BAB 11
SISTEM PERTAHANAN TUBUH
en.wikipedia.org
Gambar di samping
menunjukkan seorang
anak berusia 5 tahun
yang mengidap penyakit
AIDS. Apa yang Anda
ketahui tentang AIDS dan
bagaimana hubungannya
dengan sistem
pertahanan tubuh?
A. FUNGSI SISTEM PERTAHANAN TUBUH
• Mempertahankan tubuh dari patogen invasif (dapat masuk ke
dalam sel inang).
• Melindungi tubuh dari agen lingkungan yang berasal dari
tumbuhan, hewan, dan zat kimia.
• Menyingkirkan sel-sel yang sudah rusak akibat suatu penyakit atau
cedera.
• Mengenali dan menghancurkan sel normal.
B. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
Pertahanan Nonspesifik (Alamiah)
• Merupakan imunitas bawaan sejak lahir, berupa komponen normal
tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat, dan siap mencegah
serta menyingkirkan dengan cepat antigen yang masuk ke dalam tubuh.
1. Pertahanan Fisik, Kimia, dan Mekanis terhadap Agen Infeksi
• Kulit yang sehat dan utuh.
• Membran mukosa.
• Cairan tubuh yang mengandung zat kimia antimikroba.
• Pembilasan oleh air mata, saliva, dan urine.
B. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
Pertahanan Nonspesifik (Alamiah)
2. Fagositosis
• Merupakan garis pertahanan ke-2 bagi tubuh melalui proses penelanan
dan pencernaan mikroorganisme dan toksin yang berhasil masuk ke
dalam tubuh.
• Dilakukan oleh neutrofil dan makrofag, yang bergerak secara
kemotaksis (dipengaruhi oleh zat kimia).
• Jenis makrofag:
– Makrofag jaringan ikat (histiosit)
– Makrofag dan prekursornya (monosit)
– Sistem makrofag mononukleus
B. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
Pertahanan Nonspesifik (Alamiah)
Fagositosis bakteri oleh
makrofag
B. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
Pertahanan Nonspesifik (Alamiah)
3. Inflamasi (Peradangan)
• Adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera, yang ditandai dengan
kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri, dan kehilangan fungsi.
• Tujuannya untuk membawa fagosit dan protein plasma ke jaringan yang
terinfeksi untuk mengisolasi, menghancurkan, menginaktifkan agen penyerang,
membersihkan debris, serta mempersiapkan penyembuhan dan perbaikan
jaringan.
4. Zat Antimikroba Spesifik yang Diproduksi Tubuh
• Interferon: protein antivirus yang berfungsi menghalangi multiplikasi virus.
• Komplemen: protein plasma yang tidak aktif dan dapat diaktifkan oleh berbagai
bahan dari antigen.
B. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
Pertahanan Spesifik (Adaptif)
• Merupakan sistem kompleks yang memberikan respons imun terhadap
antigen yang spesifik, misalnya bakteri, virus, dan toksin yang dianggap
asing.
1. Komponen Respons Imunitas Spesifik
 Antigen, zat yang merangsang respons imunitas, terutama dalam
menghasilkan antibodi.
• Terdiri atas bagian determinan antigen (epitop), yaitu bagian antigen yang
membangkitkan respons imun, dan hapten, yaitu molekul kecil yang jika
sendirian tidak dapat menginduksi produksi antibodi, melainkan harus
bergabung dengan carrier yang bermolekul besar.
B. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
Pertahanan Spesifik (Adaptif)
 Antibodi, protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons
terhadap keberadaan antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut.
• Merupakan protein plasma yang disebut imunoglobulin (Ig), yang terdiri atas 5
kelas.
 IgA, melawan mikroorganisme, banyak terdapat pada zat sekresi seperti keringat,
ASI, dan ludah.
 IgD, membantu memicu respons imunitas, jumlah sedikit.
 IgE, menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia lain.
 IgG, jumlah paling banyak sekitar 80%. Jumlahnya akan lebih besar setelah
pajanan pertama.
 IgM, antibodi pertama yang tiba di lokasi infeksi, menetap di pembuluh darah.
B. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
Pertahanan Spesifik (Adaptif)
Bentuk imunoglobulin (Ig)
B. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
Pertahanan Spesifik (Adaptif)
Struktur antibodi
B. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
Pertahanan Spesifik (Adaptif)
2. Interaksi Antibodi dan Antigen
• Fiksasi komplemen, yaitu aktivasi sistem komplemen (± protein
serum) oleh antibodi. jika terjadi infeksi, protein pertama dalam
rangkaian protein komplemen diaktifkan, memicu aktivasi protein-protein
berikutnya. Hasilnya adalah virus dan sel-sel patogen mengalami lisis.
• Netralisasi, terjadi jika antibodi menutup sistem determinan antigen,
sehingga antigen menjadi tidak berbahaya.
• Aglutinasi (penggumpalan), terjadi jika antigen berupa materi partikel.
• Presipitasi (pengendapan), yaitu pengikatan silang molekul-molekul
antigen yang terlarut dalam cairan tubuh.
B. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
Pertahanan Spesifik (Adaptif)
Mekanisme pengikatan antibodi ke antigen
B. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
Pertahanan Spesifik (Adaptif)
3. Jenis Imunitas (Kekebalan Tubuh)
• Imunisasi aktif, diperoleh akibat kontak langsung dengan toksin/patogen sehingga
tubuh mampu memproduksi antibodi sendiri.
• Imunisasi aktif alami: jika seseorang terkena penyakit kemudian sistem imunitas
memproduksi antibodi/limfosit khusus.
• Imunisasi aktif buatan: merupakan hasil vaksinasi. Vaksin adalah patogen yang
dilemahkan atau toksin yang telah diubah, yang dapat merangsang imunitas namun
tidak menyebabkan penyakit.
• Imunisasi pasif, jika antibodi dari satu individu dipindahkan ke individu lain.
• Imunisasi pasif alami: terjadi melalui pemberian ASI dan saat IgG ibu masuk ke
plasenta.
• Imunisasi pasif buatan: terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum yang dihasilkan
oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen tertentu.
B. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
Pertahanan Spesifik (Adaptif)
4. Sel-Sel yang terlibat dalam Respons Imunitas
a) Sel B (limfosit B)
Berfungsi membentuk antibodi untuk melawan antigen. Sel B berdiferensiasi menjadi sel
plasma (produksi antibodi) dan sel memori (berfungsi dalam respon imunitas sekunder).
b) Sel T (limfosit T)
Yaitu sel darah putih yang mempu mengenali dan membedakan jenis antigen/petogen
spesifik. Saat pengenalan antigen, sel T berdiferensiasi menjadi sel T memori dan sel T
efektor (sel T sitotoksik, sel T penolong, dan sel T supresor)
c) Makrofag
Adalah sel fagosit besar dalam jaringan, berasal dari perkembangan sel darah putih,
berfungsi menelan antigen/bakteri untuk dihancurkan secara enzimatik.
d) Sel pembunuh alami (NK=Natural Killer)
Adalah sekumpulan limfosit non-T dan non-B yang bersifat sitotoksik.
B. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
Pertahanan Spesifik (Adaptif)
5. Mekanisme Respons Imunitas Humoral (Diperantarai Antibodi)
• Antigen masuk ke tubuh  dibawa ke limfosit B.
• Aktivasi limfosit B  proliferasi menghasilkan tiruan sel B.
• Tiruan sel B berdiferensiasi  sel plasma  sekresi antibodi 
dibawa ke lokasi infeksi.
• Kompleks antigen-antibodi menginaktifkan antigen.
• Tiruan sel B yang tidak berdiferensiasi meneap di jaringan limfoid
dan menjadi sel B memori, yang berfungsi dalam respos imunitas
sekunder dika terjadi pajanan antigen yang sama secara berulang.
B. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
Pertahanan Spesifik (Adaptif)
6. Mekanisme Respons Imunitas Seluler (Diperantarai Sel)
• Ekstraseluler (jika antigen dicerna oleh makrofag)
• Antigen ditelan makrofag. Makrofag mengandung fragmen protein dari antigen.
• Makrofag membentuk MHC II dan dibawa ke permukaan makrofag.
• MHC II membawa peptida antigen ke permukaan, menyebabkan sel T penolong
mengaktifasi makrofag untuk menghancurkan antigen yang ditelan.
• Intraseluler (jika antigen menginfeksi sel)
• Antigen megninfeksi sel tubuh sehingga mengandung fragmen protein antigen.
• Sel tubuh membentuk MHC I, membawa fragmen protein ke permukaan sel,
menyebabkan sel sitotoksik teraktivasi dan berdiferensiasi menjadi sel pembunuh
aktif yang akan menghancurkan sel yang terinfeksi.
B. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
Pertahanan Spesifik (Adaptif)
Respons imunitas humoral dan imunitas seluler
C. PROGRAM DAN JENIS IMUNISASI
Jenis-Jenis Imunisasi
Jenis Imunisasi Penyakit yang Dicegah
BCG (bacillus calmette-guerin) TBC / Tuberkulosis
Hepatitis B Hepatitis B (infeksi organ hati)
Polio Poliomielitis / Kelumpuhan
DPT Difteri, Pertusis (batuk rejan), dan Tetanus
Campak Campak
Hib (haemophilus influenzae tipe B) Meningitis (radang selaput otak)
MMR Campak, Gondongan, dan Campak Jerman
Hepatitis A Hepatitis A
Tifoid Tifus
Varisela Cacar Air
D. FAKTOR YANG MEMENGARUHI SISTEM
PERTAHANAN TUBUH
• Genetik (keturunan)
• Fisiologis
• Stress
• Usia
• Hormon
• Olahraga
• Tidur
• Nutrisi
• Pajanan zat berbahaya
• Racun tubuh
• Penggunaan obat-obatan
E. GANGGUAN SISTEM PERTAHANAN
TUBUH
1. Hipersensitivitas (Alergi), adalah peningkatan sensitivitas atau
reaktivitas terhadap antigen yang pernah dipajankan sebelumnya.
Terjadi pada beberapa orang saja dan tidak terlalu membahayakan
tubuh.
2. Penyakit Autoimun, adalah kegagalan sistem imunitas untuk
membadakan sel tubuh dengan sel inang sehingga sistem imunitas
menyerang sel tubuh sendiri.
3. Imunodefisiensi, adalh kondisi menurunnya keefektifan sistem
imunitas atau ketidakmampuan sistem imunitas untuk merespon
antigen. Contoh: defisiensi imun kongenital dan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome)

BAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std - Salin.pptx

  • 1.
    BAB 11 SISTEM PERTAHANANTUBUH en.wikipedia.org
  • 2.
    Gambar di samping menunjukkanseorang anak berusia 5 tahun yang mengidap penyakit AIDS. Apa yang Anda ketahui tentang AIDS dan bagaimana hubungannya dengan sistem pertahanan tubuh?
  • 3.
    A. FUNGSI SISTEMPERTAHANAN TUBUH • Mempertahankan tubuh dari patogen invasif (dapat masuk ke dalam sel inang). • Melindungi tubuh dari agen lingkungan yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan zat kimia. • Menyingkirkan sel-sel yang sudah rusak akibat suatu penyakit atau cedera. • Mengenali dan menghancurkan sel normal.
  • 4.
    B. MEKANISME PERTAHANANTUBUH Pertahanan Nonspesifik (Alamiah) • Merupakan imunitas bawaan sejak lahir, berupa komponen normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat, dan siap mencegah serta menyingkirkan dengan cepat antigen yang masuk ke dalam tubuh. 1. Pertahanan Fisik, Kimia, dan Mekanis terhadap Agen Infeksi • Kulit yang sehat dan utuh. • Membran mukosa. • Cairan tubuh yang mengandung zat kimia antimikroba. • Pembilasan oleh air mata, saliva, dan urine.
  • 5.
    B. MEKANISME PERTAHANANTUBUH Pertahanan Nonspesifik (Alamiah) 2. Fagositosis • Merupakan garis pertahanan ke-2 bagi tubuh melalui proses penelanan dan pencernaan mikroorganisme dan toksin yang berhasil masuk ke dalam tubuh. • Dilakukan oleh neutrofil dan makrofag, yang bergerak secara kemotaksis (dipengaruhi oleh zat kimia). • Jenis makrofag: – Makrofag jaringan ikat (histiosit) – Makrofag dan prekursornya (monosit) – Sistem makrofag mononukleus
  • 6.
    B. MEKANISME PERTAHANANTUBUH Pertahanan Nonspesifik (Alamiah) Fagositosis bakteri oleh makrofag
  • 7.
    B. MEKANISME PERTAHANANTUBUH Pertahanan Nonspesifik (Alamiah) 3. Inflamasi (Peradangan) • Adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera, yang ditandai dengan kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri, dan kehilangan fungsi. • Tujuannya untuk membawa fagosit dan protein plasma ke jaringan yang terinfeksi untuk mengisolasi, menghancurkan, menginaktifkan agen penyerang, membersihkan debris, serta mempersiapkan penyembuhan dan perbaikan jaringan. 4. Zat Antimikroba Spesifik yang Diproduksi Tubuh • Interferon: protein antivirus yang berfungsi menghalangi multiplikasi virus. • Komplemen: protein plasma yang tidak aktif dan dapat diaktifkan oleh berbagai bahan dari antigen.
  • 8.
    B. MEKANISME PERTAHANANTUBUH Pertahanan Spesifik (Adaptif) • Merupakan sistem kompleks yang memberikan respons imun terhadap antigen yang spesifik, misalnya bakteri, virus, dan toksin yang dianggap asing. 1. Komponen Respons Imunitas Spesifik  Antigen, zat yang merangsang respons imunitas, terutama dalam menghasilkan antibodi. • Terdiri atas bagian determinan antigen (epitop), yaitu bagian antigen yang membangkitkan respons imun, dan hapten, yaitu molekul kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi produksi antibodi, melainkan harus bergabung dengan carrier yang bermolekul besar.
  • 9.
    B. MEKANISME PERTAHANANTUBUH Pertahanan Spesifik (Adaptif)  Antibodi, protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons terhadap keberadaan antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut. • Merupakan protein plasma yang disebut imunoglobulin (Ig), yang terdiri atas 5 kelas.  IgA, melawan mikroorganisme, banyak terdapat pada zat sekresi seperti keringat, ASI, dan ludah.  IgD, membantu memicu respons imunitas, jumlah sedikit.  IgE, menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia lain.  IgG, jumlah paling banyak sekitar 80%. Jumlahnya akan lebih besar setelah pajanan pertama.  IgM, antibodi pertama yang tiba di lokasi infeksi, menetap di pembuluh darah.
  • 10.
    B. MEKANISME PERTAHANANTUBUH Pertahanan Spesifik (Adaptif) Bentuk imunoglobulin (Ig)
  • 11.
    B. MEKANISME PERTAHANANTUBUH Pertahanan Spesifik (Adaptif) Struktur antibodi
  • 12.
    B. MEKANISME PERTAHANANTUBUH Pertahanan Spesifik (Adaptif) 2. Interaksi Antibodi dan Antigen • Fiksasi komplemen, yaitu aktivasi sistem komplemen (± protein serum) oleh antibodi. jika terjadi infeksi, protein pertama dalam rangkaian protein komplemen diaktifkan, memicu aktivasi protein-protein berikutnya. Hasilnya adalah virus dan sel-sel patogen mengalami lisis. • Netralisasi, terjadi jika antibodi menutup sistem determinan antigen, sehingga antigen menjadi tidak berbahaya. • Aglutinasi (penggumpalan), terjadi jika antigen berupa materi partikel. • Presipitasi (pengendapan), yaitu pengikatan silang molekul-molekul antigen yang terlarut dalam cairan tubuh.
  • 13.
    B. MEKANISME PERTAHANANTUBUH Pertahanan Spesifik (Adaptif) Mekanisme pengikatan antibodi ke antigen
  • 14.
    B. MEKANISME PERTAHANANTUBUH Pertahanan Spesifik (Adaptif) 3. Jenis Imunitas (Kekebalan Tubuh) • Imunisasi aktif, diperoleh akibat kontak langsung dengan toksin/patogen sehingga tubuh mampu memproduksi antibodi sendiri. • Imunisasi aktif alami: jika seseorang terkena penyakit kemudian sistem imunitas memproduksi antibodi/limfosit khusus. • Imunisasi aktif buatan: merupakan hasil vaksinasi. Vaksin adalah patogen yang dilemahkan atau toksin yang telah diubah, yang dapat merangsang imunitas namun tidak menyebabkan penyakit. • Imunisasi pasif, jika antibodi dari satu individu dipindahkan ke individu lain. • Imunisasi pasif alami: terjadi melalui pemberian ASI dan saat IgG ibu masuk ke plasenta. • Imunisasi pasif buatan: terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum yang dihasilkan oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen tertentu.
  • 15.
    B. MEKANISME PERTAHANANTUBUH Pertahanan Spesifik (Adaptif) 4. Sel-Sel yang terlibat dalam Respons Imunitas a) Sel B (limfosit B) Berfungsi membentuk antibodi untuk melawan antigen. Sel B berdiferensiasi menjadi sel plasma (produksi antibodi) dan sel memori (berfungsi dalam respon imunitas sekunder). b) Sel T (limfosit T) Yaitu sel darah putih yang mempu mengenali dan membedakan jenis antigen/petogen spesifik. Saat pengenalan antigen, sel T berdiferensiasi menjadi sel T memori dan sel T efektor (sel T sitotoksik, sel T penolong, dan sel T supresor) c) Makrofag Adalah sel fagosit besar dalam jaringan, berasal dari perkembangan sel darah putih, berfungsi menelan antigen/bakteri untuk dihancurkan secara enzimatik. d) Sel pembunuh alami (NK=Natural Killer) Adalah sekumpulan limfosit non-T dan non-B yang bersifat sitotoksik.
  • 16.
    B. MEKANISME PERTAHANANTUBUH Pertahanan Spesifik (Adaptif) 5. Mekanisme Respons Imunitas Humoral (Diperantarai Antibodi) • Antigen masuk ke tubuh  dibawa ke limfosit B. • Aktivasi limfosit B  proliferasi menghasilkan tiruan sel B. • Tiruan sel B berdiferensiasi  sel plasma  sekresi antibodi  dibawa ke lokasi infeksi. • Kompleks antigen-antibodi menginaktifkan antigen. • Tiruan sel B yang tidak berdiferensiasi meneap di jaringan limfoid dan menjadi sel B memori, yang berfungsi dalam respos imunitas sekunder dika terjadi pajanan antigen yang sama secara berulang.
  • 17.
    B. MEKANISME PERTAHANANTUBUH Pertahanan Spesifik (Adaptif) 6. Mekanisme Respons Imunitas Seluler (Diperantarai Sel) • Ekstraseluler (jika antigen dicerna oleh makrofag) • Antigen ditelan makrofag. Makrofag mengandung fragmen protein dari antigen. • Makrofag membentuk MHC II dan dibawa ke permukaan makrofag. • MHC II membawa peptida antigen ke permukaan, menyebabkan sel T penolong mengaktifasi makrofag untuk menghancurkan antigen yang ditelan. • Intraseluler (jika antigen menginfeksi sel) • Antigen megninfeksi sel tubuh sehingga mengandung fragmen protein antigen. • Sel tubuh membentuk MHC I, membawa fragmen protein ke permukaan sel, menyebabkan sel sitotoksik teraktivasi dan berdiferensiasi menjadi sel pembunuh aktif yang akan menghancurkan sel yang terinfeksi.
  • 18.
    B. MEKANISME PERTAHANANTUBUH Pertahanan Spesifik (Adaptif) Respons imunitas humoral dan imunitas seluler
  • 19.
    C. PROGRAM DANJENIS IMUNISASI Jenis-Jenis Imunisasi Jenis Imunisasi Penyakit yang Dicegah BCG (bacillus calmette-guerin) TBC / Tuberkulosis Hepatitis B Hepatitis B (infeksi organ hati) Polio Poliomielitis / Kelumpuhan DPT Difteri, Pertusis (batuk rejan), dan Tetanus Campak Campak Hib (haemophilus influenzae tipe B) Meningitis (radang selaput otak) MMR Campak, Gondongan, dan Campak Jerman Hepatitis A Hepatitis A Tifoid Tifus Varisela Cacar Air
  • 20.
    D. FAKTOR YANGMEMENGARUHI SISTEM PERTAHANAN TUBUH • Genetik (keturunan) • Fisiologis • Stress • Usia • Hormon • Olahraga • Tidur • Nutrisi • Pajanan zat berbahaya • Racun tubuh • Penggunaan obat-obatan
  • 21.
    E. GANGGUAN SISTEMPERTAHANAN TUBUH 1. Hipersensitivitas (Alergi), adalah peningkatan sensitivitas atau reaktivitas terhadap antigen yang pernah dipajankan sebelumnya. Terjadi pada beberapa orang saja dan tidak terlalu membahayakan tubuh. 2. Penyakit Autoimun, adalah kegagalan sistem imunitas untuk membadakan sel tubuh dengan sel inang sehingga sistem imunitas menyerang sel tubuh sendiri. 3. Imunodefisiensi, adalh kondisi menurunnya keefektifan sistem imunitas atau ketidakmampuan sistem imunitas untuk merespon antigen. Contoh: defisiensi imun kongenital dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)