0% found this document useful (0 votes)
16 views11 pages

Kenni Debora

This document analyzes the competitive strategy of MumTaaz Thai Tea, a small business selling Thai tea in Pangkalpinang, Indonesia. It begins by introducing the growing popularity of Thai tea businesses. It then provides data on the number of Thai tea businesses in several areas of Pangkalpinang, showing MumTaaz faces significant competition. The document discusses how businesses must have strategies to develop new products, improve quality, and manage the business well amid competition. It aims to understand the threats from new entrants, suppliers, buyers, substitute products, and industry rivals. The analysis will use Porter's Five Forces framework to identify the competitive strategy for MumTaaz Thai Tea.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
16 views11 pages

Kenni Debora

This document analyzes the competitive strategy of MumTaaz Thai Tea, a small business selling Thai tea in Pangkalpinang, Indonesia. It begins by introducing the growing popularity of Thai tea businesses. It then provides data on the number of Thai tea businesses in several areas of Pangkalpinang, showing MumTaaz faces significant competition. The document discusses how businesses must have strategies to develop new products, improve quality, and manage the business well amid competition. It aims to understand the threats from new entrants, suppliers, buyers, substitute products, and industry rivals. The analysis will use Porter's Five Forces framework to identify the competitive strategy for MumTaaz Thai Tea.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 11

JURNAL PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JPMB), STIE-IBEK VOL 6 | No.

2 | November 2019 | ISSN 2354-5682


196

ANALISIS STRATEGI BERSAING USAHA MINUMAN THAI


TEA MELALUI PENDEKATAN LIMA KEKUATAN PORTER
(STUDI KASUS PADA USAHA PEDAGANG KAKI LIMA
MUMTAAZ THAI TEA, BUKIT MERAPIN,
PANGKALPINANG)
KENNI DEBORA
Rizal R. Manullang
Arka’a Ahmad Agin

Management Program
STIE-IBEK Bangka Belitung
Pangkalpinang, Indonesia
[email protected]

Abstract - Purpose of this research is to know what kind of mengikuti perkembangan usaha minuman yang sedang
competitive strategy that should be used for MumTaaz Thai kekinian, yaitu Thai Tea. Para pelaku usaha yang ingin
Tea have on facing the beverage industry competition. Type membuka usaha ini pun tergolong mudah dan dengan modal
of research descriptive with qualitative approach. Type of yang rendah, cocok bagi pelaku usaha yang baru ingin
data that is used in this research is primary data which is merintis usaha tapi tidak dengan modal yang cukup.
owner and secondary data that are document, literature,
internet, journal and ect. Data collection technique that is Fakta di lapangan menunjukan bahwa jumlah pelaku
used are observation, interview, documentation, and usaha minuman Thai Tea tersebar hampir diseluruh wilayah
literature. Processing and analyzing data using descriptive Pangkalpinang. Konsentrasi lokasi para pelaku usaha
analysis that’s do for identifying competitive strategy by tersebut mayoritas di pinggir – pinggir jalan raya yang
using five forces porter at MumTaaz Thai Tea. Result of this banyak dilalui oleh pengguna jalan. Berikut ini adalah data
research shows by MumTaaz Thai Tea were in the position jumlah pelaku usaha minuman Thai Tea di beberapa jalan di
of quadrant I (one) that is anaggressive and strategy that isi Pangkalpinang:
right for this position is the growth oriented strategy
(Growth Oriented Strategy). So the alternative strategy that TABEL 1
is suiteable for the business development of MumTaaz Thai Jumlah Pelaku Usaha Thai Tea di wilayah
Tea is by using SWOT matrix is strategy S-O (Strenght- Pangkalpinang
Opportunities). Strategy that should be used is minimize of
the internal problems and maximine the ultilization of Jumlah
Pusat
opportunities in the confront of existing threats. No Nama Jalan Pelaku
Keramaian
Usaha
Keyword: Five Forces Porter, SWOT Analysis and Kacang Kampus Pertiba
Competitive Strategy. 1 8
Pedang & STIE IBEK
Bukit MM Acing & TJ
2 15
Merapin Tower
I. PENDAHULUAN 3 Selindung BES Cinema 8
Asoka & Pasar
Seiring dengan perkembangan ekonomi yang meningkat 4 Jln. Baru 8
Pagi
sekarang ini para pelaku usaha di Indonesia mempunyai 5 Semabung TJ Mart 10
banyak peluang dalam membuat tempat usaha yang baru Sumber: Hasil Observasi Lapangan Oleh Peneliti (2019)
baik usaha makanan atau minuman. Dan salah satu usaha
yang sedang kekinian dan berkembang pesat saat ini adalah MumTaaz adalah salah satu dari sekian banyak usaha
usaha industri minuman. Produk minuman kini telah industri minuman jenis Thai Tea yang hadir di kota
banyak dijual di swalayan, pusat perbelanjaan, gerai-gerai Pangkalpinang. Melihat perkembangan dari usaha minuman
minuman maupun yang dijual di pinggir jalan. Hadirannya jenis Thai Tea yang ada di Kota Pangkalpinang, banyak
usaha industri minuman ini menawarkan berbagai macam bermunculan merek minuman Thai Tea di Kota
variasi, mulai dari teh, kopi, susu, dan sebagainya yang Pangkalpinang. Dengan banyaknya pelaku usaha minuman
ditawarkan pun beragam dari yang ukuran small, medium, Thai tea, maka persaingan akan terjadi antara pelaku usaha
large dan kemasannya pun dibuat semenarik mungkin dengan pelaku usaha baru Thai Tea yang menjadi semakin
dengan beragam variasi. Salah satu jenis minuman yang ketat. Dalam perkembangan usaha Thai Tea ini, MumTaaz
sedang berkembang di Indonesia, khususnya di wilayah menghadapi berbagai kendala/masalah yang harus dihadapi.
Pangkalpinang adalah Minuman asal Thailand yaitu Thai Hal ini bisa dilihat dari tingkat penjualan minuman, dengan
Tea. Kota Pangkalpinang menjadi salah satu kota yang munculnya pesaing (competitor) yang semakin banyak.
www.stie-ibek.ac.id
©2019, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JPMB), STIE-IBEK VOL 6 | No. 2 | November 2019 | ISSN 2354-5682
197

Semakin banyak pesaing, semakin sedikit pendapatan yang Perusahaan harus mampu menentukan posisinya sehingga
diperoleh. Oleh karena itu, pelaku usaha harus menemukan dapat mempertahankan eksistensinya dan mampu
strategi untuk meningkatkan penjualan. menggunakan keunggulannya untuk meraih keuntungan.
Dalam sebuah bisnis perusahaan harus memiliki strategi
untuk terus mengembangkan produknya dalam menciptakan GAMBAR 1
inovasi baru pada produk maupun meningkatkan kualitas Porter’s Five Forces Analysis
pelayanan dan produk itu sendiri untuk meningkatkan
penjualan dan laba (profit) di tengah persaingan. Perusahaan
harus mengelola usahanya dengan menggunakan
manajemen yang baik agar pelaku usaha dapat bertahan di
tengah perkembangan jaman serta dapat bersaing
dengan pelaku usaha lain. Persaingan secara tidak
langsung membuat suatu perusahaan semakin kreatif
serta berprestasi dalam rangka untuk tetap bertahan dan
memperoleh kesuksesan pelaku usaha harus memiliki
keuntungan lebih dari pesaing lainnya.

Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk :


1. Mampu mengetahui besarnya ancaman yang diberikan
oleh Pendatang Baru. Sumber: Porter (1994)
2. Mampu mengetahui besarnya ancaman yang diberikan
oleh Pemasok. 1. Ancaman Pendatang Baru
3. Mampu mengetahui besarnya ancaman yang diberikan Pendatang baru di dalam suatu industri membawa
oleh Pembeli. kapasitas baru, keinginan untuk mendapatkan bagian
4. Mampu mengetahui besarnya ancaman yang diberikan pasar, serta sering kali juga sumber daya utama.
oleh Produk Pengganti. Akibatnya harga dapat menjadi turun atapun biaya
5. Mampu mengetahui besarnya ancaman yang diberikan membengkak, sehingga mengurangi profitabilitas.
oleh Persaingan Antar Pelaku Usaha. Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri
tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung
dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada. Ada
II. LANDASAN TEORI beberapa faktor yang menjadi sumber utama rintangan
masuk (Porter, 2007), yaitu:
Manajemen Strategi 1. Diferensiasi produk menggambarkan bahwa
Menurut Jauch & Glueck (1999) terjemahan murad dan perusahaan mempunyai pelanggan yang setia, merek
Henry Sitanggang, Manajemen Strategis adalah sejumlah yang sudah dikenal, barang atau layanan jasa yang
keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan tersedia, kualitas yang baik dari produk atau layanan
suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk jasa, pelayanan yang tepat waktu dan responsif.
membantu mencapai sasaran perusahaan. Diferensiasi menciptakan penghalang untuk masuk
Manajemen strategi adalah suatu proses pengambilan ke suatu industri dengan membuat pendatang baru
keputusan dan tindakan yang mengarah kepada mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi
pengembangan strategi yang efektif atau yang membantu masalah kesetiaan pelanggan.
perusahaan mencapai tujuannya. Manajemen strategi adalah 2. Biaya investasi dibutuhkan oleh pendatang baru demi
suatu proses yang dinamis karena berlangsung secara terus menciptakan penghalang untuk masuk ke suatu
menerus dalam suatu perusahaan. Setiap strategi selalu industri.
memerlukan peninjauan ulang dan bahkan mungkin 3. Biaya beralih pemasok, kebutuhan modal, besarnya
perubahan di masa depan. Salah satu alasan utama mengapa biaya investasi yang harus dikeluarkan pendatang
demikian halnya ialah karena kondisi yang dihadapi oleh baru untuk beralih dari suatu pemasok ke pemasok
suatu perusahaan, baik yang bersifat internal maupun lain akan menciptakan penghalang untuk masuk.
eksternal selalu berubah – ubah pula. 4. Akses ke saluran distribusi tentunya menjadi
tantangan tersendiri bagi pendatang baru, apalagi bila
pesaing telah terikat dengan jalur distribusi yang ada
Porter’s Five Forces Analysis sehingga pendatang baru harus mencari jalur
Porter (2007), menerjemahkan analisa tersebut menjadi distribusi yang lain.
strategi kompetitif berdasarkan lima kekuatan persaingan 5. Pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap produk
yaitu intensitas ancaman pendatang baru, ancaman produk atau layanan jasa tertentu akan terus menggunakan
pengganti, ancaman pemasok, ancaman pembeli dan tingkat produk atau layanan jasa suatu industri tersebut.
persaingan antar perusahaan yang bergerak di dalam industri Sehingga apabila pelanggan loyal untuk
yang sama. menggunakan produk atau layanan jasa tertentu
Dari strategi kompetitif ini, para pelaku di suatu industri maka akan menciptakan penghalang bagi masuknya
yang sama harus memiliki peluang dan sumber daya yang pendatang baru.
dapat menunjang posisi perusahaan dalam persaingan. 6. Kebijakan pemerintah dalam menerapkan aturan,
bisa menjadi salah satu faktor hambatan untuk
www.stie-ibek.ac.id
©2019, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JPMB), STIE-IBEK VOL 6 | No. 2 | November 2019 | ISSN 2354-5682
198

masuk. Walaupun terdapat banyak hambatan untuk 6. Kebijakan pemerintah mendukung pemasok,
masuk, pendatang baru di sebuah industri terkadang pemerintah juga mempengaruhi posisi industri
memasuki industri dengan kualifikasi produk yang dengan produk pengganti misalnya melalui regulasi.
lebih tinggi, harga yang lebih rendah, dan strategi
pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, pelaku 4. Ancaman Pembeli
industri sebaiknya mengenali potensi ancaman dari Pembeli memiliki daya tawar menawar dan
para pendatang baru sehingga mampu untuk cenderung menekan harga untuk turun, serta
melancarkan strategi yang tepat guna memberikan penawaran dalam peningkatan kualitas
mempertahankan kelangsungan industrinya di dalam ataupun layanan lebih dan membuat kompetitor saling
pasar industri. bersaing satu sama lain. Pembeli memiliki daya tawar
yang kuat apabila memenuhi beberapa hal sebagai
2. Ancaman Produk Pengganti berikut:
Dalam berbagai industri, perusahaan bersaing ketat 1. Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam
dengan produsen produk pengganti. Adanya produk jumlah besar, jika sebagian besar hasil penjualan
pengganti menempatkan batas atas dari harga sebelum suatu perusahaan merupakan pembelian dari suatu
pelanggan berpindah ke produk pengganti. Ancaman kelompok pembeli tertentu, hal ini akan
dari produk pengganti meningkat apabila harga yang mempertinggi posisi pembeli tersebut dalam industri.
relatif dari suatu produk turun dan apabila biaya 2. Produk yang dibeli merupakan bagian dari suatu
konsumen untuk beralih produk juga menurun. biaya pembelian dengan jumlah yang cukup besar,
Beberapa hal yang dapat menjadi ancaman dan sehingga pembeli cenderung mencari harga yang
tekanan dari produk pengganti adalah sebagai berikut: lebih rendah sehingga menggunakan dananya untuk
1. Produk atau jasa pengganti akan membatasi atau melakukan pembelian secara lebih selefektif.
bahkan mengurangi laba potensial yang dapat 3. Produk yang dibeli adalah produk standar dan tidak
diperoleh oleh suatu industri. terdiferensiasi, sehingga pembeli yakin akan
2. Produk pengganti yang memiliki keunggulan dari menemukan penjual alternatif yang memberikan
produk yang telah ada (existing products) akan penawaran yang lebih baik.
menjadi suatu ancaman. 4. Pembeli menghadapi switching cost yang kecil. Hal
3. Harga yang lebih menarik dari produk pengganti ini salah satunya dialami apabila switching cost
akan menjadi ancaman. ditanggung oleh penjual.
4. Jika produk pengganti memiliki kualitas produk atau 5. Pembeli mendapatkan laba kecil sehingga ada
layanan yang lebih baik, pelanggan akan dengan keinginan yang besar untuk menekan biaya.
mudah beralih ke produk pengganti tersebut. 6. Pembeli menunjukkan keinginan untuk melakukan
5. Ketersediaan produk pengganti yang mudah dijumpai integrasi balik. Jika pembeli telah terintegrasi dengan
di pasaran akan meningkatkan ancaman untuk industri maka ada keinginan untuk melakukan
masuknya produk atau jasa pengganti. integrasi balik yaitu memperluas jaringan pemasok.
6. Rendahnya loyalitas pelanggan dan mudah beralih ke 7. Kualitas produk industri penting bagi pembeli.
produk pengganti. Apabila kualitas produk industri sangat penting bagi
7. Rendahnya biaya beralih pemasok (switching cost) pembeli maka akan meningkatkan kekuatan tawar
sehingga pembeli mudah beralih ke produk lain. menawar pembeli.
8. Pembeli mempunyai informasi yang lengkap
3. Ancaman Pemasok mengenai suatu produk. Seperti informasi tentang
Tekanan penawaran dari pemasok dapat permintaan, harga pasar teraktual, bahkan biaya yang
mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu dikeluarkan penjual sehingga posisi tawar menawar
industri, terutama bila jumlah pemasok sedikit, hanya menjadi lebih kuat.
sedikit bahan baku pengganti yang baik, dan apabila
biaya mengganti bahan baku amat tinggi. 5. Persaingan Antar Perusahaan
Kekuatan tawar menawar yang dimiliki pemasok Persaingan di antara perusahaan yang bersaing
terhadap pembeli dalam industri dengan cara menaikkan biasanya paling berpengaruh di antara lima kekuatan
harga atau menurunkan kualitas produk atau jasa yang dari Porter’s Five Forces. Strategi yang dijalankan oleh
dibeli. Pemasok memiliki posisi yang kuat apabila: salah satu perusahaan dapat berhasil hanya jika strategi
1. Didominasi oleh beberapa perusahaan. tersebut menyediakan keunggulan bersaing atas strategi
2. Tidak terdapat produk pengganti lain yang dijual di yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Perubahan
dalam suatu industri strategi yang dilakukan perusahaan pesaing dapat
3. Industri bukan satu – satunya tempat pemasok diimbangi dengan beberapa tindakan, seperti
menjual produknya. menurunkan harga, meningkatkan mutu, menambah sifat
4. Produk pemasok sangat penting demi keberhasilan (keunggulan produk), menyediakan pelayanan
proses pembuatan atau kualitas dari produk yang tambahan, memperpanjang garansi produk, dan
dihasilkan pembeli. meningkatkan intensitas iklan. Persaingan yang tinggi di
5. Integrasi maju dari kelompok – kelompok pemasok antara perusahaan sejenis yang akan bersaing dalam
dalam suatu industri. memperebutkan pangsa pasar akan terjadi, apabila:

www.stie-ibek.ac.id
©2019, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JPMB), STIE-IBEK VOL 6 | No. 2 | November 2019 | ISSN 2354-5682
199

1. Jumlah pesaing yang seimbang. Banyaknya pemain Faktor – faktor kelemahan, jika orang berbicara
dengan kekuatan masing – masing tentu saja akan tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu
meningkatkan intensitas persaingan dalam kompetisi. perusahaan, yang dimaksud ialah keterbatasan atau
2. Pesaing yang beragam. Pesaing mempunyai strategi kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan
yang beragam, asal – usul, karakteristik serta tujuan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi
dan strategi bersaing yang berlainan. penampilan kinerja organisasi yang memuaskan.
3. Pertumbuhan industri yang lamban, akan mengubah Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan
persaingan menjadi perebutan pangsa pasar untuk kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat dari sarana
perusahaan – perusahaan yang ingin melakukan dan prasarana yang dimiliki, kemampuan manajerial
ekspansi. yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai
4. Kurangnya diferensiasi produk. Ketika suatu produk dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang
atau jasa dipandang sebagai komoditas, maka pilihan diminati oleh para pengguna atau calon pengguna dan
oleh pembeli banyak didasarkan pada harga dan tingkat perolehan
pelayanan, dan desakan untuk persaingan harga dan keuntungan yang kurang memadai (Sondang, 1995)
pelayanan yang tajam akan terjadi. 3. Peluang (opportunities)
5. Biaya beralih pemasok (switching cost) rendah. Peluang (opportunities) adalah situasi penting yang
6. Hambatan pengunduran diri yang tinggi. Hambatan menguntungkan dalam lingkungan perusahaan atau
pengunduran diri adalah faktor – faktor ekonomi organisasi. Kecenderungan-kecenderungan penting
strategi dan emosional yang membuat perusahaan merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi
tetap bersaing dalam bisnis meskipun memperoleh segmen pasar yang tadinya terabaikan, perubahan pada
laba atas investasi yang rendah atau bahkan negative. situasi persaingan atau peraturan, perubahan teknologi,
serta membaiknya hubungan dengan pembeli atau
Analisis SWOT pemasok dapat memberikan peluang bagi perusahaan
Analisis SWOT menurut Kotler (2009) diartikan sebagai atau organisasi. Faktor peluang adalah berbagai situasi
evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan
peluang, dan ancaman, sedangkan menurut Freddy Rangkuti bisnis. Yang dimaksud dengan berbagai situasi tersebut
(2013) analisis SWOT diartikan sebagai : “analisa yang antara lain:
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan a) Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan
kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun pengguna produk.
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan b) Identifikasi suatu segmen pasar yang belum
(weaknesses) dan ancaman (threats)”. mendapat perhatian.
1. Kekuatan (strength) c) Perubahan dalam kondisi persaingan.
Kekuatan (strength) adalah sumberdaya d) Perubahan dalam peraturan perundang-undangan
keterampilan atau keunggulan keunggulan lain relatif yang membuka berbagai kesempatan baru dalam
terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani oleh kegiatan berusaha.
perusahaan atau organisasi. Kekuatan adalah kompetensi e) Hubungan dengan para pembeli yang akrab.
khusus yang memberikan keunggulan komparatif bagi f) Hubungan dengan pemasok yang harmonis.
perusahaan di pasar. 4. Ancaman (threats)
Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya Ancaman (threats) adalah situasi penting yang
keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan atau
dengan pemasok, dan faktor – faktor lain. Faktor-faktor organisasi. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi
kekuatan yang dimaksud dengan faktor – faktor yang posisi sekarang yang diinginkan organisasi. Masuknya
dimiliki oleh suatu perusahaan atau organisasi adalah pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar,
antara lain kompetensi khusus yang terdapat dalam meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau
organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan pemasok penting, perubahan teknologi serta peraturan
komparatif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi
demikian karena satuan bisnis memiliki sumber keberhasilan perusahaan. Ancaman merupakan
keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang kebalikan pengertian peluang, dengan demikian dapat
membuatnya lebih kuat daripada pesaing dalam dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor
memuaskan kebutuhan pasar yang sudah direncanakan lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan
akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan bisnis, jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan
(Sondang, 1995). bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa
2. Kelemahan (weaknesesses) sekarang maupun masa depan. Ringkasnya, peluang
Kelemahan (weaknesesses) adalah keterbatasan dalam lingkungan eksternal mencerminkan
atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan, dan kemungkinan dimana ancaman adalah kendala potensial
kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja (Michael A. Hitt, dkk, 1997).
efektif perusahaan atau organisasi. Fasilitas sumber daya
keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan
pemasaran, citra merek dapat merupakan sumber
kelemahan (Pearce & Robinson, 1997). Strategi Bersaing

www.stie-ibek.ac.id
©2019, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JPMB), STIE-IBEK VOL 6 | No. 2 | November 2019 | ISSN 2354-5682
200

Kompetisi mempunyai pengertian adanya persaingan 4. Menentukan apa yang akan dilakukan orang lain, dalam
antara perusahaan untuk mencapai pangsa pasar yang lebih menghadapi masalah yang sama dan belajar dari
besar. Kompetisi antara perusahaan dalam merebutkan pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan
pelanggan akan menuju pada inovasi dan perbaikan produk keputusan pada waktu yang akan datang.
dan yang pada akhirnya pada harga yang lebih rendah.
Dalam pengertian sempit kompetisi adalah perusahaan-
perusahaan berusaha sekuat tenaga untuk membuat Pemodelan Porter
pelanggan membeli produk mereka bukan produk pesaing. Model Porter’s 5 Forces pada penelitian ini dijabarkan
Oleh karena itu, akan terdapat pihak yang menang dan yang sebagai berikut :
kalah (Sarwono, 2011). a. Pendatang baru adalah pemain baru yang akan hadir
dalam persaingan antar pelaku usaha Thai Tea.
Kerangka Pemikiran b. Pembeli adalah pelanggan yang membeli produk
Berdasarkan uraian teoritis yang berkitan dengan lima minuman dari MumTaaz Thai Tea.
kekuatan porter terhadap keunggulan bersaing maka secara c. Pemasok adalah penjual bahan baku Thai Tea kepada
diagram dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai para pelaku usaha.
berikut: d. Produk pengganti adalah produk jenis lain yang di
pasarkan pelaku usaha lain.
GAMBAR 2 e. Pesaing adalah para pelaku usaha di industri
Kerangka Pemikiran minuman Thai Tea.

Adapun penilaian yang akan digunakan untuk membantu


menganalisa adalah dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut :
1. Menetapkan parameter yang sesuai dengan kondisi
lingkungan eksternal industri. Isi dari parameter ialah
variabel dengan indikator variabel yang sesuai
dengan keadaan industri saat ini.
2. Pemberian bobot pada tiap-tiap faktor sesuai dengan
kepentingan daripada pengaruh faktor tersebut.
Kriteria dari analisis tersebut adalah:
1. Ancaman rendah diberi nilai 1
2. Ancaman sedang diberi nilai 2
3. Ancaman tinggi diberi nilai 3
Pemberian bobot merupakan dimaksudkan untuk
memberikan dampak terhadap faktor strategik. Pemberian
bobot yang wajar dapat ditentukan dengan mendiskusikan
faktor yang terkait seperti berikut ini:

TABEL 2
Faktor – Faktor Ancaman dari Pendatang Baru

Ancaman
Penjelasan Bobot
Sumber: Diolah oleh Peneliti melalui berbagai sumber No Kekuatan Terhadap
Indikator
jurnal ilmiah (2019) Profit
Pesaing mempunyai
lebih sedikit varian
III. METODOLOGI PENELITIAN 1
produk dibanding
MumTaaz.
Dalam Penelitian ini, fokus masalah yang akan dianalisa
Pesaing mempunyai
adalah bersifat kualitatif. Secara umum pemilihan Differensia
varian produk yang
penggunaan metode studi kasus dengan pendekatan 1 si Produk 2
sama banyak dengan
kualitatif bertujuan mendeskripsikan hasil penelitian dengan Thai Tea
MumTaaz.
kata- kata tertulis, dan tidak mengisolasikan individu atau
Pesaing mempunyai
organisasi yang telah menjadi informan, kedalam variable
lebih banyak varian
atau hipotesis, akan memandangnya sebagai bagian dalam 3
produk dibandingkan
satu kesatuan utuh. Penelitian deskriptif ditujukan untuk :
MumTaaz.
1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang
Biaya investasi awal
melukiskan gejala yang ada.
Biaya yang diperlukan bagi
2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi atau
2 Investasi 1 pendatang baru untuk
praktek yang berlaku.
Awal membuka usaha Thai
3. Membuat perbandingan atau evaluasi.
Tea sangat besar

www.stie-ibek.ac.id
©2019, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JPMB), STIE-IBEK VOL 6 | No. 2 | November 2019 | ISSN 2354-5682
201

sehingga hanya 2 Mencari bahan baku


pendatang baru dengan alternatif dengan
modal awal yang kualitas sepadan mudah
sangat besar saja yang dilakukan.
mampu membuka 3 Mencari bahan baku
usaha tersebut. alternatif dengan
Biaya investasi awal kualitas sepadan sangat
yang diperlukan bagi mudah dilakukan.
pendatang baru untuk 3 Kualitas 1 Kualitas bahan baku
membuka usaha Thai Bahan tidak menjadi perhatian
2
Tea masih dapat Baku utama dari pelanggan.
dijangkau oleh 2 Kualitas bahan baku
sebagian orang yang menjadi perhatian
memiliki cukup modal. utama dari pelanggan.
Biaya investasi awal 3 Kualitas bahan baku
yang diperlukan bagi sangat menjadi
pendatang baru untuk perhatian utama dari
3 usaha Thai Tea sangat pelanggan.
kecil sehingga siapa
saja dapat membuka
usaha tersebut. TABEL 4
Pendatang baru Faktor – Faktor Ancaman dari Pembeli
memerlukan waktu di
No Kekuatan Ancaman Penjelasan Bobot
1 atas 5 tahun untuk
Terhadap Indikator
mendapatkan loyalitas
Profit
pelanggan.
Loyalitas 1 Preferensi 1 Kedekatan lokasi tidak
Pendatang baru
pelanggan Kedekatan menjadi perhatian
memerlukan waktu
3 terhadap Lokasi utama dari pelanggan.
2 antara 1 – 3 tahun
produk 2 Kedekatan lokasi
untuk mendapatkan
tertentu menjadi perhatian
loyalitas pelanggan.
utama dari pelanggan.
Pendatang baru dapat
dengan cepat 3 Kedekatan lokasi
3 sangat menjadi
memperoleh loyalitas
perhatian utama dari
pelanggan.
pelanggan.
2 Switching 1 Pelanggan tidak
TABEL 3 cost dirugikan bila beralih
Faktor – Faktor Ancaman dari Pemasok Bahan Baku produk ke produk minuman
minuman Thai Tea lain.
No Kekuatan Ancaman Penjelasan Bobot Thai Tea 2 Pelanggan dirugikan
Terhadap Indikator ke produk bila beralih ke produk
Profit lain. minuman Thai Tea
1 Dominasi 1 Tidak ada Pemasok lain.
Pemasok yang mendominasi 3 Pelanggan sangat
pemasokan bahan dirugikan bila beralih
baku. ke produk minuman
2 Hanya satu atau dua Thai Tea lain.
Pemasok yang 3 Tolak ukur 1 Ekspektasi pelanggan
mendominasi yang tinggi terhadap pelayanan
pemasokan bahan akan yang diberikan pelaku
baku. pelayanan usaha lain sangat
3 Banyak Pemasok yang yang rendah.
mendominasi diberikan 2 Ekspektasi pelanggan
pemasokan bahan pelaku pelayanan yang
baku. usaha lain. diberikan pelaku usaha
2 Ketersedia 1 Mencari bahan baku lain cukup tinggi.
an Bahan alternatif dengan 3 Ekspektasi pelanggan
Baku kualitas sepadan terhadap pelayanan
Alternatif tidaklah mudah yang diberikan pelaku
dilakukan. usaha lain sangat

www.stie-ibek.ac.id
©2019, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JPMB), STIE-IBEK VOL 6 | No. 2 | November 2019 | ISSN 2354-5682
202

tinggi. Beragam Tingkat keragaman


2
pesaing yang tinggi.
Tingkat keragaman
3 pesaing yang sangat
tinggi.
Tingkat pertumbuhan
1 industri minuman yang
rendah.
Pertumbuh Tingkat pertumbuhan
2 an Industri 2 industri minuman yang
minuman. tinggi.
3 Tingkat pertumbuhan
TABEL 5 industri minuman yang
Faktor – Faktor Ancaman dari Produk Pengganti sangat tinggi.
3 Differensia 1 Pesaing mempunyai
No Kekuatan Ancaman Penjelasan Bobot si Produk lebih sedikit varian
Terhadap Indikator produk dibanding
Profit MumTaaz.
1 Keunggula 1 Pesaing tidak memiliki 2 Pesaing mempunyai
n Produk produk yang tidak varian produk yang
Pengganti dimiliki MumTaaz. sama banyak dengan
MumTaaz.
2 Pesaing memiliki
sedikit produk yang 3 Pesaing mempunyai
tidak dimiliki lebih banyak varian
MumTaaz. produk dibandingkan
MumTaaz.
3 Pesaing memiliki
banyak produk yang
tidak dimiliki oleh Metode Pengumpulan data
MumTaaz.
2 Harga 1 Harga produk pesaing Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan
Produk jauh di atas produk
informasi–informasi yang berkaitan dengan teori-teori yang
Pengganti MumTaaz.
berhubungan dengan penelitian ini. Konsep-konsep teoritis
2 Harga produk pesaing
dari berbagai sumber seperti jurnal-jurnal penelitian, buku-
sedikit di atas produk
buku literatur, artikel dalam majalah, karya penelitian
MumTaaz.
berupa tugas akhir pasca sarjana dipelajari untuk
3 Harga produk pesaing
memperoleh landasan teoritis yang dapat digunakan untuk
sama atau di bawah
mengembangkan konsep penelitian, literatur ditekankan
produk MumTaaz.
pada konsep strategi bisnis, Analisa Porter’s Five Forces
3 Loyalitas 1 Pelanggan tidak serta profil kompetitif terhadap usaha di industri minuman
Pembeli dirugikan bila beralih Thai Tea.
dan ke produk minuman
Studi Lapangan
Switching Thai Tea lain. Studi lapangan dilakukan dengan cara mengumpulkan
Cost yang 2 Pelanggan dirugikan dan mempelajari langsung strategi bersaing dari MumTaaz
Dihadapi bila beralih ke produk dan beberapa sumber yang berhubungan dengan bisnis yang
minuman Thai Tea sama. Selain itu pengumpulan data langsung terhadap
lain. Owner/pemilik MumTaaz sebagai salah satu pelaku usaha
3 Pelanggan sangat minuman Thai Tea di Pangkalpinang.
dirugikan bila beralih Wawancara
ke produk minuman Melakukan wawancara dengan pihak, tanya jawab
Thai Tea lain. dilakukan secara bertatap muka langsung dengan orang
yang diwawancarai, menggunakan pedoman wawancara
TABEL 6 secara khusus tentang manajemen strategi bisnis.
Faktor – Faktor Ancaman dari Persaingan Antar Pelaku Observasi
usaha Dengan mendapatkan ijin dari pemilik Mum Taaz,
Penulis melakukan pengamatan personal dalam kurun waktu
Ancaman tertentu, sharing dengan karyawan lainnya, memahami
Penjelasan Bobot lingkup penelitian secara keseluruhan dengan objektif,
No Kekuatan Terhadap
Indikator termasuk segala bentuk interaksi dan pemahaman internal
Profit
Pesaing Tingkat keragaman yang kemudian bisa dijadikan acuan kesimpulan awal.
1 1 Dokumentasi
yang pesaing yang rendah.
www.stie-ibek.ac.id
©2019, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JPMB), STIE-IBEK VOL 6 | No. 2 | November 2019 | ISSN 2354-5682
203

Dokumentasi dalam hal ini merupakan data sekunder PROFIT


berupa : struktur organisasi, laporan kepegawaian, brochure,
dan data – data internal lainnya, dalam hal ini maka
diperoleh informasi-informasi yang bersifat historikal dari 1 Preferensi Kedekatan Lokasi 3
perusahaan. Switching cost produk
2 minuman Thai Tea ke 3
produk lain
Tolak ukur yang tinggi akan
pelayanan yang diberikan
3 3
pelaku usaha lain
IV. PEMBAHASAN
Sumber: Hasil Olahan Data dari Peneliti (2019)
Analisis Porter’s Five Forces Melalui analisis faktor – faktor ancaman dari pembeli di
1. Ancaman Pendatang Baru atas, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa
pendatang baru memberikan ancaman di tingkat TINGGI.
TABEL 6
Faktor – Faktor Ancaman dari Pendatang Baru 4. Ancaman dari Produk Pengganti

ANCAMAN TABEL 9
NO KEKUATAN TERHADAP Faktor – Faktor Ancaman dari Produk Pengganti
PROFIT
Differensiasi Produk ANCAMAN
1 3 NO. KEKUATAN
Layanan Jasa TERHADAP PROFIT
2 Biaya Investasi Awal 3 Keunggulan Produk
1. 3
Loyalitas Pelanggan Pengganti
3 terhadap produk atau 3 2. Harga Produk Pengganti 3
layanan jasa tertentu Loyalitas Pembeli dan
Sumber: Hasil Olahan Data dari Peneliti (2019) 3. Switching Cost yang 3
Dihadapi
Melalui analisis faktor – faktor ancaman dari Sumber: Hasil Olahan Data dari Peneliti (2019)
pendatang baru di atas, maka kesimpulan yang dapat ditarik
adalah bahwa pendatang baru memberikan ancaman di Melalui analisis faktor – faktor ancaman dari produk
tingkat TINGGI. pengganti di atas, maka kesimpulan yang dapat ditarik
adalah bahwa pendatang baru memberikan ancaman di
tingkat TINGGI.
2. Ancaman dari Pemasok Bahan Baku
5. Ancaman dari Persaingan antar Pelaku Usaha
TABEL 7
Faktor – Faktor Ancaman dari Pemasok Bahan Baku TABEL 10
Faktor – Faktor Ancaman dari Persaingan Antar Pelaku
ANCAMAN Usaha
NO KEKUATAN TERHADAP ANCAMAN
PROFIT NO. KEKUATAN TERHADAP
1 Dominasi Pelaku Usaha 1 PROFIT
Ketersediaan Bahan Baku 1. Pesaing yang Beragam 3
2 1
Alternatif Pertumbuhan Industri 3
2.
3 Kualitas Bahan Baku 3 Minuman
Sumber: Hasil Olahan Data dari Peneliti (2019) 3. Differensiasi Produk 3
Sumber: Hasil Olahan Data dari Peneliti (2019)
Melalui analisis faktor – faktor ancaman dari pemasok
bahan baku di atas, maka kesimpulan yang dapat ditarik Melalui analisis faktor – faktor ancaman dari produk
adalah bahwa pendatang baru memberikan ancaman di pengganti di atas, maka kesimpulan yang dapat ditarik
tingkat RENDAH. adalah bahwa pendatang baru memberikan ancaman di
tingkat TINGGI.

3. Ancaman dari Pembeli TABEL 11


Hasil Analisis Five Forces Porter
TABEL 8 Ancaman
Faktor – Faktor Ancaman dari Pembeli Kekuatan
Terhadap Profit
Pendatang Baru TINGGI
ANCAMAN Pemasok Bahan Baku RENDAH
NO KEKUATAN
TERHADAP Pembeli TINGGI
www.stie-ibek.ac.id
©2019, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JPMB), STIE-IBEK VOL 6 | No. 2 | November 2019 | ISSN 2354-5682
204

Produk Pengganti TINGGI 4. Minuman yang sedang Trend di kalangan


Persaingan Antar Pelaku Usaha TINGGI masyarakat.
Sumber: Hasil Olahan Data dari Peneliti (2019) 5. Memanfaatkan perkembangan teknologi yang
canggih.
Pendatang baru dan Pembeli memberikan ancaman di Ancaman (threats)
tingkat TINGGI terhadap usaha minuman MumTaaz Thai Berdasarkan hasil wawancara dengan Pemilik MumTaaz
Tea. Pada sektor pendatang baru, ancaman tinggi tersebut Thai Tea, Ancaman dari usaha ini terletak pada :
datang dari faktor differensiasi produk, biaya awal investasi 1. Switching cost antar produk sejenis pesaing yang
dan loyalitas pelanggan terhadap produk tertentu. Dari terlalu rendah.
sektor pembeli, preferensi kedekatan lokasi, tolak ukur yang 2. Banyaknya Pendatang Baru yang masuk.
tinggi akan pelayanan dan Switching cost produk minuman 3. Membuka usaha Thai Tea dengan modal yang kecil.
Thai Tea ke produk lain merupakan faktor – faktor pemberi 4. Mudahnya mendapatkan pemasok bahan baku dan
ancaman dengan nilai tertinggi. bahan baku alternatif.
Sektor produk pengganti dan persaingan antar pelaku 5. Harga produk pengganti yang lebih murah dan
usaha memberikan ancaman TINGGI terhadap profit. terjangkau.
Ancaman yang tinggi terhadap profit MumTaaz di sektor TABEL 12
produk pengganti datang dari keunggulan produk pengganti, EFE & IFE MumTaaz Thai Tea Profile
harga produk pengganti dan loyalitas pembeli dan switching Bobot
Unsur Rating Nilai
cost yang dihadapi. Sedangkan pada sektor persaingan antar Proporsi
pelaku usaha datang dari pesaing yang beragam, Peluang (Opportunities)
pertumbuhan industri minuman, differensiasi produk.
Kekuatan pemasok bahan baku memberikan juga Pembeli yang berasal
ancaman yang RENDAH terhadap profit tetapi terdapat dari semua kalangan
0,15 4 0,60
faktor yang memberikan pengaruh tertinggi di dalam dengan rentang usia
kekuatan pemasok bahan baku adalah kualitas bahan baku 16-40 tahun.
yang harus selalu diperhatikan. Dekat dengan pusat
keramaian seperti Pasar 0,10 4 0,40
Analisis SWOT dan Sekolah.
Dapat dengan mudah
1. Internal Perusahaan mempromosikan usaha 0,15 4 0,60
Kekuatan (Strength) melalui sosial media.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pemilik MumTaaz
Minuman yang sedang
Thai Tea, Kekuatan dari usaha ini terletak pada:
Trend di kalangan 0,05 3 0,15
1. Varian rasa Thai Tea yang cukup banyak.
masyarakat.
2. Lokasi yang berada pada pusat keramaian dekat
Memanfaatkan
dengan Pasar dan Sekolah.
perkembangan
3. Bahan baku selalu segar, berkualitas dan mudah 0,05 3 0,15
teknologi yang
didapat.
canggih.
4. Harga mayoritas sepadan namun untuk pelanggan
setia seringkali pemilik memberikan potongan harga. Ancaman (Threats)
Kelemahan (weaknesesses) Switching cost antar
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pemilik MumTaaz produk sejenis pesaing 0,15 1 0,15
Thai Tea, Kelemahan dari usaha ini terletak: yang terlalu rendah.
1. Pegawai keterbatasan pegawai hanya 2 orang, dan Banyaknya Pendatang
0,10 1 0,10
salah satunya masih berstatus pelajar. Baru yang masuk.
2. Produk pendamping yang menjadi daya tarik justru Membuka usaha Thai
kurang banyak. Tea dengan modal 0,10 1 0,10
3. Atribut promosi kurang dapat dilihat karena masih yang kecil.
sedikit dan kurang besar. Mudahnya
4. Tempat usaha yang tidak terlalu besar menjadi mendapatkan pemasok
0,05 3 0,15
kendala apabila pembeli terlalu banyak. bahan baku dan bahan
baku alternatif.
2. Eksternal Perusahaan Harga produk
Peluang (opportunities) pengganti yang lebih 0,10 2 0,20
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pemilik MumTaaz murah dan terjangkau.
Thai Tea, Peluang dari usaha ini terletak pada: Jumlah 1 2,6
1. Pembeli yang berasal dari semua kalangan dengan Bobot
Unsur Rating Nilai
rentang usia 16-40 tahun. Proporsi
2. Dekat dengan pusat keramaian seperti Pasar dan Kekuatan (Strength)
Sekolah. Varian rasa Thai Tea
0,15 4 0,60
3. Dapat dengan mudah mempromosikan usaha melalui yang cukup banyak.
sosial media.
www.stie-ibek.ac.id
©2019, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JPMB), STIE-IBEK VOL 6 | No. 2 | November 2019 | ISSN 2354-5682
205

Lokasi yang berada pada produk, menggunakan peralatan baru dengan teknologi
pada pusat keramaian canggih lalu memperbanyak atribut promosi dan produk
0,15 3 0,45
dekat dengan Pasar dan pendamping seperti jajanan kue dan jajanan pasar lainnya
Sekolah. dan memperluas tempat usaha.
Bahan baku selalu
segar, berkualitas dan 0,15 4 0,60
mudah didapat.
Harga mayoritas
sepadan namun untuk
pelanggan setia
0,10 3 0,30
seringkali pemilik
memberikan potongan Perumusan Penempatan Strategi Operasional
harga.
TABEL 13
Kelemahan (Weaknesesses)
Rumusan Penempatan Strategi Operasional
Pegawai keterbatasan
pegawai hanya 2 orang,
0,15 1 0,15
dan salah satunya
masih berstatus pelajar.
Produk pendamping
yang menjadi daya
0,05 2 0,10
tarik justru kurang
banyak.
Atribut promosi kurang
dapat dilihat karena
0,15 1 0,15
masih sedikit dan
kurang besar.
Tempat usaha yang
tidak terlalu besar
menjadi kendala 0,10 2 0,20
apabila pembeli terlalu
banyak.
Jumlah 1 2,55
Sumber: Hasil Olahan Data dari Peneliti (2019)

Penentuan Strategi Perusahaan

GAMBAR 3
Penentuan Strategi Perusahaan
Sumber: Hasil Olahan Data dari Peneliti (2019)
Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan
bahwa Strengh – Opportunity (SO) menghasilkan bobot
tertinggi, dimana sebagai strategi yang memanfaatkan
peluang yang sebesar – besarnya.

Sumber: Hasil Olahan Data dari Peneliti (2019)


Berdasarkan Gambar diatas menunjukan bahwa
penentuan strategi perusahaan terletak pada kuadran 1 yang
berarti MumTaaz berada di posisi Agresif. Strategi yang
tepat pada posisi ini adalah Pertumbuhan (Growth Oriented
Strategy). Artinya MumTaaz memiliki peluang dan
kekuatan sehinggan dapat memeanfaatkan dengan baik
peluang tersebut dengan menambah jumlah pegawai,
menambah varian produk baru dengan melakukan inovasi
www.stie-ibek.ac.id
©2019, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JPMB), STIE-IBEK VOL 6 | No. 2 | November 2019 | ISSN 2354-5682
206

3. Berdasarkan pada hasil pembahasan, telah diketahui


bahwa bagian penanggungjawab dengan peran yang
Perumusan Tujuan Operasional besar adalah bagian pemasaran dan produksi.

TABEL 14 Saran
Rumusan Tujuan Operasional Berdasarkan hasil dari pembahasan diatas, maka Peneliti
memberikan beberapa saran bagi Pemilik Usaha sebagai
berikut.
1) Dengan bertambahnya jumlah pembeli dan banyaknya
permintaan maka Pemilik dapat menambah jumlah
pegawai untuk mempermudah proses transaksi jual beli.
2) Menambah varian rasa baru agar menu pilihan pembeli
lebih banyak.
3) Menambah produk pendukung sebagai pendamping
minuman Thai Tea seperti kue, jajanan pasar atau
makanan – makanan ringan lainnya.
4) Pemilik diharapkan dapat menambahkan atribut promosi
agar dapat dilihat oleh pembeli yang berlalu lalang.
5) Menggunakan alat yang lebih modern dan canggih agar
proses pembuatan Thai Tea lebih cepat.
6) Menggunakan lebih banyak media sosial seperti
Facebook dan Twitter sebagai alat promosi.
7) Peneliti menyarankan bagi Penelitian selanjutnya agar
dapat dilanjutkan dengan mengunakan metode penelitian
kuatitatif.

DAFTAR PUSTAKA
Glueck, William F & Jauch, Lawrence R. 1999. Manajemen
Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Edisi Ketiga.
Terjemahan Murad dan Henry Sitanggang. Jakarta:
Erlangga
Kotler, Philip & Keller L, Kevin. 2009. Manajemen
Sumber: Hasil Olahan Data dari Peneliti (2019) Pemasaran. Jakarta: Indeks.
Berdasarkan Tabel V. 25 , diketahui bahwa bagian Michael A. Hitt, dkk. 1997. Manajemen Strategis
pemasaran dan produksi memiliki peran yang penting bagi Menyongsong Era Persaingan Globalisasi. Jakarta:
kelancaran usaha dari MunTaaz Thai Tea, lalu disertai Erlangga
dengan bagian SDM dan Keuangan. Diharapkan bagi Porter, Michael E. 1994. Keunggulan Bersaing,
Pemilik agar dapat mampu mempertahankan kegiatan Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul.
promosi secara luas dan penciptaan menu baru yang cepat Jakarta: Binapura Aksara
dan menarik serta mengganti proses produksi menggunakan Porter, Michael E. 2007. Strategi Bersaing (Competitive
teknologi baru. Strategy): Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing.
Tanggerang: Karisma Pub
V. KESIMPULAN DAN SARAN Pearce & Robinson. 1997. Manajemen Strategik Formulasi,
Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Binarupa
Kesimpulan Aksara.
Berdasarkan hasil pembahasan yang dikemukakan, maka Rangkuti, Freddy. 2013. Analisis SWOT Teknik Membedah
dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
1. Berdasarkan Analisis Five Forces Porter menunjukan Siagian, Sondang, P. 1995. Manajemen Strategi. Jakarta:
bahwa ancaman yang tinggi dari pendatang baru, Bumi Aksara.
pembeli, produk pengganti dan persaingan antar pelaku Sarwono, Jonathan. 2011. Marketing Intelligence.
usaha terhadap profit usaha minuman MumTaaz Thai Yogyakarta : Graha ilmu.
Tea serta memiliki ancaman yang rendah dari pemasok .
bahan baku.
2. Berdasarkan Analisis SWOT menunjukan bahwa
External Factor Analysis usaha MumTaaz Thai Tea
memiliki total nilai 2,6 sedangkan Internal Factor
Analysis usaha MumTaaz Thai Tea memiliki total nilai
2,55. Berdasarkan hasil tersebut diagram SWOT pada
MumTaaz Thai Tea berada pada kuadran I (Satu) yaitu
posisi Agresif.

www.stie-ibek.ac.id
©2019, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK

You might also like