LLIISSTTRRIIKK SSTTAATTIISS ((22)) 
Medan Listrik pada Muatan Kontinu 
&Penerapan Hukum Gauss 
21 
BBAABB 22 
FFiissiikkaa DDaassaarr IIII
1. MEDAN LISTRIK PADA MUATAN KONTINU 
Dalam bab satu kita telah dapat menghitung medan listrik di sekitar suatu 
muatan titik menggunakan persamaan yang diperoleh dari hukum 
Coulomb. Namun bagaimana jika sumber muatan bukan muatan titik ? 
misalnya muatan berupa bongkahan bermuatan yang memiliki volume 
tertentu. 
V 
Untuk muatan yang memiliki volume, dikenal rapat muatan atau ρ yang 
didefinisikan sebagai : 
ρ = Q 
ρ = dQ 
ρ = dQ 
Q dV 
dQ 
k 2 = ∫ 
22 
V 
atau dalam bentuk diferensial : 
dV 
(2) 
atau jika muatan dianggap tidak bervolume dan hanya memiliki panjang, 
maka muatan persatuan panjang didefinsikan sebagai : 
dx 
(3) 
jika diungkapkan dalam pernyataan integral muatan dalam sumber muatan 
listrik dengan volume V : 
= ∫ρ ⋅ 
V 
sehingga persamaan (3) dalam bab I untuk muatan kontinu menjadi : 
E rˆ 
r 
r E 
Q 
Gb 2.1 Medan listrik sejauh r dari sumber muatan 
listrik Q dengan volume V 
(1) 
(4) 
(5)
k 2 ∫ ρ 
E dV rˆ 
r 
dQ P 
Gb 2.2 Medan listrik sejauh b dari sumber muatan 
berbentung garis sepanjang L 
23 
= 
(6) 
Mari kita hitung beberapa sumber muatan kontinu menggunakan persamaan 
(5) atau (6) 
1.1 Garis Bermuatan 
a. Medan listrik sepanjang garis 
Kita hitung medan listrik pada titik P sejauh x dari garis bermuatan 
sepanjang L berikut : 
L 
Dengan menggunakan persamaan (5) : 
dQ 
k 2 = ∫ 
E rˆ 
r 
b 
kita tempatkan pada ujung garis pada pusat koordinat : 
P 
x 
L 
b 
dx 
Sehingga jarak elemen muatan dQ ke titik P adalah (x-b) dan dQ 
sebagaimana persamaan (3) adalah ρdx : 
k ∫ ρ 
dx 
2 E rˆ 
(b - x) 
= 
persaaaan ini harus diintegrasi dengan teknik substitusi variabel, ini 
permasalahan Kalkulus. 
Variabel (b-x) kita ganti dengan u sehingga : 
b − x = u dan dx = −du , maka integrasi menjadi :
 − 
 
 
 
 
 
 
 
 
Q 
E k 4 
24 
k 2 ∫ ρ 
du 
E rˆ 
u 
= − 
1 
 
  
 
  
L 
− 
ρ 
= 
 
 
 
1 
− 
= ρ 
− 
1 
= ρ = ρ 
b(b L) 
k 
1 
b 
b L 
k 
b x 
k 
u 
k 
L 
0 
E 
karena ρL = Q, maka besarnya medan magnet sejauh b dari garis 
sepanjang garis : 
Contoh : 
Hitunglah medan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 1 meter dengan 
rapat muatan 5 μC/m pada jarak 50 cm pada arah sepanjang garis seperti pada 
gambar : 
Jawab : 
Dengan mengunakan persamaan (6) di mana : 
k = 9x109 Nm2/C2 
L = 1 m 
b = 1 mr + 50 cm = 1,5 m 
Q = ρ L = (5x10-6 C/m)⋅(1 m) = 5x10-6 C 
6x10 N/C 
5x10 
(0,75) 
9x10 
5x10 - 6 
(1,5)(1,5 - 1) 
9x10 
Q 
b(b L) 
-6 
9 9 =   
  
=   
  
=   
  
− 
= 
(6) 
  
 
  
 
− 
= 
b(b L) 
E k 
1 meter 
50 cm
b. Medan listrik tegak lurus pusat garis 
Sekarang kita hitung medan listrik di titik p pada jarak b tegak lurus 
garis. Dengan menempatkan pertengahan garis pada pusat koordinat 
kartesius : 
x 
L 
Gb 2.3 Medan listrik sejauh b tegak lurus garis 
25 
Dari persamaan (5) : 
dQ 
k 2 = ∫ 
E rˆ 
r 
b 
dx 
P 
jarak dari elemen muatan dQ dengan panjang dx pada titik P adalah : 
2 2 r = b + x dan dQ = ρdx, sehingga : 
dx 
2 2 ∫ 
− + 
E rˆ 
b x 
k 
L/2 
L/2 
= ρ 
sekarang kita perhatikan gambar berikut : 
x 
b 
θ 
E 
E cos 
θ 
E sin θ 
E 
E sin θ
Tampak bahwa komponen x dari E ( E sinθ) saling menghilangkan satu 
sama lain sehingga tidak perlu kita hitung dan kita perhatikan komponen 
y nya saja : 
∫ ∫ 
− − + θ 
26 
dx 
cos 
∫ 
2 + 
2 − b x 
E k 
L /2 
L /2 
θ 
= ρ y 
sampai di sini permasalahannya adalah pengetahuan kalkulus : 
dx 
cos 
b (1 tan ) 
dx k 
) 
x 
b 
cos 
b (1 
E k 
L /2 
L /2 
2 2 
L /2 
L /2 
2 
2 
2 
θ 
= ρ 
+ 
θ 
= ρ y 
karena 1+tan2θ = sec2θ : 
dx 
cos 
y 2 2 ∫ 
− b sec 
θ 
E k 
L /2 
L /2 
θ 
= ρ 
kita ganti : 
x = tanθ, jika diturunkan maka dx = sec2θ dθ 
sehingga : 
2 2 y ∫− 
E k 2 
sec d 
cos 
b sec 
θ θ 
θ 
θ 
= ρ 
L /2 
l /2 
x 
2 2 
y 
b x 
k 
b 
sin 
k 
k 
b 
cos d 
b 
E 
− + 
ρ 
θ = 
ρ 
= 
θ θ 
ρ 
= ∫ 
sehingga medan magnet sajauh d tegak lurus garis : 
 
  
 
 
  
 
+ 
ρ 
= 
L 
k 
y 2 2 
b (L/2) 
b 
E 
atau : 
(7) 
(8) 
 
  
 
 
  
 
L/2 
+ 
ρ 
= 
2k 
y 2 2 
b (L/2) 
b 
E
Contoh : 
Hitunglah medan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 1 meter dengan 
rapat muatan 5 μC/m pada jarak 50 cm tegak lurus garis seperti pada gambar : 
50 cm 
1 meter 
Jawab : 
Dengan mengunakan persamaan (8) di mana : 
k = 9x109 Nm2/C2 
L = 1 m 
b = 50 cm = 0,5 m 
ρ = 5x10-6 C/m 
2(9x10 )(5x10 ) 
2k 
27 
L/2 
 
1.27x10 N/C 
2k 
 
1,8x10 
2 
1/2 
0,5 (1/2) 
0,5 
b (L/2) 
b 
E 
5 
5 
2 2 
9 6 
y 2 2 
= ≈ 
 
  
 
 
  
 
+ 
= 
  
 
  
 
+ 
ρ 
= 
− 
Jika garis sangat panjang sehingga L/2 >> b, maka persamaan (8) dapat 
diaproksimasi menjadi : 
 
  
 
ρ  
  
 
= 
L/2 
2k 
y 2 
(L/2) 
b 
E 
atau : 
(9) 
b 
Ey 
ρ 
=
1.2 Cincin Bermuatan 
Kasus kedua misalnya sebuah cincin bemuatan sebagai berikut : 
x 
r 
b 
θ P 
Ex 
E 
Ey 
dQ 
Kita akan menghitung medan listrik pada titik P sejauh x dari pusat cincin 
menggunakan persamaan (5) : 
kxQ 
28 
dQ 
k 2 = ∫ 
E rˆ 
r 
sama dengan alasan seblumnya bahwa medan lsitrik pada komponen y akan 
saling menghilangkan satu sama lain, sehingga medan listrik yang kita 
perhatikan hanya komponen x saja : 
dQ 
= ∫ cosθ 
E k x 2 
r 
Karena jarak elemen muatan dQ pada titik P : 
2 2 r = b + x , dan cos θ = x/r maka : 
∫ 
∫ 
dQ 
x 2 2 
b x 
kx 
x 
r 
+ 
E k 
= 
+ 
= 
dQ 
2 2 3/2 
(b x ) 
sehingga kuat medan magnet pada titik P sejauh x dari pusat cincin : 
(10) 
Gb 2.4 Medan listrik sejauh x dari sumber muatan 
berbentuk cincin berjari-jari b 
x 2 2 3/2 (b x ) 
E 
+ 
=
Contoh : 
Hitunglah medan listrik dari sebuah cincin bermuatan dengan jari-jari 10 cm 
dengan muatan 15 μC pada jarak 50 cm tegak lurus dari pusat cincin 
r 
Jawab : 
Dengan mengunakan persamaan (10) di mana : 
k = 9x109 Nm2/C2 
x = 50 cm = 0,5 m 
b = 10 cm = 0,1 m 
Q = 5x10-6 C/m 
9 6 
9x10 (0,5)(5x10 ) 
x 2 2 3/2 ≈ 
E 5 
29 
1,697x10 N/C 
+ 
(0,1 0,5 ) 
kxQ 
(b x ) 
2 2 3/2 
= 
+ 
= 
− 
1.3 Medan Pada Pelat Cakram 
Sekarang kita hitung kasus lain, yaitu 
medan listrik pada titik P sejauh x dari 
pusat benda berbentuk cakram dengan 
jari-jari b seperti pada gambar : 
Kasus ini dapat dipandang sebagai 
penjumlahan dari muatan-muatan 
berbentuk cincin sebagaimana telah 
kita hitng sebelumnya. Cincin-cincin ini 
jari-jarinya membesar mulai dari r = 0 
hingga r = b sehingga akhirnya 
membentuk cakram. Untuk itu kita 
tuliskan persamaan (10) dengan cincin 
x θ P 
Ex 
E 
Ey 
b 
r 
Gb 2.5 Medan listrik sejauh x dari 
sumber muatan berbentung 
cakram berjari-jari b 
x 
b 
θ 
P
berjari-jari r bermuatan dQ sebagai berikut : 
2 rdr 
x 2 2 3/2 (r x ) 
30 
dQ 
dE kx 
x (r 2 + 
x 2 ) 
3/2 = 
dengan dQ = rapat muatan x luas cincin = ρ(2πr⋅dr) 
Medan akibat cincin ini kita integralkan dari r=0 hingga r=b, sehingga : 
ρ π 
∫ = ρ π 
∫ + 
+ 
= 
b 
0 
2 2 3/2 
b 
0 
rdr 
kx 2 
(r x ) 
E kx 
sekali lagi, ini tinggal persoalan kalkulus. Kita lakukan teknik substitusi 
variabel, di mana : 
2 2 u = r + x dan du = 2rdr 
b 
0 
1 
2 2 
b 
0 
du 
3/2 
r x 
2kx 
u 
1 
2 
E kx 2 
+ 
= ρ π ∫ =− ρπ 
 
  
 
 
  
 
− 
1 
+ 
= − ρπ 
1 
x 
b x 
E 2kx 
2 2 
 
x 
1.3 Medan Pada Pelat Tak hingga 
Untuk pelat tak hingga, kita bisa menggunakan persamaan (11) dengan 
menganggap b = ∞ sehingga persamaan (12) menjadi: 
2k (1 0) 
x 
b x 
 
E 2k 1 
2 2 
 
− ρπ ≈   
 
  
 
+ 
= ρπ − 
(11) 
(12) 
(13) 
   
  
+ 
= ρπ − 
2 2 b x 
E 2k 1 
E = 2kρπ
2. HUKUM GAUSS PADA MEDIUM NON-KONDUKTOR 
2.1 Fluks Listrik 
Teknik lain untuk menghitung medan magnet dari muatan kontinu adalah 
menggunakan hukum Gauss. Teknik yang digunakan Gauss relatif lebih 
mudah untuk kasus-kasus benda geometris. 
Sebelum kita melangkah lebih jauh dengan hukum Gauss, kita definisikan 
sebuah besaran fisis yang akan kita gunakan nanti, yaitu fluks listrik Φ. Fluks 
listrik didefinisikan sebagai perkalian-titik medan listrik E dan luas yang 
dilewatinya A, namun secara fisis fluks menggambarkan banyaknya garis 
medan magnet yang menembus sebuah permukaan luas. Jika kita 
ilustrasikan dalam gambar : 
30o 
EA 
r r 
r r 
Kita bisa membayangkan fluks magnetik ini dengan sebuah kipas angin yang 
menerpa selembar kertas, hembusan angin terasa lebih keras ketika kertas 
tegak lurus pada hembusan angin artinya vektor luas permukaan searah 
dengan arah hembusan angin, namun ketika kertas sejajar dengan arah 
hembusan angin, tekanan angin sangat minim. 
31 
Arah vektor 
Medan listrik E 
A 
Arah vektor permukaan A 
3 
2 
E A EAcos 30Φ = ⋅ = o = 
Arah vektor 
Medan listrik E 
A 
Arah vektor permukaan A 
E A EAcos0 EA Φ = ⋅ = o = 
GB 2.6 Fluks Medan Listrik Menembus Sebuah Luas Permukaan A 
Gauss
Gb 2.7 Analogi fluks adalah seperti angin dari kipas 
angin yang meniup kertas, jika kertas tegak lurus arah 
angin (artinya vektor luas dengan vektor arah angin 
sejajar), maka fluksnya maksimum 
Gauss menyatakan bahwa : “Jumlah Garis Gaya yang keluar dari suatu 
permukaan tertutup (atau fluks Φ) sebanding dengan jumlah muatan listrik 
yang dilingkupi oleh permukaan tertutup itu” atau “Sumber dari sebuah 
medan magnet adalah muatan listrik”, jika diungkapkan dalam sebuah 
persamaan matematis : 
dlm 
Q 
Φ = ∫ E ⋅dA = 
Qdlm adalah besarnya muatan yang dilingkupi oleh permukaan Gauss. 
Hukum Gauss ini tidak akan dijelaskan terlalu detail karena kesulitan teknis 
mengingat anda belum mendapatkan dasar kalkulus yang cukup terutama 
tentang divergensi dan integral permukaan. Akan tetapi, kita akan gunakan 
hukum Gauss ini untuk menghitung kuat medan listrik dari sebuah benda-benda 
geometris sederhana seperti bola, silinder, pelat tipis, sebab pada 
kenyataannya kita seringkali berhadapan dengan benda-benda geometris 
seperti ini, dan nantinya kita akan menggunakan hasil perhitungan kuat 
medan listrik tersebut untuk menghitung medan listrik pada sebuah 
kapasitor. 
32 
o 
S ε 
(14)
Kita akan memulai menghitung medan listrik menggunakan hukum Gauss 
pada muatan titik sekaligus membuktikan kesesuaian medan listrik yang 
diperoleh hukum Coulomb pada persamaan (5) dengan hukum Gauss. 
2.2 Menurunkan Medan Listrik Pada Muatan Titik Menggunakan Hukum 
Gauss (Membuktikan Hukum Coulomb) 
Perhatikan sebuah muatan titik dengan besar muatan Q pada gambar 2.3 
Muatan ini kita lingkupi dengan sebuah “permukaan Gauss” yang kta pilih 
berbentuk bola. Pemilihan bentuk permukaan Gasuss ini sebetulnya 
sekehendak kita, kita juga boleh saja memilih berbentuk kubus atau apapun, 
namun dengan mempertimbangkan pertama, muatan harus terlingkupi 
seluruhnya dan kedua, kemudahan dalam perhitungan. Atas kedua dasar ini 
kita bentuk bola. 
Kita gunakan hukum Gauss pada persamaan (14) : 
dlm 
Q 
= E ⋅ A = 
= θ o 
= 
o 
Q 
∫ 
S o 
o 
Q 
Sudut θ adalah sudut yang dibentuk vektor permukaan dA dengan vektor 
medan E yang arahnya dalam hal ini sejajar, namun jika permukaan Gauss 
tidak berbentuk bola, kedua vektor ini belum tentu sejajar bahkan mungkin 
berubah-ubah seperti yang anda lihat pada gambar 2.9. Inilah alasan kita 
memilih permukaan Gauss berbentuk bola. 
Karena cos0o adalah 1 maka : 
33 
Q 
E∫dA = 
S o ε 
dA 
E 
Gb 2.8 Muatan 
ini kita lingkupi 
dengan sebuah 
permukaan 
Gauss berbentuk 
bola dengan 
radius R 
S o 
S 
ε 
E dA cos 0 
ε 
E dA cos 
ε 
Φ d 
∫ 
∫ 
= = 
R 
dA 
E 
E 
dA 
Gb 2.9 Jika kita 
pilih permukaan 
Gauss bebentuk 
kubus maka 
sudut antara dA 
dengan E sangat 
bervariasi dan 
menyulitkan 
perhitungan
integral permukaan dari dA berarti luas permukaan bola, yaitu 4πr2 : 
Q 
2 
o R 
1 
π 
4 ε 
E 
= 
Gb 2.10 Fluks listrik yang menembus sebuah permukaan bidang 
datar dapat didekati dengan permukaan Gauss berbentuk silinder 
34 
Q 
o 
2 
ε 
E4πR = 
persis seperti medan listrik yang diturunkan melalui Coulomb pada bab I. 
2.2 Hukum Gauss Pada Bidang Datar 
Misalnya kita memiliki pelat bermuatan positif persatuan luas ρ. Untuk 
menghitung medan listrik dengan hukum Gauss kita harus memilih sebuah 
ruang-volume yang melingkupi pelat bermuatan. Pada dasarnya kita bebas 
memilih bentuk ruang-volume ini, pda umumnya yang biasa dipakai 
berbentuk silinder, bola atau kubus. Pemilihan ini sangat bergantung pada 
kemudahan perhitungannya nanti. Misalnya, kita ambillah permukaan 
sebuah silinder berjari-jari r. 
A1 
A2 
A3 
E 
r 
Pada gambar disamping kita bagi silinder menjadi tiga permukaan A1, A2, 
dan A3. Fluks yang menembus ketiga permukaan ini adalah : 
Pada A1 : E⋅A1⋅cos 0o : EA1
total 
ρ 
35 
Pada A3 : E⋅A3⋅cos 0o : EA3 
Pada A2 : E⋅A2⋅cos 90o : 0 
Dengan demikian : 
Q 
∫ ε 
Φ = = + = 
dlm 
EdA E(A A ) 
1 2 
s o 
Karena A1 dan A3 merupakan luas pelat katakanlah A. Sehingga 
medan pada pelat bermuatan : 
Q 
karena Q/A =σ, maka untuk pelat bermuatan kita dapatkan medan listrik : 
atau : 
= πρ 
ρ 
πε 
ε 
πε 
= 
k2 
4 
2 
4 
1 
E 
0 
0 
0 
persis seperti hasil yang diperoleh persamaan (13) 
2.3 Hukum Gauss Pada Bola Pejal Bermuatan 
a. Kuat medan sejauh r (r≥R) 
Kuat medan magnet untuk benda bermuatann berbentuk bola dengan jari-jari 
sejauh r seperti ditunjukkan gambar 2.6. Dengan menggunakan hukum 
Gauss : 
dlm 
o 
Q 
∫E ⋅dA = 
S ε 
Untuk menghitung medan listrik sejauh r kita pilih permukaan Gauss 
berbentuk bola dengan luas permukaan 4πr2. 
R r r 
o 
2A 
E 
ε 
= 
o 2 
E 
ε 
= 
Gb 2.11 Bola Pejal 
(15) 
E = k2πρ
E 
r 
Arah vektor dA 
Permukaan 
Gauss 
Gb 2.12 Arah Medan listrik dari bola bermuatan 
sarah dengan arah permukaan Gauss 
Karena arah vektor medan listrik searah dengan vektor permukaan (artinya 
sudutnya 0o), maka : 
1 
E r = 
( ) 2 
4̟ 
36 
o 
2 
Q 
E∫ A = 
o dlm 
o 
S 
Q 
ε 
E(4 r ) 
d cos(0 ) 
ε 
= π = 
jarak r adalah radius permukaan Gauss yang kita pilih, sehingga medan 
listrik di luar bola pejal bermuatan adalah : 
(16) 
rˆ 
Q 
r 
0 ∈ 
b. Kuat medan sejauh r (r<R) 
Kuat medan pada titik di dalam bola pejal bermuatan sejauh a dari pusat 
dapat kita peroleh sebagai berikut : 
dlm 
o 
Q 
∫E⋅dA = 
S ε 
ruas kiri akan menghaasilkan nlai yang sama seperti sebelumnya : 
Q 
2 dlm 
o 
ε 
(4πr )E = 
Sekarang Qdlm bola dengan radius r dimana r < R dapat dihitung dari 
perbandingan volume :
 
πε 
Naik linier 
sesuai 
Q 
 
persamaan (17) Turun kuadratik 
37 
3 
3 
4 
=  
π 
dlm 3 
R 
r 
Q 
R 
4 
3 
r 
3 
 
Q  
 
π 
= 
sehingga diperoleh kuat medan sejauh r di dalam bola berjari-jari R : 
Q 
r 
( 
) 
R 
ε 
(4 r )E 
o 
3 
π 2 = 
(17) 
Medan lsitrik dalam bola pejal bermuatan mulau-mula naik secara linier 
sebagaimana ditunjukan persamaan (17), ketika sampai r = jari-jari bola R 
kuat medan menjadi persamaan (16) yang turun secara kuadratik sebanding 
dengan (1/r2). Jika diilustrasikan : 
sesuai 
persamaan (16) 
GB 2.13 Perubahan E pada Bola Pejal Konduktor 
r 
E 
R 
r 
R 
4 
1 
E 3 
o 
  
  
= 
konstanta
Contoh : 
Sebuah bola pejal berjari-jari 1 cm memiliki muatan 5μC, hitunglah kuat medan 
sejauh : 
a. 2 cm dari pusat bola 
b. 0,5 cm dari pusat bola 
Jawab : 
a. Karena jarak sejauh 2 cm berada di luar bola maka dengan menggunakan 
persamaan (16) : 
6 
2 = = = − 
E k 6 
2,25x10 N/C 
5x10 
− 
= − 
38 
5x10 
2x10 
9x10 
Q 
r 
2 
9 
− 
b. Karena jarak sejauh 0,5 cm berada di luar bola maka dengan menggunakan 
persamaan (17) : 
6 
( ) 0,5x10 2,25x10 N/C 
1x10 
r 9x10 
Q 
R 
r k 
Q 
R 
 
πε 
4 
1 
 
E 2 8 
2 3 
9 
3 3 
o 
= = =   
  
− 
2.4 Hukum Gauss Pada Bola Berrongga (‘kopong’) 
Istilah “bola pejal” di sini penting karena jika bola tidak pejal namun 
berrongga (atau kopong), kuat medan di dalam bola bernilai nol namun di 
luar bola kuat medan seperti bola pejal. Untuk bola berrongga kuat 
perubahan kuat medannya jika diilustrasikan menghasilkan gambar berikut : 
E=0 
Turun kuadratik 
sesuai 
persamaan (16) 
r 
E 
Gb 2.14 Perubahan E pada Bola Berrongga Konduktor
1 
1 
39 
r 
silinder 
A1 
A2 
A3 
L 
Gb 2.16 Silinder 
Panjang 
Bermuatan 
2.5 Hukum Gauss Pada Kawat Panjang Bermuatan 
Untuk kawat panjang dengan muatan persatuan panjang ρ kita dihitung 
medan listrik sejauh r menggunakan hukum Gauss : 
dlm 
o 
Q 
∫E⋅dA = 
S ε 
dengan permukaan Gauss berupa silinder kita dapatkan ruas kiri pada 
persamaan Gauss : 
dlm Q 
ε 
o 
⋅ + ⋅ + ⋅ = 1 2 3 E A E A E A 
karena sudut vektor E dengan A1 (tutup silinder) dan A3 (alas silinder) 
adalah 90o, sedangkan terhadap A2 0o, maka : 
o dlm 
dlm 
o 
2 
o 
3 
o 
2 
o 
1 
Q 
E A 
Q 
E A cos90 E A cos0 E A cos90 
ε 
⋅ = 
ε 
⋅ + ⋅ + ⋅ = 
sedangkan A2 adalah luas selimut silinder yaitu 2πrL Maka kuat medan 
sejauh r dari kawat adalah sebagai berikut : 
Q 
E dlm 
L 
1 
o π ε 
2 r 
= 
2.5 Hukum Gauss Pada Silinder Panjang Bermuatan 
Untuk kawat berbentuk silnider berrongga, maka medan listik di luar 
silinder akan menghasilkan nilai yang sama dengan kawat panjang : 
Namun medan listrik di dalam silinder adalah nol, karena permukaan Gauss 
tidak melingkupi muatan apapun : 
E=0 
Gb 2.15 Kawat 
Panjang 
Bermuatan 
(18) 
r 
A1 
A2 
A3 
L 
(19) 
rˆ 
2̟ r 
o 
ρ 
ε 
E = 
rˆ 
2̟ r 
o 
ρ 
ε 
E =
3. MEDAN LISTRIK PADA MEDIUM KONDUKTOR 
Medium konduktor memiliki kekhususan tesendiri ketika dipengaruhi 
medan listrik. Sebagaimana kita katahui bahwa dalam konduktor terdapat 
muatan-muatan (dalam hal ini elektron) yang tidak terikat pada atom dan 
dapat bergerak secara acak dan bebas. Semakin banyak elektron bebas 
tersebut maka medium tersebut akan makin konduktif. 
Jika terdapat medan listrik dari luar perilaku elektron berubah dan bergerak 
hingga permukaan konduktor sedemikian sehingga medan listrik di dalam 
konduktor menjadi nol. 
Dalam konduktor gambar 2.18 elektron dan muatan positif di dalamnya 
terpolarisasi (terpisah) pada kedua sisi konduktor sehingga menimbulkan 
medan listrik di dalam Ei konduktor yang awahnya berlawanan dengan 
medan listrik luar Eo sehingga jumlah medan listrik di dalam konduktor nol . 
40 
Elektron 
bebas 
2.17 Elektron 
bebas dalam 
konduktor 
Ei 
E=0 
Eo 
2.18 Medan listrik di dalam konduktor adalah nol karena 
muatan bergerak ke tepi dan membentuk medan internal 
yang melawan medan luar 
Dengan demikian jika muatan listrik merupakan bola pejal konduktor, 
silinder konduktor dll, maka penerapan hukum Gauss untuk menghitung 
medan listrik akan menghasilkan nilai yang berbeda dengan yang telah kita 
hitung sebelumnya.
3.1 Hukum Gauss pada Bola Konduktor 
a. Medan listrik di luar bola konduktor 
r 
Arah vektor dA 
Permukaan 
Gauss 
E 
2.19 Medan listrik E dari sebuah bola konduktor sejauh r 
Medan listrik di luar bola konduktor akan menghasilkan nilai yang sama 
dengan bola pejal sebelumnya, yaitu : 
(20) 
Q 
E rˆ 
b. Medan listrik di dalam bola konduktor 
Medan listrik di dalam bola konduktor (dan semua konduktor) adalah nol 
karena seluruh muatan diasumsikan berada dalam permukaan konduktor 
sehiingga : 
Q 
∫E ⋅ A = dlm 
= , maka E = 0 
Q 
2.19 Variasi Medan listrik E dari sebuah bola konduktor 
41 
0 
ε 
d 
o 
S 
(21) 
Jika kita skesta dalam gafik maka akan kita dapatkan seperti bola berrongga 
pada gambar 2.14 : 
R 
Turun kuadratik sesuai 
persamaan (20) 
r 
E 
2 
o R 
4 
1 
E 
πε 
= 
E=0 
r 
4 
1 
2 
o πε 
=
SOAL-SOAL 
1. Muatan garis dengan kerapatan muatan 4 μC/cm sepanjang 4 cm, 
diletakkan dalam koordinat kartesius dari x = 0 hingga x = 4 hitunglah : 
a. Muatan total dari garis 
b. Medan listrik di x = 5 cm 
c. Medan listrik di x = 250 m 
2. Hitung medan listrik dari benda yang dianggap muatan titik dengan 
muatan 16 μC sejauh 250 meter dan bandingkan hasilnya dengan nomor 
1.d di atas 
3. Hitunglah medan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 50 cm 
dengan rapat muatan 15 μC/m pada jarak 20 cm pada arah sepanjang 
garis seperti pada gambar : 
4. Hitunglah medan listrik dari sebuah 
garis bermuatan sepanjang 50 cm 
dengan rapat muatan 5 μC/m pada 
jarak 10 cm tegak lurus garis seperti 
pada gambar : 
10 cm 
5. Hitunglah medan listrik dari sebuah cincin bermuatan dengan jari-jari 5 
cm dengan muatan 15 μC pada titik P sejauh 15 cm tegak lurus dari 
pusat cincin 
42 
50 cm 
20 cm 
50 cm 
15 cm 
5 cm 
P
6. Hitunglah medan listrik dari sebuah cincin bermuatan dengan jari-jari 5 
cm dengan muatan 15 μC di pusat cincin 
7. Bola bermuatan 4 x 103 C berjari-jari 2 cm berada dalam medium udara. 
Berapakah medan listrik yang ditimbulkannya pada jarak : 
a. 4 cm dari pusat bola 
b. 1 cm dari pusat bola 
8. Bola konduktor bermuatan 4 x 103 C berjari-jari 2 cm berada dalam 
medium udara. Hitunglah kuat medan listrik yang ditimbulkannya pada 
jarak : 
a. 4 cm dari pusat bola 
b. 1 cm dari pusat bola 
9. Hitunglah medan listrik di titik P dari sebentuk kawat bermuatan yang 
terdiri dari dua kawat lurus identik dengan muatan masing-masing 15 
μC yang dirangkai dengan kawat setengah lingkaran dengan muatan 15 
μC seperti gambar di bawah ini 
2 cm 
P 
14 cm 
10. Sebuah cakram dengan jari 20 cm dengan kerapatan muatan terdistribusi 
merata 2μC/cm2. Hitunglah kuat medan listrik sejauh 10 cm dari pusat 
cakram. 
11. Dua kawat panjang bermuatan 4μC/cm sepanjang 5 cm ditempatkan 
secara sejajar seperti pada gambar. Hitunglah kuat medan lsitrik 
a. Di tengah antara dua kawat 
b. 2 cm di kiri kawat pertama 
c. 2 cm di kanan kawat kedua 
43 
4 cm

02 listrik statis 2

  • 1.
    LLIISSTTRRIIKK SSTTAATTIISS ((22)) Medan Listrik pada Muatan Kontinu &Penerapan Hukum Gauss 21 BBAABB 22 FFiissiikkaa DDaassaarr IIII
  • 2.
    1. MEDAN LISTRIKPADA MUATAN KONTINU Dalam bab satu kita telah dapat menghitung medan listrik di sekitar suatu muatan titik menggunakan persamaan yang diperoleh dari hukum Coulomb. Namun bagaimana jika sumber muatan bukan muatan titik ? misalnya muatan berupa bongkahan bermuatan yang memiliki volume tertentu. V Untuk muatan yang memiliki volume, dikenal rapat muatan atau ρ yang didefinisikan sebagai : ρ = Q ρ = dQ ρ = dQ Q dV dQ k 2 = ∫ 22 V atau dalam bentuk diferensial : dV (2) atau jika muatan dianggap tidak bervolume dan hanya memiliki panjang, maka muatan persatuan panjang didefinsikan sebagai : dx (3) jika diungkapkan dalam pernyataan integral muatan dalam sumber muatan listrik dengan volume V : = ∫ρ ⋅ V sehingga persamaan (3) dalam bab I untuk muatan kontinu menjadi : E rˆ r r E Q Gb 2.1 Medan listrik sejauh r dari sumber muatan listrik Q dengan volume V (1) (4) (5)
  • 3.
    k 2 ∫ρ E dV rˆ r dQ P Gb 2.2 Medan listrik sejauh b dari sumber muatan berbentung garis sepanjang L 23 = (6) Mari kita hitung beberapa sumber muatan kontinu menggunakan persamaan (5) atau (6) 1.1 Garis Bermuatan a. Medan listrik sepanjang garis Kita hitung medan listrik pada titik P sejauh x dari garis bermuatan sepanjang L berikut : L Dengan menggunakan persamaan (5) : dQ k 2 = ∫ E rˆ r b kita tempatkan pada ujung garis pada pusat koordinat : P x L b dx Sehingga jarak elemen muatan dQ ke titik P adalah (x-b) dan dQ sebagaimana persamaan (3) adalah ρdx : k ∫ ρ dx 2 E rˆ (b - x) = persaaaan ini harus diintegrasi dengan teknik substitusi variabel, ini permasalahan Kalkulus. Variabel (b-x) kita ganti dengan u sehingga : b − x = u dan dx = −du , maka integrasi menjadi :
  • 4.
     −         Q E k 4 24 k 2 ∫ ρ du E rˆ u = − 1       L − ρ =    1 − = ρ − 1 = ρ = ρ b(b L) k 1 b b L k b x k u k L 0 E karena ρL = Q, maka besarnya medan magnet sejauh b dari garis sepanjang garis : Contoh : Hitunglah medan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 1 meter dengan rapat muatan 5 μC/m pada jarak 50 cm pada arah sepanjang garis seperti pada gambar : Jawab : Dengan mengunakan persamaan (6) di mana : k = 9x109 Nm2/C2 L = 1 m b = 1 mr + 50 cm = 1,5 m Q = ρ L = (5x10-6 C/m)⋅(1 m) = 5x10-6 C 6x10 N/C 5x10 (0,75) 9x10 5x10 - 6 (1,5)(1,5 - 1) 9x10 Q b(b L) -6 9 9 =     =     =     − = (6)       − = b(b L) E k 1 meter 50 cm
  • 5.
    b. Medan listriktegak lurus pusat garis Sekarang kita hitung medan listrik di titik p pada jarak b tegak lurus garis. Dengan menempatkan pertengahan garis pada pusat koordinat kartesius : x L Gb 2.3 Medan listrik sejauh b tegak lurus garis 25 Dari persamaan (5) : dQ k 2 = ∫ E rˆ r b dx P jarak dari elemen muatan dQ dengan panjang dx pada titik P adalah : 2 2 r = b + x dan dQ = ρdx, sehingga : dx 2 2 ∫ − + E rˆ b x k L/2 L/2 = ρ sekarang kita perhatikan gambar berikut : x b θ E E cos θ E sin θ E E sin θ
  • 6.
    Tampak bahwa komponenx dari E ( E sinθ) saling menghilangkan satu sama lain sehingga tidak perlu kita hitung dan kita perhatikan komponen y nya saja : ∫ ∫ − − + θ 26 dx cos ∫ 2 + 2 − b x E k L /2 L /2 θ = ρ y sampai di sini permasalahannya adalah pengetahuan kalkulus : dx cos b (1 tan ) dx k ) x b cos b (1 E k L /2 L /2 2 2 L /2 L /2 2 2 2 θ = ρ + θ = ρ y karena 1+tan2θ = sec2θ : dx cos y 2 2 ∫ − b sec θ E k L /2 L /2 θ = ρ kita ganti : x = tanθ, jika diturunkan maka dx = sec2θ dθ sehingga : 2 2 y ∫− E k 2 sec d cos b sec θ θ θ θ = ρ L /2 l /2 x 2 2 y b x k b sin k k b cos d b E − + ρ θ = ρ = θ θ ρ = ∫ sehingga medan magnet sajauh d tegak lurus garis :         + ρ = L k y 2 2 b (L/2) b E atau : (7) (8)         L/2 + ρ = 2k y 2 2 b (L/2) b E
  • 7.
    Contoh : Hitunglahmedan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 1 meter dengan rapat muatan 5 μC/m pada jarak 50 cm tegak lurus garis seperti pada gambar : 50 cm 1 meter Jawab : Dengan mengunakan persamaan (8) di mana : k = 9x109 Nm2/C2 L = 1 m b = 50 cm = 0,5 m ρ = 5x10-6 C/m 2(9x10 )(5x10 ) 2k 27 L/2  1.27x10 N/C 2k  1,8x10 2 1/2 0,5 (1/2) 0,5 b (L/2) b E 5 5 2 2 9 6 y 2 2 = ≈         + =       + ρ = − Jika garis sangat panjang sehingga L/2 >> b, maka persamaan (8) dapat diaproksimasi menjadi :     ρ     = L/2 2k y 2 (L/2) b E atau : (9) b Ey ρ =
  • 8.
    1.2 Cincin Bermuatan Kasus kedua misalnya sebuah cincin bemuatan sebagai berikut : x r b θ P Ex E Ey dQ Kita akan menghitung medan listrik pada titik P sejauh x dari pusat cincin menggunakan persamaan (5) : kxQ 28 dQ k 2 = ∫ E rˆ r sama dengan alasan seblumnya bahwa medan lsitrik pada komponen y akan saling menghilangkan satu sama lain, sehingga medan listrik yang kita perhatikan hanya komponen x saja : dQ = ∫ cosθ E k x 2 r Karena jarak elemen muatan dQ pada titik P : 2 2 r = b + x , dan cos θ = x/r maka : ∫ ∫ dQ x 2 2 b x kx x r + E k = + = dQ 2 2 3/2 (b x ) sehingga kuat medan magnet pada titik P sejauh x dari pusat cincin : (10) Gb 2.4 Medan listrik sejauh x dari sumber muatan berbentuk cincin berjari-jari b x 2 2 3/2 (b x ) E + =
  • 9.
    Contoh : Hitunglahmedan listrik dari sebuah cincin bermuatan dengan jari-jari 10 cm dengan muatan 15 μC pada jarak 50 cm tegak lurus dari pusat cincin r Jawab : Dengan mengunakan persamaan (10) di mana : k = 9x109 Nm2/C2 x = 50 cm = 0,5 m b = 10 cm = 0,1 m Q = 5x10-6 C/m 9 6 9x10 (0,5)(5x10 ) x 2 2 3/2 ≈ E 5 29 1,697x10 N/C + (0,1 0,5 ) kxQ (b x ) 2 2 3/2 = + = − 1.3 Medan Pada Pelat Cakram Sekarang kita hitung kasus lain, yaitu medan listrik pada titik P sejauh x dari pusat benda berbentuk cakram dengan jari-jari b seperti pada gambar : Kasus ini dapat dipandang sebagai penjumlahan dari muatan-muatan berbentuk cincin sebagaimana telah kita hitng sebelumnya. Cincin-cincin ini jari-jarinya membesar mulai dari r = 0 hingga r = b sehingga akhirnya membentuk cakram. Untuk itu kita tuliskan persamaan (10) dengan cincin x θ P Ex E Ey b r Gb 2.5 Medan listrik sejauh x dari sumber muatan berbentung cakram berjari-jari b x b θ P
  • 10.
    berjari-jari r bermuatandQ sebagai berikut : 2 rdr x 2 2 3/2 (r x ) 30 dQ dE kx x (r 2 + x 2 ) 3/2 = dengan dQ = rapat muatan x luas cincin = ρ(2πr⋅dr) Medan akibat cincin ini kita integralkan dari r=0 hingga r=b, sehingga : ρ π ∫ = ρ π ∫ + + = b 0 2 2 3/2 b 0 rdr kx 2 (r x ) E kx sekali lagi, ini tinggal persoalan kalkulus. Kita lakukan teknik substitusi variabel, di mana : 2 2 u = r + x dan du = 2rdr b 0 1 2 2 b 0 du 3/2 r x 2kx u 1 2 E kx 2 + = ρ π ∫ =− ρπ         − 1 + = − ρπ 1 x b x E 2kx 2 2  x 1.3 Medan Pada Pelat Tak hingga Untuk pelat tak hingga, kita bisa menggunakan persamaan (11) dengan menganggap b = ∞ sehingga persamaan (12) menjadi: 2k (1 0) x b x  E 2k 1 2 2  − ρπ ≈       + = ρπ − (11) (12) (13)      + = ρπ − 2 2 b x E 2k 1 E = 2kρπ
  • 11.
    2. HUKUM GAUSSPADA MEDIUM NON-KONDUKTOR 2.1 Fluks Listrik Teknik lain untuk menghitung medan magnet dari muatan kontinu adalah menggunakan hukum Gauss. Teknik yang digunakan Gauss relatif lebih mudah untuk kasus-kasus benda geometris. Sebelum kita melangkah lebih jauh dengan hukum Gauss, kita definisikan sebuah besaran fisis yang akan kita gunakan nanti, yaitu fluks listrik Φ. Fluks listrik didefinisikan sebagai perkalian-titik medan listrik E dan luas yang dilewatinya A, namun secara fisis fluks menggambarkan banyaknya garis medan magnet yang menembus sebuah permukaan luas. Jika kita ilustrasikan dalam gambar : 30o EA r r r r Kita bisa membayangkan fluks magnetik ini dengan sebuah kipas angin yang menerpa selembar kertas, hembusan angin terasa lebih keras ketika kertas tegak lurus pada hembusan angin artinya vektor luas permukaan searah dengan arah hembusan angin, namun ketika kertas sejajar dengan arah hembusan angin, tekanan angin sangat minim. 31 Arah vektor Medan listrik E A Arah vektor permukaan A 3 2 E A EAcos 30Φ = ⋅ = o = Arah vektor Medan listrik E A Arah vektor permukaan A E A EAcos0 EA Φ = ⋅ = o = GB 2.6 Fluks Medan Listrik Menembus Sebuah Luas Permukaan A Gauss
  • 12.
    Gb 2.7 Analogifluks adalah seperti angin dari kipas angin yang meniup kertas, jika kertas tegak lurus arah angin (artinya vektor luas dengan vektor arah angin sejajar), maka fluksnya maksimum Gauss menyatakan bahwa : “Jumlah Garis Gaya yang keluar dari suatu permukaan tertutup (atau fluks Φ) sebanding dengan jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan tertutup itu” atau “Sumber dari sebuah medan magnet adalah muatan listrik”, jika diungkapkan dalam sebuah persamaan matematis : dlm Q Φ = ∫ E ⋅dA = Qdlm adalah besarnya muatan yang dilingkupi oleh permukaan Gauss. Hukum Gauss ini tidak akan dijelaskan terlalu detail karena kesulitan teknis mengingat anda belum mendapatkan dasar kalkulus yang cukup terutama tentang divergensi dan integral permukaan. Akan tetapi, kita akan gunakan hukum Gauss ini untuk menghitung kuat medan listrik dari sebuah benda-benda geometris sederhana seperti bola, silinder, pelat tipis, sebab pada kenyataannya kita seringkali berhadapan dengan benda-benda geometris seperti ini, dan nantinya kita akan menggunakan hasil perhitungan kuat medan listrik tersebut untuk menghitung medan listrik pada sebuah kapasitor. 32 o S ε (14)
  • 13.
    Kita akan memulaimenghitung medan listrik menggunakan hukum Gauss pada muatan titik sekaligus membuktikan kesesuaian medan listrik yang diperoleh hukum Coulomb pada persamaan (5) dengan hukum Gauss. 2.2 Menurunkan Medan Listrik Pada Muatan Titik Menggunakan Hukum Gauss (Membuktikan Hukum Coulomb) Perhatikan sebuah muatan titik dengan besar muatan Q pada gambar 2.3 Muatan ini kita lingkupi dengan sebuah “permukaan Gauss” yang kta pilih berbentuk bola. Pemilihan bentuk permukaan Gasuss ini sebetulnya sekehendak kita, kita juga boleh saja memilih berbentuk kubus atau apapun, namun dengan mempertimbangkan pertama, muatan harus terlingkupi seluruhnya dan kedua, kemudahan dalam perhitungan. Atas kedua dasar ini kita bentuk bola. Kita gunakan hukum Gauss pada persamaan (14) : dlm Q = E ⋅ A = = θ o = o Q ∫ S o o Q Sudut θ adalah sudut yang dibentuk vektor permukaan dA dengan vektor medan E yang arahnya dalam hal ini sejajar, namun jika permukaan Gauss tidak berbentuk bola, kedua vektor ini belum tentu sejajar bahkan mungkin berubah-ubah seperti yang anda lihat pada gambar 2.9. Inilah alasan kita memilih permukaan Gauss berbentuk bola. Karena cos0o adalah 1 maka : 33 Q E∫dA = S o ε dA E Gb 2.8 Muatan ini kita lingkupi dengan sebuah permukaan Gauss berbentuk bola dengan radius R S o S ε E dA cos 0 ε E dA cos ε Φ d ∫ ∫ = = R dA E E dA Gb 2.9 Jika kita pilih permukaan Gauss bebentuk kubus maka sudut antara dA dengan E sangat bervariasi dan menyulitkan perhitungan
  • 14.
    integral permukaan daridA berarti luas permukaan bola, yaitu 4πr2 : Q 2 o R 1 π 4 ε E = Gb 2.10 Fluks listrik yang menembus sebuah permukaan bidang datar dapat didekati dengan permukaan Gauss berbentuk silinder 34 Q o 2 ε E4πR = persis seperti medan listrik yang diturunkan melalui Coulomb pada bab I. 2.2 Hukum Gauss Pada Bidang Datar Misalnya kita memiliki pelat bermuatan positif persatuan luas ρ. Untuk menghitung medan listrik dengan hukum Gauss kita harus memilih sebuah ruang-volume yang melingkupi pelat bermuatan. Pada dasarnya kita bebas memilih bentuk ruang-volume ini, pda umumnya yang biasa dipakai berbentuk silinder, bola atau kubus. Pemilihan ini sangat bergantung pada kemudahan perhitungannya nanti. Misalnya, kita ambillah permukaan sebuah silinder berjari-jari r. A1 A2 A3 E r Pada gambar disamping kita bagi silinder menjadi tiga permukaan A1, A2, dan A3. Fluks yang menembus ketiga permukaan ini adalah : Pada A1 : E⋅A1⋅cos 0o : EA1
  • 15.
    total ρ 35 Pada A3 : E⋅A3⋅cos 0o : EA3 Pada A2 : E⋅A2⋅cos 90o : 0 Dengan demikian : Q ∫ ε Φ = = + = dlm EdA E(A A ) 1 2 s o Karena A1 dan A3 merupakan luas pelat katakanlah A. Sehingga medan pada pelat bermuatan : Q karena Q/A =σ, maka untuk pelat bermuatan kita dapatkan medan listrik : atau : = πρ ρ πε ε πε = k2 4 2 4 1 E 0 0 0 persis seperti hasil yang diperoleh persamaan (13) 2.3 Hukum Gauss Pada Bola Pejal Bermuatan a. Kuat medan sejauh r (r≥R) Kuat medan magnet untuk benda bermuatann berbentuk bola dengan jari-jari sejauh r seperti ditunjukkan gambar 2.6. Dengan menggunakan hukum Gauss : dlm o Q ∫E ⋅dA = S ε Untuk menghitung medan listrik sejauh r kita pilih permukaan Gauss berbentuk bola dengan luas permukaan 4πr2. R r r o 2A E ε = o 2 E ε = Gb 2.11 Bola Pejal (15) E = k2πρ
  • 16.
    E r Arahvektor dA Permukaan Gauss Gb 2.12 Arah Medan listrik dari bola bermuatan sarah dengan arah permukaan Gauss Karena arah vektor medan listrik searah dengan vektor permukaan (artinya sudutnya 0o), maka : 1 E r = ( ) 2 4̟ 36 o 2 Q E∫ A = o dlm o S Q ε E(4 r ) d cos(0 ) ε = π = jarak r adalah radius permukaan Gauss yang kita pilih, sehingga medan listrik di luar bola pejal bermuatan adalah : (16) rˆ Q r 0 ∈ b. Kuat medan sejauh r (r<R) Kuat medan pada titik di dalam bola pejal bermuatan sejauh a dari pusat dapat kita peroleh sebagai berikut : dlm o Q ∫E⋅dA = S ε ruas kiri akan menghaasilkan nlai yang sama seperti sebelumnya : Q 2 dlm o ε (4πr )E = Sekarang Qdlm bola dengan radius r dimana r < R dapat dihitung dari perbandingan volume :
  • 17.
     πε Naiklinier sesuai Q  persamaan (17) Turun kuadratik 37 3 3 4 =  π dlm 3 R r Q R 4 3 r 3  Q   π = sehingga diperoleh kuat medan sejauh r di dalam bola berjari-jari R : Q r ( ) R ε (4 r )E o 3 π 2 = (17) Medan lsitrik dalam bola pejal bermuatan mulau-mula naik secara linier sebagaimana ditunjukan persamaan (17), ketika sampai r = jari-jari bola R kuat medan menjadi persamaan (16) yang turun secara kuadratik sebanding dengan (1/r2). Jika diilustrasikan : sesuai persamaan (16) GB 2.13 Perubahan E pada Bola Pejal Konduktor r E R r R 4 1 E 3 o     = konstanta
  • 18.
    Contoh : Sebuahbola pejal berjari-jari 1 cm memiliki muatan 5μC, hitunglah kuat medan sejauh : a. 2 cm dari pusat bola b. 0,5 cm dari pusat bola Jawab : a. Karena jarak sejauh 2 cm berada di luar bola maka dengan menggunakan persamaan (16) : 6 2 = = = − E k 6 2,25x10 N/C 5x10 − = − 38 5x10 2x10 9x10 Q r 2 9 − b. Karena jarak sejauh 0,5 cm berada di luar bola maka dengan menggunakan persamaan (17) : 6 ( ) 0,5x10 2,25x10 N/C 1x10 r 9x10 Q R r k Q R  πε 4 1  E 2 8 2 3 9 3 3 o = = =     − 2.4 Hukum Gauss Pada Bola Berrongga (‘kopong’) Istilah “bola pejal” di sini penting karena jika bola tidak pejal namun berrongga (atau kopong), kuat medan di dalam bola bernilai nol namun di luar bola kuat medan seperti bola pejal. Untuk bola berrongga kuat perubahan kuat medannya jika diilustrasikan menghasilkan gambar berikut : E=0 Turun kuadratik sesuai persamaan (16) r E Gb 2.14 Perubahan E pada Bola Berrongga Konduktor
  • 19.
    1 1 39 r silinder A1 A2 A3 L Gb 2.16 Silinder Panjang Bermuatan 2.5 Hukum Gauss Pada Kawat Panjang Bermuatan Untuk kawat panjang dengan muatan persatuan panjang ρ kita dihitung medan listrik sejauh r menggunakan hukum Gauss : dlm o Q ∫E⋅dA = S ε dengan permukaan Gauss berupa silinder kita dapatkan ruas kiri pada persamaan Gauss : dlm Q ε o ⋅ + ⋅ + ⋅ = 1 2 3 E A E A E A karena sudut vektor E dengan A1 (tutup silinder) dan A3 (alas silinder) adalah 90o, sedangkan terhadap A2 0o, maka : o dlm dlm o 2 o 3 o 2 o 1 Q E A Q E A cos90 E A cos0 E A cos90 ε ⋅ = ε ⋅ + ⋅ + ⋅ = sedangkan A2 adalah luas selimut silinder yaitu 2πrL Maka kuat medan sejauh r dari kawat adalah sebagai berikut : Q E dlm L 1 o π ε 2 r = 2.5 Hukum Gauss Pada Silinder Panjang Bermuatan Untuk kawat berbentuk silnider berrongga, maka medan listik di luar silinder akan menghasilkan nilai yang sama dengan kawat panjang : Namun medan listrik di dalam silinder adalah nol, karena permukaan Gauss tidak melingkupi muatan apapun : E=0 Gb 2.15 Kawat Panjang Bermuatan (18) r A1 A2 A3 L (19) rˆ 2̟ r o ρ ε E = rˆ 2̟ r o ρ ε E =
  • 20.
    3. MEDAN LISTRIKPADA MEDIUM KONDUKTOR Medium konduktor memiliki kekhususan tesendiri ketika dipengaruhi medan listrik. Sebagaimana kita katahui bahwa dalam konduktor terdapat muatan-muatan (dalam hal ini elektron) yang tidak terikat pada atom dan dapat bergerak secara acak dan bebas. Semakin banyak elektron bebas tersebut maka medium tersebut akan makin konduktif. Jika terdapat medan listrik dari luar perilaku elektron berubah dan bergerak hingga permukaan konduktor sedemikian sehingga medan listrik di dalam konduktor menjadi nol. Dalam konduktor gambar 2.18 elektron dan muatan positif di dalamnya terpolarisasi (terpisah) pada kedua sisi konduktor sehingga menimbulkan medan listrik di dalam Ei konduktor yang awahnya berlawanan dengan medan listrik luar Eo sehingga jumlah medan listrik di dalam konduktor nol . 40 Elektron bebas 2.17 Elektron bebas dalam konduktor Ei E=0 Eo 2.18 Medan listrik di dalam konduktor adalah nol karena muatan bergerak ke tepi dan membentuk medan internal yang melawan medan luar Dengan demikian jika muatan listrik merupakan bola pejal konduktor, silinder konduktor dll, maka penerapan hukum Gauss untuk menghitung medan listrik akan menghasilkan nilai yang berbeda dengan yang telah kita hitung sebelumnya.
  • 21.
    3.1 Hukum Gausspada Bola Konduktor a. Medan listrik di luar bola konduktor r Arah vektor dA Permukaan Gauss E 2.19 Medan listrik E dari sebuah bola konduktor sejauh r Medan listrik di luar bola konduktor akan menghasilkan nilai yang sama dengan bola pejal sebelumnya, yaitu : (20) Q E rˆ b. Medan listrik di dalam bola konduktor Medan listrik di dalam bola konduktor (dan semua konduktor) adalah nol karena seluruh muatan diasumsikan berada dalam permukaan konduktor sehiingga : Q ∫E ⋅ A = dlm = , maka E = 0 Q 2.19 Variasi Medan listrik E dari sebuah bola konduktor 41 0 ε d o S (21) Jika kita skesta dalam gafik maka akan kita dapatkan seperti bola berrongga pada gambar 2.14 : R Turun kuadratik sesuai persamaan (20) r E 2 o R 4 1 E πε = E=0 r 4 1 2 o πε =
  • 22.
    SOAL-SOAL 1. Muatangaris dengan kerapatan muatan 4 μC/cm sepanjang 4 cm, diletakkan dalam koordinat kartesius dari x = 0 hingga x = 4 hitunglah : a. Muatan total dari garis b. Medan listrik di x = 5 cm c. Medan listrik di x = 250 m 2. Hitung medan listrik dari benda yang dianggap muatan titik dengan muatan 16 μC sejauh 250 meter dan bandingkan hasilnya dengan nomor 1.d di atas 3. Hitunglah medan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 50 cm dengan rapat muatan 15 μC/m pada jarak 20 cm pada arah sepanjang garis seperti pada gambar : 4. Hitunglah medan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 50 cm dengan rapat muatan 5 μC/m pada jarak 10 cm tegak lurus garis seperti pada gambar : 10 cm 5. Hitunglah medan listrik dari sebuah cincin bermuatan dengan jari-jari 5 cm dengan muatan 15 μC pada titik P sejauh 15 cm tegak lurus dari pusat cincin 42 50 cm 20 cm 50 cm 15 cm 5 cm P
  • 23.
    6. Hitunglah medanlistrik dari sebuah cincin bermuatan dengan jari-jari 5 cm dengan muatan 15 μC di pusat cincin 7. Bola bermuatan 4 x 103 C berjari-jari 2 cm berada dalam medium udara. Berapakah medan listrik yang ditimbulkannya pada jarak : a. 4 cm dari pusat bola b. 1 cm dari pusat bola 8. Bola konduktor bermuatan 4 x 103 C berjari-jari 2 cm berada dalam medium udara. Hitunglah kuat medan listrik yang ditimbulkannya pada jarak : a. 4 cm dari pusat bola b. 1 cm dari pusat bola 9. Hitunglah medan listrik di titik P dari sebentuk kawat bermuatan yang terdiri dari dua kawat lurus identik dengan muatan masing-masing 15 μC yang dirangkai dengan kawat setengah lingkaran dengan muatan 15 μC seperti gambar di bawah ini 2 cm P 14 cm 10. Sebuah cakram dengan jari 20 cm dengan kerapatan muatan terdistribusi merata 2μC/cm2. Hitunglah kuat medan listrik sejauh 10 cm dari pusat cakram. 11. Dua kawat panjang bermuatan 4μC/cm sepanjang 5 cm ditempatkan secara sejajar seperti pada gambar. Hitunglah kuat medan lsitrik a. Di tengah antara dua kawat b. 2 cm di kiri kawat pertama c. 2 cm di kanan kawat kedua 43 4 cm