0% found this document useful (0 votes)
90 views25 pages

MAKALAH EKONOMI KREATIF Kel 1

This document discusses the concept of creative economy. It begins by defining creative economy as an economic activity driven by the creative industries that prioritize intellectual property. The evolution of creative economy is then explained, from agricultural to industrial to information economies. The roles and importance of creative economy are that it utilizes human creativity and innovation as economic resources. Intellectual property and new economic waves are also discussed. The document aims to provide understanding of these concepts.

Uploaded by

Dianitha
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
90 views25 pages

MAKALAH EKONOMI KREATIF Kel 1

This document discusses the concept of creative economy. It begins by defining creative economy as an economic activity driven by the creative industries that prioritize intellectual property. The evolution of creative economy is then explained, from agricultural to industrial to information economies. The roles and importance of creative economy are that it utilizes human creativity and innovation as economic resources. Intellectual property and new economic waves are also discussed. The document aims to provide understanding of these concepts.

Uploaded by

Dianitha
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 25

MAKALAH EKONOMI KREATIF

Evolusi Dan Gelombang Ekonomi Baru


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Kreatif
Dosen Pengampu : Dr. Moh Haris Balady, S.E.,M.M

Disusun Oleh Kelompok 1 :


Firman E20192240
Suharti E20192286
Siti Nurul Qomariah E20192297
Titis Ayu Ramadanti E20192300

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
TAHUN AKADEMIK 2022
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
karunia serta taufik dah hidayah-NYA kami dapat menyelesaikan makalah Ekonomi
Pembangunan. Sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki dan juga rekan-rekan
yang turut membantu.
Kami harap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kami, dan kami pun menyadari bahwa didalam makalah in terdapat kekurangan
untuk itu saya berharap adanya adanya kritik, saran dan ususlan demi perbaikan dimasa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi pembacanya, kami selaku penyusun maklah
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan.

Jember, 8 Maret 2022

Penyusun

i
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar ··················································································· i
Daftar Isi ·························································································· ii
BAB I
A. Latar Belakang ···········································································1
B. Rumusan Masalah ·······································································1
C. Tujuan ····················································································· 2
BAB II
A. Pengertian Ekonomi Kreatif ··························································· 3
B. Evolusi Ekonomi Kreatif ······························································· 7
C. Peran dan Pentingnya Ekonomi Kreatif ·········································· 10
D. Kekayaan Intelektual ································································· 14
E. Gelombang Ekonomi Baru ·························································· 16
BAB III
A. Kesimpulan ············································································ 20
Daftar Pustaka ·················································································· 22

ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang pesat mampu mengubah
cara pandang, pola pikir, dan pola kehidupan manusia. Seperti hal nya, kelangkaan
barang dan jasa, perubahan pola kehidupan ekonomi masyarakat secara global dalam
berbagai bidang, dan pergeseran orientasi ekonomi.
Dalam kelangkaan barang dan jasa, ilmu pengetahuan dan kemajuan tekhnologi
telah mampu mendorong terciptanya penemuan-penemuan yang dapat menghambat
kelangkaan barang dan jasa. Melalui inovasi, riset, dan pengembangan yang terus-
menerus, telah mampu menciptakan produk barang dan jasa baru yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Misalnya, kelangkaan bahan pangan dapat diatasi
dengan ditemukannya bibit unggul, kelangkaan sumber energi bahan bakar minyak bumi
dapat diatasi dengan dikembangkannya energi tenaga air, matahari, dan angin. Disamping
penemuan berbagai barang dan jasa, ditemukan pula berbagai metode atau tekhnik yang
lebih efisien dan produktif, seperti metode dan tekhnik produksi baru, rekayasa baru,
metode distribusi baru, tekhnik pemasaran baru, dan strategi-strategi usaha baru lainnya.
Sedangkan dalam hal perubahan pola kehidupan ekonomi masyarakat secara
global dalam berbagai bidang, ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah banyak merubah
pola-pola kehidupan ekonomi masyaraktnya. Seperti pola produksi, pola distribusi, dan
pola konsumsi. Perubahan pola-pola tersebut terangsang oleh terciptanya produk-produk
baru.
Dan dalam pergeseran orientasi ekonomi, ilmu pengetahuan dan tekhnologi
melakukan inovasi dan kreativitas dalam menggeser orientasi ekonomi. Dari ekonomi
pertanian ke ekonomi industri, ekonomi jasa, ekonomi informasi (e-commerce), dan
akhirnya ekonomi kreatif (creative economy). Dan ekonomi kreatif ini yang akan dibahas
pada makalah ini. Menurut howskins (2001) perubahan-perubahan orientasi ekonomi
tersebut dikenal dengan “ gelombang Ekonomi”, dan sekarang memasuki gelombang
ekonomi ke empat, yaitu gelombang ekonomi kreatif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekonomi kreatif?

1
2. Bagaimana evolusi dari ekonomi kreatif?
3. Bagaimana peran dan pentingnya ekonomi baru ?
4. Apa yang dimaksud dengan kekayaan intelektual?
5. Bagaimana pergesaran orientasi ekonomi global ?
6. Bagimana dengan gelombang ekonomi baru ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang ekonomi kreatif.
2. Untuk memahami evolusi ekonomi kreatif.
3. Untuk mengetahui penran dan pentingnya ekonomi baru.
4. Untuk memehami tentang kekayaan intelektual.
5. Untuk memahami pergesaran orientasi ekonomi global.
6. Untuk memahami tentang gelombang ekonomi baru.

2
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif 1 merupakan kegiatan ekonomi yang digerakkan oleh industri
kreatif yang mengutamakan peranan kekayaan intelektual. Industri kreatif itu sendiri
digerakkan oleh para enterpreneur (wirausaha), yaitu orang yang memiliki kemampuan
kreatif dan inovatif. Istilah Ekonomi kreatif berkembang dari konsep modal berbasis
kreatifitas yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu
daerah.Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Agung Pascasuseno (2014),
“ekonomi kreatif merupakan ekonomi gelombang ke-4 yang mana kelanjutan dari
ekonomi gelombang ketiga dengan orientasi pada kreativitas, budaya, serta warisan
budaya dan lingkungan”.
Terdapat pergeseran orientasi gelombang ekonomi dalam sejarah manusia.
Dimulai dari perubahan era pertanian ke era industrialisasi, setelah itu terbentuk era
informasi yang diikuti dengan penemuan-penemuan bidang teknologi informasi.
Pergeseran gelombang ini telah membawa peradaban yang baru dan semakin berkembang
bagi manusia. Industrialisasi menciptakan suatu pola kerja, pola produksi dan pola
distribusi yang lebih murah dan lebih efisien. Adanya perkembangan seperti penemuan
baru di bidang teknologi informasi dan komunikasi seperti adanya internet, email, Google
PlayStore, dan sebagainya semakin mendorong manusia menjadi lebih aktif dan
produktif dalam menemukan teknologi-teknologi baru.
Dampak yang muncul akibat dari fenomena perubahan gelombang ini adalah
munculnya daya saing atau kompetisi pasar yang semakin besar. Kondisi ini menuntut
perusahaan mencari cara agar bisa menekan biaya semurah mungkin dan se‐efisien
mungkin guna mempertahankan eksistensinya. Negara-negara maju mulai menyadari
bahwa saat ini mereka tidak bisa hanya mengandalkan bidang industri sebagai sumber
ekonomi di negaranya tetapi mereka harus lebih mengandalkan sumber daya manusia
yang kreatif karena kreativitas manusia itu berasal dari daya pikirnya yang menjadi

1
Purnomo, R. A. (2016). Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia . Surakarta : Ziyad Visi Media hal. 6 .
( Siti Nurul Qomariah E20192297)

3
modal dasar untuk menciptakan inovasi dalam menghadapi daya saing atau kompetisi
pasar yang semakin besar.
Sehingga pada tahun 1990‐an dimulailah era ekonomi baru yang mengutamakan
informasi dan kreativitas dan populer dengan sebutan Ekonomi Kreatif yang digerakkan
oleh sektor industri yang disebut Industri Kreatif.Pola gelombang dapat dilihat juga pada
Gambar 1.

Gambar 1. Pergeseran Orientasi Gelombang Ekonomi


Ekonomi kreatif adalah suatu konsep untuk merealisasikan pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan berbasis kreativitas. Pemanfaatansumber daya yang bukan hanya terbarukan,
bahkan tidak terbatas, yaitu ide, gagasan, bakat atau talenta dan kreativitas. Nilai ekonomi
dari suatu produk atau jasa di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem
produksi seperti pada era industri, tetapi lebih kepada pemanfaatan kreativitas dan
penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi yang semakin maju. Industri tidak
dapat lagi bersaing di pasar global dengan hanya mengandalkan harga atau kualitas produk
saja, tetapi harus bersaing berbasiskan inovasi, kreativitas dan imajinasi.
Mengutip dari Cetak Biru Ekonomi Kreatif 2025, ekonomi kreatif merupakan suatu
penciptaan nilai tambah (ekonomi, sosial, budaya, lingkungan) berbasis ide yang lahir dari
kreativitas sumber daya manusia (orang kreatif) dan berbasis pemanfaatan ilmu
pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi. Kreativitas tidak sebatas pada karya
yang berbasis seni dan budaya, namun juga bisa berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi,
engineering dan ilmu telekomunikasi. Terdapat 3 hal pokok yang menjadi dasar dari
ekonomi kreatif, antara lain kreativitas, inovasi dan penemuan.
a. Kreativitas (Creativity)
Dapat dijabarkan sebagai suatu kapasitas atau kemampuan untuk menghasilkan
atau menciptakan sesuatu yang unik, fresh, dan dapat diterima umum. Bisa juga
menghasilkan idebaru atau praktis sebagai solusi dari suatu masalah, atau melakukan
sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (thinking out of the box). Seseorang yang
memiliki kreativitas dan dapat memaksimalkan kemampuan itu, bisa menciptakan
dan menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri beserta orang lain.

4
b. Inovasi (Innovation)
Suatu transformasi dari ide atau gagasan dengan dasar kreativitas dengan
memanfaatkan penemuan yang sudah ada untuk menghasilkan suatu produk ataupun
proses yang lebih baik, bernilai tambah, dan bermanfaat. Sebagai contoh inovasi,
cobalah melihat beberapa inovasi di video-video youtube.com dengan kata kunci
“lifehack”. Di video itu diperlihatkan bagaimana suatu produk yang sudah ada,
kemudian di-inovasikan dan bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai jual lebih tinggi
dan lebih bermanfaat.
c. Penemuan (Invention)
Istilah ini lebih menekankan pada menciptakan sesuatu yang belum pernah ada
sebelumnya dan dapat diakui sebagai karya yang mempunyai fungsi yang unik atau
belum pernah diketahui sebelumnya. Pembuatan aplikasi-aplikasi berbasis android
dan iOS juga menjadi salah satu contoh penemuan yang berbasis teknologi dan
informasi yang sangat memudahkan manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Istilah Ekonomi Kreatif mulai ramai diperbincangkan sejak John Howkins,


menulis buku "Creative Economy, How People Make Money from Ideas". Howkins
mendefinisikan Ekonomi Kreatif sebagai kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya
adalah Gagasan. Atau dalam satu kalimat yang singkat, esensi dari kreativitas adalah
gagasan. Maka dapat dibayangkan bahwa hanya dengan modal gagasan, seseorang yang
kreatif dapat memperoleh penghasilan yang relatif tinggi.
Kondisi ekonomi yang diharapkan oleh Indonesia adalah ekonomi yang
berkelanjutan dan juga memiliki beberapa sektor sebagai pilar maupun penopang
kegiatan ekonomi di Indonesia. Keberlanjutan yang dimaksud adalah kemampuan untuk
beradaptasi terhadap kondisi geografis dan tantangan ekonomi baru, yang pada akhirnya
menghasilkan keberlanjutan pertumbuhan (sustainable growth).
Pertumbuhan yang tinggi tercermin dari kompetensi individu‐individu dalam
menciptakan inovasi. Ekonomi Kreatif yang di dalamnyaterdapat industri‐Industri kreatif
memiliki daya tawar yang tinggi di dalam ekonomi berkelanjutan karena
individu‐individunya memiliki modal kreativitas (creative capital) yang mereka gunakan
untuk menciptakan inovasi-inovasi.

5
Ekonomi kreatif menjadi salah satu konsep untuk pengembangan perekonomian
di Indonesia. Yang mana, Indonesia bisa mengembangkan model ide dan talenta dari
rakyat untuk dapat menginovasi dan menciptakan suatu hal. Pola pikir kreatif yang sangat
diperlukan untuk tetap tumbuh berkembang serta bertahan di masa yang akan datang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi pekerja kreatif tidaklah cukup
memiliki bakat pandai menggambar, menari, menyanyi dan menulis cerita. Ia harus
memiliki kemampuan mengorganisasikan ide-ide multi disipliner dan juga kemampuan
memecahkan masalah dengan cara-cara di luar kebiasaan. Mengapa cara-cara di luar
kebiasaan perlu? Bila suatu teori atau cara menjadi populer, semakin lama keampuhan
teori itu akan semakin berkurang karena semua orang menggunakan pendekatan-
pendekatan berdasarkan teori yang sama.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah NasionaL 2015-2019 serta
isu strategis dalam pengembangan ekonomi kreatif nasional, maka visi pengembangan
ekonomi kreatif dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ekonomi Kreatif sebagai penggerak terciptanya Indonesia yang berdaya saing dan
masyarakat berkualitas hidup

a. Berdaya saing yang ingin diwujudkan adalah sebuah kondisi masyarakat yang
kreatif, mampu berkompetisi secara adil, jujur dan menjunjung tinggi etika, unggul
di tingkat nasional maupun global, dan memiliki kemampuan (daya juang) untuk
terus melakukan perbaikan (continuous improvement), dan selalu berpikir positif
untuk menghadapi tantangan dan permasalahan,
b. Berkualitas Hidup yang ingin diwujudkan adalah sebuah kondisi masyarakat yang
bahagia, yaitu: sehat jasmani dan rohani, berpendidikan, memiliki kesadaran untuk
menjaga kelestarian lingkungan, memiliki kehidupan yang seimbang, memiliki
kepedulian sosial, memiliki toleransi dalam menerima perbedaan yang ada, dan
menginterpretasikan nilai dan kearifan lokal, warisan budaya, tradisi secara
bijaksana, mampu mengembangkan dan memanfaatkan budaya, dan menjadikan
budaya sebagai dasar penciptaan jatidiri dan karakter bangsa-nya.

Adapun misi dari ekonomi kreatif, antara lain untuk mengoptimalkan pengembangan
dan pelestarian sumber daya lokal yang berdaya saing, dinamis, dan berkelanjutan.
Kemudianmengembangkan industri kreatif yang berdaya saing, tumbuh, beragam, dan

6
berkualitas dan mengembangkan lingkungan kondusif yang mengarusutamaan kreativitas
dalam pembangunan nasional dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
B. Evolusi Ekonomi Kreatif
Akar sejarah serta evolusi perkembangan industri kreatif atau ekonomi kreatif
dunia perlu dilacak untuk menemukan hakekat dan relevansinyadalam konteks kekinian.
Upaya untuk menemukan akar sejarah tersebut bukan bermaksud mengenang romantisme
belaka, melainkan mendapatkan dan merekam secara utuh terhadap dinamika industri
kreatifdari berbagai persfektif, menyangkut aspek sosiologis, ekonomi, geografis, politik
dan kebudayaan. Langkah ini penting untuk memahami secara lebih kompheresif da
filosofis makna dari industri dan ekonomi kreatif. 2
Perkembangan sosiologis dan peradapan telah mengubah secara nyata tren dan
konten dari industri kreatif itu sendiri. Perkembangan tersebut dapat diihat dari
pergeseran maupun perluasan makna industri kreatif dari setiap beabak atau fase ekonomi
yang terjadi dibelahan dunia.sejumlah pakar merumuskan bahwa akar dari industri kreatif
adalah kebudayaan. Dalam perjalananya , unsur kebudayaan yang bersentuihan dengan
warna ekonomi dan perkembangan informasi teknologi dikemas dalam rupa-rupa yang
begitu variatif menjadi produk industri yang diperdagangakan dipasar sebagai produk
kreatif. Memahami evolusi perkembangan industri kreatif bermanfaat untuk merekam
dan merenflensikan ulang sejarah perkembangan industri kreatif yang terjadi diberbagai
belahan dunia, khususnya di negara- negara yang menjadi awal mula dikenalnya istilah
ekonomi kreatif. Dengan demikian kita mampu untuk melakukan improvisasi dan
pengayaadalam lintasan n kembalin tentang subtansi ekonomi kreatif. Sejarah
perkembangan industri kreatif tersebut menjadi landasan pokok yang tidak bisa diabaikan
begitu saja. Hal ini disebabkan karena industri kreatif selalu bersifat dinamis dan
menyesuaikan dengan waktu dan tempat.
Leave Moore ( 2013 ) dalam “ Cultural and Creative Industries Concept A
Historical Perspective” menilai bahwa perkembangan industri kreatif yang terjadi di
Eropa dan Amerika diawali dengan persentuhan intensif antara budaya dengan
industrialisasi. Ia membaginya dsalam beberapa babak sejarah yang berbeda. Pendekatan

2
Ginting, Y. M. (2020). Ekonomi Kreatif Prinsip, Evolusi, dan Pengembangannya di indonesia . PekanBaru:
Yayasan CUDI. Hal. 72 ( Suharti E20192286)

7
ini menjadikan arus industrialisasi sebagai faktor utama pemicu dimulainya ‘bisnis
budaya ‘ yang terus bergerak maju dalam lintasan perkembangan dan gelombang
peradapan secara modern. Babak pertama yakni pergeseran dari masyarakat agraris ke
masyarakat industri mula-mula terjadi pertengahan abad ke 18 hingga awal abad 19. Fase
ini disebut dengan gelombang revolusi industri tahap pertama yang terjadi di Eropa
maupun kawasan Amerika Utara.
Gelombang industrialisasi babak kedua diawali dari pertengahan abad ke 19 yakni
dengan penemuan mesin-mesin yang lebih modern serta perkembangan disektor
teknologi traspormasi. Mesin uap telah dimodifikasi lebih baik, jaringan dan pembangkit
listrik dibangun dan jaringan transformasi berbasis kereta apai semakin tersedia .
selanjutnya, sejak tahun 1992, fase industri gelombangb ketiga telah memasuki titik
puncak pada sektor produksi manufaktur maupun jasa yang dikenal sebagai periode
masyarakat pasca industri. Gelombang industri selanjutnya pun memasuki wajah baru,
yakni pergeseran industri energi terbarukan dan revolusi digital ditandai dengan
penemuan teknologi informasi internet yang mengubah pola dari kebiasaan komunikasi
serta perilaku warga dinia.
Dalam persfektifyang masih saling beririsan, John Hartley ( 2007 ) dalam “ The
Evolution Of The Creative Industries ; Creative Clusters , Creative Citizens and Social
Network Markets”. Mengumukakan pula empat babakan perkembangan ekonomi kreatif.
John membagi tahapan evolusi ekonomi kreatif dalam empat pengelompokan dari sudut
waktu perkembanganya. Yang pertama adalah industri kreatif pada era pencerahan yang
terjadi sejak tahun 1700-1850, industri kreatif era industrialisasi dimulai dari tahun 1850-
1995, kemudian era industri kreatif awal terjadi antara 1995 hingga 2005 hingga saat ini.
Salah satu aspek tahapan perkembangan yang diamati oleh Hertiey dalam babakan
perkembangan industri kreatif adalah menyangkut wujud atau konten dari industri kreatif.
Ia menyimpulkan bahwa era pembabakan pertama industri kreatif ( era pencerahan )
bahwa industri kreatif berwujud pada seni dan rasionalitas. Dalam babak ini, kebudayaan
dan intelektualitas memiliki peran yang sangat besar sebagai basis dari munculnya
industri kreatif. Industri kreatif dikatagorikan sebagai industri seni dan kebudayaan..
Sementara pada babakan yang kedua industri kreatif ( era industrialisasi ) wujud
dari kegiatan industri kreatif sudah berada dalam bentuk industri yang sesungguhnya.

8
Bahkan , dalam tahap ini , industri kreatif telah bertemu pula dalam wujud media yang
ditandai dengan pola penyebaran industri kreatif. dalam instrumen media yang lebih
variatif, pada fase ini, industri kreatif telah mengambil bentuk dan dominasinya sebagai
genre ekonomi baru yang menarik sejumlah negara untuk menjadikannya sebagai
alternatif pengembangan ekonomi domestik. Babakan ketiga perkembangan industri
kreatif (industri kreatif awal)ditandai dengan semakin berkembangnya jenis-jenis industri
kreatif dalam beragam bentuk dan model yang menjangkau pasar global. Bahkan industri
kreatif hadir sebagai manifestasi dari pasar global dan kekuatan ekonomi global, Dunia
telah terhubung dalam bidang datar yang saling berhubungan dan berketergantungan.
Kemunculan teknologi informasi baru dalam bentuk internet telah membuat lanskap
ekonomi global yang baru, dimana industri kreatif menjadi salah satu kekuatannya.
Era industri kreatif saat ini yang disebut sebagai fase industri kreatif baru,
memunculkan industri kreatif tampil sebagai corak ilmu pengetahuan dan kebudayaan
digital yang baru, industri kreatif berkolaborasi dengan ilmu pengetahuan teknologi
menghasilkan lompatan produk kreatif yang kita kenal sebagai teknologi digital yang
mendorong pada terciptanya digitalisasi ekonomi secara global. Konsep industri kreatif
memang mengalami perkembangan di beberapa sisi sesuai dengan perkembangan waktu .
Ketika pengetahuan makin berkembang dan berubah, sudah pasti pula ide dan kreativitas
yang timbul ikut berbeda. Setiap fase perkembangan konsep industri kreatif telah
menghasilkan model ekonomi dan respons kebijakan yang berbeda. Potts, Cunningham
and Banks (2008) secara teoritis membagi tiga perlakuan dan faktor utama dalam
perkembangan industri kreatif, yakni:
1. Industri Kreatif sebagai Seni, menghasilkan model ekonomi negatif, dimana
kreativitas sebagai domain kegagalan pasar. Seni membutuhkan subsidi dari bagian
ekonomi lainnya. Pada kondisi ini, respons kebijakan menggunakan model
kesejahteraan. Ini disebut budaya residual.
2. Industri kreatif sebagai Media dan industri,menghasilkan model ekonomi yang netral.
Media dan industri tidak memerlukan perhatian kebijakan khusus selain kebijakan
regulasi persaingan. Ini disebut sebagai budaya dominan.
3. Industri kreatif sebagai Pasar dan Pengetahuan, menghasilkan model ekonomi positif
atau model ekonomi emergency. Dalam pola ini. Industri kreatif menjadi kasus

9
khusus yang paling menarik, menjadi pusat pertumbuhan evolusi pada batas yang
kabur (tidak jelas) antara jaringan sosial dan perusahaan ekonomi. Dalam kondisi ini
pasar memainkan peran penting dalam mengkoordinasikan adopsi dan penyimpanan
kabaruan sebagaipengetahuan. Industri kreatif sudah pada level membutuhkan
kebijakan pertumbuhan dan inovasi. Ini disebut sebagai budaya emergency
( kemunculan budaya baru ).
C. Peran Dan Pentingnya Ekonomi Baru
Gelombang revolus 3i industri 4.0 telah membawa perubahan fundamental pada
berbagai tatanan kehidupan global, ditandai dengan semakin berkembangnya kreativitas
dan inovasi dengan pemanfaatan teknologi informasi yang mendisrupsi berbagai sendi
kehidupan global, termasuk persaingan dalam bidang ekonomi.
Disrupsi tersebut dapat kita saksikan dengan cepatnya perubahan yang terjadi
akibat pemanfaatan artificial intelligence (AI), internet of things, human-machine
interface, dan merebaknya fenomena sharing economy menjadikan kreativitas dan
inovasi sebagai garda terdepan memenangkan persaingan ekonomi global.Era revolusi
industri 4.0 menjadikan ekonomi kreatif menjadi salah satu isu strategis yang layak
mendapatkan pengarusutamakan sebagai pilihan strategi memenangkan persaingan global,
ditandai dengan terus dilakukannya inovasi dan kreativitas guna meningkatkan nilai
tambah ekonomi melalui kapitalisasi ide kreatif. Ekonomi kreatif sendiri mulai dikenal
luas sejak munculnya buku The Creative Economy: How People Make Money from Ideas
yang ditulis oleh John Howkins. Istilah ekonomi kreatif dimunculkan Howkins ketika
melihat ada gelombang ekonomi baru yang melanda Amerika Serikat. Gelombang
ekonomi baru itu dicirikan dengan aktivitas ekonomi berbasis ide, gagasan, dan
kreativitas. Asumsi Howkins tentang munculnya gelombang ekonomi baru di Amerika
Serikat (AS) itu bukan tanpa dasar. Pada tahun 1997 di AS saja, perekonomian meraup
tidak kurang dari USD 414 miliar hanya dari produk barang-jasa yang berbasis
kreativitas.Secara definitif, ada banyak tafsiran mengenai pengertian ekonomi kreatif.
John Howkins sendiri memaknai ekonomi kreatif sebagai “The creation of values as a
result of idea”. Menurutnya, karakter ekonomi kreatif dicirikan dari aktivitas ekonomi

3
https://kemlu.go.id/portal/id/read/2675/berita/menlu-dorong-peran-ekonomi-kreatif-dalam-upaya-pemulihan-
ekonomi-global Diunduh pada 27 Februari. (Suharti E20192286)

10
yang bertumpu pada eksplorasi dan eksploitasi ide-ide kreatif yang memiliki nilai jual
tinggi. Sementara Roberta Comunian dan Abigail Gilmore dalam buku Higher Educatian
and the Creative Economy mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai sebuah konsep
ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide
dan pengetahuan sebagai faktor produksi yang utama.
Ekonomi kreatif dapat dikatakan sebagai konsep ekonomi di era ekonomi baru
yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of
knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam
kegiatan ekonominya. Ekonomi kreatif dengan turunan 16 sektornya antara lain fesyen,
seni, kuliner, desain produk, game on line, film, animasi, dan lainnya layak menjadi
pilihan strategi untuk terus ditumbuhkembangkan. Fenomena gangnam style yang
mewabah menjadi sekedar contoh bagaimana kreatifitas dapat menjadi mesin ekonomi
baru bagi Korea Selatan.Maka menjadi tidak berlebihan bila Howkins menyebutkan
ekonomi baru telah muncul seputar ekonomi kreatif yang dikendalikan oleh hukum
kekayaan intelektual seperti paten, hak cipta, merek, royalty, dan desain. Ekonomi kreatif
akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi baru dunia.
Pemerintah Indonesia menggelar pameran virtual tingkat global dalam
rangka International Year on Creative Economy for Sustainable Development 2021 yang
diprakarsai oleh Indonesia. Pameran bertajuk “Creative Economy for Sustainable
Development: Let's Connect!" itu dilaksanakan di sela-sela pertemuan High Level
Political Forum (HLPF) Economic Social Council (ECOSOC) PBB tanggal 6-15 Juli
2021. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam sambutan pembukaannya menyoroti
pentingnya peran ekonomi kreatif dalam upaya pemulihan ekonomi global pasca-
pandemi.Meski terdampak parah oleh pandemi, ekonomi kreatif mampu beradaptasi dan
memanfaatkan peluang yang ada sehingga dapat tetap tumbuh dan bertahan.“Industri
kreatif mampu berinovasi untuk tetap bertumbuh dan bertahan di tengah
pandemi. International Year ini harus menjadi momentum untuk meningkatkan
kemitraan dan mendukung ekonomi kreatif sebagai bagian dari upaya pemulihan
ekonomi global,". Menlu menambahkan, potensi kontribusi ekonomi kreatif terhadap
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sangat besar. Ekonomi kreatif dapat

11
mendorong pertumbuhan dan inovasi melalui penciptaan lapangan kerja dan pendapatan,
pemberdayaan perempuan dan anak muda, serta pemajuan inklusi sosial.
Menurut Menlu, terdapat 3 hal hal yang saat ini perlu difokuskan untuk
mengembangkan ekonomi kreatif.
1. Pertama, menciptakan lingkungan yang mendukung.
Untuk itu diperlukan kebijakan afirmatif (affirmative actions) guna menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya industri kreatif. Selain itu,
penting untuk meningkatkan kesadaran dan penghargaan publik terhadap potensi
industri kreatif.Dalam hal ini, pemerintah perlu mengembangkan kebijakan untuk
memastikan akses terhadap pembiayaan mikro, khususnya bagi UMKM, dan
mendorong riset dan inovasi. “Saya menantikan adanya kolaborasi lebih kuat untuk
mendukung agar negara-negara berkembang dapat memanfaatkan ekonomi kreatif
secara maksimal," kata Menlu Retno.
2. Kedua, mendukung pembelajaran sepanjang hayat.
Pembangunan SDM merupakan kunci dalam ekonomi kreatif. Saat ini masih
banyak pelaku ekonomi kreatif yang belum dapat beradaptasi dengan new normal.
Mereka butuh dukungan dan pengarahan agar dapat optimal. Hal ini dapat dicapai
dengan pelatihan vokasional dan kewirausahaan yang ditopang dengan maraknya
digitalisasi.
3. Ketiga, menumbuhkan creative hub.
Creative hub merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan dan
keberlanjutan ekonomi kreatif karena menyediakan sarana bagi pelaku ekonomi
kreatif untuk mengasah talenta, saling belajar, dan memperluas jaringan.
Indonesia ingin memilki creative hub sendiri. Untuk itu, Indonesia telah mendirikan
Global Center of Excellence and International Cooperation for Creative Economy (G-
CINC) pada tahun 2019 sebagai tidak lanjut dari World Conference on Creative
Economy (WCCE) di Bali tahun 2018. Center tersebut didesain untuk memfasilitasi
pelaku ekonomi kreatif dari Indonesia dan seluruh dunia, dengan harapan dapat
mendorong riset, pengembangan, dan kerja sama internasional. “Ekonomi kreatif
mengajarkan kita untuk selalu gigih, inovatif, dan tak pernah ragu berpikir outside the
box. Ini adalah kualitas yang kita butuhkan untuk mengatasi tantangan global yang kita

12
hadapi, termasuk pandemi, dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk seluruh
umat manusia," pungkas Menlu.
Sementara itu, Menteri Parekraf Sandiaga Uno dalam sambutannya menyampaikan
bahwa ekonomi kreatif yang berbasis pada budaya memiliki keunggulan sebagai aset
yang tidak terbatas, sehingga dapat berkontribusi bagi upaya pencapaian SDGs. Adapun
Ketua BPK RI, Agung Firman Sampurna menggarisbawahi pentingnya memperkuat
sinergi antar kementerian, lembaga, daerah, serta para pelaku industri kreatif di
Indonesia.
Pameran virtual ini menjadi sarana untuk memperkenalkan potensi UMKM kreatif
Indonesia kepada audiens global. Terdapat 30 booth yang mewakili pemerintah,
organisasi internasional, pelaku usaha ekonomi kreatif dan sektor UMKM serta
komunitas lainnya. Di setiap booth peserta akan mendapatkan informasi terkini dan
berinteraksi secara langsung.
Ekonomi kreatif berperan dalam perekonomian suatu bangsa terutama dalam
menghasilkan pendapatan (income generation), menciptakan lapangan kerja (job
creation) dan meningkatkan penerimaan hasil ekspor (export earning), meningkatkan
teknologi (technology development), menambah kekayaan intelektual (intelectual
property), dan peran sosial lainnya. Oleh karena itu, ekonomi kreatif dapat
dipandangsebagai penggerak pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu bangsa
(engine of economic growth and development). Ekonomi kreatif adalah suatu konsep
berbasis aset kreativitas yang secara potensial menghasilkan pertumbuhan dan
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.
Menurut Suryana potensial ekonomi kreatif berperan dalam menggerakkan
pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
1) Ekonomi Kreatif dapat mendorong penciptaan pendapatan, penciptaan lapangan
kerja, dan penerimaan ekspor. Selain itu, ekonomi kreatif juga dapat
mempromosikan aspek-aspek sosial (social inclusion), ragam budaya, dan
pengembangan sumber daya manusia.
2) Ekonomi kreatif memupuk ekonomi, budaya, dan aspek-aspek sosial yang saling
berhubungan dengan teknologi, kekayaan intelektual, dan tujuan-tujuan wisata.

13
3) Merupakan seperangkat ilmu pengetahuan yang berbasisi aktivitas ekonomi dengan
suatu dimensi perkembangan dan berkaitan antara tingkat makro dan mikro untuk
ekonomi secara keseluruhan.
4) Ini adalah salah satu pilihan pengembangan yang layak untuk menggugah inovasi
yang multidisiplin, respon kebijakan, dan tindakan antarkementrian.
5) Di dalam jantung ekonomi kreatif terdapat industri-industri kreatif (at the heart of
the creative economy are the creative industries).
Pendekatan lain dari peran kreativitas adalah bahwa kreativitas dipandang sebagai alat
ukur untuk proses sosial. Kreativitas dapat meningkatkan nilai ekonomi seperti
pendapatan, kesempatan kerja, dan kesejahteraan, yang pada gilirannya dapat mengurangi
permasalahan sosial seperti kemiskinan, pengangguran, rendahnya pendidikan,
kesehatan, ketimpangan, dan persoalan ketidakstabilan sosial lainnya.Oleh karena itu,
dari sudut pandang ekonomi, terdapat kaitan yang erat antara kreativitas dengan
pengembangan sosial ekonomi yang tidak terpisahkan secara khusus. Ekonomi kreatif
dapat menciptakan kesejahteraan karena dapat menciptakan kesempatan
kerja/mengurangi pengangguran, mengurangi kesenjangan, dan mendorong pembaruan
serta memanfaatkan bahan baku lokal.
D. Kekayaan Intelektual
Hak Kekayaan Intelektual (HaKi) 4 bermula dari hak cipta. Konsep hak cipta
merupakan terjemahan dari konsep copyright dalam bahasa Inggris. Secara harfiyah
artinya “hak salin”. Copyright ini diciptakan seiring dengan penemuan mesin cetak oleh
Gutenberg. Sebelumnya, proses untuk membuat salinan dari sebuah karya tulisan
memerlukan tenaga dan biaya yang hampir sama dengan proses pembuatan karya aslinya.
Sehingga, kemungkinan besar para penerbitlah, bukan para pengarang, yang pertama kali
meminta perlindungan hukum terhadap karya cetak yang dapat disalin.
Hak Kekayaan Intelektual adalah pengakuan hukum yang memberikan pemegang
hak (atas) kekayaan intelektual (HaKI) untuk mengatur penggunaan gagasan-gagasan dan
ekspresi yang diciptakannya untuk jangka waktu tertentu. Istilah ‘kekayaan intelektual’
mencerminkan bahwa hal tersebut merupakan hasil pikiran atau intelektualitas dan bahwa

4
Quraisy, M. (2011). Hak Kekayaan Intelektual (HAKi) dalam Presepktif Islam . Ekonomi Kreatif , 44-45.( Firman
E20192240)

14
hak kekayaan intelektual dapat dilindungi oleh hukum sebagaimana bentuk hak milik
lainnya. Dapat dikatakan bahwa Karya Intelektual mewakili hasil suatu pemikiran dan
kecerdasan manusia, yang dapat berbentuk penemuan, desain, seni, karya tulis atau
penerapan praktis suatu ide yang mengandung nilai ekonomis. Oleh karena itu, ia
dianggap sebagai suatu aset komersial (Pancoro, 2008).
Kekayaan Intelektual mencakup Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri, yang
terdiri atas paten, merek, desain industri, desain tata letak, sirkuit terpadu, rahasia dagang
dan varietas tanaman. Dalam Undang-undang no. 19 pasal 1 tahun 2002 disebutkan,
pengertian hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan
tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau ciptaan.
Ciptaan tersebut dapat mencakup puisi, drama, serta karya tulis lainnya, film, karya-karya
koreografis (tari, balet dan sebagainya), komposisi musik, rekaman suara, lukisan,
gambar, patung, foto, perangkat lunak komputer, siaran radio dan televisi dan (dalam
yurisdiksi tertentu) desain industri.
Hukum yang mengatur hak cipta biasanya hanya mencakup ciptaan yang berupa
perwujudan suatu gagasan tertentu dan tidak mencakup gagasan umum, konsep, fakta,
gaya, atau teknik yang mungkin terwujud atau terwakili di dalam ciptaan tersebut.
Sebagai contoh, hak cipta yang berkaitan dengan tokoh kartun Mikky Mouse melarang
pihak yang tidak berhak menyebarkan salinan kartun tersebut atau menciptakan karya
yang meniru tokoh tikus tertentu ciptaan Walt Disney tersebut. Namun tidak melarang
penciptaan atau karya seni lain mengenai tokoh tikus secara umum. Jadi jelaslah bahwa
tujuan penerapan sistem HaKI adalah pertama. Adi Pancoro dalam kesempatan lain
mengatakan bahwa pada dasarnya tujuan sistem HaKI adalah antisipasi kemungkinan
melanggar HaKI milik pihak lain dan meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar
dalam rangka komersialisasi kekayaan intelektual (Pancoro, 2008).

15
E. Gelombang Ekonomi Baru
Pada 2001 5 , Howkins menemukan kehadiran gelombang ekonomi baru yaitu,
ekonomi kreatif,beliau menyadarinya bahwa sejak 1996 sejak pertama kalinya karya hak
cipta Amerika Serikat memiliki nilai penjualan ekspor sebesar 60,18 miliar dollar yang
jauh melampau ekspor sektor lainnya, seperti otomotif, pertanian, dan pesawat terbang.
Menurut Howkins pada 1997, Amerika Serika menghasilkan 414 miliar dollar dari
produk film, musik, musik, TV, dan hak cipta lainnya. Hak cipta merupakan produk
nomer satu dalam ekspor amerika. Pada 19998 industri teater memberikan kontribusi tiga
kali lipat lebih yang berasal dari hak kekayaan intelektual. Pada 1999, Hak paten dan
merek dagang Amerika Serikat memecahkan rekor sebanyak 169.000 hak paten. Pada
tahun yang sama Swiss, mengembangkan telekomunikasi dan merupakan bidang yang
paling pesat di dunia, di antaranya 190.000 orang menggunakan media komunkasi
internet.
Dilihat dari perkembangan pasar, pasar hasil ekonomi kreatif pada dasawarsa
sekarang ini berkembang cukup menakjubkan. Peningkatan hasil ekonomi kreatif yang
paling pesat adalah bidang riset dan pengembangan sektor industri, perangkat lunak, dan
penerbitan. Pangsa terbesar kedua adalah bidang penyiaran TV, Radio, dan Desain.
Pangsa pasar ketiga adalah film dan musik. Pangsa pasar keempat adalah mainan anak-
anak, periklanan, dan arsitek. Dan, Pangsa pasar kelima adalah kerajinan, permainan
video ( Video game), pakaian, dan seni lukis (arts).
Produk ekonomi kreatif di abad ini bukan di dominasi oleh produk barang yang
riil, seperti berapa jumlah dan jenis produk yang dihasilakan, akan tetapi oleh produk-
produk yang nonriil yang mengfokuskan pada perubahan karakter dan keistimewaan
produk untuk menghasilakan kekayaan intelektual, seperti hak paten, hak cipta, royalti,
desain, dan merek dagang. Menurut Howkins “ kreativitas bukan sesuatu baru dan juga
bukan hanya bidang ekonomi, tetapi apa yang baru adalah sifat-sifat dan perluasan
hubungan dianatara itu, serta bagaimana mengombinasikan untuk menciptakan nilai dan
kekayaan baru yang luar biasa”.

5
Suryana. (2013). Ekonomi Kreatif Ekonomi Baru : Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang. Jakarta: Penerbit
Selemba Empat Hal 8.( Titis Ayu Ramadanti E20192300)

16
Perubahan desain, tipe, keistimewaan produk, dan merek dagang yang lebih cepat
telah menciptakan siklus hidup produk yang lebih cepat pula. Hal ini menggambarkan
bahwa dengan pembaruan produk dan peningkatan nilai tambah yang semakin cepat,
daya saing produk yang semakin tinggi. Siklus hidup produk yang semakin pendek,
selain menggambarkan pemabaruan yang lebih cepat,yang berarti pula perubahan nilai
tambah dan harga jual. Dengan fenomena tersebu, telah tejadi hukum kekayaan
intelektual dalam bidang penawaran produk, “semakin tinggi dan semakin
cepatpenawaran karakter produk baru hasil kekayaan intelektual, cenderung semakin
tinggi harga jual pruduk tersebut”. Tinggi rendahnya harga produk bukan ditentukan oleh
jumlah produk yang ditawarkan, tetapi oleh kecepatan perubahan karakter produk baru
sebagai hasil kekayaan intelektual. Sebaliknya, “Semakin lambat pembaruan karakter
produk baru sebagai hasil kekayaan intelektual maka cenderung semakin rendah harga
relatif produk tersebut”.
Akhir-akhir ini, berbagai perusahaan telah banyak berusaha secara kreatif dan
inovatif dengan mengembangkan teknik rekaya produk, desain produk, mode, merek, dn
keunikan-unikan lainnya sebagai kekayaan intelektual. Pengembangan desain, tipe,
merek dagang baru tidak lain untuk menciptakan nilai tambah dan daya saing baru.
Karena perubahan karakter produk berarti peningkatan nilai tambah. Peningkata nilai
tambah berarti peningkatan kualitas. Peningkatan kualitas berarti peningkatan daya saing.
Peningkatan daya saing berarti hambatan masuk bagi perusahaan lain untuk bersaing.
Dengan pembaruan produk dan daya saing inilah, perusahaan-perusahaan menciptakan
hambatan masuk ( Barrier to entry) bagi perusahaan pesaing. perusahaan yang memiliki
dur hidup produk yang lebih cepat cenderung lebih unggul dan memiliki daya saing yang
lebig kuat.
Produk-produk ekonomi kreatif hasil kekayaan intelektual, seperti hak paten,
merek dagang, desain, dan royalti dari negara-negara maju, tentu saja membanjiri pasar
engara-negara sedang berkembang seperti indonesia. Tidak sedikit alat kebutuhan hidup
dari mulai alat kebutuhan primer, sekender, dan tersier yang dihasilkan perusahaan asing,
baik yang berasal dari impor maupun produk asing yang dibuat di indonesia. Perusahaan-
Perusahaan tersebut menguasai berbagai bidang mulai dari industri makanan, minuman,
pakaian, pertanian, perikanan, perkebunan, pertmabngan, perindustrian, telekomunikasi,

17
dan keuangan. Ekonomi kreatif memang telah menjadi kekuatan baru pada abad ini dan
merupakan mesin pendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara karena dapat
menciptakan lapangan kerja, miningkatkan pendepatan, mendorong ekspor,
menghasilkan devisa, dan dapat menggali potensi-potensi lokal. Ekonomi kreatif di
negara-negara lain telah mewarnai kehidupan dan cara berpikir masyarakatnya. Cara
berpikir dan persoalan-persoalan ekonomi tentang barang apa yang dihasilakan,
bagaiman dihasilkan, berapa banyak dan untuk siapa barang tersebut di produksi sangat
bergantung pada kreativitas kelas kreatif. Berbeda dengan ekonomi konvensional dimana
persoalan ekonomi seperti apa, bagaimana, dan untuk siapa dipecahakan oleh sistem
ekonomi, seperti mekanisme pasar, pemerintah, dan campuran. Sedangkan dalam
ekonomi kreatif, persoalan tersebut ditentukan oleh kelas kreatif untuk menghasilkan ide,
gagasan, dan penemuan-penemuan sebagai kekayaan intelektual, dan pembisnis berperan
sebagai inovator yang melakukan tindakan untuk menghasilakan nilai tambah, serta
pemerintah sebagai katalisator yang berperan dalam mendorong dan menciptakan iklim
usaha kreatif untuk menciptakan kesejahteraan.
Sekarang ini banyak negara yang pembangunan ekonominya melalui ekonomi
kreatif, karena dengan ekonomi kreatif, sumber daya lebih efisien dan produktif. Sumber
daya lebih efisien dan produktif disebabkan faktor-faktor berikut :
1. Kegiaatan ekonomi yang mengutamakan kekayaan intelektual dapat memperbarui
sumber daya ekonomi melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan
kegiatan ekonomi yang berorientasi pada produk riil, bahan bakunya umumnya tidak
dapat diperbarui sehingga akan berkurang dan habis.
2. Dengan ekonomi kreatif sumber daya manusia lebih efisien, penggantian tenaga
kerja oleh mesin atau komputer tidak menimbulkan pengangguran. Pekerjaan yang
dapat dilakukan oleh mesin atau komputer sebaiknya tidak dikerjakan oleh manusia,
tetapi oleh mesin atau komputer yang tidak bisa mengeksploitasi sesuatu. Sumber
daya manusia sebaiknya digunakan dan dialihkan untuk berpikir kreatis
mengeksploitasi sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh komputer.
3. Biaya awal ekonomi kreatif lebih efisien dari pada biaya awal perusahaan. Biaya
awal perusahaan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk mngorganisir faktor-

18
faktorproduksi, sedangkan biaya awal ekonomi kreatif relatif lebih kecil karena
hanya membutuhkan kreativitas individu.
4. Pada ekonomi kreatif berlaku hukum penawaran hasil kekayaan intelektual, yaitu
sebagai berikut. “Semakin banyak produk-produk baru intelektual yang dihasilkan
maka semakin tinggi nilai tambah dan harga produk tersebut”.

19
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Ekonomi kreatif merupakan kegiatan ekonomi yang digerakkan oleh industri kreatif yang
mengutamakan peranan kekayaan intelektual. Industri kreatif itu sendiri digerakkan oleh
para enterpreneur , yaitu orang yang memiliki kemampuan kreatif dan inovatif. Istilah
Ekonomi kreatif berkembang dari konsep modal berbasis kreatifitas yang dapat
berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.Menurut Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dalam Agung Pascasuseno , ekonomi kreatif merupakan ekonomi
gelombang ke-4 yang mana kelanjutan dari ekonomi gelombang ketiga dengan orientasi
pada kreativitas, budaya, serta warisan budaya dan lingkungan.
Terdapat pergeseran orientasi gelombang ekonomi dalam sejarah
manusia. Dimulai dari perubahan era pertanian ke era industrialisasi, setelah itu terbentuk
era informasi yang diikuti dengan penemuan-penemuan bidang teknologi
informasi. Pergeseran gelombang ini telah membawa peradaban yang baru dan semakin
berkembang bagi manusia. Industrialisasi menciptakan suatu pola kerja, pola produksi
dan pola distribusi yang lebih murah dan lebih efisien. Adanya perkembangan seperti
penemuan baru di bidang teknologi informasi dan komunikasi seperti adanya
internet, email, Google PlayStore, dan sebagainya semakin mendorong manusia menjadi
lebih aktif dan produktif dalam menemukan teknologi-teknologi baru.
Dampak yang muncul akibat dari fenomena perubahan gelombang ini adalah munculnya
daya saing atau kompetisi pasar yang semakin besar. Kondisi ini menuntut perusahaan
mencari cara agar bisa menekan biaya semurah mungkin dan se‐efisien mungkin guna
mempertahankan eksistensinya. Negara-negara maju mulai menyadari bahwa saat ini
mereka tidak bisa hanya mengandalkan bidang industri sebagai sumber ekonomi di
negaranya tetapi mereka harus lebih mengandalkan sumber daya manusia yang kreatif
karena kreativitas manusia itu berasal dari daya pikirnya yang menjadi modal dasar untuk
menciptakan inovasi dalam menghadapi daya saing atau kompetisi pasar yang semakin
besar. Sehingga pada tahun 1990‐an dimulailah era ekonomi baru yang mengutamakan
informasi dan kreativitas dan populer dengan sebutan Ekonomi Kreatif yang digerakkan
oleh sektor industri yang disebut Industri Kreatif. Ekonomi kreatif adalah suatu konsep

20
untuk merealisasikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan berbasis
kreativitas. Pemanfaatansumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tidak
terbatas, yaitu ide, gagasan, bakat atau talenta dan kreativitas. Nilai ekonomi dari suatu
produk atau jasa di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi
seperti pada era industri, tetapi lebih kepada pemanfaatan kreativitas dan penciptaan
inovasi melalui perkembangan teknologi yang semakin maju. Industri tidak dapat lagi
bersaing di pasar global dengan hanya mengandalkan harga atau kualitas produk
saja, tetapi harus bersaing berbasiskan inovasi, kreativitas dan imajinasi.
Mengutip dari Cetak Biru Ekonomi Kreatif 2025, ekonomi kreatif merupakan suatu
penciptaan nilai tambah berbasis ide yang lahir dari kreativitas sumber daya manusia dan
berbasis pemanfaatan ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan
teknologi. Kreativitas tidak sebatas pada karya yang berbasis seni dan budaya, namun
juga bisa berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, engineering dan ilmu telekomunikasi.
Ekonomi Kreatif sebagai penggerak terciptanya Indonesia yang berdaya saing dan
masyarakat berkualitas hidup a.Berdaya saing yang ingin diwujudkan adalah sebuah
kondisi masyarakat yang kreatif, mampu berkompetisi secara adil, jujur dan menjunjung
tinggi etika, unggul di tingkat nasional maupun global, dan memiliki kemampuan untuk
terus melakukan perbaikan , dan selalu berpikir positif untuk menghadapi tantangan dan
permasalahan, b.Berkualitas Hidup yang ingin diwujudkan adalah sebuah kondisi
masyarakat yang bahagia, yaitu: sehat jasmani dan rohani, berpendidikan, memiliki
kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan, memiliki kehidupan yang
seimbang, memiliki kepedulian sosial, memiliki toleransi dalam menerima perbedaan
yang ada, dan menginterpretasikan nilai dan kearifan lokal, warisan budaya, tradisi secara
bijaksana, mampu mengembangkan dan memanfaatkan budaya, dan menjadikan budaya
sebagai dasar penciptaan jatidiri dan karakter bangsa-nya.

21
Daftar Pustaka
Ginting, Y. M. (2020). Ekonomi Kreatif Prinsip, Evolusi, dan Pengembangannya di indonesia . PekanBaru:
Yayasan CUDI.
Purnomo, R. A. (2016). Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia . Surakarta : Ziyad Visi Media .
Quraisy, M. (2011). Hak Kekayaan Intelektual (HAKi) dalam Presepktif Islam . Ekonomi Kreatif , 44-45.
Suryana. (2013). Ekonomi Kreatif Ekonomi Baru : Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang. Jakarta:
Penerbit Selemba Empat.
https://kemlu.go.id/portal/id/read/2675/berita/menlu-dorong-peran-ekonomi-kreatif-dalam-upaya-
pemulihan-ekonomi-global Diunduh pada 27 Februari.

22

You might also like