COST ACCOUNTING
ali-aan-fina-Hendra-sarlan
Dosen Pengampu : NITRI MIROSEA, , SE.,M.Si.,M.Acc.,Ph.D
Contents
Bab V. Variable Costing
Bab VI. Variable Costing
Dengan Metode Harga
Pokok Pesanan dan
Harga Pokok Proses
ļ‚§ Perbandingan Model Full Costing dan Variable Costing
 Perhitungan Harga Pokok Produksi
 Penyajian Laporan Laba Rugi
ļ‚§ Pengumpulan Biaya dalam Metode Variable Costing
ļ‚§ Penyajian Laporan Laba Rugi Kepada Pihak Luar
ļ‚§ Manfaat Informasi yang dihasilkan
 Dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek
 Dalam Pengendalian Dana
 Dalam Pengambilan Keputusan
ļ‚§ Kelemahan Metode Variable Costing
ļ‚§ Klasifikasi Biaya dalam variable Costing
ļ‚§ Variable Costing dgn Metode Harga Pokok Pesanan
ļ‚§ Variable Costing dgn Metode Harga Pokok Proses
Metode Full Costing dan Variabel Costing
pada Perhitungan Harga Pokok Produk
Full Costing atau sering disebut
absorption atau conventional costing adalah
metode penetuan harga pokok produksi, yang
membebankan seluruh biaya produksi baik
yang berperilaku tetap maupun variable
kepada produk
Harga Pokok Produk Menurut Metode Full Costing
Biaya bahan Baku RPxxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rpxxx
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rpxxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rpxxx
Harga Pkok Produk RpXxx
Variabel Costing adalah metode
penetuan harga pokok produksi, yang yang hanya
membebankan biaya-biaya produksi variabel saja
kedalam harga pokok produk
Harga Pokok Produk Menurut Metode variabel
Costing
Biaya bahan Baku RPxxx
Biaya Tenaga Kerja Variabel Rpxxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rpxxx
Harga Pkok Produk RpXxx
Perbedaan Pokok yang ada diantara metode Ful Costing dan Variabel Costing adalah terletak pada perlakuan biaya
produksi yang berlaku tetap. Adanya Perbedaan perlakuan tersebut berakibat pada Perhitungan Harga Pokok
Produksi dan Penyajian Laporan Laba-Rugi.
Full Costing
ļ‚§ Pembebanan biaya Overhead pabrik tetap
sebagai biaya sampai saat produk yang
bersangkutan dijual.
ļ‚§ Biaya Overhead Pabrik tetap maupun
variable yang terjadi masih dianggap
sebagai aktiva (karena melekat pada
persediaan) sebelum persediaan tersebut
terjual.
ļ‚§ Menitikberatkan pada penyajian unsur-unsur
biaya menurut hubungan biaya dengan
fungus-fungsi pokok yang ada dalam
perusahaan (functional-cost classification)
Variabel Costing
ļ‚§ Biaya overhead pabrik diperlakuakn sebagai
period cost dan bukan sebagai unsur harga
pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik
tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode
terjadinya.
ļ‚§ Biaya Overhead Pabrik tetap tidak melekat
pada persediaan produk yang belum terjual.
ļ‚§ Lebih menitikberatkan pada penyajian biaya
sesuai dengan perlakuannya dalam
hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan (classification by cost behavior)
Metode Full Costing dan Variabel Costing
dari sudut Penyajian Laporan Laba Rugi
Metode Full Costing dan Variabel Costing
dari sudut Penyajian Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi Full Costing
Penjualan Rp500.000
Harga Pokok Penjualan 250.000
Laba Bruto Rp250.000
Biaya Administrasi Rp.50.000
Biaya Pemasaran 75.0000
125.000
Laba Bersih Usaha Rp.125.000
Laporan tersebut menyajikan biaya-
biaya menurut hubungan biaya dengan
fungsi pokok dalam perusahaan
manufaktur, yaitu fungsi produksi,
pemasaran dan fungsi administrasi dan
umum
Metode Full Costing dan Variabel Costing
dari sudut Penyajian Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi Variabel Costing
Penjualan Rp500.000
Biaya Variabel :
Biaya Produksi Variabel Rp150.000
Biaya Pemasaran Variabel 50.000
Biaya ADM & Umum 30.000
230.000
Laba Kontribusi (contribution Margin) Rp.270.000
Biaya Tetap :
Biaya Produksi Tetap Rp100.000
Biaya Pemasaran Tetap 25.000
Biaya ADM & Umum 20.000
145.000
Laba Bersih Usaha Rp.125.000
Biaya tetap disajikan dalam bentuk satu
kelompok tersendiri yang harus ditutup dari
laba kontribusi yang diperoleh
perusahaan, sebelum timbul laba bersih.
Dengan menyajikan semua biaya tetap
dalam satu kelompok tersendiri.
Manajemen dapat memusatkan perhatian
pada perilaku biaya tetap ini dan dapat
melakukan pengawasan terhadap biaya
tersebut baik dalam perencanaan jangka
pendek maupun jangka panjang
PT El Sari memproduksi satu jenis produk. Data produksi dan biaya bulan Januari, Februari dan Maret
20X1 disajikan sebagai berikut :
Keterangan Januari Februari Maret Total
Persediaan Awal 30 Unit 40 unit 15 Unit 30 Unit
Produksi 200 165 165 530
Penjualan 190 190 165 545
Persediaan Akhir 40 15 15 15
Harga Jual Perunit Rp100 Rp100 Rp100
Biaya Bahan Baku per Unit 20 20 20
Biaya Tenaga Kerja Per unit 10 10 10
Biaya Overhead Pabrik tetap sesungguhnya 1.700 1.700 1.700 Rp5.100
Biaya Overhead Pabrik variable sesungguhnya 800 660 660 2.120
Biaya Overhead Pabrik per unit produk :
Tarif Variabel 4 4 4
Tetap 8 8 8
Biaya Administrasi dan Umum :
Variabel per unit yang dijual 3 3 3
Tetap 400 400 400 1.200
Biaya Pemasaran :
Variabel per unit yang dijual 10 10 10 6.150
Tetap 1.000 1.000 1.000 3.000
Harga Pokok Per Unit Produk Menurut Metode Full Costing dan Variabel Costing
Full Costing Variabel Costing
Biaya Bahan Baku Rp20 Rp20
Biaya Tenaga Kerja 10 10
Biaya Overhead Variabel 4 4
Biaya Overhead Pabrik Tetap 8 -
Biaya Produksi per Unit Rp42 Rp34
Biaya Overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar unit produk yang dihasilkan.
Tarif biaya overhead pabrik dihitung atas dasar kapasitas produksi normal per bulan
sebanyak 200 Kg, dengan taksiran biaya overhead pabrik variable sebesar Rp800 dan biaya
overhead babrik tetap sebesar Rp1.600 sebulan. Tarif standar biaya overhead pabrik
tersebut berasal dari perhitugan :
Tarif Biaya overhead pabrik variabel
Tarif Biaya overhead pabrik tetap
Januari (Rp) Februari (Rp) Maret (Rp) Januari (Rp) Februari (Rp) Maret (Rp)
Volume Penjualan (Unit) 190 190 165 190 190 165
Hasil penjualan Volume x Rp100 19.000 19.000 16.500 Hasil penjualan Volume x Rp100 19.000 19.000 16.500
Harga Pokok Penjualan Biaya Variabel
Persediaan Awal 1.260 1.680 630 Persediaan Awal 1.020 1.360 510
Biaya Bahan Baku 4.000 3.300 3.300 Biaya Bahan Baku 4.000 3.300 3.300
Biaya tenaga kerja 2.000 1.650 1.650 Biaya tenaga kerja 2.000 1.650 1.650
Biaya Overhead Pabrik Variabel 800 660 660 Biaya Overhead Pabrik Variabel 800 660 660
Biaya Overhead Pabrik tetap 1.600 1.320 1.320
Harga Pokok Produk siap Dijual 9.660 8.610 7.560 Harga Pokok Produk siap Dijual 7.820 6.970 6.120
Persediaan Akhir 1.680 630 630 Persediaan Akhir 1.360 510 510
Hg. Pk. Penj. Sebelum disesuaikan 7.980 7.980 6.930 Harga Pokok Penjualan variable 6.460 6.460 5.610
Biaya overhead pabrik (lebih)
Kurang dibebankan 100 380 380 Biaya ADM & Umum Variabel 570 570 495
Harga Pokok Penjualan Biaya Pemasaran Variabel 1.900 1.900 1.650
Setelah disesuaikan 8.080 8.360 7.310
Laba Bruto 10.920 10.640 9.190 Total biaya variable 8.930 8.930 7.755
Laba Kontribusi 10.070 10.070 9.745
Biaya Komersial Biaya tetap
Biaya ADM & Umum : Biaya Overhead Pabrik Tetap 1.700 1.700 1.700
Variabel 570 570 495 Biaya ADM & Umum tetap 400 400 400
Tetap 400 400 400 Biaya Pemasaran tetap 1.000 1.000 1.000
Biaya Pemasaran
Variabel 1.900 1.900 1.650
Tetap 1.000 1.000 1.000
Jumlah Biaya Komersial 3.870 3.870 3.545 Jumlah Biaya Tetap 3.100 3.100 3.100
Full Costing Variable Costing
PT EL SARI
Laporan Laba Rugi Bulan Januari, Februari, Maret 20X1
Pengumpulan Biaya Dalam Metode Variable Costing
Menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi 3 golongan :
ļ‚§ Biaya Tetap : biaya yg dalam kisar perubahan kegiatan tertentu tidak berubah dengan adanya perubahan
volume kegiatan
ļ‚§ Biaya Variabel : biaya yg berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
ļ‚§ Biaya Semi Variabel : biaya yg mengandung unsur tetap dan unsur variable, yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan
 Perusahaan yg menggunakan Variable Costing dalam akuntansi biaya produksinya, harus memisahkan Biaya
produksi & non produksinya menurut perilaku dalam hubungannya dgn perubahan volume kegiatan.
 Dalam rekening buku besar disediakan rekening-rekening control untuk memisahkan biaya tetap dan biaya
variable.
 Rekening Control Metode Variable Costing :
• Biaya Overhead pabrik Variabel yang dibebankan
• Biaya Overhead pabrik Sesungguhnya
• Biaya Overhead pabrik Sesungguhnya Variabel
• Biaya Overhead pabrik Sesungguhnya Tetap
• Biaya Administrasi & Umum
• Biaya Administrasi & Umum Variabel
• Biaya Administrasi & Umum Tetap
• Biaya Pemasaran
• Biaya Pemasaran Variabel
• Biaya Pemasaran Tetap
Penyajian Laporan Laba Rugi Kepada Pihak Luar
Perusahaan yg menggunakan variable costing dlm akuntansi biayanya, dlm menyajikan laporan Laba Rugi ke Pihak
Luar perlu dilakukan perubahan unsur biaya yg diperhitungkan kedalam harga pokok persediaan produk dalam proses,
persediaan produk jadi, dan harga pokok penjualan, Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Persediaan Awal Produk dalam proses dan persediaan awal produk jadi ditambah harga pokoknya dengan biaya
overhead pabrik tetap. Sehingga biaya overhead pabrik yg sesungguhnya periode tahun sebeumnya harus
diketahui.
 BOP tetap per unit = BOP tahun sebelumnya : dasar pembebanan
 Tambahan Harga Pokok Persediaan Awal = BOP tetap per unit x Kuantitas Dasar Pembebanan pd persediaan
awal
2. Biaya Produksi menurut metode variable costing yang semula hanya membebankan biaya produksi variable saja
perlu di-adjust dengan membebankan BOP tetap sesungguhnya
3. Persediaan akhir produk dalam proses dan persediaan akhir produk jadi ditambah harga pokoknya dengan BOP
tetap.
 biaya BOP tetap per unit dasar pembebanan = Untuk itu BOP tetap sesungguhnya yg terjadi dalam periode
akuntansi sekarang : dasar pembebanan.
 tambahan harga poko persediaan akhir = BOP tetap per unit x dengan kuantitas dasar pembebananyg
terdapat dlm persediaan akhir akan diperoleh.
Manfaat Informasi yang dihasilkan oleh Metode Variabel Costing
1. Dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek
Untuk Kepentingan perencanaan laba jangka pendek, manajemen memerlukan informasi biaya yg dipisahkan
menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Dalam jangka pendek, biaya
tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan, sehingga hanya biaya variable yg perlu
dipertimbangkan oleh manajemen dalam pengambilan keputusannya. Oleh karena itu, metode variable costing
yg menhasilkan laporan laba rugi yang menyajikan informasi biaya variable yg terpisah dari informasi biaya tetap
dapat memenuhi kebutuhan manajemn untuk perencanaan laba jangka pendek. Laporan lab rugi variable costing
menyajikan dua ukuran penting a) Laba Kontribusi b) Operating Leverage.
2. Dalam Pengendalian Biaya
Variable Costing menyediakan informasi yg lebih baik untuk mengendalikan period cost dibandingkan informasi
yang dihasilkan oleh full costing. Dalam full costing BOP tetap diperhitungkan dalam tarif BOP dan dibebankan
sebagai unsur biaya produksi. Oleh karena itu, manajemen kehilangan perhatian terhadap period cost tertentu
yang dapat dikendalikan. Didalam valiable costing, period cost yang terdiri biaya yg berberilaku tetap dikumpulkan
dan disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi sebagai pengurang terhadap laba kontribusi. Biaya tetap ini
dapat dikelompokkan kedalam 2 golongan :
 Discretionary fixed cost merupakan biaya yg berperilaku tetap karena kebijakan manajemen. Biaya ini dalam
jangka pendek dapat dikendalikan oleh manajemen. Contoh biaya iklan yg ditetapkan sebesar
Rp300.000/bulan.
 committed fixed cost merupakan biaya yg timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen, dan organisasi pokok. Perilaku
committed fixed cost ini dapat ditentukan secara jelas dengan cara mengamati biaya yg tetap terjadi jika
kegiatan perusahaan dihentikan sama sekali. committed fixed cost merupakan semua biaya yg tetap
dikeluarkan, yg tdk dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan
jangka Panjang perusahaan.
Manfaat Informasi yang dihasilkan oleh Metode Variabel Costing
Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam kelompok tersediri dalam laporan laba rugi variable costing,
manajemen dapat memperoleh informasi discretionary fixed cost terpisah dari committed fixed cost, sehingga
pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh manajemen.
3. Dalam Pengambilan Keputusan
Variable Costing menyajikan data yg bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek. Dalam pembuatan
keputusan jangka pendek yang menyangkut mengenai perubahan volume kegiatan, period cost tidak relefan
karena tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Variable costing khusunya bermanfaat untuk
penetuan harga jual jangka pendek
Kelamahan Metode Variabel Costing
1. Pemisahan biaya-biaya kedalam biaya variable dan tetap sebenarnya sulit dilaksanakan karena jarang sekali
suatu biaya benar-benar variable atau benar-benar tetap. Suatu biaya digolongkan sebagai suatu biaya variable
jika asumsi berikut ini di penuhi.
a. Bawa harga barang atau jasa tidak berubah. Misalkan konsumsi solar untuk diesel Listrik tergantung pada
kegiatan pabrik, maka biaya solar adalah biaya variable dengan asumsu harga belinya tidak berubah, karena
apabila berubah harganya, maka biaya bahan bakar tersebut tidak lagi berubah sebanding dengan
perubahan keiatan produksi.
b. Bahwa metode dan prosedur produksi tidak berubah-ubah.
c. Bahwa tungkat efisiensi tidak berfluktuasi.
Sedangkan biaya tetap dapat dibagi mejadi 2 kelompok :
d. Biaya tetap yang dalam jangka pendek dapat berubah, misalnya gaji manejem produksi, pemasaranan,
keuangan, serta gaji manajer akuntasi.
e. Biaya tetap yang dalam jangka Panjang konstan, misalnya biaya deperesiasi dan sewa kantor yang
dikontrakkan untuk jangka Panjang.
2. Metode Variable Costing di anggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim, sehingga laporan keuangan
untuk keppentingan pajak dan Masyarakat umum harus dibuat atas dasar metode full costing.
3. Dalam metode variable costing, naik turunnya laba dihubungkan dengan perubahan-perubahan dalam
penjualannya.
4. Tidak diperhitungkannya BOP tetap dalam persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai
persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisi
keuangan.
B A B V I
Variable Costing Dengan Metode Harga Pokok Pesanan
dan Harga Pokok Proses
Klasifikasi Biaya dalam Metode Variable Costing
Dalam metode variabel costing, biaya perlu dipisahkan menurut perilaku
biaya sesuai dengan perubahan volume kegiatan
Biaya Produksi menurut metode variabel costing terdiri dari:
1. Biaya bahan baku
2. Biaya tenaga kerja langsung
3. Biaya overhead pabrik variable
BOP tetap diperhitungkan sebagai biaya periode dan dibebankan sebagai
biaya dalam periode terjadinya, tidak diperhitungkan sebagai harga pokok
produksi
Informasi Biaya
Klasifikasi Biaya
Variabel Costing dengan metode Harga Pokok Pesanan
Rekening kontrol yang digunakan dalam Variable Costing dengan Harga Pokok Pesanan adalah:
 Barang dalam proses biaya bahan baku  Biaya Pemasaran
 Barang dalam proses biaya tenaga kerja langsung  Biaya administrasi dan Umum
 Barang dalam proses Biaya Overhead Pabrik  Biaya Pemasaran Variabel
 Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya  Biaya Pemasaran tetap
 Biaya Overhead Pabrik Variabel sesungguhnya  Biaya Administrasi dan Umum variable
 Biaya Overhead Pabrik tetap sesungguhnya  Biaya Administrasi dan Umum Tetap
 Biaya Overhead pabrik variable yang dibebankan
Akuntansi Biaya Produksi dan biaya non produksi dilakukan sbb:
1. Biaya produksi variabel seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dicatat pada saat terjadinya dengan
mendebit rekening Barang Dalam Proses
2. BOP variabel dibebankan pada pesanan tertentu berdasarkan tarif ditentukan di muka, dengan mendebit rekening BDP-
Biaya Overhead Pabrik
3. BOP yang sesungguhnya terjadi dicatat, dengan pertama kali mendebit rekening BOP sesungguhnya. Pada akhir bulan,
BOP yang sesungguhnya terjadi, yang didebitkan ke dalam rekening BOP sesungguhnya, dianalisis untuk menentukan BOP
variabel dan BOP tetap
BOP variabel sesungguhnya xx
BOP tetap sesungguhnya xx
BOP sesungguhnya xx
Variabel Costing dengan metode Harga Pokok Pesanan
4. BOP variabel yang dibebankan kepada produk selama periode akuntansi tertentu ditutup ke rekening BOP variabel
sesungguhnya untuk menghitung pembebanan lebih/kurang BOP variabel
5. By.Pemasaran dan Biaya adm & umum juga perlu dipisahkan menurut perilakunya
PT Eliona berusaha dalam bidang percetakan. Proses produksinya dilaksanakan berdasarkan
pesanan dari pelanggan. Metode penentuan harga pokok produksi yang digunakan adalah
metode variabel costing. Pada Jan 20xx, persediaan produk dalam proses PT ABC adalah sbb:
Pesanan #101 Pesanan #102 Pesanan #102 Total
B. Bahan Baku Rp150.000 Rp125.000 Rp115.000 Rp365.000
BTKL 130.000 100.000 75.000 330.000
BOP Var 65.000 50.000 37.500 152.500
By Total 345.000 275.000 227.500 847.500
Harga Pokok Produk dlm proses awal
Dlm bulan Jan 20xx, perusahaan melakukan transaksi sbb:
1. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong untuk menyelesaian produk yang masih dalam proses pada awal
bulan dan pengolahan pesanan 104 yang diterima dlm bulan Jan 20xx sbb:
Pesanan #101 Rp50.000
Pesanan #102 40.000
Pesanan #103 20.000
Pesanan #104 30.000
Jumlah Rp240.000
2. Menurut kartu jam kerja, jumlah jam kerja yang dikonsumsi untuk mengerjakan berbagai pesanan yang
diproduksi dalam Januari 20xx adalah sbb:
Pemakaian bahan penolong selama Jan 20xx berjumlah Rp. 25.000
No. Pesanan Jam Kerja Lgs Upah Lgs
Pesanan 101 75 jam Rp75.000
Pesanan 102 30 jam 30.000
Pesanan 103 55 jam 55.000
Pesanan 104 100 jam 100.000
Juml BTKL Rp260.000
B.Tenaga Kerja Tidak Lgs 50000
B. Tenaga Kerja Pemasaran 125000
B. Tenaga Kerja adm dan umum 140000
Juml biaya tenaga kerja Rp575.000
Catatan :
a. BTK tidak langsung adalah bersifat tetap
b. BTK difungsi pemasaran dan fungsi adm & umum dipisahkan menurut perilakunya sbb
Variabel Tetap
Biaya Tenaga Kerja Pemasaran Rp75.000 Rp50.000
Biaya Tenaga Kerja adm & Umum 100.000 40.000
Total Biaya Rp175.000 Rp90.000
3. Tarif pembebanan BOP kpd produk ditentukan menurut angg sebesar Rp.500 per jam
tenaga kerja lgs
4. BOP yang sesungguhnya terjadi (kecuali B.Bahan Penolong sebesar Rp. 25.000 dan by.
Tenaga kerja tidak lgs pabrik Rp. 50.000) adalah sebesar Rp. 192.000. BOP ini terdiri dari
BOP variabel sebesar Rp. 142.000 dan BOP tetap Rp. 50.000
5. Pesanan no. 101, 102, dan 103 telah selesai diproduksi dlm bulan Jan 20xx. Pesanan no.
101 dan 102 diserahkan kepada pemesan dengan harga jual:
Variabel
Pesanan #101 Rp75.000
Pesanan #101 650.000
Jumlah Rp1.400.000
Akuntansi By. Produksi dan by. Non produksi dalam metode variabel costing dibagi menjadi tahap sbb:
1. Pencatatan bahan baku dan bahan penolong
2. Pencatatan BTKL
3. Pencatatan Pembebanan BOP variabel kpd produk
4. Pencatatan BOP yang sesungguhnya terjadi
5. Pemisahan BOP sesungguhnya ke dalam biaya variabel dan biaya tetap
6. Pencatatan harga pokok produk jadi
7. Penutupan rekening BOP variabel yang dibebankan ke rekening BOP variabel sesungguhnya
8. Pencatatan biaya komersial
9. Pencatatan penyerahan produk kepada pemesan
Akuntansi Variabel Costing dengan Harga Pokok Pesanan
Pencatatan pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong
BDP-By Bahan Baku Rp240.000
Persediaan Bahan Rp240.000
Pemakaian bahan penolong
BOP sesungguhnya Rp25.000
Persediaan bahan Rp25.000
Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung
BDP-BTKL Rp260.000
BOP sesungguhnya 50.000
By. Pemasaran 125.000
By. Adm & umum 140.000
Gaji dan upah Rp575.000
Pencatatan Pembebanan BOP variabel
kepada produk
Didasarkan pada saat pembuatan
anggaran sebesar Rp.500/jam tenaga
kerja langsung. Pembebanan BOP
variabel kpd tiap pesanan adl sbb:
klik
Variabel Costing dengan metode Harga Pokok Proses
 Harga Pokok Produk persatuan dihitung setiap akhir periode, dengan cara membagi total biaya produksi variable selama
satu bulan dengan total ekuivalensi produk selama periode yang sama.
 BOP variable tidak dibebankan pada produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka, namun dibebankan pada produk
menurut biaya yang sesungguhnya terjadi dalam periode tertentu.
Rekening kontrol yang digunakan dalam Variable Costing dengan Harga Pokok Pesanan adalah:
 Barang dalam proses - biaya bahan baku  Biaya Pemasaran
 Barang dalam proses - biaya tenaga kerja langsung  Biaya administrasi dan Umum
 Barang dalam proses - Biaya Overhead Pabrik variabel  Biaya Pemasaran Variabel
 Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya  Biaya Pemasaran tetap
 Biaya Overhead Pabrik Variabel sesungguhnya  Biaya Administrasi dan Umum variable
 Biaya Overhead Pabrik tetap sesungguhnya  Biaya Administrasi dan Umum Tetap
Akuntansi Biaya Produksi dan biaya non produksi dilakukan sbb:
1. Biaya produksi variabel seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dicatat pada saat terjadinya dengan
mendebit rekening Barang Dalam Proses
2. BOP yang sesungguhnya terjadi dicatat, dengan pertama kali mendebit rekening BOP sesungguhnya. Pada akhir bulan,
BOP yang sesungguhnya terjadi, yang didebitkan ke dalam rekening BOP sesungguhnya, dianalisis untuk menentukan BOP
variabel dan BOP tetap
BOP variabel sesungguhnya xx
BOP tetap sesungguhnya xx
BOP sesungguhnya xx
3. BOP variable dibebankan kepada produk berdasarkan biaya yg sesungguhnya terjadi dalam periode akuntansi tertentu
dengan jurnal
Barang dalam Proses-BOP xx
BOP Variabel xx
4. By.Pemasaran dan Biaya adm & umum juga perlu dipisahkan menurut perilakunya
Biaya Pemasaran variable xx
Biaya Pemasaran Tetap xx
Biaya Pemasaran xx
Biaya Adm & Umum variable xx
Biaya Adm & Umum Tetap xx
Biaya Adm & Umum xx
klik
Akuntansi By. Produksi dan by. Non produksi dalam metode variabel costing dibagi menjadi tahap sbb:
1. Pencatatan bahan baku dan bahan penolong
2. Pencatatan BTK
3. Pencatatan BOP yang sesungguhnya
4. Pencatatan Harga Pokok Produk jadi departemen produksi pertama yang ditransfer ke departemen produksi berikutnya.
5. Pencatatan Harga Prokok Produk dalam proses departemen produksi pertama pada akhir periode
6. Pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Gudang
7. Pencatatan harga pokok produk dalam proses dalam departemen setelah departemen produksi pertama pada akhir periode
8. Pencatatan Penjualan produk
9. Perncatatan biaya komersial
Akuntansi Variabel Costing dengan Harga Pokok Proses
Pencatatan pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong
BDP-By Bahan Baku Dept.1 Rp20.200.000
Persediaan Bahan Rp20.200.000
Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
BDP-BTK Dept 1 Rp29.775.000
BDP-BTK Dept 2 37.060.000
Gaji & Upah Rp66.843.000
Pencatatan BOP Sesungguhnya
BOP sesungguhnya Dept.1 Rp59.315.000
BOP sesungguhnya Dept.1 77.340.000
Berbagai Rekening yg dikredit
Rp136.665.000
klik
Pembagian BOP menurut Perilakunya
BDP-BOP Variabel Dept.1 Rp37.315.000
BDP-BOP tetap Dept.1 22.200.000
BOP sesungguhnya Dept.1 Rp59.315.000
BDP-BOP Variabel Dept.2 Rp44.340.000
BDP-BOP tetap Dept.2 33.000.000
BOP sesungguhnya Dept.2 Rp77.340.000
klik
terimakasih

costing variable busssiness design method.pptx

  • 1.
    COST ACCOUNTING ali-aan-fina-Hendra-sarlan Dosen Pengampu: NITRI MIROSEA, , SE.,M.Si.,M.Acc.,Ph.D
  • 2.
    Contents Bab V. VariableCosting Bab VI. Variable Costing Dengan Metode Harga Pokok Pesanan dan Harga Pokok Proses ļ‚§ Perbandingan Model Full Costing dan Variable Costing  Perhitungan Harga Pokok Produksi  Penyajian Laporan Laba Rugi ļ‚§ Pengumpulan Biaya dalam Metode Variable Costing ļ‚§ Penyajian Laporan Laba Rugi Kepada Pihak Luar ļ‚§ Manfaat Informasi yang dihasilkan  Dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek  Dalam Pengendalian Dana  Dalam Pengambilan Keputusan ļ‚§ Kelemahan Metode Variable Costing ļ‚§ Klasifikasi Biaya dalam variable Costing ļ‚§ Variable Costing dgn Metode Harga Pokok Pesanan ļ‚§ Variable Costing dgn Metode Harga Pokok Proses
  • 3.
    Metode Full Costingdan Variabel Costing pada Perhitungan Harga Pokok Produk Full Costing atau sering disebut absorption atau conventional costing adalah metode penetuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variable kepada produk Harga Pokok Produk Menurut Metode Full Costing Biaya bahan Baku RPxxx Biaya Tenaga Kerja Langsung Rpxxx Biaya Overhead Pabrik Tetap Rpxxx Biaya Overhead Pabrik Variabel Rpxxx Harga Pkok Produk RpXxx Variabel Costing adalah metode penetuan harga pokok produksi, yang yang hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel saja kedalam harga pokok produk Harga Pokok Produk Menurut Metode variabel Costing Biaya bahan Baku RPxxx Biaya Tenaga Kerja Variabel Rpxxx Biaya Overhead Pabrik Variabel Rpxxx Harga Pkok Produk RpXxx Perbedaan Pokok yang ada diantara metode Ful Costing dan Variabel Costing adalah terletak pada perlakuan biaya produksi yang berlaku tetap. Adanya Perbedaan perlakuan tersebut berakibat pada Perhitungan Harga Pokok Produksi dan Penyajian Laporan Laba-Rugi.
  • 4.
    Full Costing ļ‚§ Pembebananbiaya Overhead pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk yang bersangkutan dijual. ļ‚§ Biaya Overhead Pabrik tetap maupun variable yang terjadi masih dianggap sebagai aktiva (karena melekat pada persediaan) sebelum persediaan tersebut terjual. ļ‚§ Menitikberatkan pada penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya dengan fungus-fungsi pokok yang ada dalam perusahaan (functional-cost classification) Variabel Costing ļ‚§ Biaya overhead pabrik diperlakuakn sebagai period cost dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. ļ‚§ Biaya Overhead Pabrik tetap tidak melekat pada persediaan produk yang belum terjual. ļ‚§ Lebih menitikberatkan pada penyajian biaya sesuai dengan perlakuannya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan (classification by cost behavior) Metode Full Costing dan Variabel Costing dari sudut Penyajian Laporan Laba Rugi
  • 5.
    Metode Full Costingdan Variabel Costing dari sudut Penyajian Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi Full Costing Penjualan Rp500.000 Harga Pokok Penjualan 250.000 Laba Bruto Rp250.000 Biaya Administrasi Rp.50.000 Biaya Pemasaran 75.0000 125.000 Laba Bersih Usaha Rp.125.000 Laporan tersebut menyajikan biaya- biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, pemasaran dan fungsi administrasi dan umum
  • 6.
    Metode Full Costingdan Variabel Costing dari sudut Penyajian Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi Variabel Costing Penjualan Rp500.000 Biaya Variabel : Biaya Produksi Variabel Rp150.000 Biaya Pemasaran Variabel 50.000 Biaya ADM & Umum 30.000 230.000 Laba Kontribusi (contribution Margin) Rp.270.000 Biaya Tetap : Biaya Produksi Tetap Rp100.000 Biaya Pemasaran Tetap 25.000 Biaya ADM & Umum 20.000 145.000 Laba Bersih Usaha Rp.125.000 Biaya tetap disajikan dalam bentuk satu kelompok tersendiri yang harus ditutup dari laba kontribusi yang diperoleh perusahaan, sebelum timbul laba bersih. Dengan menyajikan semua biaya tetap dalam satu kelompok tersendiri. Manajemen dapat memusatkan perhatian pada perilaku biaya tetap ini dan dapat melakukan pengawasan terhadap biaya tersebut baik dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang
  • 7.
    PT El Sarimemproduksi satu jenis produk. Data produksi dan biaya bulan Januari, Februari dan Maret 20X1 disajikan sebagai berikut : Keterangan Januari Februari Maret Total Persediaan Awal 30 Unit 40 unit 15 Unit 30 Unit Produksi 200 165 165 530 Penjualan 190 190 165 545 Persediaan Akhir 40 15 15 15 Harga Jual Perunit Rp100 Rp100 Rp100 Biaya Bahan Baku per Unit 20 20 20 Biaya Tenaga Kerja Per unit 10 10 10 Biaya Overhead Pabrik tetap sesungguhnya 1.700 1.700 1.700 Rp5.100 Biaya Overhead Pabrik variable sesungguhnya 800 660 660 2.120 Biaya Overhead Pabrik per unit produk : Tarif Variabel 4 4 4 Tetap 8 8 8 Biaya Administrasi dan Umum : Variabel per unit yang dijual 3 3 3 Tetap 400 400 400 1.200 Biaya Pemasaran : Variabel per unit yang dijual 10 10 10 6.150 Tetap 1.000 1.000 1.000 3.000
  • 8.
    Harga Pokok PerUnit Produk Menurut Metode Full Costing dan Variabel Costing Full Costing Variabel Costing Biaya Bahan Baku Rp20 Rp20 Biaya Tenaga Kerja 10 10 Biaya Overhead Variabel 4 4 Biaya Overhead Pabrik Tetap 8 - Biaya Produksi per Unit Rp42 Rp34 Biaya Overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar unit produk yang dihasilkan. Tarif biaya overhead pabrik dihitung atas dasar kapasitas produksi normal per bulan sebanyak 200 Kg, dengan taksiran biaya overhead pabrik variable sebesar Rp800 dan biaya overhead babrik tetap sebesar Rp1.600 sebulan. Tarif standar biaya overhead pabrik tersebut berasal dari perhitugan : Tarif Biaya overhead pabrik variabel Tarif Biaya overhead pabrik tetap
  • 9.
    Januari (Rp) Februari(Rp) Maret (Rp) Januari (Rp) Februari (Rp) Maret (Rp) Volume Penjualan (Unit) 190 190 165 190 190 165 Hasil penjualan Volume x Rp100 19.000 19.000 16.500 Hasil penjualan Volume x Rp100 19.000 19.000 16.500 Harga Pokok Penjualan Biaya Variabel Persediaan Awal 1.260 1.680 630 Persediaan Awal 1.020 1.360 510 Biaya Bahan Baku 4.000 3.300 3.300 Biaya Bahan Baku 4.000 3.300 3.300 Biaya tenaga kerja 2.000 1.650 1.650 Biaya tenaga kerja 2.000 1.650 1.650 Biaya Overhead Pabrik Variabel 800 660 660 Biaya Overhead Pabrik Variabel 800 660 660 Biaya Overhead Pabrik tetap 1.600 1.320 1.320 Harga Pokok Produk siap Dijual 9.660 8.610 7.560 Harga Pokok Produk siap Dijual 7.820 6.970 6.120 Persediaan Akhir 1.680 630 630 Persediaan Akhir 1.360 510 510 Hg. Pk. Penj. Sebelum disesuaikan 7.980 7.980 6.930 Harga Pokok Penjualan variable 6.460 6.460 5.610 Biaya overhead pabrik (lebih) Kurang dibebankan 100 380 380 Biaya ADM & Umum Variabel 570 570 495 Harga Pokok Penjualan Biaya Pemasaran Variabel 1.900 1.900 1.650 Setelah disesuaikan 8.080 8.360 7.310 Laba Bruto 10.920 10.640 9.190 Total biaya variable 8.930 8.930 7.755 Laba Kontribusi 10.070 10.070 9.745 Biaya Komersial Biaya tetap Biaya ADM & Umum : Biaya Overhead Pabrik Tetap 1.700 1.700 1.700 Variabel 570 570 495 Biaya ADM & Umum tetap 400 400 400 Tetap 400 400 400 Biaya Pemasaran tetap 1.000 1.000 1.000 Biaya Pemasaran Variabel 1.900 1.900 1.650 Tetap 1.000 1.000 1.000 Jumlah Biaya Komersial 3.870 3.870 3.545 Jumlah Biaya Tetap 3.100 3.100 3.100 Full Costing Variable Costing PT EL SARI Laporan Laba Rugi Bulan Januari, Februari, Maret 20X1
  • 10.
    Pengumpulan Biaya DalamMetode Variable Costing Menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi 3 golongan : ļ‚§ Biaya Tetap : biaya yg dalam kisar perubahan kegiatan tertentu tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan ļ‚§ Biaya Variabel : biaya yg berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. ļ‚§ Biaya Semi Variabel : biaya yg mengandung unsur tetap dan unsur variable, yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan  Perusahaan yg menggunakan Variable Costing dalam akuntansi biaya produksinya, harus memisahkan Biaya produksi & non produksinya menurut perilaku dalam hubungannya dgn perubahan volume kegiatan.  Dalam rekening buku besar disediakan rekening-rekening control untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variable.  Rekening Control Metode Variable Costing : • Biaya Overhead pabrik Variabel yang dibebankan • Biaya Overhead pabrik Sesungguhnya • Biaya Overhead pabrik Sesungguhnya Variabel • Biaya Overhead pabrik Sesungguhnya Tetap • Biaya Administrasi & Umum • Biaya Administrasi & Umum Variabel • Biaya Administrasi & Umum Tetap • Biaya Pemasaran • Biaya Pemasaran Variabel • Biaya Pemasaran Tetap
  • 11.
    Penyajian Laporan LabaRugi Kepada Pihak Luar Perusahaan yg menggunakan variable costing dlm akuntansi biayanya, dlm menyajikan laporan Laba Rugi ke Pihak Luar perlu dilakukan perubahan unsur biaya yg diperhitungkan kedalam harga pokok persediaan produk dalam proses, persediaan produk jadi, dan harga pokok penjualan, Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Persediaan Awal Produk dalam proses dan persediaan awal produk jadi ditambah harga pokoknya dengan biaya overhead pabrik tetap. Sehingga biaya overhead pabrik yg sesungguhnya periode tahun sebeumnya harus diketahui.  BOP tetap per unit = BOP tahun sebelumnya : dasar pembebanan  Tambahan Harga Pokok Persediaan Awal = BOP tetap per unit x Kuantitas Dasar Pembebanan pd persediaan awal 2. Biaya Produksi menurut metode variable costing yang semula hanya membebankan biaya produksi variable saja perlu di-adjust dengan membebankan BOP tetap sesungguhnya 3. Persediaan akhir produk dalam proses dan persediaan akhir produk jadi ditambah harga pokoknya dengan BOP tetap.  biaya BOP tetap per unit dasar pembebanan = Untuk itu BOP tetap sesungguhnya yg terjadi dalam periode akuntansi sekarang : dasar pembebanan.  tambahan harga poko persediaan akhir = BOP tetap per unit x dengan kuantitas dasar pembebananyg terdapat dlm persediaan akhir akan diperoleh.
  • 12.
    Manfaat Informasi yangdihasilkan oleh Metode Variabel Costing 1. Dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek Untuk Kepentingan perencanaan laba jangka pendek, manajemen memerlukan informasi biaya yg dipisahkan menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan, sehingga hanya biaya variable yg perlu dipertimbangkan oleh manajemen dalam pengambilan keputusannya. Oleh karena itu, metode variable costing yg menhasilkan laporan laba rugi yang menyajikan informasi biaya variable yg terpisah dari informasi biaya tetap dapat memenuhi kebutuhan manajemn untuk perencanaan laba jangka pendek. Laporan lab rugi variable costing menyajikan dua ukuran penting a) Laba Kontribusi b) Operating Leverage. 2. Dalam Pengendalian Biaya Variable Costing menyediakan informasi yg lebih baik untuk mengendalikan period cost dibandingkan informasi yang dihasilkan oleh full costing. Dalam full costing BOP tetap diperhitungkan dalam tarif BOP dan dibebankan sebagai unsur biaya produksi. Oleh karena itu, manajemen kehilangan perhatian terhadap period cost tertentu yang dapat dikendalikan. Didalam valiable costing, period cost yang terdiri biaya yg berberilaku tetap dikumpulkan dan disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi sebagai pengurang terhadap laba kontribusi. Biaya tetap ini dapat dikelompokkan kedalam 2 golongan :  Discretionary fixed cost merupakan biaya yg berperilaku tetap karena kebijakan manajemen. Biaya ini dalam jangka pendek dapat dikendalikan oleh manajemen. Contoh biaya iklan yg ditetapkan sebesar Rp300.000/bulan.  committed fixed cost merupakan biaya yg timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen, dan organisasi pokok. Perilaku committed fixed cost ini dapat ditentukan secara jelas dengan cara mengamati biaya yg tetap terjadi jika kegiatan perusahaan dihentikan sama sekali. committed fixed cost merupakan semua biaya yg tetap dikeluarkan, yg tdk dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan jangka Panjang perusahaan.
  • 13.
    Manfaat Informasi yangdihasilkan oleh Metode Variabel Costing Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam kelompok tersediri dalam laporan laba rugi variable costing, manajemen dapat memperoleh informasi discretionary fixed cost terpisah dari committed fixed cost, sehingga pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh manajemen. 3. Dalam Pengambilan Keputusan Variable Costing menyajikan data yg bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek. Dalam pembuatan keputusan jangka pendek yang menyangkut mengenai perubahan volume kegiatan, period cost tidak relefan karena tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Variable costing khusunya bermanfaat untuk penetuan harga jual jangka pendek
  • 14.
    Kelamahan Metode VariabelCosting 1. Pemisahan biaya-biaya kedalam biaya variable dan tetap sebenarnya sulit dilaksanakan karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variable atau benar-benar tetap. Suatu biaya digolongkan sebagai suatu biaya variable jika asumsi berikut ini di penuhi. a. Bawa harga barang atau jasa tidak berubah. Misalkan konsumsi solar untuk diesel Listrik tergantung pada kegiatan pabrik, maka biaya solar adalah biaya variable dengan asumsu harga belinya tidak berubah, karena apabila berubah harganya, maka biaya bahan bakar tersebut tidak lagi berubah sebanding dengan perubahan keiatan produksi. b. Bahwa metode dan prosedur produksi tidak berubah-ubah. c. Bahwa tungkat efisiensi tidak berfluktuasi. Sedangkan biaya tetap dapat dibagi mejadi 2 kelompok : d. Biaya tetap yang dalam jangka pendek dapat berubah, misalnya gaji manejem produksi, pemasaranan, keuangan, serta gaji manajer akuntasi. e. Biaya tetap yang dalam jangka Panjang konstan, misalnya biaya deperesiasi dan sewa kantor yang dikontrakkan untuk jangka Panjang. 2. Metode Variable Costing di anggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim, sehingga laporan keuangan untuk keppentingan pajak dan Masyarakat umum harus dibuat atas dasar metode full costing. 3. Dalam metode variable costing, naik turunnya laba dihubungkan dengan perubahan-perubahan dalam penjualannya. 4. Tidak diperhitungkannya BOP tetap dalam persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisi keuangan.
  • 15.
    B A BV I Variable Costing Dengan Metode Harga Pokok Pesanan dan Harga Pokok Proses
  • 16.
    Klasifikasi Biaya dalamMetode Variable Costing Dalam metode variabel costing, biaya perlu dipisahkan menurut perilaku biaya sesuai dengan perubahan volume kegiatan Biaya Produksi menurut metode variabel costing terdiri dari: 1. Biaya bahan baku 2. Biaya tenaga kerja langsung 3. Biaya overhead pabrik variable BOP tetap diperhitungkan sebagai biaya periode dan dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya, tidak diperhitungkan sebagai harga pokok produksi
  • 17.
  • 18.
    Variabel Costing denganmetode Harga Pokok Pesanan Rekening kontrol yang digunakan dalam Variable Costing dengan Harga Pokok Pesanan adalah:  Barang dalam proses biaya bahan baku  Biaya Pemasaran  Barang dalam proses biaya tenaga kerja langsung  Biaya administrasi dan Umum  Barang dalam proses Biaya Overhead Pabrik  Biaya Pemasaran Variabel  Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya  Biaya Pemasaran tetap  Biaya Overhead Pabrik Variabel sesungguhnya  Biaya Administrasi dan Umum variable  Biaya Overhead Pabrik tetap sesungguhnya  Biaya Administrasi dan Umum Tetap  Biaya Overhead pabrik variable yang dibebankan Akuntansi Biaya Produksi dan biaya non produksi dilakukan sbb: 1. Biaya produksi variabel seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dicatat pada saat terjadinya dengan mendebit rekening Barang Dalam Proses 2. BOP variabel dibebankan pada pesanan tertentu berdasarkan tarif ditentukan di muka, dengan mendebit rekening BDP- Biaya Overhead Pabrik 3. BOP yang sesungguhnya terjadi dicatat, dengan pertama kali mendebit rekening BOP sesungguhnya. Pada akhir bulan, BOP yang sesungguhnya terjadi, yang didebitkan ke dalam rekening BOP sesungguhnya, dianalisis untuk menentukan BOP variabel dan BOP tetap BOP variabel sesungguhnya xx BOP tetap sesungguhnya xx BOP sesungguhnya xx
  • 19.
    Variabel Costing denganmetode Harga Pokok Pesanan 4. BOP variabel yang dibebankan kepada produk selama periode akuntansi tertentu ditutup ke rekening BOP variabel sesungguhnya untuk menghitung pembebanan lebih/kurang BOP variabel 5. By.Pemasaran dan Biaya adm & umum juga perlu dipisahkan menurut perilakunya PT Eliona berusaha dalam bidang percetakan. Proses produksinya dilaksanakan berdasarkan pesanan dari pelanggan. Metode penentuan harga pokok produksi yang digunakan adalah metode variabel costing. Pada Jan 20xx, persediaan produk dalam proses PT ABC adalah sbb: Pesanan #101 Pesanan #102 Pesanan #102 Total B. Bahan Baku Rp150.000 Rp125.000 Rp115.000 Rp365.000 BTKL 130.000 100.000 75.000 330.000 BOP Var 65.000 50.000 37.500 152.500 By Total 345.000 275.000 227.500 847.500 Harga Pokok Produk dlm proses awal
  • 20.
    Dlm bulan Jan20xx, perusahaan melakukan transaksi sbb: 1. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong untuk menyelesaian produk yang masih dalam proses pada awal bulan dan pengolahan pesanan 104 yang diterima dlm bulan Jan 20xx sbb: Pesanan #101 Rp50.000 Pesanan #102 40.000 Pesanan #103 20.000 Pesanan #104 30.000 Jumlah Rp240.000 2. Menurut kartu jam kerja, jumlah jam kerja yang dikonsumsi untuk mengerjakan berbagai pesanan yang diproduksi dalam Januari 20xx adalah sbb: Pemakaian bahan penolong selama Jan 20xx berjumlah Rp. 25.000 No. Pesanan Jam Kerja Lgs Upah Lgs Pesanan 101 75 jam Rp75.000 Pesanan 102 30 jam 30.000 Pesanan 103 55 jam 55.000 Pesanan 104 100 jam 100.000 Juml BTKL Rp260.000 B.Tenaga Kerja Tidak Lgs 50000 B. Tenaga Kerja Pemasaran 125000 B. Tenaga Kerja adm dan umum 140000 Juml biaya tenaga kerja Rp575.000
  • 21.
    Catatan : a. BTKtidak langsung adalah bersifat tetap b. BTK difungsi pemasaran dan fungsi adm & umum dipisahkan menurut perilakunya sbb Variabel Tetap Biaya Tenaga Kerja Pemasaran Rp75.000 Rp50.000 Biaya Tenaga Kerja adm & Umum 100.000 40.000 Total Biaya Rp175.000 Rp90.000 3. Tarif pembebanan BOP kpd produk ditentukan menurut angg sebesar Rp.500 per jam tenaga kerja lgs 4. BOP yang sesungguhnya terjadi (kecuali B.Bahan Penolong sebesar Rp. 25.000 dan by. Tenaga kerja tidak lgs pabrik Rp. 50.000) adalah sebesar Rp. 192.000. BOP ini terdiri dari BOP variabel sebesar Rp. 142.000 dan BOP tetap Rp. 50.000 5. Pesanan no. 101, 102, dan 103 telah selesai diproduksi dlm bulan Jan 20xx. Pesanan no. 101 dan 102 diserahkan kepada pemesan dengan harga jual: Variabel Pesanan #101 Rp75.000 Pesanan #101 650.000 Jumlah Rp1.400.000
  • 22.
    Akuntansi By. Produksidan by. Non produksi dalam metode variabel costing dibagi menjadi tahap sbb: 1. Pencatatan bahan baku dan bahan penolong 2. Pencatatan BTKL 3. Pencatatan Pembebanan BOP variabel kpd produk 4. Pencatatan BOP yang sesungguhnya terjadi 5. Pemisahan BOP sesungguhnya ke dalam biaya variabel dan biaya tetap 6. Pencatatan harga pokok produk jadi 7. Penutupan rekening BOP variabel yang dibebankan ke rekening BOP variabel sesungguhnya 8. Pencatatan biaya komersial 9. Pencatatan penyerahan produk kepada pemesan Akuntansi Variabel Costing dengan Harga Pokok Pesanan Pencatatan pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong BDP-By Bahan Baku Rp240.000 Persediaan Bahan Rp240.000 Pemakaian bahan penolong BOP sesungguhnya Rp25.000 Persediaan bahan Rp25.000 Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung BDP-BTKL Rp260.000 BOP sesungguhnya 50.000 By. Pemasaran 125.000 By. Adm & umum 140.000 Gaji dan upah Rp575.000 Pencatatan Pembebanan BOP variabel kepada produk Didasarkan pada saat pembuatan anggaran sebesar Rp.500/jam tenaga kerja langsung. Pembebanan BOP variabel kpd tiap pesanan adl sbb: klik
  • 23.
    Variabel Costing denganmetode Harga Pokok Proses  Harga Pokok Produk persatuan dihitung setiap akhir periode, dengan cara membagi total biaya produksi variable selama satu bulan dengan total ekuivalensi produk selama periode yang sama.  BOP variable tidak dibebankan pada produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka, namun dibebankan pada produk menurut biaya yang sesungguhnya terjadi dalam periode tertentu. Rekening kontrol yang digunakan dalam Variable Costing dengan Harga Pokok Pesanan adalah:  Barang dalam proses - biaya bahan baku  Biaya Pemasaran  Barang dalam proses - biaya tenaga kerja langsung  Biaya administrasi dan Umum  Barang dalam proses - Biaya Overhead Pabrik variabel  Biaya Pemasaran Variabel  Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya  Biaya Pemasaran tetap  Biaya Overhead Pabrik Variabel sesungguhnya  Biaya Administrasi dan Umum variable  Biaya Overhead Pabrik tetap sesungguhnya  Biaya Administrasi dan Umum Tetap
  • 25.
    Akuntansi Biaya Produksidan biaya non produksi dilakukan sbb: 1. Biaya produksi variabel seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dicatat pada saat terjadinya dengan mendebit rekening Barang Dalam Proses 2. BOP yang sesungguhnya terjadi dicatat, dengan pertama kali mendebit rekening BOP sesungguhnya. Pada akhir bulan, BOP yang sesungguhnya terjadi, yang didebitkan ke dalam rekening BOP sesungguhnya, dianalisis untuk menentukan BOP variabel dan BOP tetap BOP variabel sesungguhnya xx BOP tetap sesungguhnya xx BOP sesungguhnya xx 3. BOP variable dibebankan kepada produk berdasarkan biaya yg sesungguhnya terjadi dalam periode akuntansi tertentu dengan jurnal Barang dalam Proses-BOP xx BOP Variabel xx 4. By.Pemasaran dan Biaya adm & umum juga perlu dipisahkan menurut perilakunya Biaya Pemasaran variable xx Biaya Pemasaran Tetap xx Biaya Pemasaran xx Biaya Adm & Umum variable xx Biaya Adm & Umum Tetap xx Biaya Adm & Umum xx klik
  • 26.
    Akuntansi By. Produksidan by. Non produksi dalam metode variabel costing dibagi menjadi tahap sbb: 1. Pencatatan bahan baku dan bahan penolong 2. Pencatatan BTK 3. Pencatatan BOP yang sesungguhnya 4. Pencatatan Harga Pokok Produk jadi departemen produksi pertama yang ditransfer ke departemen produksi berikutnya. 5. Pencatatan Harga Prokok Produk dalam proses departemen produksi pertama pada akhir periode 6. Pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Gudang 7. Pencatatan harga pokok produk dalam proses dalam departemen setelah departemen produksi pertama pada akhir periode 8. Pencatatan Penjualan produk 9. Perncatatan biaya komersial Akuntansi Variabel Costing dengan Harga Pokok Proses Pencatatan pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong BDP-By Bahan Baku Dept.1 Rp20.200.000 Persediaan Bahan Rp20.200.000 Pencatatan Biaya Tenaga Kerja BDP-BTK Dept 1 Rp29.775.000 BDP-BTK Dept 2 37.060.000 Gaji & Upah Rp66.843.000 Pencatatan BOP Sesungguhnya BOP sesungguhnya Dept.1 Rp59.315.000 BOP sesungguhnya Dept.1 77.340.000 Berbagai Rekening yg dikredit Rp136.665.000 klik Pembagian BOP menurut Perilakunya BDP-BOP Variabel Dept.1 Rp37.315.000 BDP-BOP tetap Dept.1 22.200.000 BOP sesungguhnya Dept.1 Rp59.315.000 BDP-BOP Variabel Dept.2 Rp44.340.000 BDP-BOP tetap Dept.2 33.000.000 BOP sesungguhnya Dept.2 Rp77.340.000
  • 27.