0% found this document useful (0 votes)
64 views14 pages

4-95-Article Text-140-1-10-20180911

This document summarizes a research study on developing a Quality Planning Index (IKP) for the government of Kutai Kartanegara Regency in Indonesia. The study aims to understand the planning process, stakeholder involvement, realization of community aspirations, and evaluations. It finds that village-level Musrenbang (development planning meetings) had 66.4% participation. District Musrenbang had 85% participation. The IKP measurement was 6.3, falling into the "adequate" category. On average, 49.48% of RKPD programs and activities were aligned with development plans and budgets, also deemed "adequate." The document outlines the research methodology using focus groups and questionnaires to assess the planning

Uploaded by

creative data
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
64 views14 pages

4-95-Article Text-140-1-10-20180911

This document summarizes a research study on developing a Quality Planning Index (IKP) for the government of Kutai Kartanegara Regency in Indonesia. The study aims to understand the planning process, stakeholder involvement, realization of community aspirations, and evaluations. It finds that village-level Musrenbang (development planning meetings) had 66.4% participation. District Musrenbang had 85% participation. The IKP measurement was 6.3, falling into the "adequate" category. On average, 49.48% of RKPD programs and activities were aligned with development plans and budgets, also deemed "adequate." The document outlines the research methodology using focus groups and questionnaires to assess the planning

Uploaded by

creative data
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 14

ISSN 1978-838X

PENYUSUNAN DOKUMEN INDEKS KUALITAS PERENCANAAN [IKP]


PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PREPARATION OF DOCUMENT INDEX QUALITY PLANNING INDUSTRY [IKP]


GOVERNMENT OF KUTAI KARTANEGARA DISTRICT

Rita Ariani
Peneliti Pertama pada Balitbangda Kabupaten Kutai Kartanegara
Email: [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the concept of preparation, the process of development planning
stages based on the applicable law, the level of stakeholder involvement (stakeholder) and the
community, the realization of the proposed community aspirations listed in the regional musrenbang and
evaluation conducted BAPPEDA Kutai Kartanegara against development planning as materials for
subsequent planning. The IKP study contains the data obtained percepsional through Focus group
discussion and questionnaires for the dimensions of planning process of Musrenbang village, sub-district
and district planning. The index is measured on a scale of 1 to 10 (quantitative) and 7 levels of category
(qualitative). Weighting done on each dimension by using smart choice application. Measurements made
by IKP worth 6.3 fall into the category good enough. At village level musrenbang engagement rate
reached 66.4%. At District Musrenbang 85% and at the district level for women and non-government
groups by 20%. The realization of community aspiration proposals in musrenbang can be seen from the
dimension of follow-up planning result security that is integration into the annual budget document. The
harmony of RKPD programs and activities in RPJMD and APBD averaged 49.48% or sufficient category.

Key Words : Preparation, documents, quality planning index.

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui konsep penyusunan, proses tahapan perencanaan
pembangunan didasarkan undang-undang yang berlaku, tingkat keterlibatan pemangku kepentingan
(Stakeholder) dan masyarakat, realisasi usulan aspirasi masyarakat yang tercantum dalam musrenbang
daerah dan evaluasi yang dilakukan BAPPEDA Kutai Kartanegara terhadap perencanaan pembangunan
sebagai bahan untuk perencanaan berikutnya. Kajian IKP memuat data yang diperoleh secara
persepsional melalaui Focus group discussion dan kuesioner untuk dimensi Proses penyusunan
perencanan (Musrenbang desa, kecamatan dan Kabupaten). Indeks diukur dalam skala 1 sd 10
(kuantitatif) dan 7 jenjang kategori (kualitatif). Pembobotan dilakukan pada masing-masing dimensi
dengan menggunakan aplikasi smart choice. Pengukuran yang dilakukan IKP bernilai 6.3 masuk dalam
kategori cukup Baik. Pada musrenbang Desa/Kelurahan tingkat keterlibatan mencapai 66.4 %. Pada
Musrenbang Kecamatan sebesar 85% dan pada tingkat kabupaten untuk kelompok perempuan dan non-
government sebesar 20%. Realisasi usulan aspirasi masyarakat pada musrenbang dapat dilihat dari
dimensi jaminan tindak lanjut hasil perencanaan yaitu pengintegrasian kedalam dokumen anggaran
tahunan. Keselarasan program dan kegiatan RKPD pada RPJMD dan APBD rata-rata sebesar 49.48%
atau kategroi cukup.

Kata Kunci : Penyusunan, dokumen, indeks kualitas perencanaan.

PENDAHULUAN dapat pula diartikan mendekatkan pelayanan


dan akuntabilitas kepada masyarakat bukan
Filosofis otonomi daerah adalah
sebaliknya meningkatkan kekuasaan.
mendekatan pemerintah kepada masyarakat,
Semenjak bergulirnya otonomi daerah tahun

68 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
2000, tuntutan akan kemajuan pembangunan & bottom – up. Pendekatan itu memerlukan
daerah semakin gencar disuarakan oleh sinkronisasi antar stakeholders dalam
masyarakat. Sadar akan pentingnya MUSRENBANG Daerah. BAPPEDA sebagai
pembangunan yang berkualitas dan organisasi perangkat daerah yang
memenuhi harapan masyarakat, pemerintah mengkoordinir dan bertanggung jawab
daerah dituntut untuk dapat merencanakan terhadap tugas dan fungsi tersebut masih
pembangunan yang akurat. Disamping itu ditemukan beberapa kendala, hal itu
pembangunan daerah dalam bingkai NKRI terungkap dalam Rencana Strategis
harus terjadi sinergitas, harmonisasi, dalam BAPPEDA tahun 2016-2021 adalah (a)
sistem perencanaan pembangunan, belum terpenuhinya kebutuhan data dan
keterkaitan antara RPJP-Nasional yang informasi pembangunan yang akurat juga
diturunkan dalam RPJP-Daerah dapat mutakhir untuk perencanaan, pengendalian,
dijadikan pedoman dalam menyusun RPJM- evaluasi. (b) sistem dan penggunaan
daerah selanjutnya RPJM-daerah dapat terhadap hasil evaluasi dan pengendalian
dijabarkan dalam Bentuk RKP-Daerah. RKP- belum sepenuhnya dijadikan input bagi
daerah merupakan pedoman untuk kebutuhan perencanaan. Kedua persoalan di
penyusunan RAPBD disamping itu sebagai atas akan bertambah, jika pendekatan
acuan rencana kerja OPD Selama 1 tahun perencanaan lainnya seperti partisipasi
anggaran. masyarakat, dunia usaha swasta kurang aktif
Proses Penyusunan perencanan dalam penyusunan rencana pembangunan
Pembangunan melalui sebuah musyawarah daerah.
rencana pembangunan (Musrenbang) tingkat Berangkat dari masalah di atas perlu
Desa, Kecamatan dan Kabupaten, menjadi dilakukan kajian untuk mengukur kualitas
titik awal strategis untuk melakukan pelibatan perencanaan pembangunan daerah dalam
masyarakat dalam penyusunan perencanaan hal ini RKP-daerah, tahapan dalam
pembangunan. Musrenbang Juga menjadi penyusunan RKP-daerah dan pendapat ahli
forum konsultasi para pemangku kepentingan tentang kualitas perencanaan dapat
pembangunan untuk membahas rencana memberikan indikator untuk mengukur
pembangunan daerah dan mengalokasikan kualitas pembangunan. Indikator tersebut
kegiatan tersebut menurut prioritasnya dapat disederhanakan menjadi sebuah daftar
kepada pihak yang berwenang atau penting (indeks) tanpa mengurangi substansi
bertanggungjawab pada kegiatan tersebut, kualitas perencanaan yang ideal..
maupun pihak-pihak yang berkomitmen untuk Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui;
melaksanakannya, di bawah koordinasi (1) Bagaimana konsep penyusunan indeks
Kepala Bappeda. kualitas perencanaan pembangunan daerah
Musrenbang yang berkualitas dapat Kabupaten Kutai Kartanegara, (2)
menghasilkan keluaran yang optimal serta Bagaimana proses tahapan perencanaan
menjamin keterlibatan masyarakat yang lebih pembangunan di Kabupaten Kutai
intensif, mendapatkan komitmen/ Kartanegara didasarkan undang-undang
kesepakatan para pemangku kepentingan yang berlaku. (3) Bagaimana tingkat
untuk penyempurnaan rencana kerja keterlibatan pemangku kepentingan
pembangunan daerah untuk tahun yang (Stakeholder) dan masyarakat dalam
direncanakan. Oleh sebab itu pengukuran penyusuanan perencanaan pembangunan di
IKP pada dimensi proses berorientasi pada Kabupaten Kutai Kartanegara?, (4)
aspek-aspek tersebut. Bagaiman realisasi usulan aspirasi
Dokumen perencanaan masyarakat yang tercantum dalam
pembangunan satu tahunan [RKP-daerah] musrenbang daerah?, (5) Bagaimana
disusun dengan beberapa pendekatan yaitu: evaluasi yang dilakukan BAPPEDA Kutai
teknokrat, politis, partisipatif, serta top-down Kartanegara terhadap perencanaan

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 69
ISSN 1978-838X
pembangunan sebagai bahan untuk penelitian Januari sampai dengan Desember
perencanaan berikutnya. 2017. Untuk Mendapatkan data persepsional
dan dokumentatif beberapa Desa/Kelurahan,
METODE PENELITIAN Kecamatan dan OPD telah ditetapkan,
dengan mempertimbangkan wilayah
Kajian IKP memuat data yang
pembangunan (zonasi) Kabupaten Kutai
diperoleh secara persepsional melalui focus
Kartanegara Pemerintah Kecamatan sebagai
group discussion dan kuesioner untuk
berikut: Zona Hulu adalah Tabang, Kota
dimensi proses penyusunan perencanan
Bangun, Muara Muntai, Zona Tengah:
(Musrenbang Desa, Kecamatan dan
Tenggarong, Muara Kaman, Tenggarong
Kabupaten). Data dalam dimensi isi diperoleh
Seberang, Loa Janan, Zona Pantai: Muara
secara dokumentatif dan persepsional,
Jawa, Anggana, Muara Badak, dan OPD
sedangkan dimensi jaminan tindak lanjut
berdasarkan wewenang urusan pemerintah
hasil perencanan data diperoleh melalui
daerah sebagai berikut: untuk urusan
dokumentatif terutama laporan Monev
penunjang adalah BAPPEDA, Badan
Bappeda dalam E-planning. Penelitian
Pengelola Keuangan dan Aset sedangkan
berlangsung pada wilayah pemerintahan
untuk urusan wajib dan pilihan sebagai
Kabupaten Kutai Kartanegara dengan waktu
berikut ini:
Tabel 1. OPD urusan Wajib dan Pilihan
URUSAN WAJIB URUSAN WAJIB
URUSAN PILIHAN
PELAYANAN DASAR NON PELAYANAN DASAR
1. Dinas Pendidikan dan 1. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan 1. Dinas Pertanian &
Kebudayaan Terpadu Satu Pintu peternakan
2. Dinas Kesehatan 2. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2. Dinas Perkebunan
3. Dinas Sosial 3. Dinas Ketahanan Pangan 3. Dinas Kelautan dan
4. Dinas Pekerjaan Umum 4. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Perikanan
5. Dinas Perumahan dan 5. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan 4. Dinas Pariwisata
Kawasan Pemukiman Perlindungan Anak
6. Dinas Polisi Pamong Praja

Musrenbang desa
[0.068] Pemerintah Desa/Kelurahan (perangkat
Musrenbang Desa/Kelurahan dan tokoh-tokoh
Proses [0.26]
Kecamatan [0.085] Desa/Kelurahan), perwakilan dunia usaha
Musrenbang swasta di tingkatan Kabupaten, Kecamatan
Kabupaten [0.107]
dan Desa, Perwakilan DPRD ( tim anggaran,
Dokumen komisi yang mewakili dalam Musrenbang).
Pendukung [0.054]
Jadwal
Pembobotan indikator dilakukan dengan
Penyusunan OPD metode AHP (Analytical Hierarchy
[0.041]
Procedure). AHP adalah metode matematis /
IKP

Penerjemahan
isi [0.327] statistik yang ditunjukkan oleh penilaian /
[0.093]
pendapat ahli (orang yang berpengetahuan
Inovasi [0.046]
luas) terhadap kontribusi masing-masing
Intrumen penilai dimensi dan indikator. Melalui perbandingan
kinerja [0.093]
pair-way masing-masing dimensi dan
Konsistensi [0.275] indikatornya dibandingkan satu sama lain.
Jaminan Tindak Hasil perbandingan kemudian diproses
Lanjut [0.413]
Serapan anggaran
[0.138]
secara matematis / statistik untuk
menghasilkan bobot secara numerik.
Gambar 1. Pembobotan IKP

70 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X

Gambar 2. hasil pembobotan dengan expert choice dengan inkonsistensi 0.05

Untuk Skala Pengukuran dan proses index IKP menggunakan 7 jenjang (kualitatif) dalam skala
1 sampai 10 (kuantitatif). Dengan adanya penetapan skala maka data di tiap-tiap dimensi akan
di transformasikan kedalam ukuran skala sebagaimana tergambar di bawah ini.

1 2.29 3.57 4.86 6.14 7.43 8.71 10


Sangat Tidak Kurang Cukup Sangat
Tidak Baik Cukup Baik
Baik Baik Baik baik

Tabel 2. skala Index untuk membahas konsep perencanaan


NO SKALA KATEGORI karena dari konsep-konsep perencanaan
1 1 ~ 2.28 Sangat Tidak Baik tersebut selanjutnya dapat ditentukan aspek-
2 2.29 ~3.56 Tidak Baik aspek apa saja yang penting untuk diukur.
3 3.57 ~ 4.85 Kurang Baik Ada beberapa pendapat pakar terkait dengan
4 4.86 ~ 6.13 Cukup perencanaan sebagai berikut: Conyers &
5 6.14 ~ 742 Cukup Baik Hills mendefinisikan perencanaan sebagai
6 743 ~ 8.70 Baik suatu proses yang berkesinambungan yang
7 8.71 ~ 10 Sangat Baik mencakup keputusan atau pilihan berbagai
alternatif penggunaan sumber daya untuk
Penjelasan Proses indeks adalah mencapai tujuan tertentu pada masa yang
Penghimpunan data persepsional dan akan datang. Harjanto mendefinisikan
dokumentatif berpedoman pada masing- Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang
masing kuesioner sebagaimana terlampir apa yang diperlukan dalam rangka mencapai
dalam kajian ini, transformasi skor Kumulatif tujuan absah dan bernilai, Bintoro
penilai kuesioner kedalam skala 1-10, Tjokroaminoto mendefinisikan perencanaan
pembobotan masing-masing dimensi atas sebagai proses mempersiapkan kegiatan
nilai transformasi skala dan jumlah kumulatif secara sistematis yang akan dilakukan untuk
skala terbobot masing masing dimensi mencapai tujuan tertentu. Pramuji
merupakan Indek IKP. Atmosudirdjo mendefinisikan perencanaan
Sebelum mengukur kualitas adalah perhitungan dan penentuan tentang
perencanaan pembangunan, kiranya penting sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 71
ISSN 1978-838X
mencapai tujuan tertentu, siapa yang Tabel 3. Nilai IndeksMusrembang Desa
melakukan, bilamana, dimana, dan
bagaimana melakukannya. Dari semua NO Desa Nilai Indeks Kategori
pengertian tersebut, dapat disimpulkan 1 Tanah Datar 5 Cukup
bahwa memiliki beberapa prinsip, yaitu : 2 Kel. Melayu 5 Cukup
Penentuan pilihan (setting up choices), 3 Ma. Kaman Ulu 5 Cukup
Penetapan sumberdaya (resources 4 Liang Ulu 5.3 Cukup
allocation), Penetapan dan usaha 5 Sido Mulyo 6.3 Cukup Baik
pencapaian sasaran dan tujuan 6 Badak Baru 6.5 Cukup Baik
pembangunan (setting up goals and 7 Ma. Kaman Ilir 6.75 Cukup Baik
objectives), dan Berfikir System, holistik, dan 8 Lebaho Ulak 7 Cukup Baik
berkelanjutan (sustainable development).
9 Mura Badak Ilir 7.6 Baik
10 Kota Bangun Ilir 8 Baik
HASIL DAN PEMBAHASAN
11 Bila Talang 8.25 Baik
Musrenbang yang berkualitas dapat 12 Rapak Lambur 8.75 Baik
menghasilkan keluaran yang optimal serta
menjamin keterlibatan masyarakat yang lebih
Tabel 3. Menunjukan penilai perencanaan
intensif, mendapatkan komitmen/
melalui musrenbang desa di wilayah Kutai
kesepakatan para pemangku kepentingan
Kartanegara. Desa Tanah Datar, Kelurahan
untuk penyempurnaan rencana kerja
Melayu dan Desa Muara Kaman Ulu berada
pembangunan daerah untuk tahun yang
dalam kategori cukup. Desa penilai belum
direncanakan. Oleh sebab itu pengukuran
maksimal pada Desa Tanah Datar
IKP pada dimensi proses berorientasi pada
disumbangsih aspek tingkat partisipasi para
aspek-aspek berikut:
pemangku kepentingan, Kelurahan Melayu
penilai belum maksimal dari segi aspek
Musrenbang Desa
prioritas program, dan ketersedian dana.
Pengukuran Musrenbang desa dilakukan Sedangkan Desa Muara Kaman Ulu penilai
terhadap 12 desa yang tersebar dalam 3 belum maksimal dari aspek keterlibatan para
zonasi pembangunan Kutai Kartanegara pemangku kepentingan, persiapan bahan
(Hulu, Tengah dan Pesisir) beberapa hasil dan paparan program prioritas.
menunjukan sebagaimana tersaji dalam tabel Dari sejumlah 12 desa tersebut dapat
3 dibawah ini. dilakukan pengukuran rata-rata sehingga
didapat nilai kumulatif proses perencanan
pada sub dimensi musrenbang desa sebagai
berikut:

Tabel 4. Penilaian Aspek Musrenbang desa


Jumlah Total Score
Rangkuman Hasil Penilaian Total score rata-rata
pertanyaan Ideal
A. Tingkat partisipasi Para pemangku
3 6 3.99
Kepentingan
B. Bahan Persiapan Bagi Seluruh Peserta 1 2 1.36
C. Paparan Masalah Strategis, Prioritas Program,
3 6 3.38
Ketersedian Pendanaan
D. Hasil Kesepakatan 2 4 2.74
E. Jadwal Pelaksanaan 1 2 1.81
JUMLAH NILAI KUMULATIF 10 20 13.26

72 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
Dari nilai kumulatif sebesar 13.26 dilakukan transformasi kedalam 10 skala sebagai
berikut:
total score rata − rata 13.26
Nilai skala = x10 = x10 = 6.63
total score ideal 20

Jika dikaitkan dalam kategori Tabel 5. Nilai indeks Musrenbang Kecamatan


penjenjangan dalam 10 skala maka nilai
indeks sebesar 6.63 berada dalam kategori
Cukup Baik. Tingkat partisipasi para
pemngku kepentingan dapat dilihat
perbandingan antara skor rata-rata 3.99
dengan total skor ideal 6. Maka didapat
tingkat partisipasi sebesar 66.5% (Cukup
Baik).

Musrenbang Kecamatan, Tabel 5. Menunjukkan 2 Kecamatan yang


masih dalam kategori cukup yaitu Kecamatan
Untuk penilaian sub dimensi dapat
Tabang penilai belum maksimal pada aspek
mempertimbangkan zonasi pembangunan
tingkat partisipasi dan paparan program
Kutai Kartanegara (hulu, tengah dan pesisir)
strategis dan Kecamatan Kota Bangun
dengan memperhatikan sebaran di masing-
penilai belum maksimal pada aspek hasil
masing zonasi maka setiap zonasi
kesepakatan. Berbekal data 5 kecamatan
setidaknya memiliki 3 perwakilan. Penilaian
dapat dilakukan pengukuran rata-rata
sub dimensi musrenbang kecamatan dengan
sehingga didapat nilai kumulatif proses
memperhatikan keterbatasan biaya dan
perencanaan pada sub dimensi Musrenbang
tenaga hanya menggunakan 5 Kecamatan
Kecamatan sebagai berikut:
sebagai berikut:

Tabel 6. Penilaian aspek Musrenbang Kecamatan


Jumlah Total Total score
Rangkuman Hasil Penilaian
pertanyaan score ideal Yang dicapai
A. Tingkat partisipasi Para pemangku Kepentinganm 2 4 3.4
B. Bahan Persiapan Bagi Seluruh Peserta 1 2 1.2
C. Paparan Masalah Strategis, Prioritas Program,
3 6 4.4
Ketersedian Pendanaan
D. Hasil Kesepakatan 5 10 7.8
E. Jadwal Pelaksanaan 1 2 1.4
JUMLAH NILAI KUMULATIF 10 24 18.2

Dari nilai kumulatif sebesar 18.2 dilakukan transformasi kedalam 10 skala sebagai
berikut:
&'&#" $(')* )#&# − )#&# 18.2
!"#! $%#"# = ,10 = ,10 = 7.58
&'&#" $(')* !+*#" 24

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 73
ISSN 1978-838X

Jika dikaitkan dalam kategori Musrenbang Kabupaten


penjenjangan dalam 10 skala maka nilai
Penilaian dilakukan dengan
indeks sebesar 7.58 berada dalam kategori
berpedoman Kepemendagri no. 050-
Baik. Tingkat partisipasi para pemangku
187/Kep/bangda/2007 aspek penilaian
kepentingan dapat dilihat perbandingan
meliputi profil peserta dan dokumen
antara score rata-rata 3.4 dengan total
perencanaan yang dimiliki oleh pemerintah
score ideal 4. Maka didapat tingkat
daerah Kabupaten Kutai Kartanegara,
partisipasi sebesar 85% (Baik).
persiapan, pelaksanaan, kualitas hasil, dan
pasca pelaksanaan musrenbang. Penilaian
atas pelaksanaan musrenbang Kabupaten
tahun 2017 menghasilkan score sebagai
berikut:

Tabel 7. Penilaian aspek Musrenbang Kabupaten


Rangkuman Jumlah Total score Total score yang
Hasil Penilaian pertanyaan ideal dicapai
A. Persiapan Musrenbang 23 23 21
B. Pelaksanaan Musrenbang 59 59 37
C. Kualitas Hasil Musrenbang 30 30 24
D. Pasca Pelaksanaan Musrenbang 7 7 5
JUMLAH NILAI KUMULATIF 119 119 87

Dari nilai kumulatif sebesar 87 dilakukan transformasi kedalam 10 skala sebagai berikut:
total score rata − rata 87
Nilai skala = x10 = x10 = 7.31
total score idel 119

Jika dikaitkan dalam kategori


penjenjangan dalam 10 skala maka nilai Musrenbang desa
indeks sebesar 7.31 berada dalam kategori [0.068]x[6.63]=0.45
Cukup Baik. Tingkat partisipasi pada
pelaksanaan Musrenbang Kabupaten
Proses

Musrenbang
berdasarkan profil peserta sebesar 20% Kecamatan
[0.085]x[7.58]=0.64
keterwakilan perempuan dan sebesar 20%
keterwakilan non goverment. Setelah sub
Musrenbang
dimensi proses dari IKP telah dinilai maka Kabupaten
dapat dilakukan perhitungan score terbobot [0.107]x[7.31]=0.78
dalam dimensi Proses sebagai berikut:

74 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
Dengan memperhatikan pohon dimensi pada Renja OPD, Review RPJMD Kutai
proses maka dimensi proses dapat diketahui Kartanegara dan Evaluasi Capain Kinerja
dengan menjumlahkan nilai sub dimensi Urusan Wajib/Pilihan, Review Renstra OPD
musrenbang Desa, Kecamatan dan dan Review Rancangan Awal RKPD,
Kabupaten (0.45+0.64+0.78) sebesar 1.87. Analisis Kondisi dan Masalah Sektor OPD,
Dimensi isi perencanaan dipengaruhi sub Standar Pelayanan Minimal (SPM), Evaluasi
dimensi seperti kelengkapan dokumen Program dan Kegitan Tahun Berjalan dan
penyusunan perencanaan tahunan, ketaatan Tahun lalu, Kebutuhan Program dan kegiatan
jadwal penyusunan, penerjemahan kedalam OPD Tahun Rencana, Evaluasi Program dan
program dan kegiatan, serta inovasi. Adapun Kegitan Tahun Berjalan dan Tahun lalu, Hasil
hasil-hasil yang diperoleh melalui Pembahasan Rancangan RKPD dengan
pengukuran beberapa OPD yang menjadi OPD, Hasil Pembahasan Forum OPD, Berita
sampel adalah : Acara Kesepakatan Forum OPD, Rancangan
(a) Kelengkapan dokumen penunjang Akhir Renja OPD, Naskah Akademik
Kelengkapan dokumen penunjang dilakukan Penyusunan Peraturan kepala OPD,
dengan melihat 18 indikator yaitu: SK Tim Peraturan Kepala OPD tentang Renja OPD.
Penyusun Renja OPD, SK Perwakilan Pengukuran dilakukan terhadap beberapa
Anggota Forum OPD, Kompilasi OPD perwakilan urusan wajib pelayanan
Informasi/Konsultasi dengan Kementrian/ dasar, pelayanan wajib non pelayanan dasar,
Lembaga terkait, Kompilasi Informasi/ urusan pilihan, dan penunjang. Adapun hasil
Konsultasi Provinsi terkait, Review RPJMD tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Provinsi Disinergikan dan Diakomodasikan

Tabel 8. Pengukuran Indeks pada Kelengkapan Dokumen Penunjang.


NO OPD Nilai Indeks Kategori
DINAS PENANAMAN MODAN DAN
1 4.44 Kurang Baik
PTSP
2 DINAS SOSIAL 5.00 Cukup
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN
3 5.00 Cukup
KEHUTANAN
DINAS PERUMAHAN DAN
4 5.83 Cukup
KAWASAN PEMUKIMAN
5 DINAS KETAHANAN PANGAN 5.83 Cukup
6 DINAS PEKERJAAN UMUM 6.11 Cukup
7 DINAS PERTANIAN 6.11 Cukup
8 DINAS KOPERASI DAN UKM 6.39 Cukup Baik
9 DINAS KESEHATAN 6.94 Cukup Baik
10 BPKAD 6.94 Cukup Baik
11 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN 7.22 Cukup Baik
12 DINAS PARIWISATA 7.22 Cukup Baik
13 DINAS PENDIDIKAN 7.50 Baik
14 DINAS SATPOL PP 7.50 Baik
DINAS PEMBERDAYAAN
15 7.78 Baik
PEREMPUAN DAN PA

Tabel diatas memperlihatkan capaian dicapai. Skor ideal untuk apek ini adalah
indeks 15 OPD dalam kelengkapan dokumen 18 indikator dikali 2 sebesar 36, hasil
penunjang perencanaan. Terdapat 1 OPD pengukuran terhadap 15 OPD pada
kategori kurang baik, 6 OPD kategori cukup, aspek ini mencapai nilai rata-rata 23
5 OPD dalam kategori cukup baik dan 3 OPD
dengan demikian kita dapat melakukan
kategori baik. Gambar dibawah ini
transformasi kedalam 10 skala sebagai
memperlihatkan urutan nilai indeks yang
berikut:

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 75
ISSN 1978-838X

!"! #"$% $! − $! 23


   = (10 = (10 = ). *(,-/-4 578/)
!"! #"$% '% 36

(b) Ketaatan jadwal dalam penyusunan perencanaan tahunan.


Tahapan penyusunan perencanan tahunan dan kegiatan OPD Tahun Rencana-[Januari
sudah diamanatkan oleh peraturan ke-4], Identifikasi Program Kegiatan Pusat
perundang-undangan semenjak bulan dan Provinsi- [Januari ke-5], Pembahasan
Januari hingga bulan Mei. Ada 11 indikator Rancangan RKPD dengan OPD-[Maret ke -
dalam mengukur ketaatan jadwal 2], Pembahasan Rancangan RKPD dengan
penyusunan perencanaan tahunan di daerah OPD-[Maret ke -2], Pembahsan Forum OPD-
(RKPD dan Renja OPD) yaitu: Review [Maret ke -2], Rancangan Akhir Renja OPD-
Renstra OPD dan Rancangan Awal RKPD [Mei ke-3], Naskah Akademik Penyusunan
[Januari ke-3], Analisis Kondisi dan Masalah Peraturan Kepala OPD-[Mei ke-3], Peraturan
Sektor OPD [Januari ke-3], Perumusan Kepala OPD Tentang Renja OPD-[Mei ke-3].
Tujuan dan Sasaran Tahun Rencana- Penilaian yang dilakukan terhadap 15 OPD
[Januari ke-4], SPM-Standar Pelayanan menghasilkan indeks capaian sebagai
Minimal-[Januari ke-4], Kebutuhan Program berikut ini:
Tabel 9. Pengukuran Indeks pada Ketaatan Jadwal Penyusunan Perencanaan
NO OPD Nilai Indeks Kategori
1 DINAS KOPERASI DAN UKM 3.64 Kurang Baik
2 DINAS PENANAMAN MODAL DAN 4.55 Kurang Baik
PTSP
3 DINAS SOSIAL 5.00 Cukup
DINAS PERUMAHAN DAN
4 5.00 Cukup
KAWASAN PEMUKIMAN
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN
5.00 Cukup
5 KEHUTANAN
6 DINAS PARIWISATA 5.00 Cukup
7 DINAS SATPOL PP 5.45 Cukup
8 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN 5.45 Cukup
9 DINAS KETAHAN PANGAN 5.91 Cukup
10 DINAS PEKERJAAN UMUM 6.82 Cukup Baik
11 BPKAD 6.82 Cukup Baik
12 DINAS PENDIDIKAN 7.27 Cukup Baik
13 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PA
7.27 Cukup Baik

14 DINAS PERTANIAN 7.27 Cukup Baik


15 DINAS KESEHATAN 10.00 Sangat Baik

Tabel diatas memperlihatkan 2 OPD dalam perencanaan. Skor ideal pada aspek ini
kategori kurang baik, dan sebagian besar adalah 11 indikator dikali 2 sebesar 22, hasil
sebanyak 7 OPD dalam kategori cukup, 5 pengukuran terhadap 15 OPD pada aspek ini
OPD dalam kategori cukup baik, dan 1 OPD mencapai nilai rata-rata 13 dengan demikian
masuk kategori sangat baik. Gambar kita dapat melakukan transformasi kedalam
dibawah ini memperlihatkan urutan capaian 10 skala sebagai berikut:
pada aspek ketaatan jadwal penyusunan

76 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X

!"! #"$% $! − $! 13


   = (10 = (10 = :. ;(,-/-4)
!"! #"$% '% 22

(c) Inovasi OPD, dengan pemanfaatan ITC wujud E-


Penyusunan perencanaan dalam dimensi isi planing menjadi sebuah kebutuhan
harus didukung oleh model aplikasi yang mendasar dalam hal ini. Pengukuran indeks
mempermudah dalam pengisian dan berdasarkan persepsi pengguna di setiap
sinkronisasi setiap usulan kegiatan dan OPD dapat terlihat sebagaimana tabel
program perencanaan dari masing-masing dibawah ini:

Tabel 10. Pengukuran Indeks Inovasi dalam Perencanaan tahunan

NO OPD Nilai Indeks Kategori


1 DINAS PENDIDIKAN 5 Cukup
2 DINAS KETAHAN PANGAN 5 Cukup
3 DINAS SOSIAL 6 Cukup
4 DINAS PEKERJAAN UMUM 6 Cukup
DINAS PERUMAHAN DAN
5 6 Cukup
KAWASAN PEMUKIMAN
DINAS PEMBERDAYAAN
6 6 Cukup
PEREMPUAN &PA
7 DINAS PERTANIAN 6 Cukup
8 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN 6 Cukup
9 BPKAD 6 Cukup
10 DINAS PARIWISATA 6 Cukup
DINAS PENANAMAN MODAL DAN
11 7 Cukup Baik
PTSP
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN
12 7 Cukup Baik
KEHUTANAN
13 DINAS KESEHATAN 8 Baik
14 DINAS SATPOL PP 9 Sangat Baik
15 DINAS KOPERASI DAN UKM 9 Sangat Baik

Tabel diatas memperlihatkan secara dominan memperlihatkan capaian penilaian pada


pada 10 OPD menyatakan cukup, 2 OPD aspek inovasi. Skor ideal untuk aspek ini
menyatakan cukup baik, 1 OPD menyatakan adalah 1 indikator dikali 2 sebesar 2, hasil
baik, dan 2 OPD menyatakan sangat baik. pengukuran terhadap 15 OPD pada aspek ini
Melihat dominasi penilaian yang cukup, maka mencapai nilai rata-rata 1.2, dengan
kedepan perlu diciptakan model aplikasi demikian kita dapat melakukan transformasi
khusus untuk perencanaan tahunan misalnya ke dalam 10 skala sebagai berikut:
RKPD Online. Gambar dibawah ini

total score rata − rata 1.2


Nilai skala = x10 = x10 = ). <(>?@?A)
total score idel 2

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 77
ISSN 1978-838X
(e) Aspek penerjemahan perencanaan ke program dan kegiatan, Besaran Porsi
dalam program dan kegiatan Anggaran yang Wajar antara Belanja Modal
Aspek penerjemahan perencanaan ke dalam dan Barang Jasa (AP), Kelompok sasaran,
program dan kegiatan untuk pengukurannya Prakiraan Maju (kebutuhan dan tahun
dilakukan dengan 5 indikator sebagai selanjutnya), Sinkronisasi Program Kegiatan
berikut: Penerjemahan RPJMD yang baik Antar OPD.
pada RENJA OPD hingga level indikator

Tabel 11. Pengukuran Indeks Pada Aspek Penerjemahan Perencanaan Tahunan

NO OPD Nilai Indeks Kategori


1 DINAS SOSIAL 5 Cukup
2 DINAS KETAHAN PANGAN 5 Cukup
3 DINAS PARIWISATA 5 Cukup
4 DINAS KESEHATAN 7 Cukup Baik
5 DINAS PEKERJAAN UMUM 7 Cukup Baik
DINAS PENANAMAN MODAL DAN
6 7 Cukup Baik
PTSP
7 BPKAD 7 Cukup Baik
8 DINAS PENDIDIKAN 8 Baik
DINAS PERUMAHAN DAN
9 8 Baik
KAWASAN PEMUKIMAN
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN
10 8 Baik
KEHUTANAN
11 DINAS KOPERASI DAN UKM 8 Baik
DINAS PEMBERDAYAAN
12 8 Baik
PEREMPUAN & PA
13 DINAS SATPOL PP 10 Sangat Baik
14 DINAS PERTANIAN 10 Sangat Baik
15 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN 10 Sangat Baik

Pada tabel diatas dominasi indeks pada dikali 2 sebesar 10, hasil pengukuran
kategori baik sebanyak 5 OPD, cukup baik terhadap 15 OPD pada aspek ini mencapai
sebanyak 4 OPD, 3 OPD pada kategori nilai rata-rata 7.5 dengan demikian kita
sangat baik, dan 3 OPD pada kategori cukup. dapat melakukan transformasi ke dalam 10
Skor ideal untuk aspek ini adalah 5 indikator skala sebagai berikut:

total score rata − rata 7.5


Nilai skala = x10 = x10 = D. :( EFG@)
total score idel 10

(f) Instrumen Penilaian Kinerja sebelumnya pengukuran pada Kutai


Pada dimensi isi dokumen perencanaan, Kartanegara masuk dalam 10 besar
kualitas dapat diukur apabila isi dokumen Kabupaten terbaik, jika ditransformasikan
tersebut dapat menjalankan fungsinya, dalam skala 1-10 berada pada titik tengah
dalam hal ini dokumen perencanaan 7.43 s/d 8,71 yaitu sebesar: 8.07. Setelah
tahunan (RKPD & Renja-OPD) dapat didapat penilaian masing-masing aspek
digunakan sebagai instrument penilaian dimensi isi perencanaan maka dapat
LKPJ terhadap DPRD, ILPPD kepada dilakukan perhitungan bobot skor indek pada
masyarakat, dan LPPD terhadap pemerintah dimensi ini sebagai berikut:
Pusat. Dengan mengambil data pada tahun

78 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
Dokumen Pendukung OPD, penerjemahan, Inovasi dan Instrumen
[0.054]x[6.4]=0.346 penilaian kinerja
(0.346+0.242+0.558+0.345+0.75) sebesar
Jadwal Penyusunan OPD
[0.041]x[5.9]=0.242 2.241

Dimensi Jaminan Tindak Lanjut Hasil


Penerjemahan
isi

[0.093]x[6]=0.558 Perencanaan
Dimensi ini melihat pengintegrasian
Inovasi [0.046]x[7.5]=0.345 rencana kedalam penganggaran tahunan,
Penilaian dilakukan lewat monev BAPPEDA
pada dokumen laporan evaluasi RKPD
Intrumen penilai kinerja
[0.093]x[8.07]=0.75 semester I 2017. Pada aspek serapan
anggaran dapat dicuplik laporan kinerja
Dengan Memperhatikan pohon anggaran 2017 triwulan ke-4 pada laman E-
dimensi isi maka dimensi ini dapat diketahui Monev Bappeda. Adapun hasil dikategorikan
dengan menjumlahkan nilai sub dimensi prosentase dan di transformasikan kedalam
Dokumen pendukung, jadwal penyusunan skala 1 s/d 10 sebagai berikut:

Tabel 12. Aspek Konsistensi perencanan terhadap dokumen RKPD

A. Aspek Konsistensi perencanan terhadap dokumen RKPD

Jawaban
NO Aspek penilaian
(%)
A Aspek Konsistensi perencanan terhadap dokumen RKPD
1 Keselarasan Program antara RKPD dengan RPJMD 45.14
2 Keselarasan program antara RKPD dengan RPJMD bidang urusan wajib 54.85
3 Keselarasan program antara RKPD dengan RPJMD bidang urusan Pilihan 32.09
4 Keselarasan program antara RKPD dengan RPJMD bidang urusan Penunjang 39.14
5 Keselarasan Program RKPD dengan APBD 73.23
6 Keselarasan Kegiatan RKPD dengan APBD 52.44
Jumlah Rata-rata 49.48
Skala dan kategori 4.94 (cukup)

B Kinerja Anggaran Jawaban


(%)
1 Rata-rata Kinerja serapan anggaran seluruh OPD akhir tahun (*tanpa kecamatan) 60.99
per tanggal 10 des 2017

Skala dan kategori 6.09 (cukup baik)

Dari memperhatikan pohon dimensi jaminan tindak lanjut hasil perencanaan dapat dihitung
bobot pada aspek dimensi ini dengan menjumlahkan nilai terbobot konsistensi dan serapan
anggaran (1.358+0.840)= 2.198

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 79
ISSN 1978-838X

Jaminan Tindak Lanjut

Konsistensi [0.275]x[4.94]=1.358 Serapan anggaran [0.138]x[6.09]=0.840

Dengan demikian IKP dapat diukur dengan menjumlahkan semua skor terbobot dari Masing
masing dimensi sebagai berikut:

IKP [6.3=Cukup Baik]

Proses
isi [2.24][68.5%] Jaminan Tindak Lanjut
[1.87][71.9%] [2.19]/[53.22%]

Musrenbang desa Dokumen Pendukung


[0.45][66.1%] [0.346][64%] Konsistensi
[1.358][49.38%]

Musrenbang Kecamatan Jadwal Penyusunan


[0.64][75.2%] OPD [0.242][59%] Serapan anggaran
[0.840][60.87%]

Musrenbang Kabupaten Penerjemahan


[0.78][64%] [0.558][60%]

Inovasi [0.345][75%]

Intrumen penilai
kinerja [0.75][80.6%]

SIMPULAN DAN REKOMENDASI dokumen (RKPD dan renja-OPD), jaminan


tindak lanjut hasil perencanaan pada
Dari kajian penyusunan dokumen IKP
dokumen anggaran tahunan. Indeks diukur
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
dalam skala 1 s/d 10 (kuantitatif) dan 7
Konsep penyusunan indeks kualitas
jenjang kategori (kualitatif). Pembobotan
perencanaan melihat 3 dimensi perencanaan
dilakukan pada masing-masing dimensi
yaitu dimensi proses musrenbang, isi

80 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
dengan menggunakan aplikasi smart choice. DAFTAR PUSTAKA
Pengukuran yang dilakukan IKP bernilai 6.3
masuk dalam kategori cukup Baik. Tingkat Republik Indonesia, Undang-Undang No 17
keterlibatan para pemangku kepentingan tahun 2003 tentang Keuangan
dapat dilihat pada pelaksanaan musrenbang Negara
desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten. Republik Indonesia, Undang-Undang No 25
Pada musrenbang desa/kelurahan tingkat tahun 2004 tentang Sistem
keterlibatan mencapai 66.4 %. Pada perencanaan pembangunan nasional
Musrenbang Kecamatan sebesar 85% dan Republik Indonesia, Undang-Undang No 33
pada tingkat Kabupaten untuk kelompok tahun 2004 tentang Perimbangan
perempuan dan non-government sebesar Keungan Pemerintah Anonim,
20%. Realisasi usulan aspirasi masyarakat Undang-Undang No 23 tahun 2014
pada musrenbang dapat dilihat dari dimensi tentang Pemerintahan daerah
jaminan tindak lanjut hasil perencanaan yaitu pusat dengan pemerintah daerah
pengintegrasian ke dalam dokumen Republik Indonesia, Peraturan pemerintah
anggaran tahunan. Penilaian dimensi ini No 58 tahun 2005 tentang
pada aspek keselarasan program dan Pengelolaan keungan daerah
kegiatan RKPD pada RPJMD dan APBD Republik Indonesia, Peraturan pemerintah
rata-rata sebesar 49.48% atau kategori No 65 tahun 2005 tentang sistem
cukup. pelayanan Minimal
Evaluasi yang dilakukan oleh Republik Indonesia, Surat edaran mendagri
BAPPEDA berdasarkan laporan evaluasi No 50 tahun 2008 tentang Pedoman
hasil RKPD Kutai Kartanegara 2017-I penyusunan RKPD
mencermati keselarasan dokumen RKPD Bintoro Tjokroaminoto dan Mustofa Adidjoyo,
dengan RPJMD dan APBD sebagai berikut: Teori dan Strategi Pembangunan
keselarasan program antara RKPD dengan Nasional, CV. Haji Mas Agung,
RPJMD, keselarasan program antara RKPD Jakarta, 1988.
dengan RPJMD bidang urusan wajib, Conyers, Diana and Hills, Peter (1984). An
keselarasan program antara RKPD dengan introduction to development planning
RPJMD bidang urusan pilihan, keselarasan in the third world. New york: john
program antara RKPD dengan RPJMD willey & sons
bidang urusan penunjang, keselarasan Harjanto. (2005). Perencanaan
program RKPD dengan APBD, dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
keselarasan kegiatan RKPD dengan APBD Prajudi Atmosudirdjo (1989). Dasar-dasar
administrasi manjemen dan
manajemen kantor.Jakarta: Guung
agung

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 81

You might also like