Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Telekomunikasi, TBK Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Telekomunikasi, TBK Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
ARDILLA
NPM: 08.1.02.03840
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Rasio Keuangan
Kasmir (2008:104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-
angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan
angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan
komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara
laporan keuangan.
Sedangkan Hanafi dan Halim (2007:91) analisis rasio adalah analisis yang disusun
dengan menggabungkan gubungan angka angka dalam dan antara neraca dan
laporan laba rugi. Harahap (2008:218) rasio keuangan adalah perbandingan antara
pos pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti).
Rasio-rasio yang biasa digunakan dalam analisis rasio keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Rasio Likuiditas
Kasmir (2008:129), mendefinisikan rasio likuiditas adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang)
jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu
untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Jenis–
jenis rasio likuiditas:
a. Rasio lancar (current ratio)
b. Rasio sangat lancar (quick ratio)
c. Rasio kas (cash ratio)
2. Rasio Solvabilitas (Leverage)
Kasmir (2008:151), mendefinisikan rasio solvabilitas adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan
utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan
dibandingkan dengan aktivanya. Jenis–jenis rasio solvabilitas:
b. Debt to equity ratio
c. Times interest earned.
3. Rasio Aktivitas
Kasmir (2008:172), rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimilikinya.Jenis–jenis rasio aktivitas yang dapat digunakan perusahaan untuk
mengukur kemampuan, yaitu
a. Perputaran persediaan (Inventory turn over).
b. Perputaran piutang (Receivable turn over).
c. Perputaran aktiva tetap (Fixed assets turn over).
d. Perputaran aktiva (Assets turn over).
4. Rasio Profitabilitas
Kasmir (2008:196), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Jenis jenis rasio
profitabilitas:
a. Profit margin (profit margin on sales)
b. Return on investment (ROI)
c. Return on equity (ROE)
5. Rasio Pasar
Hanafi dan Halim (2005:87), rasio pasar yang mengukur harga pasar relatif
terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasarkan pada sudut
investor atau calon investor, meskipun pihak manajemen juga berkepentingan
terhadap rasio-rasio ini. Jenis–jenis rasio pasar:
a. Price Earning Ratio (PER).
b. Earnings Per Share (EPS).
c. Pembayaran dividen (divident payout).
Saham
Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau
kepemilikan individu maupun instansi dalam suatu perusahaan. Jadi dapat
diartikan bahwa investor yang melakukan pembelian saham perusahaan tertentu
akan menjadi pemilik dan akan disebut sebagai pemegang saham dari perusahaan
tersebut. Tampubolon (2005:138), saham adalah sumber keuangan perusahaan
yang berasal dari pemilik perusahaan dan merupakan bukti kepemilikan atas
perusahaan oleh pemegangnya serta surat berharga yang dapat diperdagangkan di
pasar bursa. Tandelilin (2006:18) saham merupakan bukti bahwa kepemilikan atas
aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham (emiten).
Harga Saham
Penetapan harga saham dalam proses kegiatan emisi saham oleh suatu perusahaan
emiten merupakan hal yang sangat penting, karena proses ini mempengaruhi
proses dari emisi itu sendiri. Menurut Sunariyah (2004:170), harga saham
diartikan sebagai harga pasar (market value) yaitu harga saham yang ditentukan
dan dibentuk oleh mekanisme pasar modal. Harga saham pada hakikatnya
merupakan penerimaan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap
investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Harga saham dipasar sekunder akan
bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas
saham. Tinggi rendanya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan
pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan eksternal.
Kinerja Keuangan yang Mempengaruhi Harga Saham
1. Current ratio (CR)
Hanafi dan Halim (2007:77), Current Ratio memberi indikasi penting mengenai
kemampuan perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka pendek, karena kalau
liabilitas lancar melebihi aset lancar berarti perusahaan tidak akan membayar
tagihan liabilitas. Rasio yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi,
sedangkan rasio lancar (current ratio) yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan
aset lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap
profitabilitas perusahaan. Jadi semakin tingginya current ratio tidak diikuti dengan
tingginya profitabilitas perusahaan sehingga dapat pula menurunkan harga saham
di bursa.
2. Debt to total assets ratio (Debt to assets)
Rasio ini memperlihatkan proporsi liabilitas terhadap kekayaan yang dimiliki.
Ridwan dan Barlian (2002:117), mengukur besarnya total aset yang dibiayai oleh
kreditur perusahaan, maka akan semakin tinggi rasio tersebut dan semakin banyak
uang kreditur yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba. semakin
tinggi debt ratio, maka risiko keuangan pemegang saham/kreditor juga semakin
tinggi. Rasio ini menggambarkan dana total yang berasal dari kreditor, jika
angkanya terlalu besar, berarti perusahaan mempunyai banyak liabilitas, yang
tentunya akan menimbulkan risiko kesulitan membayar.
3. Return on assets (ROA)
ROA merupakan bagian dari salah satu rasio profitabilitas. Rasio ini mengukur
seberapa besar aktivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Perusahaan
yang mempunyai ROA yang tinggi berarti semakin efektif dan efisien di dalam
menggunakan seluruh aset untuk memperoleh laba dan sebaliknya semakin efektif
dan efisien perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aset untuk memperoleh
laba, maka nilai perusahaan itu akan semakin tinggi. Nilai suatu perusahaan yang
tinggi akan berpengaruh terhadap harga saham. Tandelilin (2006:240)
menjelaskan bahwa dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting
untuk menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat
sejauhmana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting
diperhatikan sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu
perusahaan mampu memberi return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan
investor.
4. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share merupakan salah satu bentuk dari rasio pasar (market ratio)
yang didapatkan dengan membagi laba bersih perusahaan dengan jumlah saham
yang beredar. Earning Per Share adalah analisis dari sudut pandang pemilik yang
dipusatkan pada laba per lembar saham dalam suatu perusahaan. Syamsuddin
(2007:66), pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa, dan
calon pemegang saham sangat tertarik akan EPS karena hal ini menggambarkan
jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon
pemegang saham tertarik akan EPS yang besar, karena hal ini merupakan salah
satu indikator keberhasilan suatu perusahaan.
Semakin besar EPS berarti semakin besar pula keuntungan yang diperoleh
perusahaan dan juga berarti bahwa perusahaan telah mampu memberi tingkat
kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham. Sebaliknya, semakin kecil
EPS berarti semakin kecil pula keuntungan yang diperoleh perusahaan dan hal ini
juga menunjukkan bahwa perusahaan telah gagal dalam memberi manfaat
sebagaimana yang diharapkan oleh para pemegang saham. Jika permintaan saham
meningkat sedangkan penawarannya relatif tetap akan menyebabkan naiknya
harga pasar saham. Sebaliknya, jika EPS perusahaan menurun akan menyebabkan
investor enggan untuk membeli saham. Jika permintaan saham menurun
sedangkan penawaran saham relatif tetap akan menyebabkan turunnya harga pasar
saham.
Perumusan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan
teoretis yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Kinerja keuangan yang terdiri atas current ratio, debt to total assets ratio,
return on assets, dan earning per share secara simultan mempunyai pengaruh
signifikan terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Kinerja keuangan yang terdiri atas current ratio, debt to total assets ratio,
return on assets, dan earning per share secara parsial mempunyai pengaruh
signifikan terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
3. Earning per share mempunyai pengaruh yang dominan terhadap harga saham
perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
METODE PENELITIAN
Sampel Penelitian
populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: perusahaan-perusahaan
telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 7 perusahaan
yang terdiri atas PT Bakrie Telcom Tbk, PT XL Axiata Tbk, PT Indosat Tbk, PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT Tiphone Mobile Indonesia, Tbk,
Trikomsel Oke, Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode
purpose sampling menurut Arikunto (2005:28) adalah teknik pengambilan
sampel atas pertimbangan tertentu yaitu:
1. Sampel yang dipilih adalah perusahaan jasa telekomunikasi yang go public di
Bursa Efek Indonesia pada periode tahun yang diteliti (tahun 2008-2011).
2. Saham perusahaan jasa telekomunikasi aktif diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia pada periode tahun yang diteliti (tahun 2008-2011).
3. Laporan keuangan perusahaan periode 2008-2011 tersedia di bursa efek atau di
media cetak.
4. Perusahaan jasa telekomunikasi yang secara konsisten membagikan dividen
selama tahun 2008-2011
Tabel 1. Daftar Perusahaan Sampel
Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder, dimana data-data
yang berkaitan dengan perusahaan telekomunikasi tersebut diperoleh dari Bursa
Efek Indonesia. Data tersebut berupa data laporan keuangan perusahaan jasa
telekomunikasi selama tahun 2008-2011 serta harga saham.
Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara memanfaatkan laporan keuangan perusahaan jasa telekomonukasi di
Bursa Efek dari tahun 2008–2011.
Analisis Data
Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel
atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen (Ghozali, 2011:96). Menurut Ferdinand (2006:295), analisis
regresi linier berganda adalah suatu prosedur statistik dalam menganalisis
hubungan antara variabel satu atau lebih variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y) rumus multiple regresinya adalah sebagai berikut :Y= a +
b1.x1 + b2.x2 + b3.x3 + b4.x4 + e
Keterangan: Y = Harga saham, a = Konstanta, b1,b2, b 3, b4= Koefisien regresi dari
variabel bebas, X1= Current ratio, X2 = Debt to total assets ratio, X3 = Return on
assets, X4= Earning per share, dan e = Standar error.
Persamaan regresi linier berganda di atas dihitung dengan menggunakan program
SPSS
PEMBAHASAN
Data Penelitian
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Pengujian Hipotesis
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.0E+008 4 26059007.70 4.177 .018a
Residual 93576628 15 6238441.850
Total 2.0E+008 19
a. Predictors: (Constant), Earning per share, Return on asset, Current ratio, Debt to
asset
b. Dependent Variable: Harga saham
Kesimpulan: Hasil perhitungan statistik di atas nilai signifikan uji F < 0,05 yaitu
(0,018) maka H0 berhasil ditolak. Sehingga kesimpulannya current ratio, debt to
total asset ratio, return on asset, dan earning per share secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan telekomunikasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Saran
1. Perusahaan telekomunikasi, Tbk, hendaknya dapat mengelola seluruh
aktivanya dengan lebih baik lagi untuk dapat menghasilkan penjualan yang
lebih baik serta dapat memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar untuk
tahun-tahun selanjutnya, sehingga EPS yang akan dibagikan untuk tahun-tahun
yang akan datang akan mengalami peningkatan lagi.
2. Perusahaan telekomunikasi hendaknya mempertahankan kemampuan dalam
menghasilkan laba yang dicapai selama ini, karena ROA merupakan ukuran
keberhasilan manajemen dalam mendayagunakan asset yang ada untuk
menghasilkan laba, dimana semakin besar laba yang dihasilkan semakin besar
pula EPSnya, sehingga berdampak pada harga saham meningkat.
3. Bagi investor sebaiknya juga mempertimbangkan faktor-faktor diluar tolok
ukur CR, DR, ROA, dan EPS menginvestasikan dananya dalam saham
perusahaan telekomunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.
Cetakan Kelima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, M.M., dan Halim, A. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua.
Yogyakarta. Penerbit UPP AMP YKPN.
Pabundu, M.T. 2006. Metodelogi Riset Bisnis. Jakarta. Penerbit Bumi Aksara,
Setyaningsih. 2002. Pengaruh Analisis Beta, Book Market Ratio, Debt Equity
Ratio, Earning-Price ratio, Firm Size dan Sales Price Ratio Terhadap Harga
Saham Perusahaan Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Jakarta 1992-
1998. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol. 10. No. 3. Hal. 99-119.
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Sepuluh. Bandung. Alfabeta.
Suharyadi dan Purwanto. 2007. Statistika untuk Ekonomi & Keuangan Modern.
Jakarta. Salemba Empat.
Regression
Variables Entered/Removedb
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Earning per share, Return on
a
asset,
. Enter
Current ratio, Debt to asset
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Harga saham
Model Summary
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.0E+008 4 26059007.70 4.177 .018a
Residual 93576628 15 6238441.850
Total 2.0E+008 19
a. Predictors: (Constant), Earning per share, Return on asset, Current ratio, Debt to
asset
b. Dependent Variable: Harga saham
Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Coefficients(a)
Correlations
Model Zero-order Partial Part
1 CR .327 .269 .214
DR -.274 -.107 -.150
ROA .587 .477 .384
EPS .873 .773 .835
a Dependent Variable: Harga Saham