Mensyarafi otot-otot syaraf wajah
Kelumpuhan: merupakan gejala, sehingga
harus dicari penyebab dan derajat untuk
menentukan terapi dan prognosis
Penting anatomi ( topografi lesi)
Saraf kranial terpanjang di dalam tulang,
sebagian BESAR kelainan di tulang temporal
Terdiri tiga komponen: motoris, sensoris,
parasimpatis.
Klasifikasi Klasifikasi Proses
Seddon Sunderland Patologis
Neuropraxia I Gangguan fungsi
Axonotmesis II Kerusakan axon
III Kerusakan axon dan
endoneurium
IV Kerusakan axon,
endoneurium dan
perineurium
Neurotmesis V Kerusakan total
Pemeriksaan Fungsi Saraf Fasialis
Menentukan derajat kelumpuhan & letak lesi.
Gradasi fungsi saraf fasialis menurut House-Brackmann
I. Normal
II. Disfungsi Ringan
III. Disfungsi Sedang
IV. Disfungsi Sedang Berat
V. Disfungsi Berat
VI. Paralisis Total
Gradasi Freys fungsi motorik, tonus, sinkinesis dan
hemispasme
I (normal) Normal symmetrical function in all areas
Gross : slight weakness noticeable on
II close inspection; may have very slight
Mild synkinesis
dysfunction/ At rest : normal symmetry & tone
barely Motion :
noticeable) Forehead : moderate to good function
Eye : complete closure with minimum
effort
Mouth : slight asymmetry
Gross : obvious but not disfiguring
III difference between two sides; noticeable
Moderate but not severe synkinesis, contracture,
dysfunction/ and/or hemifacial spasm
At rest : normal symmetry and tone
obvious
difference Motion :
Forehead : slight to moderate movement
Eye : complete closure with effort
Mouth : slightly weak with maximum effort
Gross : obvious weakness and/or
disfiguring asymmetry
IV
At rest : normal symmetry and tone
Moderately
Motion :
severe
Forehead : none
dysfunction
Eye : incomplete closure
Mouth : asymmetric with maximum effort
Gross : only barely perceptible motion
At rest : asymmetry
V
Motion :
Severe
Forehead : none
dysfunction
Eye : incomplete closure
Mouth : slight movement
VI
Total No movement
paralysis
1 2
Fungsi motor 3 4 (0 – 3)
(30)
5 6
7 8
9 10
1
Tonus (15)
2 (0 – 3)
4 3
5 (0-2)
Sinkinesis (0-2)
(5) (0-1)
Hemispasme (0)
Total
Skor Freyss = Total/50 x 100% = …%
Lesi setinggi……….
dengan fungsi motorik yang baik ---%
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 2
3 4
7 8
10
9
1
2
4 3
5
3 0
Area HIPOTONUS HIPERTONUS
• 1 • Kerutan di dahi hilang • Kerutan di dahi meningkat
• Alis mata jatuh • Alis mata naik
• 2 • Fisura palpebra melebar • Fisura palpebra menyempit
• 3 • Lipatan nasolabial mendatar/hilang • Lipatan nasolabial makin dalam
Wajah
• Hidung deviasi ke arah sisi sehat
diam
• Nasal ala mendatar
• 4 • Pipi jatuh • Pipi menonjol/tertarik ke dalam
• 5 • Sudut mulut jatuh • Bibir terangkat dan/tertarik ke
• Bibir jatuh lateral
• Menimbulkan gerakan asimetrik • Gerakan pada sudut bibir saat
pada sisi sehat. mata berkedip
Wajah • Fenomena Bell’s dengan sklera • Mata menutup di saat mengunyah,
gerak terlihat. bicara atau tersenyum.
• Bibir dan filtrum deviasi ke sisi • Kontraksi beberapa otot yang
sehat. menimbulkan akinesia
Sinkinesis
Kontraksi otot wajah yg
tidak disadari, terjadi
bersamaan dengan gerak
otot wajah lain yang sengaja
dilakukan
Hemispasme
Kontraksi otot tidak
disadari, spasme intermiten
ringan – berat, terjadi pada
1 sisi wajah.
Tes pengecapan
Suatu indikator dalam deteksi gangguan fungsi saraf korda
timpani. Hilangnya pengecapan akibat cedera saraf korda
timpani, terbatas pada duapertiga anterior lidah dan berakhir
pada garis tengah.
Caranya dengan menyuruh penderita menjulurkan lidah,
kemudian meletakkan pada lidah penderita bubuk gula, kina,
sitrat atau garam begiliran dan diselingi istirahat. Lalu
penderita disuruh menyatakan pengecapan yang dirasakan
dengan isyarat., misalnya 1. untuk rasa manis; 2. untuk rasa
pahit; 3. untuk rasa asin; 4. untuk rasa asam
Elektrogustometri
Lidah dirangsang secara elektrik untuk memproduksi rasa
metalik dan kedua sisi lidah dibandingkan
Refleks kontraksi otot stapedius terjadi
ketika telinga kontralateral dirangsang
dengan bunyi yang keras akibatnya akan
mengubah compliance telinga tengah.
Diukur melalui audiometri impedans.
Jika lesi melibatkan cabang saraf proksimal
yang mengarah ke otot stapedius, otot
tersebut tidak akan berkontraksi dan tidak
ada perubahan impedans.
Aferen: N.VIII
Jalur batang otak yang
kompleks dimulai dari
nucleus koklea di sisi yang
dirangsang ke daerah
nucleus motorik N.VII
(fasialis) pada kedua sisi
Eferen: N.VII yang
meinervasi otot stapedius.
Kongenital (bersamaan dengan anomali
telinga dan tulang pendengaran)
Infeksi (Ramsay Hunt, OMSK)
Tumor (intrakranial, intratemporal,
ekstratemporal)
Trauma (fraktur temporal)
Gangguan p darah (trombosis arteri karotis,
maksilaris, serebri media)
Idiopatik (Bell’s Palsy)
transversal longitudinal