ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.2, No.
1 April 2015 | Page 462
PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO, NON PERFORMING LOAN, GOOD
CORPORATE GOVERNANCE, BIAYA OPERASIONAL TERHADAP
PENDAPATAN OPERASIONAL, DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP
RETURN ON ASSETS PADA BANK DEVISA YANG GO PUBLIC PERIODE 2010-
2012
INFLUENCE OF LOAN TO DEPOSIT RATIO, NON PERFORMING LOAN, GOOD
CORPORATE GOVERNANCE, OPERATIONAL EXPENSE TOWARD
OPERATIONAL INCOME, AND CAPITAL ADEQUACY RATIO TOWARD
RETURN ON ASSETS OF FOREIGN BANKS WHICH GO PUBLIC IN 2010-2012.
Hasbi Ash Shidieq
Universitas Telkom
Willy Sri Yuliandari, SE., MM., Ak.
Universitas Telkom
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan
(NPL), Good Corporate Governance (GCG), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),
dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Assets (ROA) bank devisa yang go public periode 2010-
2012.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif verifikatif bersifat kausal. Pengambilan sampel mengunakan
metode purposive sampling. Metode analisis data menggunakan analisis regresi data panel. Uji hipotesis
menggunakan uji F, uji determinasi, dan uji t.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel LDR berpengaruh positif terhadap ROA, variabel GCG
dan BOPO berpengaruh negatif tehadap ROA, serta variabel NPL dan CAR tidak berpengaruh terhadap ROA.
Semua variabel berpengaruh secara simultan terhadap ROA sebesar 71,49%.
Kata kunci : LDR, NPL, GCG, BOPO, CAR, ROA
ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL),
Good Corporate Governance (GCG), Operational Expense to Operational Income (BOPO), and Capital
Adequacy Ratio (CAR) toward Return On Assets (ROA) of foreign banks which go public in 2010-2012.
This study classified as descriptive research verification of causality. The sample employed purposive
sampling method. The method of data analysis used panel data regression analysis. The test of hypotheses used
F-test, determinant test, and t-test.
The findings show that LDR is positively influenced towards ROA while GCG and BOPO is negatively
influenced toward ROA. Also NPL and CAR do not have effect to ROA. Lastly, in general all of the variables is
simultaneously influenced toward ROA to the amount of 71,49%.
Key words : LDR, NPL, GCG, BOPO CAR, ROA
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 463
1. Pendahuluan
Bank adalah suatu badan usaha yang kegiatan utamanya menerima simpanan dari masyarakat dan/atau
pihak lainnya, kemudian mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dijelaskan lebih luas lagi bahwa bank
merupakan lembaga intermediasi antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan
dana. Selain itu bank juga membantu kelancaran sistem pembayaran dalam setiap transaksi ekonomi sehingga
bisa memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan lancarnya kegiatan perekonomian maka pembangunan ekonomi
pun akan meningkat (Latumaerissa, 2011:135)
Lembaga keuangan bank di Indonesia sempat merasakan kehilangan kepercayaan masyarakat terhadap
bank. Situasi tersebut tejadi pada saat Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1998 akibat merosotnya
nilai tukar rupiah terhadap dollar. Indonesia kembali mengalami krisis yang memberikan dampak negatif
terhadap perekonomian negara pada tahun 2008 dimana kredit perumahan di Amerika Serikat diberikan kepada
debitur-debitur yang memiliki portofolio yang buruk. Pada tahun 2013, terjadi kembali guncangan terhadap
stabilitas ekonomi dalam negeri karena impor yang terus meningkat diiringi dengan ekspor yang lamba t
sehingga defisit neraca perdagangan semakin lebar dan tidak terkendali. Impor yang lebih besar daripada ekspor
akan mengurangi cadangan devisa negara, padahal semakin besar devisa yang masuk ke dalam negeri maka sumber
dana bagi pembiayaan berbagai aktivitas ekonomi dan peningkatan kegiatan usaha perbankan nasional pun
semakin besar.
Bank Indonesia dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengeluarkan Peraturan
Bank Indonesia No. 13/20/PBI/2011 tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Devisa Utang Luar
Negeri menyatakan bahwa Bank Indonesia mewajibkan eksportir menerima devisa hasil ekspor dan debitur
utang luar negeri menarik devisa utang luar negeri melalui bank devisa di Indonesia. Kebijakan ini bertujuan
agar meningkatkan jumlah devisa ke pasar valas domestik sehingga nilai rupiah stabil dan mendukung kebijakan
moneter. Dalam mendukung kebijakan moneter tersebut, bank harus mempunyai kinerja yang baik.
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan
telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Fahmi
2010:142). Rasio perofitabilitas merupakan salah satu rasio untuk mengukur kinerja keuangan dengan
menggunakan Return On Assets atau Return On Equity (Tandelilin, 2010:372). Menurut Fahmi (2011:68),
semakin baik profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan
perusahaan.
Dari 39 bank devisa yang tercatat di Bank Indonesia, terdapat beberapa bank dengan ROA semakin
menurun pada periode 2010-2013. Ini mengindikasikan bahwa keuntungan yang diperoleh bank tersebut
semakin rendah setiap tahunnya sehingga diperlukan prediksi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi ROA.
Semakin baik kinerja keuangan maka semakin baik juga kesehatan bank tersebut. Berdasarkan PBI No.
13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia telah menetapkan sistem
penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis Risiko (RBBR) yang terdiri dari risk profile, good corporate
governance, earnings, dan capital.
Di Indonesia sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai profitabilitas yang diproksikan
menggunakan ROA tetapi masih terdapat ketidakkonsistenan dari hasil penelitian-penelitian tersebut. Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana LDR, NPL, GCG, BOPO, dan CAR pada bank devisa dan
bagaimana pengaruhnya terhadap ROA.
2. Dasar Teori dan Metodologi Penelitian
2.1 Tinjauan Pustaka
Penilaian untuk menilai kesehatan suatu bank pada awalnya menggunakan metode CAMEL sesuai
dengan Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004, tetapi sesuai Peraturan Bank Indonesia no 13/ 1
/PBI/2011, komponen penilaian kesehatan bank berubah menjadi metode RGEC. Penilaian ini bertujuan untuk
menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat sehingga Bank
Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut
harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya (Kasmir, 2008:51).
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 464
Faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank antara lain sebagai berikut :
a) Risk profile
Menurut peraturan BI diatas terdapat delapan risiko yang dihadapi oleh bank, risiko-risiko tersebut
dikategorikan sebagai risiko kualitatif dan risiko kuantitatif. Risiko kuantitatif terdiri dari risiko
likuiditas, risiko kredit, dan risiko pasar sedangkan risiko kualitatif terdiri dari risiko operasional, risiko
hokum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi.
b) Good Corporate Governance
Good Corporate Governance (GCG) merupakan struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh
organ-organ perusahaan sebgai upaya untuk memberi nilai tambah perusahaan secara
berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskan moral, etika, budaya dan aturan berlaku lainnya (Indonesian Institut for
Corporate Governance). Penilaian aspek GCG menggunakan penilaian self assessment bank. Menurut
Surat Edaran Bank Indonesia No 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi bank umum, bank harus melakukan penilaian sendiri (self assessment) disesuaikan
dengan periode penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, yaitu paling kurang setiap semester untuk
posisi akhir bulan Juni dan akhir bulan Desember.
c) Earnings
Kasmir (2008,52) aspek earnings merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya,
apakah setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank
bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara earnings yang terus meningkat.
d) Capital
Menurut PBI No 13/ 1 /PBI/2011 penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi penilaian
terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan. Bank dengan modal yang tinggi
dianggap relative lebih aman dibandingkan dengan bank yang modalnya rendah, hal ini disebabkan dengan
modal yang tinggi biasanya memiliki kebutuhan pendanaan yang lebih rendah dari pendanaan eksternal
(Dietrich et al., 2009)
Kasmir (2008:50) aspek permodalan yang dinilai adalah permodalan yang didasarkan kepada kewajiban
penyediaan minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan pada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang
telah ditetapkan BI. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR) dan sesuai ketentuan BI menetapkan besarnya rasio CAR adalah 8%.
e) Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar
kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi.
Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan
keuntungan perusahaan (Fahmi, 2011:68). Rasio profitabilitas diproksikan dengan menggunakan Return
On Assets.
2.2 Kerangka Pemikiran
a) Loan to Deposit Ratio dan Return On Assets
Loan to Deposit Ratio (LDR) mencerminkan rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh
bank umum kepada nasabahnya dibanding dengan dana yang masuk atau terkumpul dari masyarakat
Jika bank menyalurkan dana yang dihimpun dalam jumlah yang cukup besar dalam bentuk kredit maka
bank akan mendapatkan laba yang besar juga dari bunga kredit. Bank yang memiliki total aset yang
besar, mempunyai kesempatan untuk menyalurkan kreditnya kepada pihak peminjam dalam jumlah
besar, sehingga memperoleh keuntungan yang tinggi (Alper et al,2011).
Jadi berdasarkan teori tersebut bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif
terhadap Return On Assets (ROA) karena semakin tinggi LDR menunjukkan semakin tinggi juga
pembiayaan yang diberikan bank kepada nasabahnya dalam bentuk kredit maka laba bank yang
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 465
diperoleh dari bunga kredit pun akan semakin tinggi. Teori ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Widati (2012), Prasanjaya dan Ramantha (2013), Puspitasari (2009), Ariyani (2010) dan Narayana
(2013) yang menunjukan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap ROA.
b) Non Performing Loan dan Return On Assets
Hasibuan (2009:175), risiko kredit merupakan risiko yang timbul akibat dari ketidakpastian
dalam pengembaliannya. Jadi, apabila debitur tidak dapat melunasi kewajibannya dan tidak dapat
membayar bunga serta kewajiban-kewajiban lainnya maka bank sedang berhadapan dengan risiko
kredit. Menurut Kasmir (2008) NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap
kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan
jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam
kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank
sehingga Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Assets (ROA) karena
semakin tinggi rasio NPL maka kredit macet pun tinggi sehingga menghambat bank dalam memperoleh
pendapatan dari bung kredit.
Teori tersebut dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Paramitha, Suwendra, dan
Yudiatmaja (2014), Eng (2013), dan Puspitasari (2009) yang menunjukan bahwa NPL berpengaruh negatif
terhadap ROA.
c) Good Corporate Governance dan Return On Assets
Menurut The Indonesian Institute Corporate Governance, GCG didefinisikan sebagai Struktur,
sistem dan proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai
tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang. Semakin kecil nilai komposit
GCG menunjukkan semakin baik kinerja GCG perbankan, maka jika nilai komposit GCG suatu bank
besar diindikasikan bahwa kinerja bank tersebut belum optimal. Kinerja yang tidak optimal akan
berdampak dalam pertumbuhan laba yang kurang optimal juga. Dapat ditarik kesimpulan jika nilai
komposit GCG berpengaruh negatif terhadap Return On Assets.
d) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan Return On Assets
Rasio BOPO digunakan untuk mengukur efisiensi operasional bank dengan membandingkan
biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasional merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh pihak bank dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya, sedangkan pendapatan
operasional adalah pendapatan yang diterima oleh bank dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya
(Prasanjaya dan Ramantha, 2013). Jadi berdasarkan teori tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
semakin tinggi rasio BOPO maka semakin tidak efisien operasional perusahaan sehingga pendapatan
perusahaan pun menurun (negatif).
Teori tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Prasanjaya dan Ramantha (2013),
Wibowo dan Syaichu (2013), Ariyani (2010) dan Puspitasari (2009) menunjukan bahwa BOPO
berpengaruh negatif terhadap ROA.
e) Capital Adequacy Ratio dan Return On Assets
CAR yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola asetnya untuk
mengembangkan perusahaannya serta mampu menanggung segala beban dari aktivitas-aktivitas operasi
bank (Alper, et al., 2011). Ben Naceur et al. (2008), berpendapat bahwa bank yang memiliki modal
yang tinggi cenderung menunjukkan tingginya profitabilitas. Pendapat ini didukung oleh Dietrich, et al.
(2009), yang memperlihatkan hasil CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Dapat disimpulkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Return
On Assets (ROA) karena semakin tinggi modal yang dimiliki oleh bank, maka semakin tinggi juga
penyaluran kredit sehingga pendapatan dari bunga kredit pun akan meningkat. Kesimpulan ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Widati (2012), Narayana (2013), Ariyani (2010) dan Puspitasari
(2009) menunjukan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap ROA.
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 466
Variabel Independen Variabel Dependen (Y)
(X)
Profitabilitas
LDR (X1)
NPL (X2)
ROA(Y)
GCG (X3)
BOPO (X4)
CAR (X5)
Gambar 1
Kerangka Penelitian
Keterangan :
: Mempunyai Pengaruh Simultan Terhadap ROA (Y)
: Mempunyai Pengaruh Parsial Terhadap ROA (Y)
2.3 Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh secara simultan LDR, NPL, GCG, BOPO, dan CAR terhadap ROA
2. Terdapat pengaruh secara parsial LDR terhadap ROA
3. Terdapat pengaruh secara parsial NPL terhadap ROA
4. Terdapat pengaruh secara parsial GCG terhadap ROA
5. Terdapat pengaruh secara parsial BOPO terhadap ROA
6. Terdapat pengaruh secara parsial CAR terhadap ROA
2.4 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank devisa yang terdaftar di Bank Indonesia yang
berjumlah 39 bank dengan jumlah objek penelitian 11 bank dan periode penelitian selama 3 tahun sehingga
jumlah sampel adalah 33. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria
sebagai berikut :
a. Bank devisa yang tercatat di Bank Indonesia.
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 467
b. Bank devisa yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
c. Bank devisa yang menerbitkan annual report dan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2010-2012.
d. Bank devisa yang memunculkan penilaian self assessment selama tahun 2010-2012
2.5. Variabel Operasional
a) Variabel Independen
1. Loan to Deposit Ratio
Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan salah satu rasio likuiditas untuk mengukur pembiayaan yang
diberikan oleh bank umum kepada nasabahnya dibanding dengan dana yang masuk atau terkumpul dari
masyarakat (Alper et al, 2011).
LDR = Penyaluran Kredit/Total Pengumpulan Dana x 100%
2. Non Performing Loan
Non Performing Loan (NPL) adalah perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit (Taswan,
2010: 166). Kredit bermasalah adalah kredit kepada pihak ketiga bukan bank yang tergolong kurang
lancar, diragukan, dan macet, sedangkan total kredit adalah kredit kepada pihak ketiga bukan bank.
NPL = Kredit Macet/Total Kredit x 100%
3. Good Corporate Governance
Good Corporate Governance (GCG) merupakan struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh
organ-organ perusahaan sebgai upaya untuk memberi nilai tambah perusahaan secara
berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskan moral, etika, budaya dan aturan berlaku lainnya (Indonesian Institut for
Corporate Governance).
Tabel 1
Penilaian self assessment GCG Bank
Kriteria Nilai
Nilai Komposit < 1,5 Sangat Baik
1,5 < Nilai Komposit < 2,5 Baik
2,5 < Nilai Komposit < 3,5 Cukup Baik
3,5 < Nilai Komposit < 4,5 Kurang Baik
Nilai Komposit > 4,5 Tidak Baik
4. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur efisiensi operasional bank dengan membandingkan biaya operasional terhadap pendapatan
operasional (Prasanjaya dan Ramantha, 2013).
BOPO = Biaya Operasional/Pendapatan Operasional x 100%
5. Capital Adequacy Ratio
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan perbandingan modal bank dengan Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (Taswan, 2010: 166). Permodalan adalah faktor penting bagi suatu perusahaan dalam
CAR = Modal/Aktiva Tertimbang Menurut Resiko x 100%
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 468
rangka pengembangan usaha serta untuk menampung risiko-risiko yang mungkin terjadi (Pandia,
2012:224).
b) Variabel Dependen
Return On Assets (ROA) diperoleh dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak dengan jumlah aset
perusahaan (Tandelilin, 2010:372). ROA adalah rasio profitabilitas perusahaan yang mengukur laba perusahaan
yang dihasilkan dalam setiap pemanfaatan asetnya.
ROA = Laba Sebelum Pajak/Total Aktiva x 100%
2.6 Teknik Analisis Data
Metode analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi data panel. Menurut
Winarno (2011:102), data panel adalah data yang terdiri atas beberapa variabel seperti pada data seksi silang,
namun juga memiliki unsur waktu seperti pada data runtut waktu. Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model regresi data panel yang persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = α + β1LDR + β2NPL + β3GCG + β4BOPO + β5CAR + ε
Keterangan:
Y = ROA
α = Konstanta
β1- β5 = Koefisien regresi dari setiap variabel independen
LDR = Loan to Deposit Ratio
NPL = Non Performing Loan
GCG = Good Corporate Governance
BOPO = Biaya Operasional terhadap Beban Operasional
CAR = Capital Adequacy Ratio
ε = Error term
3. Pembahasan
Hasil pengujian statistik deskriptif tersaji dalam tabel berikut ini :
Tabel 2
Statistik Deskriptif
ROA LDR NPL GCG BOPO CAR
Mean 0,02206 0,77838 0,01379 1,46015 0,78576 0,16532
Median 0,02045 0,77103 0,00925 1,40000 0,78728 0,15480
Maximum 0,04328 1,01035 0,03229 2,50000 1,11663 0,45750
Minimum 0,00157 0,54185 0,00227 1,00000 0,58160 0,10725
Std. Dev. 0,01122 0,10468 0,00985 0,37580 0,11446 0,06115
Dari tabel tersebut menunjukan bahwa nilai rata-rata ROA bank devisa periode 2010-2012 sebesar
0,02206 bisa dikatakan baik karena berada diatas nilai minimal ROA yaitu 0,0122. Nilai ROA tertinggi sebesar
0,004328 terjadi pada Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2012 dan nilai ROA terendah sebesar 0,00157 terjadi
pada Bank QNB Kesawan pada tahun 2010. Nilai rata-rata LDR sebesar 0,77838 bisa dikatakan baik karena
masih berada dibawah nilai LDR yang ditentukan yaitu 80% - 110%. Nilai LDR tertinggi sebesar 1,01035 terjadi
pada Bank Danamon pada tahun 2012 dan nilai LDR terendah sebesar 0,54185 terjadi pada Bank Central Asia pada
tahun 2010. Nilai rata-rata NPL sebesar 0,01379 bisa dikatakan baik karena masih berada dibawah nilai
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 469
NPL yang ditentukan yaitu 0,05. NPL tertinggi sebesar 0,03229 terjadi pada Bank Danamon pada tahun 2010
dan nilai NPL terendah terjadi pada Bank Central Asia pada tahun 2012. Nilai rata-rata GCG sebesar 1,46015
menunjukan bahwa tata kelola bank devisa dapat dikategorikan sangat baik. Nilai GCG tertinggi sebesar 2,500
terjadi pada Bank Bukopin pada tahun 2012 dan nilai GCG terendah sebesar 1,00 terjadi pada Bank Central Asia
pada tahun 2011. Nilai rata-rata BOPO bank devisa sebesar 0,78576 menunjukan bahwa efisiensi bank devisa
bias dikatakan baik karena nilainya masih dibawah 90%. Nilai BOPO tertinggi sebesar 1,11663 terjadi pada
Bank QNB Kesawan pada tahun 2012 dan nilai BOPO terendah sebesar 0,58160 terjadi pada Bank Central Asia
pada tahun 2011. Nilai rata-rata CAR bank devisa sebesar 0,16532 menunjukan bahwa aspek permodalan bank
devisa bias dikatakan baik karena nilainya diatas 8%. Nilai CAR tertinggi sebesar 0,45750 terjadi pada Bank
QNB Kesawan pada tahun 2011 dan nilai CAR terendah sebesar 0,10725 terjadi pada Bank QNB Kesawan pada
tahun 2010. Secara keseluruhan aspek-aspek kesehatan bank devisa bisa dikatakan baik karena nilainya masih
berada dalam pengawasan Bank Indonesia.
Hasil analisis regresi data panel dengan pemilihan akhir model yaitu Random Effect Method disajikan
dalam tabel berikut :
Tabel 3
Random Effect Method
Dependent Variable: ROA?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 12/14/14 Time: 10:12
Sample: 2010 2012
Included observations: 3
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 33
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.069848 0.005728 12.19507 0.0000
LDR? 0.018753 0.005369 3.492829 0.0017
NPL? 0.048869 0.056110 0.870946 0.3915
GCG? -0.003598 0.001620 -2.221025 0.0349
BOPO? -0.075379 0.006156 -12.24553 0.0000
CAR? 0.008632 0.007853 1.099118 0.2814
Random Effects (Cross)
_BBCA--C 0.000546
_BBNI--C 0.000880
_BBRI--C 0.006932
_BBKP--C -0.001589
_BDMN--C 0.003661
_BKSW--C 0.000892
_BMRI--C 0.001270
_BNII--C -0.003641
_BSIM--C -0.001421
_NISP--C -0.005885
_PNBN--C -0.001645
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.002081 0.5033
Idiosyncratic random 0.002068 0.4967
Weighted Statistics
R-squared 0.714858 Mean dependent var 0.010977
Adjusted R-squared 0.662054 S.D. dependent var 0.005913
S.E. of regression 0.003437 Sum squared resid 0.000319
F-statistic 13.53795 Durbin-Watson stat 1.208563
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 470
Prob(F-statistic) 0.000001
Unweighted Statistics
R-squared 0.801962 Mean dependent var 0.022063
Sum squared resid 0.000798 Durbin-Watson stat 0.483266
Dari tabel tersebut menunjukan bahwa F-statistic sebesar 0,000001 < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti
variabel Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Good Corporate Governance, Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional, dan Capital Adequacy Ratio berpengaruh secara simultan terhadap Return On
Assets. Nilai R-squared sebesar 0,714858 menunjukan bahwa variabel independen tersebut mampu menjelaskan
variabel dependen sebesar 71,49% sedangkan sisanya sebesar 28,51% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
oleh penulis.
Dari tabel tersebut pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen adalah
sebagai berikut :
a) Nilai probabilitas LDR sebesar 0,0017 < 0,05 menunjukan bahwa variabel ini berpengaruh secara
signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien 0,018753 menunjukann bahwa setiap kenaikan 1 nilai LDR
(variabel lain konstan) maka ROA akan meningkat sebesar 0,018753 satuan.
b) Nilai probabilitas NPL sebesar 0,3915 > 0,05 menunjukan bahwa variabel ini tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien 0,048869 menunjukan bahwa setiap kenaikan 1 nilai NPL
(variabel lain konstan) maka ROA akan meningkat sebesar 0,048869 satuan.
c) Nilai probabilitas GCG sebesar 0,0349 < 0,05 menunjukan bahwa var iabel ini berpengaruh secara
signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien sebesar -0,003598 menunjukan bahwa setiap kenaikan 1 nilai
GCG (variabel lain konstan) maka ROA akan menurun sebesar -0,003598 satuan.
d) Nilai probabilitas BOPO sebesar 0,0000 < 0,05 menunjukan bahwa variabel ini berpengaruh secara
signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien sebesar -0,075379 menunjukan bahwa setiap kenaikan 1 nilai
BOPO (variabel lain konstan) maka ROA akan menurun sebesar -0,075379 satuan.
e) Nilai probabilitas CAR sebesar 0,2814 < 0,05 menunjukan bahwa variabel ini tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien sebesar 0,008632 menunjukan bahwa setiap kenaikan 1 nilai
CAR (variabel lain konstan) maka ROA akan meningkat sebesar 0,008632 satuan.
4. Kesimpulan
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa aspek-aspek kesehatan bank devisa periode 2010-2012 bisa
dikatakan baik karena nilainya masih berada dalam pengawasan Bank Indonesia. Hasil dari analisis regresi data
panel menunjukan bahwa secara simultan variabel independen mempengaruhi variabel dependen sebesar
71,49%. Secara parsial, variabel LDR berpengaruh secara positif terhadap ROA. Secara parsial, variabel GCG
dan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Secara parsial, variabel NPL dan CAR tidak berpengaruh
terhadap ROA.
Daftar Pustaka
[1] Alper, Deger and Adem Anbar. (2011). Bank Specific And Macroeconomic Determinants of Commercial
Bank Profitability, Emprical Evidence from Turkey. Journal Business and Economics. Vol 5 No. 1
pp:139-152.
[2] Ariyani, Desi. (2010). Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, dan LDR pada Bank Devisa di Indonesia
Tahun 2003-2006. Skripsi. Universitas Diponegoro.
[3] Eng, Tan Sau. (2013). Pengaruh NIM, BOPO, LDR, NPL, dan CAR terhadap ROA Bank Internasional
dan Bank Nasional Go Public Periode 2007-2011. Jurnal Dinamika Manajemen. ISSN 2338-123X Vol. 1
No. 3 Juli-September 2013.
[4] Fahmi, Irham. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
[5] Harahap, Sofyan Safri. (2011). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
[6] Hasibuan, Melayu. (2009). Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 471
[7] Kasmir. (2013). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
[8] Latumaerissa, Julius R. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.
[9] Narayana, I Putu Gede. (2013). Pengaruh Perputaran Kas, LDR, Tingkat Permodalan, dan Leverage
terhadap Profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat Se-Kota Denpasar Periode 2009-2011. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. ISSN 2302-8556 Vol. 3 No. 2 2013.
[10] Pandia, Frianto. (2012). Manjemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: Rineka Cipta.
[11] Paramitha, Karisma Dewi, I Wayan Suwendra dan Fridayana Yudiatmaja. (2014). Pengaruh Resiko
Kredit dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Go Publik Periode
2010-2012. E-Jurnal Bisma Pendidikan Universitas Ganesha. Volume 2 Tahun 2014.
[12] Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. 2011.
Jakarta: Bank Indonesia.
[13] Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/20/PBI/2011 Tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan
Penarikan Devisa Utang Luar Negeri. 2011. Jakarta: Bank Indonesia
[14] Prasanjaya, Yogi dan I Wayan Ramantha. (2013). Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, LDR, dan
Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas Bank yang Terdaftar di BEI. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. ISSN 2302-8556 Vol. 4 No. 1 2013.
[15] Puspitasari, Diana. (2009). Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, dan Suku Bunga SBI
Terhadap ROA (Studi pada Bank Devisa di Indonesia periode 2003-2007). Thesis. MM Undip.
[16] Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyarkarta: Kanisius.
[17] Taswan, Cand. (2010). Manajemen Perbankan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.
[18] Wibowo, Edhi Satriyo dan Muhammad Syaichu. (2013). Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR,
BOPO,NPF terhadap Profitabilitas Bank Syari’ah. Diponegoro Journal of Management. ISSN 2337-3792
Vol. 2 No. 2 Tahun 2013.
[19[ Widati, Lityorini Wahyu. (2012). Analisis Pengaruh CAMEL terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan
yang Go Publik. Dinamika Akuntansi, Keuangan, dan Perbankan. ISSN 1979-4878 Vol. 1 No. 2
November 2012.