75% found this document useful (4 votes)
2K views22 pages

Modul Ajar Fikih Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Fikih Kelas 7 MTs Fase D Kurikulum Merdeka [modulguruku.com]

Uploaded by

Modul Guruku
Copyright
© Attribution Non-Commercial (BY-NC)
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
75% found this document useful (4 votes)
2K views22 pages

Modul Ajar Fikih Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Fikih Kelas 7 MTs Fase D Kurikulum Merdeka [modulguruku.com]

Uploaded by

Modul Guruku
Copyright
© Attribution Non-Commercial (BY-NC)
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
You are on page 1/ 22

https://www.modulguruku.

com/

MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA


FASE D - KELAS VII MTS
MATA PELAJARAN : FIKIH

IIN
NFFO
ORRM
MAASSII U
UMMU
UMM

A. IDENTITAS MODUL
Nama Madrasah : MTs MODULGURUKU
Nama Penyusun : .....................................................................................
Mata Pelajaran : Fikih
Fase / Kelas / Semester : D - VII / 1-2
Elemen : Mensyukuri Nikmat Allah Sw Melalui Shalat Fardhu
Jama’ Dan Qashar
Alokasi Waktu : ……………………………………………………….
Tahun Penyusunan : 20… / 20…

CAPAIAN PEMBELAJARAN FIKIH FASE D


Pada akhir fase D, pada elemen fikih ibadah, peserta didik terbiasa bersuci dan menjalankan
shalat fardlu maupun sunah, terbiasa puasa fardlu maupun sunah dengan baik dan benar, serta
memahami ketentuan haji dan umrah untuk menumbuhkan kesadaran menjalankan 5 (lima)
rukun Islam secara lengkap. Di samping itu peserta didik terbiasa melakukan ibadah lain yang
memiliki dimensi sosial, antara lain: zakat, infak, sedekah, kurban, akikah, dan lain-lain
sesuai syarat dan rukunnya dengan baik dan benar, sehingga amaliah ibadahnya dapat
membentuk kepedulian sosial dan mempengaruhi cara berfikir, bersikap, dan bertindak dalam
kehidupan sehari-hari dalam konteks beragama, berbangsa, dan bernegara.
Pada akhir fase D, peserta didik juga memahami ketentuan halal-haramnya makanan dan
minuman, serta ketentuan penyembelihan binatang agar peserta didik selektif memilih
makanan dan minuman di era global dan terbiasa mengonsumsi yang halal dan baik (halal-
thayyib) agar kesucian hati bisa dijaga, sehingga akan mempengaruhi dalam sikap dan prilaku
sehari-hari menjadi baik.
Peserta didik juga akan mempraktekkan ketentuan pemulasaraan jenazah sehingga dapat
menjalankan kewajiban sosialnya (fardlu kifayah) dalam kehidupan masyarakat yang
beragam.
Pada akhir fase D, peserta didik juga menerapkan ketentuan pembagian warisan dan
muamalah. Dalam muamalah, peserta didik akan mampu menganalisis dan
mengimplementasikan ketentuan fikih muamalah sehingga aktifitas sosial-ekonomi pada era
digital dan global dijalankan secara jujur, amanah dan tanggungjawab sesuai aturan fikih,
yang dapat bernilai ibadah dan berdimensi ukhrawi dalam konteks beragama, berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat global.
Elemen Capaian Pembelajaran
Fikih Peserta didik menganalisis tata cara bersuci dari hadas dan najis, ketentuan
Ibadah shalat fardlu, shalat berjamaah, ketentuan puasa, i'tikaf, keutamaan zikir dan
doa, berbagai shalat sunah, dan ketentuan sujud sahwi, sujud tilawah, dan
sujud syukur, ketentuan shalat Jumat, shalat jamak dan qashar, shalat dalam
https://www.modulguruku.com/

keadaan tertentu meliputi: kondisi sakit, kondisi genting (khauf) dan di atas
kendaraan, dan mengamalkannya dengan baik dan benar dalam konteks
kehidupan sehari-hari pada masyarakat global, sehingga kewajiban ibadah
dijalankan secara istiqamah pada kondisi apapun dan dimanapun.
Peserta didik juga akan mempraktekkan ketentuan pemulasaraan jenazah
mencakup: memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburkan
janazah, sehingga dapat menjalankan fardlu kifayah sebagai konsekwensi
beragama dalam konteks hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Peserta didik terbiasa melakukan ibadah yang memiliki dimensi sosial
berupa zakat, infak, sedekah, hibah, hadiah, kurban, dan akikah sesuai syarat
dan rukunnya dengan baik sebagai ekspresi rasa syukur kepada Allah Swt,
sehingga amaliah ibadahnya dapat membentuk kepedulian sosial dan
mempengaruhi cara berfikir bersikap dan bertindak dalam kehidupan sehari-
hari dalam konteks beragama, berbangsa dan bernegara.
Peserta didik memahami ketentuan ibadah haji dan umrah sehingga memiliki
kesadaran penghambaan dan ketaatan kepada Allah Swt secara mutlak dalam
mengikuti aturan syari'at dalam kehidupan sehari-hari dalam konteks
berbangsa dan bernegara untuk menggapai rida Allah Swt.
Peserta didik memahami ketentuan halal-haramnya makanan dan minuman,
ketentuan binatang yang haram dikonsumsi serta keten tuan penyembelihan
binatang, agar peserta didik selektif memilih makanan di era global dan
terbiasa mengkonsumsi makanan yang halal dan baik (halal-thayyib)
sehingga kesucian hati bisa dijaga yang akan mempengaruhi dalam sikap
dan prilaku sehari-hari menjadi baik.
Fikih Peserta didik mampu menganalisis ketentuan pembagian wans dan
Muamalah muamalah yang meliputi: jual beli, khiyaar, qiraadl, larangan riba, 'aariyah,
wadii'ah, hutang-piutang, gadai, hiwaalah, ijarah sehingga aktifitas sosial-
ekonomi pada era digital dan global dijalankan secara jujur, amanah dan
tanggung jawab sesuai aturan fikih, yang dapat bernilai ibadah dan
berdimensi ukhrawi dalam konteks beragama, berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat global.

B KOMPETENSI AWAL
Selalu ada hikmah yang berupa manfaat-manfaat secara sosial dibalik rangkaian ibadah
yang kita laksanakan. Selama dalam pelaksanaannya dilakukan secara sungguh-sungguh
dan penghayatan yang mendalam. Termasuk beribadah kepada Allah Swt. dalam bentuk
pelaksanaan shalat jama‟ dan qashar.
Tahukah kamu, kepatuhan kita untuk selalu menjalani shalat jama‟ dan qashar dengan
sungguh-sungguh dan penuh penghayatan berarti telah melatih kita untuk membentuk
kepribadian yang selalu mensyukuri nikmat Allah Swt. .
Jika mengikuti ketentuan hukum Islam, jama‟ dan qashar sama artinya dengan mengakui
tingginya nikmat yang diaugerahkan kepada seluruh umat Islam yang melakasanakannya.
Pengakuan tersebut akan membentuk kepribadian yang selalu bersyukur kepada Allah
Swt. .
Sikap syukur diwujudkan kedalam dua bentuk, bersyukur secara individual dan bersyukur
secara sosial. Bersyukur secara individual berarti selalu mengingat Allah sebagai Dzat
yang Maha Penderma dengan bersungguh-sungguh dalam menerapkan shalat jama‟ dan
https://www.modulguruku.com/

qashar. Sedangkan syukur secara sosial berarti memberikan sebagaian nikmat yang
dianugerahkan kepada Allah yang kita terima kepada orang lain.

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA (PPP) DAN PELAJAR RAHMATAN LIL


ALAMIN (PRA)
 Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai adalah bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berakhlak mulia, bernalar kritis dan kreatif, bergotong royong, serta
kebhinnekaan global.
 Profil Pelajar Rahmatan Lil „Alamin yang ingin dicapai adalah taaddub, tawassuth,
tathawwur wa ibtikar, dan tasamuh.

D. SARANA DAN PRASARANA


Media : LCD proyektor, komputer/laptop, jaringan internet, dan lain-lain
Sumber Belajar : LKPD, Buku Teks, laman E-learning, E-book, dan lain-lain

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik cerdas istimewa berbakat dan peserta didik regular

F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


Pembelajaran dengan tatap muka, direct instruction, cooperative learning,dan discovery
learning
https://www.modulguruku.com/

K
KOOM
MPPE
ETTE
ENNSSII IIN
NTTII

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Menunjukkan keimanan terhadap Allah Swt. sebagai Al-Barri (Dzat Yang Maha
Penderma) bagi umat manusia melalui shalat jama‟ dan qashar.
 Memyuktikan keimanan dalam kehidupan sehari-sehari melalui pelaksanaan shalat
jama‟ dan qashar sebagai perwujudan rasa syukur kepada Allah melalui pembiasaan
pada saat bepergian.
 Meyakini prinsip tathawwur wal ibtikar sebagai ajaran Islam yang membentuk
kepribadian yang kreatif dan inovatif melalui pengamalan shalat jama‟ dan qashar.
 Membedakan pengertian shalat Jama‟ dan qashar dalam shalat fardlu lima waktu.
 Menarik kesimpulan tentang hukum diperbolehkannya shalat Jama‟ dan qashar dalam
shalat fardlu.
 Menentukan shalat-shalat fardlu yang hanya boleh di jama‟ dan di qashar.
 Menguraikan tata cara pelaksanaan shalat jama‟ dan qashar.
 Menentukan shalat-shalat fardlu yang dapat dijama‟-qashar secara bersamaan.
 Mensimulasikan dengan gerak terlatih tata cara pelaksanaan shalat jama‟ dan shalat
qashar.
 Mendemonstrasikan tata cara pelaksanaan shalat jama‟-qashar.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
 Mengkategorikan bagian-bagian yang harus terpenuhi dalam shalat jama‟ dan qashar.
 Menyusun secara terperinci bagianbagian yang harus terpenuhi dalam shalat jama‟ dan
qashar sebagai satu kesatuan tata cara pelaksanaan
 Mendiskusikan tentang tata cara pelaksanaan shalat jama‟ dan qashar.
 Membuat kesimpulan secara individual terhadap data yang diperoleh dari kegiatan
diskusi kelas tentang tata cara pelaksanaan shalat jama‟ dan qashar.
 Mendemonstrasikan tata cara pelaksanaan shalat jama‟ dan qashar.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Guru menanyakan kepada peserta didik seputar materi Mensyukuri Nikmat Allah Sw
Melalui Shalat Fardhu Jama‟ Dan Qashar

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KE-1
Shalat Jama’
KEGIATAN PENDAHULUAN
 Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.
 Melakukan pembiasaan berdoa, memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian, posisi
tempat duduk peserta didik dan kebersihan kelas.
 Guru memberikan motivasi, memberikan pertanyaan pemantik materi yang akan
diajarkan.
 Guru memotivasi peserta didik untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang
https://www.modulguruku.com/

sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila (bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia, bernalar kritis dan kreatif, bergotong royong, serta
kebhinnekaan global) dan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin (taaddub,
tawassuth, tathawwur wa ibtikar, dan tasamuh)
KEGIATAN INTI
Kegiatan Literasi  Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka
diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi Shalat Jama’
Critical Thinking  Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi
Shalat Jama’
Collaboration  Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan
ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Shalat Jama’
Communication  Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau
individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas
presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan
Creativity  Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal
yang telah dipelajari terkait Menjelaskan isi teks yang didengar
yang berkaitan: Shalat Jama’
KEGIATAN PENUTUP
 Guru membimbing peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan
 Melakukan refleksi dan tanya jawab untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap
semangat belajar dan diakhiri dengan berdoa.

PERTEMUAN KE-2
Shalat Qashar
KEGIATAN PENDAHULUAN
 Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.
 Melakukan pembiasaan berdoa, memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian, posisi
tempat duduk peserta didik dan kebersihan kelas.
 Guru memberikan motivasi, memberikan pertanyaan pemantik materi yang akan
diajarkan.
 Guru memotivasi peserta didik untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang
sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila (bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia, bernalar kritis dan kreatif, bergotong royong, serta
kebhinnekaan global) dan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin (taaddub,
tawassuth, tathawwur wa ibtikar, dan tasamuh)
https://www.modulguruku.com/

KEGIATAN INTI
Kegiatan Literasi  Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka
diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi Shalat Qashar
Critical Thinking  Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi
Shalat Qashar
Collaboration  Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan
ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Shalat Qashar
Communication  Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau
individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas
presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan
Creativity  Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal
yang telah dipelajari terkait Menjelaskan isi teks yang didengar
yang berkaitan: Shalat Qashar
KEGIATAN PENUTUP
 Guru membimbing peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan
 Melakukan refleksi dan tanya jawab untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap
semangat belajar dan diakhiri dengan berdoa.

PERTEMUAN KE-3
Shalat Jama’-Qashar
KEGIATAN PENDAHULUAN
 Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.
 Melakukan pembiasaan berdoa, memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian, posisi
tempat duduk peserta didik dan kebersihan kelas.
 Guru memberikan motivasi, memberikan pertanyaan pemantik materi yang akan
diajarkan.
 Guru memotivasi peserta didik untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang
sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila (bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia, bernalar kritis dan kreatif, bergotong royong, serta
kebhinnekaan global) dan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin (taaddub,
tawassuth, tathawwur wa ibtikar, dan tasamuh)
KEGIATAN INTI
Kegiatan Literasi  Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka
diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi Shalat Jama’-
https://www.modulguruku.com/

Qashar
Critical Thinking  Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi
Shalat Jama’-Qashar
Collaboration  Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan
ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Shalat Jama’-
Qashar
Communication  Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau
individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas
presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan
Creativity  Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal
yang telah dipelajari terkait Menjelaskan isi teks yang didengar
yang berkaitan: Shalat Jama’-Qashar
KEGIATAN PENUTUP
 Guru membimbing peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan
 Melakukan refleksi dan tanya jawab untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap
semangat belajar dan diakhiri dengan berdoa.

PERTEMUAN KE-4
Hikmah Pelaksanaan Shalat Jama’ Dan Qashar
KEGIATAN PENDAHULUAN
 Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.
 Melakukan pembiasaan berdoa, memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian, posisi
tempat duduk peserta didik dan kebersihan kelas.
 Guru memberikan motivasi, memberikan pertanyaan pemantik materi yang akan
diajarkan.
 Guru memotivasi peserta didik untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang
sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila (bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia, bernalar kritis dan kreatif, bergotong royong, serta
kebhinnekaan global) dan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin (taaddub,
tawassuth, tathawwur wa ibtikar, dan tasamuh)
KEGIATAN INTI
Kegiatan Literasi  Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka
diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi Hikmah
Pelaksanaan Shalat Jama’ Dan Qashar
Critical Thinking  Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
https://www.modulguruku.com/

sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari


pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi
Hikmah Pelaksanaan Shalat Jama’ Dan Qashar
Collaboration  Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan
ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Hikmah
Pelaksanaan Shalat Jama’ Dan Qashar
Communication  Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau
individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas
presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan
Creativity  Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal
yang telah dipelajari terkait Menjelaskan isi teks yang didengar
yang berkaitan: Hikmah Pelaksanaan Shalat Jama’ Dan
Qashar
KEGIATAN PENUTUP
 Guru membimbing peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan
 Melakukan refleksi dan tanya jawab untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap
semangat belajar dan diakhiri dengan berdoa.

E. PEMBELAJARAN DIFERENSIASI
 Untuk siswa yang sudah memahami materi ini sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
mengeksplorasi topik ini lebih jauh, disarankan untuk membaca materi menganalisis
tata cara thaharah dari berbagai referensi yang relevan.
 Guru dapat menggunakan alternatif metode dan media pembelajaran sesuai dengan
kondisi masing-masing agar pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan
(joyfull learning) sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
 Untuk siswa yang kesulitan belajar topik ini, disarankan untuk belajar kembali tata
cara pada pembelajaran di dalam dan atau di luar kelas sesuai kesepataan antara guru
dengan siswa. Siswa juga disarankan untuk belajar kepada teman sebaya.

F. ASESMEN / PENILAIAN
1. Asesmen Diagnostik (Sebelum Pembelajaran)
Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam memasuki pembelajaran, dengan
pertanyaan:
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Apakah pernah membaca buku terkait ?
2 Apakah kalian ingin menguasai materi pelajaran dengan
baik ?
https://www.modulguruku.com/

3 Apakah kalian sudah siap melaksanakan pembelajaran


dengan metode inquiry learning, diskusi ?

2. Asesmen Formatif (Selama Proses Pembelajaran)


Asesmen formatif dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung,
khususnya saat siswa melakukan kegiatan diskusi, presentasi dan refleksi tertulis.
1) Teknik Asesmen : Observasi, Unjuk Kerja
2) Bentuk Instrumen : Pedoman/lembar observasi
Lembar kerja pengamatan kegiatan pembelajaran dengan metode inquiry

3. Asesmen Sumatif
a. Asesmen Pengetahuan
Teknik Asesmen:
• Tes : Tertulis
• Non Tes : Observasi
Bentuk Instrumen:
• Asesmen tidak tertulis : Daftar pertanyaan
• Asesmen tertulis : Jawaban singkat
b. Asesmen Keterampilan
• Teknik Asesmen : Kinerja
• Bentuk Instrumen : Lembar Kinerja

Asesmen formatif dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung,


khususnya saat siswa melakukan kegiatan diskusi, presentasi dan refleksi tertulis.

Uji Kompetensi
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Perhatikan pernyataan dibawah ini!
(1) berniat shalat jamak
(2) jarak perjalanan minimal 88,5 km
(3) tidak boleh makmum kepada orang yang mukim
(4) tidak berniat jamak pada waktu takbiratul ihram
Dari pernyataan diatas yang bukan merupakan syarat-syarat jamak adalah ...
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
2. Qashar shalat dapat diartikan dengan...
A. Menggugurkan
B. Menggabungkan
C. Meringkas
https://www.modulguruku.com/

D. Menunda.
3. Dibawah ini termasuk sebab diperbolehkannya menjama‟ shalat....
A. Perang.
B. Bencana alam
C. Gelap gulita
D. Cuaca dingin
4. Hadis Nabi Saw mengatakan:

Kandungan hadis menjelaskan tentang pelaksanaan shalat dengan…


A. Jama‟ Takqim
B. Jama‟ Takqim
C. Qashar
D. Lengkap.
5. Dalam sebuah hadist Nabi Saw dijelaskan:

Kandungan hadis menjelaskan boleh menjama‟ shalat karena sebab…


A. Dingin yang ekstrim
B. Panas menyengat
C. Puting beliung
D. Hujan deras
6. Termasuk tujuan yang hukukmnya wajib dalam bepergian sehingga
diperbolehkan mengqashar shalat adalah…
A. Membayar hutang
B. Mengunjungi sanak famili
C. Menjenguk orang sakit.
D. Bersenang-senang
7. Jarak tempuh bepergian yang memperbolehkan jama‟ dan qashar shalat menurut
mayoritas ulama adalah…
A. 96 km
B. 95 km
C. 88, 74 km
D. 119,9 Km
8. Perhatikan hadis Nabi Saw berikut ini:

Hadis menjelaskan tentang:


A. Gugurnya kewajiban shalat.
B. Keringanan mengqashar shalat.
C. Bersedekah kepada fakir dan miskin.
https://www.modulguruku.com/

D. Kewajiban menerima pemberian orang lain.


9. Salah satu kriterian dapat melaksanakan shalat jama‟ dan qashar sekaligus
adalah......
A. Kedua shalat memiliki jumlah rakaat yang genap.
B. Rakaat masing-masing diantara dua shalat berjumlah empat.
C. Salah satu dari dua shalat bukan shalat subuh.
D. Kedua shalat dilaksanakan pada siang hari.
10. Perhatian kalimat berikut:

Merupakan niat shalat:


A. Niat shalat jama‟-qashar shalat dhuhur dan ashar dengan jama‟ takqim:
B. Niat shalat jama‟-qashar shalat dhuhur dan ashar dengan jama‟ ta‟khir:
C. Niat shalat jama‟-qashar shalat maghrib dan Isya‟ dengan jama‟ takqim:
D. Niat shalat jama‟-qashar shalat maghrib dan Isya‟ dengan jama‟ ta‟khir:

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dengan tepat!


1. Kita telah mempelajari ketentuan yang memperbolehkan jama‟ taqdim dan jama‟
ta‟khir dalam shalat fardlu. Berikan persamaan dan perbedaan ketentuan jama‟
taqdim dan jama‟ ta‟khir tersebut!
2. Menurut anda, apakah yang membedakan syarat diperbolehkan shalat fardlu
dengan jama‟ dan shalat dengan cara qashar? Berikan pendapat anda!
3. Apakah setiap shalat fardlu yang dapat dijama‟ juga sekaligus boleh di qashar?
Berikan pendapat dan alasan yang melatar belakangi pendapat anda!
4. Seorang musafir yang belum mengetahui ketentuan shalat qashar melakukan
shalat qashar secara sendirian. Bagaimana hukum pelaksanaan shalat musafir
tersebut menurut anda? Berikan penjelasan dan alasan anda!
5. Seorang musafir yang tertahan di tengah perjalanan karena hujan deras dan cuaca
ekstrim. Kemudian ia bermaksud melaksanakan shalat dengan jama‟-qashar.
Sebelum melaksanakan ia bertanya kepada anda! Apakah penjelasan yang akan
anda berikan kepada seorang musafir tersebut?

G. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Pengayaan
 Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai kompetensi dan tujuan
pembelajaran.
 Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang lebih variatif dengan menambah
keluasan dan kedalaman materi yang mengarah pada high order thinking
 Program pengayaan dilakukan di luar jam belajar efektif.

Remedial
 Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kompetensi dan tujuan
pembelajaran
https://www.modulguruku.com/

 Guru melakukan pembahasan ulang terhadap materi yang telah diberikan dengan
cara/metode yang berbeda untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih
memudahkan peserta didik dalam memaknai dan menguasai materi ajar misalnya
lewat diskusi dan permainan.
 Program remedial dilakukan di luar jam belajar efektif.

H. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


Refleksi Guru:
Pertanyaan kunci yang membantu guru untuk merefleksikan kegiatan pengajaran di kelas,
misalnya:
 Apakah semua peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran ini ?
 Apakah ada kesulitan yang dialami peserta didik?
 Apakah semua peserta didik sudah dapat melampaui target pembelajaran?
 Sudahkan tumbuh sikap yang mencerminkan profil pelajar pancasila dan profil pelajar
rahmatal lil „alamin?
 Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?

Refleksi Peserta Didik:


No Pertanyaan Refleksi Jawaban Refleksi
1 Bagian manakah yang menurut kamu hal paling
sulit dari pelajaran ini?
2 Apa yang akan kamu lakukan untuk
memperbaiki hasil belajarmu?
3 Kepada siapa kamu akan meminta bantuan
untuk memahami pelajaran ini?
4 Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1
sampai 5, berapa bintang yang akan kamu
berikan pada usaha yang telah dilakukan
https://www.modulguruku.com/

L
LAAM
MPPIIR
RAAN
N-- L
LAAM
MPPIIR
RAAN
N

LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Mari kita Mempraktekkan!
Aktifitas Siswa:
Luangkan waktu kita selama 10 menit untuk ke perpustakaan atau ruang multi-media. Mari
kita telusuri data tentang tujuan bepergian yang masuk kategori wajib hukumnya, sunnah atau
mubah hukumnya.
Catatlah hasil penelusuran kita dan diskusikan dengan teman-teman dan guru kita!
Ingatlah! Kemampuan untuk memetakan tujuan bepergian dari segi hukumnya merupakan
salah satu syarat sahnya shalat qashar kita.

Mari kita Mempraktekkan!


Aktifitas Siswa:
Luangkan waktu kita selama 10 menit untuk ke perpustakaan atau sumber informasi lainnya.
Mari kita temukan jawaban tentang berapa kilo jarak tempuh yang memperbolehkan kita
mengqashar.

LAMPIRAN 2
BAHAN AJAR
A. SHALAT JAMA’
1. Pengertian Jama’
Mari kita cermati! Menjama‟ shalat ( ‫ )جمع الصالة‬adalah mengumpulkan pelaksanaan
dua shalat fardlu kedalam salah satu dari dua waktu shalat tersebut. Jika pelaksanaan
dua shalat di waktu shalat yang pertama maka di sebut dengan jama‟ taqdim ‫جمع‬
(‫ )التقديم‬. Contohnya melaksanakan shalat maghrib dan isya‟ secara bersmaaan di waktu
shalat maghrib. Jika pelaksanaan shalat fardlu di waktu shalat yang kedua disebut
dengan jama‟ ta‟khir ( ‫)جمع التآخير‬. Seperti melaksanakan shalat dhuhur dan ashar
secara bersamaan di waktu shalat ashar.

2. Syarat Diperbolehkannya Shalat Jama’


Kapankah kita diperbolehkan menjama‟ shalat? Bepergian dengan syarat-syarat yang
telah terpenuhi untuk mengqashar shalat. Jika syarat-syarat yang membolehkan shalat
qashar terpenuhi, maka juga diperbolehkan menjama‟ shalat, baik jama‟ taqdim
maupun jama‟ ta‟khir.
Dalam kondisi hujan yang deras, turunnya salju, dan cuaca sangat dingin juga
termasuk syarat diperbolehkannya menjama‟ dua shalat fardlu. Tetapi hukum boleh
hanya berlaku pada jama‟ taqdim dan tidak diperolehkan menjama‟ ta‟khir. Selain itu,
hukum boleh juga bagi umat Islam yang melaksanakan shalatnya di masjid secara
berjama‟ah, tidak di rumahnya masing-masing.
Pada saat melaksanakan haji di Arafah dan Muzdalifah juga diperbolehkan menjama‟.
Diperbolehkan memilih jama‟ taqdim maupun jama‟ ta‟khir.

3. Dasar Hukum Shalat Jama’


https://www.modulguruku.com/

Ayo kita baca, cermati dengan seksama, dan berikan kesimpulan tentang kandungan
hadis-hadis Nabi Saw dibawah ini:
a) Hadis Nabi Saw dari Mu‟adz bin Jabal:

Artinya: “Bahwasannya ketika Nabi Saw berada dalam masa perang Tabuk, jika
beliau melakukan perjalanan setelah maghrib maka beliau akan memajukan
pelaksaan shalat Isya‟. Artinya beliau Saw melakukan shalat Isya‟ bersama dengan
maghrib”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Daruquthni, Hakim, Baihaqi, dan
Ibnu Hibban)
b) Dalam Hadis Nabi Saw dijelaskan:

Artinya: “Anas mengatakan: “Jika Rasulullah melakukan perjalanan sebelum


matahari condong ke barat maka beliau mengakhirkan shalat dhuhur hingga waktu
shalat ashar. Setelah itu, beliau Saw akan singgah sebentar dan menggabungkan
kedua shalat, yaitu dhuhur dan ashar. Namun jika matahari telah lebih dulu
condong ke barat maka beliau Saw akan lebih dulu shalat dhuhur baru kemudian
menunggang untaranya ” (HR. Muttafaq „Alaih)
c) Hadis riwayat Ibnu Abbas yang mengatakan:

Artinya: “Rasulullah Saw melaksanakan shalat dhuhur dan ashar dengan cara
menjama‟. Shalat maghrib dan isya dengan cara menjama‟ tanpa adanya rasa
takut dan tidak dalam keadaan perjalanan.” Imam Malik berkata: “Saya
berpendapat bahwa Rasulullah melaksanakan shalat tersebut dalam keadaan
hujan” (HR. Baihaqi)
Dua hadis di atas menggambarkan Nabi Saw pernah mempraktekkan pelaksanan
menjama‟ shalat. Hadis pertama menguraikan tentang jama‟ taqdim yang pernah
dilakukan Nabi, dan kedua berkenaan dengan praktek jama‟ takhir. Keduanya
dipraktekkan oleh Nabi pada saat sedang bepergian. Oleh karena itu, jama‟ taqdim dan
jama‟ ta‟khir merupakan dua bentuk pelaksanaan shalat jama‟ yang diperbolehkan
dalam Islam dengan syarat sedang menempuh perjalanan atau bepergian.
Sedangkan hadis terakhir berisikan ketentuan tentang diperbolehkannya menjama‟
shalat dalam keadaan hujan deras.

4. Tata Cara Pelaksanaan Shalat Jama’


https://www.modulguruku.com/

Ayo kita cermati dan perhatikan tata cara pelaksanaan jama‟ taqdim dan jama‟
ta‟khir!
Jama’ Taqdim Jama’ Ta’khir
1. Berniat untuk menjama‟ taqdim, 1. Niat untuk mengkahirkan pelaksanaan
ketika shalat yang pertama sudah shalat jama‟ sebelum waktu shalat
memasuki waktunya. Misalnya, pertama berakhir, meskipun ukuran
memasuki waktu shalat dhuhur waktu yang tersisa sepadan dengan satu
ketika akan menjama‟ dengan rakaat. Contoh jama‟ ta‟khir shalat
shalat ashar. dhuhur dan ashar.
Niat jama‟ taqdim sebagai berikut: Niat jama‟ ta‟khir sebagai berikut:

Artinya: “Aku berniat “Aku berniat melaksanakan shalat


melaksanakan shalat fardlu empat fardlu dhuhur empat rakaat yang
rakaat yang dijama‟ dengan shalat dijama‟ dengan shalat ashar dengan
ashar dengan jama‟ taqdim hanya jama‟ ta‟khir hanya semata-mata
semata-mata karena Allah”. karena Allah”.
2. Tertib yang berarti harus dimulai 2. Perjalanan masih berlangsung
dari shalat yang pertama yang telah hinggamemasuki shalat yang kedua.
memasuki waktunya.
3. Bersambung yaitu berurutan Apakah yang kita dapat simpulan dari
dengan tidak terpisah antara dua tabel pelaksaan shalat jama‟ taqdim dan
shalat yang di jama‟ oleh waktu jama‟ ta‟khir?
yang panjang. Waktu jeda antara Niat menjama‟ baik dalam bentuk taqdim
dua shalat paling lama sama maupun jama‟ ta‟khir harus dilakukan
dengan membaca iqamah. pada shalat yang pertama. Kita tidak
4. Perjalanan atau bepergian belum diperbolehkan berniat menjama‟ ta‟khir
sampai pada tempat yang dituju. shalat dhuhur dan ashar di waktu
pelaksanaan shalat ashar.
5. Pada saat melaksanakan shalat
Juga menjadi perkara yang harus
jama‟ masih ada waktu yang cukup
diperhatikan adalah, waktu lamanya
untuk menyelesaikan dua shalat.
bepergian. Ketika ketika hendak menjama‟
6. Meyakini syarah sah dan rukun shalat dhuhur dan ashar dengan jama‟
shalat yang pertama telah dipenuhi. ta‟khir, ternyata waktu dhuhur belum habis
ketika sudah sampai ditujuan. Dalam kasus
ini kita tidak boleh melakukan jama‟
ta‟khir.
Contohnya: Kita pergi ke Jakarta naik
pesawat terbang pukul 12.15 WIB
berangkat dan sampai di tujuan pada pukul
13.30 WIB.

B. SHALAT QASHAR
1. Pengertian Shalat Qashar
https://www.modulguruku.com/

Mari kita cermati! Menjama‟ shalat ( ‫ )قصرالصالة‬adalah memendekkan atau meringkas


rakaat shalat yang berjumlah empat menjadi dua rakaat. Shalat fardlu yang dapat
diqashar meliputi shalat dhuhur, ashar dan shalat isya‟. Sedangkan mengqashar shalat
maghrib dan subuh tidak diperbolehkan.

2. Syarat Diperbolehkannya Shalat Qashar


Mari kita cermati! Tidak semua bepergian atau perjalanan mengakibatkan hukum
boleh mengqashar shalat. Diperbolehkan mengqashar shalat, jika terpenuhi syarat-
syarat berikut:
1. Tujuan bepergian untuk keperluan yang wajib, disunnahkan dan diperbolahkan atau
mubah.
2. Jarak tempuh bepergian adalah empat puluh delapan mil Hasyimiyah (ukuran yang
berlaku pada masa Dinasti Umayyah).Jika dihitung dengan waktu, jarak tempuh
diperkirakan memakan waktu sehari semalam (24 jam) . Ada beberapa pendapat
tentang jarak tempuh dalam hitungan modern saat ini:
a) Jarak 80,64 km atau 80 kilo lebih 640 m) atau:
b) 88,74 km.
c) 96 km.
d) 94, 5 km.
e) Menurut mayoritas ulama adalah 119, 9 atau 120 km.
Bepergian mengunakan alat transporasi paling modern saat itu, yaitu: onta atau
keledai.
3. Hukum boleh menqashar ketika telah keluar dari wilayah administratifnya.
4. Shalat yang diqashar bukan shalat yang berstatus hutang (qadla‟), tetapi harus
shalat pada waktunya (ada‟).
5. Berniat mengqashar shalat bersamaan dengan takbiratul ihram. Niat harus tetap
terjaga hingga selesainya shalat. Ketika ditengah ragu apakah qashar atau shalat
sempurna, maka wajib menyempurnakan shalatnya dengan tidak perlu
membatalkan lebih dulu.
6. Jika dilaksanakan secara berjama‟ah, dianjurkan tidak bermakmum kepada imam
yang shalat tanpa qashar.
7. Mengetahui syarat-syarat mengqashar shalat, bukan hanya sekedar ikut-ikutan.
8. Meyakini masih belum sampai tujuan. Bila ragu atau yakin bahwa tempat tujuan
telah sampai, hanya belum menemukan alamat pastinya, maka harus
menyempurnakan jumlah rakaatnya.
9. Daerah yang menjadi tempat tujuan jelas.

3. Dasar Hukum Shalat Qashar


Ayo kita baca, cermati dengan seksama, dan berikan kesimpulan tentang kandungan
Ayat Al-Qur‟an hadis-hadis Nabi Saw dibawah ini:
a) Firman Allah Swt. :
https://www.modulguruku.com/

Artinya : “Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kamu
meng-qasar shalat, jika kamu takut diserang orang kafir. Sesungguhnya orang
kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu”. QS. an-Nisa‟ (4) : 101
b) Dalam Hadis Nabi Saw dijelaskan:
Ya‟la bin Umayyah berkata kepada Umar bin Khaththab: “Wahai Umar, mengapa
kita masih mengqashar shalat padahal kita sudah aman?” Umar menjawab: “Aku
pernah menanyakannya kepada Rasulullah Saw dan beliau menjawab:

Artinya: “Itu adalah sedekah yang diberikan oleh Allah Swt. kepada kalian maka
terimalah sedekah dari-Nya” (HR. Muslim)
c) Hadis Nabi Saw dari Ibnu Umar yang mengatakan:

Artinya: “Aku sering menemani Nabi Saw dan selama diperjalanannya beliau
melakukan shalat tidak lebih dari dua rakaat. Begitu pula Abu Bakar, Umar, dan
Utsman” (HR. Muttafaq Alaih).
Ayat dan hadis di atas merupakan dasar hukum bolehnya melaksanakan shalat qashar.
Hukum boleh karena ada sebab yang melatar belakanginya. Ketika sedang dalam
pertempuran, sebab diperbolehkannya adalah potensi munculnya serangan tiba-tiba
dari pihak musuh, sehingga menyebabkan rasa was-was, khawatir, dan ketakutan.
Dalam kondisi aman dan damai, shalat qashar masih diperbolehkan, sebagai bentuk
anugerah atau pemberian keringanan Allah kepada hambanya. Keringanan dapat
dipergunakan selama syarat-syarat qashar yang telah kita pelajari sebelumnya
terpenuhi.

C. SHALAT JAMA’-QASHAR
1. Pengertian Jama’-Qashar
Apakah yang kita pahami dengan istilah jama‟-qashar? Shalat yang menggabungkan
jama‟ dan qashar dalam satu pelaksanaan shalat. Contohnya pelaksanaan shalat dhuhur
dan ashar yang masing-masing dilaksanakan dengan dua rakaat, tetapi juga
dilaksanakan pada satu waktu, boleh di waktu shalat dhuhur atau shalat ashar.

2. Memadukan Kriteria Diperbolehkan Jama’-Qashar


Apakah setiap shalat yang boleh dijama‟ sekaligus dapat didiqashar? Untuk
menjawabnya maka harus dipadukan dulu kriteria yang menyebabkan terjadinya
hukum diperbolehkan.
Ayo kita cermati dan padukan!
No Kriteria Qashar Jama’
https://www.modulguruku.com/

Shalat Shalat
1 Shalat memiliki 4 rakaat  -
2 Sedang dalam bepergian dengan jarak yang telah  
disepakati 120 km.
3 Berada dalam kondisi hujan deras dengan cuaca dingin  -
dan ekstrim.
Boleh melaksanakan shalat dengan jama‟-qashar bagi orang yang bepergian dengan
jarak kurang lebih 120 km. Selain itu, masing-masing shalat yang hendak di jama‟-
qashar adalah 4 rakaat jumlah. Oleh karena itu, shalat yang dapat dilaksanakan dengan
jama‟-qashar hanya shalat dhuhur dan ashar dalam keadaan bepergian.
Bagaimana jika shalat yang hendak dilaksakannya adalah shalat maghrib dan isya‟?
Boleh menjama‟ shalat keduanya dalam satu pelaksanaan, tetapi shalat maghribnya
tetap dilaksanakan secara lengkap rakaatnya. Sedangkan shalat isya‟ boleh
dilaksanakan dengan cara mengqashar.

3. Tata Cara Jama’-Qashar


Bagaimanakah cara kita mengerjakan? Sama seperti dalam pelaksanaan shalat jama‟
dan qashar untuk shalat dhuhur dan ashar pada umumnya. Perkara yang membedakan
hanya terletak pada niat melaksanakan shalat.
1. Niat shalat jama‟-qashar shalat dhuhur dan ashar dengan jama‟ takqim:

Artinya: “Aku berniat mengqashar shalat dhuhur yang dijama‟ dengan shalat
ashar dengan jama‟ taqdim sebagai imam/makmum hanya semata-mata karena
Allah Swt. ”. Setelah mengucapkan salam dalam rakaat kedua, berdiri dan berniat
mengerjakan shalat ashar bersamaan dengan pelaksanaan takbiratul ihram.

Artinya: “Aku berniat mengqashar shalat ashar yang dijama‟ dengan shalat
dhuhur dengan jama‟ taqdim sebagai imam/makmum hanya semata-mata karena
Allah Swt. ”.
2. Niat shalat jama‟-qashar shalat dhuhur dan ashar dengan jama‟ ta‟khir:

Artinya: “Aku berniat mengqashar shalat dhuhur yang dijama‟ dengan shalat
ashar dengan jama‟ ta‟khir sebagai imam/makmum hanya semata-mata karena
Allah Swt. ”.
Setelah mengucapkan salam dalam rakaat kedua, berdiri dan berniat mengerjakan
shalat ashar bersamaan dengan pelaksanaan takbiratul ihram.

Artinya: “Aku berniat mengqashar shalat ashar yang dijama‟ dengan shalat
dhuhur dengan jama‟ ta‟khir sebagai imam/makmum hanya semata-mata karena
Allah Swt. ”.
3. Niat shalat jama‟-qashar shalat maghrib dan Isya‟ dengan jama‟ takqim:
https://www.modulguruku.com/

Artinya: “Aku berniat mengerjakan shalat maghrib tiga rakaat yang dijama‟
dengan shalat isya‟ dengan jama‟ taqdim sebagai imam/makmum hanya semata-
mata karena Allah Swt. ”.
Setelah mengucapkan salam dalam rakaat ketiga, berdiri dan berniat mengerjakan
shalat Isya‟ bersamaan dengan pelaksanaan takbiratul ihram.

Artinya: “Aku berniat mengerjakan shalat isya‟ dua rakaat dengan qashar yang
dijama‟ dengan shalat maghrib dengan jama‟ taqdim sebagai imam/makmum
hanya sematamata karena Allah Swt. ”.
4. Niat shalat jama‟-qashar shalat maghrib dan Isya‟ dengan jama‟ ta‟khir:

Artinya: “Aku berniat mengerjakan shalat maghrib tiga rakaat yang dijama‟
dengan shalat isya‟ secara qashar dengan jama‟ ta‟khir sebagai imam/makmum
hanya semata-mata karena Allah Swt. ”.
Setelah mengucapkan salam dalam rakaat ketiga, berdiri dan berniat mengerjakan
shalat Isya‟ bersamaan dengan pelaksanaan takbiratul ihram.

Artinya: “Aku berniat mengerjakan shalat isya‟ secara qashar yang dijama‟
dengan shalat maghrib dengan jama‟ ta‟khir sebagai imam/makmum hanya
semata-mata karena Allah Swt. ”.

D. HIKMAH PELAKSANAAN SHALAT JAMA’ DAN QASHAR


1. Belajar Bersyukur Melalui Shalat Jama’ dan Qashar
Tahukah kamu? Al-Barri (Dzat Yang Maha Penderma) selalu melekat dalam Dzat
Allah Swt. . Dia adalah Dzat yang selalu memberi kemudahan kepada
hambahambanya untuk menjalankan perintah-perintah-Nya. Manusia merupakan
makhluk yang lemah dan terbatas kemampuannya disisi-Nya. Oleh karena
keterbatasan tersebut, Allah selalu memberikan jalan keluar atas apa yang dialami
manusia dalam kehidupannnya di muka bumi.
Termasuk ketika sedang dalam perang dan bepergian jauh. Psikologi dan pisik
manusia banyak terkuras, pikirannya mudah goncang dan kalut, dan mudah melakukan
perbuatan-perbuatan diluar kendali akal sadarnya. Allah sangat mengetahui kondisi
manusia tersebut, dan secara terus menerus membimbing manusia melalui pelaksaan
perintah-perintah-Nya. Manusia dengan menjalankan perintah-Nya, berarti akan selalu
mengingat-Nya sebagai pemilik mutlak dunia dan seisi-Nya.
Sebagai Dzat Yang Maha Penderma maka Allah Swt. yang sangat tahu keadaan
hamba-hambanya yang sedang berada dalam situasi perang dan bepergian jauh, maka
perintah-perintah-Nya pun diperingan pelaksanaannya. Perintah shalat fardlu tidak
harus dilakukan secara lengkap dengan aturan-aturan yang sangat ketat, tetapi boleh
dilakukan dengan cara menjama‟ dan mengqashar. Sebagaimana dikatakan umar,
kemurahan yang diberikan Allah merupakan bentuk sedekah kepada manusia sebagai
hamba terkasihnya.
https://www.modulguruku.com/

Atas kemurahan yang diberikan Allah, sudah seharusnya kita bersyukur kepadanya.
Bersykur dilakukan dengan lisan dengan selalu mengingat Allah, sifat-sifat- Nya, dan
nama-nama-Nya yang Agung. Juga bersyukur dengan tindakan dengan cara
melaksanakan shalat fardlu, meskipun dalam situasi dan kondisi yang tidak wajar,
karena perang maupun bepergian.

2. Bersyukur Secara Sosial


Apakah yang kita pahami dengan bersyukur secara sosial? Meneladani nama Allah
yang Agung, yaitu: Al-Barru (Dzat yang Maha Penderma). Inti dari peneladanan
terhadap Al-Barru adalah, bagaimana kita selalu belajar memahami dan berempati
kepada sesama. Kita harus peka terhadap apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dialami
oleh sesama manusia, terutama di lingkungan terdekat kita.
Kepekaan akan membentuk kita sigap terhadap permasalahan, kesulitan dan
kebutuhkan lingkungan kita. Teman kita belum sempat menyatakan diri untuk
meminjam pulpen, penggaris atau lainnya, tetapi kita lebih dulu meminjaminya,
karena kita telah lebih dulu kalau tas kecilnya tertinggal di rumah. Kita juga dengan
cepat akan memberikan sebagian bekal kue kita, sebelum seorang teman meminta
belas kasihan kepada kita.

LAMPIRAN 3
GLOSARIUM
Thaharah : bersuci dari najis dan hadats dengan cara-cara yang
telah diatur oleh syariat Islam melalui ilmu fikih.
Najis : Segala jenis kotoran yang menjijikkan dan harus
disucikan berdasarkan ketentuan yang fikih agar
ibadah-ibadah tertentu dapat diterima.
Istinja’ : Salah satu cara untuk mensucikan najis dengan
menggunakan alat yang berupa benda-benda padat
dengan ketentuan-ketentuan tertentu.
Hadats : Perkara yang terdapat pada beberapa anggota tubuh
manusia yang jika keluar dari tubuh manusia dapat
menghalangi sahnya shalat.
Tayamum : Salah satu bentuk bersuci dengan cara mengusap
debu ke wajah dan kedua tangan dengan syarat-
syarat tertentu sebagai ganti berwudhu dan mandi
besar.
Shalat fardlu : Semua perkataan dan perbuatan tertentu yang
dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam yang
jumlah lima dalam sehari-semalam.
Syarat wajib shalat fardlu : Seperangkat ketentuan yang berakibat pada
munculnya kewajiban melaksanakan shalat bagi
setiap muslim.
Syarat sah shalat fardlu : Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi sebelum
shalat dilaksanakan.
Rukun shalat fardlu : Seluruh ketentuan yang harus dipenuhi selama
pelaksanaan shalat berlangsung.
https://www.modulguruku.com/

Sunnah ab’adl : Ketentuan-ketentuan yang sangat dianjurkan untuk


dipenuhi selama pelaksanaan shalat, namun tidak
difardukan.
Sunnah hai’ah : Ketentuan-ketentuan yang dianjurkan untuk
dipenuhi selama shalat berlangsung.
Perkara yang membatalkan shalat : Seperangkat ketentuan yang jika dilanggar dapat
berakibat tidak sah atau tidak diterima shalatnya
seseorang.
Shalat berjama’ah : Pelaksanaan shalat yang melibatkan dua orang atau
lebih sebagai satu kesatuan yang didalamnya ada
peran sebagai imam dan makmum.
Makmum muwafiq : Makmum yang mengikuti gerakan shalat imam
sejak takbiratul ihram atau rakaat pertama atau
tidak tertinggal lebih dari dua rukum.
Makmum masbuq : Makmum yang tidak mengikuti imam dari rakaat
pertama atau tertinggal lebih dari dua rukun.
Dzikir : Mengingat Allah Swt. di mana saja dan kapan saja
sebagai bentuk merasa rendah di hadapan-Nya.
Doa : Meminta tolong atau memohon sesuatu kepada
Allah agar harapan-harapan yang diingin dapat
dikabulkan.
Shalat Jum’at : Shalat wajib dua rakaat yang dilakukan setelah
tergelincirnya mata hari atau waktu shalat Dhuhur
bagi laki-laki yang telah memasuki usia baligh.
Shalat jama’ : Menggabungkan pelaksanaan dua shalat fardlu
dalam satu waktu diantara salah satu dari dua
shalat tersebut.
Jama’ Taqdim : Menggabungkan pelaksanaan dua shalat fardlu
yang pelaksanaannya di waktu shalat yang
pertama.
Jama’ Ta’khir : Menggabungkan pelaksanaan dua shalat fardlu
yang pelaksanaannya di waktu shalat yang kedua.
Shalat Qashar : Meringkas jumlah rakaat menjadi dua rakaat untuk
shalatshalat fardlu yang memiliki empat jumlah
rakaatnya, seperti shalat dhuhur, ashar, dan shalat
isya‟.
Shalat fardlu dalam kondisi tertentu : Pelaksanaan shalat dalam situasi yang tidak wajar,
sehingga membolehkan penggunaan cara-cara yang
lebih luwes dan longgar.
Shalat sunnah mu’akkad : Shalat yang selalu dijalankan atau dilestarikan oleh
Nabi Muhamamd Saw dan tidak ditinggalkan,
kecuali sekali atau dua kali untuk memberi
petunjuk kepada umatnya bahwa ibadah tersebut
tidak wajib hukumnya.
Shalat sunnah ghairu mu’akkad : Shalat yang Nabi Saw tidak selalu melakukan
setiap saat, terkadang beliau melaksanakannya,
https://www.modulguruku.com/

tetapi juga meninggalkannya dalam waktu yang


berbeda.

LAMPIRAN 4
DAFTAR PUSTAKA
As-Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Vol.1, Al-Ibadah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1983).
Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad al-Husaini, Kifayah al-Akhyar fi Halli al-
Ghayah al-Ikhtishar, Vol. 1, t. Ibrahim bin Abdullah al-Anshari, (Qatar: Al-Syu‟un al-
Diniyyah, tt).
Ahmad Ibnu Hajar, Tarjamah Makna Gandul Matan Safinatun Najah, (Magelang: Penerbit
Mkhtar bin Sya‟rani, tt).
M. Sholeh Qasim dan A. Afif Amrullah, Tuntutan Shalat, (Jakarta: Penerbit Muara Progresif,
2014).
Qur‟an Kemenag (Qur‟an Kemenag in MSWord) Lajnah.kemenag.go.id, 2002, diunduh 28
April 2020 jam 14.00
Wahbab al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Vol. 1, (Beirut: Dar al-Fikr, 1984).

Mengetahui, ......................, ..............., 20 .....


Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran

( ........................................... ) ( ........................................... )

You might also like