25820-Article Text-79719-1-10-20190423
25820-Article Text-79719-1-10-20190423
Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Hitam dengan Pemberian Jenis Biomassa dan Dosis Pemupukan
Kalsium pada Budidaya Jenuh Air di Lahan Pasang Surut
Growth and Production of Black Soybean on Giving of Biomass and Dose of Ca Fertilizing with
Saturated Soil Culture on Tidal Swamp
Muhammad Syamil Hizbi dan Munif Ghulamahdi*
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
(Bogor Agricultural University), Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia
Telp. & Faks. 62-251-8629353 e-mail [email protected]
*Penulis Korespondensi : [email protected]
Disetujui : 26 September 2018 / Published Online 06 Mei 2019
ABSTRACT
Utilizing of Saturated Soil Culture on tidal swamps land is one solution to improve national production
of soybean. Biomass giving and calcium fertilizing are considered to complete the packet of saturated soil
culture technology. The objective of this study was to determine source of biomass and dose of Ca fertilizing
which increase growth and production black soybean with saturated soil culture on tidal swamp. The research
was conducted in Karyabhakti Village, Rantau Rasau, Tanjung Jabung Timur, Jambi from August to November
2017. Nested design was used for this research with two factor i.e. source of biomass and dose of Ca fertilizing.
Source of biomass had three level, control, Cyperus biomass, and rice straw, while dose of Ca fertilizing had
four level that is control, 250 kg ha-1, 500 kg ha-1, and 750 kg ha-1. Combinations of two factor were replicated
by three replication so there were 36 research units. The results showed that singular factor effect of biomass
source and dose of Ca fertilizing had given significant effect to improve plant height, number of leaves, dry
weight of root nodule, weight of 100 seeds, tile weight, and plant productivity of black soybean. Cyperus
biomass gave the best response to increase productivity black soybean i.e. 2.74 ton ha-1, while the dose of 500
kg/ha Ca fertilizing was the best productivity i.e. 2.49 ton ha-1. Interaction of both factors just effect
significantly for high of plant, stem dried weight, and sum of filled up pods.
Keywords: biomass, black soybean, Ca fertilizing, saturated soil culture, tidal swamp land
ABSTRAK
Penggunaan Budidaya Jenuh Air (BJA) pada lahan pasang surut merupakan salah satu solusi
peningkatan produksi kedelai nasional. Pemberian biomassa dan pemupukan Ca menjadi pertimbangan
dalam melengkapi paket teknologi budidaya jenuh air. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis
biomassa dan dosis pemupukan Ca yang secara nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai
hitam dengan budidaya jenuh air di lahan pasang surut. Penelitian dilakukan di Desa Karyabhakti,
Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi pada Agustus hingga November 2017.
Rancangan petak tersarang digunakan pada penelitian ini dengan dua faktor, yaitu sumber biomassa dan
dosis pemupukan Ca. Sumber biomassa terdiri atas tiga level antara lain kontrol, biomassa teki-tekian, dan
jerami, sedangkan dosis pemupukan Ca terdiri atas empat level, yaitu kontrol, 250 kg ha-1, 500 kg ha-1, dan
750 kg ha-1. Kombinasi keduanya diulang sebanyak tiga ulangan sehingga menghasilkan 36 satuan
percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh faktor tunggal sumber biomassa dan dosis
pemupukan Ca secara umum berbeda sangat nyata dalam meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot
kering bintil akar, bobot 100 biji, bobot ubinan, dan produktivitas kedelai hitam. Produktivitas tertinggi
pengaruh faktor tunggal sumber biomassa adalah perlakuan pemberian biomassa teki sebesar 2.74 ton ha-1,
sedangkan pengaruh faktor tunggal dosis pemupukan Ca terbaik adalah pemupukan Ca 500 kg ha-1 sebesar
2.49 ton ha-1. Interaksi kedua faktor hanya berbeda nyata meningkatkan tinggi tanaman, bobot kering batang,
dan jumlah polong isi.
Kata kunci: biomassa, budidaya jenuh air, kedelai hitam, lahan pasang surut, pemupukan Ca
153
Bul. Agrohorti 7(2) : 153-161 (2019)
meliputi empat taraf, yaitu tanpa pupuk Ca (T0), air pasang saat pasang besar (Widjaja-Adhi et al.,
pupuk Ca 250 kg ha-1 (T1), pupuk Ca 500 kg ha-1 1992). Dampak dari tipe lahan pasang surut
(T2), dan pupuk Ca 750 kg ha-1 (T3). Masing- menyebabkan kondisi pertanaman selalu dalam
masing kombinasi faktor diulang sebanyak tiga keadaan jenuh air. Kedelai pada kondisi jenuh air
kali sehingga menghasilkan 36 satuan percobaan. di awal pertumbuhan akan menampilkan performa
Prosedur penelitian dimulai dengan pertumbuhan yang kurang baik, tetapi kedelai
pemilihan lokasi tanam yang mengandung akan mengalami aklimatisasi dan memperbaiki
biomassa teki-tekian dan jerami. Pengolahan pertumbuhannya (Ghulamahdi et al., 2009).
tanah dilakukan setelah dilakukan penyemprotan Aklimatisasi terjadi pada umur 3 MST hingga 5
herbisida dengan merebahkan sumber biomassa MST pada pertanaman sehingga dilakukan
menggunakan traktor, pembuatan saluran-saluran pemupukan melalui daun karena akar masih
kecil dengan jarak antarsaluran adalah 3.6 m dalam masa adaptasi.
dengan lebar 30 cm dan kedalaman 25 cm Tabel 1 menunjukkan waktu berbunga
(Gambar 1), serta pengapuran dan pemberian kedelai hitam varietas Detam 2 berbunga lebih
pupuk dasar. Dosis pengapuran adalah sebesar lambat dari waktu seharusnya. Marsetyowati
500 kg ha-1, sedangkan pemupukan dasar meliputi (2014) menyebutkan bahwa mekarnya bunga
SP36 (300 kg ha-1) dan KCl (150 kg ha-1). suatu tanaman membutuhkan energi yang cukup
Penanaman dilakukan satu minggu setelah besar sehingga karbohidrat harus berada pada
pengolahan lahan dengan jarak tanam 40 x 12.5 keadaan yang cukup. Karbohidrat sebagai hasil
cm. Benih diinokulasikan Rhizobium sp dan dari fotosintesis terhambat akibat adanya tahap
ditanam sebanyak dua benih per lubang tanam. aklimatisasi.
Pemupukan daun urea dilakukan pada pertanaman
Tabel 1. Rata-rata umur 50% populasi berbunga
umur 3 MST sampai dengan 5 MST dengan dosis
kedelai hitam pada tiap petak perlakuan
urea 10 g l-1 dan volume semprot 400 l ha-1,
sedangkan pemupukan gandasil dilakukan pada Waktu Berbunga (HST)
umur 4 MST (gandasil D) dan 8 MST (gandasil Sumber Biomassa Dosis Pemupukan Ca (kg ha-1)
B) dengan dosis 1 g l-1. Perlakuan kapur tohor Kontrol 250 500 750
Tanpa biomassa 38.33 38.67 39.00 37.67
diberian pada umur tanaman 3 MST dengan cara
Teki 39.33 39.00 39.67 39.00
diberikan pada alur dekat perakaran. Pemeliharaan Jerami 38.67 39.33 38.67 38.00
meliputi penyiangan gulma dan pengendalian
hama. Panen dilakukan setelah 90% populasi telah Keterlambatan dalam berbunga
luruh daunnya dan polong berwarna kuning menyebabkan keterlambatan dalam pengisian
kecoklatan, yaitu saat umur 14 MST. polong selain akibat dari pasang yang semakin
intensif menyerang pada umur tanaman 7 MST.
Genangan akibat pasang menampilkan
keterlambatan dalam tahap pengisian polong.
Beberapa akibat dari kondisi lingkungan yang
Gambar 1. Penampang saluran budidaya jenuh air tergenang pada penelitian ini adalah banyak bunga
yang gugur, polong tidak terisi penuh, waktu
Data didapatkan secara kuantitatif melalui panen yang mundur hingga 15 hari, serta
pengamatan pada pertanaman meliputi tinggi penurunan potensi hasil. Hapsari dan Adie (2010)
tanaman, jumlah daun, waktu 50% populasi menyebutkan bahwa genangan menyebabkan
berbunga, jumlah cabang produktif, serta bobot pertumbuhan terhambat dan penurunan hasil.
kering akar, batang, daun, dan bintil akar. Penurunan hasil yang terjadi akibat genangan
Pengamatan produksi meliputi jumlah polong isi pada fase generatif cenderung lebih besar (50-
dan hampa per tanaman contoh, bobot 100 biji, 56%) dibandingkan genangan pada fase vegetatif
dan bobot biji per ubinan ukuran 3.6 x 2 m. Data (17-43%).
selanjutnya dianalisis dengan uji F dengan Organisme Pengganggu Tanaman yang
aplikasi SAS. Data yang menunjukkan pengaruh menyerang pertanaman adalah berupa hama dan
nyata selanjutnya diuji dengan Duncan Multiple gulma. Hama yang menyerang meliputi ulat
Range Test (DMRT) pada taraf 5%. grayak (Spodoptera litura) dan penggulung daun
(Lamprosema indicata) pada umur 4 MST,
HASIL DAN PEMBAHASAN sedangkan hama yang menyerang di masa
generatif adalah kepik hijau. Serangan hama yang
Kondisi Umum sangat tinggi menyebabkan daun bolong dan
Lahan penelitian merupakan lahan pasang menggulung sehingga memengaruhi hasil.
surut tipe B, yaitu lahan yang selalu terluapi oleh Pengendalian hama yang dilakukan dengan
penyemprotan insektisida berbahan aktif metomil Tabel 2. Rekapitulasi hasil sidik ragam beberapa
pada pagi atau sore hari. Serangan gulma pada variabel kuantitatif pengaruh sumber
pertanaman berupa padi yang mengalami ratun, keragaman
teki-tekian (Cyperus sp.), rumput purun tikus Sumber Keragaman
(Eleocharis dulcis), dan paku-pakuan dari jenis Peubah
B Ulangan T B*T KK
Pengamatan
Stenochlaena palustris dikendalikan dengan (Biomassa)
penyiangan secara manual. Beberapa gulma Tinggi
tersebut hampir sama dengan gulma yang terdapat tanaman
pada lahan pasang surut Kalimantan Selatan 2 MST ** tn tn tn 1.447
(Asikin, 2014). 4 MST ** tn ** tn 4.689
6 MST ** tn ** ** 3.202
Respon Tanaman Hasil Sidik Ragam 8 MST ** tn ** ** 3.130
Jumlah daun
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa 2 MST ** tn tn tn 5.177
pemberian jenis biomassa dan pemupukan Ca 4 MST tn tn ** tn 11.270
memberikan respon yang berbeda-beda. 6 MST * tn ** tn 2.760
Pemberian biomassa sangat nyata dalam 8 MST ** tn ** tn 3.147
meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun pada 2 Cabang ** tn tn tn 18.897
dan 8 MST, jumlah cabang produktif, bobot produktif
kering bintil akar, jumlah polong isi, bobot 100 Bobot kering
biji, bobot ubinan, serta produktivitas, sedangkan Total tn tn * tn 19.966
pemupukan Ca berpengaruh sangat nyata Daun tn tn tn tn 27.795
Batang * tn tn * 26.556
meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun
Akar tn tn * tn 21.196
pada 4 MST sampai dengan 8 MST, bobot kering Bintil akar ** tn ** tn 37.630
bintil akar, jumlah polong isi, bobot 100 biji, Jumlah ** tn ** ** 6.814
bobot ubinan, serta produktivitas kedelai hitam polong isi
varietas Detam 2. Sumber biomassa dan Jumlah tn tn tn tn 16.547
pemberian Ca sama-sama tidak memberikan polong
pengaruh nyata terhadap variabel pengamatan kosong
bobot kering daun dan jumlah polong kosong. Bobot ** tn ** tn 4.606
Selain bobot kering daun perlakuan jenis ubinan
biomassa tidak memberikan pengaruh nyata Bobot 100 ** tn ** tn 4.865
biji
terhadap jumlah daun umur 4 MST, bobot kering
Produktivitas ** tn ** tn 4.575
total dan bobot kering akar sedangkan pemupukan
Keterangan : B=Biomassa; T=Kapur Tohor; * berpengaruh
Ca tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
nyata; ** berpengaruh sangat nyata; tn tidak
tanaman dan jumlah daun umur 2 MST, jumlah berpengaruh nyata
cabang produktif, serta bobot kering batang.
Interaksi kedua perlakuan memberikan pengaruh tersebut turut andil dalam upaya ameliorasi. Hal
sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 6 dan tersebut senada dengan penelitian Noya et al.
8 MST, serta jumlah polong isi, sedangkan pada (2014) yang menyatakan bahwa pemberian kapur
variabel pengamatan lain interaksi dua perlakuan pada BJA dapat memberikan pengaruh nyata
tidak memberikan pengaruh nyata kecuali pada dalam meningkatkan produktivitas meskipun
variabel bobot kering batang yang menunjukkan lahan tersebut sudah mengalami pengapuran
pengaruh nyata. Rekapitulasi analisis sidik ragam sebelumnya.
secara umum dapat dilihat pada Tabel 2. Pemberian Biomassa terhadap Pertumbuhan
Rachman et al. (2007) menyebutkan bahwa dan Produksi Kedelai
lahan pasang surut akan sesuai untuk
pertumbuhan tanaman apabila diterapkan Biomassa teki-tekian (B1) secara umum
teknologi terkait konservasi tanah, pengelolaan menunjukkan pengaruh yang cenderung lebih baik
air, ameliorasi, dan pengelolaan bahan organik, terhadap jumlah cabang produktif, tinggi tanaman,
serta pemupukan. Pemberian biomassa dan dan jumlah daun dibandingkan perlakuan tanpa
pengapuran merupakan suatu ameliorasi, yaitu biomassa (B0) dan biomassa jerami (B2) seperti
pemberian amelioran sebagai bahan pembenah yang ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3
tanah untuk memperbaiki sifat negatif tanah yang menunjukkan biomassa teki memberikan pengaruh
akan berdampak pada pertumbuhan tanaman. yang berbeda nyata dibandingkan kontrol dan
Pemupukan Ca dengan kapur tohor selain biomassa jerami dalam meningkatkan jumlah
dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan cabang produktif. Perlakuan B1 memberikan
kalsium yang dapat terserap tanaman, pemupukan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan jumlah
Tabel 3. Pengaruh sumber biomassa terhadap Pengaruh dari kondisi lahan bekas kedua
tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah biomassa tersebut berada selain pada jumlah
cabang produktif kedelai hitam varietas cabang produktif, tinggi tanaman, dan jumlah daun
Detam 2 memengaruhi pada bobot kering tanaman yang
Sumber Biomassa tertera pada Tabel 4. Biomassa teki memberikan
Peubah bobot kering bintil akar yang lebih baik
Kontrol Teki- Jerami
Pengamatan
Tekian dibandingkan bobot kering bintil akar pemberian
-------------- Tinggi Tanaman (cm) --------------- biomassa jerami, meskipun tidak berbeda nyata
2 MST 13.37c 14.23b 14.78a secara statistik. Bobot kering batang oleh pengaruh
4 MST 30.48b 32.78a 31.68ab biomassa jerami yang lebih baik dibandingkan
6 MST 37.05b 42.26a 41.33a biomassa teki merupakan akibat dari masih baiknya
8 MST 41.27c 47.65a 44.67b pengaruh biomassa jerami di umur 7 MST (waktu
-------------------- Jumlah Daun -------------------- pengamatan desktruktif bobot kering tanaman
2 MST 2.55c 3.00a 2.84b kedelai) seperti yang terjadi pada tinggi tanaman di
4 MST 9.99 10.32 9.82 umur 6 MST.
6 MST 18.24c 19.81a 19.29b
8 MST 24.91c 29.27a 27.77b Tabel 4. Pengaruh sumber biomassa terhadap
Cabang produktif 4.13b 5.25a 4.22b bobot kering total, bobot kering akar,
batang, dan daun varietas Detam 2 pada
Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang sama 8 MST
pada baris yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%; tn Peubah Sumber Biomassa
tidak nyata Pengamatan Kontrol Teki-Tekian Jerami
BK Total (g) 12.50 14.50 17.06
daun pada seluruh umur pengamatan dibandingkan BK Akar (g) 2.46 2.85 3.65
perlakuan kontrol (B0) dan jerami (B2), tetapi BK Batang (g) 4.86b 5.30b 6.64a
perlakuan B1 secara umum hanya berbeda nyata BK Daun (g) 4.78 5.40 5.99
pada tinggi tanaman umur 8 MST terhadap BK Bintil Akar (g) 0.38b 0.94a 0.78a
perlakuan B2 meskipun tinggi tanaman seluruhnya Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang sama
berbeda nyata terhadap tinggi tanaman perlakuan pada baris yang sama tidak berbeda nyata
B0. Artinya biomassa teki-tekian dapat dipastikan berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%; tn
memberikan pengaruh yang lebih baik tidak nyata
dibandingkan jerami meskipun ada indikasi Pengaruh pemberian biomassa terhadap
pengaruh biomassa teki lebih nyata terlihat mulai beberapa komponen hasil kedelai hitam varietas
umur 8 MST. Hal tersebut dapat dilihat dari Detam 2 dapat dilihat pada Tabel 5. Munculnya
variabel tinggi tanaman yang mulai menampakkan bunga yang terjadi pada umur sekitar 5 MST
perbedaan terhadap biomassa jerami, serta variabel sehingga mengindikasikan bahwa masa generatif
jumlah cabang produktif yang dihitung pada umur atau masa produktif kedelai dimulai saat itu.
8 MST. Biomassa teki secara umum berbeda nyata dalam
Biomassa teki yang baru menampakkan meningkatkan seluruh komponen hasil pada Tabel
pengaruhnya pada umur 8 MST merupakan 5 kecuali pada variabel jumlah polong kosong.
indikasi bahwa biomassa teki mulai terurai pada
umur tanaman tersebut sehingga diperkirakan Tabel 5. Respon tanaman pada beberapa
biomassa teki memiliki kemampuan terurai yang komponen hasil oleh pengaruh jenis
lebih cepat dibandingkan jerami. Kandungan lignin biomassa
yang lebih besar dari suatu biomassa dibandingkan Sumber Biomassa
Peubah
selulosanya mengindikasikan kesulitan Pengamatan Kontrol Teki- Jerami
dekomposisi biomassa tersebut yang lebih besar Tekian
(Nurida et al., 2007). Biomassa teki diduga lebih Jumlah polong isi 31.50c 38.88a 34.30b
cepat terurai dibandingkan biomassa jerami karena Jumlah polong 7.96 7.65 7.30
kandungan lignin teki yang lebih kecil. Pengaruh kosong
biomassa jerami yang lebih buruk terhadap Bobot ubinan (kg) 1.51b 1.97a 1.56b
pertumbuhan juga diperkirakan karena kondisi Bobot 100 biji (g) 12.20c 13.98a 12.92b
lahan bekas padi yang lebih cepat ditumbuhi padi Produktivitas (ton 2.09b 2.74a 2.17b
yang tumbuh kembali. Penutupan lahan oleh ha-1)
pengaruh tumbuhnya padi menghasilkan Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang sama
persaingan pertumbuhan sehingga menekan pada baris yang sama tidak berbeda nyata
tanaman untuk tumbuh secara optimal. berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%; tn
tidak nyata
Pemberian biomassa sebagai pupuk organik penelitian Pujiwai et al. (2015) adalah dampak
pada lahan pasang surut erat kaitannya dalam dari kondisi pertanaman yang lebih sering
rangka memperbaiki sifat negatif lahan pasang tergenangi pasang. Taufiq dan Sundari (2015)
surut. Pupuk organik dapat mengurangi pengaruh menyebutkan bahwa salah satu faktor
keracunan ion Fe dengan mengkelatnya. penghambat dalam pembentukan bintil adalah
meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) kondisi tergenang. Kondisi tergenang berbeda
tanah. menambah ketersediaan C-organik. serta dengan kondisi jenuh air yang justru
meneguhkan stabilitas agregat tanah pada lahan meningkatkan pembentukan bintil akar. Adapun
pasang surut (Khairatun dan Ningsih. 2013). Tabel di lahan penelitian ini kondisi tergenang lebih
5 menunjukkan bahwa produktivitas terbaik sering terjadi dibandingkan kondisi jenuh air
kedelai hitam varietas Detam 2 adalah 2.74 ton ha- sehingga bintil akar banyak yang membusuk.
1
. yaitu pengaruh dari pemberian biomassa teki.
Tabel 6. Pengaruh dosis pupuk Ca terhadap tinggi
Dosis Pemupukan Ca terhadap Pertumbuhan tanaman. jumlah daun. dan jumlah
dan Produksi Kedelai cabang produktif kedelai hitam varietas
Detam 2
Pemupukan kalsium merupakan suatu
usaha dalam menambah ketersediaan kalsium Peubah Dosis Pemupukan Ca (kg ha-1)
bagi tanaman yang dilakukan pada 3 MST. Pengamatan Kontrol 250 500 750
Aplikasi pupuk Ca pada 3 MST yang tidak -------------- Tinggi Tanaman (cm) ---------------
2 MST 14.13 14.11 14.10 14.15
bersamaan dengan peupukan dasar seperti P dan
4 MST 27.05c 30.96b 33.75a 34.83a
K bertujuan untuk meningkatkan efekivitas 6 MST 35.94c 38.01b 43.32a 43.58a
penyerapan kalsium karena Nyoki dan 8 MST 39.91c 42.38b 47.64a 48.19a
Ndakidemi (2018) menyatakan bahwa serapan -------------------- Jumlah Daun --------------------
kalsium berkurang oleh pemupukan P dan K. Hal 2 MST 2.83 2.84 2.81 2.71
tersebut yang menyebabkan pengaruh 4 MST 8.55b 9.96a 10.64a 11.02a
pemupukan kalsium cenderung tidak nyata pada 6 MST 17.96c 19.11b 19.62ab 19.76a
pengamatan pertumbuhan tanaman umur 2 MST 8 MST 26.27c 27.61ab 28.17a 27.22b
yang tertera pada Tabel 6. Cabang 4.24 4.18 5.07 4.63
Pemberian dosis pemupukan kalsium 500 produktif
Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang sama
kg ha-1 dan 750 kg ha-1 secara umum tidak
pada baris yang sama tidak berbeda nyata
berbeda nyata pada tinggi tanaman dan berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%; tn
cenderung tidak memberikan perbedaan yang tidak nyata
signifikan terhadap jumlah daun sehingga
pemberian pupuk baik dosis 500 kg ha-1 maupun Tabel 7. Pengaruh dosis pupuk Ca terhadap bobot
750 kg ha-1 akan memberikan respon yang relatif kering total. akar. batang. dan bintil akar
sama pada tinggi tanaman dan jumlah daun. Hal Peubah Dosis Pemupukan Ca (kg ha-1)
yang senada terjadi pada pengamatan destruktif Pengamatan Kontrol 250 500 750
terhadap bobot kering yang dapat dilihat pada BK Total (g) 13.47b 13.27b 16.94a 15.07ab
Tabel 7. Pemupukan kalsium dengan dengan BK Akar (g) 2.35b 2.86ab 3.55a 3.17ab
dosis 500 kg ha-1 secara umum memang BK Batang (g) 5.47 5.16 6.23 5.54
BK Daun (g) 5.30 4.75 6.12 5.40
memberikan hasil bobot kering total. bobot
BK Bintil Akar (g) 0.33b 0.49b 1.03a 0.95a
kering akar. serta bobot kering bintil akar yang
Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang sama
lebih besar dibandingan dosis-dosis lainnya. pada baris yang sama tidak berbeda
tetapi hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf
pemupukan kalsium dosis 750 kg ha-1 5%; tn tidak nyata
berdasarkan uji DMRT.
Pengaruh pemberian kapur sebagai sumber Respon pemupukan kalsium terhadap
Ca dapat meningkatkan beberapa variabel komponen hasil kedelai hitam vareitas Detam 2
pertumbuhan. Pujiwati et al. (2015) ditampilkan pada tabel 8. Pemupukan kalsium
menyebutkan bahwa peningkatan pemberian dosis 500 kg ha-1 secara keseluruhan memberikan
dosis kapur nyata meningkatkan bobot bintil akar pengaruh yang paling baik. Dosis pupuk kalsium
hingga 5.52 gram pada kedelai hitam. Tinggi 500 kg ha-1 berbeda nyata meningkatkan bobot
tanaman. jumlah daun. dan jumlah cabang ubinan. bobot 100 biji. dan produktivitas
terbaik juga didapat pada dosis kapur yang dibandingkan perlakuan lainnya. sedangkan
cenderung tinggi meskipun tidak nyata secara variabel jumlah polong terisi dosis 500 kg ha-1
statistik. Bobot kering bintil akar pada penelitian hanya berbeda nyata terhadap perlakuan T0 dan
ini yang lebih rendah dibandingkan dengan T1. Produktivitas tertinggi oleh pengaruh dosis
pupuk Ca berada pada dosis pupuk Ca 500 kg ha-
1
mencapai 2.49 ton ha-1. Penambahan pupuk Ca pada Tabel 9. Kombinasi terbaik dalam
di atas dosis 500 kg ha-1 justru menurunkan hasil meningkatkan tinggi kedelai di lahan pasang surut
kedelai hitam. Hal ini bertolak belakang dengan adalah penggunaan biomassa jerami dengan dosis
penelitian Toyip (2012) yang menyebutkan pemupukan Ca sebesar 750 kg ha-1. meskipun
bahwa pemupukan Ca 1 ton ha-1 memberikan hasil uji DMRT pengaruh tersebut tidak berbeda
hasil ubinan paling tinggi. Indikasi yang menjadi nyata atau sama saja dengan kombinasi biomassa
perbedaan tersebut adalah tergerusnya pupuk Ca teki dengan pemupukan Ca 500 kg ha-1 dan 750
berupa kapur oleh arus pasang yang besar. kg ha-1. serta biomassa jerami dengan pemupukan
Pemupukan Ca selain memberikan tambahan Ca 500 kg ha-1. Bobot kering batang terbaik
ketersediaan kalsium pada pertanaman juga didapat pada pemberian biomassa jerami dan
berfungsi sebagai amelioran kapur. Ghulamahdi pemupukan Ca 500 kg ha-1.
(2017) menjelaskan bahwa unsur penting dari Pengaruh interaksi biomassa jerami dan
kapur yang berperan menetralkan kemasaman kapur cenderung menampakkan pertumbuhan
tanah salah satunya adalah OH -. Ion OH- yang lebih baik dibandingkan biomassa teki-
berikatan pada Al3+ yang pada mulanya terikat tekian. Penelitian Nugroho (2013) menyimpulkan
pada koloid tanah sehingga seiring dengan ikatan bahwa perpaduan pemberian kapur dan mulsa
Al(OH)3 yang terbentuk terjadi substitusi jerami memberikan respon pertumbuhan paling
pengisian koloid tanah dari Al menjadi Ca. baik. Yulia dan William (2006) menjelaskan
bahwa penggunaan mulsa jerami berpengaruh
Tabel 8. Pengaruh dosis pupuk Ca terhadap
terhadap penurunan kemasaman tanah (pH tanah).
beberapa komponen hasil kedelai hitam
kadar zat arang atau C organik tanah. dan C/N
Peubah Dosis Pemupukan Ca (kg ha-1) rasio. tetapi meningkatkan kandungan nitrogen
Pengamatan Kontrol 250 500 750 total dan serapan hara P. Interaksi yang lebih baik
Jumlah polong isi 31.42b 32.16b 38.35a 37.65a
antara biomassa jerami dan pemupukan Ca
Jumlah polong 7.72 7.45 7.25 8.14
kosong dengan kapur karena adanya kesamaan efek dari
Bobot ubinan (kg) 1.62b 1.65b 1.79a 1.65b kedua faktor tersebut untuk memperbaki kondisi
Bobot 100 biji (g) 12.58b 12.80b 13.96a 12.80b tanah sehingga tanaman dapat tumbuh lebih baik.
Produktivitas (ton 2.25b 2.30b 2.49a 2.30b Interaksi sumber biomassa dan dosis
ha-1) pemupukan Ca hanya memberikan pengaruh
Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang sama nyata dalam meningkatkan komponen hasil pada
pada baris yang sama tidak berbeda variabel jumlah polong isi seperti yang tertera
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf pada tabel 10. Kombinasi perlakuan terbaik dalam
5%; tn tidak nyata meningkatkan jumlah polong isi adalah pemberian
Pengaruh Interaksi Sumber Biomassa dan biomassa teki dengan pemupukan Ca 500 kg ha-1
Dosis Pupuk Ca pada Pertumbuhan dan Hasil (B1T2) dan biomassa teki dengan pemupukan Ca
750 kg ha-1. Produktivitas tertinggi kedelai di
Interaksi antara sumber biomassa dan dosis lahan pasang surut akan didapat pada kombinasi
pemupukan Ca memberikan pengaruh nyata pemberian biomassa teki dengan pemupukan Ca
dalam meningkatkan komponen pertumbuhan dosis 500 kg ha-1. yaitu sebesar 2893 ton ha-1
hanya pada tinggi tanaman umur 6 dan 8 MST meskipun hasil tersebut tidak berbeda nyata.
dan bobot kering batang seperti yang dapat dilihat
Tabel 9. Pengaruh dosis pupuk Ca terhadap beberapa komponen hasil kedelai hitam
Umur Dosis Pemupukan Ca (kg/ha)
Sumber Biomassa
(MST) Kontrol 250 500 750
-------------- Tinggi Tanaman (cm) ---------------
Tanpa biomassa 33.550c 35.343c 39.610b 39.717b
Teki-tekian 6 39.447b 40.513b 44.300a 44.790a
Jerami 34.850c 38.173b 46.057a 46.250a
Tanpa biomassa 37.683f 40.000ef 44.540bc 42.880cd
Teki-tekian 8 44.367bc 46.167b 50.347a 49.723a
Jerami 37.683f 40.977de 49.703a 50.320a
-------------- Bobot Kering Batang (g) ---------------
Tanpa biomassa 4.600bcd 5.167bcd 4.038cd 5.667abcd
Teki-tekian 8 5.100bcd 5.967abcd 6.400abcd 3.767d
Jerami 6.733abc 5.967abcd 8.267a 7.200ab
Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji
DMRT pada taraf 5%; tn tidak nyata
Nugroho, A.S. 2013. Pengaruh varietas dan [Pusdatin] Pusat Data dan Sistem Informasi
kombinasi pupuk terhadap pertumbuhan Pertanian. 2015. Outlook Komoditas
dan produktivitas kedelai pada budidaya Pertanian Tanaman Pangan Kedelai. Pusat
jenuh air di lahan pasang surut. [Skripsi]. Data dan Sistem Informasi Pertanian
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kementerian Pertanian. Jakarta.
Nugroho, K., Alkusuma, Paidi, W. Wahdini, Rachman, A., I.G.M. Subiksa, Wahyunto. 2007.
Abdurachman, H. Sutardjo I.P.G. Widjaja- Perluasan areal tanaman kedelai ke lahan
Adhi. 1993. Peta Areal Potensial untuk suboptimal. Dalam Sumarno, Suyamto, A.
Pengembangan Pertanian Lahan Rawa Widjono, Hermanto, H. Kasim (eds.).
Pasang Surut. Rawa. dan Pantai. Pusat Kedelai, Teknik Produksi dan
Penelitian Tanah dan Agroklimat Pengembangan. Pusat Penelitian dan
Balitbangtan. Bogor. Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Nurida, N.L., O. Haridjaja, S. Arsyad, Sudarsono, Taufiq, A., T. Sundari. 2012. Respon tanaman
U. Kurnia, G. Djajakirana. 2007. Perubahan kedelai terhadap lingkungan tumbuh.
fraksi bahan organik tanah akibat perbedaan Buletin Palawija. 23: 13-26.
cara pemberian dan sumber bahan organik
Toyip. 2012. Pengaruh Pemupukan Fosfor dan
pada ultisols jasinga. Jurnal Tanah dan
Kalsium terhadap serapan hara dan
Iklim. 26: 29-40.
produktivitas dua genotipe kedelai pada
Nyoki, D., P.A. Ndakidemi. 2018. Rhizobium budidaya jenuh air. J. Agroland. 20 (1): 28-
inoculation reduces P and K fertilization 36.
requirement in corn-soybean intercropping.
Widjaja-Adhi, I.P.G., K. Nugroho, S.D. Ardi, A.S.
Rhizospere. 5: 51-56.
Karama. 1992. Sumber daya lahan pasang
Pujiwati, H., M. Ghulamahdi, S. Yahya, S.A. surut. rawa. dan pantai: potensi.
Aziz, O. Haridjaja. 2015. Efisiensi keterbatasan. dan pemanfaatan. Dalam S.
pengapuran dengan amelioran air gambut Parohardjono, M. Syam. (eds.). Risalah
memperbaiki adaptasi kedelai hitam Pertemuan Nasional Pengembangan
(Glycine soja) terhadap cekaman Al dan Fe Pertanian Lahan Pasang Surut dan Rawa.
di lahan pasang surut. Dalam S. Herlinda, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Suwandi, Tanbiyaskur, D. Nursyamsi, M. Tanaman Pangan. Bogor, 3-4 Maret 1992.
Noor, S. Anwar (eds.). Prosiding Seminar
Yulia, R., E. William. 2006. Pemberian mulsa
Nasional Lahan Suboptimal 2015.
terhadap tujuh varietas kacang hijau dan
Palembang, 8-9 Oktober 2015.
keharaan tanah di lahan lebak tengahan.
Pujiwati, H., M. Ghulamahdi, S. Yahya, S.A. Buletin Agronomi. 34 (3): 48-152.
Aziz, O. Haridjaja. 2016. Produktivitas tiga
Zakaria, F.R., D.P.R. Firdaus, N.D. Yuliana.
genotipe kedelai dengan air berbeda dan
2016. Konsumsi tahu kedelai hitam untuk
kedalaman muka air pada berbagai kondisi
memperbaiki nilai sgot/sgtp dan aktivitas
tanah di pasang surut. Jurnal Agronomi
antioksidan plasma penderita diabetes
Indonesia. 44 (3): 248-254.
tipe 2. Pangan. 25 (2): 95-104.