0% found this document useful (0 votes)
59 views17 pages

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Telekomunikasi, TBK Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

This document discusses the influence of telecommunication companies' financial performance on their stock prices on the Indonesian Stock Exchange. It analyzes current ratio, debt to total assets ratio, return on assets, and earnings per share. The research found that these financial factors collectively influence stock price by 52.7%. It also found that return on assets and earnings per share partially influence stock price, while current ratio and debt to total assets do not. Earnings per share was found to have the most dominant influence on stock price.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
59 views17 pages

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Telekomunikasi, TBK Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

This document discusses the influence of telecommunication companies' financial performance on their stock prices on the Indonesian Stock Exchange. It analyzes current ratio, debt to total assets ratio, return on assets, and earnings per share. The research found that these financial factors collectively influence stock price by 52.7%. It also found that return on assets and earnings per share partially influence stock price, while current ratio and debt to total assets do not. Earnings per share was found to have the most dominant influence on stock price.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 17

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM

PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI, Tbk YANG TERDAFTAR DI


BURSA EFEK INDONESIA

ARDILLA
NPM: 08.1.02.03840

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

This research target is to test the influence of financial performance (current


ratio (CR), Debt to total asset (DR), Return on Asset (ROA), and Earning Per
share (EPS) to stock price of telecomunication listed in Indonesia Stock Exchange
by simultant or partial, and also to test the dominant its influence to stock price of
telecomunication.
Research Type used in this research is quantitative research with analysing
secunder data, and this research emphasize at the examination of research
variable with the number and the data analysis with the statistical procedure.
Based on calculation obtained value of R square (R2) of equal to 0,527 meaning
that influence CR, DR, ROA, and EPS to stock price equal to 52,70%, the rest
equal to 47,30% influenced by other dissimilar variable is not checked in this
research
Result of hypothesis examination obtained by a F value 0,018, thereby in
simultant CR, DR, ROA, and EPS give the influence to stock price because
performance of company's finance telecomunication go public which good
progressively. Result of examination by partial a t value for CR equal to 0,133,
DR equal to 0,528, ROA equal to 0,000 and EPS equal to 0,000, while ROA and
EPS have an effect by partial to stock price and partial CR and DR doesn't have
an effect to stock price.
Result calculation of coefficient determination coefficient variable having
dominant influence is earning pershare because having value of biggest
coefficient determination partial.

Keyword: financial performance, financial statement and stock price

PENDAHULUAN

Kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing sangat ditentukan pada kinerja


perusahaan itu sendiri. Selanjutnya untuk mengetahui kinerja perusahaan dapat
dilihat melalui laporan keuangan dimana laporan keuangan tersebut berisi
informasi-informasi yang menyangkut posisi keuangan, hasil usaha, dan
perubahan posisi keuangan. Akan tetapi dengan melihat laporan keuangan saja
belum cukup untuk mengevaluasi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu perlu
dilakukan analisis atas laporan keuangan sehingga dari hasil analisis tersebut
dapat diperoleh gambaran mengenai hasil atau perkembangan usaha perusahaan
yang bersangkutan. Disamping itu analisis laporan keuangan juga dapat
digunakan untuk mengambil keputusan mengenai kondisi perusahaan secara
keseluruhan. Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan
perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan dimasa lalu, saat ini dan
kemungkinannya dimasa depan. Dalam rangka melakukan analisis untuk tujuan
pengambilan keputusan, para analisis keuangan menggunakan informasi laporan
keuangan.
Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang mendorong
perkembangan pasar modal di Indonesia. Dengan melonjaknya jumlah transaksi
saham yang ditransaksikan dan semakin tingginya volume perdagangan saham
maka kebutuhan akan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan
investasi di pasar modal juga meningkat. Naik turunnya harga saham merupakan
cermin dari perubahan harga saham yang setiap detik mengalami perubahan.
Secara umum ada dua analisis yang dapat digunakan oleh investor sebelum
melakukan investasi saham, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental.
Analisa teknikal yaitu suatu metode melalui pengamatan fluktuasi harga saham
secara historis untuk memperkirakan harga saham yang akan datang. Pengamatan
terhadap fluktuasi harga saham historis ini di harapkan dapat memberikan
gambaran pola pergerakan harga saham tertentu. Sedangkan analisis fundamental
merupakan teknik analisis yang berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan
tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya. Untuk
menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan laporan keuangan yang meliputi
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.
Rasio likuiditas suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya selama periode tertentu.
Pada prinsipnya, semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin baik kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio aktivitas adalah
rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam mengelola asset-
asset yang dimilikinya, artinya dalam hal ini adalah mengukur kemampuan
perusahaan dalam mengelola persediaan bahan mentah, barang dalam proses,
barang jadi serta kebijakan perusahaan dalam mengelola aktiva lainnya. Rasio
solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka panjang selama periode tertentu. Selain itu rasio ini
juga menunjukkan bagaimana kecenderungan struktur permodalan perusahaan.
Apakah perusahaan lebih banyak menggunakan hutang atau menggunakan modal
sendiri dalam struktur permodalannya. Rasio yang tinggi berarti perusahaan
menggunakan hutang yang tinggi. Yang menandakan risiko suatu perusahaan juga
tinggi. Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan penjualan, menggunakan
aset yang dimiliki maupun memutar modalnya. Para investor dan analis sangat
memperhatikan rasio ini karena rasio ini berkaitan dengan harga saham dan
dividen perusahaan.
Dengan analisis tersebut, para investor ataupun calon investor dapat mencoba
memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai
dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang
akan datang dan menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh
taksiran harga saham.
Dari berbagai variabel fundamental yang ada, variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini yang diduga berpengaruh terhadap harga saham perusahaan
telekomunikasi yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia adalah faktor/variabel
fundamental, meliputi Current Ratio, Debt to total assets, Return On Assets,
Earnings per Share, dengan pertimbangan bahwa sejauh ini yang umumnya
terjadi di Indonesia, adalah bahwa faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi
fundamental perusahaan (yang tercermin dalam faktor-faktor fundamental mikro).
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah kinerja keuangan yang terdiri atas current ratio, debt to total assets
ratio, return on assets, dan earning per share secara simultan berpengaruh
terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?.
2. Apakah kinerja keuangan yang terdiri atas current ratio, debt to total assets
ratio, return on assets, dan earning per share secara parsial berpengaruh
terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?.
3. Apakah diantara kinerja keuangan yang terdiri atas current ratio, debt to total
assets ratio, return on assets, dan earning per share yang mempunyai
pengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tujuan penelitian adalah:


1. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang terdiri atas current ratio,
debt to total assets ratio, return on assets, dan earning per share secara
simultan terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang terdiri atas current ratio,
debt to total assets ratio, return on assets, dan earning per share secara parsial
terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
3. Untuk mengetahui kinerja keuangan yang terdiri atas Current ratio, Debt to
Total Assets Ratio, Return on Assets, dan Earning per Share manakah yang
pengaruhnya dominan terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Pengertian Laporan Keuangan


Baridwan (2008:17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang
terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Sedang Munawir (2007:5)
mendefinisikan laporan keuangan adalah laporan keuangan itu terdiri dari neraca
dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, di mana neraca
menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) rugi laba
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang
terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan
sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal
perusahaan

Rasio Keuangan
Kasmir (2008:104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-
angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan
angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan
komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara
laporan keuangan.
Sedangkan Hanafi dan Halim (2007:91) analisis rasio adalah analisis yang disusun
dengan menggabungkan gubungan angka angka dalam dan antara neraca dan
laporan laba rugi. Harahap (2008:218) rasio keuangan adalah perbandingan antara
pos pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti).
Rasio-rasio yang biasa digunakan dalam analisis rasio keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Rasio Likuiditas
Kasmir (2008:129), mendefinisikan rasio likuiditas adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang)
jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu
untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Jenis–
jenis rasio likuiditas:
a. Rasio lancar (current ratio)
b. Rasio sangat lancar (quick ratio)
c. Rasio kas (cash ratio)
2. Rasio Solvabilitas (Leverage)
Kasmir (2008:151), mendefinisikan rasio solvabilitas adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan
utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan
dibandingkan dengan aktivanya. Jenis–jenis rasio solvabilitas:
b. Debt to equity ratio
c. Times interest earned.
3. Rasio Aktivitas
Kasmir (2008:172), rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimilikinya.Jenis–jenis rasio aktivitas yang dapat digunakan perusahaan untuk
mengukur kemampuan, yaitu
a. Perputaran persediaan (Inventory turn over).
b. Perputaran piutang (Receivable turn over).
c. Perputaran aktiva tetap (Fixed assets turn over).
d. Perputaran aktiva (Assets turn over).
4. Rasio Profitabilitas
Kasmir (2008:196), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Jenis jenis rasio
profitabilitas:
a. Profit margin (profit margin on sales)
b. Return on investment (ROI)
c. Return on equity (ROE)
5. Rasio Pasar
Hanafi dan Halim (2005:87), rasio pasar yang mengukur harga pasar relatif
terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasarkan pada sudut
investor atau calon investor, meskipun pihak manajemen juga berkepentingan
terhadap rasio-rasio ini. Jenis–jenis rasio pasar:
a. Price Earning Ratio (PER).
b. Earnings Per Share (EPS).
c. Pembayaran dividen (divident payout).

Saham
Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau
kepemilikan individu maupun instansi dalam suatu perusahaan. Jadi dapat
diartikan bahwa investor yang melakukan pembelian saham perusahaan tertentu
akan menjadi pemilik dan akan disebut sebagai pemegang saham dari perusahaan
tersebut. Tampubolon (2005:138), saham adalah sumber keuangan perusahaan
yang berasal dari pemilik perusahaan dan merupakan bukti kepemilikan atas
perusahaan oleh pemegangnya serta surat berharga yang dapat diperdagangkan di
pasar bursa. Tandelilin (2006:18) saham merupakan bukti bahwa kepemilikan atas
aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham (emiten).

Harga Saham
Penetapan harga saham dalam proses kegiatan emisi saham oleh suatu perusahaan
emiten merupakan hal yang sangat penting, karena proses ini mempengaruhi
proses dari emisi itu sendiri. Menurut Sunariyah (2004:170), harga saham
diartikan sebagai harga pasar (market value) yaitu harga saham yang ditentukan
dan dibentuk oleh mekanisme pasar modal. Harga saham pada hakikatnya
merupakan penerimaan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap
investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Harga saham dipasar sekunder akan
bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas
saham. Tinggi rendanya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan
pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan eksternal.
Kinerja Keuangan yang Mempengaruhi Harga Saham
1. Current ratio (CR)
Hanafi dan Halim (2007:77), Current Ratio memberi indikasi penting mengenai
kemampuan perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka pendek, karena kalau
liabilitas lancar melebihi aset lancar berarti perusahaan tidak akan membayar
tagihan liabilitas. Rasio yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi,
sedangkan rasio lancar (current ratio) yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan
aset lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap
profitabilitas perusahaan. Jadi semakin tingginya current ratio tidak diikuti dengan
tingginya profitabilitas perusahaan sehingga dapat pula menurunkan harga saham
di bursa.
2. Debt to total assets ratio (Debt to assets)
Rasio ini memperlihatkan proporsi liabilitas terhadap kekayaan yang dimiliki.
Ridwan dan Barlian (2002:117), mengukur besarnya total aset yang dibiayai oleh
kreditur perusahaan, maka akan semakin tinggi rasio tersebut dan semakin banyak
uang kreditur yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba. semakin
tinggi debt ratio, maka risiko keuangan pemegang saham/kreditor juga semakin
tinggi. Rasio ini menggambarkan dana total yang berasal dari kreditor, jika
angkanya terlalu besar, berarti perusahaan mempunyai banyak liabilitas, yang
tentunya akan menimbulkan risiko kesulitan membayar.
3. Return on assets (ROA)
ROA merupakan bagian dari salah satu rasio profitabilitas. Rasio ini mengukur
seberapa besar aktivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Perusahaan
yang mempunyai ROA yang tinggi berarti semakin efektif dan efisien di dalam
menggunakan seluruh aset untuk memperoleh laba dan sebaliknya semakin efektif
dan efisien perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aset untuk memperoleh
laba, maka nilai perusahaan itu akan semakin tinggi. Nilai suatu perusahaan yang
tinggi akan berpengaruh terhadap harga saham. Tandelilin (2006:240)
menjelaskan bahwa dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting
untuk menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat
sejauhmana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting
diperhatikan sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu
perusahaan mampu memberi return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan
investor.
4. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share merupakan salah satu bentuk dari rasio pasar (market ratio)
yang didapatkan dengan membagi laba bersih perusahaan dengan jumlah saham
yang beredar. Earning Per Share adalah analisis dari sudut pandang pemilik yang
dipusatkan pada laba per lembar saham dalam suatu perusahaan. Syamsuddin
(2007:66), pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa, dan
calon pemegang saham sangat tertarik akan EPS karena hal ini menggambarkan
jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon
pemegang saham tertarik akan EPS yang besar, karena hal ini merupakan salah
satu indikator keberhasilan suatu perusahaan.
Semakin besar EPS berarti semakin besar pula keuntungan yang diperoleh
perusahaan dan juga berarti bahwa perusahaan telah mampu memberi tingkat
kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham. Sebaliknya, semakin kecil
EPS berarti semakin kecil pula keuntungan yang diperoleh perusahaan dan hal ini
juga menunjukkan bahwa perusahaan telah gagal dalam memberi manfaat
sebagaimana yang diharapkan oleh para pemegang saham. Jika permintaan saham
meningkat sedangkan penawarannya relatif tetap akan menyebabkan naiknya
harga pasar saham. Sebaliknya, jika EPS perusahaan menurun akan menyebabkan
investor enggan untuk membeli saham. Jika permintaan saham menurun
sedangkan penawaran saham relatif tetap akan menyebabkan turunnya harga pasar
saham.

Perumusan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan
teoretis yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Kinerja keuangan yang terdiri atas current ratio, debt to total assets ratio,
return on assets, dan earning per share secara simultan mempunyai pengaruh
signifikan terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Kinerja keuangan yang terdiri atas current ratio, debt to total assets ratio,
return on assets, dan earning per share secara parsial mempunyai pengaruh
signifikan terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
3. Earning per share mempunyai pengaruh yang dominan terhadap harga saham
perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

METODE PENELITIAN

Sampel Penelitian
populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: perusahaan-perusahaan
telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 7 perusahaan
yang terdiri atas PT Bakrie Telcom Tbk, PT XL Axiata Tbk, PT Indosat Tbk, PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT Tiphone Mobile Indonesia, Tbk,
Trikomsel Oke, Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode
purpose sampling menurut Arikunto (2005:28) adalah teknik pengambilan
sampel atas pertimbangan tertentu yaitu:
1. Sampel yang dipilih adalah perusahaan jasa telekomunikasi yang go public di
Bursa Efek Indonesia pada periode tahun yang diteliti (tahun 2008-2011).
2. Saham perusahaan jasa telekomunikasi aktif diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia pada periode tahun yang diteliti (tahun 2008-2011).
3. Laporan keuangan perusahaan periode 2008-2011 tersedia di bursa efek atau di
media cetak.
4. Perusahaan jasa telekomunikasi yang secara konsisten membagikan dividen
selama tahun 2008-2011
Tabel 1. Daftar Perusahaan Sampel

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan


1 BTEL PT Bakrie Telcom Tbk
2 EXCL PT XL Axiata Tbk
3 ISAT PT Indosat Tbk
4 TLKM PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
5 FREN PT Smartfren Telecom Tbk
Sumber Data: Bursa Efek Indonesia

Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder, dimana data-data
yang berkaitan dengan perusahaan telekomunikasi tersebut diperoleh dari Bursa
Efek Indonesia. Data tersebut berupa data laporan keuangan perusahaan jasa
telekomunikasi selama tahun 2008-2011 serta harga saham.
Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara memanfaatkan laporan keuangan perusahaan jasa telekomonukasi di
Bursa Efek dari tahun 2008–2011.

Definisi Operasional Variabel


1. Current ratio (CR) sebagai variabel bebas (X1)
Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam
(kreditor) dengan perusahan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk
mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Teknik pengukuran variabel CR menggunakan satuan prosentase, dan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Aktiva Lancar
CR 
Hutang Lancar
2. Debt to Total Assets Ratio (DR) sebagai variabel bebas (X2)
Rasio ini mengukur besarnya total aset yang dibiayai oleh kreditur perusahaan,
maka akan semakin tinggi rasio tersebut dan semakin banyak uang kreditur yang
digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba. Teknik pengukuran variabel DR
menggunakan satuan prosentase, dan dapat dirumuskan sebagai berikut::
Total Liabilitas
Debt Ratio  x100%
Total Aset
3. Return on Assets (ROA) sebagai variabel bebas (X3)
Rasio ini mengukur seberapa besar aktivitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Teknik pengukuran variabel ROA menggunakan satuan prosentase,
dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Laba bersih setelah pajak
ROA 
Jumlah Aset
4. Earning Per Share (EPS) sebagai variabel bebas (X4)
Merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai
keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum
berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi,
kesejahteraan pemegang saham meningkat. Teknik pengukuran variabel
menggunakan satuan rupiah dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Laba Bersih
EPS =
Jumlah Lembar Saham
5. Harga saham sebagai variabel terikat (Y)
Dalam penelitian ini yang dimaksud harga saham adalah harga saham biasa yang
diterbitkan oleh perusahaan, dimana harga tersebut adalah harga pasar. Dalam
penelitian ini harga pasar yang digunakan dalam pengujian statistik adalah harga
pasar pada akhir tahun pada saat closing price. Teknik pengukuran variabel
menggunakan satuan rupiah.

Analisis Data
Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel
atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen (Ghozali, 2011:96). Menurut Ferdinand (2006:295), analisis
regresi linier berganda adalah suatu prosedur statistik dalam menganalisis
hubungan antara variabel satu atau lebih variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y) rumus multiple regresinya adalah sebagai berikut :Y= a +
b1.x1 + b2.x2 + b3.x3 + b4.x4 + e
Keterangan: Y = Harga saham, a = Konstanta, b1,b2, b 3, b4= Koefisien regresi dari
variabel bebas, X1= Current ratio, X2 = Debt to total assets ratio, X3 = Return on
assets, X4= Earning per share, dan e = Standar error.
Persamaan regresi linier berganda di atas dihitung dengan menggunakan program
SPSS

PEMBAHASAN

Data Penelitian

Tabel 2. Hasil Perhitungan Current Ratio Perusahaan Sampel (Dalam %)

Nama Perusahaan Tahun


2008 2009 2010 2011
PT Bakrie Telecom Tbk 220.29 83.99 81.62 32.08
PT XL Axiata Tbk 154.25 217.85 48.83 38.81
PT Indosat Tbk 90.79 54.63 51.55 55.05
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 54.16 60.58 91.48 95.80
PT Smartfren Telecom Tbk 65.18 42.48 21.52 5.63
Rata-rata 116.93 91.11 59.00 45.47
Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah)
Tabel 3. Hasil Perhitungan Debt to Total Asset Ratio Perusahaan Sampel (Dalam
%)

Nama Perusahaan Tahun


2008 2009 2010 2011
PT Bakrie Telecom Tbk 40.53 55.96 57.95 64.23
PT XL Axiata Tbk 84.83 67.85 57.01 56.07
PT Indosat Tbk 66.32 67.37 65.47 63.93
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 62.40 60.03 43.87 40.83
PT Smartfren Telecom Tbk 84.73 81.21 102.66 73.43
Rata-rata 67.76 66.48 65.39 59.70
Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah)

Tabel 4. Hasil Perhitungan Return On Asset Perusahaan Sampel (Dalam %)

Nama Perusahaan Tahun


2008 2009 2010 2011
PT Bakrie Telecom Tbk 1.60 0.86 1.28 -6.76
PT XL Axiata Tbk -0,05 6.24 10.61 9.08
PT Indosat Tbk 3.63 2.72 1.36 1.79
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 11.64 11.62 15.82 15.02
PT Smartfren Telecom Tbk -22.45 17.17 -31.27 -19.52
Rata-rata -1.12 7.72 -0.44 -0.08
Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah)

Tabel 5. Hasil Perhitungan Earning Per Share Perusahaan Sampel


(Dalam Rp)

Nama Perusahaan Tahun


2008 2009 2010 2011
PT Bakrie Telecom Tbk 5,190 3,456 0.35 -27.47
PT XL Axiata Tbk -2.00 337.00 340.00 332.00
PT Indosat Tbk 345.70 275.72 119.10 153.66
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 537.73 567.13 586.54 559.67
PT Smartfren Telecom Tbk -52.82 -34.54 -38.89 -15.89
Rata-rata 1,230.72 920.26 201.42 200.39
Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah)
Tabel 6. Harga Saham Perusahaan Sampel (Dalam Rp)

Nama Perusahaan Tahun


2008 2009 2010 2011
PT Bakrie Telecom Tbk 51 147 235 260
PT XL Axiata Tbk 950 1,930 5,300 4,525
PT Indosat Tbk 5,750 4,725 5,400 5,450
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 6,900 9,450 7,950 7,050
PT Smartfren Telecom Tbk 50 50 50 50
Rata-rata 2,740.20 3,260.40 3,787 3,467
Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah)

Analisis Regresi Linier Berganda


Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan Regresi linier berganda, hasil
perhitungan dengan bantuan program komputer SPSS, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) -339.340 2312.264 -.147 .884
CR 39.501 25.675 .125 1.239 .133
DR -5.556 8.734 -.053 -.637 .528
ROE 80.199 15.515 .096 5.169 .000
EPS 12.986 1.229 .925 10.567 .000
a Dependent Variable: Harga Saham

Sumber Data: Hasil Output SPSS

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, diperoleh persamaan regresi linier


berganda sebagai berikut:
Y = -339,340 + 39,501X1 -5,566X2 + 80,199X3 + 12,986X4 + e

Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji j F)


Untuk menguji hipotesis 1, dilakukan uji F yang menunjukkan pengaruh secara
simultan atau bersama-sama. Hasil uji F sesuai dengan perhitungan SPSS dapat
dilihat pada lampiran seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji F
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.0E+008 4 26059007.70 4.177 .018a
Residual 93576628 15 6238441.850
Total 2.0E+008 19
a. Predictors: (Constant), Earning per share, Return on asset, Current ratio, Debt to
asset
b. Dependent Variable: Harga saham

Sumber Data: Hasil Output SPSS (Lampiran 5)

Kesimpulan: Hasil perhitungan statistik di atas nilai signifikan uji F < 0,05 yaitu
(0,018) maka H0 berhasil ditolak. Sehingga kesimpulannya current ratio, debt to
total asset ratio, return on asset, dan earning per share secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan telekomunikasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)


Untuk menguji hipotesis 2, digunakan uji t yang menunjukan pengaruh secara
parsial dari masing-masing variabel. Berdasarkan olah data dengan SPSS dan
tabel t, maka hasil perhitungan uji t tampak dalam tabel berikut:
Tabel 9. Hasil Analisis Uji t

Variabel thitung ttabel Sign Simpulan


Current ratio 1,239 1,3406 0,133 Tidak berpengaruh
Debt to total asset ratio -0,637 1,3406 0,528 Tidak berpengaruh
Return on asset 5,169 1,3406 0,000 Berpengaruh
Earnings per share 10,567 1,3406 0,000 Berpengaruh
Sumber: Data Diolah SPSS (Lampiran)

Berdasarkan tabel 9 disimpulkan bahwa secara parsial variabel CR sig 0,133, DR


sig 0,528, ROA sig 0,000 dan EPS, sehingga CR dan DR tidak berpengaruh
terhadap harga saham karena sig > () 0,05 sedangkan ROA dan EPS
berpengaruh terhadap harga saham karena sig < () 0,05.

Koefisien Korelasi Parsial


Nilai koefisien korelasi parsial didapat dari output hasil perhitungan analisis
regresi dengan program SPSS dan digunakan untuk menguji hipotesis 3.
Berdasarkan hasil print-out SPSS tersebut, pada kolom korelasi parsial, terlihat
bahwa nilai korelasi parsial (r2) terbesar adalah untuk variabel EPS karena
mempunyai nilai koefisien determinasi partialnya paling besar.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kondisi keuangan perusahaan telekomunikasi yang diukur dengan CR, DR,
ROA, dan EPS menunjukkan kinerja perusahaan dikatakan baik sehingga
selalu dipertimbangkan oleh investor untuk berinvestasi dalam bentuk saham.
2. Berdasar perhitungan diperoleh nilai R square (R2) sebesar 0,527 yang berarti
bahwa pengaruh CR, DR, ROA, dan EPS terhadap terhadap harga saham
sebesar 52,70%, sedang sisanya sebesar 47,30% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Nilai uji F sebesar 4,177 dengan sig sebesar 0,018 dengan simpulan bahwa CR,
DR, ROA, dan EPS memberi pengaruh secara simultan terhadap harga saham,
karena sig 0,018 <  0,05.
4. Secara parsial variabel CR sig 0,133, DR sig 0,528, ROA sig 0,000 dan EPS,
sehingga CR dan DR tidak berpengaruh terhadap harga saham karena sig >
() 0,05 sedangkan ROA dan EPS berpengaruh terhadap harga saham karena
sig < () 0,05.
5. Koefisien determinasi variabel yang mempunyai pengaruh dominan adalah
EPS karena mempunyai nilai koefisien determinasi partialnya paling besar.

Saran
1. Perusahaan telekomunikasi, Tbk, hendaknya dapat mengelola seluruh
aktivanya dengan lebih baik lagi untuk dapat menghasilkan penjualan yang
lebih baik serta dapat memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar untuk
tahun-tahun selanjutnya, sehingga EPS yang akan dibagikan untuk tahun-tahun
yang akan datang akan mengalami peningkatan lagi.
2. Perusahaan telekomunikasi hendaknya mempertahankan kemampuan dalam
menghasilkan laba yang dicapai selama ini, karena ROA merupakan ukuran
keberhasilan manajemen dalam mendayagunakan asset yang ada untuk
menghasilkan laba, dimana semakin besar laba yang dihasilkan semakin besar
pula EPSnya, sehingga berdampak pada harga saham meningkat.
3. Bagi investor sebaiknya juga mempertimbangkan faktor-faktor diluar tolok
ukur CR, DR, ROA, dan EPS menginvestasikan dananya dalam saham
perusahaan telekomunikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2005. Metode Penelitian. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Baridwan, Z. 2008. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Cetakan Kedua.


Yogyakarta. Penerbit BPFE.

Bambang, S. 2005. Pengaruh Variabel Fundamental Mikro Terhadap Harga


Saham Jurnal Ekuitas. Vol. 8 No.3, Hal 11-29.

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.
Cetakan Kelima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hanafi, M. 2005. Manajemen Keuangan.Yogyakarta. Penerbit BPFE.

Hanafi, M.M., dan Halim, A. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua.
Yogyakarta. Penerbit UPP AMP YKPN.

________. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketiga. Cetakan Pertama.


Yogyakarta. Penerbit UPP AMP YKPN.

Harahap, S.S. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta. PT


RajaGrafindo Persada.

________. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta. PT


RajaGrafindo Persada.

Helfert, J.F. 2003. Manajemen Keuangan, Edisi ke Sembilan, Jakarta. Binarupa


Aksara.

Husnan, S. 2000. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Investasi,


Yogyakarta. Penerbit UPP-AMP YKPN,

Husnan, S. dan Pudjiastuti, E. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi


Kedua. Cetakan Kedua. Yogyakarta. Penerbit UPP AMP YKPN.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.


Jakarta. Salemba Empat.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. Penerbit PT Rajagrafindo


Persada.

Kharisma, et al. 2003. Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental Terhadap


Harga Saham Di Pasar Modal Indonesia, Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Indonesia. Vol.10 No.2. Hal 194-217.
Martono dan Harjito, A. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta.
Ekonisia.

Mulyadi. 2009. Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan. Yogyakarta: Aditya


Media.

Munawir, S. 2007. Analisis laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Keempat


belas. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Natarsyah, S. 2000. Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Resiko


Sistematis Terhadap Harga Saham Di Pasar Modal Indonesia, Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis Indonesia. Vol.15 No.3, Hal 294-312.

Oetomo, H.W, dan Suwahyono, R. 2006. Analisis Pengaruh Beberapa Variabel


Fundamental Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan
Telekomunikasi Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan
Keuangan. Vo. 10. No. 3. Hal. 307-334.

Pabundu, M.T. 2006. Metodelogi Riset Bisnis. Jakarta. Penerbit Bumi Aksara,

Prastowo, D. dan Juliaty, R. 2002. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan


Aplikasi. Edisi Kedua. Cetakan Kedua. Yogyakarta. Penerbit UPP STIM
YKPN.
Riduwan, D. dan Barlian, I. 2002. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan
Aplikasi. Yogyakarta. Penerbit UPP STIM YKPN.

Safi’i, S. 2011. Skripsi. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Mikro


Terhadap Harga Saham Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Tidak Dipublikasikan. Surabaya. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA).

Samsul, M. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta. Penerbit


Erlangga.

Santoso, H. 2005. Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Mokro Terhadap Harga


Saham (Studi Kasus Pada Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar
Pada Bursa Efek di Indonesia). Jurnal Ekuitas. Vol. 9 No.1, Hal 17-34.

Santoso, S. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17.


Jakarta. Elex Media Komputindo.

Setyaningsih. 2002. Pengaruh Analisis Beta, Book Market Ratio, Debt Equity
Ratio, Earning-Price ratio, Firm Size dan Sales Price Ratio Terhadap Harga
Saham Perusahaan Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Jakarta 1992-
1998. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol. 10. No. 3. Hal. 99-119.
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Sepuluh. Bandung. Alfabeta.

________, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan


Ketigabelas. Bandung. Alfabeta.

_______, 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suharyadi dan Purwanto. 2007. Statistika untuk Ekonomi & Keuangan Modern.
Jakarta. Salemba Empat.

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat.


Yogyakarta. Penerbit UPP AMP YKPN.

Sutrisno. 2000. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta. Ekonisia.

Syamsuddin, L. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Ketiga. Cetakan


Pertama. Malang. Penerbit Bayumedia Publishing.

Tambupolon, M.P. 2005. Manajemen Keuangan; Konseptual, Problem & Studi


Kasus. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Bogor. Ghalia Indonesia.

Tandelilin. E. 2006. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama.


Yogyakarta. Penerbit BPFE.

Regression

Variables Entered/Removedb

Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Earning per share, Return on
a
asset,
. Enter
Current ratio, Debt to asset
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Harga saham

Model Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .726a .527 .401 2497.68730
a. Predictors: (Constant), Earning per share, Return on
asset, Current ratio, Debt to asset
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.0E+008 4 26059007.70 4.177 .018a
Residual 93576628 15 6238441.850
Total 2.0E+008 19
a. Predictors: (Constant), Earning per share, Return on asset, Current ratio, Debt to
asset
b. Dependent Variable: Harga saham

Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) -339.340 2312.264 -.147 .884
CR 39.501 25.675 .125 1.239 .133
DR -5.556 8.734 -.053 -.637 .528
ROE 80.199 15.515 .096 5.169 .000
EPS 12.986 1.229 .925 10.567 .000
a Dependent Variable: Harga Saham

Coefficients(a)

Correlations
Model Zero-order Partial Part
1 CR .327 .269 .214
DR -.274 -.107 -.150
ROA .587 .477 .384
EPS .873 .773 .835
a Dependent Variable: Harga Saham

You might also like