Jurnal REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI ISSN : 2503-488X, Vol 5, No 4, Desember 2017 (41-50)
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN BARJAZ TEA
DI BARJAZ COMPANY
Ketut Anik Mas Juliani¹, Bambang Admadi Harsojuwono², I Ketut Satriawan²
¹Mahasiswa Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Unud
²Dosen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Unud
Email: [email protected]¹
Email koresponden: [email protected]²
ABSTRACT
This research aimed to analyze the internal and external conditions, to formulate strategies, and to determine
the priorities of Barjaz Tea business development. Business development strategy is determined by using SWOT
(Strength, Weakness, Oppurtunities, and Threats) matrix analysis, quantitative analysis using EFE, IFE and IE
matrix, and also strategy priority analysis using TOPSIS (Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal
Solution) method. The research results show that there were 7 strengths, 6 weaknesses, 5 opportunities and 2 threats
in this business. The value of the IFE (Internal Factor Evaluation) matrix analysis was 3.216 and the EFE (External
Factor Evaluation) matrix was 3.151. These values indicate a strong position, in the IE (Internal External) matrix
strategies that should be to develop are consisting of intensive strategy (market penetration, market development and
product development), and integrative strategy (backward integration, forward integration and integration
horizontal). Based on SWOT analysis there were alternative strategies that can be recommended to develop Barjaz
Tea business. TOPSIS analysis results with the value of the proximity of each alternative to the ideal solution was
1.000, namely maximize the availibility of raw materials.
Keywords: business development strategy, Barjaz tea, SWOT, TOPSIS.
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada persaingan dunia usaha yang
semakin meningkat. Salah satu sektor industri yang mengalami pertumbuhan cukup pesat adalah sektor
minuman. Seiring dengan perkembangan teknologi, industri pengolahan teh juga turut berkembang dari
waktu ke waktu (Mochamad, 2016). Teh adalah minuman paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air,
yang diminum di Asia selama lebih dari 4000 tahun (Gardner, et al 2007). Di Thailand, teh adalah yang
paling populer dalam hal budidaya di Provinsi Chiang Rai, kandungan tinggi dari phytochemical pada teh
yang memiliki sifat preventif pelindung seperti total polifenol dan katekin (Tijburg, et al 1997). Sejalan
dengan kesadaran tersebut, konsumsi teh meningkat sehingga dibutuhkan peningkatan produksi teh untuk
memenuhi permintaan pasar (Kusuma, 2008). Industri pengolahan teh menghasilkan berbagai macam
produk akhir seperti halnya teh kering, teh celup, bahkan teh dalam kemasan botol yang mana
kesemuanya dapat memberikan kemudahan untuk mengkonsumsinya (Siregar, 2009).
Permintaan pasar minuman siap minum di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan,
dilihat pada jumlah konsumsi minuman teh dalam kemasan di Indonesia yang menduduki posisi kedua
setelah air mineral. Penjualan minuman ringan tahun 2012 mencapai Rp 180 triliun-Rp 200 triliun atau
naik 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Pasar minuman ringan teh siap saji nasional tumbuh 7,5%
menjadi 1,67 miliar liter pada 2012 dibandingkan 2011 yakni 1,55 miliar liter. Pendorong utama bagi
pertumbuhan pasar minuman ringan teh adalah populasi anak muda di dalam negeri. Anak muda adalah
populasi yang produktif. Peningkatan tren konsumsi minuman ringan di kalangan anak muda serta
pertumbuhan jumlah penduduk mendorong kenaikan penjualan tahun ini (ASRIM, 2012).
Barjaz Tea, merupakan salah satu usaha yang memproduksi minuman teh kemasan siap minum di
Denpasar. Usaha ini mulai memproduksi teh pada tahun 2014 dengan berbahan dasar thai tea dan red rice
41
Jurnal REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI ISSN : 2503-488X, Vol 5, No 4, Desember 2017 (41-50)
tea. Konsep yang diterapkan oleh Barjaz dalam memasarkan produknya adalah produk minuman teh
dengan cita rasa khas lidah orang Indonesia dengan keunggulannya yakni minuman teh tanpa bahan
pengawet, menginovasi kearifan lokal khususnya daerah Bali dengan inovasi teh beras merah asli Tabanan
Bali dan menawarkan minuman teh yang diminati oleh anak muda. Barjaz sendiri memiliki misi untuk
dapat membuka peluang kerja untuk masyarakat khususnya masyarakat Bali.
Terdapat beragam minuman teh ready to drink sejenis di wilayah Bali baik merk dari luar Daerah
Bali maupun lokal Bali. Persaingan antar kompetitor di daerah Bali menjadi acuan bagi Barjaz untuk
mampu mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Posisi Barjaz yang sedang dalam masa tumbuh
masih sederhana dalam mengelola usahanya baik dari penggunaan teknologi informasi maupun fasilitas
produksi yang digunakan. Indikasi permasalahan tersebut ditengah situasi persaingan yang sangat ketat
menunjukkan bahwa Barjaz memerlukan langkah strategis untuk dapat mengembangkan usaha.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dikaji lebih mendalam mengenai “Strategi
Pengembangan Usaha Minuman Barjaz Tea di Barjaz Company”, guna dapat memberikan rekomendasi
untuk Barjaz dalam hal pengembangan usaha.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Barjaz Tea Desa Jl. Doktor Goris Gang Teknik No.9 (belakang Kampus
Sudirman Universitas Udayana) Kota Denpasar - Bali. Waktu penelitian dilaksakan dari bulan Mei sampai
dengan Juni 2017.
Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian strategi pengembangan usaha minuman Barjaz Tea yaitu: perumusan masalah
dan tujuan penelitian, identifikasi faktor internal dan eksternal, analisis lingkungan perusahaan, tahap
pencocokan, dan prioritas strategi.
Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitatif melalui pendekatan konsep manajemen strategis. Analisis Input menggunakan Metode Internal
Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE), sedangkan untuk tahap pencocokan
menggunakan metode SWOT, dan Internal External (IE), Tahap Pencocokan menggunakan matriks IE,
SWOT (David, 2009). dan tahap keputusan menggunakan Metode TOPSIS (Windarto, 2017).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Lingkungan Perusahaan
Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada dalam organisasi tersebut dan secara normal
memiliki implikasi langsung pada perusahaan. Analisis lingkungan internal meliputi faktor kelemahan dan
kekuatan dari dalam perusahaan (Septianto, 2013; David, 2009). Identifikasi faktor-faktor internal
dilakukan dengan meninjau faktor-faktor yang terdapat pada perusahaan untuk mengetahui adanya
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Aspek-aspek internal Barjaz yakni:
42
Jurnal REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI ISSN : 2503-488X, Vol 5, No 4, Desember 2017 (41-50)
1) Produksi
Kegiatan produksi Barjaz Tea dilaksanakan setiap hari pada ruang produksi khusus yang dilengkapi
dengan peralatan dan mesin yang digunakan dalam produksi. Divisi produksi memiliki Standar
Operasional yang telah ditetapkan dan diterapkan setiap hari oleh karyawan produksi.
2) Pemasaran
Pemasaran Barjaz dilihat dari aspek produk yakni menawarkan produk dengan design unik dan praktis
serta desain gambar kemasan botol Barjaz Tea dapat di desain sesuai permintaan konsumen. Adapun
strategi promosi Barjaz yakni memberikan keuntungan bagi banyak pihak sehingga menciptakan solusi
terbaik bagi kedua belah pihak (konsumen dan Barjaz), yang dimaksud dalam hal ini adalah salah satu
program bantuan pertanggung jawaban yang menjadi fokus Barjaz dalam pemasaran produk yang
memiliki target untuk membantu pihak-pihak yang sedang melakukan penggalangan dana untuk
kegiatan kemahasiswaan, organisasi, ataupun kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Barjaz juga memasarkan
produk dengan penjualan retail yang bekerjasama dengan mitra Barjaz secara daring maupun during.
Penjualan retail duling dilakukan dengan memasarkan produk di beberapa titik penjualan di wilayah
Denpasar. Sedangkan untuk pemasaran produk daring, Barjaz memanfaatkan promosi-promosi kreatif
melalui media sosial dengan konten yang menarik. Media sosial yang digunakan yakni facebook,
instagram, path, youtube, LINE hingga aplikasi GO-FOOD GO-JEK.
3) Keuangan
Keuangan Barjaz dipegang oleh divisi keuangan yang bertugas mendata arus kas keuangan, untuk
mengetahui secara cepat kinerja keuangan perusahaan, hal ini bertujuan untuk mengevalusai situasi
keuangan yang terjadi saat ini, serta memprediksi kondisi keuangan masa yang akan datang. Sumber
modal usaha ini berasal dari modal pribadi dan modal bantuan pemerintah. Sebagai salah satu pemenang
Lomba Program Mahasiswa Wirausaha Unud 2014, Barjaz mendapatkan sumber modal yang berasal
dari Inkubator Bisnis Unud sebesar Rp. 25.000.000,00.
4) Sumber Daya Manusia
Barjaz memiliki 7 team leader dan 4 orang karyawan. Penyerapan tenaga kerja Barjaz dilakukan
berdasarkan kebutuhan setiap divisi. Sistem perekrutan dilakukan secara sederhana dengan melakukan
promosi pembukaan lowongan kerja di sosial media. Calon karyawan diwawancara langsung oleh
koordinator divisi dan diseleksi sesuai dengan kriteria dan persyaratan yang diperlukan. Pelatihan
karyawan diberikan bertujuan agar setiap karyawan mengetahui dasar-dasar perusahaan dan standar
operasional kerja yang akan menjadi acuan kerja karyawan. Dalam pengembangan sumber daya
manusia pada usaha Barjaz menerapkan sistem evaluasi setiap akhir bulan untuk mengetahui kendala
dan solusi yang diterapkan guna memberikan motivasi untuk sumber daya manusia pada usaha tersebut.
Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan yang
secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Lingkungan eksternal
terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan industri (Septianto, 2013; David, 2009). Identifikasi
faktor-faktor eksternal dilakukan dengan meninjau faktor-faktor yang terdapat pada lingkungan luar
43
Jurnal REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI ISSN : 2503-488X, Vol 5, No 4, Desember 2017 (41-50)
perusahaan untuk mengetahui adanya peluang dan juga ancaman yang dihadapi perusahaan. Aspek-
aspek eksternal Barjaz yakni:
1) Kompetitor
Kompetitor merupakan peluang dan juga ancaman bagi sebuah perusahaan. Ancaman munculnya
pesaing baru tentu mengakibatkan adanya perebutan minat konsumen sehingga diperlukan
diferensiasi kualitas produk yang memberikan pandangan khas produk di mata konsumen.
Sedangkan kompetitor disebut peluang karena dengan adanya kompetitor baru di wilayah yang
sama maka mengartikan bahwa di wilayah tersebut terbukti memiliki pasar yang potensial yang
secara otomatis menandakan meningkatknya permintaan produk diwilayah yang sama.
2) Pemasok
Pada industri minuman pemasok beberapa waktu masih menaikkan harga bahan baku seperti
bahan. Selain itu adanya keterlambatan pemasok dalam hal pengiriman bahan baku sering terjadi
sehingga dapat menghambat proses operasional dan kurangnya ketersediaan bahan baku dapat
mengganggu produksi serta munculnya suatu ancaman yakni kehilangan kepercayaan oleh
konsumen. Barjaz bekerjasama dengan beberapa pemasok di wilayah Kota Denpasar dan juga di
wilayah Jakarta.
3) Pemerintah
Pemerintah menyediakan berbagai fasilitas untuk dapat melakukan kegiatan berwirausaha, Barjaz
mendapatkan beberapa kerjasama dengan pemerintah Kota Denpasar seperti Dinas Perindustrian
dan Perdagangan, Dinas Koperasi Usaha Kecil & Menengah, Inkubator Bisnis Unud, Pusat
Layanan Usaha Terpadu (PLUT) dalam hal pengembangan usaha.
4) Ekonomi
Kondisi perekonomian suatu daerah memberikan dampak bagi perusahaan yakni tingkat
permintaan produk. Perekonomian Kota Denpasar periode 2011-2016 tetap tumbuh, peningkatan
volume ekonomi tersebut tercermin baik dari sisi produksi (supply side) maupun sisi permintaan
akhir (demand side). Dari sisi permintaan akhir, pertumbuhan perekonomian Kota Denpasar
didominasi pertumbuhan komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT). Pada
periode tahun 2010-2016 PDRB (Produk Domestik Regional Bruto Kota Denpasar) Kota
Denpasar atas dasar harga berlaku meningkat cukup signifikan, yakni sebesar 20.309,17 miliar
Rupiah (2010), 22.664,48 miliar Rupiah (2011), 25.819,23 miliah Rupiah (2012), 29.389,25
miliar Rupiah (2013), 34.209,87 miliar Rupiah (2014), 38.473,22 miliar Rupiah (2015), dan
42.740,44 miliar Rupiah (2016). Peningkatan ini dipengaruhi baik oleh perubahan harga maupun
perubahan volume. Peningkatan PDRB sisi produksi diikuti oleh peningkatan PDRB dari sisi
permintaan akhir atau PDRB pengeluaran (Badan Pusat Statistika Kota Denpasar, 2017).
Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal
Suatu perusahaan harus memperhatikan lingkungan perusahaan yang mempengaruhinya dalam
merumuskan strategi pengembangan usaha (Hunger dan Wheelen, 2001). Faktor strategis internal Barjaz
dapat dilihat pada Tabel 1. dan faktor strategis eksternal dapat dilihat pada Tabel 2.
44
Jurnal REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI ISSN : 2503-488X, Vol 5, No 4, Desember 2017 (41-50)
Tabel 1. Faktor-faktor strategis internal Barjaz
Kekuatan Kelemahan
1. Desain kemasan Barjaz Tea unik dan 1. Masa kedaluarsa produk Barjaz Tea
praktis. singkat.
2. Produk Barjaz Tea memiliki cita rasa 2. Belum tersedianya outlet resmi
yang enak dan khas. Barjaz Tea.
3. Produk Barjaz Tea fresh dan tidak 3. Ketersediaan produk Barjaz Tea
menggunakan bahan pengawet. yang masih terbatas.
4. Harga produk bersaing dengan tetap 4. Ketersediaan bahan baku terbatas.
mementingkan kualitas produk. 5. Faktor pendataan keuangan Barjaz
5. Barjaz Tea memiliki penampilan yang Tea yang belum kuat.
lebih baik dari teh lainnya. 6. Faktor permodalan yang belum kuat
6. Strategi pemasaran Barjaz Tea yang untuk menunjang pengembangan
menarik. usaha Barjaz Tea.
7. Desain gambar kemasan botol Barjaz
Tea yang dapat di desain sesuai
permintaan konsumen.
Tabel 2. Faktor-faktor strategis eksternal Barjaz
Peluang Ancaman
1. Permintaan minuman ready to drink 1. Adanya kompetitor sejenis yang
cukup tinggi. menjadikan persaingan ketat di
2. Banyaknya acara di Bali yang pasaran.
membutuhkan minuman ready to drink. 2. Faktor penanganan produk selama
3. Gaya hidup dan kesadaran masyarakat distribusi oleh agen.
mengkonsumsi minuman tanpa bahan
pengawet.
4. Peluang usaha diberbagai daerah di
Indonesia.
5. Tren thai tea di Indonesia yang
semakin populer.
Analisis Input
a. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Berdasarkan tabel matriks IFE dapat dilihat bahwa Barjaz memiliki 2 kekuatan utama yaitu desain
kemasan yang unik dan praktis, memiliki cita rasa yang enak dan khas dengan skor total 0,340. Hal ini
menunjukkan bahwa Barjaz memiliki kondisi internal yang kuat dalam menghadapi kelemahan yang ada.
Variabel kelemahan perusahaan yang dimiliki perusahaan adalah masa kedaluarsa produk Barjaz Tea
singkat dengan nilai skor sebesar 0,248. Skor total matriks IFE adalah 3,216 hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahannya dengan baik.
Hasil analisis matriks IFE lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3.
45
Jurnal REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI ISSN : 2503-488X, Vol 5, No 4, Desember 2017 (41-50)
Tabel 3. Hasil Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Nilai
Kekuatan Bobot (a) Rating (b)
(c=axb)
Desain kemasan Barjaz Tea unik dan praktis. 0,085 4,0 0,340
Produk Barjaz Tea memiliki cita rasa yang enak dan khas. 0,085 4,0 0,340
Produk Barjaz Tea fresh dan tidak menggunakan bahan
0,078 3,2 0,250
pengawet.
Harga produk bersaing dengan tetap mementingkan
0,071 3,0 0,213
kualitas produk.
Barjaz Tea memiliki penampilan yang lebih baik dari teh
0,074 3,2 0,238
lainnya.
Strategi pemasaran Barjaz Tea yang menarik. 0,089 3,6 0,319
Desain gambar kemasan botol Barjaz Tea yang dapat di
0,082 3,6 0,294
desain sesuai permintaan konsumen.
Kelemahan
Masa kedaluarsa produk Barjaz Tea singkat. 0,089 2,8 0,248
Belum tersedianya outlet resmi Barjaz Tea. 0,067 3,0 0,202
Ketersediaan produk Barjaz Tea yang masih terbatas. 0,067 2,8 0,189
Ketersediaan bahan baku terbatas. 0,067 2,8 0,189
Faktor pendataan keuangan Barjaz Tea yang belum kuat. 0,071 2,4 0,170
Faktor permodalan yang belum kuat untuk menunjang
0,074 3,0 0,223
pengembangan usaha Barjaz Tea.
Total 1,000 3,216
b. Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Hasil dari matriks EFE menunjukkan peluang utama bagi Barjaz yakni permintaan minuman ready
to drink cukup tinggi dengan skor 0,533. Ancaman utama bagi perusahaan adalah faktor penanganan
produk selama distribusi oleh agen dengan skor 0,398. Skor total matriks EFE sebesar 3,151. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ada dan dapat mengatasi ancaman yang
ada. Hasil analisis matriks EFE lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Analisis Matriks Exernal Factor Evaluation (EFE)
Nilai
Peluang Bobot Rating
(c=axb)
Permintaan minuman ready to drink cukup tinggi. 0,148 3,6 0,533
Banyaknya acara di Bali yang membutuhkan minuman
0,142 3,6 0,511
ready to drink.
Gaya hidup dan kesadaran masyarakat mengkonsumsi
0,135 3,2 0,432
minuman tanpa bahan pengawet.
Peluang usaha diberbagai daerah di Indonesia. 0,135 3,2 0,432
Tren thai tea di Indonesia yang sudah mulai populer. 0,135 3,4 0,459
Ancaman
Adanya kompetitor sejenis yang menjadikan persaingan
0,161 2,4 0,386
ketat di pasaran.
Faktor penanganan produk selama distribusi oleh agen. 0,142 2,8 0,398
Total 1,000 3,151
46
Jurnal REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI ISSN : 2503-488X, Vol 5, No 4, Desember 2017 (41-50)
Tahap Pencocokan
a. Matriks IE (Internal External)
Berdasarkan pemetaan IE, terlihat pada Gambar 1 bahwa pada sumbu-x matriks IE, skor dari
matriks IFE adalah 3,216 yang menggambarkan perusahaan dalam kondisi internal kuat, sedangkan pada
sumbu-y matriks IE, skor dari matriks EFE adalah 3,151 yang menggambarkan perusahaan berada pada
posisi eksternal tinggi. Setelah dipadukan dengan matriks IE, maka posisi perusahaan pada matrik tersebut
berada pada sel I. Posisi ini menggambarkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi internal kuat dan
eksternal tinggi. Matriks IE dapat dilihat pada pada Gambar 1.
IFE=3,216
KUAT RATA-RATA LEMAH
EFE=3,151 ( 3,00-4,00 ) (2,00-2,99) (1,00-1,99)
TINGGI
( 3,00-4,00 ) I II III
SEDANG
(2,00-2,99) IV V VI
RENDAH
VII VIII IX
(1,00-1,99)
Keterangan : simbol segitiga menunjukkan titik strategi yang digunakan
Gambar 1. Hasil Analisis Matriks IE
b. Matriks Strenghts, Weaknesses, Opportunities and Threaths (SWOT)
Berdasarkan analisis SWOT pada Tabel 5. terdapat 7 alternatif strategi yang akan digunakan oleh
Barjaz Tea untuk mengembangkan usahanya, yaitu:
1. Strategi S-O (Strenghts-Opportunities)
Mempertahankan dan mengembangkan kualitas dan ciri khas desain kemasan produk
2. Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities)
Memastikan bahan baku tersedia tepat waktu dan tepat jumlah
Perbaikan pendataan keuangan
Memperluas pangsa pasar
3. Strategi S-T (Strenghts-Threaths)
Menjamin harga sesuai dengan kualitas produk yang didapatkan konsumen
Meningkatkan kehigienisan dan ketahanan produk
4. Strategi W-T (Weaknesses-Threaths)
Memperpanjang masa simpan produk dengan memanfaatkan teknologi
47
Jurnal REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI ISSN : 2503-488X, Vol 5, No 4, Desember 2017 (41-50)
Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Analisis Matriks SWOT
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Desain kemasan Barjaz Tea unik dan 1. Masa kedaluarsa produk Barjaz Tea
praktis. singkat.
2. Produk Barjaz Tea memiliki cita rasa 2. Belum tersedianya outlet resmi
yang enak dan khas. Barjaz Tea.
3. Produk Barjaz Tea fresh dan tidak 3. Ketersediaan produk Barjaz Tea
menggunakan bahan pengawet. yang masih terbatas.
4. Harga produk bersaing dengan tetap 4. Ketersediaan bahan baku terbatas.
mementingkan kualitas produk. 5. Faktor pendataan keuangan Barjaz
5. Barjaz Tea memiliki penampilan yang Tea yang belum kuat.
lebih baik dari teh lainnya. 6. Faktor permodalan yang belum kuat
6. Strategi pemasaran Barjaz Tea yang untuk menunjang pengembangan
menarik. usaha Barjaz Tea.
7. Desain gambar kemasan botol Barjaz
Tea yang dapat di desain sesuai
permintaan konsumen.
Peluang (O) S–O W–O
1. Permintaan minuman ready 1. Mempertahankan dan 1. Memastikan bahan baku tersedia
to drink cukup tinggi. mengembangkan kualitas produk dan tepat waktu dan tepat jumlah.
2. Banyaknya acara di Bali ciri khas desain kemasan produk. (W3,W4,O1,O2,O4)
yang membutuhkan (S1,S2,S3,S4,S5,S7,O1,O2,O3,O5) 2. Perbaikan pendataan keuangan.
minuman ready to drink. (W5,W6,O4)
3. Gaya hidup dan kesadaran 3. Memperluas pangsa pasar.
masyarakat mengkonsumsi (W1,W2,W6,O1,O4,O5)
minuman tanpa bahan
pengawet.
4. Peluang usaha diberbagai
daerah di Indonesia.
5. Tren thai tea di Indonesia
yang sudah mulai populer
Ancaman (T) S–T W–T
1. Adanya kompetitor sejenis 1. Menjamin harga sesuai dengan kualitas 1. Memperpanjang masa simpan
yang menjadikan persaingan produk yang didapatkan konsumen. produk dengan memanfaatkan
ketat di pasaran. (S1,S2,S3,S4,S5,S6,T1) teknologi. (W1,W3,T1,T2)
2. Faktor penanganan produk 2. Meningkatkan kehigienisan dan
selama distribusi oleh agen. ketahanan produk. (S2,S3,T2)
Alternatif strategi yang dihasilkan dimasukkan ke dalam strategi yang telah dirumuskan pada matriks
IE yaitu tumbuh dan kembangkan, yaitu:
1. Strategi Penetrasi Pasar
Strategi penetrasi pasar merupakan usaha perusahaan untuk meningkatkan penjualan atas produk dan
pasar yang telah tersedia melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih agresif. Dengan strategi
mempertahankan dan mengembangkan kualitas produk dan ciri khas desain kemasan produk (S-O1) dan
menjamin harga sesuai dengan kualitas produk yang didapatkan konsumen (S-T1).
2. Strategi Pengembangan Pasar
Strategi pengembangan pasar merupakan upaya yang dilakukan ketika pasar lama stabil, maka dapat
dilakukan upaya untuk membuka di pasar yang baru. Dengan strategi memperluas pangsa pasar (W-O3).
3. Strategi Pengembangan Poduk
Stratgei Pengembangan Produk merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi
kemungkinan perubahan suatu produk ke arah yang lebih baik sehingga dapat memberikan daya guna
yang lebih besar. Dengan strategi mempertahankan dan mengembangkan kualitas produk dan ciri khas
desain kemasan produk (S-O1), meningkatkan kehigienisan dan ketahanan produk (S-T2) dan
memperpanjang masa simpan produk dengan memanfaatkan teknologi (W-T1).
48
Jurnal REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI ISSN : 2503-488X, Vol 5, No 4, Desember 2017 (41-50)
4. Strategi Integrasi ke Depan
Strategi integrasi ke depan merupakan stratgei yang dijalankan dengan meraih kendali atas jalur distribusi
dengan strategi memperluas pangsa pasar (W-O3).
Tahap Keputusan
Tahap keputusan penentuan prioritas strategi pengembangan usaha minuman Barjaz Tea
menggunakan metode TOPSIS (Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution). TOPSIS
merupakan sistem pendukung keputusan multikriteria, TOPSIS mempunyai prinsip bahwa alternatif yang
terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris dengan
menggunakan jarak antar dua titik untuk menentukkan kedekatan relatif dari suatu alternatif (Windarto,
2017). Pemilihan prioritas strategi pengembangan usaha minuman Barjaz Tea ini ada beberapa kriteria dan
alternatif yang menjadi dasar bagi Barjaz dalam menentukan prioritas strategi pengembangan usaha.
Kriteria dan alternatif ini menjadi acuan dalam melakukan perhitungan dengan menggunakan metode
TOPSIS. Alternatif penilaian dapat dilihat pada Tabel 6 dan kriteria dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 6. Alternatif
Kriteria Keterangan
K1 Mempertahankan dan mengembangkan kualitas produk dan ciri khas desain kemasan produk.
K2 Memastikan bahan baku tersedia tepat waktu dan tepat jumlah.
K3 Perbaikan pendataan keuangan.
K4 Memperluas pangsa pasar.
K5 Menjamin harga sesuai dengan kualitas produk yang didapatkan konsumen.
K6 Meningkatkan kehigienisan dan ketahanan produk.
K7 Memperpanjang masa simpan produk dengan memanfaatkan teknologi.
Tabel 7. Kriteria
Alternatif (Ai) Keterangan
A1 Kekuatan
A2 Kelemahan
A3 Peluang
A4 Ancaman
Metode TOPSIS menghasilkan nilai preferensi, nilai preferensi dapat dilihat pada Tabel 13. Terlihat
bahwa K2 memiliki nilai paling tinggi, yaitu 1,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa alternatif kedua
(memastikan bahan baku tersedia tepat waktu dan tepat jumlah) menjadi prioritas strategi. Alternatif strategi
kedua yang terpilih adalah K5 dengan nilai 0,500, alternatif strategi ketiga yang terpilih adalah K3 dengan
nilai 0,231, alternatif strategi keempat yang terpilih adalah K6 dengan nilai 0,192, alternatif strategi kelima
yang terpilih adalah K7 dengan nilai 0,077, alternatif strategi keenam yang terpilih adalah K1 dengan nilai
0,000, alternatif strategi ketujuh yang terpilih adalah K4 dengan nilai 0,000.
Tabel 13. Nilai preferensi
Alternatif Nilai
No. Keterangan
Strategi Preferensi
1. K1 Mempertahankan dan mengembangkan kualitas produk 0,000
dan ciri khas desain kemasan produk.
2. K2 Memastikan bahan baku tersedia tepat waktu dan tepat 1,000
jumlah.
3. K3 Perbaikan pendataan keuangan. 0,231
4. K4 Memperluas pangsa pasar. 0,000
5. K5 Menjamin harga sesuai dengan kualitas produk yang 0,500
didapatkan konsumen.
6. K6 Meningkatkan kehigienisan dan ketahanan produk. 0,192
7. K7 Memperpanjang masa simpan produk dengan 0,077
memanfaatkan teknologi.
49
Jurnal REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI ISSN : 2503-488X, Vol 5, No 4, Desember 2017 (41-50)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan Barjaz Company memiliki 7 kekuatan, 6 kelemahan, 5 peluang dan 2
ancaman. Strategi yang digunakan Barjaz adalah strategi tumbuh dan membangun (growth and build) yang
terdiri dari strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau integratif
(integrasi ke belakang, integrasi depan dan integrasi horizontal). Prioritas strategi pengembangan usaha
minuman Barjaz Tea yang terpilih yakni memastikan bahan baku tersedia tepat waktu dan tepat jumlah.
Saran
Memanfaatkan kekuatan usaha Barjaz untuk menangkap peluang perbaikan produktivitas dan posisi
produk dengan cara mempertahankan dan mengembangkan kualitas produk dan ciri khas desain kemasan
produk Barjaz Tea. Memastikan hubungan baik dengan pemasok yang memiliki konsistensi baik dalam hal
pengiriman bahan baku agar dapat menanggulangi adanya keterlambatan pengiriman bahan baku dan
melakukan riset ketahanan produk untuk dapat memperpanjang masa distribusi, dan menerapkan strategi
tumbuh dan kembangkan yaitu terdiri dari strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).
Serta menerapkan prioritas strategi terpilih yakni memastikan bahan baku tersedia tepat waktu dan tepat
jumlah.
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Pengusaha Miuman Ringan (ASRIM). 2012. Laporan Penjualan Minuman Ringan. ASRIM. Jakarta.
David, F.R. 2009. Strategic Management: Manajemen Strategis Konsep. Edisi 12. Salemba Empat. Jakarta.
Gardner, E.J., C.H.S. Ruxton, and A.R. Leeds. 2007. Black tea – helpful or harmful. A review of the evidence.
European Journal of Clinical Nutrition. 61(1): 3-18.
Hunger, D. J. dan T. L. Wheelen. 2001. Manajemen Strategis. ANDI. Yogyakarta.
Kusuma, W. 2008. Analisis Pucuk Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Perkebunan Rumpun
Sari Kemuning, PT. Sumber Abadi Tirtasentosa, Karanganyar, Jawa Tengah. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Mochamad, N. 2016. Prospek Pengembangan Minuman Teh Dalam Kemasan Merek Teh Asyik Berbasis
Atribut Produk. Institut Pertanian Bogor.
Siregar, N. 2009. Pengaruh Lamanya Perendaman Daun Teh Terhadap Kadar Tannin Beverage di PT. COCA-
COLA Botling Indonesia Medan. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Septianto, B.T. 2013. Analisis Strategi Pengembangan Usaha “Lapis Bogor Sangkuriang” Kota Bogor. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Tijburg, L.B.M., , S.A., Wiseman, W.G. Meijer, and Weststrate, J. A. 1997. Effects of green tea, black tea and
dietary lipophilic antioxidants on LDL oxidizability and atherosclerosis in hypercholesterolaemicrabbits.
Atherosclerosis. 135(1):37-47.
Windarto, A.P. 2017. Implementasi metode TOPSIS dan SAW dalam memeberikan reward pelanggan. Jurnal
Ilmu Komputer. 4(1) : 88 - 101. Pematangsiantar.
50