PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica)
Wuri Widyastuti, Siti Muflichatun Mardiati, Tyas Rini Saraswati 12 - 20
PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica) SETELAH
PEMBERIAN TEPUNG KUNYIT (Curcuma longa L.) PADA PAKAN
Wuri Widyastuti*, Siti Muflichatun Mardiati*, Tyas Rini Saraswati*
*Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan, Jurusan Biologi,
Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro
ABSTRACT
Quail have the ability to grow and reproduce very quickly that at the age of 42 days. The aims of the
research was to know the potential of turmeric powder as a feed additive to improve growth quail. This
study used 60 quails consists of 4 treatments and 5 replications, namely P0 : as a control, a group of quail
feed a standard concentrate, P1 : quail groups were given a dose of turmeric powder with 13,5
mg/quail/day, P2 : group quail were given a dose of turmeric powder with 27 mg/quail/day, and P3 : quail
groups were given a dose of turmeric powder with 54 mg/quail/day. Each repeat consists of 3 quails are
placed in a cage. Treatment begins at 3 weeks old quail until 2 month. Research using a completely
randomized design. Parameters measured were feed consumption, water consumption, the length of the
wing, the length of the femur, the length of the tibia tarsus and the length of the tarso metatarsus. Data
obtained from this study were analyzed using ANOVA ( Analysis of Varian ) at the level of 95 %. The
result shows was not differences in feed consumption, water consumption, the length of the wing, the
length of the femur, the length of the tibia tarsus and the length of the tarso metatarsus. Conclusion of this
study is the provision of turmeric powder in the feed does not have the potential to increase the growth of
quail
Keywords : Growth, quail (Coturnix coturnix japonica), turmeric powder
ABSTRAK
Puyuh memiliki kemampuan tumbuh dan berkembangbiak yang sangat cepat yaitu pada usia 42 hari.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi tepung kunyit sebagai bahan tambahan pakan dalam
meningkatkan pertumbuhan puyuh. Penelitian ini menggunakan 60 ekor puyuh terdiri atas 4 perlakuan
dan 5 kali ulangan, yaitu P0 : sebagai kontrol, kelompok puyuh yang diberi konsentrat standar, P1 :
kelompok puyuh yang diberi tepung kunyit dengan dosis 13,5 mg/ekor/hari, P2 : kelompok puyuh yang
diberi tepung kunyit dengan dosis 27 mg/ekor/hari, dan P3 : kelompok puyuh yang diberi tepung kunyit
dengan dosis 54 mg/ekor/hari.. Setiap ulangan terdiri atas 3 ekor yang ditempatkan dalam satu kandang.
Perlakuan dimulai saat puyuh berumur 3 minggu selama 2 bulan. Penelitian menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL). Parameter yang diukur adalah konsumsi pakan, konsumsi minum, bobot badan,
pertambahan panjang sayap, pertambahan panjang femur, pertambahan panjang tibia tarsus, pertambahan
panjang tarso metatarsus. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis menggunakan ANOVA
(Analysis of Varian) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis menunjukkan berbeda tidak nyata pada
konsumsi pakan, konsumsi minum, bobot badan, pertambahan panjang sayap, pertambahan panjang
femur, pertambahan panjang tibia tarsus, pertambahan panjang tarso metatarsus. Kesimpulan penelitian
ini adalah pemberian tepung kunyit (Curcuma longa L.) pada pakan tidak berpotensi untuk meningkatkan
pertumbuhan puyuh
Kata kunci : Pertumbuhan, puyuh (Coturnix coturnix japonica ), tepung kunyit
12
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXII, Nomor 2, Oktober 2014
PENDAHULUAN zat gizi yang dibutuhkan harus terdapat
dalam pakan, kekurangan salah satu zat gizi
Puyuh (Coturnix coturnix
yang diperlukan akan memberikan dampak
japonica) merupakan salah satu komoditas
buruk (Listyowati dan Kinanti, 2005).
unggas yang mempunyai peran dan prospek
Hewan yang sedang tumbuh
yang cukup cerah sebagai penghasil telur.
membutuhkan energi untuk
Puyuh juga memberi keuntungan dari
pemeliharaan tubuh, memenuhi
daging sebagai salah satu alternatif yang
kebutuhannya akan energi aktifitas
mendukung ketersediaan protein hewani
mekanik untuk gerak otot, dan sintesis
dengan harga murah dan mudah didapat, di
jaringan-jaringan baru (Tillman et al.,
samping itu bulu dan bahkan kotoran puyuh
1998). Pembentukan jaringan-jaringan baru
dapat dimanfaatkan.
tersebut menyebabkan pertambahan bobot,
Puyuh termasuk unggas yang
bentuk dan komposisi tubuh sehingga
mempunyai keunggulan sebagai hewan
terjadi proses pertumbuhan ( Lawrie, 1994).
ternak. Nugroho dan Mayun (1986)
Pertumbuhan mencakup
menyatakan bahwa beberapa keunggulan
pertambahan dalam bentuk dan berat
puyuh diantaranya ialah : (1) pada usia 42
jaringan-jaringan berupa protein seperti
hari puyuh betina sudah dapat
otot, tulang, jantung, otak dan jaringan
menghasilkan telur, (2) dalam satu tahun
tubuh lainnya. Bagian dari tubuh hewan
puyuh dapat menghasilkan 250 hingga 300
tumbuh dengan cara yang teratur, meskipun
butir telur dengan berat rata-rata 10
tumbuh dengan teratur, tubuh tidak tumbuh
gram/butir, (3) penelitian puyuh tidak
sebagai suatu kesatuan, karena berbagai
memerlukan lahan yang luas, (4) bersifat
jaringan tumbuh dengan laju yang berbeda
lebih adaptif pada berbagai kondisi
dari lahir sampai dewasa (Anggorodi,
lingkungan (penyakit dan suhu), (5) telur
1994). Adapun pertumbuhan mempunyai
dan daging puyuh memiliki nilai gizi yang
tahap yang berbeda-beda bergantung usia
tinggi, (6) bersifat lebih toleran pada pakan
dan jenis organ. Pertumbuhan tiap organ
dengan serat kasar tinggi dibandingkan
berbeda satu sama lain. Pertumbuhan dapat
dengan ayam ras.
dipacu dengan senyawa aditif antara lain
Faktor yang terpenting dalam
senyawa yang terkandung dalam kunyit.
pemeliharaan puyuh adalah pakan, sebab
Tulang hewan terdiri atas
80% biaya yang dikeluarkan peternak
kolagen, molekul protein yang besar, yang
digunakan untuk pembelian pakan. Zat-
13
PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica)
Wuri Widyastuti, Siti Muflichatun Mardiati, Tyas Rini Saraswati 12 - 20
merupakan 90% elemen organik tulang. Peningkatan proses pencernaan
Molekul-molekul kolagen membentuk akan menjadikan substrat hasil metabolisme
serabut-serabut elastik pada tulang tapi yang diserap menjadi semakin banyak.
pada tulang dewasa, kolagen mengeras Semakin banyak produk metabolisme yang
karena terisi bahan anorganik diserap akan mempengaruhi berbagai
hidroksiapatit. Kristal-kristal mineral ini proses fisiologis termasuk proses
dalam bentuk kalsium fosfat mengisi pertumbuhan. Adapun senyawa-senyawa
matriks kolagen. Serabut-serabut protein yang terkandung dalam tanaman kunyit,
dan mineral ini membuat tulang memiliki seperti kurkumin apakah akan
dua sifat, yaitu melunak seperti karet bila mempengaruhi pertumbuhan puyuh.
mineral anorganiknya rusak atau mengeras Berdasarkan pada fungsi kurkumin dalam
(bila direndam dalam larutan asam); atau mempermudah absorpsi nutrien perlu
retak dan hancur bila kolagen/organiknya dilakukan penelitian pertumbuhan puyuh
rusak (bila direbus/dipanasi). (Indriati, yang dipelihara dengan penambahan tepung
2004). kunyit dalam pakan.
Kurkumin adalah senyawa aktif METODOLOGI
yang terkandung dalam kunyit. Khasiat
Penelitian dilakukan di Laboratotium
kunyit ini telah terbukti secara ilmiah
Biologi Struktur dan Fungs Hewan, Jurusan
sebagai agen antidiabetes, antiinflamasi,
Biologi, Fakultas Sains dan
antioksidan, antimikroba, dan antikanker.
Matematika,Universitas Diponegoro,
Wahju (1997) menyatakan bahwa
Semarang. Waktu penelitian dilakukan dari
pemberian ransum dengan penambahan
bulan Juni 2011 sampai Agustus 2011.
tepung kunyit mampu meningkatkan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
metabolisme lemak melalui peran
meliputi : puyuh betina (Coturnix coturnix
kurkuminoid dan minyak atsiri yaitu
japonica), tepung kunyit (Curcuma longa
dengan meningkatkan produksi dan sekresi
L.), konsumsi pakan, konsumsi minum,
empedu. Peningkatan sekresi empedu dari
vitamin, dan label. Alat yang digunakan
kantong empedu ke usus halus akan
antara lain : tempat konsumsi pakan, tempat
meningkatkan metabolisme lemak yang
konsumsi minum, penggaris, baskom,
selanjutnya akan meningkatkan
kater/pisau, timbangan, gelas ukur, alat
pertumbuhan.
tulis, kamera, dan gunting. Cara kerja
dalam penelitian ini meliputi persiapan
14
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXII, Nomor 2, Oktober 2014
kandang kolektif dan kandang individu. dan diberikan penerangan
Kandang yang digunakan dalam penelitian menggunakan lampu 40 Watt
ada dua macam, yaitu kandang kolektif sebagai penghangat.
yang digunakan pada saat aklimasi yang Pelaksanaan penelitian antara lain :
berukuran 80x80x40 dan kandang individu 1. Puyuh percobaan yang berumur 3
30x40x45 cm. Kandang individu terbuat minggu ditimbang untuk
dari kawat ram dan kayu dilengkapi dengan menyeragamkan bobot.
tempat pakan, minum, penampung feses, 2. Tempat pakan, air minum, dan
serta alas kandang yang dibuat miring kotoran dibersihkan setiap pagi dan
sehingga telur yang dikeluarkan oleh sanitasi kandang dilakukan setiap
puyuh akan menggelinding keluar dua minggu sekali.
terkumpul di satu tempat. 3. Pakan dan minum diberikan secara
Persiapan kandang antara lain : ad libitum pada pagi dan sore hari.
1. Sanitasi kandang dan 4. Vitamin antistress diberikan waktu
perlengkapannya dilakukan tertentu untuk menambah daya
sebelum puyuh ditempatkan tahan tubuh dan meminimalkan
dikandang. stress selama penelitian juga
2. Kandang kolektif dan kandang diberikan vaksin.
individu dibersihkan dengan air dan 5. Kelembaban udara serta temperatur
disikat, kemudian disemprot diukur dan dicatat setiap pagi pukul
dengan desinfektan. 07.00 dan sore hari pukul 15.00
3. Kandang ditutup menggunakan WIB.
kertas koran kemudian dilakukan 6. Perlakuan tepung kunyit diberikan
fumigasi. pada puyuh umur 3 minggu selama
4. Tempat pakan dan minum dicuci 2 bulan.
dengan air dan dibersihkan dengan Hewan uji yang digunakan pada penelitian
desinfektan. ini adalah puyuh (Coturnix coturnix
5. Mempersiapkan kandang kolektif japonica) betina dengan jumlah 100 ekor
yang sudah dibersihkan dan DOQ (Day Old Quail). Sebelum diberi
difumigasi. Sehari sebelum puyuh perlakuan, puyuh diaklimasi selama tiga
ditempatkan, kandang kolektif minggu, yaitu penelitian di kandang
diberi sekam pada bagian dasarnya kolektif selama dua minggu selanjutnya di
15
PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica)
Wuri Widyastuti, Siti Muflichatun Mardiati, Tyas Rini Saraswati 12 - 20
kandang individu selama satu minggu. pertambahan panjang femur, pertambahan
Aklimasi bertujuan untuk menyesuaikan panjang tibia tarsus, pertambahan panjang
dengan kandang percobaan dan manajemen tarso metatarsus, setelah pemberian tepung
percobaan. Dihitung nilai koefisien kunyit (Curcuma longa L.) dalam berbagai
keragaman. Sebanyak 60 ekor puyuh umur dosis dengan menggunakan ANOVA pada
3 minggu kemudian ditempatkan di taraf kepercayaan 95% dihasilkan ringkasan
kandang individu dan dikelompokkan hasil penelitian disajikan pada Tabel 4.1.
secara acak, dan diberi perlakuan Hasil analisis data konsumsi pakan
pemberian tepung kunyit selama 2 bulan. menunjukkan berbeda tidak nyata. Artinya
Parameter yang diamati pada penelitian ini pemberian tepung kunyit pada berbagai
adalah parameter utama dan parameter dosis penelitian ini tidak mempengaruhi
pendukung. Parameter utama diantaranya konsumsi pakan puyuh. Faktor yang
yaitu panjang sayap, panjang femur, mempengaruhi konsumsi pakan diantaranya
panjang tibia tarsus, panjang tarso adalah lingkungan dan palatabilitas.
metatarsus dan bobot badan. Parameter Lingkungan diantaranya berupa
pendukung yaitu konsumsi pakan dan kelembaban dan suhu. Hasil pengamatan
konsumsi minum. terhadap kelembaban dan suhu lingkungan
Penelitian ini menggunakan adalah 35-79% dan 22-27,5oC. Suprijatna
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Enam dkk (2005) menyatakan bahwa ternak
puluh ekor puyuh dibagi dalam 4 unggas mampu berproduksi stabil pada
perlakuan dan 5 kali ulangan. Data yang kisaran kelembaban 30-80% dan temperatur
diperoleh dari penelitian ini dianalisis 10-30oC. Suhu sudah sesuai dengan suhu
menggunakan ANOVA (analysis of lingkungan untuk kehidupan, sehingga
varian), apabila terdapat perbedaan yang konsumsi tidak berbeda nyata. Suprijatna
nyata maka dilanjutkan uji lanjut dengan dkk (2005) menyatakan faktor lain yang
menggunakan uji Duncan pada taraf mempengaruhi konsumsi pakan adalah
signifikasi 95 % (Gomez, 2005). palatabilitas. Palatabilitas adalah kelezatan
pakan yang ditentukan oleh banyak
HASIL DAN PEMBAHASAN
sedikitnya kandungan senyawa-senyawa
Berdasarkan analisis data penelitian kimia tertentu misalnya alkaloida dan fenol.
berupa pertambahan konsumsi pakan, Kandungan kimia pada kunyit seperti
konsumsi minum, pertambahan bobot arturmerone, alfa turmerone, alfa atlantone,
badan, pertambahan panjang sayap,
16
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXII, Nomor 2, Oktober 2014
beta sesquiphellandren, zingiberene, ar tidak mempengaruhi palatabilitas sehingga
curcumene dan juga rasa pahit pada kunyit konsumsi pakan tidak berbeda.
Tabel 4.1 Hasil analisis rata-rata konsumsi pakan, konsumsi minum, pertambahan bobot badan,
pertambahan panjang sayap, pertambahan panjang femur, pertambahan panjang tibia
tarsus dan pertambahan panjang tarso metatarsus puyuh setelah pemberian tepung
kunyit (Curcuma longa L.) selama satu bulan.
Kelompok Perlakuan
Parameter
P0 P1 P2 P3
Konsumsi pakan (g/ekor/hari) 19,11a 19,54a 20,19a 19,26a
Konsumsi minum (ml/ekor/hari) 43,11a 43,32a 43,06a 47,75a
Pertambahan Bobot Badan (g/ekor) 98,0a 101,2a 99,2a 99,0a
Pertambahan Panjang sayap (cm) 1,48a 1,44a 1,26a 1,36a
Pertambahan Panjang femur (cm) 0,14a 0,16a 0,14a 0,12a
Pertambahan Panjang tibia tarsus (cm) 0,28a 0,20a 0,16a 0,28a
Pertambahan Panjang Tarso metatarsus (cm) 0,18a 0,16a 0,16a 0,24a
Keterangan : huruf superskrip yang sama pada satu baris menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf
kepercayaan 95%. P0 = kelompok kontrol tanpa pemberian tepung kunyit, Kontrol P1 =
kelompok perlakuan pemberian tepung kunyit dengan dosis 13,5 mg, P2 = kelompok
perlakuan pemberian tepung kunyit dengan dosis 27 mg P3 = kelompok perlakuan
pemberian tepung kunyit dengan dosis 54 mg.
Guyton and Hall (2006) pengosongan isi lambung sehingga nafsu
menyatakan bahwa mekanisme nafsu makan meningkat dan memperlancar
makan dan rasa lapar muncul sebagai akibat pengeluaran empedu sehingga
perangsangan beberapa area hipotalamus meningkatkan aktivitas saluran pencernaan,
yang menimbulkan rasa lapar dan keinginan tetapi hasil penelitian mengenai konsumsi
untuk mencari dan mendapatkan makanan. pakan menunjukkan berbeda tidak nyata
Rasa lapar juga dapat distimulasi oleh dengan kontrol. Hal ini diduga dosis
pengosongan isi lambung dan terjadinya pemberian tepung kunyit dalam penelitian
penurunan kadar glukosa darah. Penelitian belum mampu meningkatkan konsumsi
Purwanti (2008) menjelaskan bahwa pakan puyuh.
kurkumin yang terkandung di dalam kunyit Seiring dengan tidak adanya
memiliki khasiat yang dapat mempengaruhi perbedaan konsumsi pakan dan perubahan
nafsu makan karena dapat mempercepat kondisi lingkungan maka konsumsi minum
17
PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica)
Wuri Widyastuti, Siti Muflichatun Mardiati, Tyas Rini Saraswati 12 - 20
juga menunjukkan hasil yang berbeda tidak pakan. Tidak adanya perbedaan konsumsi
nyata pada berbagai dosis pemberian pakan maka pemberian tepung kunyit juga
tepung kunyit. Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi pertambahan bobot
mempengaruhi peningkatan konsumsi badan, namun menurut Yuniusta dkk.
minum antara lain : lingkungan, seperti (2007) menyatakan bahwa kunyit
suhu, kelembaban, pakan, umur, jenis membantu proses metabolisme enzimatis
kelamin dan lain-lain (Wahyu, 2004). Hasil pada badan puyuh karena ada kandungan
penelitian tepung kunyit yang diberikan senyawa kurkuminoid dan minyak atsiri
tidak mempengaruhi konsumsi air minum sehingga dapat memperbaiki metabolisme
puyuh pada perlakuan, hal ini menunjukkan nutrien, selain itu tidak adanya
bahwa tepung kunyit yang diberikan tidak pertambahan bobot badan diduga energi
mempengaruhi konsumsi minum. lebih banyak digunakan untuk produksi
Konsumsi air pada puyuh memiliki standar telur sehingga tidak mempengaruhi bobot
tertentu dan puyuh tidak akan badan.
mengkonsumsi air secara berlebihan bila Pertumbuhan merupakan salah
tidak dalam keadaan stress karena suhu satu proses baku dalam kehidupan. Secara
yang terlalu tinggi, selain itu dengan sederhana proses pertumbuhan dapat
konsumsi air minum yang berlebih maka didefinisikan sebagai proses pertambahan
konsumsi ransum akan berkurang dan akan massa dan selalu diikuti dengan proses
berdampak pada pertambahan berat badan perkembangan. Bobot tubuh merupakan
puyuh. akumulasi hasil metabolisme. Hasil
Hasil analisis data terhadap metabolisme didukung oleh banyaknya
pertambahan bobot badan menunjukkan pakan yang dikonsumsi serta optimalisasi
berbeda tidak nyata. Hal ini sejalan dengan penggunaan pakan. Efisiensi penggunaan
tidak adanya perbedaan pada konsumsi energi ditentukan oleh faktor-faktor
pakan dalam mempengaruhi bobot badan. seperti ketersediaan bahan makanan,
Penelitian Agustiana (1996) menyatakan genetik, dan faktor-faktor hormon yang
bahwa penggunaan tepung kunyit dalam mempengaruhi kebutuhan energi tersedia
ransum unggas sampai taraf 0,6% tidak terhadap produksi energi (Djulardi dkk,
dapat memberikan perbedaan yang nyata 2006).
terhadap konsumsi pakan, berat badan, Unggas membutuhkan asupan
pertambahan berat badan, dan konversi nutrisi yang cukup untuk meningkatkan
18
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXII, Nomor 2, Oktober 2014
bobot tubuhnya pada masa pertumbuhan. dengan pengikisan tulang dari permukaan
Salah satunya dengan meningkatkan dalam (Muwarni, 2001 dalam Hidayat,
konsumsi pakan. Kartadisastra (1997) 2007).
menyatakan bahwa bobot tubuh ternak Pemberian tepung kunyit pada
senantiasa berbanding lurus dengan berbagai dosis tidak mempengaruhi
konsumsi ransum, makin tinggi bobot pertambahan panjang sayap, panjang femur,
tubuhnya, makin tinggi pula konsumsinya panjang tibia tarsus, panjang tarso
terhadap ransum. Hal ini sesuai dengan metatarsus. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa tidak penelitian terhadap parameter bobot badan,
adanya perbedaan konsumsi pakan maka konsumsi pakan dan konsumsi minum yang
bobot badan tidak berbeda. menunjukkan berbeda tidak nyata. Tidak
Hasil analisis terhadap adanya peningkatan parameter tersebut
pertambahan panjang sayap, panjang femur, diduga hasil metabolisme nutrien pada
panjang tibia tarsus, panjang tarso pencernaan dengan penambahan tepung
metatarsus menunjukkan hasil yang tidak kunyit ke dalam pakan lebih digunakan
berbeda. Pertambahan panjang sayap, untuk proses pembentukan telur dari pada
panjang femur, panjang tibia tarsus, untuk aktivitas pertumbuhan.
panjang tarso metatarsus berkaitan dengan
KESIMPULAN
pertumbuhan tulang. Untuk pertumbuhan
tulang dibutuhkan kalsium. Pertumbuhan Hasil penelitian dengan perlakuan
tulang terjadi karena garam-garam kalsium pemberian tepung kunyit (Curcuma longa
yang mulai mengendap pada osteoid dan L.) dengan dosis 0 mg sebagai kontrol, 13,5
mengeras. Tulang tumbuh karena adanya mg, 27 mg, dan 54 mg menunjukkan tidak
proses kalsifikasi dan resorpsi. Kalsifikasi berbeda nyata pada konsumsi pakan,
merupakan proses terjadinya pengendapan konsumsi minum, bobot badan,
mineral kalsium fosfat pada permukaan pertambahan panjang sayap, pertambahan
serat-serat kolagen dalam jaringan sel-sel panjang femur, pertambahan panjang tibia
tulang (osteoid). Resorpsi tulang sama tarsus, serta pertambahan panjang tarso
pentingnya dengan proses kalsifikasi, metatarsus.
karena tulang akan dapat tumbuh membesar Berdasarkan hal diatas maka dapat
dengan cara menambah jaringan tulang disimpulkan bahwa, pemberian tepung
baru dari permukaan luar yang diiringi kunyit (Curcuma longa L.) pada penelitian
19
PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica)
Wuri Widyastuti, Siti Muflichatun Mardiati, Tyas Rini Saraswati 12 - 20
ini tidak berpotensi untuk meningkatkan Lawrie, R. A. 1994. Ilmu Daging Edisi-5.
Univeritas Indonesia Press. Jakarta
pertumbuhan puyuh.
Listyowati, E dan Kinanti Roospitasari,
2005. Puyuh : Tata Laksana Budi
DAFTAR PUSTAKA Daya Secara Komersial. Penebar
Agustiana, A. 1996. Penggunaan Tepung Swadaya, Jakarta.
Kunyit (Curcuma domestica) Nugroho dan I.G.K. Mayun, 1986.
dalam Ransum Terhadap Beternak Burung Puyuh. Eka
Penampilan dan Daya Tahan offset, Semarang.
Tubuh Ayam Pedaging. Skripsi. Purwanti, 2008. Kajian Efektifitas
Departemen Ilmu Nutrisi dan Pemberian Kunyit, Bawang Putih
Makanan Ternak, Fakultas dan Mineral Zink terhadap
Peternakan IPB. Bogor. Performa, Kadar Lemak,
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Kolesterol dan Status Kesehatan
Unggas. PT Gramedia Pustaka Broiler. Thesis. Sekolah
Utama. Jakarta. Pascasarjana. Institut Pertanian
Djulardi, A., Helmi, M., Suslina, A.L. Bogor.
2006. Nutrisi Aneka Ternak Dan Suprijatna, E., Umiyati, A dan Ruhyat, K.
Satwa Harapan. Andalas 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas.
University Press. Padang. Penebar Swadaya. Jakarta.
Gomez, K. A. 2005. Prosedur Statistik Tillman, A. D., H. Hartadi, S.
Untuk Penelitian Pertanian , edisi Reksohadiprodjo, S. Prawiro
kedua, UI Press, Jakarta. Kusuma, dan Lebdosoekoekojo.
Guyton dan Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi 1998. Ilmu Makanan Ternak
Kedokteran. Ed ke-11. Jakarta. Dasar. Gadjah Mada University
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Press. Yogyakarta
Hlm 251-255. Wahju, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas.
Hidayat, A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Gajah Mada University Press,
Keperawatan. Salemba Medika. Yogyakarta.
Jakarta. Wahyu, J. 2004. Ilmu Nutrisi Ternak
Indriati, 2004. Antropologi Forensik Unggas. Yogyakarta : Gajah
Identifikasi Rangka Manusia, Mada University Press.
Aplikasi Antropologi Biologis Yuniusta, Syahrio T., D. Septinova. 2007.
dalam Konteks Hukum. Gadjah Perbandingan Performa Antara
Mada University Press. Broiler Yang Diberi Kunyit dan
Yogyakarta. Temulawak melalui Air minum.
Kartadisastra, H.R. 1997. Penyediaan dan Fak. Pertanian. Univ. Lampung.
pengelolaan Pakan Ternak
Ruminansia. Kanisius. Jakarta
20