0% found this document useful (0 votes)
65 views9 pages

Uji Validitas Instrumen B-Ipq Versi Indonesia Pada Pasien Hipertensi Di Rsud Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak

This document describes a study that aimed to measure the validity and reliability of the Indonesian version of the Brief Illness Perception Questionnaire (B-IPQ) for patients with hypertension. The study involved administering the questionnaire to 30 hypertensive patients at a hospital in Pontianak, Indonesia. Validity was measured using Pearson correlation and reliability was measured using internal consistency. The results showed that the B-IPQ had good validity and reliability in assessing hypertension patients' perceptions of their illness based on the statistical analysis meeting the predetermined thresholds. Therefore, the Indonesian version of the B-IPQ was concluded to be a valid and reliable tool for measuring illness perceptions in hypertension patients.

Uploaded by

Tria Sefrida
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
65 views9 pages

Uji Validitas Instrumen B-Ipq Versi Indonesia Pada Pasien Hipertensi Di Rsud Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak

This document describes a study that aimed to measure the validity and reliability of the Indonesian version of the Brief Illness Perception Questionnaire (B-IPQ) for patients with hypertension. The study involved administering the questionnaire to 30 hypertensive patients at a hospital in Pontianak, Indonesia. Validity was measured using Pearson correlation and reliability was measured using internal consistency. The results showed that the B-IPQ had good validity and reliability in assessing hypertension patients' perceptions of their illness based on the statistical analysis meeting the predetermined thresholds. Therefore, the Indonesian version of the B-IPQ was concluded to be a valid and reliable tool for measuring illness perceptions in hypertension patients.

Uploaded by

Tria Sefrida
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 9

41

UJI VALIDITAS INSTRUMEN B-IPQ VERSI INDONESIA PADA PASIEN


HIPERTENSI DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE
PONTIANAK

Robiyanto*, Ammy Okta Prayuda, Esy Nansy


Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura
*E-mail: [email protected]

ABSTRACT
Validity and reliability tests of Indonesian version of Brief-Illness Perception
Questionnaire (B-IPQ) instrument are important to determine is this instrument valid
and reliable in clasifying the patients’ perception toward the condition of disease they
have. The purpose of this research is to measure the validity and reliability of
Indonesian version of B-IPQ instrument which were given to 30 patients with
hypertension treated at RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak. This was an
observational study with analytical survey method and cross-sectional approach.
Validity test was measured using Pearson correlation (correlation score ≥ 0,3) and for
reliability test using Internal consistency technique (Cronbach alpha coefficient ≥ 0,7).
The result of validity test showed the correlation score in each item was > 0.3 (0.05)
and the result of reliability test showed the Cronbach alpha coefficient was 0.807 > 0.7
(0.05). From these two tests results it can be concluded that the Indonesian version of
B-IPQ instrument is valid and reliable in measuring the perception of hypertension
patient at RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak.
Keyword: hypertension, Indonesian version of B-IPQ, validity, reliability

ABSTRAK
Uji validitas dan reliabilitas instrumen Brief-Illness Perception Questionnaire (B-
IPQ) versi Indonesia perlu dilakukan untuk menentukan apakah instrumen ini valid dan
reliabel untuk menilai persepsi pasien terhadap penyakit yang dideritanya. Tujuan
penelitian ini untuk mengukur nilai validitas dan reliabilitas instrumen B-IPQ versi
Indonesia pada 30 orang pasien hipertensi yang dirawat di RSUD Sultan Syarif
Mohamad Alkadrie Pontianak. Penelitian ini bersifat observasional dengan metode
survei analitik dan pendekatan studi potong lintang (cross sectional). Uji validitas
dilakukan dengan metode Pearson correlation (nilai korelasi ≥ 0,3) dan uji reliabilitas
menggunakan teknik Internal consistency (Cronbach alpha coefficient ≥ 0,7). Hasil uji
validitas menunjukkan nilai korelasi masing-masing item > 0.3 (0.05) dan hasil uji
reliabilitas menunjukkan Cronbach alpha coefficient ialah 0.807 > 0.7 (0.05). Kedua
hasil ini menyatakan bahwa instrumen B-IPQ versi Indonesia valid dan reliabel untuk
mengukur persepsi penyakit pada pasien hipertensi di RSUD Sultan Syarif Mohamad
Alkadrie Pontianak.
Kata kunci: hipertensi, B-IPQ versi Indonesia, validitas, reliabilitas

SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
42

PENDAHULUAN

Persepsi terhadap penyakit mempengaruhi bagaimana seseorang memecahkan


masalah kesehatannya sekaligus menjadi penuntun seseorang dalam memilih strategi
pengendalian penyakit (manajemen diri) (Lensi & Surjaningrum, 2014). Apabila
persepsi pasien terhadap penyakit yang dideritanya negatif maka kualitas hidup pasien
akan rendah, dan jika persepsi pasien terhadap penyakit yang dideritanya positif maka
kualitas hidup pasien akan tinggi/lebih baik (Dhiyah, dkk. 2012).

Brief Illness Perception Questionnaire atau B-IPQ adalah sejenis instrumen yang
digunakan untuk mengetahui persepsi pasien akan penyakit yang dideritanya karena
pasien akan diminta untuk menjawab pertanyaan tentang ancaman (rasa sakit) kesehatan
yang dirasakannya. Instrumen B-IPQ berasal dari London, UK dan telah digunakan
untuk menggambarkan ancaman rasa sakit pada lima penyakit berbeda, antara lain
asma, diabetes melitus (DM) tipe 2, miokardial, ginjal, dan diagnosis awal stres serta
sudah melewati uji validitas instrumen (Elizabeth, et al. 2006).

Hipertensi merupakan penyakit kronis yang diperkirakan telah menyebabkan


4,5% dari beban penyakit secara global (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik,
2006). Pasien hipertensi diharuskan menjalani pengobatan jangka panjang bahkan
seumur hidup. Pengobatan jangka panjang dapat menyebabkan pasien merasa bosan,
jenuh, depresi, dan putus asa serta ditambah lagi jika pengobatan yang dijalani tidak
memberikan kesembuhan. Di Indonesia sendiri, instrumen B-IPQ belum pernah
digunakan untuk mengukur persepsi penyakit pada pasien hipertensi. Agar bisa
diterapkan di Indonesia terlebih dahulu instrumen B-IPQ perlu dilakukan uji validitas
dan reliabilitas. Instrumen B-IPQ yang diuji validitas dan reliabilitasnya pada penelitian
ini adalah B-IPQ versi Indonesia yang diterjemahkan dengan metode multiple
translators oleh dua penerjemah untuk mencegah adanya keganjilan bahasa atau
kecenderungan menggunakan bahasa yang disukai oleh single translator (Hambleton, et
al. 2005).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode survei analitik,


yaitu menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk pengumpulan data.
Pendekatan studi yang digunakan ialah pendekatan potong lintang (cross-sectional).

Teknik sampling dalam penelitian ini yaitu purposive sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 30 orang. Kriteria sampel yaitu pasien berusia ≥18 – 60 tahun,
memiliki riwayat penyakit hipertensi, dirawat inap atau di rawat jalan, dapat membaca
dan memahami instrumen B-IPQ versi Indonesia dan bersedia berpartisipasi dalam
penelitian ini. Pasien yang tidak mengisi instrumen B-IPQ versi Indonesia dengan
lengkap dan jelas serta pasien hipertensi dengan penyakit penyerta yang parah seperti
stroke diekslusi menjadi sampel dalam penelitian ini.
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
43

Data dari kuesioner B-IPQ versi Indonesia diuji validitasnya dengan metode
Pearson correlation (nilai korelasi ≥ 0,3) dan diuji reliabilitasnya dengan metode
Internal consistency (Cronbach alpha coefficient ≥ 0,7) (Priyatno, 2010). Data tentang
karakteristik pasien disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Pasien

Data karaketristik dari 30 pasien hipertensi yang dirawat di RSUD Sultan Syarif
Mohamad Alkadrie dikelompokkan ke dalam kategori jenis pasien, jenis kelamin, usia,
pendidikan terakhir, lamanya menderita penyakit, dan penyakit penyerta. Data
karakteristik seluruh sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Pasien

N=30
Karakteristik Kategori
Jumlah %
Rawat inap 7 23.33
Jenis pasien
Rawat jalan 23 76.67
Laki-laki 13 43.33
Jenis kelamin
Perempuan 17 56.67
18-30 1 3.33
31-40 2 6.67
Usia (thn)
41-50 6 20
51-60 21 70
SD/sederajat 11 36.67
SMP/sederajat 5 16.67
Pendidikan
SMA/sederajat 12 40
terakhir
Diploma 0 0
Sarjana 2 6.67
0-1 17 56.67
Lama
2-5 6 20
menderita
6-10 2 6.67
hipertensi (thn)
>10 5 16.67
Penyakit Ada 12 40
penyerta Tidak 18 60

Berdasarkan tabel di atas, jumlah pasien rawat jalan tiga kali lebih banyak
dibanding jumlah pasien rawat inap. Hal ini sesuai data dari RSUD Sultan Syarif
Mohamad Alkadrie periode Januari-Juni 2015, dimana ada ± 20 kasus pasien rawat
jalan perhari dan hanya 15-16 kasus pasien rawat inap setiap bulannya.

Berdasarkan data jenis kelamin diketahui bahwa pada waktu pengumpulan data
sampel diperoleh hasil pasien perempuan lebih banyak dibanding pasien laki-laki. Hal
ini sesuai data Riskesdas tahun 2007 dan 2013 yang menyatakan bahwa prevalensi
hipertensi pada perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki (Kementerian Kesehatan Rl,

SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
44

2014). Berdasarkan data sampel diketahui juga bahwa pasien terbanyak berusia antara
51 sampai 60 tahun (70%). Umumnya tekanan darah cenderung meningkat secara
perlahan seiring bertambahnya umur, demikian pula dengan kasus hipertensi juga akan
semakin meningkat (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2006).

Dilihat dari tingkat pendidikan pasien, risiko terkena hipertensi semakin besar jika
tingkat tingkat pendidikan pasien rendah disebabkan kurangnya pengetahuan pasien
yang berpendidikan rendah terhadap pola hidup sehat agar terhindar dari hipertensi.

Berdasarkan Tabel 1, 56,67% sampel pasien hipertensi tergolong pasien baru


dengan lama menderita hipertensi < 1 tahun. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran
dari masyarakat untuk mendapatkan terapi hipertensi sedari awal. Sebanyak 18 pasien
(60%) tidak mengalami penyakit lain selain hipertensi, dan 12 pasien (40%) menderita
penyakit penyerta seperti diabetes melitus (DM), asam urat, kolesterol, asma, vitiligo,
dan gangguan jantung.

Uji Validitas

Hasil uji validitas instrumen B-IPQ versi Indonesia pada pasien hipertensi di
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Uji Validitas

Item Nilai
Korelasi Kesimpulan
Pertanyaan Batas
X1 0.670 0.3 Valid
X2 0.774 0.3 Valid
X3 0.346 0.3 Valid
X4 0.518 0.3 Valid
X5 0.706 0.3 Valid
X6 0.701 0.3 Valid
X7 0.607 0.3 Valid
X8 0.816 0.3 Valid

Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan dari B-IPQ versi
Indonesia memiliki nilai korelasi > 0.3 dengan taraf kepercayaan 95% (0.05). Nilai 0,3
adalah batas nilai suatu butir (item) instrumen penelitian dikatakan dapat diterima (dapat
digunakan). Dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa setiap butir instrumen B-IPQ versi
Indonesia valid dan dapat dipahami oleh pasien hipertensi untuk mengukur persepsi
penyakit pada pasien hipertensi. Løchting et al. (2013), menyebutkan bahwa instrument
B-IPQ telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dan digunakan lintas-nasional,
dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen ini sudah memenuhi segala aspek
untuk menggambarkan persepsi penyakit dari seorang pasien.

Uji Reliabilitas

SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
45

Hasil uji reliabilitas instrumen B-IPQ versi Indonesia pada pasien hipertensi di
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Reliability Statistics

Cronbach’s N of Items
Alpha
0.807 8
Gambar 1. Hasil Uji Reliabilitas

Sebuah instrumen dikatakan reliabel (andal) dan dapat diterima jika nilai
Cronbach alpha coefficient-nya ≥ 0,7 dengan taraf kepercayaan 95% (0.05) (Priyatno,
2010). Hasil uji reliabilitas instrumen B-IPQ versi Indonesia pada pasien hipertensi
menunjukkan nilai Cronbach alpha coefficient sebesar 0.807 ≥ 0.7. Hasil ini
menunjukkan bahwa seluruh butir instrumen B-IPQ versi Indonesia reliabel dan dapat
digunakan untuk mengukur persepsi penyakit pada pasien hipertensi. Hal ini didukung
dengan pernyataan Løchting et al. (2013) bahwa instrument B-IPQ dapat digunakan di
manapun karena karena telah diterjemahkan sebelumnya ke dalam beberapa bahasa.

Penilaian Instrumen B-IPQ Versi Indonesia (Tabel 3. dan Gambar 2.)

Instrumen B-IPQ versi Indonesia terdiri atas 9 butir pertanyaan. Butir 1 sampai 8
memiliki skala 0 sampai 10 dengan deskriptor endpoint (keterangan di ujung kiri dan
kanan butir pertanyaan) (lihat Lampiran). Pada butir pertanyaan 9 pasien diminta untuk
membuat daftar hal-hal yang mereka yakini sebagai penyebab utama munculnya
penyakit hipertensi yang mereka derita (Løchting et al. 2013).

Tabel 3. Total Skor Butir Pertanyaan 1 sampai 8 B-IPQ Versi Indonesia

Berdasarkan Nilai Rata-rata

Nomor Item Pertanyaan Total


Kategori Pasien
1 2 3 4 5 6 7 8 Skor
Rawat inap 6.71 7.29 7.00 7.86 6.14 7.86 6.57 6.71 56.14
Rawat jalan 6.52 7.09 7.74 7.65 6.70 7.00 7.13 6.61 56.43
Keseluruhan 6.57 7.13 7.57 7.70 6.57 7.20 7.00 6.63 56.37

SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
46

100 93.33
90
80
70 63.33
60 50
50
40 33.33
26.67
30 16.67
20
10
0
Pola makan Stres Aktivitas fisik Pola tidur Usia Keturunan

Faktor-faktor penyebab hipertensi

Gambar 2. Grafik Jawaban Butir 9 B-IPQ Versi Indonesia

Tabel 3 menunjukkan nilai rata-rata dari keseluruhan butir pertanyaan adalah


56,37 dari rentang nilai total rata-rata 0 sampai 80. Ini artinya bahwa seluruh sampel
pasien pada penelitian ini masih menganggap penyakit hipertensi sebagai ancaman
karena nilai 56,37 berada di atas batas tengah (40). Løchting, et al. (2013) menyatakan
bahwa skor yang lebih tinggi menunjukkan bahwa suatu penyakit dianggap sebagai
ancaman oleh pasien.

Gambar 2 merupakan grafik hasil jawaban pasien dari butir pertanyaan 9. Tiga
faktor utama yang paling banyak diyakini pasien sebagai penyebab utama penyakit
hipertensi yang diderita mereka adalah pola makan (93.33%), stres (63.33%) dan
aktivitas fisik (43.33%). Faktor-faktor penyebab lain yang diyakini pasien adalah pola
tidur, usia, dan keturunan. Faktor-faktor yang diungkapkan pasien ini ternyata berkaitan
dengan faktor-faktor dalam InfoDATIN yaitu usia, jenis kelamin, genetik, kebiasaan
merokok, konsumsi garam, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan stres (Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik, 2006).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitasnya dapat disimpulkan bahwa


instrumen B-IPQ versi Indonesia valid untuk mengukur persepsi penyakit pada pasien
hipertensi di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak dengan nilai korelasi
masing-masing item > 0.3 (0.05) serta reliabel untuk mengukur persepsi penyakit pada
pasien hipertensi di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie kota Pontianak dengan
nilai Cronbach alpha coefficient 0.807 > 0.7 (0.05).

DAFTAR PUSTAKA

Dhiyah C., Lestari S., Herani I. 2012. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Penyakit
dengan Tingkat Stres pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di RSD dr. Haryoto
Lumajang.

SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
47

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2006. Pharmaceutical Care untuk
Penyakit Hipertensi. Jakarta: Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen
Kesehatan.
Elizabeth B., Keith J.P., Jodie M., John W. 2006. The Brief Illness Perception
Questionnaire. Journal of Psychosomatic Research 6. 631– 637.
Hambleton R., Merenda P., Spielberger C. 2005. Adapting Educational and
Psychological Tests for Cross-Cultural Assessment. New Jersey: Mahwah.
Kementerian Kesehatan Rl. 2014. Info DATIN: Mencegah dan Mengontrol Hipertensi
Agar Terhindar dari Kerusakan Organ Jantung, Otak dan Ginjal. Jakarta: Pusat Data dan
lnformasi Kementerian Kesehatan Rl.
Lensi R. dan Surjaningrum E. 2014. Hubungan antara Persepsi Penyakit dengan
Manajemen Diri pada Penderita Diabetes yang Memiliki Riwayat Keturunan. Jurnal
Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. 03(01).
Løchting I., Garratt AM., Storheim K., Werner EL., Grotle M. 2013. Evaluation of the
Brief Illness Perception Questionnaire in Sub-Acute and Chronic Low Back Pain
Patients: Data Quality, Reliability and Validity. J Pain Reli. 02(03).
Priyatno D. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan
SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Yogyakarta: Gaya Media.

SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
48

Lampiran

INSTRUMEN B-IPQ VERSI INDONESIA (Thermometer v2)

Petunjuk pengisian:

Untuk soal no. 1-8 beri kolom pada angka sesuai pilihan anda.

Untuk soal no. 9 diisi dengan jawaban singkat dan jelas.

1. Sejauh mana penyakit Anda mempengaruhi kehidupan Anda?

Tidak ada Sangat

dampak berdampak

2. Sejauh mana Anda khawatir tentang kemajuan penyakit Anda?

Tidak Sangat

khawatir khawatir

sama sekai

3. Sejauh mana menurut Anda, kendali yang Anda miliki atas penyakit Anda?

Tidak punya Memiliki

kendali kendali

penuh

4. Sejauh mana menurut Anda, pengobatan dapat membantu penyakit Anda?

Sama sekali Sangat

tidak membantu

membantu

SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
49

5. Seberapa banyak Anda mengalami gejala dari penyakit Anda?

Tidak ada Banyak gejala

Gejala parah

6. Seberapa khawatir Anda terhadap penyakit Anda?

Tidak Sangat

khawatir khawatir

sama sekali

7. Sejauh mana Anda memahami penyakit Anda?

Tidak paham Memahami

sama sekali dengan jelas

8. Seberapa jauh penyakit Anda mempengaruhi Anda secara emosional? (misalnya marah, takut,
kecewa atau tertekan?

Tidak ada Sangat

dampak berdampak

emosional secara emosional

9. Sebutkan tiga faktor yang paling penting yang Anda yakini menyebabkan penyakit Anda :

1________________________ 2________________________ 3________________________

SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

You might also like