KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr.Wb
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah “Analisis Kelayakan Usaha Ayam Broiler”, Salawat serta salam tak
lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah menunjukan jalan kebaikan dan
kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Usahatani dan juga untuk
khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang bermanfaat.
Makalah ini penulis susun dengan segala kemampuan penulis dan semaksimal mungkin.
Namun, penulis menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna
dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu penulis sebagai penyusun
makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah.
Assalamualikum Wr.Wb
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha ayam broiler ini telah menyebar ke beberapa Kecamatan di Kota Pekanbaru,
dan diantara kecamatan tersebut adalah Kecamatan Tenayan Raya. Kecamatan Tenayan
Raya menempati urutan kedua terbesar setelah Rumbai dalam jumlah populasi daging ayam
broiler. Ternak Ayam Broiler merupakan hewan ternak yang mudah dipelihara dan paling
ekonomis dibandingkan ternak yang lain.
Karena usaha ternak unggas dapat dilakukan di perkarangan rumah penduduk yang
merupakan usaha sampingan dan ada juga yang memeliharanya di lahan yang sangat luas
tergantung skala usahanya sebagai usaha pokok. Usaha peternakan dan pedagang ayam
broiler sangat menjanjikan dari tahun ke tahun semakin menonjol peranannya dalam
meningkatkan pendapatan usahatani dan pedagang serta semakin mempersempit kesenjangan
terhadap peningaktan akan kebutuhan daging hewani. Kebutuhan protein yang dibutuhkan
seseorang diproyeksikan sebesar 50 gram/hari, diantaranya 20% berasal dari ikan dan ternak
(protein hewani) dan sisanya protein nabati. Tingkat protein hewani di Riau, baru mencapai
3,75/gram /kapita/hari (BPS Provinsi Riau, 2010).
Meningkatnya permintaan konsumen ayam broiler maka akan membuka kesempatan
bagi peternak untuk berusaha kembali perternakan ayam broiler dan mampu meningkatkan
pendapatan peternak ayam broiler. Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ”Analisis Usaha Peternakan Ayam Broiler Di Kecamatan Tenayan
Raya Kota Pekanbru”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membudidayakan ayam broiler?
2. Bagaimana Analisis biaya usaha ayam broiler (biaya tetapdan biaya variabel)?
3. Bagaimana cara menghitung biaya total?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana cara membudidayakan ayam broiler.
2. Untuk mengetahui Analisis biaya usaha ayam broiler (biaya tetapdan biaya variabel).
3. Untuk mengetahui cara menghitung biaya total.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Budidaya Ayam Broiler
1. Ayam Ras Pedaging (Broiler)
Ayam broiler sebenarnya baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pada
masa itu pemerintah mencanangkan program panggalakan konsumsi daging ruminansia yang
pada saat itu semakin sulit keberadaannya, untuk itu ayam broiler menjadi salah satu
alternatif Ayam ras pedaging disebut juga broiler, jenis ayam ini merupakan jenis ras
unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas
tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam karena mampu tumbuh cepat sehingga
ayam broiler dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Dengan
waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru
serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.
Pada saat ini prospek agribisnis ternak ayam broiler cukup baik dimana permintaan
pasar selalu meningkat, sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi hewani.
Produksi ternak ayam broiler saat ini berkembang dengan pesat dan peluang pasar yang bisa
dihandalkan. Pada saat ini seandainya mau memulai usaha peternakan ayam ras pedaging
maka kebutuhan sarana dan prasarananya sudah tersedia di toko-toko pakan ternak (Poultry
Shop) atau dapat memanfaatkan sistem kemitraan yang ditawarkan oleh pihak swasta. Untuk
bibitnya (DOC), berbagai macam strain ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran,
sehingga peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis strain
yang telah beredar memiliki daya produktifitas relatif sama. Artinya seandainya terdapat
perbedaan, perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil sekali. Dalam menentukan pilihan
strain apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta daftar produktifitas atau prestasi
bibit yang dijual di Poultry Shoup.
Adapun jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah: Super
77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver
Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma pada
usaha peternakan, pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan, sehingga pakan yang diberikan
harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily
Gain/ADG) tinggi. Pada usaha ayam ras pedaging, pemberian pakan dengan sistem ad-
libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi. Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis
pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap.
Tahap pertama disebut tahap pembesaran yaitu umur 1 sampai 21 hari, yang harus
mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 21
hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada
kemasannya. Penambahan vitamin lewat air minum dengan dosis 1-2 cc/liter air minum
memberikan tambahan gizi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan
penggemukan ayam broiler.
2
2. Teknis Pemeliharaan Ayam Ras Pedaging (Broiler).
a. Tahap Pertama (Pembesaran), umur 1-21 hari adalah sebagai berikut :
- Minggu Pertama (hari ke-1-7)
Air minum:
Pada hari pertama kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air
minum hangat yang ditambah gula dan vitamin dengan dosis sesuai aturan dan gula untuk
mengganti energi yang hilang selama transportasi. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50
gram/liter air. Mulai hari kedua air minum yang diberikan berupa air dingin yang
ditambahkan vitamin dengan dosis sesuai aturan. Jumlah air minum yang diberikan pada
minggu ke-1 (1-7 hari) adalah 1,8 lliter/hari/100 ekor.
Pakan :
Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 17 gr atau 1,7 kg untuk 100 ekor ayam.
Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan
yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles) dengan
kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24 dan energi 2800-3500 Kcal.
- Minggu Kedua (hari ke 8 -14). Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan
pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi
suhunya.
Pakan :
Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 43 gr per ekor atau 4,3 kg untuk 100 ekor
ayam. dengan kandungan zat gizi pakan sama dengan pakan minggu pertama.
Air minum:
Air minum yang diberikan berupa air dingin yang ditambahkan vitamin dengan dosis
sesuai aturan. Jumlah air minum yang diberikan pada minggu kedua adalah 3,1 liter/hari/100
ekor.
- Minggu Ketiga (hari ke 15-21).
Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik.
Pakan :
Kebutuhan pakan adalah 66 gram/hari/ekor atau 6,6 kg untuk 100 ekor, dengan
kandungan zat gizi pakan sama dengan pakan minggu pertama.
Air minum :
3
Air minum yang diberikan berupa air dingin yang ditambahkan vitamin dengan dosis
sesuai aturan. Jumlah air minum yang diberikan pada minggu ketiga adalah 4,5 liter/hari/100
ekor.
Vaksinasi :
Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin
ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya
ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa
haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan
vaksin tersebut juga tetap ditambah vitamin sesuai dengan dosis/aturan dalam kemasan.
Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada
umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat
- Minggu Keempat (hari ke 22-28).
pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal mempunyai berat badan minimal 1,25 kg.
Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan
terhadap penyakit.
Pakan :
Kebutuhan pakan adalah 91 gram/hari/ekor atau 9,1 kg untuk 100 ekor ayam, dengan
kandungan zat gizi pakan sama dengan pakan minggu pertama.
Air minum :
Air minum yang diberikan berupa air dingin yang ditambahkan vitamin dengan dosis
sesuai aturan. Jumlah air minum yang diberikan pada minggu keempat adalah 7,7
liter/hari/ekor.
b. Tahap Kedua (Penggemukan), umur 29-42 hari adalah sebagai berikut :
- Minggu Kelima (hari ke 29-35).
Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena
jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan
alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering.
Pakan :
Kebutuhan pakan adalah jumlah pemberian pakan 111 gram/hari/ekor atau 11,1 kg
untuk 100 ekor ayam.
Air minum :
Air minum yang diberikan berupa air dingin yang ditambahkan vitamin dengan dosis
sesuai aturan. Jumlah air minum yang diberikan 7,7 liter/hari/ekor. Pada umur 35 hari juga
4
dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik dapat
mencapai berat badan 1,8 - 2 kg. Dengan berat tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
- Minggu Keenam (hari ke-36-42).
Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol
terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan
yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.
Pakan :
Jumlah pemberian pakan 129 gram/hari/eko atau 12,9 kg untuk 100 ekor ayam.
Air minum :
Air minum yang diberikan berupa air dingin yang ditambahkan vitamin dengan dosis sesuai
aturan. Jumlah air minum yang diberikan 7,7 liter/hari/ekor
Pada usaha ayam ras pedaging ada beberapa tahapan dalam hal pengelolaan pasca
panen yaitu :
(a). Stoving, yaitu penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya
ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground);
(b). Pemotongan, cara pemotongan ayam dilakukan dibagian lehernya, prinsipnya agar darah
keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar
kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk;
(c). Pengulitan atau pencabutan bulu, caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke
dalam air panas (51,7- 54,4˚C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu
yang halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.;
(d). Pengeluaran Jeroan, caranya bagian bawah dubur dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati,
usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap
dimasak dalam kemasan terpisah.;
(e). Pemotongan karkas, caranya kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila
tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki
ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.
3. Analisis Usaha Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler)
Dasar perhitungan biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh dalam analisis
ini, antara lain adalah :
- Jenis ayam yang dipelihara adalah jenis ayam ras pedaging (broiler) dari strain
CP- 707.
- Skala pemeliharaan 1000 ekor
- Sistem pemeliharaan yang diterapkan dengan cara intensif pada kandang model
5
postal
- Luas tanah yang digunakan yaitu 200 m2 dengan nilai harga sewa tanah dalam
1 ha/tahun adalah Rp 1.000.000,-.
- Kandang terbuat dari kerangka bambu, lantai tanah, dinding terbuat dari bilah-
bilah bambu denga alas dinding setinggi 30 cm, terbuat dari batu bata yang
plester dan atap menggunakan genteng.
- Ukuran kandang, yaitu tinggi bagian tepinya 2,5 m, panjang 20 m, lebar 5 m
dan lebar bagian tepi kandang 1,5 m.
- Lokasi peternakan dekat dengan sumber air dan listrik.
- Menggunakan alat pemanas (brooder) gasolec dengan bahan bakar gas.
- Penerangan dengan lampu listrik.
- Umur ayam yaitu dimulai dari bibit yang berumur 1 hari
- Litter/alas kandang menggunakan sekam padi.
- Jenis pakan yang diberikan adalah BR-1 untuk anak ayam umur 0-4 minggu
dan BR- 2 untuk umur 4-6 minggu.
- Tingkat kematian ayam diasumsikan 6%.
- Lama masa pemeliharaan yaitu 6 minggu (42 hari).
- Berat rata-rata per ekor ayam diasumsikan 1,75 kg berat hidup pada saat panen.
- Harga ayam per kg berat hidup, yaitu diasumsikan Rp. 25.000,-,
ditingkat peternak/petani.
- Ayam dijual pada umur 6 mingu atau 42 hari.
- Nilai penyusutan kandang diperhitungkan dengan kekuatan masa pakai 6 tahun
dan nilai penyusutan peralatan diperhitungkan dengan masa pakai 5 tahun.
- Perhitungan analisis biaya ini hanya diperhitungkan sebagai pedoman dasar,
karena nilai/harga sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan.
- Perhitungan keuntungan merupakan keuntungan bersih karena semua sarana
produksi dan tenaga kerja sudah diperhitungkan.
A. BIAYA TETAP
No. Uraian Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga
(Rp)
1 Sewa tanah 200 m2 2 bulan 1.700 3.400
6
2. Biaya kandang 20x5 m 1 unit
Bambu 180 batang 12500 2.250.000
Semen 30 zak 70.000 2.100.000
Kapur 30 zak 50.000 1.500.000
Genting 2600 buah 900 2.340.000
Paku reng 5 kg 20.000 100.000
Paku usuk 7 kg 18.000 126.000
Batu bata 1000 buah 550 550.000
Pasir 1 truk 250.000 250.000
Tali 28 meter 5.000 140.000
Tenaga Kerja 25 hari 50.000 1250.000
Jumlah 2 Biaya pembuatan kandang = 10.606.400
3. Peralatan :
Tempat pakan 28 buah 30.000 840.000
Tempat minum 32 buah 30.000 960.000
Sekop 1 buah 75.000 75.000
Ember 2 buah 15.000 30.000
Tong bak air 1 buah 150.000 150.000
Ciduk/gayung 2 buah 5.000 10.000
Tabung gas 1 buah 600.000 600.000
Thermometer 1 bh 1 buah 40.000 40.000
Regulator 1 bh 1 buah 350.000 250.000
Brooder (gasolec) 1 buah 750.000 750.000
Tali gantung tmp pakan 120 m 5000 60.000
Jumlah 3. biaya peralatan = 3.765.000
B. BIAYA VARIABEL
Tabel 4.Biaya variabel pada usaha budidaya ayam broiler
NO Uraian Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A. Biaya Sarana Produksi
1. Bibit DOC 1000 ekor Rp 5,000 Rp 5,000,000
2. Pakan
BR-21 31 zak Rp 300,000 Rp 9,300,000
BR-22 34 zak Rp 300,000 Rp 10,200,000
Jumlah 2 = Rp 19,500,000
3. Obat-Obatan
vita chick 40 gelas Rp 17,000 Rp 680,000
Neubro 20 gelas Rp 17,000 Rp 340,000
Anti Stress 10 gelas Rp 17,000 Rp 170,000
Jumlah 3 = Rp 1,190,000
4. Tenaga kerja 1.5 bulan 2 orang 500.000 per bulan Rp 1,500,000
5. Lain-Lain
Sekam Padi 1 truk Rp 150,000 Rp 150,000
karung goni bekas 32 buah Rp 3,000 Rp 96,000
pemakain listrik 6 minggu (penerangan) Rp 75,000
pemakaian gas (broorder) 2 tabung Rp 85,000 Rp 170,000
Jumlah 5 = Rp 491,000
6. Biaya sewa lahan seluas 200 m2 selama 2 bulan Rp 3,400
7
7. Nilai susut sarana kandang (2 bulan)
Peralatan = (Rp. 3.765.000 : 60 bulan) x 2 Rp 125,500
8. Nilai surut kandang = (Rp. 10.606.400 : 72) x 2 Rp 295,000
Jumlah A Biaya Sarana Produksi = ( 1+2+3+4+5+6+7+8) Rp 28,104,900
B. Pendapatan
1 Total Penjumlahan ternak ayam= 1000 x 94 % x 1,75 kg x Rp. 25.000 Rp 41,125,000
2 Nilai Kotoran pupuk = 30 karung x Rp. 10.000 Rp 300,000
Jumlah B. Pendapatan =(1 +2) Rp 41,425,000
C. Keuntungan =(B-A) Rp 13,320,100
4. Biaya Total
Biaya total adalah keseluruhan biaya yang di keluarkan dalam proses produksi. Biaya total
mencangkup biaya tetap (fixed cost) dan biaya variable (variable cost). Dapat dihitung dengan
menjumlahkan biaya variable (vc) dan biaya tetap (fc)
biaya total dapat dihitung menggunakan rumus:
TC = VC + FC
TC = VC + FC
= 26.181.000 + 17.771.400
= 43.952.400