TOPIK 4
SELF-CONCEPT
PengertianSelf-concept
Teori Konsep Diri
Dimensi Konsep Diri
Interdependent/Independent Self-Concepts
Possessions and the Extended Self
Konsep Diri & Budaya
Konsep Diri & Perilaku Konsumen
Kesesuaian Produk & Konsep Diri
Hubungan Merek & Konsep Diri yang Bermakna
Konsep Diri & Strategi Pemasaran
2.
Pengertian Self-Concept
Self-conceptis defined as the totality of the individual’s thoughts and
feelings having reference to himself or herself as an object (Hawkins &
Mothersbaugh, 2010).
It is an individual’s perception of and feelings toward him- or herself. In
other words, your self-concept is composed of the attitudes you hold
toward yourself.
Konsep diri adalah persepsi seseorang terhadap dirinya yang meliputi
kesehatan fisiknya, kekuatannya, kejujurannya, dan rasa humornya dalam
kaitannya dengan orang lain termasuk juga kepemilikan barang-barang
tertentu dan hasil karyanya.
3.
Teori Konsep Diri
Empatteori konsep diri (Loudon & Della Bita dalam Sumarwan, 2015)
Self appraisal
Konsep diri seseorang terkait dengan perilakunya yang diterima masyarakat (socially acceptable
behavior) atau ditolak masyarakat (antisocial).
Reflected appraisal (Looking glass self)
Konsep diri akan terbentuk karena seseorang menerima penghargaan dari orang lain. Orang
dipandang bersifat pasif.
Social comparison
Teori ini lebih menekankan bahwa konsep diri seseorang tergantung pada bagaimana dia
memandang dirinya dalam kaitannya dengan orang lain.
Biased scanning
Konsep diri sangat terkait dengan motivasi dan biased scanning, yaitu bagaimana pandangan
sesorang terhadap lingkungannya. Konsep diri sangat bergantung pada aspirasi dan motivasi
seseorang untuk mencapai tujuan tertentu serta pengamatan bias (biased scanning) lingkungan.
4.
Dimensi Konsep Diri
Sumber:Hawkins & Mothersbaugh, 2010
Keempat dimensi konsep diri tersebut mempengaruhi perilaku konsumen dan
berimplikasi penting pada pemasaran.
Iklan produk dilakukan untuk meningkatkan atau mempertahankan private atau social
self-concept.
Contoh: iklan kendaraan mewah yang digambarkan dapat meningkatkan penilaian
orang lain terhadap seseorang yang mengendarainya.
5.
Lima komponen konsepdiri menurut Blyte (2008) dalam Sumarwan (2015)
Real self, yaitu konsep diri yang sesuangguhnya sebagaimana orang lain melihat diri
kita.
Self-image, yaitu konsep diri yang subjektif sebagaimana kita melihat diri kita. Sering
kali kita memodifkasinya sesuai masukan orang lain.
Ideal self, yaitu konsep diri seperti apa yang kita inginkan. Orang sering kali
mendekatkan perbedaan self-image dengan ideal self dengan melakukan pembelian
berbagai barang dan jasa.
Looking-glass self, yaitu konsep diri social tentang bagaimana pikiran kita mengenai
pandangan orang lain terhadap diri kita.
Possible selves, yaitu konsep diri yang mungkin terjadi pada diri kita; konsep diri yang
diinginkan untuk dapat terjadi.
6.
Interdependent/Independent Self-Concepts
Theindependent self-concept emphasizes personal goals, characteristics, achievements,
and desires. Budaya Barat
Individuals with an independent self-concept tend to be individualistic, egocentric,
autonomous, self-reliant, and self contained.
They define themselves in terms of what they have done, what they have, and their
personal characteristics.
The interdependent self-concept emphasizes family, cultural, professional, and social
relationships. Budaya Asia
Individuals with an interdependent self-concept tend to be obedient, sociocentric,
holistic, connected, and relation oriented.
They define themselves in terms of social roles, family relationships, and
commonalities with other members of their groups.
7.
Possessions and theExtended Self
The extended self consists of the self plus possessions; that is, people tend to define themselves in part
by their possessions.
Some possessions are not just a manifestation of a person’s self-concept; they are an integral part of that
person’s self-identity.
People are, to some extent, what they possess.
While these key possessions might be major items, such as one’s home or automobile, they are equally
likely to be smaller items with unique meanings, such as a souvenir, a photograph, a pet, or a favorite
cooking pan.
Products become part of one’s extended self for a variety of reasons. Souvenirs often become part of the
extended self as representations of memories and feelings.
Some products become embedded with meaning, memories, and value as they are used over time.
A peak experience is an experience that surpasses the usual level of intensity, meaningfulness, and
richness and produces feelings of joy and self-fulfillment.
Finally, products that are acquired or used to help consumers with major life transitions (e.g., leaving
home, first job, marriage) are also likely to be or become part of the extended self.
8.
The Person asArtwork
Pada dasarnya seseorang memainkan banyak peran, dan ia berusaha mendapatkan pengakuan
dari orang-orang sekelilingnya atas peran yang dimainkan tersebut (Blyte, 2008 dalam
Sumarwan, 2015).
Orang akan memoles penampilan fisiknya yang sesuai dengan peran tersebut sehingga menjadi
sebuah karya seni (a work of art), yaitu sebuah sensory stimulus kepada orang lain untuk
menimbulkan respon yang disukai the person as artwork
Penggunaan lima pancaindera untuk mendapatkan respon positif dari orang-orang
sekelilingnya:
Penglihatan (sight) make-up
Pendengaran (sound) tutur kata, aksen, dan volume suara yang tepat
Penciuman (smell) deodorant dan parfum
Sentuhan (touch) berkomunikasi, berjabat tangan, dan memeluk sebagai tanda keakraban
Rasa (taste) berusaha menyukai makanan dan minuman yang disukai orang-orang
sekelilingnya
9.
Konsep diri &Budaya
Secara actual dan ideal, seseorang sangat dipengaruhi oleh budaya masyarakat tempat
ia berada.
Budaya Eropa Barat dan Amerika Utara menjadikan orang mandiri, bebas, dan
individualistis.
Budaya Asia menjadikan konsep diri seseorang terkait dengan orang lain atau
masyarakat di sekelilingnya.
Contoh: Jemaah haji Indonesia yang suka belanja oleh-oleh bagi orang-orang di
sekitarnya pada saat beribadah haji ke Mekah Saudi Arabia.
Pemberian cendera mata ini merupakan konsep diri yang berorianetasi sosial.
10.
Konsep Diri &Perilaku Konsumen
Persepsi konsumen terhadap dirinya berpengaruh terhadap perilakunya sebagai
konsumen.
Suatu produk atau merek disukai seorang konsumen karena memandang bahwa citra
produk tersebut sesuai atau merefleksikan citra dirinya.
Konsep cermin diri dan kesadaran diri. Cermin diri adalah proses terjadinya reaksi setelah
melihat tindakan seseorang. Kesadaran diri tentang diri sendiri disebut Tingkat
sensistivitas.
Produklah yang membentuk konsep diri: Kita Adalah apa yang kita konsumsi.
Symbolic self completion menyatakan bahwa seseorang yang menganggap konsep dirinya
kurang sempurna akan mengonsumsi produk yang memiliki symbol-symbol untuk
menutupi kelemahan tersebut kendaraan sporty agar terlihat aktif dan dinamis.
Hilangnya konsep jati diri orang yang kehilangan barang pendukung social akan
tertekan dan stres.
11.
Kesesuaian Produk &Konsep Diri
Kegiatan konsumsi berkaitan erat dengan konsep diri (Solomon, 2007 dalam Sumarwan, 2015).
Model Self Image Congruence konsumen akan menggunakan produk yang memiliki atribut yang
sesuai atau dapat mendukung konsep dirinya.
Keputusan pembelian produk yang sesuai konsep diri tersebut didasarkan pada proses berpikir
kognitif.
Proses terbentuknya kesesuaian perilaku konsumen dengan konsep diri dan citra produk (Loudon &
Della Bitta, 1993 dalam Sumarwan, 2015):
1. Konsumen membentuk konsep diri melalui perkembangan psikologis dan interaksi sosial.
2. Konsumen memandang produk dan merek memiliki citra atau makna simbolik.
3. Penggunaan produk yang memiliki citra atau makna simbolik akan membantu mengidentifikasi
dan mengembangkan konsep diri konsumen yang bersangkutan dan orang lain.
4. Perilaku konsumen akan termotivasi untuk mengembangkan konsep diri melalui konsumsi
produk bermakna simbolik.
5. Konsumen menyukai produk yang memiliki citra yang sesuai atau konsisten dengan konsep
dirinya.
12.
Kesesuaian Produk &Konsep Diri
Teori kesesuaian citra produk dengan konsep diri (congruity theory) menyatakan
bahwa semakin sesuai citra suatu produk/merek, maka produk tersebut semakin
disukai konsumen.
Sex Role Identitas seksual (feminine & maskulin) sangat berpengaruh pada
pembentukan konsep diri seseorang; ini ditanamkan oleh keluargan dan lingkungan
sosial sejak usia dini.
Body Role Tubuh dan penampilan fisik seseorang merupakan salah satu faktor yang
menentukan konsep diri seseorang.
Seseorang akan menjaga dan mempertahankan penampilan tubuhnya yang prima dan
ideal saat berada pada lingkungan social yang menuntut anggotanya untuk
berpenampilan tubuh yang ideal.
Seseorang akan berusaha merawat dan menampilkan dirinya yang ideal sesuai dengan
tuntutan kelompok sosialnya.
13.
Hubungan Merek &Konsep Diri yang Bermakna
Jenefer Anne Edson Escalas (1996) dalam Sumarwan (2015) seseorang membangun
hubungan personal dengan suatu merek produk tertentu.
Hubungan yang bermakna dengan merek produk mempengaruhi sikap terhadap
merek, kecenderungan perilaku, dan perilaku si konsumen tersebut.
Meaningful self-brand connections: narrative thought, the self, & affect.
Narrative thought: struktur berpikir yang membantu mengorganisasi dan memahami
kejadian, situasi, dan orang-orang serta respon emosional terhadap kejadian, situasi,
dan orang-orang tersebut.
The self terdiri atas multiaspek, peran sosial, dan karakter kepribadian serta konsep diri
masa depan yang disebut possible selves.
Affect: perasaan seseorang tentang preferensi terhadap suatu merek berdasarkan
pengalaman mengonsumsinya.
14.
Konsep Diri &Strategi Pemasaran
Pemahaman mendalam tentang konsep diri konsumen akan membantu pemasar
merumuskan strategi komunikasi yang tepat dengan konsumen yang menjadi target
pemasaran.
Para pemasar berusaha membangun citra merek suatu produk yang memiliki
keterkaitan dan relevansi dengan konsep diri konsumen.
Para pemasar berusaha membangun kepribadian merek agar dipercaya oleh
konsumen.
Contoh: iklan jam tangan Rolex selalu mengomunikasikan diri sebagai jam tangan yang
tepat waktu dan teliti.
Kepribadian Rolex ini diarahkan kepada konsumen yang memiliki konsep diri sebagai
orang yang tepat waktu dan menghargai ketepatan dan ketelitian.
15.
Hubungan Konsep Diri& Citra Produk
Produk
Citra Merek
Konsumen
Konsep Diri
Hubungan
Konsep Diri
dengan Citra
Merek
Produk
Perilaku
Mencari produk
dan merek yang
dapat
meningkatkan/m
empertahankan
konsep dirinya
Kepuasan
Membeli barang
yang dapat
memenuhi
konsep diri
Menguatkan konsep diri
Hubungan konsep diri dengan citra merek (Hawkins, Mothersbaugh, & Best, 2007
dalam Sumarwan, 2015