Pengaruh Good Corporate Governance , JRAK
4,1
Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap
kinerja Keuangan Perusahaan
579
Adi Sindhu Nurcahya, Endang Dwi Wahyuni, Setu Setyawan
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas No.246 Malang
ABSTRACT
This research aims to empirically prove that influence the size of commissioners, size of inde-
pendent commissioners, size of directors, the size of audit committee, the size of corporation and
leverage toward corporation’s financial performances partially and simultaneously. The object
of this research is manufacturing corporation sector and chemical industry base which is regis-
tered in indonesian stock exchange 2012-2013.The date which is used is secondary data directly
obatained from website of BEI and each of corporations’ website by using documentation
tehcnique. The data is analyzed by using double regression analysis method and hypotheses.
This research concludes that simultaneously test shows the result that commssioners variable,
independent commssioners, directors, audit committee, size of corporation,and Leverage which
has positive influence and significant on the change of financial performance dependent vari-
able. Meanwhile partially test shows the result that only variable of directors and leverage
which has significantly influence toward financial performance and partially commissioners
variable, indeopendent coommissioners,audit committee,and the size of corporation do not have
the significant influence toward financial performances.
Ke yw ords : Size of commissioners, size of independent commissioners, size of directors, size of
audit committee, size of the corporation,and Leverage, financial performance.
PE ND AHULUAN
Kajian mengenai Corporate Governance meningkat dengan pesat seiring
dengan terbukanya skandal keuangan berskala besar (misalnya skandal Enron,
Tyco, Worldcom dan Global Crossing) yang melibatkan akuntan, salah satu elemen
penting dari Good Corporate Governance. Berbagai tulisan memaparkan konse-
kuensi negatif dari weakgovernance system dan berusaha mengidentifikasi faktor-
faktor penentu yang dapat meningkatkan implementasi corporate governance
(Iskander dan Chamlou, 2000), misalnya menyampaikan bahwa krisis ekonomi
yang terjadi di kawasan Asia Tenggara dan negara lain terjadi bukan hanya akibat
faktor ekonomi makro namun juga karena lemahnya corporate governance yang
ada di negara-negara tersebut, seperti lemahnya hukum, standar akuntansi dan
pemeriksaan keuangan (auditing) yang belum mapan, pasar modal yang masih
under-regulated, lemahnya pengawasan komisaris, dan terabaikannya hak mino-
ritas. Hal ini berarti bahwa good corporate governance tidak saja berakibat positif
bagi pemegang saham, namun juga bagi masyarakat yang lebih luas yang berupa
pertumbuhan ekonomi nasional. Karena itulah berbagai lembaga-lembaga ekonomi
dan keuangan dunia seperti World Bank dan International Monetary Fund sangat
berkepentingan terhadap penegakan corporate governance di negara-negara pene-
rima dana karena mereka menganggap bahwa corporate governance merupakan
bagian penting sistem pasar yang efisien. Jurnal Reviu Akuntansi
Hadirnya Good Corporate Governance dalam pemulihan krisis di Indonesia dan Keuangan
menjadi mutlak diperlukan, mengingat Good Corporate Governance mensyaratkan ISSN: 2088-0685
Vol.4 No. 1, April 2014
suatu pengelolaan yang baik dalam sebuah organisasi. GCG merupakan sistem Pp 579-588
Pengaruh yang mampu memberikan perlindungan dan jaminan hak kepada stakeholders,
Good termasuk di dalamnya adalah shareholders, lenders, employees, executives, gov-
Corporate ernment, customers dan stakeholders yang lain (Naim, 2000).Dua hal yang menjadi
Governance... perhatian utama konsep ini adalah (1) pentingnya hak pemegang saham untuk
memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya, (2) kewa-
jiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat
580 tepat pada waktunya, dan transparan mengenai semua hal yang berkaitan dengan
kinerja perusahaan, kepemilikan dan pemegang kepentingan (stakeholder) (YPPMI
& Sinergy Communication, 2002).
Teori keagenan mengemukakan jika antar pihak principal (pemilik) dan agen
(manajer) memiliki kepentingan yang berbeda, muncul konflik yang dinamakan
konflik keagenan (agency conflict). Pemisahan fungsi antara pemilik dan mana-
jemen ini memiliki dampak negatif yaitu keleluasaan manajemen (pengelola) per-
usahaan untuk memaksimalkan laba. Hal ini akan mengarah pada proses memak-
simalkan kepentingan manajemen sendiri dengan biaya yang harus ditanggung
oleh pemilik perusahaan. Kondisi ini terjadi karena asymmetry information antara
manajemen dan pihak lain yang tidak memiliki sumber dan akses yang memadai
untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk memonitor tindakan mana-
jemen (Richardson, 1998 ; DuCharme et al., 2000).
Penelitian tentang good corporate governance memberikan bukti empiris
bahwa variabel good corporate governance merupakan faktor penting dalam
menentukan nilai perusahaan dan berpengaruh terhadap kinerja keuangan per-
usahaan seperti. Good corporate governance memberikan suatu struktur yang
memfasilitasi penentuan visi dan misi dan merupakan sarana untuk memilih teknik
monitoring kinerja. Good corporate governance juga memberikan jaminan ke-
untungan dan keamanan atas dana yang ditanamankan tidak akan digelapkan
oleh pengelola perusahaan.
Selain penerapan corporate governance, investor dan kreditor juga perlu
mempertimbangkan karakteristik setiap perusahaan karena karakteristik per-
usahaan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan ukuran perusahaan dan leverage untuk mewakili karakteristik
perusahaan. Ukuran perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemam-
puan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dalam
mengelola tingkat risiko investasi yang diberikan para stakeholder untuk mening-
katkan kemakmuran, sedangkan leverage menunjukan proporsi atas penggunaan
utang untuk membiayai investasinya sehingga ikut berperan dalam upaya me-
ningkatkan kinerja keuangan karena dengan perusahaan-perusahaan yang
memperoleh sumber dana dengan berhutang dapat mengetahui sejauh mana
pengaruh pinjaman yang diambil perusahaan terhadap peningkatan kinerja ke-
uangan perusahaan.
Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa leverage keuangan meru-
pakan alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan laba. Penggunaan
hutang dalam investasi sebagai tambahan untuk mendanai aktiva perusahaan
diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan,
karena aktiva perusahaan digunakan untuk menghasilkan laba. Dengan demikian
laba yang tersedia untuk pemegang ekuitas menjadi lebih besar. Tetapi, pengguna-
an leverage yang semakin besar menyebabkan beban bunga semakin besar
(Brigham dan Gapenski 1997). Jika beban bunga sangat besar sedangkan laba
operasi tidak cukup besar maka akan timbul masalah kesulitan keuangan yang
menyebabkan kinerja menurun. Namun demikian beban bunga hutang juga meru-
pakan pengurang pajak yang dapat meningkatkan nilai perusahaan (Brigham
dan Gapenski 1997). Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa hutang dapat me-
ningkatkan kinerja. Sedangkan bila perusahaan menggunakan ekuitas maka tidak
terdapat penghematan pajak karena beban ekuitas tidak mengurangi pajak.
Bouresli (2001) dan Lin (2010) menemukan bahwa rasio hutang terhadap jumlah
aset berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan, tetapi Calisir et al. (2010)
menemukan pengaruh yang positif.
Ukuran perusahaan merupakan hal yang penting dalam proses pelaporan JRAK
keuangan. Terdapat berbagai proksi yang biasanya digunakan untuk mewakili 4,1
ukuran perusahaan, yaitu jumlah karyawan, total aset, jumlah penjualan, dan
kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan melihat
seberapa besar asset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Aset yang dimiliki
perusahaan ini menggambarkan hak & kewajiban serta permodalan perusahaan.
581
Darmawati (2004) menyatakan bahwa perusahaan besar pada dasarnya
memiliki kekuatan finansial yang lebih besar dalam menunjang kinerja, tetapi
disisi lain, perusahaan dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar. Hesti
(2010) dan Uyun (2010) dalam penelitiannya menemukan bukti bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusaha-
an. Perusahaan dengan aset besar biasanya akan mendapatkan perhatian lebih
dari masyarakat. Hal ini akan menyebabkan perusahaan lebih berhati-hati dalam
melakukan pelaporan keuangan. Perusahaan diharapkan akan selalu berusaha
menjaga stabilitas kinerja keuangan mereka. Pelaporan kondisi keuangan yang
baik ini tentu tidak serta merta dapat dilakukan tanpa melalui kinerja yang baik
dari semua lini perusahaan.
Adanya kinerja keuangan yang baik, akan mendorong investor untuk ber-
investasi diperusahaan tersebut. Maka, setiap pihak terutama pihak eksternal
memerlukan informasi atas laporan keuangan perusahaan. Analisis atas laporan
keuangan sangat penting karena dengan mengetahui laporan keuangan dapat
diketahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan tersebut (Munawir, 2000:1)
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu pengukuran kinerja keuangan
perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan (Kasmir, 2009)
Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan tahunan
yang diaudit oleh kantor akuntan publik sebagai sarana pertanggungjawaban,
terutama kepada pemilik modal. Bagi perusahaan, laporan keuangan merupakan
mekanisme yang penting bagi manajer untuk berkomunikasi dengan investor luar.
Hal tersebut bisa dijelaskan dalam hubungan principal dan agent. Sebagai penge-
lola perusahaan, manajemen bertindak sebagai agen, sementara investor sebagai
pemilik berperan sebagai principal.
Laporan keuangan adalah sebuah produk informasi yang dihasilkan yang
sangat penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaan sehingga dalam penyu-
sunannya tidak bisa terlepas dari proses penyusunannya. Oleh karena itu, setiap
kebijakan dan keputusan yang diambil dalam proses penyusunan laporan keuangan
akan sangat mempengaruhi sekali dalam penilaian kinerja perusahaan.
Industri Manufaktur merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkem-
bang di Indonesia. Namun berdasarkan data Bursa Efek Indonesia ada beberapa
perusahaan Manufaktur yang tidak memberikan informasi mengenai kondisi per-
usahaan kepada publik sebagai wujud tanggung jawab atas pengelolaan per-
usahaan sehingga ada beberapa manajer yang mungkin dapat melakukan mana-
jemen laba dan perusahaan tersebut kehilangan kepercayaan investor. Hal ini
menarik untuk diteliti karena informasi tersebut berkaitan dengan citra per-
usahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul
yaitu: “Pengaruh Good Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Leverage
Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia” yang bertujuan untuk membuktikan secara empiris
mengenai Pengaruh secara parsial dan simultan ukuran dewan komisaris, ukuran
dewan komisaris independen, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, ukuran
perusahaan dan Leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Menurut Erlina (2011) hipotesis adalah “pernyataan atau dugaan yang di-
rumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris dan penjelasan sementara
tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan
Pengaruh terjadi”. Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka konseptual, maka hipotesis
Good penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Corporate H1: Dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja keuangan
Governance... H2: Komisaris Independen berpengaruh terhadap kinerja keuangan
H3: Dewan Direksi berpengaruh terhadap kinerja keuangan
582 H4: Komite Audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan
H5: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan
H6: Leverage berpengaruh terhadap kinerja keuangan
H7: Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Dewan Direksi, Komite Audit (good
corporate governance), Ukuran Perusahaan dan Leverage secara bersama-
sama berpengaruh terhadap kinerja keuangan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif dengan mengambil objek
perusahaan manufaktur pada sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2013 dengan pengambilan sampel meng-
gunakan metode random sampling. Data yang digunakan dalam penelitian adalah
data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan Manufaktur yang dipubli-
kasikan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperoleh secara langsung
dari website BEI yaitu www.idx.co.id dan website masing-masing perusahaan de-
ngan teknik dokumentasi.
Analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Statistic Descriptive. Uji ini dilakukan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data dari sampel penelitian yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, maksimum dan minimum. Kemudian dilanjutkan dengan analisis
regresi berganda yaitu dimulai dari melakukan uji asumsi klasik yang melewati
beberapa tahapan: uji normalitas, uji autokolerasi, uji heteroskedastisitas, uji
Multikolinearitas dan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis melalui tahapan:
uji parsial dan uji simultan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan perusahaan Manufaktur sektor Industri Dasar
dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2013 sebagai
objek penelitian. Setelah dilakukan penyeleksian berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan, maka didapat 15 perusahaan sebagai sampel penelitian dalam dua
tahun penelitian yang berarti 30 unit analisis.
Hasil Analisis statistik deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 30 -.044 .261 .1 0688 .073654
Ukurandewankomisa 30 3 7 4.70 1.557
Ukdekornindependen 30 .250 .500 .35603 .069685
Ukurandireksi 30 3 10 6.10 2.074
Kornaudit 30 3 5 3.33 .661
Ukpeusahaan 30 5.121 7.488 6.46065 .711427
Tab e l 1 . Leverage 30 .074 .726 .36081 .21 4886
Descriptive Statistic
Valid N (listwise) 30
Sumber: Data diolah
Menurut Erlina (2011), “statistik deskriptif merupakan proses transformasi JRAK
data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinter- 4,1
prestasikan”. Statistik deskriptif umumnya digunakan untuk memberi informasi
mengenai variabel penelitian yang utama. Ukuran yang digunakan berupa: fre-
kuensi, tendensi sentral (rata-rata, median, modus), dispersi (deviasi standar, vari-
ance) dan pengukur-pengukur bentuk (measure of shape).
583
Hasil Uji Asumsi Klasik
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: ROA
G a m ba r 1 .
Uji Normalitas
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Dari hasil uji normalitas melalui pendekatan grafik plot data yang terdistribusi
normal, peneliti memperoleh kesimpulan bahwa tampilan pada grafik plot data
memberikan pola yang terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari bentuk grafik
plot data dimana titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya
mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model
regresi terdistribusi secara normal. Dengan demikian,secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan
dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.
Mode 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Tab e l 2 .
Uji Autokolerasi
1 ,743a .552 .436 .05533061 1.335
Dari tabel 2 di atas menjelaskan bahwa nilai Durbin Watson diperoleh sebesar
1.885. Angka ini terletak di antara -2 dan +2, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.
Gambar 2. Uji
Heteroskedastisitas
Pengaruh Grafik Scatterplot di atas memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara
Good acak dan tidak membentuk sebuah pola yang teratur, serta tersebar baik di atas
Corporate maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Berdasarkan hasil tersebut dapat
Governance... disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas atau bersifat homoskedastisitas.
584
Tab e l 3 .
Uji Multikolinearitas
Berdasarkan hasil SPSS 16 diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel dewan
komisaris, dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit, ukuran
perusahaan, dan Leverage menunjukkan hasil yaitu nilai tolerance > 0.1 dan VIF
<10 hasil ini membuktikan bahwa tidak terdapatnya multikolieneritas sehingga
model regresi ini layak digunakan dalam penelitian ini.
Hasil Pengujian Hipotesis
Constant) t Sia.
Ukurandewankornisaris -.003 .430
ukurandireksi -1.862 .075
kornaudit 2.51 8 .019
ukdekornindependen 1.927 .066
ukpeusahaan
-.173 .864
leverage
Tab e l 4 . 1.315 .201
Uji Parsial (uji t)
-4.124 .000
Dari tabel uji t diperoleh nilai t tabel (0.05;23) = 2.068 maka interpretasi
untuk tiap variable penelitian adalah sebagai berikut:
Variabel dewan komisaris secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA) karena t-hitung < t-tabel yaitu -1.862 < -2.068
dan nilai signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0.075 > 0.05. Berdasarkan hasil
penelitian ini maka hipotesis ditolak.
Variabel dewan direksi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan (ROA) karena t-hitung > t-tabel yaitu 2.518 > 2.068 dan nilai
signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0.019 < 0.05. Berdasarkan hasil penelitian
ini maka hipotesis diterima.
Variabel komite audit secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan (ROA) karena t-hitung < t-tabel yaitu 1.927 < 2.068 dan nilai
signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0.066 > 0.05. Berdasarkan hasil penelitian
ini maka hipotesis ditolak.
Variabel dewan komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) karena t-hitung < t-tabel yaitu -
0.173 < -2.068 dan nilai signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0.864 > 0.05.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka hipotesis ditolak.
Variabel ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA) karena t-hitung < t-tabel yaitu 1.315 < 2.068
dan nilai signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0.201 > 0.05. Berdasarkan hasil JRAK
penelitian ini maka hipotesis ditolak. 4,1
Variabel leverage secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan (ROA) karena t-hitung > t-tabel yaitu -4.124 > -2.068 dan nilai signi-
fikansi menunjukkan nilai sebesar 0.000 < 0.05. Berdasarkan hasil penelitian ini
maka hipotesis diterima.
585
Model S u m o f S q u a r es Df Me a n S gu a r e F S iq .
1 Regressio n .087 6 .0 14 4.73 1 .003= Tab e l 5 .
Resi d ual .070 23 .0 03 Uji Simultan (uji F)
Total .157 29
Dari table uji F diperoleh nilai table F (7.23;0.05) = 2.442 dan dari hasil
output spss diperoleh F hitung = 4.731, maka H0 ditolak dan Ha diterima karena
F hitung = 4.731 > F table = 2.442, pada a = 5%, artinya variabel dewan komisaris,
dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit, ukuran perusahaan,
dan Leverage pengaruh yang sangat signifikan terhadap variabel kinerja keuangan
secara simultan atau bersama-sama.
Pembahasan:
Secara simultan dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa dewan komi-
saris, dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit, ukuran per-
usahaan, dan Leverage berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
kinerja keuangan, yang ditunjukkan dari jumlah F hitung > F tabel yaitu F hitung
sebesar 4.731 dan F tabel sebesar 2.442, maka H0 ditolak dan Ha diterima, dengan
tingkat signifikansi 0,003 < 0,05. Sehingga dapat diartikan bahwa variabel inde-
penden dewan komisaris, dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit,
ukuran perusahaan, dan Leverage memiliki pengaruh positif dan signifikan ter-
hadap perubahan variabel dependen kinerja keuangan.
Sedangkan secara parsial dapat apat disimpulkan bahwa hanya variabel
dewan direksi dan Leverage yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
kinerja keuangan dan secara parsial variabel dewan komisaris, dewan komisaris
independen, komite audit, dan ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap kinerja keuangan.
Hal ini bisa dikarenakan untuk dewan komisaris yaitu Jensen (1993) dan
Yenmark (1996) menyatakan bahwa hal tersebut dapat dijelaskan dengan adanya
agency problem (masalah keagenan), yaitu dengan makin banyaknya anggota
dewan komisaris maka badan ini akan mengalami kesulitan dalam menjalan peran.
Diantaranya kesulitan dalam berkomunikasi dan mengkoordinir kerja dari masing-
masing anggota dewan itu sendiri, kesulitan dalam mengawasi dan mengendalikan
tindakan manajemen, serta kesulitan dalam mengambil keputusan yang berguna
bagi perusahaan
Selanjutnya untuk komite audit bisa dikarenakan komite audit belum efektif
dalam menjalankan tugasnya utnuk mengawasi pengelolaan keuangan perusa-
haan sehingga banyak terdapat manipulasi yang dilakukan oleh manajer
perusahaan sehingga mengakibatkan menurunnya kinerja perusahaan seha-
rusnya komite audit harus lebih tegas dan independen dalam menjalankan tugas-
nya di perusahaan tersebut.
Komisaris independen adalah dewan yang dipilih dari RUPS untuk mela-
kukan pengawasan Kinerja keuangan. Dewan komisaris dalam perusahan meru-
pakan dewan yang netral, di mana dewan komisaris independen tersebut berfungsi
sebagai dewan pengawas setelah dewan komisaris dependen. Keberadaan dewan
komisaris independen dalam internal perusahaan diharapkan agar dapat bersikap
arif dan bijaksana serta tidak memihak pada satu pihak sehingga keberadaannya
dapat mengurangi penyelewengan manajemen dan dapat memberikan nilai tam-
Pengaruh bah bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Untuk itu se-
Good makin tinggi komposisi komisaris independen maka akan menurunkan kinerja
Corporate keuangan. Hal ini telah sesuai dengan teori yang diprediksikan.
Governance... Sedangkan untuk Ukuran Perusahaan, Darmawati (2004) menyatakan
bahwa perusahaan besar pada dasarnya memiliki kekuatan finansial yang lebih
besar dalam menunjang kinerja, tetapi di sisi lain, perusahaan besar juga dihadap-
586
kan pada masalah keagenan yang lebih besar (karena lebih sulit untuk dimonitor).
Hasil pengujian variabel penelitian secara serempak atau bersama-sama
diketahui bahwa variabel independen yaitu dewan komisaris, komisaris independen,
dewan direksi, komite audit, ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh
terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan. Hal ini terlihat dari nilai F
hitung = 4.731 > F table = 2.442 dan nilai signifikansi 0.03 < 0.05. Hasil ini tidak
sejalan dengan Fanny (2014) karena beliau menggunakan Perusahaan Pertam-
bangan dan Perkebunan dan Manajemen laba sebagai indikator pengukuran.
Hasil ini juga tidak sejalan dengan Rohans (2014) karena beliau menggunakan
Manajemen laba sebagai indikator pengukuran.
KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme penerapan
Good corporate governance yang diproksikan dalam ukuran dewan komisaris, ukur-
an dewan direksi, ukuran komisaris independen, ukuran komite audit, ukuran
perusahaan serta leverage terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini memberikan
kesimpulan bahwa pengujian secara simultan menunjukkan hasil bahwa variabel
dewan komisaris, dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit, ukuran
perusahaan, dan Leverage memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap per-
ubahan variabel dependen kinerja keuangan. Sedangkan pengujian secara parsial
menunjukkan hasil bahwa hanya variabel dewan direksi dan Leverage yang mem-
punyai pengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan dan secara parsial
variabel dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite audit, dan ukuran
perusahaan tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kinerja ke-
uangan.
Good corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini masih ter-
batas pada empat variabel yaitu dewan komisaris, komisaris independen, dewan
direksi dan komite audit sehingga diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat
memperluas jumlah variabel yang digunakan untuk meneliti pengaruh penerapan
good corporate governance di perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene dan Joel F Houston, 2001. Manajemen Keuangan II. Jakarta:
Salemba Empat.
Bouresli, Amani Khaled. 2001. Managerial Incentives and Firm Performance: Evi-
dence from Initial Public Offering, Dissertation, The Graduate School South-
ern Illinois University.
Erlina, 2011. Metode Penelitian, USU Press, Medan.
Iskander, Magdi R. dan Nadereh Chamlou. 2000. Corporate Governance: A Frame-
work for Implementation. The International Bank for Reconstruction and
Development. The World bank.
Jensen, Michele C. & Mecling Williem H., “Theory of the Firm:Managerial Behaviour,
Agency Costs and Ownership Structure”, journal of Financial Economic, vol-
ume 3, 1976.
Kasmir.2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta:Kencana. JRAK
Munawir,2000, Analisa Laporan Keuangan. Yoyakarta: Liberty. 4,1
Richardson, Vernon J., “Information Asymmetry and Earnings Management: Some
Evidence”, Working Paper, 30 Maret 1998.
YPPMI & Sinergy Communication, The Essence of Good Corporate Governance,
YUPPMI & Sinergy Communication, Jakarta, 2002. 587