Article+0104 368 375
Article+0104 368 375
https://journal.literasisains.id/index.php/INSOLOGI
ISSN 2828-4984 (Media Online) | ISSN 2828-4992 (Media Cetak)
Vol. 1 No. 4 (Agustus 2022) 368-375
DOI: 10.55123/insologi.v1i4.633
Submitted: 06-07-2022 | Accepted: 04-08-2022 | Published: 29-08-2022
Abstract
Energy is one of the basic needs of all industrial and household needs in the social sphere. Along with
population economic growth, regional development and development from year to year, the need for
energy fulfillment in all sectors nationally is also getting bigger. The results of a study by the Department
of Energy and Mineral Resources explain that Indonesia's total energy consumption per capita is
increasing every year with growth of more than 5%. One type of renewable energy is biodiesel. Biodiesel
is a fuel oil (BBM) as one of the supporting capacities of human life which will continue to experience an
increase in demand along with the increase in population from year to year. Currently, the need for fuel
for people around the world is increasing, while fossil fuel reserves are running low. This situation has
resulted in scientists developing alternative energy sources which are expected to be able to overcome the
energy crisis in the future. In an effort to find, develop, and extract energy sources, the main factors are
energy, economy, and ecology. Making green energy in this study we review the process methods that can
be used to make biofuel from Pakm Oil raw materials, process methods include the cracking method,
hydrocracking method, In this research, the process method that produces the largest % yield is the
hydrocracking process method using a Pd/Al2O3 catalyst of 94%.
Abstrak
Energi adalah salah satu kebutuhan dasar dari semua kebutuhan industri dan rumah tangga dalam lingkup
sosial. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi penduduk, pengembangan wilayah dan pembangunan dari
tahun ke tahun, kebutuhan akan pemenuhan energi di seluruh sektor secara nasional juga semakin besar.
Hasil kajian Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral memaparkan bahwa total konsumsi energi per
kapita Indonesia meningkat setiap tahunnya dengan pertumbuhan di atas 5%. Salah satu jenis energi
terbarukan tersebut adalah biodiesel. Biodiesel merupakan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai salah
satu daya dukung kehidupan manusia yang akan terus mengalami peningkatan kebutuhannya seiring
dengan adanya peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Saat ini kebutuhan bahan bakar bagi
penduduk diseluruh dunia semakin meningkat, sementara cadangan bahan bakar fosil semakin menipis.
Keadaan ini mengakibatkan para ilmuan mengembangkan sumber-sumber energi alternatif yang
diharapkan mampu mengatasi krisis energi di masa yang akan datang. Dalam upaya pencarian,
pengembangan, dan penggalian sumber energi harus mempertimbangkan faktor utama yaitu energi,
ekonomi, dan ekologi. Pembuatan green energy dalam penelitian ini kami mereview metode proses yag
dapat digunakan untuk membuat biofuel dari bahan baku Pakm Oil, metode proses antara lain, meode
cracking, metode hydrocracking, dalam penelitian ini didapat metode proses yang menghasilkan %yield
terbesar yaitu metode proses hydrocracking dengan menggukan katalis Pd/Al2O3 sebesar 94 %.
1. PENDAHULUAN
Energi adalah salah satu kebutuhan dasar dari semua kebutuhan industri dan rumah
tangga dalam lingkup sosial. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi penduduk,
pengembangan wilayah dan pembangunan dari tahun ke tahun, kebutuhan akan
pemenuhan energi di seluruh sektor secara nasional juga semakin besar. Hasil kajian
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral memaparkan bahwa total konsumsi
energi per kapita Indonesia meningkat setiap tahunnya dengan pertumbuhan di atas 5%
(Pusdatin, 2010).
Crude palm oil (CPO) adalah salah satu jenis minyak nabati yang paling banyak
dikonsumsi oleh masyarakat dunia, yakni sekitar 40% dari seluruh jenis minyak nabati.
Pemanfaatan minyak ini pun sangat beragam, terutama sebagai bahan pangan, industri
kosmetik, industri kimia, industri pakan ternak, dan lain-lain. Seperti namanya, crude
palm oil merupakan minyak kelapa sawit mentah. Produk ini diperoleh dari hasil
ekstrkasi atau proses pengempaan daging buah (mesocarp) kelapa sawit umumnya dari
spesies Elaeis guineensis dan belum mengalami pemurnian.
Minyak kelapa sawit mentah berbeda dengan minyak inti kelapa sawit (palm kernel
oil) sekalipun keduanya dihasilkan oleh buah yang sama. Selain itu, minyak kelapa
sawit mentah juga berbeda dengan minyak kelapa yang dihasilkan dari inti buah kelapa
(Cocos nuifcera). Perbedaan ini terletak pada kandungan yang dimiliki oleh masing-
masing jenis minyak. CPO pada dasarnya mempunyai warna kemerahan karena adanya
kandungan beta-karoten yang tinggi. Beta karoten sendiri merupakan senyawa awalan
vitamin A yang juga merupakan pigmen berwarna dominan merah-jingga yang secara
alami ada pada tumbuhan termasuk buah-buahan.
Sementara itu, inti minyak kelapa sawit tidak memiliki kandungan beta-karoten
sehingga dari komposisi warnanya pun berbeda. Adapun perbedaan kandungan lemak
jenuh di antara minyak kelapa sawit mentah, minyak inti kelapa, dan minyak kelapa
cukup signifikan, yakni berturut-turut 41%, 81%, dan 86%. (Marshall, 2007)
Biofuel adalah nama lain dari bahan bakar hayati atau bahan bakar nabati. Biofuel
adalah bahan bakar hasil pengolahan bahan-bahan organik biomassa. Kata “bio” di
ambil dari sifat produksinya yang berbahan dasar dari senyawa-senyawa dalam makhluk
hidup seperti tanaman dan hewan. Biofuel tentu berbeda dengan kebanyakan bahan
bakar yang berbahan dasar minyak bumi atau batubara. Biofuel menggunakan Sumber
Daya Alam dapat diperbarui sebagai bahan dasarnya. Sehingga, biofuel menjadi
harapan besar saat ini untuk menciptakan sustainabilitas lingkungan untuk masa depan.
Dalam proses pembuatan serta pengolahanya, bahan bakar nabati umumnya melibatkan
fiksasi karbon kontemporer, seperti yang terjadi pada tumbuhan atau mikroalga melalui
proses fotosintesis.Berbagai macam jenis tanaman hasil komoditas Indonesia bisa
digunakan sebagai bahan dasar biofuel. Secara total, terdapat 50-60 spesies komoditas
tanaman alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan biofuel
Salah satu jenis energi terbarukan tersebut adalah biofuel. Biofuel merupakan
Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai salah satu daya dukung kehidupan manusia yang
akan terus mengalami peningkatan kebutuhannya seiring dengan adanya peningkatan
jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Saat ini kebutuhan bahan bakar bagi penduduk
diseluruh dunia semakin meningkat, sementara cadangan bahan bakar fosil semakin
menipis. Keadaan ini mengakibatkan para ilmuan mengembangkan sumber-sumber
energi alternatif yang diharapkan mampu mengatasi krisis energi di masa yang akan
datang. Dalam upaya pencarian, pengembangan, dan penggalian sumber energi harus
mempertimbangkan faktor utama yaitu energi, ekonomi, dan ekologi (Nugroho, 2014).
Ketergantungan terhadap energi yang bersumber dari bahan bakar fossil terutama
minyak bumi telah mendorong banyak negara termasuk Indonesia untuk
mengembangkan bahan bakar nabati. Beberapa bahan baku untuk pembuatan biodiesel
diantaranya adalah kelapa sawit, kedelai, jarak pagar, dan kacang kedelai. Dari beberapa
bahan baku tersebut maka bahan bakar nabati yang paling potensial untuk digunakan
sebagai bahan baku pembuatan biodiesel adalah kelapa sawit mengingat ketersediaan
bahan baku yang cukup melimpah dalam bentuk minyak kelapa sawit. Saat ini
Indonesia merupakan produsen dan eksportir minyak kelapa sawit terbesar di dunia
yang ditunjukkan oleh share ekspor Indonesia sebesar 45.50 % periode tahun 2001-2017
(Trade Map, 2018) dan ekspornya mampu dari kapasitas produksi terpasang industri
biodiesel dariminyak kelapa sawit yaitu 3.184.311 kiloliter/tahun tercatat baru sekitar
10% atau 318.431 kiloliter/tahun yang terpakai mencukupi sekitar 37 % dari konsumsi
global (Oil World, 2017). Sejak pengembangan bahan bakar nabati dimulai pada tahun
2004 di Indonesia.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan metode review dari berbagai metode proses,
memahami apa inti dari tema atau topic yang tercantum di dalam jurnal tersebut. Pada
jurnal ilmiah maka review dilakukan untuk memmahai proses dan hasil penelitian yang
tercantum di dalamnya. Metode review jurnal ini dilakukan dengn cara pencarian jurnal
terdahulu mengenai tentang produksi biofuel menggunakan bahan baku Palm oil.
1. Metode Cracking
Cracking atau perengkahan pada prinsipya adalah proses pemutusan dimana molekul
organic yang kompleks menjadi molekul yang sederhana sehingga dapat digunakan
sebagai bahan bakar yang lebih baik dari minyak nabati. dalam prakteknya, cracking
minyak nabati untuk menghasilkan bahan bakar cair hanya mungkin dicapai dengan
bantuan katalis. Hal ini berarti pula bahwa salah satu kunci peranan penting penyangga
berperan dalam aktivitas suatu katalis heterogen.
100%
80,60%
80%
67,20%
% YIELD
60%
46%
40%
40%
26,40% 27,59% 24,38%
20% 12,91%
0%
JENIS KATALIS
Gambar 1. Perbandingan Produksi Biofuel Menggunakan Metode Cracking (A. Budianto, dkk
2014)(A.Budianto, dkk 2019)(Daniatus. Hajj, dkk 2019)(Tillotama, dkk 2012) Bhatia, dkk
(2009)Kadarwati, dkk (2015)Istadi, dkk (2020)Musa, dkk (2018)
Dari Gambar 1 dapat dilihat yield Biofuel tertinggi sebesar 80.60% menggunakan
katalis Ni/Zeolite .Gambar 1 menunjukkan bahwa kondisi yang terbaik diperoleh yaitu
pada proses produksi biofuel menggunakan katalis Ni/Zeolite yang dilakukan oleh
Kadarwati dkk. Dengan komposisi katalis Ni/Zeolite pada suhu 500 oC dengan %Yield
tertinggi..
2. Metode Hydrocracking
100% 94%
82,05%
80%
63,21%
% YIELD
60% 50,32%
42%
40%
20%
0%
Ni/SAPO-34 molybdenum Cr/acid activated Pd/Al2O3 Ni-Mg/γ-Al2O3
nitride-bentonite natural zeolite
JENIS KATALIS
Gambar 2. Perbandingan Produksi Biofuel Menggunakan Metode Hydroracking (Anindita, dkk 2014)
Tao Li, dkk (2016)Hassanudin, dkk (2022)Wijaya, dkk (2013)Shiranum. N, dkk (2020)Kadarwati(2015)
Dari Gambar 2 dapat dilihat yield Biofuel tertinggi sebesar 94% menggunakan katalis
Pd/Al2O3. Gambar 2 menunjukkan bahwa kondisi yang terbaik diperoleh yaitu pada
proses produksi biofuel menggunakan katalis Pd/Al2O3 yang dilakukan oleh Kadarwati.
dkk. Dengan komposisi katalis Pd/Al2O3 pada suhu 400 oC dengan %Yield tertinggi.
100% 94,00%
80,60% 82,05%
80%
67,20%
60%
% YIELD
40%
20%
0%
Cracking (Ni/Zeolite) cracking (HZSM-5) Hydrocracking ( Hydrocracking (
Pd/Al2O3 ) Cr/acid activated
natural zeolite )
Gambar 3. Grafik Perbandingan Biofuel dari Berbagai Macam Metode Proses (Kadarwati, dkk 2015)(A.
Budianto, dkk 2014)(Wijaya, dkk 2013)(Shiranun, dkk 2020)
Dari Gambar 3 dapat diketahui bahwa pembuatan biofuel yang mengahsilkan %yield
terbesar adalah metode proses pembuatan menggunakan metode Hydrocracking dengan
katalis Pd/Al2O3 yang dilakukan oleh Shiranum. N dkk yaitu menghasilkan %yield
sebesar 94%. sedangkan untuk hasil %yield metode proses pembuatan biofuel
menggunakan metode cracking dengan katalis Ni/Zeolite menghasilkan %yield sebesar
80.60% yang dilakukan oleh Kadarwati., dkk.
4. KESIMPULAN
Dari review jurnal yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Metode produksi
pembuatan biofuel terbaik yaitu metode Hydrocracking menghasilkan %yield sebesar
94% dan metode Cracking menghasilkan %yield sebesar 80.60%. Katalis yang
menghasilkan %yield terbaik yaitu menggunakan metode Hydrocracking dengan katalis
Pd/Al2O3 yang menghasilakan %yield sebesar 94%.
REFERENCES
Anggraeni, A.S. (2015) „Pembuatan Katalis Padat K/Γ-Al2o3 Untuk Prores Transesterifikasi Minyak
Kelapa Sawit Rbd‟.
A. Budianto, D. H. Prajitno, and K. Budhikarjono, “Biofuel production from candlenut oil using catalytic
cracking process with Zn/HZSM-5 catalyst” ARPN J. Eng. Appl. Sci., vol. 9, no. 11, pp. 2121–
2124, 2014.
A. Budianto, D. H. Prajitno, A. Roesyadi, and K. Budhikarjono, “Hzsm-5 catalyst for cracking palm oil
to biodiesel: A comparative study with and without pt and pd impregnation” Sci. Study Res.
Chem. Chem. Eng. Biotechnol. Food Ind., vol. 15, no. 1, pp. 81–90, 2014.
Baharsyah, A. et al. (2013) „Optimasi Proses Pembuatan Biodiesel Berbantukan Gelombang Ultrasonik
dari Blending Minyak Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) dan Minyak Jarak ( Jatropha Curcas Oil)‟,
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 2(3), pp. 130–137.
Budianto, A. et al. (2014) „Hzsm-5 catalyst for cracking palm oil to biodiesel: A comparative study with
and without pt and pd impregnation‟, Scientific Study and Research: Chemistry and Chemical
Engineering, Biotechnology, Food Industry, 15(1), pp. 81–90.
Boey, P., Maniam, G.P., Hamid, S.A. (2011) Performance of calcium oxide as a heterogeneous catalyst
in biodiesel production: A Review, Chemical Engineering Journal, 168, 15-22.
Daryono, E.D. (2020) „Proses Interesterifikasi Minyak Kelapa Sawit Menjadi Biodiesel Dengan Co-
solvent Metil Ester‟, Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan, 4(1), pp. 1–8.
Nurjannaah and HP., D. (2010) „Produksi Biofuel dari Minyak Kelapa Sawit dengan Katalis Au/HZSM-5
dan Kompositnya‟, Jurnal Teknik ITS, 1(1), pp. 142–146
Nugroho, A M P, Fitriyanto D, Roesyadi A. (2014) Pembuatan Biofuel dari minyak kelapa sawit melalui
proses Hydrocracking dengan Katalis Ni-Mg/y-Al2O3. Jurnal Teknik POMITS Vol 3 No.2
Oil World. Fakta Kelapa Sawit Indonesia dalam Tim Advokasi Minyak Sawit Indonesia-Dewan Minyak
Sawit Indonesia (TAMSI-DMSI) Indonesia (ID), 2017
Padil, P., Wahyuningsih, S. and Awaluddin, A. (2010) „Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa melalui
Reaksi Metanolisis Menggunakan Katalis CaCO3 yang dipijarkan‟, Jurnal Natur Indonesia, 13(1),
p. 27. doi:10.31258/jnat.13.1.27-32
Pusdatin. 2010, Buku Pegangan Statistik Ekonomi Energi Indonesia, DESDM 2010.
Sari, T.I. et al. (2011) „Katalis basa heterogen Campuran CaO dan SrO Pada Reaksi Tranesterifikasi
Minyak Kelapa Sawit‟, Prosiding Seminar Nasional AVoER ke- 3, pp. 26–27.
Singh, G. N., & Bharj, R. S. (2019). Study of physical-chemical properties for 2nd generation ethanol-
blended diesel fuel in India. Sustainable Chemistry and Pharmacy, 12, 100130.
Trade Map. 2018. List of importing market for a product import by United States of America Product:
151190 Palm Oil and fractions, wheter or not refined. Tersedia pada :https://trademap.org//
diakses tanggal 17 Juni 2021
Tuti Indah .S., M. Said Adhitya Summa .W. dan Ani .K. Sari. 2011. “Katalis Basa Heterogen Campuran
CaO & SrO Pada Reaksi Transesterifikasi Minyak Kelapa Sawit”. Prosiding Seminar Nasional
AVoER ke-3. Palembang, Indonesia. Oktober 26-27.)
Yitnowati, U., Yoeswono, Wahyuningsih, T., D. & Tahir, I. 2008. Pemanfaatan Abu Tandan Kosong
Sawit sebagai Sumber Katalis Basa (K2CO3) pada Pembuatan Biodiesel Minyak Jarak Ricinus
communis.