0% found this document useful (0 votes)
29 views6 pages

40365-Article Text-186721-1-10-20220831

This study examined the effects of different compositions of organic mulch sheets (OMS) made from water hyacinth, banana stems, and coconut husks on the growth and biomass of shallots. The OMS compositions tested included different percentages of the three materials. The study found that OMS application significantly increased plant height, number of leaves, stem diameter, tillers, fresh weight, and dry weight compared to the control without mulch. The OMS composition with 40% water hyacinth, 40% banana stem, and 20% coconut husk showed the highest growth and biomass as well as average growth rate and crop growth rate.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
29 views6 pages

40365-Article Text-186721-1-10-20220831

This study examined the effects of different compositions of organic mulch sheets (OMS) made from water hyacinth, banana stems, and coconut husks on the growth and biomass of shallots. The OMS compositions tested included different percentages of the three materials. The study found that OMS application significantly increased plant height, number of leaves, stem diameter, tillers, fresh weight, and dry weight compared to the control without mulch. The OMS composition with 40% water hyacinth, 40% banana stem, and 20% coconut husk showed the highest growth and biomass as well as average growth rate and crop growth rate.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

Iriany et al. / J. Agron.

Indonesia 50(2):180-185
ISSN 2085-2916 e-ISSN 2337-3652 J. Agron. Indonesia, Agustus 2022, 50(2):180-185
Tersedia daring http://jai.ipb.ac.id DOI: https://dx.doi.org/10.24831/jai.v50i2.40365

Aplikasi Beberapa Komposisi Mulsa Organik Lembar pada


Budidaya Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Application of Several Compositions of Organic Mulch Sheet on


Shallot (Allium ascalonicum L.) Cultivation

Aniek Iriany*, Untung Santoso, Itbah Farizal, dan Faridlotul Hasanah

Depar���������������������
temen Agroteknologi, Fakultas
�������������������������������
Pertanian Peternakan, ������������
Universitas �������������
Muhammadiyah ������
Malang
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang 65145, Indonesia

Diterima 17 Maret 2022/Disetujui 18 Juli 2022

ABSTRACT

The increase in shallot production can be achieved by mulching. Plastic mulch and plant residues that are commonly
applied still have shortcomings, so innovation is needed through the formulation of organic mulch sheets (OMS). This study
aimed to examine the effect of the composition of OMS on the growth and biomass of shallot. The research was conducted
from December 2019 to February 2020 at the UMM Experimental Field, Junrejo, Batu, East Java. Materials were shallot
bulb and raw materials of OMS (water hyacinth, banana stem, and coconut husk). The experiment used a simple RCBD
with 6 treatments, namely 1 control (without mulch) and 5 treatments with different OMS compositions (percentage of water
hyacinth (EG), banana stem (PP), and coconut husk (SK)) i.e., M1 (40%EG: 40%PP: 20%SK), M2 (30%EG: 50%PP:
20%SK), M3 (50%EG: 40%PP: 10%SK), M4 (60%EG: 30%PP: 10%SK) dan M5 (40%EG: 50%PP: 10%SK). The growth
and biomass data were analyzed using ANOVA, mean comparison using Tukey’s honestly significant difference (HSD) test),
and the calculation of AGR and CGR values. The composition of OMS made from water hyacinth, banana stem, and coconut
husk had a significant effect on plant height, number of leaves, stem diameter, and number of tillers at the end of observation.
The OMS application increased the biomass (total fresh weight and dry weight) significantly at harvest. The OMS made of
40% water hyacinth, 40% banana stem, and 20% coconut husk showed higher growth and plant biomass as well as higher
AGR and CGR values than other OMS treatments.

Keywords: average growth rate, biodegradable, biomassa, crop growth rate

ABSTRAK

Peningkatan produksi bawang merah dapat dilakukan dengan pemulsaaan. Mulsa plastik maupun organik yang umum
diaplikasikan masih memiliki kekurangan sehingga diperlukan inovasi dengan pembuatan mulsa organik lembaran (Organic
Mulch Sheet, OMS). Penelitian bertujuan mengkaji pengaruh komposisi OMS terhadap pertumbuhan dan biomassa tanaman
bawang merah. Penelitian dilakukan bulan Desember 2019 sampai Februari 2020 di Lahan Percobaan UMM, Junrejo, Batu,
Jawa Timur. Bahan berupa benih umbi bawang merah dan bahan baku OMS (eceng gondok, pelepah batang pisang dan
sabut kelapa). Rancangan percobaan yang digunakan RAK sederhana dengan 6 perlakuan yakni 1 kontrol (tanpa mulsa)
dan 5 perlakuan komposisi OMS (persentase eceng gondok (EG):pelepah batang pisang (PP): sabut kelapa (SK)) yakni
M1 (40%EG: 40%PP: 20%SK), M2 (30%EG: 50%PP: 20%SK), M3 (50%EG: 40%PP: 10%SK), M4 (60%EG: 30%PP:
10%SK) dan M5 (40%EG: 50%PP: 10%SK). Data pertumbuhan dan biomassa dianalisis ANOVA, dilanjutkan dengan uji
beda nyata jujur (BNJ) Tukey, dan perhitungan nilai AGR dan CGR. Komposisi OMS berbahan dasar eceng gondok, sabut
kelapa dan pelepah batang pisang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun serta jumlah
anakan pada akhir masa vegetatif. Aplikasi OMS meningkatkan biomassa (berat basah dan berat kering total) tanaman
secara nyata pada saat panen. Perlakuan OMS yang terbuat dari 40% eceng gondok, 40% pelepah batang pisang dan 20%
sabut kelapa menunjukkan pertumbuhan dan biomassa tanaman serta nilai AGR dan CGR yang lebih tinggi dibandingkan
perlakuan OMS lainnya.

Kata kunci: average growth rate, biodegradable, biomassa, crop growth rate

* Penulis untuk korespondensi. e-mail: [email protected]

180 Agustus 2022


Iriany et al. / J. Agron. Indonesia 50(2):180-185

PENDAHULUAN pengaruh beberapa komposisi mulsa organik lembaran


berbahan eceng gondok, sabut kelapa dan pelepah batang
Bawang merah merupakan komoditi hortikultura pisang terhadap pertumbuhan dan biomassa bawang merah
penting di Indonesia dengan permintaan yang terus (Allium ascalonicum L.).
meningkat baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
maupun untuk keperluan ekspor. Pada tahun 2020, sektor BAHAN DAN METODE
rumah tangga mengkonsumsi bawang merah hingga 729.82
ribu ton, sedangkan nilai ekspor nya meningkat dari tahun Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember
2019 sebesar 29.8% yakni dari US$ 10.6 juta menjadi US$ 2019 sampai Februari 2020 di Lahan Percobaan Universitas
13.7 juta (BPS, 2021). Badan Pusat Statistik (BPS) (2021) Muhammadiyah Malang, Pendem, Junrejo, Batu, Jawa Timur
juga menyatakan bahwa produksi bawang merah hanya pada ketinggian 600 mdpl dan suhu harian rata-rata 23.5 °C.
mengalami kenaikan sekitar 1.6 sampai 5.1% antara tahun Percobaan dilaksanakan di lapangan berupa pengaplikasian
2016 sampai 2019. Pada tahun 2020, produksi bulanan mulsa organik lembaran (yang telah dilubangi sesuai jarak
bawang merah masih mengalami selisih hingga 98% tanam yakni 15 cm x 20 cm) dengan bantuan tusuk bambu
(100.46 ribu ton) antara bulan dengan produksi tertinggi di atas bedengan.
dan terendah. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kestabilan produksi bawang merah perlu ditingkatkan baik benih umbi bawang merah varietas Nganjuk bauji dan
antar maupun sepanjang tahun. bahan baku pembuatan OMS yakni eceng gondok (EG),
Kendala yang dihadapi petani dalam budidaya pelepah batang pisang (PP) dan sabut kelapa (SK). Prosedur
bawang merah cukup beragam, seperti kelangkaan benih, pembuatan OMS mengacu pada Iriany et al. (2018) yang
perubahan iklim dan serangan organisme pengganggu terdiri atas persiapan bahan (pemotongan bahan dengan
tanaman. Peningkatan kelembaban udara dan intensitas panjang ± 3 cm), penimbangan bahan sesuai komposisi
curah hujan memicu munculnya serangan penyakit misalnya perlakuan, pulping (perebusan bahan baku dengan
penyakit busuk umbi (Fusarium oxysporum), mati pucuk perbandingan air:bahan = 2:1 (v/v) kemudian dihaluskan
(Phytophthora porii) dan trotol (Alternaria porii). Selain hingga membentuk pulp), pencetakan dan pengeringan.
itu, kondisi ini makin diperparah dengan perubahan iklim Alat yang diperlukan adalah timbangan, peralatan pulping
yang salah satunya ditandai dengan proyeksi peningkatan OMS, cetakan OMS, dan alat-alat pertanian untuk budidaya
suhu udara dari 1.1 °C menjadi 6.4 °C antara tahun 1990 bawang merah.
dan 2100 (IPCC, 2013). Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok
Teknik budidaya yang dapat dilakukan guna (RAK) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri
memodifikasi lingkungan tumbuh agar sesuai untuk atas 1 kontrol (tanpa mulsa; M0) dan 5 perlakuan komposisi
pertanaman bawang merah adalah pemulsaan. Penggunaan OMS (persentase EG:PP:SK) yakni M1 (40%EG: 40%PP:
mulsa ditujukan guna menjaga kelembaban tanah, 20%SK), M2 (30%EG: 50%PP: 20%SK), M3 (50%EG:
mengurangi evaporasi, menekan gulma serta menjaga 40%PP: 10%SK), M4 (60%EG: 30%PP: 10%SK) dan M5
dan mengurangi fluktuasi suhu tanah (Azad et al., 2015; (40%EG: 50%PP: 10%SK).
Coolong, 2012; Yaghi et al., 2013). Berbagai macam mulsa Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman (cm),
telah diaplikasikan dalam pertanaman bawang merah, baik jumlah daun (helai), diameter batang (cm) dan jumlah
mulsa anorganik berupa mulsa plastik serta mulsa organik anakan (umbi) yang diamati sepuluh hari sekali mulai 20
dari sisa-sisa tanaman atau limbah pertanian (Mahmudi et sampai 50 hari setelah tanam (hst). Berat basah dan berat
al., 2017). Mulsa yang umum diaplikasikan pada pertanaman kering total tanaman (g) diamati sekali pada saat panen
budidaya hortikultura adalah mulsa plastik, namun mulsa (55 hst). Analisis pertumbuhan tanaman dilakukan dengan
plastik diketahui berpotensi menimbulkan permasalahan menentukan nilai average growh rate (AGR) dan crop
lingkungan seperti kontaminasi tanah yang dapat menurunkan growth rate (CGR) berdasarkan Pandey et al. (2017),
kesehatan tanah serta membahayakan lingkungan dan dituliskan dalam Persamaan 1 dan Persamaan 2.
kesehatan apabila sampah tidak ditangani secara tepat
‫)( ݃݇  ݄ܾݎ݌‬
misalnya ditumpuk dan dibakar sembarangan. Penggunaan ‫= )ݏݑ݋݁݊ܽݐݏ݊݅( ܴܩܣ‬
‫)݄(        ݓ ݄ܾݎ݌‬
berbagai bahan organik limbah pertanian sebagai mulsa
disesuaikan dengan ketersediannya di area pertanaman dan (Persamaan 1)
jenis tanaman (Ritonga dan Gusmeizal, 2020). Lebih lanjut, 1 ‫)( ݃݅݇  ݄ܾݎ݁݌‬
mulsa organik ini ketersediaannya musiman dan kurang ‫= ܴܩܥ‬ ଶ
ή
݈‫)݄(        ݓ ݄ܾݎ݁݌ ) ܿ( ݊





ݐ ݎ݁݌ ݏܽݑ‬
stabil sehingga diperlukan input teknologi untuk mengolah
serat dari bahan organik ini menjadi bentuk mulsa organik (Persamaan 2)
yang lebih praktis yakni mulsa organik lembaran (organic
mulch sheet (OMS)). Penelitian dasar berupa penggunaan Data pengamatan kemudian ditabulasi dan dianalisis
beberapa bahan organik dengan komposisi tertentu telah menggunakan analisa sidik ragam (ANOVA) untuk
sebagian dilakukan, namun masih perlu dilakukan eksplorasi mengetahui pengaruh perlakuan serta uji perbandingan
penggunaan sumber bahan organik lain yang melimpah berganda Tukey (BNJ) pada taraf α 5%.
jenis dan ketersediannya. Penelitian ini bertujuan mengkaji

Agustus 2022 181


Iriany et al. / J. Agron. Indonesia 50(2):180-185

HASIL DAN PEMBAHASAN M4 dan M5 lebih lebar secara signifikan dibandingkan


kontrol (tanpa mulsa) mulai 40 hst sampai akhir pengamatan
Perlakuan komposisi OMS berpengaruh nyata vegetatif. Perlakuan mulsa juga berpengaruh secara nyata
terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan terhadap peubah jumlah anakan bawang merah mulai
jumlah anakan khususnya pada akhir pengamatan masa umur tanaman 30 sampai 50 hst (Tabel 4). Komposisi M3
vegetatif (50 hst). Perbedaan komposisi OMS berpengaruh menunjukkan jumlah anakan bawang merah yang lebih
secara nyata terhadap tinggi tanaman hampir diseluruh umur banyak secara signifikan dibandingkan komposisi OMS
pengamatan kecuali pada umur 30 hst (Tabel 1). Secara lain (kecuali M5) dan tanpa mulsa pada akhir pengamatan
umum, aplikasi OMS menghasilkan tinggi tanaman yang vegetatif (50 hst). Secara umum, perlakuan komposisi
lebih tinggi dibandingkan tanpa mulsa meskipun tidak nyata M3 (50% eceng gondok:40% pelepah batang pisang:10%
pada beberapa komposisi OMS. Perlakuan M3 menunjukkan sabut kelapa) cenderung menunjukkan pertumbuhan akhir
rerata tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan vegetatif bawang merah (jumlah daun, tinggi tanaman dan
beberapa perlakuan komposisi OMS yang lain (kecuali M4 jumlah anakan) yang lebih baik dibandingkan komposisi
dan M5) serta lebih besar secara signifikan dibandingkan OMS lainnya meskipun tidak signifikan, namun secara
perlakuan tanpa mulsa. Hasil serupa ditunjukkan pada peubah konsisten berbeda nyata dengan tanpa mulsa kecuali pada
jumlah daun. Perbedaan komposisi OMS berpengaruh nyata peubah diameter batang.
terhadap jumlah daun pada akhir fase vegetatif (Tabel 2). Beberapa penelitian sebelumnya tentang aplikasi OMS
Perlakuan M3 menunjukkan rerata jumlah daun tertinggi dari beberapa sumber bahan baku dengan beragam komposisi
dibandingkan dengan tanaman bawang merah dengan pada beberapa jenis hortikultura sayur menunjukkan
aplikasi komposisi OMS lainnya meskipun tidak signifikan, pengaruh yang bervariasi terhadap pertumbuhan tanaman,
namun jumlah daun perlakuan M3 lebih banyak secara namum secara konsisten menunjukkan pertumbuhan
signifikan dibandingkan perlakuan tanpa mulsa. tanaman yang lebih baik secara signifikan dibandingkan
Rerata diameter batang dipengaruhi secara nyata tanpa aplikasi mulsa serta lebih superior atau serupa
dengan adanya perlakuan pemulsaan (Tabel 3). Secara dibandingkan aplikasi mulsa plastik (Iriany et al., 2021a;
konsisten, perlakuan M4 dan M5 cenderung menunjukkan 2019a; dan 2019b). Penelitian sebelumnya terkait
diameter batang yang lebih lebar dibandingkan komposisi penggunaan OMS berbahan dasar eceng gondok, jerami padi
OMS lainnya meskipun tidak signifikan, namun perlakuan dan limbah padat penyamakan kulit pada tanaman bawang

Tabel 1. Tinggi tanaman (cm) bawang merah pada beberapa perlakuan mulsa organik lembar
Perlakuan mulsa 20 HST 30 HST 40 HST 50 HST
Kontrol (Tanpa mulsa) 21.07c 24.39a 31.20c 32.37c
M1 (40%EG:40%PP:20%SK) 22.18bc 25.48a 34.28bc 34.88bc
M2 (30%EG:50%PP:20%SK) 22.74abc 26.68a 33.72bc 35.06bc
M3 (50%EG:40%PP:10%SK) 23.76ab 30.38a 41.10a 42.20a
M4 (60%EG:30%PP:10%SK) 23.32ab 26.59a 38.91ab 39.97ab
M5 (40%EG:50%PP:10%SK) 24.32a 27.85a 36.22abc 37.10abc
BNJ 5% 1.99 6.52 5.81 5.9
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada umur tanaman yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey (BNJ) taraf 5%.
EG = eceng gondok; PP = pelepah batang pisang; SK = sabut kelapa

Tabel 2. Rata-rata jumlah daun (helai) bawang merah pada beberapa perlakuan mulsa organik lembar

Perlakuan mulsa 20 HST 30 HST 40 HST 50 HST


Kontrol (Tanpa mulsa) 22.50 31.06 34.50 35.69b
M1 (40%EG:40%PP:20%SK) 22.44 31.43 35.25 36.12ab
M2 (30%EG:50%PP:20%SK) 23.06 31.94 35.94 36.62ab
M3 (50%EG:40%PP:10%SK) 22.50 32.81 36.69 37.56a
M4 (60%EG:30%PP:10%SK) 22.12 32.06 35.50 36.56ab
M5 (40%EG:50%PP:10%SK) 23.50 32.31 35.81 37.31ab
BNJ 5% 2.13 2.19 2.33 1.79
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada umur tanaman yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey (BNJ) taraf 5%.
EG = eceng gondok; PP = pelepah batang pisang; SK = sabut kelapa

182 Agustus 2022


Iriany et al. / J. Agron. Indonesia 50(2):180-185

Tabel 3. Rerata diameter batang (cm) bawang merah pada beberapa perlakuan mulsa organik lembar

Perlakuan mulsa 20 HST 30 HST 40 HST 50 HST


Kontrol (Tanpa mulsa) 0.36b 0.57 0.83b 1.10b
M1 (40%EG:40%PP:20%SK) 0.42ab 0.59 0.89ab 1.27ab
M2 (30%EG:50%PP:20%SK) 0.38ab 0.57 0.85ab 1.18ab
M3 (50%EG:40%PP:10%SK) 0.42ab 0.64 0.97ab 1.26ab
M4 (60%EG:30%PP:10%SK) 0.45a 0.66 1.02a 1.36a
M5 (40%EG:50%PP:10%SK) 0.43ab 0.65 1.02a 1.34a
BNJ 5% 0.08 0.09 0.17 0.22
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada umur tanaman yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey (BNJ) taraf 5%.
EG = eceng gondok; PP = pelepah batang pisang; SK = sabut kelapa

Tabel 4. Jumlah anakan (umbi) bawang merah pada beberapa perlakuan mulsa organik lembar

Perlakuan mulsa 20 HST 30 HST 40 HST 50 HST


Kontrol (Tanpa mulsa) 2.87 4.00b 5.81c 9.81d
M1 (40%EG:40%PP:20%SK) 2.75 4.44b 6.25c 10.25cd
M2 (30%EG:50%PP:20%SK) 3.00 5.56ab 7.56bc 11.62bcd
M3 (50%EG:40%PP:10%SK) 3.00 6.75a 9.81a 14.06a
M4 (60%EG:30%PP:10%SK) 3.20 5.70ab 9.62a 12.00bc
M5 (40%EG:50%PP:10%SK) 3.31 6.31a 9.44ab 13.25ab
BNJ 5% 1.27 1.84 2.02 1.88
Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada umur tanaman yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey (BNJ) taraf 5%.
EG = eceng gondok; PP = pelepah batang pisang; SK = sabut kelapa

merah memperlihatkan bahwa perbedaan komposisi OMS besar dibandingkan kontrol (tanpa mulsa) namun tidak
yang diujikan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun berbeda secara nyata dengan komposisi OMS lainnya.
dan tinggi tanaman pada akhir pengamatan vegetatif (Iriany Temuan ini didukung dengan nilai AGR dan CGR hasil
et al., 2019b). Hasil serupa juga ditunjukkan pada aplikasi analisis pertumbuhan tanaman yang menunjukkan bahwa
OMS dengan perbedaaan persentase bahan baku eceng pertambahan biomassa harian serta per satuan luas pada
gondok dan sabut kelapa yang memperlihatkan pengaruh bawang merah, dengan komposisi M1 menunjukkan nilai
yang tidak nyata pada peubah pertumbuhan tanaman horenso
(Spinacia oleracea L.) (Iriany et al., 2021b). Hasil yang
60
berbeda ditunjukkan pada aplikasi berberapa komposisi a
OMS berbahan baku pelepah batang pisang, eceng gondok ab ab ab 1
Berat total tanaman (g)

ab
dan limbah padat penyamakan kulit berpengaruh secara 45
b berat
nyata terhadap jumlah daun kubis bunga (Brassica oleracea
basah
L.) namun tidak berpengaruh secara nyata pada peubah 30 a ab ab
60 ab ab
tinggi tanaman (Iriany et al., 2019a). Hal ini sejalan dengan
a b ab
pengaruh nyata komposisi OMS dari eceng gondok dan 15
ab ab berat
Berat total tanaman (g)

ab
pelepah batang pisang pada peubah tinggi45tanaman dan kering
jumlah daun tanaman cabai b berat
60 merah besar (Capsicum annum 0 basah
L.) (Iriany et al., 2021a). Selain OMS,a penggunaan
30 mulsa a Kontrol M1 M2 M3 M4 M5
ab ab ab ab ab ab ab
Berat total tanaman (g)

organik (daun kelapa sawit)


45
pada tanaman bawang merah
ab Perlakuan
juga menunjukkan jumlah daun dan tinggi tanaman byang
b 15 berat basah
berat berat kering
berat
lebih tinggi dibandingkan tanpa aplikasi mulsa bahkan basah kering
mulsa plastik hitam perak30
(Setyowati et al.,
a 2021).ab Gambar 1. Berat basah dan kering total tanaman bawang merah
ab ab ab
0 pada beberapa perlakuan mulsa. [M1 (40%EG:
Perlakuan mulsa secara nyata b berpengaruh terhadap
Kontrol M1 M2 M3 20%SK),M4
15
40%PP: M2M5(30%EG: 50%PP: 20%SK), M3
berat basah dan berat kering total tanaman bawang merah berat
(50%EG:kering
40%PP: 10%SK), M4 (60%EG: 30%PP:
Perlakuan
pada saat panen (Gambar 1) dengan komposisi M1 (40% 10%SK) dan M5 (40%EG: 50%PP: 10%SK) dengan
eceng gondok:40% pelepah 0 batang pisang:20% sabut EG eceng gondok; PP pelepah batang pisang; dan SK
kelapa) menunjukkan berat totalKontrol
tanamanM1 yang M2 M3
nyata lebih M4 M5sabut kelapa]
Perlakuan

Agustus 2022 183


Iriany et al. / J. Agron. Indonesia 50(2):180-185

yang lebih tinggi dibandingkan dengan komposisi OMS berbeda. Pertumbuhan tanaman dapat tervisualisasikan
lainnya sedangkan perlakuan tanpa mulsa menunjukkan dengan peningkatan diameter batang, panjang atau tinggi
nilai AGR dan CGR yang paling rendah (Gambar 2). tanaman, luas daun, massa daun, berat kering dan berat
Mulsa digunakan untuk mencegah kehilangan air basah tanaman, volume jaringan, jumlah sel, dsb. Namun
melalui mekanisme penjagaan suhu dan kelembaban demikian, peningkatan bobot kering biomass tidak selalu
tanah (Zuliati et al., 2020). Selain itu, mulsa juga berperan sejalan dengan perubahan ukuran. Peningkatan bobot
menekan pertumbuhan gulma dan memodifikasi iklim kering tanaman menjadi salah satu peubah penting dalam
mikro (suhu dan kelembaban) sehingga tercipta lingkungan analisis kuantitatif pertumbuhan tanaman. Average growth
yang sesuai untuk tempat tumbuh tanaman. Penelitian rate (AGR) didefinisikan sebagai pertambahan berat kering
sebelumnya juga melaporkan bahwa terdapat peningkatan per satuan waktu (g per hari) sedangkan crop growth rate
berat basah tanaman bawang merah disebabkan penggunaan (CGR) didefinisikan sebagai laju kenaikan bahan kering
mulsa. Aplikasi mulsa jerami padi dan sabut kelapa secara per satuan luas pertanaman (g cm-2 per hari) (Pandey et al.,
nyata meningkatkan berat basah total tanaman hingga 32- 2017).
50% meskipun tanpa perlakuan pemupukan (Lasmini et al., Nilai CGR tidak selalu berkaitan erat dengan ukuran
2019). Penggunaan mulsa (eceng gondok, jerami dan serbuk atau geometri tanaman (Rajput et al., 2017). Nilai CGR pada
gergaji) menunjukkan berat kering total tanaman bawang bawang merah akan mencapai maksimum pada awal masa
(Allium cepa L.) yang lebih tinggi secara nyata dibandingkan reproduktif atau generatif (Irianto et al., 2017). Nilai CGR
tanpa aplikasi mulsa (Rachel et al., 2018). Lebih lanjut, pada perlakuan aplikasi OMS yang lebih tinggi dibandingkan
aplikasi beberapa komposisi OMS berbahan dasar eceng tanpa perlakuan OMS mengindikasikan produktifitas bersih
gondok, jerami dan limbah penyamakan kulit pada primer dan kapasitas produksi bahan kering per luas lahan
pertanaman bawang merah tidak menunjukkan perbedaaan yang lebih besar dibandingkan kontrol. Lebih lanjut, tidak
berat segar dan berat kering total tanaman bawang merah terlihat perbedaan nilai CGR antar komposisi OMS, kecuali
yang signifikan namun secara nyata meningkatkan berat perlakuan M1 yang menunjukkan nilai CGR yang lebih
basah dan kering total tanaman dibandingkan tanpa aplikasi tinggi dibandingkan perlakuan komposisi. OMS lainnya.
mulsa (Iriany et al., 2019b). Lebih lanjut, Suprapto et al. (2018) juga melaporkan bahwa
Analisis pertumbuhan tanaman dapat digunakan jenis bahan organik (cocopeat, gambut dan arang sekam)
untuk menjelaskan perbedaan pertumbuhan tanaman tidak berpengaruh terhadap jumlah daun, berat kering
(dalam spesies yang sama) yang tumbuh di lingkungan yang tanaman dan nilai CGR bawang merah.



 

$*5LQVWDQWDQHRXV JSHUKDUL
$*5LQVWDQWDQHRXV JSHUKDUL



 

hari)


KDUL


-2 KDUL
per




JSHU


(g JSHU


cm



&*5


&*5



CGR


 



 

0
0 0
0 0
0 00 0
0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
3HUODNXDQ
3HUODNXDQ 3HUODNXDQ
3HUODNXDQ
Gambar 2. Nilai AGR instaneous (kiri) dan CGR (kanan) berdasarkan berat kering total tanaman. [M1 (40%EG: 40%PP: 20%SK), M2
(30%EG: 50%PP: 20%SK), M3 (50%EG: 40%PP: 10%SK), M4 (60%EG: 30%PP: 10%SK) dan M5 (40%EG: 50%PP: 10%SK)
dengan EG eceng gondok; PP pelepah batang pisang; dan SK sabut kelapa]

KESIMPULAN berat basah dan berat kering total tanaman bawang merah
secara nyata pada saat panen. Perlakuan M1 (OMS terbuat
Komposisi mulsa organik lembaran berbahan dasar dari 40 eceng gondok, 40% pelepah batang pisang dan 20%
eceng gondok, pelepah batang pisang dan sabut kelapa sabut kelapa) menunjukkan pertumbuhan dan biomassa
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter tanaman bawang merah serta nilai AGR dan CGR yang
batang, jumlah daun serta jumlah anakan bawang merah lebih tinggi dibandingkan perlakuan OMS lainnya.
pada akhir masa vegetatif. Aplikasi OMS meningkatkan

184 Agustus 2022


Iriany et al. / J. Agron. Indonesia 50(2):180-185

UCAPAN TERIMA KASIH Lasmini, S.A., I. Wahyudi, R. Rosmini, B. Nasir, N. Edy.


2019. Combined application of mulches and organic
Penulis berterimakasih kepada Departemen fertilizers enhance shallot production in dryland.
Agroteknologi, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas Agron. Res. 17:165-175.
Muhammadiyah Malang atas dukungan dan fasilitas
penelitian yang disediakan. Mahmudi, S., H. Rianto, Historiawati. 2017. Pengaruh
mulsa plastik hitam perak dan jarak tanam pada
DAFTAR PUSTAKA hasil bawang merah (Allium cepa fa. Ascalonicum
L.) varietas biru lancor. J. Ilmu Pert. Trop. Subtrop.
Azad, B., M.R. Hassandokht, K. Parvizi. 2015. Effect of 2:60-62.
mulch on some characteristics of potato in Asadabad,
Hamedan. Int. J. Agron. Agri. Res. 6:139-147. Pandey, R., V. Paul, M. Das, M. Meena, R.C. Meena. 2017.
Plant growth analysis. Manual of ICAR Training
BPS [Badan Pusat Statistik]. 2021. Statistik Hortikultura Programme on ‘Physiological technoque to analyze
2020. Direktorat Statistik Tanaman Pangan, the impact of climate change on crop plants’. IARI
Hortikultura dan Perkebunan (Ed.): BPS RI. New Delhi 103-107.

Coolong, T. 2012. Mulches for Weed Management in Rachel, M.G., M.M.A. Mindal, M.H.R. Pramanik, M.A.
Vegetable Production. Weed Control, Andrew Price Awal. 2018. Mulches enhanced growth and yield of
(Ed.). onion. Bangladesh J. Scientif. Indus. Res. 53:305-
310.
IPCC [Intergovermental Panel on Climate Change]. 2013.
Climate Change 2013 physical Science Basic. Rajput, A., S.S. Rajout, G. Jha. 2017. Physiological
Cambridge University Press, Cambridge, United parameters leaf area index, crop growth rate, relative
Kingdom and New York, NY, USA. growth rate and net assimilation rate of different
varieties of rice grown under different planting
Irianto, Yakup, M.U. Harun, Susilawati. 2017. Growth and geometries and depths in SRI. Int. J. Pure App.
yield characteristics of three shallot varieties affected Biosci. 5:362-367.
by phosphate fertilizer dosages on ultisol. Russian J.
Agri. Socio-Econ. Sci. 5:245-254. Ritonga, A.M., E.P. Gusmeizal. 2020. Response of giving
bokhasi cow cages and various organic. J. Ilmiah
Iriany, A., F. Hasanah, F.A.R. Farahdina, N. Rosalia. 2021a. Pert. 2:1-10.
Organic mulch sheet as a mitigation strategy in
vegetable cultivation: Its effect on the growth and Setyowati, N., D.N. Aryani, B. Wilman, Z. Muktamar. 2021.
yield of chili (Capsicum annum L.). IOP Conf. Series: Growth and yield of onion as affected by mulch types
Earth Environ. Sci. 771:012005. and vermicompost dose. Adv. Bio. Sci. Res. 14:51-
58.
Iriany, A., F. Hasanah, D. Roeswitawati, M.F. Bela. 2021b.
Biodegradable mulch as microclimate modification Suprapto, A., M. Astiningrum, Historiawati. 2018. Growth
effort for improving the growth of horenso; Spinacia and yield of onion (Allium cepa fa.ascolanicum)
oleracea L. Global J. Environ. Sci. Manage. 7:185- philipines variety on applications mycorrhizal and
196. organic fertilizer in the land post Merapi eruption.
VIGOR: J. Ilmu Pert. Trop. Subtrop. 3:30-36.
Iriany, A., F. Hasanah, Hartawati. 2019a. Study of various
organic mulch sheet compositions usage towards the Yaghi, T., A. Arslan, F. Naoum. 2013. Cucumber (Cucumis
growth and yield of cauliflower (Brassica oleracea sativus L.): Water use efficiency (WUE) under
Var Botrytis, L.). Int. J. Eng. Technol. 8:147-151. plastic mulch and drip irrigation. Agri. Water Manag.
128:149-157.
Iriany, A., R. Lestari, M. Chanan. 2019b. Examining organic
mulch sheet on the growth and yield of shallot (Allium Zuliati, S., E. Sulistyono, H. Purnamawati. 2020. Pengaruh
ascalonicum L.). Int. J. Eng. Technol. 8:297-301. pemberian mulsa dan irigasi pada pertumbuhan dan
hasil bawang merah (Allium cepa L. var. agregatum).
Iriany, A., M. Chanan, G. Djoyowasito. 2018. Organic J. Agron. Indonesia 48:52-58.
mulch sheet formulation as an effort to help plants
adapt to climate change. Int. J. Recycl. Org. Waste
Agric. 7:41-47.

Agustus 2022 185

You might also like