Hasil
kadar kolesterol normal, kadar kolesterol wawancara dengan responden yang kadar
perbatasan dan kadar kolesterol kholesterolnya masih tetap tinggi setelah
berbahaya. perlakuan, sebagian besar mereka
Berdasarkan hasil uji statistik non mengatakan bahwa, mereka tidak
parametric Wilcoxon memperlihatkan mengendalikan makan untuk makanan
bahwa kadar kolesterol sebelum yang mengandung kolesterol tinggi. Hasil
mengkonsumsi kapsul bawang merah wawancara yang disampaikan secara
berkisar antara 226 mg/dl dan 370 mg/dl polos oleh mereka, bahwa diantara mereka
dengan rata-rata 281,7 mg/dl. Sedangkan yang tetap tinggi kadar kolesterolnya,
kadar kolesterol setelah mengkonsumsi karena pada saat penelitian kebetulan
kapsul bawang merah berkisar antara 129 sedang musim buah durian, dan mereka
mg/dl dan 400 mg/dl dengan rata-rata penggemar buah durian, dan tetap
273,7 mg/dl. Nilai p=0,737 yang berarti mengonsumsi walaupun kadar
lebih dari α=0,05. Kapsul bawang merah kolesterolnya tinggi.
dapat menurunkan kadar kolesterol
responden sebesar 8 mg/dl . Hasil uji KESIMPULAN DAN SARAN
statistik tersebut dapat diketahui bahwa Kadar kolesterol penderita
kapsul bawang merah tidak mempunyai hiperlipidemia sebelum mengkonsumsi
pengaruh yang bermakna secara statistik kapsul bawang merah berkisar antara 226
terhadap penurunan kadar kolesterol mg/dl dan 370 mg/dl dengan rata-rata
dalam darah. 281,7 mg/dl. Kadar kolesterol penderita
Hasil pemeriksaan darah pasca hiperlipidemia setelah mengkonsumsi
perlakuan menunjukkan bahwa, hanya kapsul bawang merah berkisar antara 129
sebagian kecil responden yang kadar mg/dl dan 400 mg/dl dengan rata-rata
kolesterol darahnya turun secara 273,7 mg/dl. Tidak Ada pengaruh yang
bermakna, sebagian besar responden bermakna secara statistik kapsul bawang
kadar kolesterolnya masih tinggi dan merah terhadap penurunan kadar
Agus Winarso, Pengaruh Bawang Merah 63
kolesterol yaitu dengan p=0,737 (α ˃ Wahab Abdul, 2013. Pengantar Riset
0,05). Penderita Hiperlipidemia Bidang Kesehatan, Kebidanan, dan
disarankan untuk mengkonsumsi bawang Keperawatan. Penerbit : Kaukaba
merah secara teratur sehingga dapat Dirgantara, Jakarta.
menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Diharapkan dapat menggunakan data hasil
penelitian ini sebagai dasar melakukan
penelitian lebih lanjut dengan
mengembangkan variabel yang belum
diteliti pada penelitian ini, serta
melakukan pengembangan metode
penelitiannya.
DAFTAR RUJUKAN
Casaschi Adele, Qi wang, Ka’ohimanu
Dang, Alison Richards, and Andre
Theriault, 2002. Intestinal
Apolipoprotein B Secretion Is
Inhibited by the Flavonoid
Quercetin: Potential Role of
Microsomal Triglycerida Transfer
Protein and Diacylglycerol
Acyltransferase. Lipids. Vol. 37,
No. 7
Piparo E, Scheib H, Frei N, Williamson
G, Grigorov M, Nestle C., 2008,
Flavonoids for Controlling Starch
Digestion: Structural Requirements
for Inhibiting Human α-Amylase. J
Med Chem. Vol. 51, No. 12.
Price Sylvia A, Lorraine M. Wilson, 2006.
Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit, edisi 6.
Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Sheperd J. 2001. The Role Of The
Exogenous Pathway In
Hypercholesterolaemia. European
Heart J3 Supl E:2-5.
Soebroto, Linda, 2010. Hubungan antara
Kadar LDL Kolesterol pada
Penderita Stroke di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. (Skripsi).
UNS : Fakultas Kedokteran.