Implementasi Prosedur Akuntansi Berbasis Akrual Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Implementasi Prosedur Akuntansi Berbasis Akrual Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Oleh :
Sutan Hariri Harahap
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Konsentrasi Keuangan Daerah
Universitas Tanjungpura Pontianak
ABSTRACT
The research entitled the procedures implementation of accounting base of
accrual in the preparation of financial report toward quality of Financial Reports.
Aims of this research is to find out and analyze the implementation of stages /
steps / procedures of Accounting Base of Accrual in the preparation of Financial
Reports produced by Regional Work Unit of urban comunities (SKPD Kelurahan)
as accounting entity, Head of local government financial management office
(PPKD) as informer, and Inspectorate of Ketapang Regency as government
internal control (APIP) in overseeing the successful implementation of the
accounting procedures. This type of research is descriptive, analysis instruments
used are the Internal Control Quisionare (ICQ) using a Likert scale, document
analysis and identification.
The results of this research showed the success rate of procedures implementation
of accounting base of accrual by Regional Work Unit of urban comunities (SKPD
Kelurahan) about 71.48% which is good interpretation either by need a little
improvement, by Head of local government financial management office (PPKD)
about 81.98% which is very good interpretation. The Inspectorate of Ketapang
Regency success rate in supervice procedures of Accounting Base of Accrual
about 59.11% with a pretty good interpretation either by need much
improvement. The difference due to the success rate caused by fully accrual
accounting procedures in the preparation of Financial Reports has not been
implemented both on the accounting entity and the reporting entity, also
surveillance for the implementation of accounting procedures in the preparation
of Financial Reports by the Inspectorate of Ketapang Regency was not yet carried
out. The quality of reports produced about 74.00% which is good interpretation
either by need a little improvement.
The Regional Work Unit of Urban Communities (SKPD kelurahan) success rate
is not directly impact to the Head of local government financial management
office (PPKD) success rate. The Both success does not impact directly to the
successfull supervision by the Inspectorate of Ketapang Regency. Such a
condition needed enhacement / improvement in the implementation of accounting
procedures by the both accounting entity and the reporting entity, PKPT
Preparation, stages and goal surveillance implementation. enhacement /
improvement is expected to accelerate the implementation of accrual based
1
accounting system in the preparation of Financial Reports and improve the
quality of reports produced and increase surveillance success.
Keyword : Implementation of accounting procedure, Finacial Report and Quality
of Financial Report.
PENDAHULUAN
2
yang dilakukan oleh pemerintah lebih dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat (akuntabilitas) dan lebih terbuka kepada masyarakat (transparansi).
Tujuan tersebut sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor
17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 3, ayat (1) yang berbunyi :
”Keuangan negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang–
undangan, efisien , ekonomis , efektif , transparan dan bertanggungjawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan”.
Reformasi akuntansi di Indonesia dimulai secara bertahap untuk menunju
akuntansi berbasis akrual. Pemerintah Indonesia pertama kali melakukan
perubahan dari sistem akuntansi berbasis kas (cash basis) menjadi sistem
akuntansi berbasis kas menuju akrual (cash towards accrual). Hal ini diperkuat
dengan ditetapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai dasar pelaksanaan
sistem akuntansi pemerintahan dengan basis cash towards accrual (CTA).
Pada tahun 2010 Pemerintah Indonesia mengeluarkan regulasi baru
berupa Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan yang berbasis akrual. Regulasi baru ini mengatur setiap entitas
pemerintah baik entitas pelaporan maupun entitas akuntansi diwajibkan
menerapkan SAP berbasis akrual dalam penyusunan laporan keuangannya. Sesuai
dengan yang diamanatkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan, pasal 4, ayat (1) yang berbunyi : ”Pemerintah
menerapkan SAP berbasis akrual”. Sebagai petunjuk penerapan SAP berbasis
akrual tersebut Pemerintah Indonesia mengeluarkan regulasi berupa Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual pada Pemerintah Daerah.
Semakin meningkatnya sumber dana yang dikelola oleh pemerintah daerah
dan semakin kompleksnya/berkembangnya transaksi-transaksi keuangan dalam
pengelolaan keuangan daerah, implementasi akuntansi berbasis akrual diyakini
akan mampu untuk memberikan pertanggungjawaban (akuntabilitas) kepada
masyarakat. Alasan mengapa harus diterapkan metode akuntasi basis akrual dalam
penyusunan laporan keuangan entitas adalah :
1. Lebih menyempurnakan atas penerapan akuntansi berbasis kas menuju akrual
(cash toward accrual).
2. Meningkatkan kualitas laporan keuangan dengan lebih lengkapnya jenis
laporan dan informasi yang dihasilkan.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya.
4. Meningkatkan transparansi dan akuntabiltas.
Jika penerapan akuntansi basis akrual telah diterapkan secara menyeluruh
pada setiap entitas, baik entitas akuntansi maupun entitas pelaporan maka akan
membawa dampak yaitu :
1. Perubahan posisi keuangan entitas akan cepat diketahui setiap terjadinya
transaksi keuangan, yaitu mengenai hak dan kewajiban yang dimiliki oleh
entitas.
3
2. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan disebabkan pertimbangan yang
akan diambil tidak hanya didasarkan ketersediaan kas semata.
3. Mengurangi praktik-praktik tidak sehat dalam pengelolaan keuangan pada
entitas, yaitu dapat meniminalisasi adanya kecurangan dalam penggunaan
dana.
Laporan keuangan adalah merupakan salah satu bentuk pelaksanaan
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Keterlambatan dalam
implementasi akuntansi basis akrual akan menyebabkan tujuan peningkatan
kualitas laporan keuangan tidak akan tercapai dengan cepat dan menyebabkan
lemahnya tarnsparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat. Pembuatan laporan
keuangan yang baik dan benar berarti akan membudayakan akuntabilitas dan
transparansi, dengan demikian berarti akan mengikis korupsi dan praktik
pertanggungjawaban keuangan yang tidak benar. Penyusunan laporan keuangan
yang baik tidak terlepas dari kepatuhan entitas dalam melaksanakan prosedur
sesuai dengan siklus akuntansi.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalah diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu
untuk :
1. Menganalisa pengaruh implementasi prosedur akuntansi berbasis akrual yang
telah dilaksanakan terhadap kualitas laporan keuangan yang disajikan.
2. Menganalisa pengaruh pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat
Kabupaten Ketapang terhadap implementasi prosedur akuntansi berbasis
akrual.
3. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan
dalam meningkatkan kualitas hasil pelaporan keuangan yang disajikan pada
SKPD Kabupaten Ketapang.
KAJIAN PUSTAKA
Organisasi Publik
(Sulistiyani, et al., 2009) menyebutkan otonomi daerah hanya dapat
dilaksanakan apabila ditopang oleh organisasi sektor publik yang bersih,
transparan dan akuntabel. Keadaan ini juga tidak terlepas dari faktor sumber daya
manusia yang notabene adalah pegawai pemerintah sebagai unsur dinamis dalam
organisasi publik.
(Mahmudi, 2007) menyebutkan penyajian laporan keuangan adalah salah
satu bentuk dari pelaksanaan akuntabilitas pengelolaan keuangan publik. Tidak
adanya laporan keuangan menunjukkan lemahnya akuntabilitas. Lebih lanjut
lemahnya akuntabilitas tersebut mengindikasikan lemahnya sistem yang
selanjutnya berimbas pada membudayanya korupsi sistemik.
4
Akuntansi Pemerintahan
Secara umum akuntansi terbagi kedalam 3 (tiga) cabang yaitu : akuntansi
keuangan, akuntansi manajemen dan akuntansi pemerintahan. Akuntansi
pemerintahan merupakan salah satu bidang akuntansi yang berkaitan dengan
lembaga pemerintahan. Akuntansi pemerintahan meliliki karakteristik khusus
diantaranya lebih menekankan pada pelaksanaan anggaran negara/daerah serta
pelaporan realisasinya. (Riyanto, et al., 2015).
Akuntansi akrual (accrual accounting) mencatat dampak dari transaksi
bisnis ketika hal itu terjadi. Ketika perusahaan melaksanakan suatu jasa,
melakukan penjualan, atau mengeluarkan beban, akuntan akan mencatat transaksi
itu meskipun ia tidak menerima atau membayar kas. Akuntansi dasar kas (cash
basis accounting) hanya mencatat transaksi tunai penerimaan kas dan pembayaran
kas. Penerimaan kas diperlukan sebagai pendapatan, dan pembayaran kas
ditangani sebagai beban. (Junior, et al., 2012).
5
g. Penyusunan laporan keuangan yaitu laporan rugi laba, laporan perubahan
modal dan neraca.
6
menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirim informasi (Martin 1999) dalam (Kadir, et al., 2003).
Pemanfaatan teknologi informasi masa sekarang tidak hanya
diperuntukkan bagi organisasi, melainkan juga untuk kebutuhan perseorangan.
Bagi organisasi teknologi informasi dapat digunakan untuk mencapai
keunggulan kompetitif, sedangkan bagi perseorangan maka teknologi ini
digunakan untuk mencapai pekerjaan (Kadir, et al., 2003).
c. Pengendalian Intern.
Pengendalian intern dalam arti yang sempit sering disebut dengan
pengecekan internal. Pengecekan internal adalah suatu kegiatan yang
dilaksanakan oleh seseorang diawasi oleh orang lain sehingga tercipta suatu
pengendalian. Sistem pengecekan intern dapat didefinisikan sebagai koordinasi
suatu sistem akun dan prosedur terkait sedemikian rupa sehingga seorang
pegawai yang independen dalam melaksanakan tugasnya, secara terus menerus
menguji pekerjaan pegawai lain tentang kemungkinan adanya kecurangan atas
elemen tertentu (George E. Bennet 1930) dalam (BPKP, 2009).
Terdapat 5 (lima) komponen kebijakan dan prosedur yang dirancang dan
diimplementasikan untuk memberikan jaminan bahwa tujuan pengendalian
manajemen akan dapat tercapai (COSO : 1999) dalam (Sumarsan, 2011) adalah :
1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment).
2) Penilaian Resiko Manajemen (Management Risk Assesment).
3) Sistem Komunikasi dan Informasi (Information and Communication System).
4) Aktivitas Pengendalian (Control Activities).
5) Monitoring.
Landasan Normatif
Standar Akuntansi Pemerintahan
Pemerintah Indonesia telah 2 (dua) kali menetapkan regulasi mengenai
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yaitu :
a. (Peraturan Pemerintah, 2005) Nomor 24 yang mengatur Standar Akuntansi
Pemerintahan berbasis kas menuju akrual. Sistem akuntansi tersebut mengakui
dan mencatat pendapatan, belanja dan pembiayaan berdasarkan basis kas, serta
mengakui dan mencatat aset, kewajiban dan ekuitas dana berbasis akrual.
Terhitung dengan ditetapkan Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010 yang
mengatur Standar Akuntansi Pemerintahan (basis akrual), maka Peraturan
Pemerintah nomor 24 tahun 2005 yang mengatur Standar Akuntansi
Pemerintahan (basis kas menuju kas) dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
b. (Peraturan Pemerintah, 2010) Nomor 71 yang mengatur Standar Akuntansi
Pemerintahan berbasis akrual. Sistem akuntansi tersebut mengakui dan
mencatat pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban dan ekuitas dana berdasarkan
basis akrual, sedangkan untuk pendapatan-LRA, belanja, transfer dan
pembiayaan diakui dan dicatat berdasarkan basis kas, jika penganggaran
7
disusun dan dilaksanakan dengan basis kas, jika tidak maka diakui dan dicatat
dengan basis akrual.
Dengan dikeluarkan Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010 maka
entitas pemerintah dalam penyusunan laporan keuangan harus mengacu pada
sistem akuntansi berbasis akrual. Entitas pemerintah digolongkan dalam 2 (dua)
macam yaitu :
1. Entitas akuntansi, merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola
anggaran, kekayaan dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan
menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya.
2. Entitas pelaporan, merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau
lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
wajib menyelenggarakan laporan pertanggungjawaban berupa laporan
keuangan yang terdiri dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Sebagai tindaklanjut dari Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010
tentang standar akuntansi pemerintahan, pasal 7, ayat (3) yang berbunyi :
”Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP berbasis akrual secara bertahap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada pemerintahan daerah diatur dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri”. Pada tahun 2013 ditetapkan (Peraturan
Menteri Dalam Negeri, 2013) nomor 64 tentang penerapan standar akuntansi
pemerintahan berbasis akrual pada pemerintah daerah. Regulasi ini dibuat dan
ditetapkan sebagai pedoman pemerintah daerah rangka penerapan SAP berbasis
akrual dalam pengakuan, pengukuran, penilaian transaksi keuangan untuk
penyajian dan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.
8
(posting) kedalam buku besar, penyusunan neraca saldo sampai dengan penyajian
laporan keuangan. Adapun penyajian laporan keuangan terdiri dari : Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL),
Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE) dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Pada SAPD dapat digolongkan menjadi 2 (dua) sistem akuntansi yaitu :
a. Sistem akuntansi PPKD
Sistem ini mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas
pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, transfer, pembiayaan, aset,
kewajiban, ekuitas, penyesuain dan koreksi, penyusunan laporan keuangan
konsolidasian pemerintah daerah.
b. Sistem akuntansi SKPD
Sistem ini mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas
pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, aset, kewajiban, ekuitas,
penyesuain dan koreksi, penyusunan laporan keuangan SKPD.
9
a. Kebijakan akuntansi pelaporan keuangan.
Kebijakan ini memuat penjelasan atas unsur-unsur laporan keuangan yang
berfungsi sebagai panduan dalam penyajian laporan keuangan.
b. Kebijakan akuntansi akun.
Kebijakan ini mengatur difinisi pengakuan , pengukuran , penilaian dan /
atau pengungkapan transaksi atau peristiwa sesuai dengan PSAP atas :
1) Pemilihan metode akuntansi atas kebijakan dalam akuntansi dalam SAP.
2) Pengaturan yang lebih rinci atas kebijakan akuntansi dalam SAP.
Pelaporan Keuangan
Dalam penyusunan dan pembuatan laporan keuangan tahunan dapat
dibedakan menjadi 3 golongan :
a. Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, entitas pelaporan
wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan tahunan, setidak-tidaknya
terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Neraca,
Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan
Catatan atas Laporan Keuangan.
b. Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, entitas akuntansi
wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan tahunan, setidak-tidaknya
terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
c. Dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah,
Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah (PPKD) selaku BUD wajib
menyusun dan menyajikan laporan keuangan tahunan, setidak-tidaknya terdiri
dari : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, Catatan atas Laporan Keuangan.
10
Landasan Empiris
1. Hasil penelitian dari (Kusuma & Fuad, 2012) Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat penerapan Akuntansi Akrual pada Pemerintah
Indonesia. Latar belakang penelitian untuk mendeskripsikan dan
membandingkan secara obyektif adopsi dan implementasi akrual dari sistem
akuntansi akrual pada pemerintah Indonesia dengan mengukur sejauh mana
penerapan akuntansi akrual dan menguji pengaruh dari faktor-faktor sumber
daya manusia, organisasional dan situasional terhadap tingkat penerapan
akuntansi akrual pada pemerintah. Metode penelitian adalah metode analisis
regresi linear berganda untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian adalah bahwa
penerapan akuntasi akrual pada pemerintah untuk tingkat satuan kerja hanya
sampai pada level tertentu yaitu 33,3%, atau dengan kata lain masih sangat
rendah. Faktor pelatihan yang diberikan kepada staf keuangan terkait
penerapan akuntansi akrual terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap tingkat penerapan akuntansi akrual dan faktor-faktor lainnya yaitu
tingkat pendidikan staf keuangan, kualitas teknologi informasi, dukungan
konsultan, pengalaman sebelumnya dalam menjalankan basis kas menuju
akrual, latar belakang pendidikan pimpinan dan ukuran satuan kerja tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat penerapan akuntansi akrual.
2. Hasil penelitian dari (Santoso & Pambelum, 2008) Pengaruh Penerapan
Akuntansi Sektor Publik Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dalam Mencegah Froud. Latar belakang penelitian untuk menjelaskan
hubungan antara pengaruh penerapan akuntansi sektor publik, pengawasan
terhadap kualitas laporan keuangan instansi pemerintah terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah dan implikasinya terhadap fraud, karena masalah
tersebut merupakan masalah yang sangat relevan bagi Pemerintah saat ini.
Metode penelitian adalah metode deskriftif, dengan penilaian hubungan antara
variabel menggunanakan skala nominal. Hasil penelitian adalah Penerapan
Akuntansi Sektor Publik dan Pengawasan Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Instansi Pemerintah akan berpengaruh terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah baik secara parsial maupun secara bersama –
sama, Penerapan Akuntansi Sektor Publik, Pengawasan terhadap kualitas
Laporan Keuangan Instansi Pemerintah, Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah akan berpengaruh terhadap Pencegahan Fraud baik secara parsial
maupun secara bersama – sama.
3. Hasil penelitian dari (Darma Putra & Ariyanto, 2015) Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual.
Latar belakang penelitian adalah ingin memecahkan permasalahan : Apakah
kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kesiapan penerapan
standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual di Pemerintah Daerah
Kabupaten Badung. Apakah komunikasi berpengaruh terhadap kesiapan
penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual di Pemerintah
Daerah Kabupaten Badung. Apakah komitmen organisasi berpengaruh
terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasisakrual di
Pemerintah Daerah Kabupaten Badung. Apakah gaya kepemimpinan
11
berpengaruh terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan
berbasis akrual di Pemerintah Daerah Kabupaten Badung. Metode penelitian
adalah simple random sampling (sederhana). Hasil penelitian kualitas sumber
daya manusia, komunikasi, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan
berpengaruh positif terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual.
4. Hasil penelitian dari (Pamungkas, 2012) Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor
Publik dan Pengawasan terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan Implikasinya
terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Latar belakang penelitian
Mengetahui sejauhmana hubugan antara Akuntnasi Sektor Publik, Pengawasan
dan akuntabilitas pemerintah. Kondisi ini didukung dengan data Laporan
Evaluasi Nasional Lakip menyatakan ingkat kepatuhan instansi dalam
mengimplementasikan Lakip sampai dengan periode 2002 masih rendah yaitu
berjumlah 30,60%. Metode penelitian dilakukan merupakan tipe kausalitas
yaitu berusaha mencari jawaban hubungan antara variabel yang dipilih.
Penggumpulan data menggunakan meode observasi dan kuesioner dengan
menggunakan skala likert. Hasil penelitian Penerparan akuntansi keuangan
sektor publik dan pengawasan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah baik secara parsial maupun simultan. Penerparan akuntansi
keuangan sektor publik, pengawasan dan kualitas hasil laporan berpengaruh
terhadap akuntabilitas Instansi Pemerintah baik secara parsial maupun
simultan.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan beberapa Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) di Kabupaten Ketapang yang mengimplementasikan prosedur
akuntansi berbasis akrual (PABA) dalam penyusunan laporan keuangannya.
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka bentuk penelitian yang digunakan
adalah bentuk penelitian deskriptif.
Penelitian ini mendeskripsikan keadaan dalam tahapan - tahapan
perkembangan (developmental studies) dalam penyusunan laporan keuangan pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Ketapang yang bersifat
perpotongan waktu (cross sectional).
12
Jenis data adalah data cross sectional yaitu data penyusunan dan penyajian
laporan keuangan dari 5 (lima) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tahun
anggaran 2015 dan didukung dengan in-depth interview dari beberapa pihak yang
terkait seperti : Bendahara Pengeluaran, Pejabat Penatausahaan Keuangan-Satuan
Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) pada 5 (lima) Kantor Kelurahan , Pegawai
pada SKPKD Kabupaten Ketapang dan Inspektur, Sekretaris, Inspektur Pembantu
serta Auditor pada Inspektorat Kabupaten Ketapang.
13
1) Internal Control Quisionare (ICQ) berisikan pertanyaan - pertanyaan yang
berhubungan dengan implementasi prosedur akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan.
2) Evaluasi deskriptif laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Kabupaten Ketapang, hal ini dilakukan untuk mengetahui
penerapan prosedur akuntansi berbasis akrual pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Kabupaten Ketapang. Dari hasil evaluasi deskriptif tersebut
akan ditemukan jawaban mengenai :
a) Apakah implementasi prosedur akuntansi berbasis akrual telah sesuai
atau belum sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan?
b) Apakah dampak dari implementasi prosedur akuntansi berbasis akrual
tersebut terhadap kualitas laporan keuangan yang dihasilkan?
c) Apakah dampak dari implementasi prosedur akuntansi berbasis akrual
yang belum dilaksanakan terhadap kualitas laporan keuangan yang
dihasilkan?
3) Identifikasi dari penyebab belum dilaksanakan prosedur akuntansi berbasis
akrual pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Ketapang.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan
implementasi prosedur akuntansi berbasis akrual belum dapat dilaksanakan
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Ketapang.
b. Untuk menjawab permasalahan mengenai bagaimana pengaruh pengawasan
yang dilaksanakan oleh Inspektorat Kabupaten Ketapang terhadap
implementasi prosedur akuntansi berbasis akrual. Alat analisis yang akan
digunakan adalah :
1) Internal Control Quisionare (ICQ) berisikan pertanyaan - pertanyaan yang
berhubungan dengan proses pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat
Kabupaten Ketapang terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kabupaten Ketapang.
2) Evaluasi deskriptif program kerja audit pada pemeriksaan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Ketapang dan pencapaian hasil dari
program pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Ketapang.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan anggaran sampai dengan
pertanggungjawaban anggaran yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Ketapang.
3) Identifikasi dari penyebab keberhasilan pengawasan yang dilaksanakan oleh
Inspektorat Kabupaten Ketapang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui faktor
apa saja yang menyebabkan keberhasilan pengawasan yang dilaksanakan
oleh Inspektorat Kabupaten Ketapang.
c. Untuk menjawab permasalahan mengenai faktor - faktor apa saja yang
mempengaruhi kualitas laporan keuangan dan bagaimana pengaruh faktor-
faktor tersebut dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan yang disajikan
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Ketapang. Alat
analisis yang akan digunakan adalah :
14
1) Internal Control Quisionare (ICQ) berisikan pertanyaan - pertanyaan yang
berhubungan dengan faktor - faktor yang mempengaruhi peningkatan
kualitas laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kabupaten Ketapang.
2) Identifikasi dari faktor - faktor yang mempengaruhi peningkatan kualitas
laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten
Ketapang.
Variabel Penelitian
Terdapat 3 (tiga) variabel dalam penelitian ini, definisi operasional ketiga
variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
15
- Penyampaian laporan keuangan tidak tepat waktu, laporan keuangan tidak
diverifikasi secara berjenjang, hanya informasi keuangan tahun berjalan, bentuk
laporan tidak seragam dengan SKPD lain, jenis laporan keuangan tidak lengkap
dengan bobot nilai 1.
- Penyampaian laporan keuangan tidak tepat waktu, laporan keuangan telah
diverifikasi secara berjenjang, informasi keuangan tahun berjalan dan tahun
lalu, bentuk laporan tidak seragam dengan SKPD lain, jenis laporan keuangan
tidak lengkap dengan bobot nilai 2.
- Penyampaian laporan keuangan tidak tepat waktu, laporan keuangan telah
diverifikasi secara berjenjang, informasi keuangan tahun berjalan dan tahun
lalu, bentuk laporan tidak seragam dengan SKPD lain, jenis laporan keuangan
lengkap dengan bobot nilai 3.
- Penyampaian laporan keuangan tepat waktu, laporan keuangan telah diverifikasi
secara berjenjang, informasi keuangan tahun berjalan dan tahun lalu, bentuk
laporan tidak seragam dengan SKPD lain dan jenis laporan keuangan lengkap
dengan bobot nilai 4.
- Penyampaian laporan keuangan tepat waktu, laporan keuangan telah diverifikasi
secara berjenjang, informasi keuangan tahun berjalan dan tahun lalu, bentuk
laporan seragam dengan SKPD lain dan jenis laporan keuangan lengkap dengan
bobot nilai 5.
Faktor–faktor yang mempengaruhi dalam menghasilkan laporan keuangan
yang berkualitas, adalah sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi
dan pengendalian intern. Alat pengukuran menggunakan skala nominal dengan
teknik memberikan bobot (score) penilaian untuk sumber daya manusia dinilai
dari jenjang pendidikan PPK-SKPD, teknologi informasi dinilai dari penggunaan
media elektronik dalam penyusunan laporan keuangan dan pengendalian intern
dinilai dari pengecekan rutin saldo kas dan barang inventaris oleh pegguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran. Dari kriteria tersebut penulis memformulasi
alternatif jawaban sebagai berikut :
- Sumber daya manusia berpendidikan SMA/sederajat, pembuatan laporan
keuangan dilaksanakan secara semi komputerisasi dan dilaksanakan pengecekan
rutin atas saldo kas dan barang inventaris secara berkala dengan bobot nilai 1.
- Sumber daya manusia berpendidikan Diploma, pembuatan laporan keuangan
secara semi komputerisasi dan dilaksanakan pengecekan rutin atas saldo kas
dan barang inventaris secara berkala dengan bobot nilai 2.
- Sumber daya manusia berpendidikan Sarjana (S1), pembuatan laporan keuangan
secara semi komputerisasi dan dilaksanakan pengecekan rutin atas saldo kas dan
barang inventaris secara berkala dengan bobot nilai 3.
- Sumber daya manusia berpendidikan Diploma,, pembuatan laporan keuangan
secara komputerisasi (program) dan dilaksanakan pengecekan rutin atas saldo
kas dan barang inventaris secara berkala dengan bobot nilai 4.
16
- Sumber daya manusia berpendidikan Sarjana (S1), pembuatan laporan keuangan
secara komputerisasi (program), dan dilaksanakan pengecekan rutin atas saldo
kas dan barang inventaris secara berkala dengan bobot nilai 5.
3. Pengawasan Inspektorat
a. Kegiatan pemeriksaan (PKPT).
Pemeriksaan ini dilaksanakan terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang tercantum dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).
Sasaran pemeriksaan adalah ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku untuk pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan keuangan dan
pengelolaan aset. Alat pengukuran menggunakan skala nominal dengan teknik
memberikan bobot penilaian (score) untuk tahapan kegiatan pemeriksaan yang
dilaksanakan oleh tim pemeriksa. Sumber Pusdiklatwas BPKP modul auditing
edisi kelima tahun 2009 :
- Pelaksanaan perencanaan audit, pelaksanaan pengujian substantif dan
pengembangan temuan serta pembuatan laporan hasil pemeriksaan dengan
bobot nilai 1.
- Pelaksanaan perencanaan audit, pelaksanaan penilaian evaluasi sistem
pengendalian manajemen, pengujian substantif dan pengembangan temuan serta
pembuatan laporan dengan bobot nilai 2.
- Pelaksanaan perencanaan audit, pelaksanaan survey pendahuluan, pelaksanaan
penilaian evaluasi sistem pengendalian manajemen, pengujian substantif dan
pengembangan temuan serta pembuatan laporan dengan bobot nilai 3.
- Pelaksanaan perencanaan audit, penilaian evaluasi sistem pengendalian
manajemen, pengujian substantif dan pengembangan temuan, pembuatan
laporan hasil pemeriksaan serta fungsi pengawasan pada setiap tahapan
pelaksanaan audit dengan bobot nilai 4.
- Pelaksanaan perencanaan audit, pelaksanaan survey pendahuluan, penilaian
evaluasi sistem pengendalian manajemen, pengujian substantif dan
pengembangan temuan, pembuatan laporan hasil pemeriksaan serta fungsi
pengawasan pada setiap tahapan pelaksanaan audit dengan bobot nilai 5.
b. Kegiatan review
Review ini dilaksanakan terhadap penyusunan dan penyajian laporan
keuangan Pemerintah Daerah. Sasaran review adalah menilai Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan kesesuaian dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD). Alat pengukuran menggunakan skala nominal
dengan teknik memberikan bobot penilaian (score) untuk tahapan kegiatan
pelaksanaan review. Sumber Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 tahun
2008 tetang pedoman pelaksanaan Reviu LKPD.
- Pemahaman atas entitas, penilaian atas sistem pengendalian intern dan
penyusunan program kerja review dengan bobot nilai 1.
17
- Penyusunan program kerja review, persiapan review, pelaksanaan dalam
penelusuran angka dan penyusunan laporan hasil review dengan bobot nilai 2.
- Pelaksanaan penilaian atas sistem pengendalian intern, penyusunan program
kerja review, persiapan review, pelaksanaan dalam penelusuran angka,
permintaan keterangan, pelaksanaan prosedur analitis dan penyusunan laporan
hasil review dengan bobot nilai 3.
- Pemahaman atas entitas, pelaksanaan penilaian atas sistem pengendalian intern,
penyusunan program kerja review, persiapan review, pelaksanaan dalam
penelusuran angka, permintaan keterangan dan penyusunan laporan hasil review
dengan bobot nilai 4.
- Pemahaman atas entitas, pelaksanaan penilaian atas sistem pengendalian intern,
penyusunan program kerja review, persiapan review, pelaksanaan dalam
penelusuran angka, permintaan keterangan, pelaksanaan prosedur analitis dan
penyusunan laporan hasil review dengan bobot nilai 5.
Hasil Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menganalisa pengaruh
implementasi prosedur akuntansi berbasis akrual yang telah dilaksanakan terhadap
kualitas laporan keuangan yang disajikan, menganalisa pengaruh pengawasan
yang dilaksanakan oleh Inspektorat Kabupaten Ketapang terhadap implementasi
18
prosedur akuntansi berbasis akrual dan menganalisa faktor - faktor yang
mempengaruhi dalam meningkatkan kualitas hasil pelaporan keuangan yang
disajikan pada SKPD Kabupaten Ketapang, maka hasil penelitian diuraikan
berikut ini.
19
f. Penilaian pelaksanaan monitoring dan evaluasi Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan, dinilai dari berkurangnya jumlah temuan pemeriksaan.
20
Kelurahan yang berada dalam wilayah Kecamatan Delta Pawan.
21
Hasil pengisian Internal Control Quisionare (ICQ) bertujuan untuk
mengetahui implementasi prosedur akuntansi berbasis akrual dalam penyusunan
laporan keuangan dari mulai pengendalian internal sampai dengan pelaksanaan
audit oleh APIP. Adapun hasil perhitungan adalah sebagai berikut :
Y = Nilai Tertinggi
= Bobot Nilai Tertinggi x Jumlah Pertanyaan x Jumlah Responden
= 5 x 48 x 20
= 4.800
Y = Nilai Tertinggi
= Bobot Nilai Tertinggi x Jumlah Pertanyaan x Jumlah Responden
= 5 x 48 x 20
= 5.040
22
Rumus Indeks % = Total skor x 100
Y
= 3.935 x 100
4.800
= 81,98 %
23
Y = Nilai Tertinggi
= Bobot Nilai Tertinggi x Jumlah Pertanyaan x Jumlah Responden
= 5 x 4 x 20
= 400
24
Y = Nilai Tertinggi
= Bobot Nilai Tertinggi x Jumlah Pertanyaan x Jumlah Responden
= 5 x 48 x 20
= 4.800
Rumus Indeks % = Total skor x 100
Y
= 3.028 x 100
4.800
= 63,08 %
25
Ketapang. Adapun hasil perhitungan (data tercantum dalam tabel 4.69) adalah
sebagai berikut :
Y = Nilai Tertinggi
= Bobot Nilai Tertinggi x Jumlah Pertanyaan x Jumlah Responden
= 5 x 9 x 20
= 900
26
Hasil pengisian Internal Control Quisionare (ICQ) bertujuan untuk
mengetahui pencapaian hasil pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat
Kabupaten Ketapang terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten
Ketapang. Adapun hasil perhitungan (data tercantum dalam tabel 4.70) adalah
sebagai berikut :
Y = Nilai Tertinggi
= Bobot Nilai Tertinggi x Jumlah Pertanyaan x Jumlah Responden
= 5 x 6 x 20
= 600
27
Ketapang. Adapun hasil perhitungan (data tercantum dalam tabel 4.71) adalah
sebagai berikut :
Y = Nilai Tertinggi
= Bobot Nilai Tertinggi x Jumlah Pertanyaan x Jumlah Responden
= 5 x 2 x 20
= 200
28
1) Tingkat implementasi prosedur akuntansi berbasis akrual secara menyeluruh
berkisar sebesar 24,79% dari 71,48 % total penilaian aspek komponen
pengendalian intern dan pelaksanaan audit oleh Inspektorat Kabupaten
Ketapang. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prosedur akuntansi
berbasis akrual belum diterapkan sepenuhnya sesuai dengan Peraturan
Bupati Ketapang Nomor 11 tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah Kabupaten Ketapang.
2) Pembuatan laporan keuangan tahun anggaran 2015 dilakukan hanya pada
akhir tahun anggaran, dengan demikian maka tidak akan terjadi
kesinambungan untuk prosedur akuntansi sesuai dengan siklus akuntansi
yang seharusnya. Angka – angka yang tersaji dalam laporan keuangan
dihasilkan dari jumlah kumulatif belanja untuk satu tahun anggaran, bukan
dihasilkan dari pencatatan jurnal dan hasil jumlah buku besar pada akhir
tahun anggaran 2015.
3) Angka-angka yang tersaji dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Neraca, Laporan Operasional (LO) dan Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
belum sepenuhnya dihasilkan dari prosedur akuntansi yang seharusnya.
Prosedur tersebut dimulai dari pencatatan bukti transaksi kedalam jurnal,
diposting dalam buku besar, diikhtisarkan dalam neraca saldo, dibuatkan
ayat jurnal penyesuaian (jika ada), dibuatkan jurnal penutup dan
diikhtisarkan kembali kedalam neraca saldo setelah penyesuian. Angka-
angka yang tersaji dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca,
Laporan Operasional (LO) dan Laporan Perubahan Ekutas (LPE) adalah
mutasi dari angka-angka yang tersaji dalam laporan pertanggungjawaban
bendahara pengeluaran (SPJ-Fungsional).
4) Hasil prosedur akuntansi berupa buku jurnal, buku besar maupun neraca
saldo tidak tersaji sebagai pendukung laporan keuangan, baik dalam bentuk
soft file ataupun print out.
29
b. Hasil identifikasi dari penyebab belum dilaksanakan prosedur akuntansi
berbasis akrual secara menyeluruh pada Kantor Kelurahan Sampit, Kelurahan
Mulia Baru, Kelurahan Tengah, Kelurahan Kantor dan Kelurahan Sukaharja
adalah bahwa :
1) SKPD Kelurahan Sampit, Kelurahan Mulia Baru, Kelurahan Tengah,
Kelurahan Kantor dan Kelurahan Sukaharja hanya menjalankan fungsi
penatausahaan bendahara pengeluaran berupa pembuatan Buku Kas Umum,
SPJ-Fungsional dan Rincian per objek Belanja untuk setiap bulannya.
2) PPK-SKPD Kelurahan Sampit, Kelurahan Mulia Baru, Kelurahan Tengah,
Kelurahan Kantor dan Kelurahan Sukaharja belum menjalankan
penatausahaan yang seharusnya dalam pembuatan laporan keuangan SKPD.
c. Dampak dari tidak diselenggarakannya prosedur akuntansi sesuai dengan siklus
akuntansi yang seharusnya adalah tidak akan cepat / mudah untuk menelusuri
kembali (rekam jejak) terhadap transaksi-transaksi yang telah terjadi pada saat
dilaksanakan pengawasan pihak internal maupun pemeriksaan dari pihak
eksternal. Dengan demikian akan berdampak terhadap keandalan kualitas
laporan keuangan yang dihasilkan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Bambang Pamungkas
(2012) yang menyatakan bahwa penerparan akuntansi keuangan sektor publik
dan pengawasan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
baik secara parsial maupun simultan.
30
4) Program aplikasi SIPKD hanya menghasilkan laporan pelaksanaan anggaran
(budgetary report) yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL). Penginputan data
langsung kedalam program komputer.
5) Laporan keuangan (financial report) yang terdiri Neraca, Laporan
Operasional (LO), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan Ekuitas
(LPE) dihasilkan dengan komputerisasi manual.
6) Hasil prosedur akuntansi berupa jurnal dan buku besar, neraca saldo, ayat
jurnal penyesuaian, jurnal penutup dan neraca saldo setelah penyesuian
tersimpan dalam komputer.
Dari hasil evaluasi tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
implementasi akuntansi berbasis akrual jika dilihat secara khusus untuk
prosedur akuntansi sesuai dengan siklus akuntansi pada SKPKD Kabupaten
Ketapang belum dilaksanakan secara menyeluruh dalam menghasilkan
laporan keuangan pemerintah daerah (entitas akuntansi dan entitas pelaporan).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Muhamad Indra Yudha
Kusuma, Fuad (2013) yang menyatakan bahwa penerapan akuntasi akrual pada
pemerintah untuk tingkat satuan kerja hanya sampai pada level tertentu yaitu
33,3%, atau dengan kata lain masih sangat rendah. Faktor-faktor yaitu tingkat
pendidikan staf keuangan, kualitas teknologi informasi, dukungan konsultan,
pengalaman sebelumnya dalam menjalankan basis kas menuju akrual, latar
belakang pendidikan pimpinan dan ukuran satuan kerja tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat penerapan akuntansi akrual
b. Hasil identitikasi penyebab belum dilaksanakan prosedur akuntansi berbasis
akrual secara menyeluruh dalam penyusunan laporan keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Ketapang (konsolidasian) dikarenakan pada entitas
akuntansi (SKPD) belum berjalannya fungsi penatausahaan PPK-SKPD
kelurahan dengan baik serta belum adanya program secara komputerisasi yang
memudahkan dalam penginputan data laporan keuangan entitas maupun
laporan keuangan konsolidasian. Dari hasil evaluasi tersebut di atas maka dapat
disimpulkan bahwa implementasi akuntansi berbasis akrual jika dilihat secara
khusus untuk prosedur akuntansi berbasis akrual pada SKPKD Kabupaten
Ketapang adalah belum dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan siklus
akuntansi dalam menghasilkan laporan keuangan konsolidasian.
c. Dampak dari tidak diselenggarakannya prosedur akuntansi sesuai dengan siklus
akuntansi yang seharusnya adalah tidak akan cepat / mudah untuk menelusuri
kembali (rekam jejak) terhadap transaksi-transaksi yang telah terjadi pada saat
dilaksanakan pengawasan pihak internal maupun pemeriksaan dari pihak
eksternal. Dengan demikian akan berdampak terhadap keandalan kualitas
laporan keuangan yang dihasilkan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Bambang Pamungkas
(2012) yang menyatakan bahwa penerparan akuntansi keuangan sektor publik
31
dan pengawasan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
baik secara parsial maupun simultan.
32
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian I Wayan Gde Yogiswara
Darma Putra, Dodik Ariyanto. (2015) yang menyatakan bahwa kualitas sumber
daya manusia, komunikasi, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan
berpengaruh positif terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual.
33
b. Hasil evaluasi deskriptif dari dokumen Program Kerja Pengawasan Tahunan
(PKPT) adalah bahwa kegiatan review tidak termasuk kedalam bagian Program
Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).
c. Hasil identifikasi penyebab tidak dimaksukkannya kegiatan review LKPD
dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) disebabkan selama ini
kegiatan review tersebut dilaksanakan menunggu LKPD selesai dibuat oleh
pihak PPKD. Dengan demikian maka kegiatan review dilaksanakan dengan
waktu yang tidak terlalu lama.
d. Dampak dari tidak dimasukkannya kegiatan review laporan keuangan pada
PKPT menyebabkan pelaksanaan review hanya dilakukan secara singkat.
Kondisi tersebut menyebabkan dalam pelaksanaan review tidak dapat
dilakukan secara paralel (bersamaan) dari mulai awal tahun anggaran, sehiigga
tidak dapat melaksanakan pengawasan yang lebih mendalam terhadap prosedur
akuntansi yang telah dilaksanakan oleh entitas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Urip Santoso, Yohanes Joni
Pambelum (2008) yang menyatakan bahwa penerapan akuntansi sektor publik dan
pengawasan terhadap kualitas laporan keuangan instansi pemerintah akan
berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah baik secara parsial
maupun secara bersama – sama, Penerapan akuntansi sektor publik, Pengawasan
terhadap kualitas Laporan Keuangan instansi Pemerintah, akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah akan berpengaruh terhadap pencegahan Fraud baik secara
parsial maupun secara bersama – sama.
34
Tabulasi Penilai Akhir Pelaksanaan Prosedur Akuntansi
0 – 29,99 % Kurang, perlu banyak sekali perbaikan dan perubahan yang
sangat mendasar.
30 – 49,99 % Agak kurang, perlu banyak perbaikan termasuk perubahan
yang mendasar
50 – 64,99 % Cukup baik (memadai), perlu banyak perbaikan yang tidak
mendasar.
65 – 74,99 % Baik, perlu sedikit perbaikan.
75 – 84,99 % Sangat Baik.
85 – 100 % Memuaskan.
Sumber : Adaptasi Keputusan Menteri PAN Nomor : KEP/135/M.PAN/9/2004
Dari hasil skor yang diperoleh untuk masing-masing bagian penilaian
kemudian dikonversikan dengan penilaian yang didasarkan pada sumber
(Peraturan Mmenteri Pendayagunaan Aparatur Negara, 2004) Nomor :
KEP/135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun penilaian untuk masing-
masing bagian penilaian adalah :
35
mendasar dalam pelaksanaan
prosedur akuntansi berbasis akrual
sesuai dengan siklus akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan.
36
telah sangat baik.
37
III. Kualitas Laporan Keuangan 74,00 % Baik dengan perlu sedikit perbaikan /
peningkatan dalam penerapan
prosedur akuntansi dalam
menghasilkan laporan keuangan.
IV. Faktot - faktor yang 55,00 % Cukup baik (memadai), dengan perlu
mempengaruhi peningkatan banyak perbaikan / peningkatan yang
kualitas laporan keuangan tidak mendasar.
38
dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. (Peraturan Bupati Ketapang Nomor
11 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Kabupaten Ketapang).
Penerapan prosedur akuntansi yang tidak konsisten dan berkesinambungan
menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat keberhasilan dalam penerapan
akuntansi berbasis akrual pada SKPD kelurahan dan SKPKD Kabupaten
Ketapang serta berdampak terhadap keberhasilan pengawasan yang dilaksanakan
oleh Inspektorat Kabupaten Ketapang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Bambang Pamungkas
(2012) yang menyatakan bahwa penerparan akuntansi keuangan sektor publik,
pengawasan dan kualitas hasil laporan berpengaruh terhadap akuntabilitas
Instansi Pemerintah baik secara parsial maupun simultan.
Hasil penelitian Urip Santoso, Yohanes Joni Pambelum (2008) yang
menyatakan bahwa penerapan akuntansi sektor publik dan pengawasan terhadap
kualitas laporan keuangan instansi pemerintah akan berpengaruh terhadap
akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah baik secara parsial maupun secara
bersama – sama, Penerapan akuntansi sektor publik, Pengawasan terhadap
kualitas Laporan Keuangan instansi Pemerintah, akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah akan berpengaruh terhadap pencegahan Fraud baik secara parsial
maupun secara bersama – sama.
Adapun perbedaaan tingkat keberhasilan dalam penerapan prosedur dan
pengawasan akuntansi berbasis akrual adalah sebagai berikut :
1. Tingkat keberhasilan untuk SKPD kelurahan sebesar 71,48 % dengan
interprestasi baik dengan perlu sedikit perubahan. Hal ini tidak berdampak
secara langsung terhadap tingkat keberhasilan pada SKPKD Kabupaten
Ketapang. Tingkat keberhasilan pada SKPKD justru mencerminkan tingkat
interprestasi sangat baik sebesar 81,98 %. Kondisi ini mencerminkan bahwa
prosedur akuntansi yang dilaksanakan belum berkesinambungan antara pihak
SKPD kelurahan yang menghasilkan laporan keuangan entitas terhadap
prosedur akuntansi yang dilaksanakan oleh SKPKD selaku PPKD dalam
menghasilkan laporan keuangan konsolidasian.
2. Tingkat keberhasilan pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat
Kabupaten Ketapang sebesar 63,08 % dengan interprestasi cukup baik
(memadai) dengan perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar, Kondisi
ini tidak menunjukkan kesesuaian dengan tingkat keberhasilan yang diperoleh
oleh pihak SKPD kelurahan dan pihak SKPKD Kabupaten Ketapang. Hal
demikian mencerminkan belum adanya sinergi dalam pelaksanaan dan
pengawasan khususnya dalam penerapan implementasi prosedur akuntansi
berbasis akrual antara pihak SKPD keluarahan, SKPKD Kabupaten Ketapang
dan Inspektorat Kabupaten Ketapang.
3. Tingkat keberhasilan penerapan prosedur akuntansi berbasis akrual SKPD
Kelurahan, SKPKD Kabupaten Ketapang dan pengawasan oleh Inspektorat
Kabupaten Ketapang hanya berdampak secara langsung terhadap kualitas hasil
laporan keuangan yang dihasilkan sebesar 74,00 % dengan interprestasi baik
39
dengan perlu sedikit perubahan. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas
laporan keuangan masih dapat ditingkatkan jika dilaksanakan perubahan dalam
penerapan prosedur akuntansi dalam menghasilkan laporan keuangan serta
dilakukannya pengawasan terhadap prosedur akuntansi yang dilaksanakan oleh
entitas.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, evaluasi dan pembahasan maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Implementasi prosedur akuntansi berbasis akrual dalam penyusunan laporan
keuangan pada SKPD Kelurahan Sampit, Kantor Kelurahan Mulia Baru,
Kantor Kelurahan Tengah, Kantor Kelurahan Kantor dan Kantor Kelurahan
Sukaharja belum dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan siklus
akuntansi. Tingkat implementasi prosedur akuntansi berbasis akrual dalam
penyusunan laporan keuangan berkisar sebesar 71,48 % dengan interprestasi
kriteria baik dengan sedikit perubahan. Penilaian tersebut terdiri dari penilaian
untuk : (a) Komponen pengendalian internal dengan penilaian sebesar 59,67 %
dengan interprestasi cukup baik (memadai) dengan perlu banyak perbaikan
yang tidak mendasar. Perbaikan / peningkatan yang harus dilaksanakan adalah
untuk prosedur penggunaan dokumen - dokumen penatausahaan keuangan dan
aset daerah, pelaksanaan prosedur akuntansi berbasis akrual sesuai dengan
siklus akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan, program sistem
komputerisasi pelaporan keuangan dan pemeriksaan internal oleh atasan
langsung terhadap pelaksanaan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
(b) Komponen pelaksanaan audit dengan penilaian sebesar 19,41 % dengan
interprestasi kurang dengan perlu banyak perbaikan dan perubahan yang sangat
mendasar. Perbaikan / peningkatan yang harus dilaksanakan adalah : dalam
perencanaan penyusunan PKPT serta koordinasi dalam pelaksanaan
pengawasan, jumlah tenaga auditor yang memiliki kemampuan khusus dalam
bidang akuntansi, tahapan pelaksanaan audit serta sasaran pemeriksaan
terhadap prosedur penyusunan laporan keuangan dan upaya - upaya dalam
menindaklanjuti temuan pemeriksaan.
2. Implementasi prosedur akuntansi berbasis akrual dalam penyusunan laporan
keuangan pemerintah daerah (konsolidasian) pada SKPKD Kabupaten
Ketapang belum dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan siklus
akuntansi. Tingkat implementasi prosedur akuntansi berbasis akrual dalam
penyusunan laporan keuangan berkisar sebesar 81,98 % dengan interprestasi
sangat baik. Penilaian tersebut terdiri dari penilaian untuk : (a) Komponen
pengendalian internal dengan penilaian sebesar 73,50 % dengan interprestasi
baik dengan perlu seikit perbaikan. Perbaikan / peningkatan yang harus
dilaksanakan adalah : penaksiran risiko atas tidak terselenggaranya penyusunan
40
laporan keuangan oleh SKPD (entitas akuntansi) Kabupaten Ketapang,
pemeriksaan terhadap pelaksanaan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan,
(b) Komponen pelaksanaan review dengan penilaian sebesar 67,83 % dengan
interprsetasi baik dengan perlu sedikit perbaikan. Perbaikan / peningkatan yang
harus dilaksanakan adalah : jumlah tenaga auditor yang memiliki kemampuan
khusus dalam bidang akuntansi serta perubahan program review masuk dalam
PKPT, tahapan pelaksanaan review serta sasaran review LKPD dan upaya
menindak- lanjuti temuan hasil review.
3. Kualitas laporan keuangan pada SKPD Kelurahan Sampit, Kelurahan Mulia
Baru, Kelurahan Tengah, Kelurahan Kantor dan Kelurahan Sukaharja adalah
berkisar sebesar 74,00 % dengan interprestasi baik dengan perlu sedikit
perbaikan / peningkatan. Perbaikan / peningkatan yang harus dilaksanakan
pada penerapan prosedur akuntansi sesuai dengan siklus akuntansi yang
seharusnya.
4. Faktor penunjang dalam mengahsilkan laporan yang berkualitas yaitu : Sumber
Daya Manusia (SDM), pemanfaatan teknologi dan pengendalian internal
berkisar sebesar 55,00 % dengan interprestasi cukup baik (memadai) perlu
banyak perbaikan yang tidak mendasar. Perbaikan / peningkatan yang harus
dilaksanakan pada pemanfaatan teknologi (program komputisasi akuntansi)
dalam penyajian laporan keuangan.
5. Keberhasilan pengawasan Inspektorat Kabupaten Ketapang dari 3 (tiga)
pelaksanaan kegiatan yaitu pelaksanaan PKPT, pelaksanaan review LKPD dan
pelaksanaan monitoring dan evaluasi TLHP sebesar 63,08 % dengan
interprestasi cukup baik (memadai), dengan perlu banyak perbaikan /
peningkatan yang tidak mendasar. Penilaian tersebut terdiri dari penilaian
untuk : (a) Keberhasilan pengawasan Inspektorat Kabupaten Ketapang dalam
pelaksanaan PKPT berkisar sebesar 59,11 % dengan interprestasi cukup baik
(memadai) dengan perlu banyak perubahan yang tidak mendasar. Perbaikan /
peningkatan yang harus dilaksanakan untuk waktu penugassan pelaksanaan
tahapan – tahapan dalam pelaksanaan audit. (b) Keberhasilan dalam
pelaksanaan review LKPD berkisar sebesar 49,00 % dengan interprestasi
cukup baik (memadai), dengan perlu banyak perbaikan / peningkatan yang
tidak mendasar. Perbaikan / peningkatan yang harus dilaksanakan adalah dalam
pelaksanaan tahapan review dan waktu pelaksanaan review. (c) Keberhasilan
pelaksanaan TLHP berkisar sebesar 45,00 % dengan interprestasi agak kurang
dengan perlu banyak sekali perbaikan / perubahan yang sangat mendasar.
Perbaikan / peningkatan yang harus dilaksanakan dalam pemantauan tindak
lanjut hasil pemeriksaan.
6. Implementasi prosedur akuntansi berbasis akrual bukan merupakan sesuatu
kewajiban yang sangat mendasar / dianggap material dalam menghasilkan dan
memeriksa laporan keuangan emtitas. Sehingga antara entitas akuntansi, entitas
pelaporan dan aparat pengawasan internal pemerintah (Inspektorat Kabupaten
Ketapang) memiliki persepsi yang berbeda terhadap penerapan prosedur
akuntansi tersebut dalam menghasilkan laporan keuangan.
41
Saran
Untuk dapat mempercepat penerapan akuntansi berbasis akrual pada
entitas akuntansi maupun entitas pelaporan maka penulis memberikan saran
sebagai berikut :
1. Perlu penambahan pegawai pada SKPD Kelurahan yang memiliki pengetahuan
dasar dan keahlian di bidang akuntansi. Hal demikian dimaksudkan untuk
dapat mempercepat pelaksanan prosedur sistem akuntansi berbasis akrual
dalam penyusunan laporan keuangan.
2. Perlu penambahan auditor pada Inspektorat Kabupaten Ketapang yang
memiliki pengetahuan dasar dan keahlian di bidang akuntansi. Hal demikian
dimaksudkan untuk dapat mempercepat pelaksanan prosedur sistem akuntansi
berbasis akraul dalam pelaksanaan pemeriksaan pada SKPD dan review LKPD
Kabupaten Ketapang.
3. Pelaksanaan pemeriksaan pada SKPD untuk Program Kerja Pengawasan
Tahunan (PKPT) dapat mempertimbangksn untuk memasukkan sasaran
pengawasan terhadap implementasi prosedur akuntansi dalam menghasilkan
laporan keuangan. Hal demikian dimaksudkan agar didapat kesamaan persepsi
dalam penyusunan laporan keuangan dan keseragaman bentuk pelaporan
keuangan sesama entitas.
4. Pelaksanaan kegiatan review laporan keuangan supaya dipertimbangkan masuk
kedalam Program Kerja Pengawasan Tahunan PKPT. Hal demikian
dimaksudkan agar pelaksanaan review laporan keuangan dapat dilakukan
bersamaan (paralel) dengan proses penyusunan laporan keuangan oleh entitas.
Proses review yang dilakukan secara bersamaan tersebut akan lebih
menghasilkan hasil review yang lebih baik dikarenakan dapat melaksanakn uji
petik langsung kepada SKPD sebagai entitas akuntansi serta proses konsolidasi
oleh pihak PPKD.
5. Diperlukan penyempurnaan aplikasi pengelolaan keuangan yang dapat
mengakomodir prosedur akuntansi berbasis akrual dalam penyusunan laporan
keuangan. Hal demikian dimaksudkan agar didapat kesamaan dalam prosedur
akuntansi dan keseragaman jenis laporan keuangan entitas yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, & Zainal, S. (2002). Kebijakan Publik (Revisi ed.). Jakarta: Yayasan
Pancur Siwah, Halaman 22.
Asfiansyah, A. (2015, Juni 1). Strategi Implementasi Akuntansi Akrual pada
Pemerintah Daerah Kota S. NeO- Bis , 1-19.
Badrudin, R. (2012). Ekomonika Otonomi Daerah (1 ed.). Yogyakarta: STIM
YKPN, Halaman 6-62.
42
BPKP. (2013). Modul Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual ; Konsep,
Pemikiran dan Implementasi di Indonesia. Jakarta: BPKP.
BPKP, P. (2009). Auditing Modul Pendidikan dan Pelatihan Pembentukksn
Auditor Ahli (Keenam ed.). Jakarta: Pusdiklatwas BPKP.
BPKP, P. (2009). Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen Modul Pendidikan
dan Pelatihan Pembentukkan Auditor Ahli (Keenam ed.). Jakarta:
Pusdiklatwas BPKP, Halaman 8-9.
Darma Putra, I. W., & Ariyanto, D. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. E-Journal
Akuntansi , 13 Nomor 1, 14-32.
Djamhuri, A., & Mahmudi. (2006). New Public Management, Accounting Reform
and Institutional Perspective of Public sector Accounting in Indonesia .
Jurnal Bisnis dan Akuntansi , 3, 301-321.
Junior, W. T., Horngren, C. T., Thomas, C. W., & Suwardy, T. (2012). Akuntansi
Keuangan International Financial Reporting Standards (IFRS)
(Kedelapan Jilid I ed.). Jakarta: Erlangga.
Kadir, A., & Triwahyuni, T. C. (2003). Pengenalan Teknologi Informasi.
Yogyakarta: Andi Office, Halaman 2-22.
Kriyantono, R. (2012). Teknis Praktis Riset Komunikasi . 2012: Pustaka Pelajar.
Kusuma, M. I., & Fuad. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Penerapan Akuntansi Akrual pada Pemerintah. Journal of
Accounting , 2 Nomor 3, 1-14.
Laougelo, Friska; Saerang, David Paul Elia. (2015). Analisis Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual dalam Penyajian laporan
Keuangan Pemerintah Kota Bitung. EMBA , 3, 1-8.
M. Hanafi, M., & Halim, A. (2002). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Mahmudi. (2007). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah : Panduan
bagi eksekutif, DPRD dan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan
Ekonomi, Sosial dan Politik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mahmudi. (2007). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah : Panduan
bagi Eksekutif, DPRD dan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan
Ekonomi, Sosial dan Politik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mahmudi. (2010). Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Erlangga.
Mahsun, M. (2006). Pengukuran Kinerja Sektor Publik (Pertama ed.).
Yogyakarta: FE UGM.
Mardiasmo. (2000). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta:
Andi Office.
Mulyadi. (2006). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
43
Mulyadi. (2007). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen ( 3 ed.).
Jakarta: Salemba Empat.
Pamungkas, B. (2012). Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik dan
Pengawasan terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan Implikasinya
terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Jurnal Ilmiah
Ranggagading , 12 Nomor 2, 82-93.
Peraturan Bupati, K. K. (2014). Nomor 10 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Kabupaten Ketapang. Ketapang.
Peraturan Bupati, K. K. (2014). Nomor 11 tentang Sistem Akuntansi Kabupaten
Ketapang. Ketapang.
Peraturan Daerah, K. K. (2009). Nomor 2 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah. Ketapang.
Peraturan Menteri Dalam Negeri, R. I. (2013). Nomor 64 tentang Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah
Daerah. Jakarta.
Peraturan Menteri Keuangan, R. I. (2011). Nomor 238/PMK.05 tentang Pedoman
Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan . Jakarta.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, R. I. (2004). Nomor:
KEP/135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Jakarta.
Peraturan Pemerintah, R. I. (2005). Nomor 24 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah Berbasis Kas Menuju Akrual. Jakarta.
Peraturan Pemerintah, R. I. (2010). Nomor 71 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah Berbasis Akrual. Jakarta.
Ranuba, E. D., Pangemanan, S., & Pinatik, S. (2015, Maret 1). Analisis Kesiapan
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Berdasarkan PP
71 tahun 2010 pada DPKPAMinahasa Selatan. EMBA , 388-397.
Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Cetakan Kedua Oktober.
Bandung: Alfabeta.
Riyanto, & Agus, P. (2015). Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis Akrual
(Cetakan 1 ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Halaman 2-16.
Santoso, U., & Pambelum, Y. J. (2008). Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor
Publik terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam
Mencegah Fraud. Administrasi Bisnis , 4 Nomor 1, 14-33.
Sari, E. N. (2013). Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Efektivitas Penerapan
Akuntansi sektor Publik serta dampaknye terhadap Good Governance.
Riset Akuntansi dan Bisnis , 13 Nomor 1, 25-54.
Sohidin, Witurachmi, S., & Ariyanto, J. Rancangan Penyusunan Sistem Informasi
Akuntansi pada Pemerintah Daerah guna Meningkatkan Good Governance
44
dan Tata Pelaporan yang sesuai dengan standar Akuntansi Sektor Publik.
(pp. 281-306). Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.
Sukirno, S. (2002). Teori Makro Ekonomi : Modern Perkembangan Pemikiran
dari Klasik hingga Keynesian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sukmadinata, & Nana, S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sulistiyani, A. T., & Rosidah. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia :
Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik
( Pertama ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu, Halaman 52.
Sumarsan, T. (2011). Sistem Pengendalian Manajemen : Kosep Aplikasi dan
Pengukuran Kinerja (Cetakan 2 ed.). Jakarta: Indeks Permata Puri Media,
Halaman 7-35.
Tangkilisan, H. N. (2005). Manajemen Publik. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Zawitri, S., Kurniasih, N., Siwi, T., & Kartikawati. (2015). Penerapan Sistem
Akuntansi Instansi Berbasis Akrual sebagai Implementasi PP nomor 71
Tahun 2010 pada Politeknik Negeri Pontianak. Ekonomi Bisnis dan
Kewirausahaan , 4 Nomor 1, 24-44.
45