0% found this document useful (0 votes)
315 views29 pages

SPLN d3.019-2 2013 Tiang Beton Pratekan

Standart Tiang Beton

Uploaded by

Purnomo Setiadi
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
315 views29 pages

SPLN d3.019-2 2013 Tiang Beton Pratekan

Standart Tiang Beton

Uploaded by

Purnomo Setiadi
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF or read online on Scribd
You are on page 1/ 29
STANDAR PT PLN (PERSERO) SPESIFIKASI TIANG LISTRIK DAN LENGKAPANNYA Bagian 2: Tiang Beton Pratekan PT PLN (Persero) JI. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160 SPLN D3.019-2: 2013 Daftar Isi Daftar Isi..... Daftar Tabel Daftar Gambar. Daftar Lampiran. Prakata Ruang Lingkup 2 Tujuan 3. Acuan Normatif, 4 Istilah dan Definisi AA PLN corse 4.2 Tiang Listrik..... 4.3. Tiang Beton 44. Tiang Segmental 45° Tiang Awal.... 4.6 Tiang Akhir 4,7 Tiang Penyangga .. 4.8 Tiang Sudut 4.9 Tiang Penegang..... 4.10 Tiang Penopang 4.11 Beton tse 4.12. Beton Bertulang 4.13 Beton Pratekan.. 4.14 Baja Spiral. 4.15. Baja Tulangan 4.18 Baja Beton Pratekan 4.17 Tipe Tiang .. 4.18 Batas Tanam 4.19 4.20 4.21 Beban Patah.. 4.22 Titik Tumpu. 4.23 Pengujian Jenis 4.24 Pengujian Rutin.... 4.25 Pengujian Contoh 5. Persyaratan Bahan 51 52 53 5.4 Baja Tulangan 5.5 Baja Beton Pratekan 5.6 Penyimpanan Bahan-Bahan 6. Persyaratan Mutu... 6.1 Sifat tampak.. 62 _Dimensi Tiang 63 _Persyaratan Mekanikal SPLN D3.019-2: 2013 7 Persyaratan Konstruksi... 7.1 Konstruksi Tiang Utul 7.2 Konstruksi Tiang Segmental. 7.3. Kelurusan ... 7.4 Fasilitas Pembumian 7.5 Susunan Baja Beton Pratekan dan Baja Tulangan 7.6 Baja Spiral. 3 " 7.7 Tebal Lapisan Beton 7.8 Tutup Atas Tiang.... 7.9 Lubang Tembus.. 8 Penandaan 8.1 Penandaan Tiang... — 8.2 Penandaan Batas Tanam 8.3 Penandaan Titik Angkat 8.4 Penandaan Pembumian 9 Pengujian 9.1 Pengujan Jenis.. 9.2 Penguiian Rutin 9.3 Pengujian Conto Daftar Tabel Tabel 1. Faktor Pengali Kuat Tekan Beton... Tabel 2. Tiang dengan panjang dasar Tabel 3. Toleransi Dimensi....... Tabel 4, Jumiah Sampel Pengujian Contoh. Tabel 5. Mata Uji Daftar Gambar Gambar 1. Konstruksi Konduktor Pembumian dan Konduktor Pembumian di Bagian Bawah Tiang.... Gambar 2. Terminal Pembumian.. Gambar 3. Contoh Penandaan Tiang Beton Gambar 4. Pengujian Kelurusan Gambar 5. Rancang Bangun Pondasi Umpak Bertulang Ba Gambar 6. Rancang Bangun Pondasi Umpak Borulang Be Ganjutan) Gambar 7. Pondasi Bertulang (minipile)....... Daftar Lampiran Lampiran 1. Metode Uji Mekanikal .. Lampiran 2. Karakteristik Agregat .. Lampiran 3. Cara Pembuatan Tiang Lampiran 4. Pemasangan Pada Tanah Dengan Daya Dukung Rendah SPLN 03.019-2: 2013 Prakata Standar Spesifikasi Tiang Listrik dan Lengkapannya, Bagian 2: Tiang Beton Pratekan ini adalah revisi dari SPLN 93: 1991, Tiang Beton Pratekan untuk Jaringan Distribusi. Salah satu materi revisi adalah menindaklanjuti penugasan Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afillasi sesuai surat No. : 0050/11/Dir/2013, tanggal 15 April 2013 agar membuat spesifikasi tiang beton tersegmentasi untuk penggunaan pada daerah dengan aya dukung tanah tidak baik (gambut/rawa/pemukiman di atas air). Tiang tersegmentasi juga dapat merupakan pilihan untuk mengatasi faktor kesulitan transportasi tiang ke lokasi pemasangan dan terhadap kebutuhan tiang yang lebih tinggi dalam mengantisipasi perkembangan beban gardu induk. Selain hal tersebut, materi revisi juga mencakup: Penghapusan tiang tipe H dan tiang dengan panjang 7 meter, untuk menyesuaikan dengan perkembangan ketentuan terkait Penetapan spesifikasi fasilitas pembumian tiang dengan semakin banyaknya penerapan kawat tanah pada SUTM dan gardu sisipan. Redaksional susunan standar. Dengan ditetapkannya standar ini, maka SPLN 93 : 1991 dinyatakan tidak berlaku lagi. i SPLN D3.019-2: 2013 Spesifikasi Tiang Listrik dan Lengkapannya Bagian 2: Tiang Beton Pratekan 4 Ruang Lingkup Standar ini menetapkan spesifikasi tiang beton pratekan berpenampang bulat untuk penggunaan pada saluran udara distribusi tegangan menengah dan tegangan rendah di lingkungan PLN. Standar ini juga mencakup tiang segmental untuk penggunaan khusus pada daerah dengan daya dukung tanah rendah (gambut/rawa) dan untuk kemudahan transportasi, 2 Tujuan Sebagai pedoman untuk pengadaan tiang beton pratekan serta petunjuk teknis pemakaian bagi unit-unit PLN, ketentuan desain, pembuatan dan pengujian untuk pabrikan, lembaga penguji dan lembaga sertifikasi produk Dalam penggunaan yang bersifat khusus, PLN dapat menetapkan spesifikasi lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman, namun tetap memperhatikan ketentuan desain yang ditetapkan oleh standar ini 3 Acuan Normatif Dokumen-dokumen referensi berikut sangat diperlukan dalam penggunaan standar ini. Untuk referensi yang bertanggal, maka hanya terbitan tersebut yang berlaku. Untuk referensi yang tidak bertanggal, maka terbitan terakhir dari dokumen referensi tersebut (termasuk amandemennya) yang beriaku. SNI 07-1050-1989 : Baja Tulangan untuk Konstruksi Beton Pratekan; ‘awat Baja Karbon Tinggi untuk Konstruksi Beton Pratekan; aja Tulangan Beton; 1011, Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (pc wire/KBJP; e SPLN 102: 1993, Elektroda Bumi Jenis Batang Bulat Berlapis Tembaga. 4 Istilah dan Definisi 41° PLN PT PLN (Persero) termasuk anak perusahaan dan afiliasinya. 4.2. Tiang Listrik Komponen dari saluran udara tegangan rendah atau saluran udara tegangan menengah yang mempunyai fungsi utama menyangga konduktor listrik. SPLN D3.019-2: 2013 4.3. Tang Beton Tiang beton pratekan berpenampang bulat konis berongga di tengahnya yang pembuatannya menggunakan mesin putar/sentrifugal. 4.4 Tiang Segmental Tiang beton yang terdiri dari beberapa segmen yang disambungkan menjadi satu kesatuan tiang. Penyambungan dimaksudkan untuk mengatasi kendala_transportasi, kendala pemasangan dan kebutuhan tiang yang lebih tinggi. 4.5 Tiang Awal Tiang yang dipasang pada permulaan penarikan konduktor, dimana gaya yang bekerja adalah gaya tarik dari satu arah dan gaya dari berat konduktor. 4.6 Tiang Akhir Tiang yang dipasang pada akhir penarikan konduktor, dimana gaya yang bekerja adalah ‘gaya tarik dari satu arah dan gaya dari berat konduktor. 4.7 Tiang Penyangga TTiang yang dipasang pada jaringan lurus yang berfungsi menyangga konduktor, dimana gaya yang bekerja hanya berasal dari berat konduktor. 48 Tiang Sudut Tiang dimana arah saluran konduktor membelok sehingga gaya tarik bekerja dari dua arah yang membentuk sudut Kurang dari 180°. Gaya yang bekerja adalah dari tarikan konduktor dan gaya berat konduktor. 4.9 Tiang Penegang Tiang yang dipasang pada jaringan lurus yang dimaksudkan untuk memberikan penegangan pada saluran konduktor. Gaya yang bekerja berasal dari dua arah berlawanan. 4.40 Tiang Penopang Tiang yang digunakan untuk menyangga tiang awal, tiang akhir, tiang sudut dan tiang penegang untuk mencegah tiang menjadi miring akibat gaya tarik konduktor. SPLN D3.019-2: 2013 4.41. Beton Bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat Kasar, semen portland den air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan. 4.42 Beton Bertulang Beton yang mengandung batang tulangan yang pembuatan dan perencanaeniit berdasarkan anggapan bahwa beton dan baja tulangan bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. 4.43. Beton Pratekan Beton bertulang dimana telah diberikan tegangan-dalam untuk mengurangi egangan tark potensial di dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja. 4.44 Baja Spiral Baja tunak (mild steel) yang dipakai untuk memberikan bentuk penampang dan sebagai pengikat tendon tiang beton. 4.45. Baja Tulangan Baja jenis lunek (mild ste?) yang dipakei untuk tulangan beton yang memenuhi persyaratan standar ini. 4.46 Baja Beton Pratekan Baja berkekuatan tinggi (high tensile strength) yang memenuhi Ketentwan standar ini 4.17 Tipe Tiang Tipe dari tiang yang dlkenali dari Kode pengenal tiang beton yang merupakan notasi dari panjang dalam meter, beban Kerja (dalam daN) dan diameter atas (dalam mm) 4.18 Batas Tanam Batas dimana bagian bawah dar batas tersebut harus tertanam di dalam tanah pada saat tiang terpasang. 4.49 Beban Kerja Beban yang dijinkan bekerja terus menerus pada suatu tiang sehingga tiang tersebut mampu mendukung dan menahan beban pada arah tegak lurus sumbu tiang. SPLN D3,019-2: 2013 4.20 Beban Rencana Beban kerja tiang yang dikalikan dengan faktor keamanan. 4.21 Beban Patah Beban pada saat tiang patah pada pengujian patah. 4.22 Titik Tumpu Batas tanam tiang pada pengujian lentur dan pengujian patah. 4.23 Pengujian Jenis Pengujian yang bertujuan untuk memeriksa kesesuaian suatu tipe tiang yang diproduksi oleh suatu pabrikan terhadap pemenuhan seluruh ketentuan yang ditetapkan standar ini. 4.24 Pengujian Rutin Pengujian yang dilakukan oleh pabrikan untuk tiang yang diproduksinya dalam rangka memisahkan produk yang cacat. 4.25 Pengujian Contoh Pengujian yang dilakukan secara sampling terhadap sejumlah tiang tipe tertentu dalam rangka serah terima barang, 5 Persyaratan Bahan 5.1 Mutu Beton Beton dalam pembuatan tiang harus mempunyai kekuatan tekan setelah berumur 28 hari dengan ketentuan sebagai berikut ; = ~ Benda uji bentuk silinder diameter 15 om, tinggi 30 cm : minimum 415 daN/om?; Benda uji bentuk kubus ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm : minimum 500 daN/cm?, Untuk umur beton kurang dari 28 hari harus memenuhi faktor pengali seperti yang tercantum pada Tabel 1 Tabel 1. Faktor Pengali Kuat Tekan Beton Umur beton {hari} 3 [7 14 24 Faktor pengali 4 065 0.88 0.95 Pabrikan harus melakukan pengujian terhadap agregat halus dan agregat kasar yang digunakan untuk beton tersebut, meliputi: SPLN 03,019-2: 2013 - Dimensi agregat; = Kadar lumpur; = Dan informasi lain sesuai ketentuan PBI. Karakteristik agregat halus dan agregat kasar dapat menggunakan Lampiran 2 CATATAN: Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus 5.2 Air ‘Air untuk adukan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali garam, bahan-bahan organis atau bahan lain yang melebihi batas yang dapat merusak beton dan atau baja tulangan. ‘Air untuk adukan dan perawatan beton adalah air bersih yang dapat diminum dan dibuktikan dengan sertifikat hasil uji dari laboratorium yang terakreditasi. ‘Air pencampur yang di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan. 5.3 Semen Semen portland jenis 1 (tive semen yang digunakan untuk Konstruksi umum), yang harus memenuhi syarat mutu sesuai dengan SNI 15-2049-1994, 5.4 Baja Tulangan Baja tulangan harus terbuat dari baja lunak (mild steel) BJTP 24 sesuai SNI 07-2052- 2002 dengan kuat tarik 39 kg/mm’, pemuluran minimum 20%. 5.5 Baja Beton Pratekan Baja beton pratekan adalah baja berkekuatan tarik tinggi (high tensile steel) BJTPD 130/145 sesuai SNI 07-1050-1989 dengan kuat tarik minimum 145 kgimm? dan pemuluran minimum 5% 5.6 Penyimpanan Bahan-Bahan Dalam pengangkutan semen ke gudang penyimpanan harus dijaga agar semen tidak menjadi lembab. Semen harus disimpan di dalam gudang, sedemikian sehingga terjamin tidak rusak dan atau tercampur dengan bahan-bahan lain. Pada pemakaian semen bungkusan, penyimpanan semen yang baru didatangkan tidak boleh ditempatkan di atas timbunan semen yang sudah ada dan pemakaian semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya, ‘Apabila semen telah disimpan lama dan atau mutunya diragukan maka sebelum dipakai harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa semen tersebut masih memenuhi syarat sesual butir 5.3. SPLN D3.019-2: 2013 ‘Agregat harus cisimpan sedemikian sehingge pengotoran oleh bahan-bahan lain dav mmpuran satu sama lain dapat dicegah Benyimpanan harus menggunakan bak penantar untuk mencegah terbawanya tanah bawah pada saat pengambilan agregat. pada proses produksi, agregat harus selall oi bawah pengawasan seorang petugas Pada Qrsam lapangan sejak dari tempat pengambian ‘dan tempat penimbunan sampai Gengan pemakeiannya dengan membuat laporan harian. Baja tulangan harus disimpan dengan tak menyentuh tanah. Batang-batang tulangan Fae diben ‘anda yang jelas dan terpisah jerts atu dengan lainnya agar tidak saling at ear: Penempatan batang-batang tulangan di udare terbuka tidak diperbolehkan. 6 Persyaratan Mutu 6.1 Sifat tampak Permukaan tiang beton harus terfihat balk, lurus dan tidak retak serta dilengkapi dengan penandaan sesuai persyaratan pada but 8 Beruan-bagian tiang yang terbuat dar logam harus tertutup atau dilapisi bahan anti karat Sedemikian sehingga terhindar dari koros!. Trang harus dilengkapi konduktor pembumian yang terpasang kokoh dan terbuat dari logam. 6.2. Dimensi Tiang Dimensi tiang harus memenuhi ketentuan abel 2 dengan toleransi sesuai Tabel 3. Tabel 2. Tiang dengan panjang dasar 1 2 s | 4 5 6 ; Ponjera{ |) Beban kena |_Diameter er nominal trom) ee Feet (ml } [da] agian atas(q)Bagian bawah (p> 3700 (157) a ot om, 97200 (187) 2 200 157 277 3350(190) | Tiang 2 3507 |__190 3107 “100 (190)-) suTR [it 300 | 190 337 “117350 (190) (or 3507 | 190 a7 771/500 (190) tt 500 120 337 2/200 (190) 2 2007] 190 350 427950 (190), 12 350 | ___190 350 42/500 (190 12 0180 30 721800 (220) 12 800) Za] 380 1271200 (220) 12 1200 220 380 431200 (190), 13 2007 | 190 363 73/350 (190)_| 13 350 v| 190 36: 427500190) ] gum 13. ‘500 790 363 497600 (220), 13 800. 220) 393 3/1200 (220) 13 1200 220 393 4/200 (190) 14, 200) 190) 377 77950 (190) 14 350 190) ua 74/600 (190) cr 00 190 377 74/800 (220) 14 800 220 aor 7411200 (220) ee eo 407 CCATATAN 1; Panjang tang adalah tidak fermasuk MUP ot2S SPLN D3.019-2: 2013 CATATAN 2: Tiang SUTR pada Tabel di atas adalah untuk penggunaan saluran udara murni (dak bercampur antara SUTR dan SUTM) CATATAN 3: Tiang 11 meter merupakan tipe khusus, dipakai untuk memenuhi jarak bebas (ground clearance) 6 meter pada tik terendah andongan SUTR. CATATAN 4: Tiang SUTM dengan panjang lebin tinggi deri 12 meter merupakan tipe khusus, dipakei untuk memenuhi jarak bebas 7 meter pada titk terendah andongan SUTM Tabel 3. Toleransi Dimensi Dimensi Toleransi [mm] Diameter iuar? + 4 enampang luar - 2 + 30 Panjang 7 6.3 Persyaratan Mekanikal Tiang harus memenuhi persyaratan: * Uji kelurusan: deviasi kelurusan tiang maksimum 0,2% dari panjang tiang (lihat butir 7.3) + Ujilentur: tidak retak pada pembebanan 100% beban kerja * Uji defieksi permanen: maksimum 0,2% dari panjang tiang setelah pembebanan 160% beban kerja selama 2 menit Tiang patah minimum pada 200% beban kerja pada uji patah. Titik beban kerja adalah 250 mm dari ujung atas tiang. GATATAN: (Panjang tiang tidak termasuk Ketebalan penutup tiang dan khusus untuk tiang dengan panjang ekstens| tidak termasuk bagian dibawah batas tanam. 7 Persyaratan Konstruksi Konstruksi tiang dibedakan menjadi: a) Tiang utuh b) Tiang segmental, dimaksudkan untuk mengakomodasi: ~ Kesulitan transportasi; ~ Kedalaman lapisan tanah keras; ~ Kebutuhan tiang yang lebih tinggi. 7.1 Konstruksi iang Utuh Panjang tiang utuh harus sesuai dengan Tabel 2 kolom 3. Panjang pada Tabel ini ditetapkan sebagai panjang dasar tiang pada standar ini. Panjang yang lebih tinggi dari ketentuan Tabel 2 dapat diusulkan Sepanjang tiang dapat memenuhi persyaratan mutu pada butir 6 dan mendapat persetujuan dani pihak-pihak PLN yang berkepentingan. Keruncingan (taper) nominal tiang adalah 1/75. ‘SPLN D3.019-2: 2013 7.2 Konstruksi Tiang Segmental 7.2.1 Tiang Segmental dengan Panjang Dasar Tiang segmental dengan panjang dasar dimaksudkan untuk memudahkan transportasi ke lokasi pemasangan. Tiang tersegmental menjadi 2 segmen atau lebin dengan panjang total dari semua segmen tiang harus memenuhi ketentuan Tabel 2. Ketentuan konstruksi sama dengan tiang utuh dengan panjang dasar (lihat butir 7.1). Penyambungan antar bagian segmen menggunakan pelat sambung (joint plate) yang dihubungkan dengan cara pengelasan melingkar atau mur-baut. Bidang luar pelat sambung setelah tiang terpasang harus dilapisi dengan cat anti karat (Zine-chromate) dengan tebal lapisan cat minimum 50 um. Pabrikan harus mendeklarasi desain pelat sambung: a) Bentuk konstruksi; b) Jenis dan komposisi bahan baja (kuat tarik, kuat leleh /yield strength, ketebalan pelat di setiap bagian); ¢) Ukuran mur-baut, torsi pengencangan dan informasi lain yang terkait dengan mutu penyambungan (untuk penyambungan sistem mur-baut); d) Metode pengelasan, jumlah dan tebal lapisan las, jenis elektroda, dan informasi lain yang terkait dengan mutu penyambungan (untuk penyambungan sistem pengelasan). 7.2.2, Tiang Segmental dengan Panjang Ekstensi Tiang segmental dengan panjang ekstensi dimaksudkan untuk mengatasi ketidakstabilan tanah pada lokasi pemasangan dan atau kebutuhan panjang tiang yang lebih tinggi Tiang terdiri dari segmen atas dengan panjang dasar 12 meter tersebut pada Tabel 2 dan segmen dasar yang merupakan tiang pancang. Ketentuan konstruksi segmen atas sama dengan tiang utuh dengan panjang dasar (hat buitr 7.1), sedangkan segmen dasar mengikuti ketentuan tiang pancang. Penyambungan antar bagian segmen menggunakan pelat sambung (joint plate) yang dinubungkan dengan cara pengelasan melingkar. Bidang luar pelat sambung setelah tiang terpasang harus dilapisi dengan cat anti karat (Zinc-chromate) dengan tebal lapisan cat minimum 50 ym. Pabrikan harus mendeklarasi desain pelat sambung} a) Bentuk konstruksi; b) Jenis dan komposisi bahan baja (kuat tarik, kuat leleh/yield strength, ketebalan pelat di setiap bagian); ‘SPLN D3.019-2: 2013 ) Metode pengelasan, jumlah dan tebal lapisan las, jenis elektroda, dan informasi lain yang terkait dengan mutu penyambungan (untuk penyambungan sistem pengelasan).. Notasi panjang dinyatakan dengan tinggi tiang dari tanah bila tiang telah terpasang: Tipe Tinggi tiang dari tanah 43. XT 10 meter sid 13 meter 14XT 14 meter 45XT 15 meter Cara-cara pemasangan tiang pada tanah dengan daya dukung rendah dapat dilihat pada Lampiran 4, 7.3. Kelurusan Garis sumbu tiang harus dalam satu garis lurus. Deviasi kelurusan tiang maksimum 0,2 % panijang tiang 7.4 Fasilitas Pembumian Tiang beton untuk SUTM harus dilengkapi dengan fasilitas pembumian berupa konduktor pembumian dan terminal pembumian. 7.4.1 Konduktor Pembumian Konduktor pembumian menggunakan baja lunak berdiameter 16 mm. Nilai maksimun resistans konduktor pembumian adalah § x 10° ohm/km pada 27°C. Konduktor pembumian harus ditempatkan lebih dalam dari pada tiang tulangan beton (tidak diperbolehkan pada selimut Iuar beton dan harus tembus keluar di tengah-tengah tutup tiang bawah (linat Gambar 1). Bila tulangan baja konstruksi difungsikan juga sebagai konduktor_pembumian, penggunaan baja lunak yang lebih kecil dari 16 mm diperbolehkan, sepanjang nilai resistansi dari gabungan baja lunak dan tulangan konstruksi tersebut tidak melebihi batas ketentuan di atas. Konduktor pembumian untuk tiang segmental harus sedemikian sehingga kontinuitas pembumian antar segmen dapat tetap terjaga dan memenuhi batas resistansi di atas. SPLN D3.019-2: 2013, 10 ‘SPLN D3.019-2: 2013 7.4.2 Terminal Pembumian Setiap tiang harus dilengkapi dengan empat buah terminal pembumian. Terminal pembumian terbuat dari baja dengan ukuran M12 (Metric) dan lubang untuk Pemasangan bautnya diisi dengan gemuk. Terminal pembumian ditempatkan pada: lokasi penempatan struktur tambahan untuk kawat pembumian (GSW); ~ lokasi penempatan transformator distribusi; ~ diatas batas tanam; - di bawah batas tanam. Baut M16 ras 8 “8 — Sambungan Las Gambar 2. Terminal Pembumian 7.5 Susunan Baja Beton Pratekan dan Baja Tulangan Baja beton pratekan dan baja tulangan harus diatur pemasengannya sehingga letaknya simetris dan terbagi rata pada penampang tiang beton. Baja beton pratekan tidak boleh disambung dengan cara apapun. Bila ada penambahan baja tulangan sebagai penahan gaya pada tiang beton pratekan, maka batang batang baja tulangan itu harus dipasang secara teratur dan konsentris. Jarak antara baja beton pratekan yang berdekatan maupun antara baja beton Pratekan dan baja tulangan harus lebih besar dari diameter maksimum agregat kasar. 7.6 Baja Spiral Baja spiral harus dipasang di sekeliing Iuar baja pratekan dan baja tulangan. Diameter baja spiral tidak boleh kurang dari 2,7 mm dan jaraknya (pitch) tidak melebihi 150 mm. Baja spiral boleh disambung dengan cara pengelasan. n SPLN D3.019-2: 2013 7.7 Tebal Lapisan Beton ‘Tebal lapisan beton antara permukaan luar tiang dan baja beton pratekan (selimut luar fon) minimum 15 mm. 7.8 Tutup Atas Tiang Tutup atas tiang dianjurkan dipasang sebelum proses putar atau getar. Ujung batang baja beton pratekan yang terlihat harus dilindungi dengan lapisan anti karat Tutup atas tiang yang dipasang sesudah proses putar tebalnya tidak boleh melebihi 30 mm. 7.9 Lubang Tembus Jumiah dan posisi lubang tembus harus ditentukan oleh sebelum pemesanan dan agar diperhitungkan sedemikian sehingga tidak mengurangi kekuatan tiang 8 Penandaan 8.1 Penandaan Tiang Tiang harus diberi tanda pengenal: + Nama/logo pabrikan = Tipe tiang * Panjang tiang dan jumlah segmen, beban kerja, tahun produksi dan nomor seri produksi dengan ketentuan seperti berikut: AA EEE-10x Keterangan: AA =| Tipe tiang ‘Untuk tiang segmental dengan panjang dasar, panjang dinyatakan dalam xx Untuk tiang segmental dengan panjang ekstensi, panjang BBB beban kerja dalam daN ccc diameter atas dalam mm EEE tanggal luksi (dd-mm- 20000 nomor seri produksi Contoh : 12/200 (190) 6+6/200 (190) 29-05-2013/001 29-05-2013/13-001 ‘Tanggal produksi dan nomor seri produksi dengan cat Contoh: 12/200 (190) ; 6+6/200 (190) 12 SPLN D3.019-2: 2013 Khusus untuk tiang segmental dengan panjang ekstensi, tipe tiang ditambahkan notasi EXT setelah notasi beban kerja Penandaan harus ditempatkan pada ketinggian 4 meter dari batas tanam. 12/200 (190) 29-05-2013 / 004 Gambar 3. Contoh Penandaan Tiang Beton 13 SPLN D3.019-2: 2013 8.2 Penandaan Batas Tanam Penandaan batas tanam tiang berupa garis lurus tebal warna hitam melingkari setengah lingkaran. Untuk tiang dengan panjang dasar, batas tanam adalah 1/6 panjang tiang dari bagian pangkal tiang. Khusus untuk tiang segmental dengan panjang ekstensi, batas tanam ditetapkan berdasarkan hasil evaluasi. 8.3 Penandaan Titik Angkat Penandaan titik angkat berupa garis lurus tebal melingkari setengah lingkaran. 8.4 Penandaan Pembumian Penandaan pembumian harus ditempatkan pada terminal pembumian dengan diberi tanda dan mudah terlihat saat tiang terpasang. Penandaan dengan cara dicat. 9 Pengujian 9.1. Penguijian Jenis Pengujian jenis dilakukan oleh Laboratorium PT. PLN (Persero) atas permintaan pabrikan dan dilakukan di lokasi pabrikan. Pabrikan harus memiliki fasilitas uji untuk semua pengujian yang tercantum pada Tabel 5. Jumilah sampel pada pengujian jenis adalah 3 (tiga) batang. ‘Suatu tipe tiang dinyatakan lulus pengujian jenis, jika ketiga sampel tersebut di atas dapat memenuhi semua persyaratan pengujian yang tercantum pada Tabel 5 kolom 5. Untuk keperluan pengujian jenis, pabrikan tiang harus menyerahkan kepada Laboratorium, dokumen mengenai: * Gambar desain tiang; + Hasil uji bahan (air, semen, agregat halus, agregat kasar, baja tulangan dan baja beton pratekan); Mutu beton Sertifikat kalibrasi dari alat-alat ukur (dinamo meter, mistar ukur, jangka sorong, dil) Laporan ujijenis dari tiang 12 meter untuk tipe XT Tipe dan jumlah pe wire Sertifikat pengujian jenis hanya berlaku untuk tipe tiang yang diuji dan tidak berlaku untuk tipe lainnya. 14 SPLN D3.019-2: 2013 9.2 Pengujian Rutin Pengujian rutin dilakukan oleh pabrikan terhadap tiang-tiang yang diproduksinya. Tiang dinyatakan Iulus pengujian rutin jika memenuhi persyaratan yang tercantum pada Tabel 5 kolom 4, 9.3. Pengujian Contoh Pengujian contoh dilakukan dan atau disaksikan oleh petugas PT. PLN (Persero). ‘Sampel diambil secara acak (random) dari kelompok tipe tiang yang sama dengan jumlah sesuai tabel 4. Tiang yang akan diserahterimakan dinyatakan memenuhi persyaratan standar jika seluruh ‘sampel yang diyjilulus pengujian yang tercantum pada Tabel 5 kolom 6. Tabel 4. Jumlah Sampel Pengujian Contoh We Jamia tiap jenis

You might also like