LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
FISIKA DASAR 1
“HUKUM ARCHIMEDES”
TANGGAL PENGUMPULAN : 01 OKTOBER 2017
TANGGAL PRAKTIKUM : 03 OKTOBER 2017
WAKTU PRAKTIKUM : 07.30-selesai WIB
NAMA : UTUT MUHAMMAD
NIM : 11170163000059
KELOMPOK / KLOTER : -/ 1 (SATU)
NAMA :
1. UTUT MUHAMMAD (11170163000059)
2. NUR FAUZIAH (11170163000072)
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 1B
LABORATORIUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
“HUKUM ARCHIMEDS”
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat mengetahui massa jenis.
2. Dapat mengatahui gaya apung pada suatu benda.
3. Dapat memahami konsep pada fluida.
4. Dapat mengatahui konsep tenggelam pada hukum archimedes.
5. Dapat mengatahui konsep melayang pada hukum archimedes.
6. Dapat mengatahui konsep terapung pada hukum archimedes.
7. Dapat mengatahui jenis dan bahan pada praktikum archimedes.
8. Dapat mengatahui aplikasi fluida dalam kehidupan sehari-hari.
B. DASAR TEORI
Keterapungan adalah fenomena yang umum, sebuah benda yang
dicelupkan kedalam air nampak memiliki berat yang lebih ringan dari pada
saat berada di udara. Ketika benda memiliki densitas (massa jenis) yang
lebih kecil dari pada densitas air, benda akan terapung. Tubuh manusia
umumnya terapung didalam air dan balon berisi helium terapung di udara.
Prinsip Archimedes menyatakan”ketika sebuah benda seluruhnya
atau sebagian dimasukkan kedalam zat cair, cairan akan memberikan gaya
ke atas pada benda setara dengan berat cairan yang dipindahkan benda”.
(Fisika Universitas. 2001: 429).
Jika sebuah benda diam terendam seluruhnya didalam sebuah fluida,
atau mengapung sedemikian hingga hanya saja yang terendam, gaya fluida
resultan yang bekerja pada benda itu disebut gaya apung (buoyant force).
Sebuah gaya netto ke arah atas terjadi karena tekanan meningkat kedalaman
dan gaya-gaya tekanan yang bekerja dari bawah lebih besar dari pada gaya-
gaya yang bekerja dari atas. ( Mekanika Fluida. 2002: 85).
Prinsip Archimedes adalah juga suatu konsekuensi yang perlu dari
hukum hukum statika fluida. Bila semua benda seluruhnya atay sebagian
dicelupkan didalam suatu fluida (baik suatu cairan maupun gas) yang diam,
maka fluida tersebut mengerahkan tekanan pada tiap-tiap bagian permukaan
benda yang bersentuhan dengan fluida tersebut. Tekanan tersebut adalah
lebih besar pada bagian yang tercelup lebih dalam. (Physics. 1985 : 563)
Hukum Aechimedes ini tergolong pada bagian dari fluida,
sedangkan fluida adalah zat yang mengalir karena tidak dapat menahan
tegangan geser, tetapi fluida dapat mengeluarkan gaya yang tegak lurus
dengan permukaannya, beberapa bahan seperti pelapis anti bocor,
membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri dengan bentuk
wadahnya, tapi akhirnya mereka dapat melakukannya.
Didalam pembahasan fluida ini tak hanya Hukum Archimedes saja
yang dibahas dalam fluida, melainkan juga densitas, secara sistematis
densitas dapat dirumuskan :
Dimana 𝑝= tekanan
Δ𝑚= massa
Δ𝑉= volume
Densitas adalah besaran skalar, satuannya dalam SI adalah kg/m3
,
menunjukkan densitas beberapa zat dan densitas rata-rata beberapa objek.
Perhatikan tabel beberapa massa jenis dibawah ini.
Gambar 1. Beberapa tabel pada maasa jenis
Untuk benda homogen, massa jenisnya tetap diseluuh bagian benda.
Untuk benda tak homogen, massa jenisnya bebeda-beda di setiap bagian.
Sepeti halnya atmosfer bumi mempunyai massa jenis yang bebeda-beda di
setiap lapisan. Dalam SI, satuan massa jenis adalah kilogram per mete kubik
(kg/m3
), sedangkan dalam sistem cgs satuan massa jenis adalah gram per
sentimeter kubik (g/m3
). Faktor konvensi untuk kedua satuan ini adalah :
𝑝 =
Δ𝑚
Δ𝑉
Jika tekanan yang didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Jika
gaya F bekeja secara tegak lurus terhadap luas permukaan A, sebagaimana
tekanan P dapt dituliskan.
Dalam sistem SI, satuan tekanan adalah pascal, dengan 1 pascal = 1
Pa = 1 N/m2
.
1𝑔
𝑐𝑚3
=
1000𝑘𝑔
𝑚3
𝑝 =
𝐹
𝐴
C. ALAT DAN BAHAN
NO. GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1. Neraca empat Lengan
2. Gelas Beaker
3. Benang Nilon
4. Benda padat pada balok
5. Benda padat pada silinder
6. Jangka Sorong
7. Air
D. 1. LANGKAH KERJA HUKUM ARCHIMEDES (pengukuran langsung
massa jenis balok)
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan untuk
praktikum Hukum
Archimedes.
2. Hitunglah ketebalan dan
panjang, lebar, tinggi,pada
balok dengan menggunakan
jangka sorong.
3. Hitunglah jumlah massa
balok dengan neraca empat
lengan yang sudah dilakukan
pengenolan.
4. Hitunglah volume Massa,
Volume, Massa jenis, Gaya
keatas dari pengumpulan
data yang telah dilaksanakan.
5. Catatlah hasil experiment
sebanyak delapan kali pada
Hukum Archimedes.
2. LANGKAH KERJA HUKUM ARCHIMEDES (pengukuran langsung
massa jenis silinder)
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan untuk
praktikum Hukum
Archimedes
2. Hitunglah ketebalan pada
silinder dengan
menggunakan jangka sorong
3. Hitunglah jumlah massa
silinder dengan neraca empat
lengan yang sudah dilakukan
pengenolan.
4. Hitunglah volume Massa,
Volume, Massa jenis, Gaya
keatas dari pengumpulan
data yang telah dilaksanakan.
5. Catatlah hasil experiment
sebanyak delapan kali pada
Hukum Archimedes.
3. LANGKAH KERJA HUKUM ARCHIMEDES (pengukuran tidak
langsung massa jenis balok)
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan untuk
praktikum Hukum
Archimedes.
2. Siapkan gelas beaker yang
telah terisi air yang siap akan
digunakan untuk pengukuran
massa jenis pada balok.
3. Tarulah gelas beaker yang
berisi air ke tempat
timbangan pengukuran
neraca empat lengan.
4. Gantungkan benang nilon
ketempat timbangan neraca
tersebut guna mengaitkan
benang terhada benda yang
akan di gunakan. (posisi
benang nilon harus tenang)
5. Hitunglah massa, massa
semu, massa jenis, dan gaya
keatas dari data tersebut.
6. Catatlah hasil experiment
pada pengukuran tidak
langsung yang sebanyak tiga
kali pada Hukum
Archimedes.
4. LANGKAH KERJA HUKUM ARCHIMEDES (pengukuran tidak
langsung massa jenis silinder)
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan untuk
praktikum Hukum
Archimedes.
2. Siapkan gelas beaker yang
telah terisi air yang siap akan
digunakan untuk pengukuran
massa jenis pada silinder.
3. Tarulah gelas beaker yang
berisi air ke tempat
timbangan pengukuran
neraca empat lengan.
4. Gantungkan benang nilon
ketempat timbangan neraca
tersebut guna mengaitkan
benang terhada benda yang
akan di gunakan. (posisi
benang nilon harus tenang)
5. Hitunglah massa semu,
massa jenis, dan gaya keatas
dari data tersebut.
6. Catatlah hasil experiment
pada pengukuran tidak
langsung yang sebanyak tiga
kali pada Hukum
Archimedes.
E. 1. DATA PERCOBAAN HUKUM ARCHIMEDES PENGUKURAN
LANGSUNG MASSA JENIS BALOK.
A. DATA PERCOBAAN PESAWAT ATWOOD
1. Pengukuran dengan percepatan
Gambar 2. Pengukuran secara langsung massa jenis balok
Uji Panjang(cm) Lebar (cm) Tinggi(cm) massa (g) Volume ( cm³) Massa Jenis (g/cm³) Gaya Keatas (N)
1 2,15 2,15 2,15 61,28 9,94 6,16 600,05792
2 2,4 2,4 2,4 61,29 13,8 4,44 600,4656
3 2,25 2,25 2,25 61,25 11,39 5,38 600,52636
4 2,25 2,25 2,25 61,24 11,39 5,38 600,52636
5 2,23 2,23 2,23 61,24 11,09 5,52 599,92464
6 2,16 2,16 2,16 61,24 10,08 6,07 599,61888
7 2,2 2,2 2,2 61,24 10,65 5,75 600,1275
8 2,17 2,17 2,17 61,24 10,22 5,99 599,93444
Jumlah 17,81 17,81 17,81 490,02 88,56 44,69 4801,1817
Rerata ± SD 2,22625 2,22625 2,22625 61,2525 11,07 5,58625 600,1477
Uji Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi(cm) massa (g) Volume ( cm³) Massa Jenis (g/cm³) Gaya Keatas (N)
1 2,15 2,15 2,15 61,28 9,94 6,16 600,05792
2 2,4 2,4 2,4 61,29 13,8 4,44 600,4656
3 2,25 2,25 2,25 61,25 11,39 5,38 600,52636
4 2,25 2,25 2,25 61,24 11,39 5,38 600,52636
5 2,23 2,23 2,23 61,24 11,09 5,52 599,92464
6 2,16 2,16 2,16 61,24 10,08 6,07 599,61888
7 2,2 2,2 2,2 61,24 10,65 5,75 600,1275
8 2,17 2,17 2,17 61,24 10,22 5,99 599,93444
Jumlah 17,81 17,81 17,81 490,02 88,56 44,69 4801,1817
Rerata ± SD 2,22625 2,22625 2,22625 61,2525 11,07 5,58625 600,1477
2. DATA PERCOBAAN HUKUM ARCHIMEDES PENGUKURAN
LANGSUNG MASSA JENIS SILINDER.
Gambar 3. Pengukuran secara langsung massa jenis balok
Uji Panjang(cm) Diametr (cm) massa (g) Volume ( cm³) Massa Jenis (g/cm³) Gaya Keatas (N)
1 3,14 1,15 17,1 17,7 0,96 166,5216
2 3,05 1,1 17,08 15,76 1,08 166,8038
3 3,3 1,15 17,06 18,6 0,92 167,6976
4 3,2 1,2 17,06 19,6 0,897 167,6613
5 3,05 1,13 17,06 16,61 1,03 167,6613
6 3,2 1,14 17,06 17,7 0,96 166,5216
7 3,3 1,2 17,06 20,3 0,84 167,1096
8 3,04 1,1 17,06 15,7 1,1 169,246
Jumlah 25,28 9,17 136,54 141,97 7,787 1339,2228
Rerata ± SD 3,16 1,14625 17,0675 17,74625 0,973375 167,4028
Uji Panjang (cm) Diametr (cm) massa (g) Volume ( cm³) Massa Jenis (g/cm³) Gaya Keatas (N)
1 3,14 1,15 17,1 17,7 0,96 166,5216
2 3,05 1,1 17,08 15,76 1,08 166,8038
3 3,3 1,15 17,06 18,6 0,92 167,6976
4 3,2 1,2 17,06 19,6 0,897 167,6613
5 3,05 1,13 17,06 16,61 1,03 167,6613
6 3,2 1,14 17,06 17,7 0,96 166,5216
7 3,3 1,2 17,06 20,3 0,84 167,1096
8 3,04 1,1 17,06 15,7 1,1 169,246
Jumlah 25,28 9,17 136,54 141,97 7,787 1339,2228
Rerata ± SD 3,16 1,14625 17,0675 17,74625 0,973375 167,4028
3. DATA PERCOBAAN HUKUM ARCHIMEDES PENGUKURAN
TIDAK LANGSUNG PADAMASSA JENIS BALOK.
Gambar 4. Pengukuran secara tidak langsung massa jenis balok
4. DATA PERCOBAAN HUKUM ARCHIMEDES PENGUKURAN
TIDAK LANGSUNG PADAMASSA JENIS SILINDER.
Gambar 5. Pengukuran secara tidak langsung massa jenis balok
Uji Massa (g) Massa Semu (g) Massa Jenis (g/cm³) Gaya Keatas (N)
1 67 62,12 13,72 1488,4279
2 72 67,12 14,75 1600,1685
3 68 63,17 13,93 1511,2099
Jumlah 207 192,41 42,4 4599,8064
Rerata ± SD 69 64,13666667 14,13333333 1533,2687
Uji Massa (g) Massa Semu (g) Massa Jenis (g/cm³) Gaya Keatas (N)
1 59,4 54,52 12,17 2116,9715
2 59,4 54,52 12,17 2116,9715
3 59,4 54,52 12,17 2116,9715
Jumlah 178,2 163,56 36,51 6350,9145
Rerata ± SD 59,4 54,52 12,17 3175,45725
Uji Massa (g) Massa Semu (g) Massa Jenis (g/cm³) Gaya Keatas (N)
1 67 62,12 13,72 1488,4279
2 72 67,12 14,75 1600,1685
3 68 63,17 13,93 1511,2099
Jumlah 207 192,41 42,4 4599,8064
Rerata ± SD 69 64,13666667 14,13333333 1533,2687
Uji Massa (g) Massa Semu (g) Massa Jenis (g/cm³) Gaya Keatas (N)
1 59,4 54,52 12,17 2116,9715
2 59,4 54,52 12,17 2116,9715
3 59,4 54,52 12,17 2116,9715
Jumlah 178,2 163,56 36,51 6350,9145
Rerata ± SD 59,4 54,52 12,17 3175,45725
F. PENGOLAHAN DATA
A. Percobaan data I
a. Pengukuran secara langsung massa jenis balok.
1. Panjang (cm) balok :
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
b. Pengukuran secara langsung massa jenis balok.
2. Lebar (cm) balok :
Uji Panjang cm Panjang cm²
1 2,15 cm 4,6225 cm²
2 2,4 cm 5,76 cm²
3 2,25 cm 5,0625 cm²
4 2,25 cm 5,0625 cm²
5 2,23 cm 4,9729 cm²
6 2,16 cm 4,6656 cm²
7 2,2 cm 4,84 cm²
8 2,17 cm 4,7089 cm²
Hasil 17,81 cm 39,6949 cm²
Standar Devisiasi
2,2625 ± 0,017
2 ± 0,02
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
c. Pengukuran secara langsung massa jenis balok.
3. Tinggi (cm) balok :
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
Uji Lebar cm Lebar cm²
1 2,15 cm 4,6225 cm²
2 2,4 cm 5,76 cm²
3 2,25 cm 5,0625 cm²
4 2,25 cm 5,0625 cm²
5 2,23 cm 4,9729 cm²
6 2,16 cm 4,6656 cm²
7 2,2 cm 4,84 cm²
8 2,17 cm 4,7089 cm²
Hasil 17,81 cm 39,6949 cm²
Standar Devisiasi
2,2625 ± 0,017
2 ± 0,02
Uji Tinggi cm Tinggi cm²
1 2,15 cm 4,6225 cm²
2 2,4 cm 5,76 cm²
3 2,25 cm 5,0625 cm²
4 2,25 cm 5,0625 cm²
5 2,23 cm 4,9729 cm²
6 2,16 cm 4,6656 cm²
7 2,2 cm 4,84 cm²
8 2,17 cm 4,7089 cm²
Hasil 17,81 cm 39,6949 cm²
Standar Devisiasi
2,2625 ± 0,017
2 ± 0,02
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
d. Pengukuran secara langsung massa jenis balok.
4. Massa balok :
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
e. Pengukuran secara langsung massa jenis balok.
5. Volume balok :
Uji massa (g) massa² (g)
1 61,28 (g) 3755,2384 (g)
2 61,29 (g) 3756,4641 (g)
3 61,25 (g) 3751,5625 (g)
4 61,24 (g) 3750,3376 (g)
5 61,24 (g) 3750,3376 (g)
6 61,24 (g) 3750,3376 (g)
7 61,24 (g) 3750,3376 (g)
8 61,24 (g) 3750,3376 (g)
Hasil 490,02 g 30014,953 g
61,2525 ± 1,1575
Standar Devisiasi
61 ± 1
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
Jadi, untuk menentukan volume balok menggunakan rumus :
Dimana V adalah Volume
P adalah Panjang
T adalah Tinggi
Volume mempunya satuan yaitu m3
.
f. Pengukuran secara langsung massa jenis balok.
6. Massa jenis balok :
Uji Panjang Tinggi Lebar Volume (cm³) Volume² (cm³)
1 2,15 2,15 2,15 9,94 cm³ 98,8036 cm³
2 2,4 2,4 2,4 13,8 cm³ 190,44 cm³
3 2,25 2,25 2,25 11,39 cm³ 129,7321 cm³
4 2,25 2,25 2,25 11,39 cm³ 129,7321 cm³
5 2,23 2,23 2,23 11,09 cm³ 122,9881 cm³
6 2,16 2,16 2,16 10,08 cm³ 101,6064 cm³
7 2,2 2,2 2,2 10,65 cm³ 113,4225 cm³
8 2,17 2,17 2,17 10,22 cm³ 104,4484 cm³
Hasil 88,56 cm³ 991,1732 cm³
Standar Devisiasi
11,07 ± 0,2045
11 ± 0,2
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
𝑉 = 𝑝. 𝑙. 𝑡
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
Jadi, untuk menentukan massa jenis pada balok menggunakan rumus :
Dimana p adalah massa jenis
M adalah massa benda
V adalah volume
Massa jenis mempunyai satuan yaitu g/cm³.
g. Pengukuran secara langsung massa jenis balok.
7. Gaya Keatas pada balok :
Uji massa (g) Volume (cm³) Mass jenis (g/cm³) Mass jenis² (g/cm³)
1 61,28 (g) 9,94 cm³ 6,16 g/cm³ 37,9456 g/cm³
2 61,29 (g) 13,8 cm³ 4,44 g/cm³ 19,7136 g/cm³
3 61,25 (g) 11,39 cm³ 5,38 g/cm³ 28,9444 g/cm³
4 61,24 (g) 11,39 cm³ 5,38 g/cm³ 28,9444 g/cm³
5 61,24 (g) 11,09 cm³ 5,52 g/cm³ 30,4704 g/cm³
6 61,24 (g) 10,08 cm³ 6,07 g/cm³ 36,8449 g/cm³
7 61,24 (g) 10,65 cm³ 5,75 g/cm³ 33,0625 g/cm³
8 61,24 (g) 10,22 cm³ 5,99 g/cm³ 35,8801 g/cm³
Hasil 490,02 g 88,56 cm³ 44,69 g/cm³ 251,8059 g/cm³
Standar Devisiasi
5,58625 ± 0,1037
6 ± 0,1
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
𝑝 = 𝑚/𝑉
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
Jadi, untuk menentukan Gaya keatas pada balok menggunakan rumus :
Dimana F adalah gaya
g adalah percepatan gravitasi
V adalah volume
Mengapa ada tulisan pangkat 10-12
karena tadinya satuanya g/ms².
Dan satuan dari massa yaitu gram, dan volume centimeter itu dirubah
kg/ms².Gaya keatas mempunyai satuan yaitu kg/ms².
Uji Mass jenis (g/cm³) Percepatan gravitasi(m/s²) Volume (cm³) Gaya Keatas (kg/ms²) Gaya Keatas ² (kg/ms²)
1 6,16 g/cm³ 9,8 m/s² 9,94 cm³ 600,0579 x 10-6 360069,4833 x 10-12
2 4,44 g/cm³ 9,8 m/s² 13,8 cm³ 600,4656 x 10-6 360558,9367 x 10-12
3 5,38 g/cm³ 9,8 m/s² 11,39 cm³ 600,5263 x 10-6 360631,8369 x 10-12
4 5,38 g/cm³ 9,8 m/s² 11,39 cm³ 600,5263 x 10-6 360631,8369 x 10-12
5 5,52 g/cm³ 9,8 m/s² 11,09 cm³ 599,9246 x 10-6 359909,5256 x 10-12
6 6,07 g/cm³ 9,8 m/s² 10,08 cm³ 599,6188 x 10-6 359542,7053 x 10-12
7 5,75 g/cm³ 9,8 m/s² 10,65 cm³ 600,1275 x 10-6 360542,7053 x 10-12
8 5,99 g/cm³ 9,8 m/s² 10,22 cm³ 599,9344 x 10-6 359921,2843 x 10-12
Hasil 44,69 g/cm³ 9,8 m/s² 88,56 cm³ 4801,1817 x 10-6 2881418,6252 x 10-12
Standar Devisiasi
600,1477 ± 11,3417
600 ± 11
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
𝐹 = 𝑝. 𝑔. 𝑉
B. PERCOBAAN DATA II
a. Pengukuran secara langsung massa jenis silinder.
1. Panjang (cm) silinder :
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
a. Pengukuran secara langsung massa jenis silinder.
2. diameter (cm) silinder :
Uji panjang cm panjang cm²
1 3,14 cm 4,6225 cm²
2 3,05 cm 5,76 cm²
3 3,3 cm 5,0625 cm²
4 3,2 cm 5,0625 cm²
5 3,05 cm 4,9729 cm²
6 3,2 cm 4,6656 cm²
7 3,3 cm 4,84 cm²
8 3,04 cm 4,7089 cm²
Hasil 25,28 cm 39,6949 cm²
Standar Devisiasi
3,16 ± 0,0595
3 ± 0,06
Uji diameter cm diameter cm²
1 1,15 cm 1,3225 cm²
2 1,10 cm 1,2100 cm²
3 1,15 cm 1,3225 cm²
4 1,20 cm 1,4400 cm²
5 1,13 cm 1,2769 cm²
6 1,14 cm 1,2996 cm²
7 1,20 cm 1,4400 cm²
8 1,10 cm 1,2100 cm²
Hasil 9,17 cm 10,5215 cm²
Standar Devisiasi
1,1462 ± 0,0129
1 ± 0,01
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
a. Pengukuran secara langsung massa jenis silinder.
3. Massa (cm) silinder :
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
Uji massa (g) massa² (g)
1 17,10 (g) 292,4100 (g)
2 17,08 (g) 292,7264 (g)
3 17,06 (g) 291,0436 (g)
4 17,06 (g) 291,0436 (g)
5 17,06 (g) 291,0436 (g)
6 17,06 (g) 291,0436 (g)
7 17,06 (g) 291,0436 (g)
8 17,06 (g) 291,0436 (g)
Hasil 136,54 g 2331,3980 g
17,7462 ± 0,3821
Standar Devisiasi
18 ± 0,4
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
a. Pengukuran secara langsung massa jenis silinder.
4. Volume (cm) silinder :
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
Jadi, untuk menentukan volume balok menggunakan rumus :
Dimana 𝜋 adalah jari-jari
P adalah Panjang
d adalah diameter
Volume mempunya satuan yaitu m3
.
Uji panjang cm diameter Volume (cm³) Volume² (cm³)
1 3,14 cm 1,15 cm 17,7 cm³ 313,29 cm³
2 3,05 cm 1,10 cm 15,76 cm³ 248,3776 cm³
3 3,3 cm 1,15 cm 18,6 cm³ 345,96 cm³
4 3,2 cm 1,2 cm 19,6 cm³ 384,16 cm³
5 3,05 cm 1,13 cm 16,61 cm³ 275,8921 cm³
6 3,2 cm 1,14 cm 17,7 cm³ 313,29 cm³
7 3,3 cm 1,2 cm 20,30 cm³ 412,09 cm³
8 3,04 cm 1,10 cm 15,7 cm³ 246,49 cm³
Hasil 25,28 cm 9,17 cm 141,97 cm³ 2539,5497 cm³
Standar Devisiasi
17,7462 ± 0,3298
18 ± 0,3
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
𝑉 = 𝜋𝑑2
. 𝑝
a. Pengukuran secara langsung massa jenis silinder.
8. Massa jenis silinder :
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
Jadi, untuk menentukan massa jenis pada silinder menggunakan rumus :
Dimana p adalah massa jenis
M adalah massa benda
V adalah volume
Massa jenis mempunyai satuan yaitu g/cm³.
Uji massa (g) Volume (cm³) Mass jenis (g/cm³) Mass jenis² (g/cm³)
1 17,1 (g) 17,7 cm³ 0,96 g/cm³ 0,9216 g/cm³
2 17,08 (g) 15,76 cm³ 1,08 g/cm³ 1,1664 g/cm³
3 17,06 (g) 18,6 cm³ 0,92 g/cm³ 0,8464 g/cm³
4 17,06 (g) 19,6 cm³ 0,897 g/cm³ 0,8046 g/cm³
5 17,06 (g) 16,61 cm³ 1,03 g/cm³ 1,0609 g/cm³
6 17,06 (g) 17,7 cm³ 0,96 g/cm³ 0,9216 g/cm³
7 17,06 (g) 20,30 cm³ 0,84 g/cm³ 0,7056 g/cm³
8 17,06 (g) 15,7 cm³ 1,1 g/cm³ 1,21 g/cm³
Hasil 136,54 (g) 141,97 cm³ 7,787 g/cm³ 7,6371 g/cm³
Standar Devisiasi
0,9734 ± 0,0182
1 ± 0,02
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
𝑝 = 𝑚/𝑉
a. Pengukuran secara langsung massa jenis silinder.
9. Massa jenis silinder :
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
Jadi, untuk menentukan Gaya keatas pada silinder menggunakan rumus :
Dimana F adalah gaya
g adalah percepatan gravitasi
V adalah volume
Mengapa ada tulisan pangkat 10-6
di gaya keatas2
karena tadinya satuanya
g/ms², dan cm3.
Dan satuan dari massa yaitu gram, dan volume centimeter itu
dirubah kg/ms².Gaya keatas mempunyai satuan yaitu kg/ms².
Uji Mass jenis (g/cm³) Percepatangravitasi(m/s²) Volume (cm³) Gaya Keatas (kg/ms²) Gaya Keatas ² (kg/ms²)
1 0,96 g/cm³ 9,8 m/s² 17,7 cm³ 166,5216 x10-6 kg/ms² 27729,4432 x10-6 kg/ms²
2 1,08 g/cm³ 9,8 m/s² 15,76 cm³ 166,8038 x10-6 kg/ms² 27823,5077 x10-6 kg/ms²
3 0,92 g/cm³ 9,8 m/s² 18,6 cm³ 167,6976 x10-6 kg/ms² 28122,4850 x10-6 kg/ms²
4 0,897 g/cm³ 9,8 m/s² 19,6 cm³ 167,6613 x10-6 kg/ms² 28110,3115 x10-6 kg/ms²
5 1,03 g/cm³ 9,8 m/s² 16,61 cm³ 167,6613 x10-6 kg/ms² 28110,3115 x10-6 kg/ms²
6 0,96 g/cm³ 9,8 m/s² 17,7 cm³ 166,5216 x10-6 kg/ms² 27729,4431 x10-6 kg/ms²
7 0,84 g/cm³ 9,8 m/s² 20,30 cm³ 167,1096 x10-6 kg/ms² 27925,6184 x10-6 kg/ms²
8 1,1 g/cm³ 9,8 m/s² 15,7 cm³ 169,2460 x10-6 kg/ms² 28644,2085 x10-6 kg/ms²
Hasil 7,787 g/cm³ 78,4 m/s² 141,97 cm³ 1339,2228 x10-6 kg/ms² 224644,3290 x10-6 kg/ms²
167,4028 ± 3,1634
167 ± 3
Standar Devisiasi
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
𝐹 = 𝑝. 𝑔. 𝑉
C. PERCOBAAN DATA III
a. Pengukuran secara tidak langsung massa jenis balok.
1. massa (g) balok :
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
a. Pengukuran secara tidak langsung massa jenis balok.
2. Massa semu (g) balok :
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
Uji massa (g) massa² (g)
1 67 (g) 4489 (g)
2 72 (g) 5184 (g)
3 68 (g) 4624 (g)
Hasil 207 (g) 14297 (g)
Standar Devisiasi
69 ± 7,4307
69 ± 7
Uji massa semu (g) massa semu² (g)
1 62,12 (g) 3858,8944 (g)
2 67,12 (g) 4505,0944 (g)
3 63,12 (g) 3984,1344 (g)
Hasil 191,36 (g) 12348,1232 (g)
Standar Devisiasi
69 ± 6,817
69 ± 7
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
a. Pengukuran secara tidak langsung massa jenis balok.
3. Massa jenis (g/cm³) balok :
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
Jadi, untuk menentukan massa jenis tidak langsung juga pada balok dapat
menggunakan rumus :
Dimana p adalah massa jenis
M adalah massa benda
V adalah volume
Massa jenis mempunyai satuan yaitu g/cm³.
Uji Mass jenis (g/cm³) Mass jenis² (g/cm³)
1 13,72 g/cm³ 188,2384 g/cm³
2 14,75 g/cm³ 217,5625 g/cm³
3 13,93 g/cm³ 194,0449 g/cm³
Hasil 42,4 g/cm³ 599,8458 g/cm³
Standar Devisiasi
14,13 ± 1,5257
14 ± 1
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
𝑝 = 𝑚/𝑉
a. Pengukuran secara tidak langsung massa jenis balok.
4. Gaya Keatas (g/cm³) balok :
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
Jadi, untuk menentukan Gaya keatas pada silinder menggunakan rumus :
Dimana F adalah gaya
g adalah percepatan gravitasi
V adalah volume
Mengapa ada tulisan pangkat 10-12
di gaya keatas2
karena tadinya satuanya
g/ms², dan cm3.
Dan satuan dari massa yaitu gram, dan volume centimeter itu
dirubah kg/ms².Gaya keatas mempunyai satuan yaitu kg/ms².
Uji massa(g) massasemu(g) Massjenis(g/cm³) GayaKeatas(kg/ms²) GayaKeatas²(kg/ms²)
1 67 (g) 62,12 (g) 13,72 g/cm³ 1488,4279 x10-6 kg/ms² 2215417,6134 x10-12 kg/ms²
2 72 (g) 67,12 (g) 14,75 g/cm³ 1600,1685 x10-6 kg/ms² 2560539,2283 x10-12 kg/ms²
3 68 (g) 63,12 (g) 13,93 g/cm³ 1511,2099 x10-6 kg/ms² 2283755,3618 x10-12 kg/ms²
Hasil 207 (g) 191,36 (g) 42,4 g/cm³ 4599,8064 x10-6 kg/ms² 7059712,2036 x10-12 kg/ms²
StandarDevisiasi
1533,2688 ± 54,1978
1533 ± 54
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
𝐹 = 𝑝. 𝑔. 𝑉
D. PERCOBAAN DATA IV
b. Pengukuran secara tidak langsung massa jenis silinder.
1. massa (g) silinder :
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
b. Pengukuran secara tidak langsung massa jenis silinder.
2. massa semu (g) silinder :
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
Uji massa (g) massa² (g)
1 59,4 (g) 3528,36 (g)
2 59,4 (g) 3528,36 (g)
3 59,4 (g) 3528,36 (g)
Hasil 178,2 (g) 10585,08 (g)
Standar Devisiasi
59,4 ± 6,4159
69 ± 6
Uji massa semu (g) massa semu² (g)
1 54,52 (g) 2972,4304 (g)
2 54,52 (g) 2972,4304 (g)
3 54,52 (g) 2972,4304 (g)
Hasil 163,56 (g) 8917,2912 (g)
Standar Devisiasi
69 ± 5,8902
69 ± 6
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
b. Pengukuran secara tidak langsung massa jenis silinder.
3. Massa jenis (g) silinder :
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
Jadi, untuk menentukan massa jenis tidak langsung juga pada silinder dapat
menggunakan rumus :
Dimana p adalah massa jenis
M adalah massa benda
V adalah volume
Massa jenis mempunyai satuan yaitu g/cm³.
Uji massa (g) massa semu (g) Mass jenis (g/cm³) Mass jenis² (g/cm³)
1 59,4 (g) 54,52 (g) 12,17 g/cm³ 148,1089 g/cm³
2 59,4 (g) 54,52 (g) 12,17 g/cm³ 148,1089 g/cm³
3 59,4 (g) 54,52 (g) 12,17 g/cm³ 148,1089 g/cm³
Hasil 178,2 (g) 163,56 (g) 36,51 g/cm³ 444,3267 g/cm³
Standar Devisiasi
12,17 ± 1,3153
12 ± 1
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
𝑝 = 𝑚/𝑉
b. Pengukuran secara tidak langsung massa jenis silinder.
5. Gaya Keatas (g) silinder :
Keterangan rumus standar divisasi adalah =
Jadi, untuk menentukan Gaya keatas pada silinder menggunakan rumus :
Dimana F adalah gaya
g adalah percepatan gravitasi
V adalah volume
Untuk Volume menyamakan dengan volume silinder dalam pengukuran
langsung.
Mengapa ada tulisan pangkat 10-6
di gaya keatas2
karena tadinya satuanya
g/ms², dan cm3.
Dan satuan dari massa yaitu gram, dan volume centimeter itu
dirubah kg/ms².Gaya keatas mempunyai satuan yaitu kg/ms².
Uji Massjenis(g/cm³) Percepatangravitasi(m/s²) GayaKeatas(kg/ms²) GayaKeatas²(kg/ms²)
1 12,17g/cm³ 9,8m/s² 2116,9715x10-6kg/ms² 4481568,3318x10-12kg/ms²
2 12,17g/cm³ 9,8m/s² 2116,9715x10-6kg/ms² 4481568,3318x10-12kg/ms²
3 12,17g/cm³ 9,8m/s² 2116,9715x10-6kg/ms² 4481568,3318x10-12kg/ms²
Hasil 36,51g/cm³ 29,4 m/s² 6350,9415x10-6kg/ms² 13444704,9954 x10-12kg/ms²
StandarDevisiasi
2116,9715±228,6590
2117±229
𝑠2
= ((x2total
2
)) – (x1total
2
)
𝑛(𝑛 − 1)
= hasil /10, dan
di √ (akarkan untuk hasil akhir )
𝐹 = 𝑝. 𝑔. 𝑉
G. PEMBAHASAN
Pada dasarnya prinsip archimedes adalah “ gaya apung pada suatu benda yang
dicelupkan kedalam fluida adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh
benda itu. (Giancoli edisi ketujuh jilid satu : 337).
Fluida dalam Fisika adalah dasar dari teknik hidrolik, cabang dari teknik yang
diterapkan dalam banyak bidang. Apakah fluida itu, fluida kebalikan dari zat padat,
adalah zat yang dapat mengalir. Fluida menyesuaikan diri dengan bentuk wadah
apapun dimana saat menerapkannya. Fluida bersifat demikian karena tidak dapat
menahan gaya yang bersinggungan dengan permukannya, artinya fluida zat yang
mengalir karena tidak dapat menahan tegangan geser. Tetapi fluida dapat
mengeluarkan gaya yang tegak lurus dengan permukaannya, contohnya seperti
pelapis anti bocor, membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri dengan
bentuk wadahnya, dan akhirnya fluida dapat melakukannya.
Dalam konsep fluida ini mengalami halnya seperti melayang, tenggelam, dan
terapung,seperti konsep terapung yaitu :
Tenggelam..
Gambar 6. Pada Hukum Archimedes yang sifatnya tenggelam.
Jadi volume benda yang tercelup (V) lebih kecil dari pada (Vb) volume
benda total, artinya :
• Prinsip kerja tenggelam pada archimedes :
Jadi massa jenis benda lebih besar dari pada massa jenis zat cair, artinya :
𝑝𝑏 < 𝑝𝑓
𝐹A+𝑁 = 𝑚𝑏. 𝑔
𝑝. 𝑔. 𝑉 + 𝑁 = 𝑝𝑏. 𝑉𝑏. 𝑔
𝑁 = 𝑔(𝑝𝑏. 𝑉𝑏 − 𝑝𝑉)
𝑝𝑏 > 𝑝𝑓
Pada prinsip Hukum Archimedes juga terdapat prinsip kerja melayang
yaitu dimana dimana massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair, secara
sistematis adalah :
Melayang.
Gambar 7. Pada Hukum Archimedes yang sifatnya melayang.
Jadi pada benda melayang massa jenis benda sama dengan massa jenis zat
cair, artinya :
Kemudian yang terakhir adalah proses dimana hukum archimedes
itu bersifat terapung, proses terapung adalah dimana massa benda lebih rendah
dari pada massa zat cair, jadi Jadi volume benda yang tercelup (V) lebih kecil dari
pada (Vb) volume benda total. Secara sistematis dapat disimpulkan yaitu :
Terapung
Gambar 8. Pada Hukum Archimedes yang sifatnya Terapung.
Maka, volume benda yang
tercelup (V) lebih kecil dari pada
(Vb) volume benda total.
𝐹A= 𝑚𝑏. 𝑔
𝑝. 𝑔. 𝑉 = 𝑝𝑏. 𝑉𝑏. 𝑔
𝑝𝑏 = 𝑝𝑓
∑𝑓 = 0
𝐹A= 𝑚𝑔
𝑝. 𝑔. 𝑉 = 𝑝𝑏. 𝑉𝑏. 𝑔
𝑉 = 𝑝𝑏.
𝑉𝑏
𝑝
∑𝑓 = 0
H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM
1. Hitunglah kesalahan relatif dari masing-masing percobaan ! metode
apakah yang lebih akurat untuk menghitung massa jenis benda ( secara
langsung atau tidak langsung) ? jelaskan !
Jawab :
Kesalah relatif adalah Nilai ketidakpastian (Δx) pada pengukuran
tunggal diperhitungkan dari skala terkecil alat ukur yang dipakai. Nilai
dari ketidakpastian pada pengukuran tunggal adalah setengah dari
skala terkecil pada alat ukur.
Δx = ½ × skala terkecil, jadi
½ × 0,01 = 0,005. Artinya kesalahn relatif dapat disimpulkan salah
mutlak dibagi skala pengukuran. Jadi,
(pengukuran langsung pada balok )
(0,005/61,25) = 0,000082 gr.
Menghitung persentase kesalahan adalah :
Hasil kesalahan relatif x 100%., jadi
82.10-6
x 102
= 82.10-4
atau 0,0082%.
(pengukuran langsung pada silinder )
(0,005/17,07) = 0,00029 gr.
Menghitung persentase kesalahan adalah :
Hasil kesalahan relatif x 100%., jadi
29.10-5
x 102
= 29.10-3
atau 0,029%.
(pengukuran tidak langsung pada balok )
(0,005/67) = 0,000074 gr.
Menghitung persentase kesalahan adalah :
Hasil kesalahan relatif x 100%., jadi
74.10-6
x 102
= 74.10-4
atau 0,0074%.
(pengukuran tidak langsung pada silinder )
(0,005/59,4) = 0,000086 gr.
Menghitung persentase kesalahan adalah :
Hasil kesalahan relatif x 100%., jadi
86.10-6
x 102
= 86.10-4
atau 0,0086%.
Dari persentasi diatas massa jenis lebih baik menggunakan dengan
metode langsung.
2. Apakah fluida mempunyai hambatan !
Jawab :
Ya, jelas karena bentuk gaya hambat yang paling umum tersusun dari
sejumlah gaya gesek, yang bertindak sejajar dengan permukaan benda,
plus gaya tekanan, yang bertindak dalam arah tegak lurus dengan
permukaan benda. Bagi sebuah benda padat yang bergerak melalui
sebuah fluida, gaya hambat merupakan komponen dari aerodinamika
gaya resultan atau gaya dinamika fluida yang bekerja dalam arahnya
pergerakan. Bunyi hukum gaya hambat itu sendiri adalah “Sebuah
benda yang bergerak melalui gas atau cairan mengalami sebuah gaya
yang arahnya berlawanan dengan gerakan benda tersebut. Kecepatan
terminal dicapai saat gaya hambat sebanding dengan magnitud
(magnitudo) tetapi arahnya berlawanan dengan gaya yang mendorong
benda. Di gambar ini tampak sebuah bola dalam aliran Stokes, pada
bilangan Reynolds yang sangat rendah”.
3. Mengapa benda ketika jatuh ke sumur dengan mula-mula dalam
keadaan cepat atau dipercepat tetapi selanjutnya bergerak dengan
kecepatan konstan ?
Jawab :
Karena adanya gaya gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
4. Jelaskan fenomena dua air laut yang tidak tercampur!
Jawab :
Hali ini desebabkan oleh maha kuasanya Allah SWT yang terdapat dua
air laut yang tidak tercampur merupakan fenomena alam yang luar
biasa, ini juga bukti kekuasaan Allah SWT. Contohnya adalah selat
gibraltar, Selat Gibraltar adalah selat yang memisahkan Samudera
Atlantik dengan Laut Tengah. Nama Gibraltar sendiri berasal dari
bahasa Arab yaitu “Jabel Tariq” yang berarti Gunung Tariq. Nama ini
menunjukan kepada Tariq Bin Ziyad yang berhasil menaklukkan
Spanyol pada tahun 711. Fenomena alam aneh berupa dua lautan yang
tidak bercampur di Selat Gibraltar telah mengundang keheranan
sekaligus decak kagum dunia. Pasalnya Selat Gibraltar memisahkan
benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negara Maroko dan Spanyol.
Kalau dipikir secara logika, pasti bercampur, nyatanya tidak
bercampur. Kedua air laut itu membutuhkan waktu lama untuk
bercampur, agar karakteristik air melebur. Penguapan air yang di Laut
Mediterania sangat besar, sedang air dari sungai yang bermuara di
Laut Mediterania berkurang sekali. Itulah sebabnya air Lautan Atlantik
mengalir deras ke Laut Mediterania. Sifat lautan ketika bertemu,
menurut modern science, tidak bisa bercampur satu sama lain. Hal ini
telah dijelaskan oleh para ahli kelautan. Dikarenakan adanya
perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah kedua air dari
lautan tidak becampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis
yang memisahkan mereka : Allah SWT berfirman :
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian
bertemu.
Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
5. Sebuah balok kayu dengan massa jenisnya 800 kg/m3
mengapung pada
permukaan air. Jika selembar alumunium (massa jenisnya 2700 kg/m3
)
bermassa 54 gr dikaitkan pada balok itu, sistem akan bergerak
kebawah dan akhirnya melayang didalam air. Berapa cm3
volume
balok kayu itu ?
Jawab :
Diketahui,-
Pk = 800 kg/m3
Pal = 2700 kg/m3
Mal = 54 gr, jadi..
Mk + mal = ma
Pk x Vk + mal = pa x (Vk + Val)
0,8 x Vk + 54 = 1 x (Vk + 54 / 2,7)
0,8.Vk + 54 = 20 + Vk
0,2 Vk = 34
Vk = 34/0,2
Vk = 170
Jadi volume balok sebesar 170 cm3
.
6. Apa bedannya massa jenis dan kerapatan ?
Jawab :
Tidak ada bedanya , tapi jika berat jenis dengan massa jenis ada
bedanya seperti. :
massa adalah materi yang dikandung oleh zat itu sendiri. Lambang m,
dimensi M, satuan SI kg. Sedangkan berat adalah massa yang
dipengaruhi oleh gravitasi. Lambang w, dimensi MLT-2
, satuan
newton/ kgm/s2
Dari keterangan diatas dapat diturunkan rumus.
1. Massa jenis= m / v.
Hasil bagi massa dengan volume. Atau dapat diartikan materi yang
dikandung benda tiap satuan volum. Satuan kg/m3
. Sedangkan berat
jenis rumusnya m.g/v atau w/v. Satuan n/m3
.
I. KESIMPULAN.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Bahwasannya prinsip archimedes adalah setiap benda yang
terendam seluruhnya ataupun sebagian didalam fluida mendapat
sebuah gaya apung yang berarah ke atas, yang besarnya adalah
sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.
2. Ada tiga keadaan benda yang tercelup pada zat cair yaitu
tenggelam, terapung, dan melayang.
3. Ada tiga kemungkinan benda yang tercelup dalam zat cair
disebabkan oleh gaya keatas (gaya apung).
4. Dengan menggunakan Hukum Newton I dan Hukum Newton I
kita dapat menentukan syarat benda terapung, melayang, dan
tenggelam.
5. Pada prinsip Archimedes, saat terapung “Volume pada benda
yang tercelup lebih kecil dari pada Volume benda, maka syarat
terapung adalah :
Jadi, pada benda terapung massa jenis benda harus lebih rendah
dari pada maasa jenis zat cair.
Dengan demikian, kita dapat menggunakan Hukum Newton I
terhadap benda terapung yaitu :
𝑝𝑏 < 𝑝𝑓
𝐹A= 𝑚𝑔
𝑝. 𝑔. 𝑉 = 𝑝𝑏. 𝑉𝑏. 𝑔
𝑉 = 𝑝𝑏.
𝑉𝑏
𝑝
6. Pada prinsip Archimedes, saat melayang “Volume benda yang
tercelup sama dengan Volume benda total, sehingga syarat
benda melayang adalah :
Jadi, pada benda melayang massa jenis benda sama dengan
massa jenis zat cair.
Dengan demikian, kita dapat menggunakan Hukum Newton I
terhadap benda melayang yaitu:
7. Pada prinsip Archimedes, saat tenggelam” Volume benda yang
tercelup sama Volume benda total, maka syarat benda tenggelam
adalah :
Jadi, pada benda tenggelam massa jenis benda lebih besar dari
pada massa jenis zat cair.
Dengan demikian, kita dapat menggunakan Hukum Newton I
terhadap benda tenggelam yaitu :
J. SARAN DAN KOMENTAR
1. Saat melakukan praktikum hukum archimedes praktikan harus
memahami terlebih dahulu apa yang akan di uji cobakan untuk
praktikum hukum archimedes.
2. Saat melakukan praktikum hukum archimedes praktikan harus teliti saat
menggunakan neraca empat lengan, karena jika tidak teliti data yang
dihasilkan akan tidak valid dan membuang waktu yang signifikan.
3. Saat praktikum praktikan dibutuhkan kekompakkan dan kekerjasamaan
saat melakukan praktikum hukum archimedes.
𝑝𝑏 = 𝑝𝑓
𝐹A= 𝑚𝑏. 𝑔
𝑝. 𝑔. 𝑉 = 𝑝𝑏. 𝑉𝑏. 𝑔
𝑝𝑏 > 𝑝𝑓
𝐹A+𝑁 = 𝑚𝑏. 𝑔
𝑝. 𝑔. 𝑉 + 𝑁 = 𝑝𝑏. 𝑉𝑏. 𝑔
𝑁 = 𝑔(𝑝𝑏. 𝑉𝑏 − 𝑝𝑉)
K. DAFTAR PUSTAKA
a. Giancoli, Dounglas C. 2014.Fisika: Prinsip dan Aplikasi. Erlangga. Pt.
Aksara Pratama : Jakarta.
b. lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181671-S29429-Ellis%20kartika.pdf.
diambil pada jam 07.25 WIB
c. Sears dan Zemansky. 2001. Fisika Universitas. Hugh D. Young &
Roger A. Freedman. Erlangga. Jl. H. Baping raya no. 100 : Jakarta.
d. Munson, Bruce R, dkk. 2002. Mekanika Fluida. Erlangga. Pt. Aksara
Pratama : Jakarta
e. Wiley, Jhon ,dkk. 1985. Fisika. Erlangga. Pt. Gelora Aksara Pratama :
Jakarta.
f. Ruwanto, Bambang. 2007. Asas-Asas Fisika. Yudhistira. Pt. Ghalia
Indonesia : Yogyakarta.
g. Chasanah, Risdiyani. Detik-Detik Fisika. Intan Parwira. Pt Intan
Parwira. Jl.Ki Hajar Dewantara, Klaten : Jawa Tengah
Lampiran :
1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)
1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)

1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)

  • 1.
    LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKADASAR 1 “HUKUM ARCHIMEDES” TANGGAL PENGUMPULAN : 01 OKTOBER 2017 TANGGAL PRAKTIKUM : 03 OKTOBER 2017 WAKTU PRAKTIKUM : 07.30-selesai WIB NAMA : UTUT MUHAMMAD NIM : 11170163000059 KELOMPOK / KLOTER : -/ 1 (SATU) NAMA : 1. UTUT MUHAMMAD (11170163000059) 2. NUR FAUZIAH (11170163000072) KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 1B LABORATORIUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
  • 2.
    “HUKUM ARCHIMEDS” A. TUJUANPRAKTIKUM 1. Dapat mengetahui massa jenis. 2. Dapat mengatahui gaya apung pada suatu benda. 3. Dapat memahami konsep pada fluida. 4. Dapat mengatahui konsep tenggelam pada hukum archimedes. 5. Dapat mengatahui konsep melayang pada hukum archimedes. 6. Dapat mengatahui konsep terapung pada hukum archimedes. 7. Dapat mengatahui jenis dan bahan pada praktikum archimedes. 8. Dapat mengatahui aplikasi fluida dalam kehidupan sehari-hari. B. DASAR TEORI Keterapungan adalah fenomena yang umum, sebuah benda yang dicelupkan kedalam air nampak memiliki berat yang lebih ringan dari pada saat berada di udara. Ketika benda memiliki densitas (massa jenis) yang lebih kecil dari pada densitas air, benda akan terapung. Tubuh manusia umumnya terapung didalam air dan balon berisi helium terapung di udara. Prinsip Archimedes menyatakan”ketika sebuah benda seluruhnya atau sebagian dimasukkan kedalam zat cair, cairan akan memberikan gaya ke atas pada benda setara dengan berat cairan yang dipindahkan benda”. (Fisika Universitas. 2001: 429). Jika sebuah benda diam terendam seluruhnya didalam sebuah fluida, atau mengapung sedemikian hingga hanya saja yang terendam, gaya fluida resultan yang bekerja pada benda itu disebut gaya apung (buoyant force). Sebuah gaya netto ke arah atas terjadi karena tekanan meningkat kedalaman dan gaya-gaya tekanan yang bekerja dari bawah lebih besar dari pada gaya- gaya yang bekerja dari atas. ( Mekanika Fluida. 2002: 85). Prinsip Archimedes adalah juga suatu konsekuensi yang perlu dari hukum hukum statika fluida. Bila semua benda seluruhnya atay sebagian dicelupkan didalam suatu fluida (baik suatu cairan maupun gas) yang diam, maka fluida tersebut mengerahkan tekanan pada tiap-tiap bagian permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida tersebut. Tekanan tersebut adalah lebih besar pada bagian yang tercelup lebih dalam. (Physics. 1985 : 563) Hukum Aechimedes ini tergolong pada bagian dari fluida, sedangkan fluida adalah zat yang mengalir karena tidak dapat menahan tegangan geser, tetapi fluida dapat mengeluarkan gaya yang tegak lurus dengan permukaannya, beberapa bahan seperti pelapis anti bocor,
  • 3.
    membutuhkan waktu yanglama untuk menyesuaikan diri dengan bentuk wadahnya, tapi akhirnya mereka dapat melakukannya. Didalam pembahasan fluida ini tak hanya Hukum Archimedes saja yang dibahas dalam fluida, melainkan juga densitas, secara sistematis densitas dapat dirumuskan : Dimana 𝑝= tekanan Δ𝑚= massa Δ𝑉= volume Densitas adalah besaran skalar, satuannya dalam SI adalah kg/m3 , menunjukkan densitas beberapa zat dan densitas rata-rata beberapa objek. Perhatikan tabel beberapa massa jenis dibawah ini. Gambar 1. Beberapa tabel pada maasa jenis Untuk benda homogen, massa jenisnya tetap diseluuh bagian benda. Untuk benda tak homogen, massa jenisnya bebeda-beda di setiap bagian. Sepeti halnya atmosfer bumi mempunyai massa jenis yang bebeda-beda di setiap lapisan. Dalam SI, satuan massa jenis adalah kilogram per mete kubik (kg/m3 ), sedangkan dalam sistem cgs satuan massa jenis adalah gram per sentimeter kubik (g/m3 ). Faktor konvensi untuk kedua satuan ini adalah : 𝑝 = Δ𝑚 Δ𝑉
  • 4.
    Jika tekanan yangdidefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Jika gaya F bekeja secara tegak lurus terhadap luas permukaan A, sebagaimana tekanan P dapt dituliskan. Dalam sistem SI, satuan tekanan adalah pascal, dengan 1 pascal = 1 Pa = 1 N/m2 . 1𝑔 𝑐𝑚3 = 1000𝑘𝑔 𝑚3 𝑝 = 𝐹 𝐴
  • 5.
    C. ALAT DANBAHAN NO. GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN 1. Neraca empat Lengan 2. Gelas Beaker 3. Benang Nilon 4. Benda padat pada balok 5. Benda padat pada silinder
  • 6.
  • 7.
    D. 1. LANGKAHKERJA HUKUM ARCHIMEDES (pengukuran langsung massa jenis balok) NO. GAMBAR LANGKAH KERJA 1. Siapkan alat dan bahan untuk praktikum Hukum Archimedes. 2. Hitunglah ketebalan dan panjang, lebar, tinggi,pada balok dengan menggunakan jangka sorong. 3. Hitunglah jumlah massa balok dengan neraca empat lengan yang sudah dilakukan pengenolan. 4. Hitunglah volume Massa, Volume, Massa jenis, Gaya keatas dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan. 5. Catatlah hasil experiment sebanyak delapan kali pada Hukum Archimedes.
  • 8.
    2. LANGKAH KERJAHUKUM ARCHIMEDES (pengukuran langsung massa jenis silinder) NO. GAMBAR LANGKAH KERJA 1. Siapkan alat dan bahan untuk praktikum Hukum Archimedes 2. Hitunglah ketebalan pada silinder dengan menggunakan jangka sorong 3. Hitunglah jumlah massa silinder dengan neraca empat lengan yang sudah dilakukan pengenolan. 4. Hitunglah volume Massa, Volume, Massa jenis, Gaya keatas dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan. 5. Catatlah hasil experiment sebanyak delapan kali pada Hukum Archimedes.
  • 9.
    3. LANGKAH KERJAHUKUM ARCHIMEDES (pengukuran tidak langsung massa jenis balok) NO. GAMBAR LANGKAH KERJA 1. Siapkan alat dan bahan untuk praktikum Hukum Archimedes. 2. Siapkan gelas beaker yang telah terisi air yang siap akan digunakan untuk pengukuran massa jenis pada balok. 3. Tarulah gelas beaker yang berisi air ke tempat timbangan pengukuran neraca empat lengan. 4. Gantungkan benang nilon ketempat timbangan neraca tersebut guna mengaitkan benang terhada benda yang akan di gunakan. (posisi benang nilon harus tenang) 5. Hitunglah massa, massa semu, massa jenis, dan gaya keatas dari data tersebut. 6. Catatlah hasil experiment pada pengukuran tidak langsung yang sebanyak tiga kali pada Hukum Archimedes.
  • 10.
    4. LANGKAH KERJAHUKUM ARCHIMEDES (pengukuran tidak langsung massa jenis silinder) NO. GAMBAR LANGKAH KERJA 1. Siapkan alat dan bahan untuk praktikum Hukum Archimedes. 2. Siapkan gelas beaker yang telah terisi air yang siap akan digunakan untuk pengukuran massa jenis pada silinder. 3. Tarulah gelas beaker yang berisi air ke tempat timbangan pengukuran neraca empat lengan. 4. Gantungkan benang nilon ketempat timbangan neraca tersebut guna mengaitkan benang terhada benda yang akan di gunakan. (posisi benang nilon harus tenang) 5. Hitunglah massa semu, massa jenis, dan gaya keatas dari data tersebut. 6. Catatlah hasil experiment pada pengukuran tidak langsung yang sebanyak tiga kali pada Hukum Archimedes.
  • 11.
    E. 1. DATAPERCOBAAN HUKUM ARCHIMEDES PENGUKURAN LANGSUNG MASSA JENIS BALOK. A. DATA PERCOBAAN PESAWAT ATWOOD 1. Pengukuran dengan percepatan Gambar 2. Pengukuran secara langsung massa jenis balok Uji Panjang(cm) Lebar (cm) Tinggi(cm) massa (g) Volume ( cm³) Massa Jenis (g/cm³) Gaya Keatas (N) 1 2,15 2,15 2,15 61,28 9,94 6,16 600,05792 2 2,4 2,4 2,4 61,29 13,8 4,44 600,4656 3 2,25 2,25 2,25 61,25 11,39 5,38 600,52636 4 2,25 2,25 2,25 61,24 11,39 5,38 600,52636 5 2,23 2,23 2,23 61,24 11,09 5,52 599,92464 6 2,16 2,16 2,16 61,24 10,08 6,07 599,61888 7 2,2 2,2 2,2 61,24 10,65 5,75 600,1275 8 2,17 2,17 2,17 61,24 10,22 5,99 599,93444 Jumlah 17,81 17,81 17,81 490,02 88,56 44,69 4801,1817 Rerata ± SD 2,22625 2,22625 2,22625 61,2525 11,07 5,58625 600,1477 Uji Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi(cm) massa (g) Volume ( cm³) Massa Jenis (g/cm³) Gaya Keatas (N) 1 2,15 2,15 2,15 61,28 9,94 6,16 600,05792 2 2,4 2,4 2,4 61,29 13,8 4,44 600,4656 3 2,25 2,25 2,25 61,25 11,39 5,38 600,52636 4 2,25 2,25 2,25 61,24 11,39 5,38 600,52636 5 2,23 2,23 2,23 61,24 11,09 5,52 599,92464 6 2,16 2,16 2,16 61,24 10,08 6,07 599,61888 7 2,2 2,2 2,2 61,24 10,65 5,75 600,1275 8 2,17 2,17 2,17 61,24 10,22 5,99 599,93444 Jumlah 17,81 17,81 17,81 490,02 88,56 44,69 4801,1817 Rerata ± SD 2,22625 2,22625 2,22625 61,2525 11,07 5,58625 600,1477
  • 12.
    2. DATA PERCOBAANHUKUM ARCHIMEDES PENGUKURAN LANGSUNG MASSA JENIS SILINDER. Gambar 3. Pengukuran secara langsung massa jenis balok Uji Panjang(cm) Diametr (cm) massa (g) Volume ( cm³) Massa Jenis (g/cm³) Gaya Keatas (N) 1 3,14 1,15 17,1 17,7 0,96 166,5216 2 3,05 1,1 17,08 15,76 1,08 166,8038 3 3,3 1,15 17,06 18,6 0,92 167,6976 4 3,2 1,2 17,06 19,6 0,897 167,6613 5 3,05 1,13 17,06 16,61 1,03 167,6613 6 3,2 1,14 17,06 17,7 0,96 166,5216 7 3,3 1,2 17,06 20,3 0,84 167,1096 8 3,04 1,1 17,06 15,7 1,1 169,246 Jumlah 25,28 9,17 136,54 141,97 7,787 1339,2228 Rerata ± SD 3,16 1,14625 17,0675 17,74625 0,973375 167,4028 Uji Panjang (cm) Diametr (cm) massa (g) Volume ( cm³) Massa Jenis (g/cm³) Gaya Keatas (N) 1 3,14 1,15 17,1 17,7 0,96 166,5216 2 3,05 1,1 17,08 15,76 1,08 166,8038 3 3,3 1,15 17,06 18,6 0,92 167,6976 4 3,2 1,2 17,06 19,6 0,897 167,6613 5 3,05 1,13 17,06 16,61 1,03 167,6613 6 3,2 1,14 17,06 17,7 0,96 166,5216 7 3,3 1,2 17,06 20,3 0,84 167,1096 8 3,04 1,1 17,06 15,7 1,1 169,246 Jumlah 25,28 9,17 136,54 141,97 7,787 1339,2228 Rerata ± SD 3,16 1,14625 17,0675 17,74625 0,973375 167,4028
  • 13.
    3. DATA PERCOBAANHUKUM ARCHIMEDES PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG PADAMASSA JENIS BALOK. Gambar 4. Pengukuran secara tidak langsung massa jenis balok 4. DATA PERCOBAAN HUKUM ARCHIMEDES PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG PADAMASSA JENIS SILINDER. Gambar 5. Pengukuran secara tidak langsung massa jenis balok Uji Massa (g) Massa Semu (g) Massa Jenis (g/cm³) Gaya Keatas (N) 1 67 62,12 13,72 1488,4279 2 72 67,12 14,75 1600,1685 3 68 63,17 13,93 1511,2099 Jumlah 207 192,41 42,4 4599,8064 Rerata ± SD 69 64,13666667 14,13333333 1533,2687 Uji Massa (g) Massa Semu (g) Massa Jenis (g/cm³) Gaya Keatas (N) 1 59,4 54,52 12,17 2116,9715 2 59,4 54,52 12,17 2116,9715 3 59,4 54,52 12,17 2116,9715 Jumlah 178,2 163,56 36,51 6350,9145 Rerata ± SD 59,4 54,52 12,17 3175,45725 Uji Massa (g) Massa Semu (g) Massa Jenis (g/cm³) Gaya Keatas (N) 1 67 62,12 13,72 1488,4279 2 72 67,12 14,75 1600,1685 3 68 63,17 13,93 1511,2099 Jumlah 207 192,41 42,4 4599,8064 Rerata ± SD 69 64,13666667 14,13333333 1533,2687 Uji Massa (g) Massa Semu (g) Massa Jenis (g/cm³) Gaya Keatas (N) 1 59,4 54,52 12,17 2116,9715 2 59,4 54,52 12,17 2116,9715 3 59,4 54,52 12,17 2116,9715 Jumlah 178,2 163,56 36,51 6350,9145 Rerata ± SD 59,4 54,52 12,17 3175,45725
  • 14.
    F. PENGOLAHAN DATA A.Percobaan data I a. Pengukuran secara langsung massa jenis balok. 1. Panjang (cm) balok : Keterangan rumus standar divisasi adalah = b. Pengukuran secara langsung massa jenis balok. 2. Lebar (cm) balok : Uji Panjang cm Panjang cm² 1 2,15 cm 4,6225 cm² 2 2,4 cm 5,76 cm² 3 2,25 cm 5,0625 cm² 4 2,25 cm 5,0625 cm² 5 2,23 cm 4,9729 cm² 6 2,16 cm 4,6656 cm² 7 2,2 cm 4,84 cm² 8 2,17 cm 4,7089 cm² Hasil 17,81 cm 39,6949 cm² Standar Devisiasi 2,2625 ± 0,017 2 ± 0,02 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir )
  • 15.
    Keterangan rumus standardivisasi adalah = c. Pengukuran secara langsung massa jenis balok. 3. Tinggi (cm) balok : Keterangan rumus standar divisasi adalah = Uji Lebar cm Lebar cm² 1 2,15 cm 4,6225 cm² 2 2,4 cm 5,76 cm² 3 2,25 cm 5,0625 cm² 4 2,25 cm 5,0625 cm² 5 2,23 cm 4,9729 cm² 6 2,16 cm 4,6656 cm² 7 2,2 cm 4,84 cm² 8 2,17 cm 4,7089 cm² Hasil 17,81 cm 39,6949 cm² Standar Devisiasi 2,2625 ± 0,017 2 ± 0,02 Uji Tinggi cm Tinggi cm² 1 2,15 cm 4,6225 cm² 2 2,4 cm 5,76 cm² 3 2,25 cm 5,0625 cm² 4 2,25 cm 5,0625 cm² 5 2,23 cm 4,9729 cm² 6 2,16 cm 4,6656 cm² 7 2,2 cm 4,84 cm² 8 2,17 cm 4,7089 cm² Hasil 17,81 cm 39,6949 cm² Standar Devisiasi 2,2625 ± 0,017 2 ± 0,02 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir ) 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir )
  • 16.
    d. Pengukuran secaralangsung massa jenis balok. 4. Massa balok : Keterangan rumus standar divisasi adalah = e. Pengukuran secara langsung massa jenis balok. 5. Volume balok : Uji massa (g) massa² (g) 1 61,28 (g) 3755,2384 (g) 2 61,29 (g) 3756,4641 (g) 3 61,25 (g) 3751,5625 (g) 4 61,24 (g) 3750,3376 (g) 5 61,24 (g) 3750,3376 (g) 6 61,24 (g) 3750,3376 (g) 7 61,24 (g) 3750,3376 (g) 8 61,24 (g) 3750,3376 (g) Hasil 490,02 g 30014,953 g 61,2525 ± 1,1575 Standar Devisiasi 61 ± 1 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir )
  • 17.
    Keterangan rumus standardivisasi adalah = Jadi, untuk menentukan volume balok menggunakan rumus : Dimana V adalah Volume P adalah Panjang T adalah Tinggi Volume mempunya satuan yaitu m3 . f. Pengukuran secara langsung massa jenis balok. 6. Massa jenis balok : Uji Panjang Tinggi Lebar Volume (cm³) Volume² (cm³) 1 2,15 2,15 2,15 9,94 cm³ 98,8036 cm³ 2 2,4 2,4 2,4 13,8 cm³ 190,44 cm³ 3 2,25 2,25 2,25 11,39 cm³ 129,7321 cm³ 4 2,25 2,25 2,25 11,39 cm³ 129,7321 cm³ 5 2,23 2,23 2,23 11,09 cm³ 122,9881 cm³ 6 2,16 2,16 2,16 10,08 cm³ 101,6064 cm³ 7 2,2 2,2 2,2 10,65 cm³ 113,4225 cm³ 8 2,17 2,17 2,17 10,22 cm³ 104,4484 cm³ Hasil 88,56 cm³ 991,1732 cm³ Standar Devisiasi 11,07 ± 0,2045 11 ± 0,2 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir ) 𝑉 = 𝑝. 𝑙. 𝑡
  • 18.
    Keterangan rumus standardivisasi adalah = Jadi, untuk menentukan massa jenis pada balok menggunakan rumus : Dimana p adalah massa jenis M adalah massa benda V adalah volume Massa jenis mempunyai satuan yaitu g/cm³. g. Pengukuran secara langsung massa jenis balok. 7. Gaya Keatas pada balok : Uji massa (g) Volume (cm³) Mass jenis (g/cm³) Mass jenis² (g/cm³) 1 61,28 (g) 9,94 cm³ 6,16 g/cm³ 37,9456 g/cm³ 2 61,29 (g) 13,8 cm³ 4,44 g/cm³ 19,7136 g/cm³ 3 61,25 (g) 11,39 cm³ 5,38 g/cm³ 28,9444 g/cm³ 4 61,24 (g) 11,39 cm³ 5,38 g/cm³ 28,9444 g/cm³ 5 61,24 (g) 11,09 cm³ 5,52 g/cm³ 30,4704 g/cm³ 6 61,24 (g) 10,08 cm³ 6,07 g/cm³ 36,8449 g/cm³ 7 61,24 (g) 10,65 cm³ 5,75 g/cm³ 33,0625 g/cm³ 8 61,24 (g) 10,22 cm³ 5,99 g/cm³ 35,8801 g/cm³ Hasil 490,02 g 88,56 cm³ 44,69 g/cm³ 251,8059 g/cm³ Standar Devisiasi 5,58625 ± 0,1037 6 ± 0,1 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir ) 𝑝 = 𝑚/𝑉
  • 19.
    Keterangan rumus standardivisasi adalah = Jadi, untuk menentukan Gaya keatas pada balok menggunakan rumus : Dimana F adalah gaya g adalah percepatan gravitasi V adalah volume Mengapa ada tulisan pangkat 10-12 karena tadinya satuanya g/ms². Dan satuan dari massa yaitu gram, dan volume centimeter itu dirubah kg/ms².Gaya keatas mempunyai satuan yaitu kg/ms². Uji Mass jenis (g/cm³) Percepatan gravitasi(m/s²) Volume (cm³) Gaya Keatas (kg/ms²) Gaya Keatas ² (kg/ms²) 1 6,16 g/cm³ 9,8 m/s² 9,94 cm³ 600,0579 x 10-6 360069,4833 x 10-12 2 4,44 g/cm³ 9,8 m/s² 13,8 cm³ 600,4656 x 10-6 360558,9367 x 10-12 3 5,38 g/cm³ 9,8 m/s² 11,39 cm³ 600,5263 x 10-6 360631,8369 x 10-12 4 5,38 g/cm³ 9,8 m/s² 11,39 cm³ 600,5263 x 10-6 360631,8369 x 10-12 5 5,52 g/cm³ 9,8 m/s² 11,09 cm³ 599,9246 x 10-6 359909,5256 x 10-12 6 6,07 g/cm³ 9,8 m/s² 10,08 cm³ 599,6188 x 10-6 359542,7053 x 10-12 7 5,75 g/cm³ 9,8 m/s² 10,65 cm³ 600,1275 x 10-6 360542,7053 x 10-12 8 5,99 g/cm³ 9,8 m/s² 10,22 cm³ 599,9344 x 10-6 359921,2843 x 10-12 Hasil 44,69 g/cm³ 9,8 m/s² 88,56 cm³ 4801,1817 x 10-6 2881418,6252 x 10-12 Standar Devisiasi 600,1477 ± 11,3417 600 ± 11 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir ) 𝐹 = 𝑝. 𝑔. 𝑉
  • 20.
    B. PERCOBAAN DATAII a. Pengukuran secara langsung massa jenis silinder. 1. Panjang (cm) silinder : Keterangan rumus standar divisasi adalah = a. Pengukuran secara langsung massa jenis silinder. 2. diameter (cm) silinder : Uji panjang cm panjang cm² 1 3,14 cm 4,6225 cm² 2 3,05 cm 5,76 cm² 3 3,3 cm 5,0625 cm² 4 3,2 cm 5,0625 cm² 5 3,05 cm 4,9729 cm² 6 3,2 cm 4,6656 cm² 7 3,3 cm 4,84 cm² 8 3,04 cm 4,7089 cm² Hasil 25,28 cm 39,6949 cm² Standar Devisiasi 3,16 ± 0,0595 3 ± 0,06 Uji diameter cm diameter cm² 1 1,15 cm 1,3225 cm² 2 1,10 cm 1,2100 cm² 3 1,15 cm 1,3225 cm² 4 1,20 cm 1,4400 cm² 5 1,13 cm 1,2769 cm² 6 1,14 cm 1,2996 cm² 7 1,20 cm 1,4400 cm² 8 1,10 cm 1,2100 cm² Hasil 9,17 cm 10,5215 cm² Standar Devisiasi 1,1462 ± 0,0129 1 ± 0,01 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir )
  • 21.
    Keterangan rumus standardivisasi adalah = a. Pengukuran secara langsung massa jenis silinder. 3. Massa (cm) silinder : Keterangan rumus standar divisasi adalah = Uji massa (g) massa² (g) 1 17,10 (g) 292,4100 (g) 2 17,08 (g) 292,7264 (g) 3 17,06 (g) 291,0436 (g) 4 17,06 (g) 291,0436 (g) 5 17,06 (g) 291,0436 (g) 6 17,06 (g) 291,0436 (g) 7 17,06 (g) 291,0436 (g) 8 17,06 (g) 291,0436 (g) Hasil 136,54 g 2331,3980 g 17,7462 ± 0,3821 Standar Devisiasi 18 ± 0,4 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir ) 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir )
  • 22.
    a. Pengukuran secaralangsung massa jenis silinder. 4. Volume (cm) silinder : Keterangan rumus standar divisasi adalah = Jadi, untuk menentukan volume balok menggunakan rumus : Dimana 𝜋 adalah jari-jari P adalah Panjang d adalah diameter Volume mempunya satuan yaitu m3 . Uji panjang cm diameter Volume (cm³) Volume² (cm³) 1 3,14 cm 1,15 cm 17,7 cm³ 313,29 cm³ 2 3,05 cm 1,10 cm 15,76 cm³ 248,3776 cm³ 3 3,3 cm 1,15 cm 18,6 cm³ 345,96 cm³ 4 3,2 cm 1,2 cm 19,6 cm³ 384,16 cm³ 5 3,05 cm 1,13 cm 16,61 cm³ 275,8921 cm³ 6 3,2 cm 1,14 cm 17,7 cm³ 313,29 cm³ 7 3,3 cm 1,2 cm 20,30 cm³ 412,09 cm³ 8 3,04 cm 1,10 cm 15,7 cm³ 246,49 cm³ Hasil 25,28 cm 9,17 cm 141,97 cm³ 2539,5497 cm³ Standar Devisiasi 17,7462 ± 0,3298 18 ± 0,3 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir ) 𝑉 = 𝜋𝑑2 . 𝑝
  • 23.
    a. Pengukuran secaralangsung massa jenis silinder. 8. Massa jenis silinder : Keterangan rumus standar divisasi adalah = Jadi, untuk menentukan massa jenis pada silinder menggunakan rumus : Dimana p adalah massa jenis M adalah massa benda V adalah volume Massa jenis mempunyai satuan yaitu g/cm³. Uji massa (g) Volume (cm³) Mass jenis (g/cm³) Mass jenis² (g/cm³) 1 17,1 (g) 17,7 cm³ 0,96 g/cm³ 0,9216 g/cm³ 2 17,08 (g) 15,76 cm³ 1,08 g/cm³ 1,1664 g/cm³ 3 17,06 (g) 18,6 cm³ 0,92 g/cm³ 0,8464 g/cm³ 4 17,06 (g) 19,6 cm³ 0,897 g/cm³ 0,8046 g/cm³ 5 17,06 (g) 16,61 cm³ 1,03 g/cm³ 1,0609 g/cm³ 6 17,06 (g) 17,7 cm³ 0,96 g/cm³ 0,9216 g/cm³ 7 17,06 (g) 20,30 cm³ 0,84 g/cm³ 0,7056 g/cm³ 8 17,06 (g) 15,7 cm³ 1,1 g/cm³ 1,21 g/cm³ Hasil 136,54 (g) 141,97 cm³ 7,787 g/cm³ 7,6371 g/cm³ Standar Devisiasi 0,9734 ± 0,0182 1 ± 0,02 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir ) 𝑝 = 𝑚/𝑉
  • 24.
    a. Pengukuran secaralangsung massa jenis silinder. 9. Massa jenis silinder : Keterangan rumus standar divisasi adalah = Jadi, untuk menentukan Gaya keatas pada silinder menggunakan rumus : Dimana F adalah gaya g adalah percepatan gravitasi V adalah volume Mengapa ada tulisan pangkat 10-6 di gaya keatas2 karena tadinya satuanya g/ms², dan cm3. Dan satuan dari massa yaitu gram, dan volume centimeter itu dirubah kg/ms².Gaya keatas mempunyai satuan yaitu kg/ms². Uji Mass jenis (g/cm³) Percepatangravitasi(m/s²) Volume (cm³) Gaya Keatas (kg/ms²) Gaya Keatas ² (kg/ms²) 1 0,96 g/cm³ 9,8 m/s² 17,7 cm³ 166,5216 x10-6 kg/ms² 27729,4432 x10-6 kg/ms² 2 1,08 g/cm³ 9,8 m/s² 15,76 cm³ 166,8038 x10-6 kg/ms² 27823,5077 x10-6 kg/ms² 3 0,92 g/cm³ 9,8 m/s² 18,6 cm³ 167,6976 x10-6 kg/ms² 28122,4850 x10-6 kg/ms² 4 0,897 g/cm³ 9,8 m/s² 19,6 cm³ 167,6613 x10-6 kg/ms² 28110,3115 x10-6 kg/ms² 5 1,03 g/cm³ 9,8 m/s² 16,61 cm³ 167,6613 x10-6 kg/ms² 28110,3115 x10-6 kg/ms² 6 0,96 g/cm³ 9,8 m/s² 17,7 cm³ 166,5216 x10-6 kg/ms² 27729,4431 x10-6 kg/ms² 7 0,84 g/cm³ 9,8 m/s² 20,30 cm³ 167,1096 x10-6 kg/ms² 27925,6184 x10-6 kg/ms² 8 1,1 g/cm³ 9,8 m/s² 15,7 cm³ 169,2460 x10-6 kg/ms² 28644,2085 x10-6 kg/ms² Hasil 7,787 g/cm³ 78,4 m/s² 141,97 cm³ 1339,2228 x10-6 kg/ms² 224644,3290 x10-6 kg/ms² 167,4028 ± 3,1634 167 ± 3 Standar Devisiasi 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir ) 𝐹 = 𝑝. 𝑔. 𝑉
  • 25.
    C. PERCOBAAN DATAIII a. Pengukuran secara tidak langsung massa jenis balok. 1. massa (g) balok : Keterangan rumus standar divisasi adalah = a. Pengukuran secara tidak langsung massa jenis balok. 2. Massa semu (g) balok : Keterangan rumus standar divisasi adalah = Uji massa (g) massa² (g) 1 67 (g) 4489 (g) 2 72 (g) 5184 (g) 3 68 (g) 4624 (g) Hasil 207 (g) 14297 (g) Standar Devisiasi 69 ± 7,4307 69 ± 7 Uji massa semu (g) massa semu² (g) 1 62,12 (g) 3858,8944 (g) 2 67,12 (g) 4505,0944 (g) 3 63,12 (g) 3984,1344 (g) Hasil 191,36 (g) 12348,1232 (g) Standar Devisiasi 69 ± 6,817 69 ± 7 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir ) 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir )
  • 26.
    a. Pengukuran secaratidak langsung massa jenis balok. 3. Massa jenis (g/cm³) balok : Keterangan rumus standar divisasi adalah = Jadi, untuk menentukan massa jenis tidak langsung juga pada balok dapat menggunakan rumus : Dimana p adalah massa jenis M adalah massa benda V adalah volume Massa jenis mempunyai satuan yaitu g/cm³. Uji Mass jenis (g/cm³) Mass jenis² (g/cm³) 1 13,72 g/cm³ 188,2384 g/cm³ 2 14,75 g/cm³ 217,5625 g/cm³ 3 13,93 g/cm³ 194,0449 g/cm³ Hasil 42,4 g/cm³ 599,8458 g/cm³ Standar Devisiasi 14,13 ± 1,5257 14 ± 1 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir ) 𝑝 = 𝑚/𝑉
  • 27.
    a. Pengukuran secaratidak langsung massa jenis balok. 4. Gaya Keatas (g/cm³) balok : Keterangan rumus standar divisasi adalah = Jadi, untuk menentukan Gaya keatas pada silinder menggunakan rumus : Dimana F adalah gaya g adalah percepatan gravitasi V adalah volume Mengapa ada tulisan pangkat 10-12 di gaya keatas2 karena tadinya satuanya g/ms², dan cm3. Dan satuan dari massa yaitu gram, dan volume centimeter itu dirubah kg/ms².Gaya keatas mempunyai satuan yaitu kg/ms². Uji massa(g) massasemu(g) Massjenis(g/cm³) GayaKeatas(kg/ms²) GayaKeatas²(kg/ms²) 1 67 (g) 62,12 (g) 13,72 g/cm³ 1488,4279 x10-6 kg/ms² 2215417,6134 x10-12 kg/ms² 2 72 (g) 67,12 (g) 14,75 g/cm³ 1600,1685 x10-6 kg/ms² 2560539,2283 x10-12 kg/ms² 3 68 (g) 63,12 (g) 13,93 g/cm³ 1511,2099 x10-6 kg/ms² 2283755,3618 x10-12 kg/ms² Hasil 207 (g) 191,36 (g) 42,4 g/cm³ 4599,8064 x10-6 kg/ms² 7059712,2036 x10-12 kg/ms² StandarDevisiasi 1533,2688 ± 54,1978 1533 ± 54 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir ) 𝐹 = 𝑝. 𝑔. 𝑉
  • 28.
    D. PERCOBAAN DATAIV b. Pengukuran secara tidak langsung massa jenis silinder. 1. massa (g) silinder : Keterangan rumus standar divisasi adalah = b. Pengukuran secara tidak langsung massa jenis silinder. 2. massa semu (g) silinder : Keterangan rumus standar divisasi adalah = Uji massa (g) massa² (g) 1 59,4 (g) 3528,36 (g) 2 59,4 (g) 3528,36 (g) 3 59,4 (g) 3528,36 (g) Hasil 178,2 (g) 10585,08 (g) Standar Devisiasi 59,4 ± 6,4159 69 ± 6 Uji massa semu (g) massa semu² (g) 1 54,52 (g) 2972,4304 (g) 2 54,52 (g) 2972,4304 (g) 3 54,52 (g) 2972,4304 (g) Hasil 163,56 (g) 8917,2912 (g) Standar Devisiasi 69 ± 5,8902 69 ± 6 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir ) 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir )
  • 29.
    b. Pengukuran secaratidak langsung massa jenis silinder. 3. Massa jenis (g) silinder : Keterangan rumus standar divisasi adalah = Jadi, untuk menentukan massa jenis tidak langsung juga pada silinder dapat menggunakan rumus : Dimana p adalah massa jenis M adalah massa benda V adalah volume Massa jenis mempunyai satuan yaitu g/cm³. Uji massa (g) massa semu (g) Mass jenis (g/cm³) Mass jenis² (g/cm³) 1 59,4 (g) 54,52 (g) 12,17 g/cm³ 148,1089 g/cm³ 2 59,4 (g) 54,52 (g) 12,17 g/cm³ 148,1089 g/cm³ 3 59,4 (g) 54,52 (g) 12,17 g/cm³ 148,1089 g/cm³ Hasil 178,2 (g) 163,56 (g) 36,51 g/cm³ 444,3267 g/cm³ Standar Devisiasi 12,17 ± 1,3153 12 ± 1 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir ) 𝑝 = 𝑚/𝑉
  • 30.
    b. Pengukuran secaratidak langsung massa jenis silinder. 5. Gaya Keatas (g) silinder : Keterangan rumus standar divisasi adalah = Jadi, untuk menentukan Gaya keatas pada silinder menggunakan rumus : Dimana F adalah gaya g adalah percepatan gravitasi V adalah volume Untuk Volume menyamakan dengan volume silinder dalam pengukuran langsung. Mengapa ada tulisan pangkat 10-6 di gaya keatas2 karena tadinya satuanya g/ms², dan cm3. Dan satuan dari massa yaitu gram, dan volume centimeter itu dirubah kg/ms².Gaya keatas mempunyai satuan yaitu kg/ms². Uji Massjenis(g/cm³) Percepatangravitasi(m/s²) GayaKeatas(kg/ms²) GayaKeatas²(kg/ms²) 1 12,17g/cm³ 9,8m/s² 2116,9715x10-6kg/ms² 4481568,3318x10-12kg/ms² 2 12,17g/cm³ 9,8m/s² 2116,9715x10-6kg/ms² 4481568,3318x10-12kg/ms² 3 12,17g/cm³ 9,8m/s² 2116,9715x10-6kg/ms² 4481568,3318x10-12kg/ms² Hasil 36,51g/cm³ 29,4 m/s² 6350,9415x10-6kg/ms² 13444704,9954 x10-12kg/ms² StandarDevisiasi 2116,9715±228,6590 2117±229 𝑠2 = ((x2total 2 )) – (x1total 2 ) 𝑛(𝑛 − 1) = hasil /10, dan di √ (akarkan untuk hasil akhir ) 𝐹 = 𝑝. 𝑔. 𝑉
  • 31.
    G. PEMBAHASAN Pada dasarnyaprinsip archimedes adalah “ gaya apung pada suatu benda yang dicelupkan kedalam fluida adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu. (Giancoli edisi ketujuh jilid satu : 337). Fluida dalam Fisika adalah dasar dari teknik hidrolik, cabang dari teknik yang diterapkan dalam banyak bidang. Apakah fluida itu, fluida kebalikan dari zat padat, adalah zat yang dapat mengalir. Fluida menyesuaikan diri dengan bentuk wadah apapun dimana saat menerapkannya. Fluida bersifat demikian karena tidak dapat menahan gaya yang bersinggungan dengan permukannya, artinya fluida zat yang mengalir karena tidak dapat menahan tegangan geser. Tetapi fluida dapat mengeluarkan gaya yang tegak lurus dengan permukaannya, contohnya seperti pelapis anti bocor, membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri dengan bentuk wadahnya, dan akhirnya fluida dapat melakukannya. Dalam konsep fluida ini mengalami halnya seperti melayang, tenggelam, dan terapung,seperti konsep terapung yaitu : Tenggelam.. Gambar 6. Pada Hukum Archimedes yang sifatnya tenggelam. Jadi volume benda yang tercelup (V) lebih kecil dari pada (Vb) volume benda total, artinya : • Prinsip kerja tenggelam pada archimedes : Jadi massa jenis benda lebih besar dari pada massa jenis zat cair, artinya : 𝑝𝑏 < 𝑝𝑓 𝐹A+𝑁 = 𝑚𝑏. 𝑔 𝑝. 𝑔. 𝑉 + 𝑁 = 𝑝𝑏. 𝑉𝑏. 𝑔 𝑁 = 𝑔(𝑝𝑏. 𝑉𝑏 − 𝑝𝑉) 𝑝𝑏 > 𝑝𝑓
  • 32.
    Pada prinsip HukumArchimedes juga terdapat prinsip kerja melayang yaitu dimana dimana massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair, secara sistematis adalah : Melayang. Gambar 7. Pada Hukum Archimedes yang sifatnya melayang. Jadi pada benda melayang massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair, artinya : Kemudian yang terakhir adalah proses dimana hukum archimedes itu bersifat terapung, proses terapung adalah dimana massa benda lebih rendah dari pada massa zat cair, jadi Jadi volume benda yang tercelup (V) lebih kecil dari pada (Vb) volume benda total. Secara sistematis dapat disimpulkan yaitu : Terapung Gambar 8. Pada Hukum Archimedes yang sifatnya Terapung. Maka, volume benda yang tercelup (V) lebih kecil dari pada (Vb) volume benda total. 𝐹A= 𝑚𝑏. 𝑔 𝑝. 𝑔. 𝑉 = 𝑝𝑏. 𝑉𝑏. 𝑔 𝑝𝑏 = 𝑝𝑓 ∑𝑓 = 0 𝐹A= 𝑚𝑔 𝑝. 𝑔. 𝑉 = 𝑝𝑏. 𝑉𝑏. 𝑔 𝑉 = 𝑝𝑏. 𝑉𝑏 𝑝 ∑𝑓 = 0
  • 33.
    H. TUGAS PASCAPRAKTIKUM 1. Hitunglah kesalahan relatif dari masing-masing percobaan ! metode apakah yang lebih akurat untuk menghitung massa jenis benda ( secara langsung atau tidak langsung) ? jelaskan ! Jawab : Kesalah relatif adalah Nilai ketidakpastian (Δx) pada pengukuran tunggal diperhitungkan dari skala terkecil alat ukur yang dipakai. Nilai dari ketidakpastian pada pengukuran tunggal adalah setengah dari skala terkecil pada alat ukur. Δx = ½ × skala terkecil, jadi ½ × 0,01 = 0,005. Artinya kesalahn relatif dapat disimpulkan salah mutlak dibagi skala pengukuran. Jadi, (pengukuran langsung pada balok ) (0,005/61,25) = 0,000082 gr. Menghitung persentase kesalahan adalah : Hasil kesalahan relatif x 100%., jadi 82.10-6 x 102 = 82.10-4 atau 0,0082%. (pengukuran langsung pada silinder ) (0,005/17,07) = 0,00029 gr. Menghitung persentase kesalahan adalah : Hasil kesalahan relatif x 100%., jadi 29.10-5 x 102 = 29.10-3 atau 0,029%. (pengukuran tidak langsung pada balok ) (0,005/67) = 0,000074 gr. Menghitung persentase kesalahan adalah : Hasil kesalahan relatif x 100%., jadi 74.10-6 x 102 = 74.10-4 atau 0,0074%. (pengukuran tidak langsung pada silinder ) (0,005/59,4) = 0,000086 gr. Menghitung persentase kesalahan adalah : Hasil kesalahan relatif x 100%., jadi 86.10-6 x 102 = 86.10-4 atau 0,0086%.
  • 34.
    Dari persentasi diatasmassa jenis lebih baik menggunakan dengan metode langsung. 2. Apakah fluida mempunyai hambatan ! Jawab : Ya, jelas karena bentuk gaya hambat yang paling umum tersusun dari sejumlah gaya gesek, yang bertindak sejajar dengan permukaan benda, plus gaya tekanan, yang bertindak dalam arah tegak lurus dengan permukaan benda. Bagi sebuah benda padat yang bergerak melalui sebuah fluida, gaya hambat merupakan komponen dari aerodinamika gaya resultan atau gaya dinamika fluida yang bekerja dalam arahnya pergerakan. Bunyi hukum gaya hambat itu sendiri adalah “Sebuah benda yang bergerak melalui gas atau cairan mengalami sebuah gaya yang arahnya berlawanan dengan gerakan benda tersebut. Kecepatan terminal dicapai saat gaya hambat sebanding dengan magnitud (magnitudo) tetapi arahnya berlawanan dengan gaya yang mendorong benda. Di gambar ini tampak sebuah bola dalam aliran Stokes, pada bilangan Reynolds yang sangat rendah”. 3. Mengapa benda ketika jatuh ke sumur dengan mula-mula dalam keadaan cepat atau dipercepat tetapi selanjutnya bergerak dengan kecepatan konstan ? Jawab : Karena adanya gaya gerak lurus berubah beraturan (GLBB). 4. Jelaskan fenomena dua air laut yang tidak tercampur! Jawab : Hali ini desebabkan oleh maha kuasanya Allah SWT yang terdapat dua air laut yang tidak tercampur merupakan fenomena alam yang luar biasa, ini juga bukti kekuasaan Allah SWT. Contohnya adalah selat gibraltar, Selat Gibraltar adalah selat yang memisahkan Samudera Atlantik dengan Laut Tengah. Nama Gibraltar sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu “Jabel Tariq” yang berarti Gunung Tariq. Nama ini menunjukan kepada Tariq Bin Ziyad yang berhasil menaklukkan Spanyol pada tahun 711. Fenomena alam aneh berupa dua lautan yang tidak bercampur di Selat Gibraltar telah mengundang keheranan sekaligus decak kagum dunia. Pasalnya Selat Gibraltar memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negara Maroko dan Spanyol. Kalau dipikir secara logika, pasti bercampur, nyatanya tidak bercampur. Kedua air laut itu membutuhkan waktu lama untuk
  • 35.
    bercampur, agar karakteristikair melebur. Penguapan air yang di Laut Mediterania sangat besar, sedang air dari sungai yang bermuara di Laut Mediterania berkurang sekali. Itulah sebabnya air Lautan Atlantik mengalir deras ke Laut Mediterania. Sifat lautan ketika bertemu, menurut modern science, tidak bisa bercampur satu sama lain. Hal ini telah dijelaskan oleh para ahli kelautan. Dikarenakan adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah kedua air dari lautan tidak becampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka : Allah SWT berfirman : Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 5. Sebuah balok kayu dengan massa jenisnya 800 kg/m3 mengapung pada permukaan air. Jika selembar alumunium (massa jenisnya 2700 kg/m3 ) bermassa 54 gr dikaitkan pada balok itu, sistem akan bergerak kebawah dan akhirnya melayang didalam air. Berapa cm3 volume balok kayu itu ? Jawab : Diketahui,- Pk = 800 kg/m3 Pal = 2700 kg/m3 Mal = 54 gr, jadi.. Mk + mal = ma Pk x Vk + mal = pa x (Vk + Val) 0,8 x Vk + 54 = 1 x (Vk + 54 / 2,7) 0,8.Vk + 54 = 20 + Vk 0,2 Vk = 34 Vk = 34/0,2 Vk = 170 Jadi volume balok sebesar 170 cm3 .
  • 36.
    6. Apa bedannyamassa jenis dan kerapatan ? Jawab : Tidak ada bedanya , tapi jika berat jenis dengan massa jenis ada bedanya seperti. : massa adalah materi yang dikandung oleh zat itu sendiri. Lambang m, dimensi M, satuan SI kg. Sedangkan berat adalah massa yang dipengaruhi oleh gravitasi. Lambang w, dimensi MLT-2 , satuan newton/ kgm/s2 Dari keterangan diatas dapat diturunkan rumus. 1. Massa jenis= m / v. Hasil bagi massa dengan volume. Atau dapat diartikan materi yang dikandung benda tiap satuan volum. Satuan kg/m3 . Sedangkan berat jenis rumusnya m.g/v atau w/v. Satuan n/m3 . I. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Bahwasannya prinsip archimedes adalah setiap benda yang terendam seluruhnya ataupun sebagian didalam fluida mendapat sebuah gaya apung yang berarah ke atas, yang besarnya adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut. 2. Ada tiga keadaan benda yang tercelup pada zat cair yaitu tenggelam, terapung, dan melayang. 3. Ada tiga kemungkinan benda yang tercelup dalam zat cair disebabkan oleh gaya keatas (gaya apung). 4. Dengan menggunakan Hukum Newton I dan Hukum Newton I kita dapat menentukan syarat benda terapung, melayang, dan tenggelam. 5. Pada prinsip Archimedes, saat terapung “Volume pada benda yang tercelup lebih kecil dari pada Volume benda, maka syarat terapung adalah : Jadi, pada benda terapung massa jenis benda harus lebih rendah dari pada maasa jenis zat cair. Dengan demikian, kita dapat menggunakan Hukum Newton I terhadap benda terapung yaitu : 𝑝𝑏 < 𝑝𝑓 𝐹A= 𝑚𝑔 𝑝. 𝑔. 𝑉 = 𝑝𝑏. 𝑉𝑏. 𝑔 𝑉 = 𝑝𝑏. 𝑉𝑏 𝑝
  • 37.
    6. Pada prinsipArchimedes, saat melayang “Volume benda yang tercelup sama dengan Volume benda total, sehingga syarat benda melayang adalah : Jadi, pada benda melayang massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair. Dengan demikian, kita dapat menggunakan Hukum Newton I terhadap benda melayang yaitu: 7. Pada prinsip Archimedes, saat tenggelam” Volume benda yang tercelup sama Volume benda total, maka syarat benda tenggelam adalah : Jadi, pada benda tenggelam massa jenis benda lebih besar dari pada massa jenis zat cair. Dengan demikian, kita dapat menggunakan Hukum Newton I terhadap benda tenggelam yaitu : J. SARAN DAN KOMENTAR 1. Saat melakukan praktikum hukum archimedes praktikan harus memahami terlebih dahulu apa yang akan di uji cobakan untuk praktikum hukum archimedes. 2. Saat melakukan praktikum hukum archimedes praktikan harus teliti saat menggunakan neraca empat lengan, karena jika tidak teliti data yang dihasilkan akan tidak valid dan membuang waktu yang signifikan. 3. Saat praktikum praktikan dibutuhkan kekompakkan dan kekerjasamaan saat melakukan praktikum hukum archimedes. 𝑝𝑏 = 𝑝𝑓 𝐹A= 𝑚𝑏. 𝑔 𝑝. 𝑔. 𝑉 = 𝑝𝑏. 𝑉𝑏. 𝑔 𝑝𝑏 > 𝑝𝑓 𝐹A+𝑁 = 𝑚𝑏. 𝑔 𝑝. 𝑔. 𝑉 + 𝑁 = 𝑝𝑏. 𝑉𝑏. 𝑔 𝑁 = 𝑔(𝑝𝑏. 𝑉𝑏 − 𝑝𝑉)
  • 38.
    K. DAFTAR PUSTAKA a.Giancoli, Dounglas C. 2014.Fisika: Prinsip dan Aplikasi. Erlangga. Pt. Aksara Pratama : Jakarta. b. lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181671-S29429-Ellis%20kartika.pdf. diambil pada jam 07.25 WIB c. Sears dan Zemansky. 2001. Fisika Universitas. Hugh D. Young & Roger A. Freedman. Erlangga. Jl. H. Baping raya no. 100 : Jakarta. d. Munson, Bruce R, dkk. 2002. Mekanika Fluida. Erlangga. Pt. Aksara Pratama : Jakarta e. Wiley, Jhon ,dkk. 1985. Fisika. Erlangga. Pt. Gelora Aksara Pratama : Jakarta. f. Ruwanto, Bambang. 2007. Asas-Asas Fisika. Yudhistira. Pt. Ghalia Indonesia : Yogyakarta. g. Chasanah, Risdiyani. Detik-Detik Fisika. Intan Parwira. Pt Intan Parwira. Jl.Ki Hajar Dewantara, Klaten : Jawa Tengah
  • 39.