Peningkatan Kemandirian Anak Down Syndrome Melalui Pelatihan Keterampilan Vokasi
Peningkatan Kemandirian Anak Down Syndrome Melalui Pelatihan Keterampilan Vokasi
d
SLB Putra Harapan Gondang Sragen, Central Java, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstract: This research aimed to find out the down syndrome children’s independency using vocational
skill training. The research method employed was classroom action research (CAR). The subjects of
research were four children with down syndrome. Techniques of collecting data used were a documentation
study, test, and observation. The data analyzed by an interactive model by comparing prior data before
and after the action through 2 cycles. The result showed that the mean score of down syndrome children
independency increased. The implementation of the vocational skill training in local content subject
material successfully improved the down syndrome independency.
Education is a very important to all aspects of human them to be independent, but still putting limits and
life, requiring the human being to think. Special controlling their action. Parents support everything
education is the form of educational service dealing the children do.
with the students with special needs, including those Independency is the objective of learning for
with Down syndrome. Special education consciously Down syndrome children. Children are expected
attempts continuously to improve education as well to fulfill all of their need without others’ help.
as possible. One of education service given to the Recalling that childhood and adolescence are the
children in academic area is independency lesson. important periods in the independency development
Gunarhadi (2005) states that the children with process, the understanding and the opportunity
mild down syndrome or the educable children are the parents give to their children in improving
those likely acquiring education in independency, independency are very important. Family is the main
writing, and counting fields at certain grade at and first pillar in creating the independent children.
special school. For the Down syndrome children, To help the children with Down syndrome deal with
independency is the most important thing to their independency difficulty, vocational skill training is
life in the future. Without independency, they will conducted.
not develop maximally.
The development of syndrome down children METHOD
is varying, including physical, cognitive, and This research was taken place in SLB Putra
psychosocial aspects. Gunarhadi (2005) states that Harapan Gondang Sragen, Central Java, Indonesia.
many factors affect those development: (1) internal The research was conducted in the academic year of
factor including talent, hereditary characteristic, 2016/2017 from November 2016 to February 2017.
motivation, and instinct, (2) external factor including This study was a classroom action research (CAR)
food, climate, culture, economy, position of children design. Classroom action research, according to El
within the family, and (3) general factor including Wardani, et al (2006), is an action research conducted in
intelligence, sex, health and race. Just like other the classroom. CAR was the one conducted by teacher
normal children, the development of children with him/her self or in collaboration involving author,
special needs is affected by many factors. They are teachers, children or other employees of school aiming
the position of children in the family, how the family to improve the system and the teacher’s performance
treats the children, how the parents pay attention to in the attempt of improving the quality of children
their development, and the extent to which parents independency, both process and product. In this
attempt to find knowledge related to their children research, the vocational skill training was employed
development. Independency is one of parents’ to find out whether or not there is the increase in the
pattern in taking care of children encouraging children’s independency product (output).
159
160 Journal of ICSAR; Volume 1, Number 2, July 2017: 159-161
Figure 2. the comparison of Independency Score of The strategy used in this study was classroom
Children with Down syndrome between cycles action research. This research aimed to describe and
to explain the reality in the field through the author’s
observation. In this case, the object observed is the
children’s independency activity before and after the
action has been given using vocational skill training.
The subject of research consisted of teachers and
children with Down syndrome in SLB Putra Harapan
Gondang Sragen in the school year of 2016/2017. The
children studied consisted of 4 children: 2 boys and
1 girl. The object of research was the independency
activity of children with Down syndrome in SLB
Putra Harapan Gondang Sragen in the school year of
2016/2017.
The classroom action research (CAR) conducted
can be illustrated in the figure 1.
Table 1. score list between cycles for the 2nd graders
No Name Score FINDINGS AND DISCUSSION
Prior Cycle I Cycle II Findings
Condition
1 Woro 40 50 60 The chart from Figure 2 above shows the
comparison of Independency Score of Children
2 Arga 40 55 70 with Down syndrome between cycles. Considering
the data of pre-cycle product for the children before
3 Ningsih 45 55 70
the action was taken, it can be found that the mean
4 Ajib 50 60 75 score of children’s independency is 43.73; this figure
increased to 57.50 in cycle I and 70.00 in cycle II.
Total 180 230 240 In the material of vocational skill training, it can
Mean Class 43,75 57,50 70.00 be found that there is an increase of independency
activeness and the children’s independency output
(product). Thus, the implementation of independency
The material of children independency is the daily improvement up to cycle II has been considered as
life skills the children need in their life. This research good, because the children’s understanding on the
was conducted in 4 stages: planning, acting, observing, completion of vocational skill activity has indicates
and reflecting. some improvement.
Noor Rita S, Asrowi, Gunarhadi, Siti S Fadhilah, The Improvement of Down Syndrome Children . . . . 161
Suggestion
The theoretical implication of current research
shows that independency by applying vocational
skill training can improve the independency ability
of children with down syndrome in local content
material of skill. In presenting the learning material,
PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK DOWN SYNDROME MELALUI PELATIHAN
KETERAMPILAN VOKASI
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemandirian anak down syndrome melalui
pelatihan keterampilan vokasional. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan
kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah empat anak dengan down syndrome. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi, tes, dan observasi. Data dianalisis
dengan model interaktif dengan membandingkan data sebelum dan sesudah tindakan melalui 2
siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata skor kemandirian anak down syndrome
mengalami peningkatan. Pelaksanaan diklat keterampilan vokasi pada materi muatan lokal
berhasil meningkatkan kemandirian down syndrome.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua aspek kehidupan manusia,
menuntut manusia untuk berpikir. Pendidikan luar biasa adalah bentuk layanan pendidikan yang
menangani siswa berkebutuhan khusus, termasuk penyandang down syndrome. Pendidikan luar
biasa secara sadar berusaha terus menerus untuk meningkatkan pendidikan dengan sebaik-
baiknya. Salah satu layanan pendidikan yang diberikan kepada anak-anak di bidang akademik
adalah pembelajaran kemandirian.
Gunarhadi (2005) menyatakan bahwa anak dengan mild down syndrome atau anak
terdidik adalah mereka yang kemungkinan besar memperoleh pendidikan bidang kemandirian,
menulis, dan berhitung pada kelas tertentu di sekolah luar biasa. Bagi anak down syndrome,
kemandirian adalah hal terpenting bagi kehidupan mereka di masa depan. Tanpa kemandirian,
mereka tidak akan berkembang secara maksimal.
Perkembangan anak down syndrome bervariasi, meliputi aspek fisik, kognitif, dan
psikososial. Gunarhadi (2005) menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi
perkembangan tersebut: (1) faktor internal meliputi bakat, sifat keturunan, motivasi, dan naluri,
(2) faktor eksternal meliputi makanan, iklim, budaya, ekonomi, kedudukan anak dalam keluarga,
dan (3) faktor umum meliputi kecerdasan, jenis kelamin, kesehatan dan ras. Sama seperti anak
normal lainnya, perkembangan anak berkebutuhan khusus dipengaruhi oleh banyak faktor.
Mereka adalah kedudukan anak dalam keluarga, bagaimana keluarga memperlakukan anak,
bagaimana orang tua memperhatikan perkembangannya, dan sejauh mana orang tua berusaha
mencari pengetahuan terkait perkembangan anaknya. Kemandirian merupakan salah satu pola
orang tua dalam mengasuh anak yang mendorong mereka untuk mandiri, namun tetap membatasi
dan mengontrol tindakan mereka. Orang tua mendukung semua yang dilakukan anak.
METODE
Penelitian ini bertempat di SLB Putra Harapan Gondang Sragen, Jawa Tengah, Indonesia.
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2016/2017 dari bulan November 2016 sampai
dengan Februari 2017.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas
menurut El Wardani, dkk (2006) merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di dalam
kelas. PTK adalah yang dilakukan oleh guru sendiri atau bekerjasama dengan melibatkan
penulis, guru, anak atau pegawai sekolah lainnya yang bertujuan untuk memperbaiki sistem dan
kinerja guru dalam upaya meningkatkan kualitas kemandirian anak, baik proses maupun produk.
Dalam penelitian ini, pelatihan keterampilan vokasional digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya peningkatan produk (output) kemandirian anak.
Gambar 1. Prosedur Penelitian
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan realitas di lapangan melalui pengamatan
penulis. Dalam hal ini objek yang diamati adalah kegiatan kemandirian anak sebelum dan
sesudah diberikan tindakan dengan menggunakan pelatihan keterampilan vokasional.
Subjek penelitian ini adalah guru dan anak down syndrome di SLB Putra Harapan
Gondang Sragen tahun ajaran 2016/2017. Anak yang diteliti terdiri dari 4 anak yaitu 2 laki-laki
dan 1 perempuan. Objek penelitian adalah kegiatan kemandirian anak down syndrome di SLB
Putra Harapan Gondang Sragen tahun ajaran 2016/2017.
Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dapat diilustrasikan pada gambar 1.
Bagan dari Gambar 2 di atas menunjukkan perbandingan Skor Kemandirian Anak Down
Syndrome antar siklus. Dilihat dari data produk prasiklus anak sebelum dilakukan tindakan dapat
diketahui bahwa rerata skor kemandirian anak adalah 43,73; Angka ini meningkat menjadi 57,50
pada siklus I dan 70,00 pada siklus II. Pada materi pelatihan keterampilan vokasional, terlihat
adanya peningkatan keaktifan kemandirian dan output (produk) kemandirian anak. Dengan
demikian pelaksanaan peningkatan kemandirian sampai dengan siklus II sudah dinilai baik,
karena pemahaman anak terhadap penyelesaian kegiatan keterampilan vokasional sudah
menunjukkan peningkatan.
Diskusi
Hasil observasi menunjukkan aktivitas anak selama proses kemandirian pada siklus I dan
II juga meningkat. Peningkatan output kemandirian anak down syndrome di SLB Putra Harapan
Gondang Sragen dapat dilihat pada uraian di atas. Peningkatan kemandirian dipengaruhi oleh
pemanfaatan pelatihan keterampilan kejuruan dan proses kemandirian. Peningkatan persentase
skor afektif yang ditunjukkan oleh anak down syndrome pada siklus I dan II menunjukkan
besarnya minat kemandirian menggunakan pelatihan keterampilan vokasional. Minat, menurut
Hurlock (2012), adalah keinginan individu untuk memperhatikan objek tertentu, diikuti dengan
kesenangan untuk memuaskan kebutuhan. Namun demikian, setiap metode pelatihan
keterampilan vokasional yang digunakan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Saran
Implikasi teoritis dari penelitian saat ini menunjukkan bahwa kemandirian dengan
menerapkan pelatihan keterampilan vokasional dapat meningkatkan kemampuan kemandirian
anak down syndrome pada materi muatan lokal keterampilan. Dalam menyampaikan materi
pembelajaran, guru harus dapat memilih metode kemandirian yang tepat untuk memudahkan
anak menguasai materi dengan baik dalam kemandirian. Dalam materi kemandirian ini, anak-
anak dapat melakukan eksperimen secara mandiri sehingga mereka dapat memahami dengan
mudah dan kemudian menghafal materi tanpa paksaan dan tekanan dari orang tua dan guru.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru untuk memperbaiki strategi dan
metode kemandirian yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas proses kemandirian
mengajar dalam kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai siswa.
REFERENSI
Bratanata. (1999). Dunia Anak-Anak (Bermain Sambil Belajar). Jakarta : Gramedia.
El Wardani, M. A., Messner, J. I., & Horman, M. J. (2006). Comparing procurement methods for
design-build projects. Journal of construction engineering and management, 132(3),
230-238.
Gunarhadi. (2005). Penanganan Anak Donw syndrom dalam lingkungan keluarga dan sekolah.
Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas
Hurlock, E. (2012). Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi 6. Jakarta: Erlangga
Irdawati., Muhlisin, A. (2009). Sindrom Down Pada Anak Ditinjau Dari Segi Biomedik Dan
Penatalaksanaannya. Berita Ilmu Keperawatan, 2(1): 47-50