Uji Validitas Instrumen B-Ipq Versi Indonesia Pada Pasien Hipertensi Di Rsud Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak
Uji Validitas Instrumen B-Ipq Versi Indonesia Pada Pasien Hipertensi Di Rsud Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak
ABSTRACT
Validity and reliability tests of Indonesian version of Brief-Illness Perception
Questionnaire (B-IPQ) instrument are important to determine is this instrument valid
and reliable in clasifying the patients’ perception toward the condition of disease they
have. The purpose of this research is to measure the validity and reliability of
Indonesian version of B-IPQ instrument which were given to 30 patients with
hypertension treated at RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak. This was an
observational study with analytical survey method and cross-sectional approach.
Validity test was measured using Pearson correlation (correlation score ≥ 0,3) and for
reliability test using Internal consistency technique (Cronbach alpha coefficient ≥ 0,7).
The result of validity test showed the correlation score in each item was > 0.3 (0.05)
and the result of reliability test showed the Cronbach alpha coefficient was 0.807 > 0.7
(0.05). From these two tests results it can be concluded that the Indonesian version of
B-IPQ instrument is valid and reliable in measuring the perception of hypertension
patient at RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak.
Keyword: hypertension, Indonesian version of B-IPQ, validity, reliability
ABSTRAK
Uji validitas dan reliabilitas instrumen Brief-Illness Perception Questionnaire (B-
IPQ) versi Indonesia perlu dilakukan untuk menentukan apakah instrumen ini valid dan
reliabel untuk menilai persepsi pasien terhadap penyakit yang dideritanya. Tujuan
penelitian ini untuk mengukur nilai validitas dan reliabilitas instrumen B-IPQ versi
Indonesia pada 30 orang pasien hipertensi yang dirawat di RSUD Sultan Syarif
Mohamad Alkadrie Pontianak. Penelitian ini bersifat observasional dengan metode
survei analitik dan pendekatan studi potong lintang (cross sectional). Uji validitas
dilakukan dengan metode Pearson correlation (nilai korelasi ≥ 0,3) dan uji reliabilitas
menggunakan teknik Internal consistency (Cronbach alpha coefficient ≥ 0,7). Hasil uji
validitas menunjukkan nilai korelasi masing-masing item > 0.3 (0.05) dan hasil uji
reliabilitas menunjukkan Cronbach alpha coefficient ialah 0.807 > 0.7 (0.05). Kedua
hasil ini menyatakan bahwa instrumen B-IPQ versi Indonesia valid dan reliabel untuk
mengukur persepsi penyakit pada pasien hipertensi di RSUD Sultan Syarif Mohamad
Alkadrie Pontianak.
Kata kunci: hipertensi, B-IPQ versi Indonesia, validitas, reliabilitas
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
42
PENDAHULUAN
Brief Illness Perception Questionnaire atau B-IPQ adalah sejenis instrumen yang
digunakan untuk mengetahui persepsi pasien akan penyakit yang dideritanya karena
pasien akan diminta untuk menjawab pertanyaan tentang ancaman (rasa sakit) kesehatan
yang dirasakannya. Instrumen B-IPQ berasal dari London, UK dan telah digunakan
untuk menggambarkan ancaman rasa sakit pada lima penyakit berbeda, antara lain
asma, diabetes melitus (DM) tipe 2, miokardial, ginjal, dan diagnosis awal stres serta
sudah melewati uji validitas instrumen (Elizabeth, et al. 2006).
METODE PENELITIAN
Teknik sampling dalam penelitian ini yaitu purposive sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 30 orang. Kriteria sampel yaitu pasien berusia ≥18 – 60 tahun,
memiliki riwayat penyakit hipertensi, dirawat inap atau di rawat jalan, dapat membaca
dan memahami instrumen B-IPQ versi Indonesia dan bersedia berpartisipasi dalam
penelitian ini. Pasien yang tidak mengisi instrumen B-IPQ versi Indonesia dengan
lengkap dan jelas serta pasien hipertensi dengan penyakit penyerta yang parah seperti
stroke diekslusi menjadi sampel dalam penelitian ini.
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
43
Data dari kuesioner B-IPQ versi Indonesia diuji validitasnya dengan metode
Pearson correlation (nilai korelasi ≥ 0,3) dan diuji reliabilitasnya dengan metode
Internal consistency (Cronbach alpha coefficient ≥ 0,7) (Priyatno, 2010). Data tentang
karakteristik pasien disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel.
Karakteristik Pasien
Data karaketristik dari 30 pasien hipertensi yang dirawat di RSUD Sultan Syarif
Mohamad Alkadrie dikelompokkan ke dalam kategori jenis pasien, jenis kelamin, usia,
pendidikan terakhir, lamanya menderita penyakit, dan penyakit penyerta. Data
karakteristik seluruh sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
N=30
Karakteristik Kategori
Jumlah %
Rawat inap 7 23.33
Jenis pasien
Rawat jalan 23 76.67
Laki-laki 13 43.33
Jenis kelamin
Perempuan 17 56.67
18-30 1 3.33
31-40 2 6.67
Usia (thn)
41-50 6 20
51-60 21 70
SD/sederajat 11 36.67
SMP/sederajat 5 16.67
Pendidikan
SMA/sederajat 12 40
terakhir
Diploma 0 0
Sarjana 2 6.67
0-1 17 56.67
Lama
2-5 6 20
menderita
6-10 2 6.67
hipertensi (thn)
>10 5 16.67
Penyakit Ada 12 40
penyerta Tidak 18 60
Berdasarkan tabel di atas, jumlah pasien rawat jalan tiga kali lebih banyak
dibanding jumlah pasien rawat inap. Hal ini sesuai data dari RSUD Sultan Syarif
Mohamad Alkadrie periode Januari-Juni 2015, dimana ada ± 20 kasus pasien rawat
jalan perhari dan hanya 15-16 kasus pasien rawat inap setiap bulannya.
Berdasarkan data jenis kelamin diketahui bahwa pada waktu pengumpulan data
sampel diperoleh hasil pasien perempuan lebih banyak dibanding pasien laki-laki. Hal
ini sesuai data Riskesdas tahun 2007 dan 2013 yang menyatakan bahwa prevalensi
hipertensi pada perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki (Kementerian Kesehatan Rl,
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
44
2014). Berdasarkan data sampel diketahui juga bahwa pasien terbanyak berusia antara
51 sampai 60 tahun (70%). Umumnya tekanan darah cenderung meningkat secara
perlahan seiring bertambahnya umur, demikian pula dengan kasus hipertensi juga akan
semakin meningkat (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2006).
Dilihat dari tingkat pendidikan pasien, risiko terkena hipertensi semakin besar jika
tingkat tingkat pendidikan pasien rendah disebabkan kurangnya pengetahuan pasien
yang berpendidikan rendah terhadap pola hidup sehat agar terhindar dari hipertensi.
Uji Validitas
Hasil uji validitas instrumen B-IPQ versi Indonesia pada pasien hipertensi di
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Item Nilai
Korelasi Kesimpulan
Pertanyaan Batas
X1 0.670 0.3 Valid
X2 0.774 0.3 Valid
X3 0.346 0.3 Valid
X4 0.518 0.3 Valid
X5 0.706 0.3 Valid
X6 0.701 0.3 Valid
X7 0.607 0.3 Valid
X8 0.816 0.3 Valid
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan dari B-IPQ versi
Indonesia memiliki nilai korelasi > 0.3 dengan taraf kepercayaan 95% (0.05). Nilai 0,3
adalah batas nilai suatu butir (item) instrumen penelitian dikatakan dapat diterima (dapat
digunakan). Dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa setiap butir instrumen B-IPQ versi
Indonesia valid dan dapat dipahami oleh pasien hipertensi untuk mengukur persepsi
penyakit pada pasien hipertensi. Løchting et al. (2013), menyebutkan bahwa instrument
B-IPQ telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dan digunakan lintas-nasional,
dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen ini sudah memenuhi segala aspek
untuk menggambarkan persepsi penyakit dari seorang pasien.
Uji Reliabilitas
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
45
Hasil uji reliabilitas instrumen B-IPQ versi Indonesia pada pasien hipertensi di
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Reliability Statistics
Cronbach’s N of Items
Alpha
0.807 8
Gambar 1. Hasil Uji Reliabilitas
Sebuah instrumen dikatakan reliabel (andal) dan dapat diterima jika nilai
Cronbach alpha coefficient-nya ≥ 0,7 dengan taraf kepercayaan 95% (0.05) (Priyatno,
2010). Hasil uji reliabilitas instrumen B-IPQ versi Indonesia pada pasien hipertensi
menunjukkan nilai Cronbach alpha coefficient sebesar 0.807 ≥ 0.7. Hasil ini
menunjukkan bahwa seluruh butir instrumen B-IPQ versi Indonesia reliabel dan dapat
digunakan untuk mengukur persepsi penyakit pada pasien hipertensi. Hal ini didukung
dengan pernyataan Løchting et al. (2013) bahwa instrument B-IPQ dapat digunakan di
manapun karena karena telah diterjemahkan sebelumnya ke dalam beberapa bahasa.
Instrumen B-IPQ versi Indonesia terdiri atas 9 butir pertanyaan. Butir 1 sampai 8
memiliki skala 0 sampai 10 dengan deskriptor endpoint (keterangan di ujung kiri dan
kanan butir pertanyaan) (lihat Lampiran). Pada butir pertanyaan 9 pasien diminta untuk
membuat daftar hal-hal yang mereka yakini sebagai penyebab utama munculnya
penyakit hipertensi yang mereka derita (Løchting et al. 2013).
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
46
100 93.33
90
80
70 63.33
60 50
50
40 33.33
26.67
30 16.67
20
10
0
Pola makan Stres Aktivitas fisik Pola tidur Usia Keturunan
Gambar 2 merupakan grafik hasil jawaban pasien dari butir pertanyaan 9. Tiga
faktor utama yang paling banyak diyakini pasien sebagai penyebab utama penyakit
hipertensi yang diderita mereka adalah pola makan (93.33%), stres (63.33%) dan
aktivitas fisik (43.33%). Faktor-faktor penyebab lain yang diyakini pasien adalah pola
tidur, usia, dan keturunan. Faktor-faktor yang diungkapkan pasien ini ternyata berkaitan
dengan faktor-faktor dalam InfoDATIN yaitu usia, jenis kelamin, genetik, kebiasaan
merokok, konsumsi garam, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan stres (Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik, 2006).
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Dhiyah C., Lestari S., Herani I. 2012. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Penyakit
dengan Tingkat Stres pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di RSD dr. Haryoto
Lumajang.
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
47
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2006. Pharmaceutical Care untuk
Penyakit Hipertensi. Jakarta: Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen
Kesehatan.
Elizabeth B., Keith J.P., Jodie M., John W. 2006. The Brief Illness Perception
Questionnaire. Journal of Psychosomatic Research 6. 631– 637.
Hambleton R., Merenda P., Spielberger C. 2005. Adapting Educational and
Psychological Tests for Cross-Cultural Assessment. New Jersey: Mahwah.
Kementerian Kesehatan Rl. 2014. Info DATIN: Mencegah dan Mengontrol Hipertensi
Agar Terhindar dari Kerusakan Organ Jantung, Otak dan Ginjal. Jakarta: Pusat Data dan
lnformasi Kementerian Kesehatan Rl.
Lensi R. dan Surjaningrum E. 2014. Hubungan antara Persepsi Penyakit dengan
Manajemen Diri pada Penderita Diabetes yang Memiliki Riwayat Keturunan. Jurnal
Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. 03(01).
Løchting I., Garratt AM., Storheim K., Werner EL., Grotle M. 2013. Evaluation of the
Brief Illness Perception Questionnaire in Sub-Acute and Chronic Low Back Pain
Patients: Data Quality, Reliability and Validity. J Pain Reli. 02(03).
Priyatno D. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan
SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Yogyakarta: Gaya Media.
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
48
Lampiran
Petunjuk pengisian:
Untuk soal no. 1-8 beri kolom pada angka sesuai pilihan anda.
dampak berdampak
Tidak Sangat
khawatir khawatir
sama sekai
3. Sejauh mana menurut Anda, kendali yang Anda miliki atas penyakit Anda?
kendali kendali
penuh
tidak membantu
membantu
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
49
Gejala parah
Tidak Sangat
khawatir khawatir
sama sekali
8. Seberapa jauh penyakit Anda mempengaruhi Anda secara emosional? (misalnya marah, takut,
kecewa atau tertekan?
dampak berdampak
9. Sebutkan tiga faktor yang paling penting yang Anda yakini menyebabkan penyakit Anda :
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL (Vol. 1, No.1, 2016) ISSN ONLINE: 2502-8413
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA