To Bio 1
To Bio 1
com
Konsultan Olimpiade Sains Nasional
Head Office : Ruko Royal Sawangan Permai No 5, Sawangan, Depok, 16511 Telp. 021-2920 6201
Cabang : Kenjeran 256A, Surabaya. Telp. 031-3722-959
Contact Person : 0878-7871-8585 / 0813-8691-2130
Bidang Studi : Biologi
Figure 1.
A. Phenoype of Col-0 and lcs3 plants
B. The number of true leaves of 14-day-old seedling of Col-0 and lcs3 plants
C. Trypan blue staining of the first and second true leaves of of Col-0 and lcs3
plants
D. Percentage of lesion area per leaf area
PT. Pelatos Nasional Indonesia
Instagram, Twitter, Line dan Youtube : @pelatihan_osn
Pelatihan-osn.com
Konsultan Olimpiade Sains Nasional
Head Office : Ruko Royal Sawangan Permai No 5, Sawangan, Depok, 16511 Telp. 021-2920 6201
Cabang : Kenjeran 256A, Surabaya. Telp. 031-3722-959
Contact Person : 0878-7871-8585 / 0813-8691-2130
Then, application of callose synthase inhibitor (DDG) to Col-0 plant gave the result below.
Figure 2.
B. Trypan blue staining of the first and second true leaves of of Col-0
C. Percentage of lesion area per leaf area
Indicate if each of the following statements is true or false.
A. Callose is an essential cell wall polymer required for many biological processes including
plasmodesmata regulation
B. Normal plant growth was influenced by low Ca2+ concentration in the medium
C. Low Ca2+ concentration sensitivity was not involved in supressing cell death
D. Callose synthesis can supress cell death on the leaves
2. Pohon bakau tumbuh pada pesisir pasang surut dan memiliki akar vertikal (penumatofor) yang bekerja
seperti snorkel bagi akar yang terbenam. Mekanisme yang membantu pertukaran gas telah diteliti
dengan mencatat tekanan gas, relatif terhadap udara atmosfer, saat pneumatofor tergenang air pasang
dan tidak tergenang air pasang.
Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah.
A. Udara dihisap ke dalam akar ketika pneumatofor berada pada kondisi air surut
B. Respirasi pada akar menyumbang pada perubahan tekanan udara di dalam akar
C. Pneumatofor menyediakan CO2 untuk fotosintesis
D. Laju respirasi pada akar melambat ketika pneumatofor tergenang air
Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah.
A. Pendedahan cahaya yang meningkat merupakan penyebab utama dari kematian sel pada tanaman
yang dibungkam reseptor sitokininnya
B. Kondisi 12 jam terang dan 12 jam gelap akan menyebabkan persentase kematian sel yang tinggi
pada tanaman yang dibungkam reseptor sitokininnya
C. Sitokinin meningkatkan cekaman daun
D. Sitokinin membantu penyesuaian ekspresi gen – gen terkait irama harian (circadian clock)
4. Gen RMS1 mengkode suatu protein pensinyalan yang diubah pada tanaman modern. Aktivitasnya
dipelajari dengan menyambung kecambah dari tanaman yang berbeda dan memantau
pertumbuhannya.
PT. Pelatos Nasional Indonesia
Instagram, Twitter, Line dan Youtube : @pelatihan_osn
Pelatihan-osn.com
Konsultan Olimpiade Sains Nasional
Head Office : Ruko Royal Sawangan Permai No 5, Sawangan, Depok, 16511 Telp. 021-2920 6201
Cabang : Kenjeran 256A, Surabaya. Telp. 031-3722-959
Contact Person : 0878-7871-8585 / 0813-8691-2130
Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah.
A. Aktivitas RMS1 meningkatkan percabangan pucuk
B. Sinyal yang dihasilkan oleh RMS1 berjalan menuju ujung pucuk daripada menuju ke akar
C. Aktivitas RMS1 pada akar cukup untuk memberikan arsitektur tanaman WT
D. Aktivitas RMS1 pada akar penting untuk memberikan arsitektur tanaman WT
5. Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar di atas menunjukkan skema irisan membujur suatu organ generatif pada suatu tanaman.
Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah.
A. Tanaman yang memiliki organ seperti gambar di atas merupakan tanaman berumah dua
B. Penyerbukan yang terjadi pada bunga tanaman tersebut melibatkan serangga polinator kupu-kupu
C. Organ tersebut menghasilkan buah semu karena bagian reseptakel ikut membentuk buah
D. Tanaman tersebut melepaskan senyawa metabolit sekunder beraroma ke udara yang dapat
dideteksi oleh polinator
6. Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui dampak tingkat kandungan protein dan aktivitas Rubisco
pada dua populasi tanaman jagung produksi tinggi dan produksi rendah. Pengukuran parameter
dilakukan pada 7 tahap perkembangan tanaman (Gambar 1).
Gambar 1. Tahap perkembangan tanaman
Gambar 2. Protein Rubisco yang diekspresi per gram bobot segar (a) dan per protein total (b).
Gambar 3. Aktivitas Rubisco karboksilase per protein total.
Gambar 4. Hibiridisasi Northern pada transkrip rbCL dan rbcS.
(Zo : populasi awal/produksi rendah, Z18 : populasi produksi tinggi)
PT. Pelatos Nasional Indonesia
Instagram, Twitter, Line dan Youtube : @pelatihan_osn
Pelatihan-osn.com
Konsultan Olimpiade Sains Nasional
Head Office : Ruko Royal Sawangan Permai No 5, Sawangan, Depok, 16511 Telp. 021-2920 6201
Cabang : Kenjeran 256A, Surabaya. Telp. 031-3722-959
Contact Person : 0878-7871-8585 / 0813-8691-2130
Indicate if each of the following statements is true or false.
A. At later stages of development, Rubisco-activity and Rubisco-protein are regulated mainly at the
transcriptional level.
B. Rubisco activity or Rubisco-protein showed correlation with yield for both maize populations at later
stages of development.
C. The quantifications for relative transcript level could be made in properly exposed autoradiograms
and then scanned by a densitometer and normalized against the total RNA measured in enlarged
negatives of the gel photographs
D. Rubisco activity by itself is a suitable biochemical marker for selecting maize plants of high grain
yield at the seedling stage.
7. Tanaman Bienertia sinuspersici yang belum diketahui jalur fotosintesisnya diteliti kloroplas
klorenkimnya. Berikut ini adalah gambar hasil isolasi klorenkim daun B. sinuspersici.
Gambar 1.
A) Sel klorenkim yang menunjukkan kloroplas tepi (P-CP), kompartemen pusat (CC), kloroplas
kompartemen pusat, dan saluran sitoplasmik (cyt. channel)
B) Sel – sel klorenkim yang diwarnai dengan vital stain (trypan blue)
Kemudian dilakukan pengukuran pembentukan PEP pada kloroplas hasil isolasi dengan hasil seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Gambar 2.
Gambar di atas menunjukkan hasil sayatan melintang dari organ suatu tanaman. Tentukan apakah
pernyataan berikut ini benar atau salah.
A. Tanaman tersebut memiliki struktur daun unifasial karena terdapat simetri dorso-ventral
B. Tanaman tersebut memiliki anatomi Kranz tampak pada daunnya sehingga dapat disimpulkan
bahwa jalur C4 terlibat dalam fotosintesisnya
C. Ketika sinar matahari terik, daun tanaman tersebut dapat menggulung ke arah Y untuk mengurangi
laju transpirasi yang tinggi
D. Tanaman tersebut termasuk ke dalam kelompok dikotil
10. Meningkatnya kadar karbondioksida di atmosfir dapat memaksa tumbuhan untuk menyesuaikan diri
agar laju fotosintesis tetap terjaga. Sekelompok peneliti menumbuhkan tanaman tembakau pada kondisi
kadar CO2 yang lebih tinggi daripada kadar di atmosfir (ECO2). Untuk melihat dampak dari peningkatan
kadar CO2 terhadap fisiologi tanaman tersebut, pengukuran jumlah relatif protein alternative oxidase
(AOX) yang merupakan komponen respirasi mitokondria yang tidak mempertahankan (conserved) energi
elektron, dilakukan pada tiga kelompok galur tanaman yaitu over-express (OE), wild type (WT) dan knock
down (KD) dengan kombinasi perlakuan kadar CO2 dan cekaman air yang berbeda (ACO2 = kadar
karbondioksida atmosfir, ECO2 = kadar karbondioksida lebih tinggi dari atmosfir). Hasil pengukuran
tersebut ditunjukkan oleh Gambar 1.
Gambar 1.
Kemudian dilakukan pengukuran dampak jumlah AOX terhadap laju bersih asimilasi CO2 maksimal (Amax)
di bawah kondisi perlakuan oksigen, CO2 dan cekaman air yang berbeda (titik data paling kiri = galur KD,
titik data tengah = WT, dan titik data kanan = galur OE). Hasil pengukuran ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2.
Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah.
A. Cekaman kering menyebabkan meningkatnya ekspresi gen AOX pada tanaman wild-type
B. Kekurangan air dapat menyebabkan turunnya laju maksimal fotosintesis tanaman tembakau
C. Tanaman tembakau tidak merespon peningkatan kadar karbondioksida di atmosfir pada
fotosintesisnya
D. Ekspresi gen protein oksidase alternatif yang tinggi dapat mengurangi dampak cekaman kering
terhadap laju maksimal fotosintesis
11. Daun atau batang tanaman sukulen memungkinkan tanaman untuk beradaptasi pada habitat kering
agar dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama sebelum mencapai kandungan air kritis relatif.
Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan perubahan kandungan air relatif pada dua jaringan yaitu
21.0 ± 5.0 ±
Pelatihan-osn.com 0.8
22.0
1.0±0.5 0.6±0.3
Konsultan Olimpiade Sains Nasional
15.0 ± 5.0 4.4 ±2.0 4.. 0) 0.4 D 0
Head Office : Ruko Royal Sawangan Permai No 5, Sawangan, Depok, 16511 Telp. 021-2920 6201
bC
0 n0 0
10.5 ±3.0
18.2±6.0
4.6 ± 2.0 12.5 ± 3.0
Cabang : Kenjeran 256A, Surabaya. Telp. 031-3722-959
v
148.1
132.7
/
Contact Person : 0878-7871-8585 / 0813-8691-2130
0 2 4 6 8 10 12 14
12.5 ± 2.8 ± 40.1
days witing
3.4 ± jaringan penyimpan air (hidraenkim) dan klorenkim seiring dengan perubahan kandungan air total pada
0.6 ± 7.0
mol kg-') (closed symbols) for a known leaf area during wilting of whole plants.
mples 170.0 ± 27.0 201.0 ±
Each datum point represents the average of three samples.
l
y. 02-evolution from leaf discs with 3.5
0)
IL
d with a Hansatech02-electrode
0)
(Bach-
To
ci
nder the following conditions: temper-
1-
(see "Results"). Chl was determined
0)
of Arnon (1).
0I
RESULTS *-
g period. With whole plants, layu pada satu daun yang dipetik; B. Kondisi layu pada tanaman utuh)
values,
the
tissues had the same decrease in RWC. Each datum
initial
ed leaves than in leaves leaf tissue (Fig. 2). It is evident that RWC of the
B. Penurunan kandungan air lebih lambat pada daun yang dipetik daripada yang masih melekat
attached
hydrenchyma
RWC was reached after 10 and
decreased much faster than that of the chlorenchyma.
d,
C. Ketika daun kehilangan 50% dari kandungan air awal, kandungan air relatif pada jaringan penyimpan
When
D. Adanya
ed P. magnoliaefolia MORPHOLOGICAL
(Jac)
aliran air dari
chyma hidraenkim
had lost
CHANGES INCOCONUTSOMATICEMBRYOS
plants,
ke
only klorenkim
25% menandakan
of its saturating
21
water adanya perpindahan zat terlarut dari
content. Results
able I; Fig. 1). However, that the chlorenchyma cell volume is preserved at the expense
12. Tanaman kelapa banyak dibudidayakan cellsecara generatif menggunakan buahnya. Perbanyakan secara
the
During wilting, the fresh weight function leaves during wilting (Fig. 3).
dari tanaman kelapa yaitu embryo yang ada di dalam buah kelapa. Dengan teknik kultur in vitro yang
of
ht per leaf area during 00 but only about 180 mosmol kg-' mmin the hydrenchyma.
~~~~~1
water loss In extracts
B C
A
Downloaded from on September 10, 2020 - Published by www.plantphysiol.org
Copyright © 1987 American Society of Plant Biologists. All rights reserved.
El~~~~~~~~~~~~~~~~~~~A
Pelatihan-osn.com
Konsultan Olimpiade Sains Nasional
Head Office : Ruko Royal Sawangan Permai No 5, Sawangan, Depok, 16511 Telp. 021-2920 6201
Cabang : Kenjeran 256A, Surabaya. Telp. 031-3722-959
Contact Person : 0878-7871-8585 / 0813-8691-2130
Sedangkan skema pembentukan kalus pemula dan kalus embryonik dari eksplan plumula disajikan pada
gambar berikut ini.
24 SAENZET AL.
PL
PL
PL T
0 d 15 d 30 d 45 d
GES
Other 1-m
tissues
60 d 90 d
FIG. 3. Gambar 2. Skema pembentukan embryo somatik dari eksplan plumula (MC: meristematic center, GES:
Schematic representation of the changes that occur during the formation of initial callus and embryogenic callus from plumule
explants cultured in vitro. At day 15, the coalescence of the external plumular leaves (PL) is depicted. At day 30 the PL have grown and
(GES) and elongated (EES) embryogenic structures appeared. White areas correspond to other tissues. SM, shoot meristem.
A.
aberrant structures did not Kultur in vitro memerlukan medium yang berisi makronutrien dan mikronutrien tanpa tambahan zat
and conversion, whereas those showing irregular development with
germinate. Germination started after A.A. thanks Instituto Nacional de Investigaciones Agricolas y Pecuarias
(INIFAP) and CONACYT (Ref. 119335) for the financial support for his PhD
pengatur tumbuh
30d of culture in medium II, and the development of the shoots
occurred after 3 mo. of culture. At this stage, the presence of roots
studies of which the present paper is a part. This project was supported by
(Projectnumber990130).
CONACyT-SISIERRA
B.well Auksin dan sitokinin
was not observed; however, histological studies showed that the root
meristem was already formed. Finally, with the formation of merupakan zat pengatur tumbuh yang dapat memicu terbentuknya kalus
The present study allows(callogenesis) pada eksplan tanaman
roots after 3 mo. of culture, whole plantlets were formed.
References
better insights and an integrated view
C. Meristem apeks pucuk berubah menjadi struktur translucent yang membentuk embryo somatik
(as depicted in Fig. 3) into the somatic embryogenesis process in
coconut plumule explants that could be helpful for improvement in
Alemanno, L.; Berthouly, M.; Michaux-Ferriere,
Theobroma cacao L. zygotic embryogenesis
N. A comparison between
and somatic embryogen
D. Pada kultur in vitro, embryo somatik tanaman kelapa berasal dari satu sel diploid seperti pada
future studies. For instance, we can relate current limitations of the
process, such as the low germination of embryos, with occurrence of
esis from floral expiants. In Vitro Cell. Dev. Biol. Plant 33:163-172;
1997.
perkembangbiakan generatif
Baudino, S.; Hansen, S.; Brettschneider, R.; Hecht, V. F.; Dresselhaus, T.;
aberrant development (shoot meristem absence, fused cotyledons,
Loerz, H.; Dumas, C; Rogowsky, P. M. Molecular characterization of
etc.), and consequently focus our attention on these particular two novel maize LRR receptor-like kinases, which belong to the
aspects to overcome the limitations. In addition, this study can
broaden our understanding of the process of embryogenesis. For
SERK family. Planta 213:1-10;
Berthouly, M.; Michaux-Ferriere,
2001.
N. M. High frequency somatic
13. Sekelompok peneliti mempelajari efek pengeratan (girdling) batang tanaman. Berikut adalah gambar
instance, to relate the histomorphological development with gene
expression, particularly of genes involved in the signaling process of
embryogenesis
44:169-176;
in Coffea canephora. Plant Cell Tiss. Organ Cult.
1996.
(Schmidt et al., 1997; Baudino et al., 2001; Hecht et al., 2001). The
resulting knowledge could eventually lead us to improved control of
cocotier
histologique.
(Cocos nuc?fera L.) ? partir d'expiants
Can. J. Bot. 70:735-741; 1992.
foliaires: ?tude
This content downloaded from 130.15.241.167 on Wed, 06 Jan 2016 00:22:45 UTC
jaringan yang mati dibandingkan dengan internodus yang tidak
All use subject to JSTOR Terms and Conditions
diberi perlakuan (paling kiri).
PT. Pelatos Nasional Indonesia
Instagram, Twitter, Line dan Youtube : @pelatihan_osn
Pelatihan-osn.com
Konsultan Olimpiade Sains Nasional
Head Office : Ruko Royal Sawangan Permai No 5, Sawangan, Depok, 16511 Telp. 021-2920 6201
Cabang : Kenjeran 256A, Surabaya. Telp. 031-3722-959
Contact Person : 0878-7871-8585 / 0813-8691-2130
Kemudian diukur dampak pemberian nutrient (N) terhadap panjang lateral dari tunas nodus ke 2 dan 5
serta tinggi tanaman 6 hari setelah berbagai perlakuan.
Gambar 2. Dampak pemberian nutrien (N) pada
panjang lateral tunas dan tinggi tanaman kacang
ercis
Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah.
A. Perlakuan girdling pada batang dapat menghambat aliran fotosintat dari pucuk menuju ke
penampungan (sink)
B. Angkutan air dan mineral tidak terdampak langsung oleh perlakuan girdling
C. Pemberian inhibitor auksin (NPA) menyebabkan tumbuhnya tunas aksiler sama seperti jika tanaman
dihilangkan ujungnya (dekapitasi)
D. Berkurangnya auksin endogen pada pucuk karena dekapitasi merupakan satu-satunya sinyal yang
memicu pertumbuhan tunas aksiler
14. Ultraviolet B radiation (UV-B, 290–315 nm) can cause damage and induce photomorphogenic responses
in plants. The mechanisms that mediate the photomorphogenic effects of UV-B are unclear. A group of
researchers studied two developmental responses induced by UV-B in de-etiolating Arabidopsis
seedlings: cotyledon opening and hypocotyl growth inhibition. Their investigations give the result below.
Figure 1. Fluence-rate response curves for cotyledon opening (A) and hypocotyl growth (B).
Figure 2. A. Angle between cotyledons; B. Hypocotyl length of WT seedlings after 3 d of exposure to
daily periods of 2.5 h of UV-B or darkness (D), followed by a saturating R or FR pulse; and C. Phenotype
of WT seedlings grown under the different irradiation treatments
Figure 3. Angle between cotyledons (A) and hypocotyl length (B) of photoreceptor-deficient single and
double mutants. The seedlings were exposed for 3 d to a daily period of 2.5 h of UV-B or darkness,
followed by a saturating R (striped bars) or FR (solid bars) pulse.
Indicate if each of the following statements is true or false.
A. Fluence-rate of UV-B induced cotyledon opening and hypocotyl growth inhibition
B. The enhancing effect of UV-B increased with fluence rate up to approximately 7.5 µmol m-2 s-1
C. Daily exposure to 2.5 h of UV-B enhanced the cotyledon opening response induced by a subsequent
red light (R) pulse
D. Phytochrome A and crytochromes 1 & 2 was required for the cotyledon opening response to UV-B
à R treatments
15. Perhatikan gambar berikut ini.
B
1. A
2. A A
3. A
4. A
5.
6. A
Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah.
A. Semua tipe jaringan A-C di atas berperan sebagai jaringan penyokong pada tumbuhan
B. Jaringan A mengalami kematian sel pada saat dewasa sehingga tidak mengandung protoplasma
C. Jaringan B biasanya dijumpai pada berkas pembuluh dan berperan untuk menyimpan pati xilem
D. Jaringan C dapat ditemukan pada kulit buah pir dan ceri
16. Trakeid merupakan pengangkut air dan mineral yang kurang efisien konduktivitasnya dibandingkan
dengan trakea (vessel). Kelompok gymnospermae memiliki xylem dengan pengangkut trakeid tanpa
trakea. Dibandingkan dengan angiospermae, daya hantar xilem gymnospermae lebih rendah. Pada
gymnospermae, khususnya Ginkgo biloba, terdapat noktah trakeid yang berpelindung (bordered)
dengan membran torus dan margo. Gambar 1 berikut ini menunjukkan perbandingan fungsi noktah
antar pengangkut (conduit) pada angiospermae dan gymnospermae (dengan torus-margo) pada saat
terbuka, tertutup (sealed) dan kemasukan gelembung udara.
Gambar 1.
Suatu penelitian dilakukan untuk melihat tarik-ulur (trade off) antara keamanan dari embolisme dan
efisiensi hantaran. Hasil pengukuran hantaran noktah kemudian dihubungkan dengan tekanan bibit
gelembung udara (air seed) dan diperoleh pola seperti pada Gambar 2.
PT. Pelatos Nasional Indonesia
Instagram, Twitter, Line dan Youtube : @pelatihan_osn
Pelatihan-osn.com
Konsultan Olimpiade Sains Nasional
Head Office : Ruko Royal Sawangan Permai No 5, Sawangan, Depok, 16511 Telp. 021-2920 6201
Cabang : Kenjeran 256A, Surabaya. Telp. 031-3722-959
Contact Person : 0878-7871-8585 / 0813-8691-2130
Gambar 2.
Kemudian dilakukan juga plotting antara diameter rata-rata pengangkut dengan tekanan bibit
gelembung udara dan diperoleh hasil seperti gambar berikut ini.
Gambar 3.
Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah.
A. Noktah antar conduit memberikan ketahanan conduit terhadap pembentukan buih (cavitation) dan
mencegah kerusakan karena himpitan
B. Adanya torus pada noktah menyebabkan conduit tidak akan terkena emboli
C. Adanya torus-margo dapat mengoptimalkan keamanan vs. daya hantar noktah pada
gymnospermae
D. Gymnospermae dan angiospermae sama-sama menunjukkan optimalisasi rasio ketebalan terhadap
bentangan (thickness-to-span) karena ukuran diameter rata-rata pengangkutnya menurun seiring
dengan peningkatan tekanan bibit udara
Gambar 1. Gambar 2.
Kemudian mereka mengukur kandungan sulfur dan selemium pada pucuk dua kelompok tanaman hiper
dan non akumulator dengan atau tanpa adanya nodul akar. Hasil pengukuran tersebut dituangkan ke
dalam Gambar 2 (0 = tanpa nodul, + = ada nodul). Tanda * menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah.
A. Nodul akar merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara bakteri rhizobium dengan akar tanaman
fabaceae yang melibatkan faktor Nod.
B. Nitrogen dalam bentuk N2 diubah menjadi nitrit atau nitrat dengan bantuan enzim nitrogenase pada
sitosol bakteroid
PT. Pelatos Nasional Indonesia
Instagram, Twitter, Line dan Youtube : @pelatihan_osn
Pelatihan-osn.com
Konsultan Olimpiade Sains Nasional
Head Office : Ruko Royal Sawangan Permai No 5, Sawangan, Depok, 16511 Telp. 021-2920 6201
Cabang : Kenjeran 256A, Surabaya. Telp. 031-3722-959
Contact Person : 0878-7871-8585 / 0813-8691-2130
C. Nodul akar meningkatkan penyerapan senyawa sulfur pada kedua kelompok tanaman
D. Nodul pada tanaman bioakumulator dapat digunakan untuk memperbaiki proses pemulihan lahan
tercemar dengan bantuan tanaman (fitoremediasi)
18. Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar di atas menunjukkan hasil sayatan melintang dari bagian organ tanaman muda. Tentukan
apakah pernyataan berikut ini benar atau salah.
A. Aktivitas jaringan serupa kambium (STM) bertanggung jawab atas bertambahnya diameter organ
tersebut
B. Berkas pembuluh yang berada di dalam empulur dibentuk oleh jaringan serupa kambium (STM)
C. Berkas pembuluh tanaman tersebut berada dalam bentuk kolateral tertutup yaitu xylem dan floem
berdampingan tanpa terpisah kambium pembuluh
D. Beberapa jenis tanaman monokotil seperti Dracaena dan Yucca memiliki struktur batang seperti
gambar di atas