Indonesia's Climate Strategy for National Resilience
Indonesia's Climate Strategy for National Resilience
Tri Legionosuko
Universitas Pertahanan
email: [email protected]
M. Adnan Madjid
Universitas Pertahanan
email: [email protected]
Novky Asmoro
Universitas Pertahanan
email: [email protected]
Eko G. Samudro
Universitas Pertahanan
email: [email protected]
ABSTRACT
Global environmental hazards that threatened human and nature were becoming increasingly apparent.
One of these hazards may included climate change which affected the sea level rise, ocean warming, increased
temperature, increased rainfall and tropical storms. Indonesia was one of the countries containing abundant natural
resources with high level of environmental damage. Indonesia as a tropical country was also one of the countries
most vulnerable to negative impacts of climate change.
Through descriptive-analysis method, this research aimed to analyzed the Indonesia position and strategy
in the Climate Change.
The result showed that Indonesia in preparing the action plan and funding used the multi-agency coordination
that was implemented through the document of National Action Plan in Facing Climate Change and National
Development Planning Response to Climate Change. The active role of the business community, academics, civil
society organizations, development partners, and all elements of society was needed so that efforted to deal with
climate change could be achieved effectively in realizing national resilience.
ABSTRAK
Bahaya lingkungan global yang mengancam manusia dan alam menjadi semakin jelas. Salah satu bahaya
ini termasuk perubahan iklim yang mempengaruhi kenaikan level permukaan air laut, pemanasan laut, suhu dan
curah hujan yang meningkat serta badai tropis. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumber daya alam
melimpah dengan tingkat kerusakan lingkungan yang tinggi. Indonesia sebagai negara tropis juga menjadi salah
satu negara yang rentan terhadap dampak negatif dari perubahan iklim.
295
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 3, Desember 2019: 295-312
Dengan metode deskriptif analisis, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis posisi dan strategi Indonesia
dalam Perubahan Iklim.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Indonesia dalam mempersiapkan rencana aksi dan pendanaan
menggunakan skema koordinasi multi-sektor yang dilaksanakan melalui dokumen Rencana Aksi Nasional dalam
Menghadapi Perubahan Iklim dan Respons Perencanaan Pembangunan Nasional terhadap Perubahan Iklim. Peran
aktif komunitas bisnis, akademisi, organisasi masyarakat sipil, mitra pembangunan, dan semua elemen masyarakat
diperlukan agar upaya untuk mengatasi perubahan iklim dapat terwujud secara efektif guna meningkatkan ketahanan
nasional.
296
Tri Legionosuko, M. Adnan Madjid, Novky Asmoro, Eko G. Samudro -- Posisi dan Strategi Indonesia dalam
Menghadapi Perubahan Iklim guna Mendukung Ketahanan Nasional
Gambar 1
Kenaikan Suhu Rata-Rata Global Berdasar Pengamatan Dan Proyeksi Skenario Representative Carbon
Patwhway (RPC).
Sumber: IPCC,2013.
297
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 3, Desember 2019: 295-312
perputaran aliran laut dan udara dan peristiwa Ketahanan nasional itu sendiri masih
ekstrem lainnya. Hasil pengamatan ini kemudian mencakup ranah keamanan nasional.
dapat digunakan dalam kombinasi dengan Darmono, (2010) menyatakan bahwa dengan
model matematika untuk merangsang apa yang adanya permasalahan keamanan yang terjadi,
mungkin terjadi di masa depan vegetasi alami, mengubah konsep keamanan nasional dari
iklim global, iklim regional dan peristiwa besar state center security kepada people centered
yang berdampak besar. Laporan Panel Antar security. Hal ini membuat keamanan menjadi
Pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) lebih komprehensif serta manajemen terkait
terbaru menyatakan bahwa pengetahuan ilmiah keamanan yang menghendaki kerja sama
terkini tentang bagaimana perubahan iklim antar stakeholders terkait. Dalam kondisi
akan memberikan gambaran tentang efek gas ini, keamanan nasional dipahami sebagai
rumah kaca pada masa mendatang. Beberapa komponen pokok dalam melindungi dan
gas rumah kaca terbentuk dari kegiatan manusia menjaga kepentingan nasional dengan
ialah karbondioksida (CO2), metan (CH4), penggunaan kekuatan militer, politik dan
nitrogen oksida (N2O) dan klorofluorokarbon ekonomi dalam melawan ancaman dari
(CFC). Beberapa asal gas rumah kaca di dalam maupun luar negeri. Pandangan ini
Indonesia juga datang dari transportasi, industri mengkonfirmasi pendapat bahwa keamanan
dan kehutanan serta pertanian. Meskipun nasional di negara beraliran demokrasi yang
peningkatan suhu selama 100 tahun terakhir mencakup keamanan negara, keamanan
sebagai kegiatan manusia, peningkatan luar masyarakat dan keamanan insani (state
biasa dalam potensi pemanasan oleh gas rumah security, public security dan human security).
kaca akan berdampak pada perubahan ekologis Oleh karena itu, tulisan ini ditujukan
(Keman, 2007). untuk menganalisis posisi dan strategi
Selain jabaran dampak dari perubahan Indonesia dalam perubahan iklim dalam
iklim sebelumnya, Nurdin (2011) juga rangka mendukung ketahanan nasional guna
berpendapat bahwa perubahan iklim dan menghadapi ancaman perubahan lingkungan
anomali yang ada bahkan berdampak pada ekstrem yang dapat mempengaruhi kondisi
ketahanan pangan nasional. Salah satu unsur bangsa dan keamanan nasional. Penelitian
ketahanan ini, pangan, berhubungan dengan ini menggunakan metode deskriptif analisis
sektor pertanian yang berdampak pada dimana Sugiono (2009) berpendapat bahwa
ketersedian pasokan pangan yang ada. Akibat metode ini berfungsi untuk mendeskripsikan
dari adanya perubahan iklim tersebut, maka atau memberikan gambaran terhadap objek
diprediksi produksi pangan mengalami yang diteliti melalui data atau sampel yang
pelandaian dan stagnansi bahkan peluang telah terkumpul sebagaimana adanya. Analisis
untuk terjadi penurunan produksi juga tinggi. data selanjutnya dengan teknik oleh Miles dan
Maka dari itu, dalam rangka pemenuhan Hubermen, yang dilakukan secara interaktif
konsumsi pribadi maupun kelompok, strategi dan berlangsung secara terus menerus sampai
jangka pendek, menengah dan panjang perlu tuntas. Aktivitas dalam analisis data ini yaitu
diterapkan dalam menghadapi perubahan dengan merangkum, memilih hal-hal pokok,
iklim yang terjadi agar dapat mewujudkan memfokuskan pada hal-hal yang penting untuk
ketahanan nasional di Indonesia. dicari tema dan polanya (data condensation),
298
Tri Legionosuko, M. Adnan Madjid, Novky Asmoro, Eko G. Samudro -- Posisi dan Strategi Indonesia dalam
Menghadapi Perubahan Iklim guna Mendukung Ketahanan Nasional
kemudian data disajikan dalam sebuah pola pandemi di suatu wilayah. Dimaksudkan
yang sesuai dengan kajian (data display), dan “membuat” pandemi adalah bahwa negara ini
setelah itu ditarik sebuah kesimpulan yang dianggap mampu mengatasi semua pandemi
menghasilkan sebuah hipotesis dan deskripsi yang muncul. Jumlah korban lebih banyak
atau gambaran suatu objek yang sebelumnya disebabkan oleh epidemi penyakit yang ada
masih remang-remang atau gelap menjadi daripada perang, seperti data yang dilaporkan
jelas (conclusion drawing) atau (verification). oleh Bank Dunia pada tahun 1990, yaitu
(Sugiyono, 2008: 91-99). sekitar 50 miliar orang di seluruh dunia
Dengan kata lain, penelitian deskriptif sebanyak 34,4% meninggal karena penyakit
analisis mengambil masalah, dalam hal ini saat perang kematian hanya sekitar 0,64%.
perubahan iklim di Indonesia, yang kemudian Risiko dampak perubahan iklim akan
diolah dan dianalisis guna mengungkap respon terkait dengan adaptasi yang harus dilakukan.
pemerintah atas perubahan iklim tersebut yang Peningkatan permukaan laut akan berdampak
bisa berdampak pada ketahanan nasional. pada komunitas pesisir dan daerah dataran
rendah di seluruh dunia dengan munculnya
PEMBAHASAN fenomena banjir, erosi pantai dan perendaman,
Ancaman Perubahan Iklim terutama hilangnya pulau-pulau kecil. Ini
Perubahan iklim dapat menimbulkan pasti akan mempengaruhi negara kepulauan
risiko besar bagi kesehatan manusia, keamanan Indonesia. Perubahan iklim juga menyebabkan
pangan global, dan pembangunan ekonomi. pergeseran dalam rentang geografis dan pola
Tindakan untuk mengurangi emisi sangat migrasi spesies darat dan laut. Pemanasan
penting dan mendesak untuk dilakukan laut dan pengasaman menimbulkan risiko
dalam menghindari bahaya perubahan iklim. besar bagi ekosistem laut, terutama ekosistem
Adaptasi sangat penting untuk dilakukan dalam di wilayah kutub dan ekosistem terumbu
menghadapi risiko perubahan iklim. Tingkat karang. Indonesia yang dikenal sebagai negara
adaptasi yang dibutuhkan tergantung pada megabiodiversity memiliki tipe ekosistem
keberhasilan kegiatan mitigasi. Masyarakat daratan dan laut yang sangat lengkap. Adaptasi
dapat beradaptasi untuk mempersiapkan berbasis ekosistem juga merupakan salah satu
beberapa risiko perubahan iklim, tetapi ini prioritas untuk mengendalikan perubahan
saja tidak cukup. Oleh karena itu, pengurangan iklim.
signifikan emisi gas rumah kaca untuk Dampak lain dari perubahan iklim yang
membatasi dampaknya sangat diperlukan. ditakuti oleh negara-negara pulau adalah
Perubahan iklim, selain menimbulkan naiknya permukaan laut. Ini mengancam
ancaman karena bencana, juga menimbulkan kedaulatan negara, yaitu naiknya permukaan
ancaman dalam bentuk lain. Dunia yang laut dapat menenggelamkan sebuah pulau,
semakin hangat membuat perkembangan virus menyebabkan abrasi, menggeser batas negara
dan bakteri semakin masif (Wicaksana, 2015). dan lain-lain. Sementara yang lain masih
Pandangan serupa oleh Evans (2010: 102), mengidentifikasi masalah, Indonesia telah
yang menyatakan bahwa bentuk ancaman menerapkan strategi untuk menghadapi
baru dapat dibuat selama era perubahan perubahan iklim. Tindakan pencegahan
iklim. Salah satu negara mampu menciptakan Indonesia dalam rencana aksi tersebut
299
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 3, Desember 2019: 295-312
300
Tri Legionosuko, M. Adnan Madjid, Novky Asmoro, Eko G. Samudro -- Posisi dan Strategi Indonesia dalam
Menghadapi Perubahan Iklim guna Mendukung Ketahanan Nasional
Gambar 2
Ancaman 5 Tahun Ke Depan
yang berdampak pada suatu bencana alam, perubahan iklim dapat menjadi pandangan
maka ketiga modal dasar ini terkena dampak dalam menghadapi atau menanggulangi
dari perubahan iklim tersebut. Selain itu, dampak dari perubahan iklim dengan bantuan
terdapat 5 kondisi dinamik dalam rangka teknologi yang dimiliki oleh pemerintah
pembangunan nasional (sesuai gambar 3), Indonesia. Teknologi yang dimaksud dapat
yakni ideologi, politik, ekonomi, sosial berupa berbagai macam peralatan, soft-ware
budaya, pertahanan dan keamanan. Ke dan aplikasi guna deteksi dini perubahan iklim
lima hal tersebut merupakan unsur lain yang terjadi atas potensi bencana alam yang
dalam ketahanan nasional yang dihadapkan dapat mengancam masyarakat. Gambar 3
dengan kondisi perubahan iklim. Maka dari mendeskripsikan bentuk hubungan dari aspek
itu, ke lima unsur tadi bisa saja terdampak yang dijabarkan.
oleh perubahan iklim yang menyebabkan Berdasarkan gambar 3, dapat dipahami
bencana alam dan berdampak pada ketahanan jika perubahan iklim yang mengancam
nasioanal. Selain itu, Yoesgiantoro juga ketahanan nasional maka akan berdampak juga
berpendapat bahwa perlu pengembangan pada aspek ekonomi dari masyrakat tersebut.
pemikiran untuk menambahkan aspek hukum Senada dengan hal tersebut, Menteri LHK
dan teknologi sebagai bagian dari kehidupan Siti Nurbaya dalam pemberitaan Montesori
nasional. Namun demikian, perspektif (2019) menyatakan bahwa penanganan dan
hukum dan teknologi dihadapkan dengan pengendalian perubahan iklim Indonesia
301
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 3, Desember 2019: 295-312
302
Tri Legionosuko, M. Adnan Madjid, Novky Asmoro, Eko G. Samudro -- Posisi dan Strategi Indonesia dalam
Menghadapi Perubahan Iklim guna Mendukung Ketahanan Nasional
dan erosi pantai. Pengurangan terkait varietas security), pribadi (personal security), politik
hayati laut di daerah-daerah terpencil dapat (political security) dan komunitas (community
berdampak pada kurangnya produktivitas jasa security). Konsep ini juga mengenal enam
dan perikanan. Pada skenario emisi medium- ancaman terhadap keamanan insani, yaitu
tinggi ini, terjadi pengasaman laut yang pertumbuhan penduduk yang tak terkendali,
menyebabkan dampak buruk pada ekosistem disparitas peluang ekonomi, migrasi,
laut, terutama keberadaan terumbu karang. degradasi lingkungan, peredaran narkotika,
Dalam hubungannya dengan ketahanan dan terorisme internasional.
nasional, ranah keamanan nasional juga Dengan demikian, dapat dipahami bahwa
akan saling bersinggungan dalam membahas ancaman yang ada, khususnya dari perubahan
kondisi masyarakat bangsa Indonesia. Salah iklim, akan mengutamakan terbentuknya suatu
satu paradigma keamanan yang bersifat non- kebijakan pemerintah yang mengutamakan
tradisional adalah human security (keamanan keselamatan manusia atau insani. Maka dari
insani). Paradigma ini kerap kali disandingkan itu, perubahan iklim yang dapat membuat
berpasangan dengan comprehensive security, kondisi lingkungan bangsa menjadi terganggu
sebagai kajian yang memahami keamanan harus diantisipasi dengan dukungan teknologi,
bukan dari perspektif militer saja namun juga kesiapan SDM maupun kebijakan pemerintah
dari segi non-militer. Dapat dipahami bahwa yang ada guna beradaptasi dalam perubahan
kondisi perubahan iklim yang menyebabkan iklim.
bencana maupun kondisi kritis yang ada
termasuk pada ancaman non-militer. Mengintegrasikan Strategi Dalam
Konsep keamanan insani muncul antara Menghadapi Perubahan Iklim Pada Proses
lain melalui laporan badan PBB UNDP Perencanaan Pembangunan Nasional
(United Nations Development Program) pada Sebagai strategi dalam menghadapi
tahun 1994 yang menjelaskan bahwa dengan perubnahan iklim yang ada, pemerintah
berakhirnya perang dingin maka layaknya Indonesia menanggulangi dampak dari
dapat mengubah paradigma keamanan menuju perubahan iklim serta mencakup emisi karbon
keamanan insani yang berorientasi pada melalui beberapa kebijakan strategis. Salah
manusianya. Human security tidak berurusan satu strategi yang digunakan adalah melalui
dengan senjata namun menyikapi kehidupan kebijakan yang diantaranya ialah realisasi
manusia dan martabatnya sebagai mahkluk Rencana Aksi Nasional - Adaptasi Perubahan
hidup beradab (UNDP, 2007). Smith dalam Iklim (RAN-API) pada Rencana Pembangunan
Sustetyo (2008) berpendapat bahwa human Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk
security dapat dimaknai sebagai sesuatu 2015-2019 dengan program lintas instansi.
yang lumrah dan relevan dengan semua Penerapan RAN-API melibatkan 17 institusi
manusia dimanapun. Keamanan insani ini teknis terkait ekonomi, ketahanan, sistem
memusatkan fokus pada manusia, bukan kehidupan, ekosistem, area khusus, dan sistem
negara dengan memaknai keamanan pada tujuh pendukung. Selain itu, analissis dari risiko
cakupan, yakni ekonomi (economic security), dan rencana aksi adaptasi telah dilaksanakan
, kesehatan (health security), makanan di beberapa area percontohan yang ditetapkan
(food security), lingkungan (environmental dalam RAN-API, yang melibatkan mitra
303
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 3, Desember 2019: 295-312
pembangunan. Dalam rangka mendukung perkotaan dan pesisir dan pulau-pulau kecil.
implementasi adaptasi perubahan iklim, Kebijakan ini dilaksanakan melalui peraturan
pemerintah Indonesia sedang meninjau RAN- hukum dan payung untuk rencana RAN /
API untuk mengakuratkan prediksi iklim RAD GRK yang konkret (Rencana Aksi
dan dampaknya pada tahun 2045, sembari Nasional dan Daerah Emisi Gas Rumah Kaca).
menaksir risiko dan dampak dari iklim yang Kebijakan global terkait Tujuan Pembangunan
terus berubah. Hal ini bisa dimanfaatkan Milenium (MDGs) digemakan oleh PBB yang
sebagai referensi untuk persiapan rencana akan berakhir pada 2015 yang kemudian
pembangunan nasional jangka menengah digantikan dengan Tujuan Pembangunan
berikutnya dengan pendekatan regional Berkelanjutan (SDGs) (Wulansari, I, 2015).
maupun per sektor. Tahapan pembaharuan Dalam dokumen MDG, ini menekankan
proyeksi iklim di Indonesia dibantu oleh upaya untuk memberantas kemiskinan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Iklim yang berubah berdampak signifikan
Indonesia (BMKG) sebagai instansi yang dalam menaikkan tingkat kemiskinan, jika
memberikan informasi data iklim yang dapat tidak diantisipasi dengan baik. Selain tidak
diandalkan. Dalam proses peninjauan RAN- mampu mengurangi kemiskinan secara
API, beberapa upaya telah dilaksanakan guna signifikan, Indonesia dihadapkan pada
pengembangan indeks ketahanan nasional kerentanan di berbagai sektor karena dampak
dalam rangka memantau penerapan rencana perubahan iklim. Dalam lingkup SDGs
adaptasi. Indeks ketahanan nasional menjadi ini, langkah pembangunan berkelanjutan
penting sebagai dasar untuk mempersiapkan hanya diperlukan untuk dilakukan dengan
rencana adaptasi di masa mendatang. Dengan perlindungan lingkungan yang komprehensif
pertimbangan upaya-upaya tersebut, maka di Indonesia. Indonesia cukup rentan atas
pemerintah diharapkan mampu menggalakkan dampak perubahan iklim karena di daerah
kebijakan dan strategi makro sektoral dan pedesaan dihuni oleh sebagian besar petani,
spasial, sebagaimana tercermin dalam rencana di daerah pesisir didominasi oleh nelayan
program ketahanan kementerian yang ada. hingga daerah perbukitan yang ditempati oleh
Selain itu, pemerintah daerah harus sejalan komunitas petani. Komunitas-komunitas ini
dalam implementasi pengembangan strategi memiliki kerentanan besar terhadap jiwa dan
adaptasi perubahan iklim yang lebih aplikatif aspek ekonomi jika terjadi bencana alam dan
yang sesuai dengan karakteristik masing- dampak perubahan iklim. Dengan demikian,
masing wilayah (BAPENNAS, 2017). upaya adaptif perlu diberikan porsi yang lebih
Menurut Nawacita yang dinyatakan luas dari kelompok masyarakat ini. Selain
oleh Presiden RI, pemerintah memfokuskan itu, rezim internasional yang terkait dengan
agenda kebijakan perubahan iklim sebagai perubahan iklim tidak jauh berbeda dari
salah satu agenda utama. Sejalan dengan rezim perdagangan bebas global. Kepentingan
konsep Nawacita, RPJMN tahun 2015-2019 banyak negara maju sering mendominasi
mencakup sistem pengembangan adaptif yang negara-negara berkembang, yang memiliki
berorientasi untuk ketahanan pangan, energi kekuatan tawar-menawar politik global
yang mandiri, ketahanan lingkungan, dan yang rendah, sehingga mereka tidak dapat
ketahanan wilayah khusus termasuk daerah mengakomodasi kepentingan nasional mereka.
304
Tri Legionosuko, M. Adnan Madjid, Novky Asmoro, Eko G. Samudro -- Posisi dan Strategi Indonesia dalam
Menghadapi Perubahan Iklim guna Mendukung Ketahanan Nasional
Indonesia telah mengalokasikan hutan tanah hutan negara tetapi itu bukan untuk
primer untuk moratorium untuk mengurangi kepemilikan tanah. Pemerintah Indonesia
emisi gas rumah kaca, Pemerintah juga telah memiliki program reformasi agraria yang
mengalokasikan hutan untuk investasi dan meliputi 9 juta hektar, yang terdiri dari 3,9
pertumbuhan ekonomi dan tidak mengabaikan juta hektar sertifikasi tanah masyarakat, 0,6
mendefinisikan lahan pertanian untuk juta hektar sertifikasi tanah transmigrasi,
kesejahteraan masyarakat di dalam dan dan 4,5 juta hektar sebagai redistribusi
sekitar hutan. Hingga saat ini, total izin hutan tanah, lokasi transmigrasi, dan lahan hutan
sosial telah diberikan mencapai 1,05 juta ha terdegradasi. Program kehutanan sosial
untuk 239.341 kepala keluarga yang telah menyediakan akses yang lebih besar ke
bergabung dalam 3.879 kelompok. Sebanyak sumber daya hutan oleh masyarakat lokal.
2.460 kelompok juga telah difasilitasi untuk Melalui program ini, masyarakat dapat
pengembangan bisnis. Pemerintah Indonesia memperoleh manfaat langsung dalam bentuk
telah mengalokasikan dana US $ 4 miliar hasil hutan, dan manfaat tidak langsung
tahun ini, dan akan meningkat US $ 5 miliar sebagai sistem penghidupan. Indonesia juga
tahun depan untuk dana desa. Desa mendanai memiliki aksi adaptasi dan mitigasi perubahan
bantuan lebih dari 74.000 desa di seluruh iklim dalam bentuk Program Desa Iklim
Indonesia dan di masa depan, dana desa dapat (Proklim), yang memperkenalkan budaya
mendukung pencapaian target pembangunan hidup ramah lingkungan kepada masyarakat
berkelanjutan (SDG) dan berpartisipasi dalam pedesaan, yang menghasilkan emisi rendah.
mitigasi perubahan iklim, misalnya untuk Program pengembangan ramah lingkungan ini
memperkuat upaya kehutanan sosial (Ovier meliputi taman bio-farmasi, pertanian organik
2017). perkotaan terpadu, penggunaan biogas,
Perhutanan sosial adalah salah satu fasilitas pengolahan limbah masyarakat, dan
terobosan Indonesia dalam menghadapi skema mikrohidro (Hadi, 2018)
tantangan perubahan iklim dan ketahanan Kementerian Perencanaan Pembangunan
pangan. Melalui program ini, masyarakat Nasional / Dewan Perencanaan Pembangunan
di sekitar hutan yang miskin dan rentan Nasional melalui Dana Perwalian Perubahan
terhadap makanan, memiliki kesempatan Iklim Indonesia (ICCTF) mengadakan
untuk meningkatkan kesejahteraan mereka Hari ICCTF 2018 yang mengusung tema ‘’
melalui pemanfaatan sumber daya hutan Kolaborasi Praktik Terbaik tentang Rencana
secara berkelanjutan. Secara total, Pemerintah Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Indonesia memberikan hak pengelolaan ‘, Hari ICCTF 2018 adalah dimaksudkan
dan akses kepada masyarakat setempat. sebagai wadah sosialisasi upaya mitigasi
Sekitar 12,7 juta hektar lahan hutan berada perubahan iklim yang telah dilakukan oleh
dalam berbagai kategori, seperti lahan hutan ICCTF melalui implementasi beberapa agenda
yang terdegradasi hingga yang dihuni oleh di beberapa daerah di Indonesia. Sebagai
masyarakat adat. Semua menggunakan hutan integrator sistem, Kementerian Perencanaan
sebagai mata pencaharian mereka. Inti dari Pembangunan Nasional / Dewan Perencanaan
perhutanan sosial adalah menyediakan akses Pembangunan Nasional memiliki peran
bagi orang untuk bekerja secara legal di penting dalam memastikan upaya tindak
305
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 3, Desember 2019: 295-312
lanjut dari komitmen ini adalah pendekatan situs web Kementerian Lingkungan Hidup
holistik, integratif, tematik dan spasial. Dalam dan Kehutanan, untuk dua minggu ke depan
memobilisasi seluruh bentuk dukungan untuk mendapatkan masukan dari masyarakat.
pendanaan termasuk keuangan campuran Angka 29% diperoleh dari hasil analisis baik
dari pemerintah dan non-pemerintah, maka dengan pendekatan teoretis metodis dan
ICCTF terbentuk. Maka dari itu, semua empiris dalam periode waktu yang cukup lama
dukungan finansial dapat dikoordinasikan yang dihitung berdasarkan perkiraan kegiatan
secara efektif dan berkelanjutan. Sejak tahun yang dilakukan, dan kebijakan pemerintah
2010, ICCTF telah mendukung 76 kegiatan dalam membangun bangsa. Meskipun dari
mitigasi berbasis lahan, adaptasi perubahan 2020-2030, perkiraan penurunan emisi adalah
iklim serta penyebaran energi ke seluruh tiga persen menjadi 29%, tetapi dalam metrik
pelosok Indonesia. Kegiatan yang dilakukan ton itu masih merupakan angka yang besar.
mencakup juga perbaikan tata kelola hutan Sekarang, di antara sektor-sektor, masih ada
dan lahan gambut, meningkatkan ketahanan negosiasi tentang berapa banyak angka yang
dan kapasitas adaptasi orang, meningkatkan realistis untuk Indonesia karena Indonesia
ekonomi lokal, memperkuat kapasitas orang, memiliki industri manufaktur, kehidupan
dan mengembangkan kebijakan dan peraturan. maritim kita, yang berarti transportasi laut
Khusus untuk menangani perubahan iklim, juga memakan banyak emisi. Pada tahun 2030,
ICCTF berpusat pada mitigasi berbasis lahan, pengurangan emisi terbesar dari sektor energi
serta meningkatkan adaptasi dan ketahanan. tidak lagi di sektor kehutanan (lihat gambar 4).
Salah satu fokus area yang masih perlu Dalam kaitannya dengan perubahan iklim,
diperkuat dan dikembangkan oleh ICCTF telah terjadi banyak macam pergeseran pada
adalah energi terbarukan dan perikanan bulan basah maupun kering. Frekuensi curah
laut. Melalui transformasi kelembagaan hujan yang lebih sering terjadi dan durasinya
yang sistematis, sinergi dan koordinasi yang lebih pendek diprediksi akan terjadi
dengan semua elemen baik pemerintah di Sumatera bagian utara dan Kalimantan.
maupun swasta, ICCTF diharapkan menjadi Sebaliknya, curah hujan rendah dan durasinya
salah satu lembaga finansial mengantisipasi yang lebih lama akan terjadi di bagian selatan
perubahan iklim yang diakui secara nasional wilayah Jawa dan Bali. Diprediksi pada tahun
dan internasional (BAPENNAS, 2018). 2100an, terjadi peningkatan curah hujan
Pemerintah telah menyelesaikan per tahun nya, kecuali di wilayah Indonesia
dokumen Intribution Nationality Determined selatan. Kejadian iklim ekstrem berulang
C o n t r i b u t i o n ( I N D C ) d e n g a n t a rg e t dengan cakupan wilayah terdampak juga
mengurangi emisi karbon pada tahun semakin meluas yang harapannya berpotensi
2030 sebesar 29%. Setelah tahun 2020, untuk terus mendorong upaya pengendalian
pembangunan rendah emisi akan fokus pada perubahan iklim sebagaimana tertuang dalam
sektor energi, pangan, dan sumber daya air Paris Agreement di Tahun 2015.
dan memperhatikan Indonesia sebagai negara Pengendalian atas meningkatnya suhu
kepulauan. Masyarakat adat disebut-sebut bumi melalui pengurangan emisi Gas Rumah
sebagai bagian penting dalam mengatasi Kaca (GRK) atau dengan upaya mitigasi,
perubahan iklim. Draf INDC diumumkan di wajib dilaksanakan sejalan dengan tahapan
306
Tri Legionosuko, M. Adnan Madjid, Novky Asmoro, Eko G. Samudro -- Posisi dan Strategi Indonesia dalam
Menghadapi Perubahan Iklim guna Mendukung Ketahanan Nasional
Gambar 4
Skenario Kebijakan Emisi Gas di Indonesia
adaptasi agar mengurangi dampak perubahan unsur pemerintahan dan masyarakat dalam
iklim yang sedang terjadi saat ini maupun meyukseskan tahapan antisipatif melalui
dalam rangka antisipasi risiko yang bisa terjadi peningkatan kapasitas adaptasi seluruh pihak
di masa mendatang. Tindakan mendukung terkait dan meminimalisir terpaparnya dampak
adaptasi bagi negara yang rentan terhadap atas perubahan iklim. Indonesia sendiri
perubahan iklim, perlu menjadi perhatian menunjukkan komitmennya melalui ratifikasi
utama dan khusus untuk meminimalisir Paris Agreement dengan UU Nomor 16 tahun
kerugian ekonomi, kerusakan lingkungan 2016 dan menyampaikan Indonesia Nationally
dan bahkan korban jiwa. Perlu ditekankan Determined Contribution (NDC) dengan
bahwa kegiatan adaptasi perubahan iklim target penurunan emisi GRK sebanyak 29%
telah ditetapkan sebgai komitmen negara sampai dengan 41% apabila terdapat bantuan
untuk peningkatan ketahanan ekonomi, internasional serta peningkatan resiliensi
sosial, sumber penghidupan, serta eksistensi terhadap dampak iklim yang berubah melalui
ekosistem. Penyediaan sarana, prasarana usaha kerjasama teknis di level internasional.
maupun infrastruktur yang kuat menghadapi INDC milik Indonesia ini dikembangkan
perubahan iklim untuk area yang krusial atas dasar paradigma System Thinking,
harus terintegrasi pada keseluruhan tahapan yang terintegrasi pada semua komponen
perencanaan pembangunan kedepan, mulai penting pembangunan negara. Komponen
dari tingkat lokal sampai ke nasional, pembangunan ini diwujudkan dalam dokumen
mencakup berbagai sektor di pertanian, INDC sebagai National Context, yaitu
kehutanan, lingkungan hidup, kelautan, pemberantasan kemiskinan, pengembangan
perikanan dan kesehatan. Oleh karena itu, sektor maritim, keberlangsungan pangan,
penjelasan tersebut menjadi tugas semua energi, dan air, dan membangun archipelagic
307
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 3, Desember 2019: 295-312
climate resilience. Strategi kunci pada untuk kendaraan bermotor sesuai standar
persiapan INDC mengandung program- dunia yang melibatkan sektor swasta terkait.
program indikatif guna mewujudkan target Selain itu, tujuan dalam rangka mencapai
reduksi emisi sebesar 29% dan harapan energi terbarukan juga akan melibatkan NGO
41%. Selain itu, kiat sukses lain di INDC yang terkait. Dalam sektor Proses Industri
terdiri atas program-program prioritas yang dan Penggunaan Produk (IPPU) melibatkan
menjadi landasan utama pada program kerja di Kementerian Industri dalam optimasi
Pengembangan Komitmen Kementerian dan penggunaan biji besi dalam campuran industri
Lembaga, Pemda, dan Lembaga Legislatif; semen. Sedangkan dalam sektor limbah,
Penyusunan Kerangka Kerja dan Jaringan dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan
Komunikasi INDC; Pengembangan Kapasitas; Hidup dan Kehutanan serta Kementerian
dan One Data Emisi Gas Rumah Kaca Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(GRK); Penyusunan Kebijakan, Rencana dan dalam rangka pengurangan gas metan pada
Program (KRP) Intervensi; dengan Pedoman lahan dan pengelolaan limbah yang lebih
Pelaksanaan NDC; Pelaksanaan NDC; serta baik. Secara spesifik, tentunya implementasi
Review NDC. tersebut dilaksanakan dalam bentuk Rencana
Lebih lanjut, gambaran set up institusional Aksi Nasional Pengurangan Emisi Gas Rumah
dan koordinasi terkait dengan pengurangan Kaca pada level regional dan lokal, khususnya
emisi gas rumah kaca di Indonesia yang oleh BAPPEDA masing-masing daerah.
diadaptasi dari Medrilzam (2016) ditunjukkan Pelaksanaannya pun di monitor, dievaluasi
dalam gambar 5. dan dilaporkan dalam kerangka Pengukuran,
Berdasarkan gambar 5 tersebut, dapat Pelaporan dan Verifikasi (MRV) yang efektif
dipahami bahwa dalam rangka rencana aksi kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan
nasional penurunan emisi gas rumah kaca Kehutanan sebagai focal point dari United
di Indonesia berada di bawah koordinasi Nations Framework Convention on Climate
BAPPENAS berdasarkan Peraturan Presiden Change (UNFCCC).
Nomor 6 tahun 2011 tentang Rentang Implementasi kegiatan oleh Kementerian
Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi terkait dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Gas Rumah Kaca. Dalam pelaksanaannya, Presiden Nomor 71 tahun 2011 tentang
sektor lahan yang terdiri dari hutan, lahan Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah
gambut, pertanian dsb, dilaksanakan Kaca Nasional. Dalam rangka mendukung
oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan United Nations Framework Convention
Kehutanan dan Kementerian Pertanian on Climate Change (UNFCCC), KLH
dalam rangka pencegahan terbakarnya hutan melaksanakan laporan per dua tahun yang
maupun program penanaman pohon yang bisa disebut Biennial Update Report serta
saja dibantu oleh NGO yang terlibat. Pada melaksanakan komunikasi nasional dengan
sektor energi dan transportasi, dilaksanakan pihak-pihak terkait.
oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Terkait dengan hal tersebut, Hohne,
Mineral, Kementerian Perhubungan dan dkk (2014) menyarankan dua jalur proses
Kementerian Industri dalam mengupayakan untuk mengembangkan INDC, yakni bagian
teknologi batu bara dan standar efisiensi teknis dan bagian politik. Langkah strategis
308
Tri Legionosuko, M. Adnan Madjid, Novky Asmoro, Eko G. Samudro -- Posisi dan Strategi Indonesia dalam
Menghadapi Perubahan Iklim guna Mendukung Ketahanan Nasional
Gambar 5
Alur Koordinasi Kementerian Dalam Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Di Indonesia.
IPPU
Limbah oleh KLH dan
N
Oleh Kementerian KPU
B A
Industri
U T
R C
O
M
UNFCCC
Rencana aksi regional dan lokal terhadap
pengurangan emisi gas rumah kaca
dikoordinasikan oleh Kantor Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
309
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 3, Desember 2019: 295-312
Indonesia menerapkan pendekatan lanskap panjang secara komprehensif. Hal ini jelas
yang menyadari bahwa upaya adaptasi membutuhkan pendekatan lintas sektoral baik
dan mitigasi perubahan iklim merupakan di tingkat nasional, regional dan lokal. Dalam
issue multi-sektor. Indonesia menerapkan menghadapi perubahan iklim, peningkatan
pendekatan lanskap yang terintegrasi meliputi ketahanan sistem di masyarakat untuk
ekosistem daratan, pesisir dan laut. mengurangi risiko bahaya perubahan iklim
Kedua, pemerintah Indonesia juga dilakukan melalui upaya adaptasi dan mitigasi.
menyoroti best practices untuk memperhatikan Namun upaya ini akan sulit diamanatkan
upaya multi-sektor dalam pengendalian secara efektif jika kecepatan perubahan iklim
perubahan iklim. Indonesia bermaksud untuk melampaui daya adaptasi. Oleh karena itu,
meningkatkan skala kearifan tradisional dan adaptasi harus diimbangi dengan mitigasi,
inovasi adaptasi dan mitigasi perubahan yaitu upaya untuk mengurangi sumber dan
iklim yang dilakukan oleh pemerintah, meningkatkan daya serap gas rumah kaca,
sektor swasta, dan komunitas. Dengan sehingga proses pembangunan tidak terhambat
mengarusutamakan agenda perubahan iklim ke dan tujuan pembangunan berkelanjutan dapat
dalam perencanaan pembangunan, diharapkan tercapai.
adanya kebutuhan untuk integrasi perubahan Selanjutnya direkomendasaikan hal
iklim ke dalam perencanaan spasial dan proses sebagai berikut.
penganggaran, Indonesia akan mencantumkan Pertama, kerangka perencanaan adaptasi
indikator kunci perubahan iklim dalam proses itu sendiri perlu disesuaikan dengan Rencana
formulasi target program pembangunan. Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim
Dengan demikian, kemajuan ketahanan yang dapat digunakan sebagai referensi untuk
nasional, dalam hal ini ketahanan iklim yang mengimplementasikan semua upaya terpadu.
berkaitan dengan pangan, air dan energi Kedua, upaya terpadu tersebut harus dapat:
akan terwujud dalam rangka pemenuhan (1). Mendorong ambisi dalam menargetkan
kebutuhan pangan, air dan energi, Indonesia emisi tanpa syarat hingga melebihi 29 persen
dengan perbaikan pengelolaan sumber daya paling lambat terealisasi pada tahun 2030.
alam untuk meningkatkan ketahanan iklim (2). Memastikan bahwa berbagai target di
dengan melindungi dan merestorasi ekosistem sektor pertanahan dapat dimaksimalkan
daratan, pesisir dan laut. dengan manfaat iklim yang ada, dengan
Ketiga, ketidak beradaan pola sistematis memasukkan target cadangan karbon dan atau
dan terpadu untuk meningkatkan ketahanan berkomitmen untuk memprioritaskan restorasi
terhadap perubahan iklim, dapat mengancam lahan terdegradasi. (3). Memastikan bahwa
kehidupan dan semakin berdampak pada INDC milik Indonesia bisa kompatibel dengan
sulitnya mencapai sistem pembangunan peran dan pencapaian nya. (4). Memberikan
berkelanjutan. Mengelola ketahanan nasional kejelasan dan transparansi dalam penentuan
atas perubahan iklim yang terus berubah dalam aturan dasar yang ada serta metodologi
konteks pembangunan nasional memerlukan penghitungan dalam pengurangan emisi gas.
manajemen perubahan iklim yang efektif, (5). Menjabarkan kejelasan dan detail tupoksi
dan pada saat yang sama mengantisipasi dari Kementerian, Lembaga maupun aktor lain
dampak perubahan iklim global jangka yang terlibat dalam INDC
310
Tri Legionosuko, M. Adnan Madjid, Novky Asmoro, Eko G. Samudro -- Posisi dan Strategi Indonesia dalam
Menghadapi Perubahan Iklim guna Mendukung Ketahanan Nasional
311
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 3, Desember 2019: 295-312
312