0% found this document useful (0 votes)
220 views24 pages

P.7 Perkembangan Pendekatan Dan Paradigma Baru Dalam Perencanaan Kota

This document discusses the evolution of approaches to urban planning and new paradigms. It describes rational comprehensive planning, incremental planning, and other theories of planning. It also outlines critiques of rational comprehensive planning, including that the process is too long, data requirements are difficult to meet, and it is inflexible. New paradigms emphasized in the document include participatory planning, sustainability, good governance, and changing the planner's role to be more proactive and facilitate multi-sectoral investment and public-private partnerships.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PPTX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
220 views24 pages

P.7 Perkembangan Pendekatan Dan Paradigma Baru Dalam Perencanaan Kota

This document discusses the evolution of approaches to urban planning and new paradigms. It describes rational comprehensive planning, incremental planning, and other theories of planning. It also outlines critiques of rational comprehensive planning, including that the process is too long, data requirements are difficult to meet, and it is inflexible. New paradigms emphasized in the document include participatory planning, sustainability, good governance, and changing the planner's role to be more proactive and facilitate multi-sectoral investment and public-private partnerships.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PPTX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 24

Perkembangan Pendekatan

Perencanaan Kota
(dan Paradigma Baru)
Perencanaan Kota
• Antisipasi dan penyiapan ke masa depan
• Dimensi spasial dan penggunaan lahan

Manajemen Kota
• Intervensi Pemerintah dalam operasional pelayanan publik
• Dimensi spasial dan penggunaan lahan
Theories of Planning
• Deals with the question how to plan
• Considers procedure and methodologies of planning

• Theories of Planning
1. Rational comprehensive planning
2. Disjointed incremental approach
3. Mixscanning approach
4. Advocacy planning
5. Strategic planning
1. Rational Comprehensive Planning
Features
• RATIONAL : makes decisions based on facts

• COMPREHENSIVE : masalah dilihat secara komprehensif meliputi


seluruh wilayah dan semua kegiatan fungsional, tidak terpilah-pilah;
umum, jangka panjang, considers all available information
1. Rational Comprehensive Planning
Assumes that to achieve a goal one has to choose the best way to achieve it

Concept : several step


1. Define the Probem
2. Identify the alternatives
3. Evaluate the alternatives
4. Choose the best alternatives
5. Implement the alternative
6. Analyze the results
(repeat)
Rational Comprehensive Planning
Features

• INFORMATION GATHERING : data collected on all aternatives

• FLEXIBLE : iterations can be made in the planning process

• CYCLIC IN NATURE: changes in the planning process makes it continuous

• IMPLEMENTATION ORIENTED: all decisions made are implemented to


assess their impacts
Rational Comprehensive Planning
Contoh
• Rencana induk (master plan)
• Rencana umum (general plan)
• Rencana Pembangunan (Development plan)
• Perencanaan fisik perkotaan /arsitektur/urban design(tata guna
lahan)
Rational Comprehensive Planning
Critiques of the model
• Process too long and time consuming
• Perlu sistem informasi yang lengkap, rinci, dan akurat : It is usually
difficult to assemble sufficient data
• The human mind cannot grasp all data provided
• Cannot adopt to emergency planning such as in cases of disasters
Rational Comprehensive Planning
Critiques of the model
• Efektifitas : Tidak memberikan arahan informasi yang relevan
• Tujuan luas dan tidak fokus
• Masalah yang timbul sulit diperkirakan : Jangka panjang
• Sulit direalisasikan karena perlu dana yang besar
Rational Comprehensive Planning
Critiques of the model (Devas, 1993)
• Lebih berorientasi pada penyiapan rencana
• Berusaha menjadi sangat komprehensif, padahal planning
mengandung ketidakpastian
• Isu spasial dan land use dominan dibandingkan isu sosial, ekonomi,
lingkungan
• Memandang negatif thd pertumbuhan kota, shg harus dibatasi
• Proyeksi pertumbuhan penduduk, investasi publik tidak realistis
• Produk rencana (zoning) kaku, dan rinci
Rational Comprehensive Planning
Kelemahannya di negara-negara berkembang
• Kurang memberikan perhatian terhadap implikasi pembiayaan
• Kurang koordinasi dengan strategi sektoral, sosial ekonomi, dan
pembiayaan
• Pendekatan bersifat dua dimensi
• Ketidakpastian hubungan perencanaan tata ruang dengan ekonomi, statis
• Rumit, rinci
• Kurang partisipasi masyarakat
• Peraturan tata guna lahan dan pengendalian pembangunan kurang tetap
• Kelemahan kelembagaan di sektor Pemerintah
Disjointed incremental Planning

• Tidak menyeluruh : hanya pada unsur/sub sistem tertentu


• Tanpa memperhatikan wawasan yang lebih luas
• Tidak perlu penelaahan (evaluasi) alternatif rencana menyeluruh
• Bertujuan mencapai tujuan-tujuan realistis dalam waktu singkat (jangka
pendek)
• Common in public organizations
• A bargaining process
• Characterized by compromise
• Contoh Rencana kawasan khusus, Rencana infrastruktur
Disjointed incremental Planning

Kritik
• Pendekatan tidak menyeluruh dan jangka pendek (tambal sulam)
• Analisis marjinal dari kebijakan-kebijakan ekonomi politik yang
pragmatis
Mixscanning approch
• Pendekatan perencanaan terpilah, namun pertimbangannya tetap
komprehensif
• Dilatar belakangi oleh wawasan yang menyeluruh, namun fokus pada
unsur/sub sistem yang diprioritaskaan.
• Ada proyeksi (ramalan) mendalam tentang unsur yang diprioritaskan
berdasarkan proyeksi system keseluruhan
• Proses komunikasi dan konsultasi yang terus dengan
masyarakat/stakeholder
Mixscanning approch
Kritik
• proyeksi (ramalan) mendalam tentang unsur yang diprioritaskan
dapat meleset karena hanya berdasarkan hasil scanning
• Contoh produk :
 Rencana struktur kota
 Rencana tindak (action plan)
Advocacy Planning
(Davidoff, advocacy and pluralism 1965)
• Menyadari kepentingan umum/masyarakat beragam
• Perencanaan harus memperjuangkan kepentingan-kepentingan
berbagai kelompok masyarakat.
• Perencanaan fisik tata guna lahan  (bergeser) ke perencanaan sosial
ekonomi yang peduli pada masyarakat.
Strategic Planning
• Awalnya muncul di lingkungan militer (war).
• Fokus pada identifikasi dan pemecahan isu-isu strategis yang jelas dan
spesifik
• Penekanan pada penilaian lingkungan diluar dan didalam organisasi
• Orientasi pada tindakan, penilaian SWOT.
• Proses sistematis dan berkelanjutan
• Pembuatan keputusan yang beresiko
• Antisipatif dan aktivitas yang diorganisir
• Hasil harus bisa diukur(measurable) dengan visi, misi, tujuan, sasaran, dan
strategi yang dijalankan.
Equity Planning
• Memperjuangkan kebutuhan masyarakat luas dan secara langsung
menangani ketimpangan-ketimpangan di perkotaan.
• Para perencana mempunyai tanggungjawab membantu kelompok-
kelompok yang tertinggal, dan kurang beruntung.
• Berusaha menemukan kepentingan umum yang disepakati semua
pihak.
Paradigma Baru
Tantangan masa depan perkotaan
• Sebagian besar penduduk tinggal di perkotaan
• Kemiskinan perkotaan
• Penurunan derajat kesehatan dan kesejahteraan (kesempatan kerja,
perumahan yang layak, dan kebutuhan dasar)
• Globalisasi dan revolusi teknologi informasi
Paradigma Baru
Paradigma baru
• Partisipasi masyarakat
• Keterlibatan seluruh kelompok yang berkepentingan
• Koordinasi horizontal dan vertikal
• Keberlanjutan
• Kelayakan finansial
• Subsidiaritas
• Interaksi perencanaan fisik dan ekonomi
Paradigma Baru
Good governance
• Hubungan sinergis dan konstruktif antara negara, swasta, dan masyarakat
(UNDP). 11 karakteristik perwujudan good governance
1. Partisipasi 7. Akuntabilitas
2. Rule of law 8. Pengawasan
3. Transparansi 9. Efektif dan Efisien
4. Equality 10. Profesionalisme
5. Responsiveness 11. Konsesus
6. Visi strategis

• 4 aspek good governance (Word Bank)


 Manajemen sektor publik,
 Akuntabilitas,
 Kerangka hukum,
 Informasi publik dan transparansi.
Paradigma Baru
Perubahan peran perencana kota
• Proaktif dalam pengembangan dan manajemen lahan
• Perlu keterlibatan sektor informal dalam perencanaan
• Infrastructur led growth
• Pengambilan keputusan investasi (multisectoral investment planning)
• Public Private Partnership dalam pembangunan
• Peran perencana sebagai fasilitator proses
• GIS
• Terlibat dalam pengambilan keputusan finasial
Terima Kasih

You might also like