TEORI PRODUKSI
Nama Anggota :
Nur Widayati (13804241049)
Fadlia Azka Z (13804241050)
Kartika Agustin P (13804241056)
Diah Ayuningtyas (13804244003)
EKONOMIKA MIKRO
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKLUTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
TEORI
PRODUKSI
Setiap kegiatan atau usaha yang secara langsung atau
tidak langsung menghasilkan barang dan jasa
(baru/inovasi) yang berguna untuk memenuhi
kebutuhan manusia
PRODUKSI
3 anggapan yang digunakan
B. TEORI PRODUKSI SATU INPUT VARIABEL
JANGKA PENDEK
1. Proses produksi hanya ada satu faktor produksi variabel
2. Dalam proses produksinya hanya ada satu faktor produksi
tetap
3. Faktor-faktor produksi tersebut dapat dikombinasikan dalam
berbagai macam proporsi untuk menghasilkan barang
sejumlah tertentu
FAKTOR PRODUKSI TETAP & VARIABEL, PROSES
PRODUKSI JANGKA PENDEK & JANGKA PANJANG1
FAKTOR PRODUKSI
/ INPUT
TETAP
VARIABEL (Dapat diubah-ubah)
menujukkan kurun waktu dimana
salah satu faktor produksi atau lebih
bersifat tetap
JANGKA
PENDEK
JANGKA
PANJANG
menujukkan kurun waktu dimana
semua faktor produksi adalah
bersifat variabel
PROSES PRODUKSI
Output dapat diubah jumlahnya
dengan jalan merubah faktor produksi
variabel yang digunakan dan dengan
peralatan mesin yang ada
Perubahan output dapat dilakukan
dengan cara mengubah faktor
produksi dalam tingkat kombinasi
yang seoptimal mungkin
FUNGSI PRODUKSI2
hubungan teknis yang menghubungkan antara faktor produksi
(input) dan hasil produksinya (output)
INPUT PROSES OUTPUT
FUNGSI PRODUKSI
Fungsi Produksi menggambarkan semua metode
produksi yang efisien secara teknis
FUNGSI PRODUKSI Q = f (K,T,L,N,..Q)dinotasikan
AP =
𝑄
𝑋
MP =
∆ 𝑄
∆ 𝑋
PRODUK RATA-RATA PRODUK MARGINAL
Q = f (K,T,L,N,…Q)
PRODUK TOTAL
Nomor
Petak
Jumlah
Tenaga Kerja
(Orang)
Perbandingan
Tanah dan
Tenaga Kerja
Total
Output
(Kuintal)
Produksi Rata-
rata per Tenaga
Kerja (kuintal)
Produksi Batas per
Tenaga Kerja (Kuintal)
1 1 10,00 10 10,0 -
2 2 5,00 24 12,0 14
3 3 3,33 39 13,0 15
4 4 2,50 52 13,0 13
5 5 2,00 61 12,2 9
6 6 1,67 66 11,0 5
7 7 1,43 66 9,4 0
8 8 1,25 64 8,0 -2
TABEL
Produksi Rata-rata, Produksi Marginal, dan Perbandingan Faktor-faktor
Produksi yang digunakan dalam setiap petak tanah seluas 10 Ha
1. kedua kurva baik produksi rata-rata maupun produksi
batas mula-mula naik, mencapai maksimum, lalu
menurun.
2. produksi batas lebih besar dibanding produksi rata-
rata bila produksi rata-rata menaik, sama besar bila
produksi rata-rata mencapai maksimum dan lebih
kecil bila produksi rata-rata menurun
CIRI KHUSUS
0
0
Tahap 1
Tahap 2 Tahap 3
Jumlah Unit Input
Variabel
Jumlah Unit Input
Variabel
PR
PM
ProduksiTotalProduksiBatasdanRata-rata
1
2 3
PTHubungan
Produksi Total,
Produksi Rata-rata,
dan Produksi Batas
3
Tahap I
Tahap
II
Tahap
III
Pengunaan faktor produksi variabel
dengan batas negatif
Efisien
Produksi
maksimal!
3 TAHAP PRODUKSI4
Penggunaan faktor produksi rata-rata
mencapai maksimum
Penggunaan faktor produksi
variabel, batas produksi batas
dari faktor produksi
variabel = nol
FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLASS5
suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua variabel
atau lebih, variabel yang satu disebut variabel independent (Y)
dan yang lain disebut variabel dependent (X)
bentuk fungsional dari fungsi produksi secara luas
digunakan untuk mewakili hubungan output untuk input
COBB-DOUGLASS
MODEL FUNGSI PRODUKSI COBB
DOUGLASS
ba
LKAQ .
Q = Quantity
K = Kapital
L = Labour
A,a,b = parameter-parameter yg diestimasi besarnya secara empiris
HUBUNGAN INPUT & OUTPUT
Ciri homogen Fungsi Produksi Cobb-Douglass
Jika semua input dinaikkan dengan suatu konstanta m,
output akan naik sebesar konstanta tersebut dipangkatkan n
TINGKAT
HOMOGENITAS
Mengalikan semua input dengan m dan
output dengan 𝑚 𝑛
Q x 𝑚 𝑛 = (m x L) 𝑏
x (m x L) 1−𝑏
Q x 𝑚 𝑛 = 𝑚 𝑏 x 𝑚1−𝑏 x 𝐿 𝑏 x 𝐾1−𝑏
Q x 𝑚 𝑛 = 𝑚1 x 𝐿 𝑏 x 𝐾1−𝑏
𝑚 𝑛= 𝑚1
n = 1
diperoleh dari
Nilai n
yang didapat menujukkan
tingkat homogenitas
6
B. TEORI PRODUKSI DUA INPUT VARIABEL
Model input ganda (isokuan) :
penentu kombinasi input yang dapat meminimumkan biaya dalam
menghasilkan output tertentu
“kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi
teknis antara dua input (variabel) yang terbuka bagi produsen
untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu”
(Lincolin, 1987:115)
ISOKUAN
JANGKA PANJANG
K3
K2
K1
K6
K5
K4
0 L1 L2 L3 L4 L5 L6
Tenaga Kerja
Kapital
A
B
C
A’
B’
C’
100
200
300
400
KURVA ISOKUAN
1. Isokuan berlereng negatif
2. Isokuan tidak saling berpotongan
3. Makin jauh isokuan dari titik origin nilainya semakin besar
4. Isokuan cembung ke arah titik origin
5. Isokuan akan bergeser apabila teknologi yang digunakan berubah
6. Isokuan bersifat kardinal
CIRI-CIRI ISOKUAN
Isokuan mempunyai MTRS yang Semakin Menurun1
Ciri isokuan cembung ke arah titik origin mencerminkan adanya
marginal rate of technical subtitution (MTRS) yang semakin menurun
Misal:
modal yang dapat digantikan oleh satu unit input lainnya,
tenaga kerja untuk mempertahankan tingkat output tertentu
supaya tidak berubah
MTRS  jumlah input
MTRS = -
∆𝐾
∆𝐿
NEGATIF LERENG ISOKUAN
CONTOH
Suatu fungsi produksi Q = 𝐾1/2
+ 𝐿1/2
Dari fungsi tersebut kita dapat menurunkan kombinasi input dan
isokuan-isokuan untuk berbagai tingakat output (Q).
Misalkan 49 dan 81
Tenaga Kerja
(L)
Modal
(K)
Output
(Q)
Kombinasi
Tenaga Kerja
(L)
Modal
(K)
Output
(Q)
50 131,2 81 A 30 80,0 49
75 87,5 81 B 40 60,0 49
81 81,0 81 C 49 49,0 49
100 65,6 81 D 60 40,0 49
125 52,5 81 E 70 34,4 49
140
120
80
60
40
20
14012080604020 100
Kapital
Tenaga Kerja
Q = 49
Q = 81
A
B
C
D
E
A
B
C
D
E
ISOKUAN-ISOKUAN
Q = 49 dan Q = 81
𝑀𝑇𝑅𝑆𝐴𝐵 =
131,2 −87,5
50 −75
=
43,7
25
= 1,75
𝑀𝑇𝑅𝑆 𝐵𝐶 =
87,5 −81
75 −81
=
6,5
6
= 1,08
𝑀𝑇𝑅𝑆 𝐶𝐷 =
81 −65,6
81 −100
=
15,4
19
= 0,81
Perhitungan MTRS antara A dan B, B dan C, serta C dan D pada isokuan
Q = 81
∴Semakin bertambah penggunaan tenaga kerja, semakin turun MTRS-nya
Dari 1,75  1,08  0,81
Dengan fungsi produksi Q = 𝐾1/2 + 𝐿1/2dan tingkat output
Q = 81, MTRS dihitung dengan:
MTRS = -
𝐾2−𝐾1
𝐿2−𝐿1
Jika MTRS = 2  1 unit tenaga kerja dapat menggantikan 2 unit
modal, sementara tingkat output tetap.
Jika 1 unit tenaga kerja menggantikan 2 unit modal berarti 𝑀𝑃𝐿 2
kali > 𝑀𝑃 𝐾
MTRS = Perbandingan MP2
MTRS =
𝑀𝑃 𝐿
𝑀𝑃 𝐾
Setiap fungsi produksi akan membentuk satu
peta isokuan. Kurva isokuan mempunyai
kemiringan positif.
Daerah Prouksi yang Ekonomis3
Ket
I1,I2,I3,I4 Output B Titik batas intensif
OL ,OC Garis Tembereng penggunaan modal
A Titik batas intensif
penggunaan tenaga kerja
PETA ISOKUAN
& DAERAH
PRODUKSI
YANG RELEVAN
Modal
C4’
C4
O L4’ L4 Tenaga
Kerja
I1
I2
I3
I4
I5
L
C
A
B
•Daerah produksi tahap I untuk faktor produksi tenaga
kerja terletak diatas garis tembereng OC.
•Daerah produksi tahap II untuk faktor produksi tenaga
kerja terletak diantara garis tembereng OC dan OL.
•Daerah produksi tahap III untuk faktor produksi tenaga
kerjaa terletak dibawah garis tembereng OL.
Modal
C4’
C4
O L4’ Tenaga
Kerja
L
L4
C
B
I4
A
Tahap I
Tahap III
Tahap II
PETA ISOKUAN
& DAERAH
PRODUKSI
YANG RELEVAN
•Daerah produksi tahap I untuk faktor produksi modal
terletak dibawah garis tembereng OL.
•Daerah produksi tahap II untuk faktor produksi modal
terletak diantara garis tembereng OC dan OL.
•Daerah produksi tahap III untuk faktor produksi modal
terletak diatas garis tembereng OC.
Modal
C4’
C4
O L4’ Tenaga
Kerja
L
L4
C
B
I4
A
Tahap III
Tahap I
Tahap II
PETA ISOKUAN
& DAERAH
PRODUKSI
YANG RELEVAN
Daerah yang terletak di antara garis tembereng
OC dan OL merupakan daerah produksi yang
ekonomis.
C
I4
L
Modal
C4’
C4
L4’
Tenaga
KerjaL4
B
O
A
Daerah
Produksi
yang
Ekonomi
s
PETA ISOKUAN
& DAERAH
PRODUKSI
YANG RELEVAN
Penetuan faktor-faktor produksi yang akan digunakan
dalam suatu protes produksi harus selalu
mempertimbangkan besarnya harga relatif dari faktor-
faktor produksi. Hal ini perlu dilakukan untuk
meminimumkan ongkos untuk menghasilkan output
sejumlah tertentu atau memaksimumkan output.
Kombinasi Faktor-faktor Produksi yang
Optimal4
Harga faktor produksi ditentukan di pasar, yaitu
kekuatan permintaan dengan penawarannya.
Jika harga faktor produksi ditentukan di pasar
dan produk hanya memerlukan dua jenis faktor
produksi, yaitu modal dan tenaga kerja,maka
besarnya ongksos produksi dinyatakan sebagai:
C = Rk + wL
Ket
C besarnya ongkos produksi
dalam menggunakan sejumlah
output
K besarnya modal
L banyaknya tenaga kerja
r dan w  harga dari faktor
produksi K dan L per unit
Isokos adalah garis yang menunjukkan
himpunan kombinasi input yang dapat dibeli
dengan sejumlah biaya tertentu, dengan
anggapan harga input tidak berubah
(Lincolin, 1987).
Garis Isokos5
Persamaan garis isokos adalah :
Ket:
C  Cost
R  Tingkat Bunga Modal
W  Wage / upah
L  Labour
K  Kapital
L
r
w
r
C
K 






Kapital
40
50
10
20
30
0 10 20 30 40 50 Tenaga Kerja
Di ketahui :
C= 400. w= 8 dan r=10
Ditanya
Bagaimana persamaan garis isokos?
LK
L
L
r
w
r
C
K
8,040
10
8
10
400















JAWAB
K=40-0,8L
GARIS ISOKOS
Maksimalisasi Output dengan Sejumlah
Biaya Produksi Tertentu6
Modal
Tenaga KerjaL0
K
Q
I1
I2
I3
Ket:
KL faktor produksi
yang tersedia
I1,I2,13 output
OQ garis maksimal
output
Kombinasi faktor produksi optimal
untuk memaksimalisasi output
dengan biaya tertentu
Lanjutan …
Jadi, faktor produksi yang paling optimal adalah
kombinasi yang ditunjukkan oleh nilai kemiringan
garis lurus OQ, yaitu sebanyak OK kapital dan OL
tenaga kerja (kombinasi faktor produksi optimal
yang menghasilkan tingkat output terbesar).
Lanjutan …
Produsen berada dalam keseimbangan hanya apabila
tingkat batas penggantian secara teknis dari modal
untuk tenaga kerja, atau apabila :
Ket
MRTS marginal rate of
technical substitution atau tingkat
batas penggantian secara teknis
MP marginal product atau
produksi batas
w tingkat upah per orang per
hari
r tingkat bunga
r
w
MP
MP
MRTS
K
L

k1
k2
k3
0
Q
R
S
C1 C2 C3
Modal
Tenaga Kerja
I
Keterangan :
• Biaya produksi sebesar Isokos
C1, tidak mencukupi.
• Biaya produksi sebesar Isokos
C3 (ditunjukan oleh titik R dan
titik S), mencukupi.
• Minimalisasi dengan merubah
kombinasi faktor produksi dari
titik R ke titik Q dan S ke titik Q.
• Keseimbangan Produsen
(Isoquant bersinggungan
dengan kurva isocost)
Minimisasi Biaya Prroduksi dalam Menghasilkan
Sejumlah Output Tertentu7
Keseimbangan Produsen
terjadi saat :
• Isoquant bersinggungan dengan kurva isocost,
• Tingkat batas penggantian secara teknis dari
faktor produksi modal untuk tenaga kerja
sama persis dengan perbandingan harga dari
tenaga kerja dan modal,
= =
Tujuan produsen Maksimisasi keuntungan
Mengorganisir produksi secara
efisien
Efisiensi tertinggi, tingkat
penggantian secara teknis dari
faktor-faktor yang digunakan
=
Perbandingan harga faktor-faktor
produksi
Titik keseimbangan
Garis Perluasan Produksi
(The Expansion Path)8
Isoklin adalah sebuah kurva yang
menghubungkan titk-titik dimana pada titik-
titik tersebut besarnya tingkat batas
penggantian secara teknis adalah sama.
ISOKLIN8
Kurva Isoklin
III
II
I
0
T1
T3
Modal
Tenaga Kerja
S
Fungsi Produksi Umum
A
B
C
T2
III
II
I
0
T1 T2
T3
Modal
Tenaga Kerja
A
B
C
Fungsi Produksi Linier Homogen
S
Terima
Kasih...

Ekonomika Mikro - Teori Perilaku Produsen

  • 1.
    TEORI PRODUKSI Nama Anggota: Nur Widayati (13804241049) Fadlia Azka Z (13804241050) Kartika Agustin P (13804241056) Diah Ayuningtyas (13804244003) EKONOMIKA MIKRO PENDIDIKAN EKONOMI FAKLUTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015
  • 2.
    TEORI PRODUKSI Setiap kegiatan atauusaha yang secara langsung atau tidak langsung menghasilkan barang dan jasa (baru/inovasi) yang berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia PRODUKSI
  • 3.
    3 anggapan yangdigunakan B. TEORI PRODUKSI SATU INPUT VARIABEL JANGKA PENDEK 1. Proses produksi hanya ada satu faktor produksi variabel 2. Dalam proses produksinya hanya ada satu faktor produksi tetap 3. Faktor-faktor produksi tersebut dapat dikombinasikan dalam berbagai macam proporsi untuk menghasilkan barang sejumlah tertentu
  • 4.
    FAKTOR PRODUKSI TETAP& VARIABEL, PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK & JANGKA PANJANG1 FAKTOR PRODUKSI / INPUT TETAP VARIABEL (Dapat diubah-ubah)
  • 5.
    menujukkan kurun waktudimana salah satu faktor produksi atau lebih bersifat tetap JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG menujukkan kurun waktu dimana semua faktor produksi adalah bersifat variabel PROSES PRODUKSI Output dapat diubah jumlahnya dengan jalan merubah faktor produksi variabel yang digunakan dan dengan peralatan mesin yang ada Perubahan output dapat dilakukan dengan cara mengubah faktor produksi dalam tingkat kombinasi yang seoptimal mungkin
  • 6.
    FUNGSI PRODUKSI2 hubungan teknisyang menghubungkan antara faktor produksi (input) dan hasil produksinya (output) INPUT PROSES OUTPUT FUNGSI PRODUKSI Fungsi Produksi menggambarkan semua metode produksi yang efisien secara teknis
  • 7.
    FUNGSI PRODUKSI Q= f (K,T,L,N,..Q)dinotasikan AP = 𝑄 𝑋 MP = ∆ 𝑄 ∆ 𝑋 PRODUK RATA-RATA PRODUK MARGINAL Q = f (K,T,L,N,…Q) PRODUK TOTAL
  • 8.
    Nomor Petak Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Perbandingan Tanah dan TenagaKerja Total Output (Kuintal) Produksi Rata- rata per Tenaga Kerja (kuintal) Produksi Batas per Tenaga Kerja (Kuintal) 1 1 10,00 10 10,0 - 2 2 5,00 24 12,0 14 3 3 3,33 39 13,0 15 4 4 2,50 52 13,0 13 5 5 2,00 61 12,2 9 6 6 1,67 66 11,0 5 7 7 1,43 66 9,4 0 8 8 1,25 64 8,0 -2 TABEL Produksi Rata-rata, Produksi Marginal, dan Perbandingan Faktor-faktor Produksi yang digunakan dalam setiap petak tanah seluas 10 Ha
  • 9.
    1. kedua kurvabaik produksi rata-rata maupun produksi batas mula-mula naik, mencapai maksimum, lalu menurun. 2. produksi batas lebih besar dibanding produksi rata- rata bila produksi rata-rata menaik, sama besar bila produksi rata-rata mencapai maksimum dan lebih kecil bila produksi rata-rata menurun CIRI KHUSUS
  • 10.
    0 0 Tahap 1 Tahap 2Tahap 3 Jumlah Unit Input Variabel Jumlah Unit Input Variabel PR PM ProduksiTotalProduksiBatasdanRata-rata 1 2 3 PTHubungan Produksi Total, Produksi Rata-rata, dan Produksi Batas 3
  • 11.
    Tahap I Tahap II Tahap III Pengunaan faktorproduksi variabel dengan batas negatif Efisien Produksi maksimal! 3 TAHAP PRODUKSI4 Penggunaan faktor produksi rata-rata mencapai maksimum Penggunaan faktor produksi variabel, batas produksi batas dari faktor produksi variabel = nol
  • 12.
    FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLASS5 suatufungsi atau persamaan yang melibatkan dua variabel atau lebih, variabel yang satu disebut variabel independent (Y) dan yang lain disebut variabel dependent (X) bentuk fungsional dari fungsi produksi secara luas digunakan untuk mewakili hubungan output untuk input COBB-DOUGLASS
  • 13.
    MODEL FUNGSI PRODUKSICOBB DOUGLASS ba LKAQ . Q = Quantity K = Kapital L = Labour A,a,b = parameter-parameter yg diestimasi besarnya secara empiris
  • 14.
    HUBUNGAN INPUT &OUTPUT Ciri homogen Fungsi Produksi Cobb-Douglass Jika semua input dinaikkan dengan suatu konstanta m, output akan naik sebesar konstanta tersebut dipangkatkan n TINGKAT HOMOGENITAS Mengalikan semua input dengan m dan output dengan 𝑚 𝑛 Q x 𝑚 𝑛 = (m x L) 𝑏 x (m x L) 1−𝑏 Q x 𝑚 𝑛 = 𝑚 𝑏 x 𝑚1−𝑏 x 𝐿 𝑏 x 𝐾1−𝑏 Q x 𝑚 𝑛 = 𝑚1 x 𝐿 𝑏 x 𝐾1−𝑏 𝑚 𝑛= 𝑚1 n = 1 diperoleh dari Nilai n yang didapat menujukkan tingkat homogenitas 6
  • 15.
    B. TEORI PRODUKSIDUA INPUT VARIABEL Model input ganda (isokuan) : penentu kombinasi input yang dapat meminimumkan biaya dalam menghasilkan output tertentu “kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input (variabel) yang terbuka bagi produsen untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu” (Lincolin, 1987:115) ISOKUAN JANGKA PANJANG
  • 16.
    K3 K2 K1 K6 K5 K4 0 L1 L2L3 L4 L5 L6 Tenaga Kerja Kapital A B C A’ B’ C’ 100 200 300 400 KURVA ISOKUAN
  • 17.
    1. Isokuan berlerengnegatif 2. Isokuan tidak saling berpotongan 3. Makin jauh isokuan dari titik origin nilainya semakin besar 4. Isokuan cembung ke arah titik origin 5. Isokuan akan bergeser apabila teknologi yang digunakan berubah 6. Isokuan bersifat kardinal CIRI-CIRI ISOKUAN
  • 18.
    Isokuan mempunyai MTRSyang Semakin Menurun1 Ciri isokuan cembung ke arah titik origin mencerminkan adanya marginal rate of technical subtitution (MTRS) yang semakin menurun Misal: modal yang dapat digantikan oleh satu unit input lainnya, tenaga kerja untuk mempertahankan tingkat output tertentu supaya tidak berubah MTRS  jumlah input MTRS = - ∆𝐾 ∆𝐿 NEGATIF LERENG ISOKUAN
  • 19.
    CONTOH Suatu fungsi produksiQ = 𝐾1/2 + 𝐿1/2 Dari fungsi tersebut kita dapat menurunkan kombinasi input dan isokuan-isokuan untuk berbagai tingakat output (Q). Misalkan 49 dan 81 Tenaga Kerja (L) Modal (K) Output (Q) Kombinasi Tenaga Kerja (L) Modal (K) Output (Q) 50 131,2 81 A 30 80,0 49 75 87,5 81 B 40 60,0 49 81 81,0 81 C 49 49,0 49 100 65,6 81 D 60 40,0 49 125 52,5 81 E 70 34,4 49
  • 20.
    140 120 80 60 40 20 14012080604020 100 Kapital Tenaga Kerja Q= 49 Q = 81 A B C D E A B C D E ISOKUAN-ISOKUAN Q = 49 dan Q = 81
  • 21.
    𝑀𝑇𝑅𝑆𝐴𝐵 = 131,2 −87,5 50−75 = 43,7 25 = 1,75 𝑀𝑇𝑅𝑆 𝐵𝐶 = 87,5 −81 75 −81 = 6,5 6 = 1,08 𝑀𝑇𝑅𝑆 𝐶𝐷 = 81 −65,6 81 −100 = 15,4 19 = 0,81 Perhitungan MTRS antara A dan B, B dan C, serta C dan D pada isokuan Q = 81 ∴Semakin bertambah penggunaan tenaga kerja, semakin turun MTRS-nya Dari 1,75  1,08  0,81 Dengan fungsi produksi Q = 𝐾1/2 + 𝐿1/2dan tingkat output Q = 81, MTRS dihitung dengan: MTRS = - 𝐾2−𝐾1 𝐿2−𝐿1
  • 22.
    Jika MTRS =2  1 unit tenaga kerja dapat menggantikan 2 unit modal, sementara tingkat output tetap. Jika 1 unit tenaga kerja menggantikan 2 unit modal berarti 𝑀𝑃𝐿 2 kali > 𝑀𝑃 𝐾 MTRS = Perbandingan MP2 MTRS = 𝑀𝑃 𝐿 𝑀𝑃 𝐾
  • 23.
    Setiap fungsi produksiakan membentuk satu peta isokuan. Kurva isokuan mempunyai kemiringan positif. Daerah Prouksi yang Ekonomis3
  • 24.
    Ket I1,I2,I3,I4 Output BTitik batas intensif OL ,OC Garis Tembereng penggunaan modal A Titik batas intensif penggunaan tenaga kerja PETA ISOKUAN & DAERAH PRODUKSI YANG RELEVAN Modal C4’ C4 O L4’ L4 Tenaga Kerja I1 I2 I3 I4 I5 L C A B
  • 25.
    •Daerah produksi tahapI untuk faktor produksi tenaga kerja terletak diatas garis tembereng OC. •Daerah produksi tahap II untuk faktor produksi tenaga kerja terletak diantara garis tembereng OC dan OL. •Daerah produksi tahap III untuk faktor produksi tenaga kerjaa terletak dibawah garis tembereng OL. Modal C4’ C4 O L4’ Tenaga Kerja L L4 C B I4 A Tahap I Tahap III Tahap II PETA ISOKUAN & DAERAH PRODUKSI YANG RELEVAN
  • 26.
    •Daerah produksi tahapI untuk faktor produksi modal terletak dibawah garis tembereng OL. •Daerah produksi tahap II untuk faktor produksi modal terletak diantara garis tembereng OC dan OL. •Daerah produksi tahap III untuk faktor produksi modal terletak diatas garis tembereng OC. Modal C4’ C4 O L4’ Tenaga Kerja L L4 C B I4 A Tahap III Tahap I Tahap II PETA ISOKUAN & DAERAH PRODUKSI YANG RELEVAN
  • 27.
    Daerah yang terletakdi antara garis tembereng OC dan OL merupakan daerah produksi yang ekonomis. C I4 L Modal C4’ C4 L4’ Tenaga KerjaL4 B O A Daerah Produksi yang Ekonomi s PETA ISOKUAN & DAERAH PRODUKSI YANG RELEVAN
  • 28.
    Penetuan faktor-faktor produksiyang akan digunakan dalam suatu protes produksi harus selalu mempertimbangkan besarnya harga relatif dari faktor- faktor produksi. Hal ini perlu dilakukan untuk meminimumkan ongkos untuk menghasilkan output sejumlah tertentu atau memaksimumkan output. Kombinasi Faktor-faktor Produksi yang Optimal4
  • 29.
    Harga faktor produksiditentukan di pasar, yaitu kekuatan permintaan dengan penawarannya. Jika harga faktor produksi ditentukan di pasar dan produk hanya memerlukan dua jenis faktor produksi, yaitu modal dan tenaga kerja,maka besarnya ongksos produksi dinyatakan sebagai: C = Rk + wL Ket C besarnya ongkos produksi dalam menggunakan sejumlah output K besarnya modal L banyaknya tenaga kerja r dan w  harga dari faktor produksi K dan L per unit
  • 30.
    Isokos adalah garisyang menunjukkan himpunan kombinasi input yang dapat dibeli dengan sejumlah biaya tertentu, dengan anggapan harga input tidak berubah (Lincolin, 1987). Garis Isokos5
  • 31.
    Persamaan garis isokosadalah : Ket: C  Cost R  Tingkat Bunga Modal W  Wage / upah L  Labour K  Kapital L r w r C K       
  • 32.
    Kapital 40 50 10 20 30 0 10 2030 40 50 Tenaga Kerja Di ketahui : C= 400. w= 8 dan r=10 Ditanya Bagaimana persamaan garis isokos? LK L L r w r C K 8,040 10 8 10 400                JAWAB K=40-0,8L GARIS ISOKOS
  • 33.
    Maksimalisasi Output denganSejumlah Biaya Produksi Tertentu6 Modal Tenaga KerjaL0 K Q I1 I2 I3 Ket: KL faktor produksi yang tersedia I1,I2,13 output OQ garis maksimal output Kombinasi faktor produksi optimal untuk memaksimalisasi output dengan biaya tertentu
  • 34.
    Lanjutan … Jadi, faktorproduksi yang paling optimal adalah kombinasi yang ditunjukkan oleh nilai kemiringan garis lurus OQ, yaitu sebanyak OK kapital dan OL tenaga kerja (kombinasi faktor produksi optimal yang menghasilkan tingkat output terbesar).
  • 35.
    Lanjutan … Produsen beradadalam keseimbangan hanya apabila tingkat batas penggantian secara teknis dari modal untuk tenaga kerja, atau apabila : Ket MRTS marginal rate of technical substitution atau tingkat batas penggantian secara teknis MP marginal product atau produksi batas w tingkat upah per orang per hari r tingkat bunga r w MP MP MRTS K L 
  • 36.
    k1 k2 k3 0 Q R S C1 C2 C3 Modal TenagaKerja I Keterangan : • Biaya produksi sebesar Isokos C1, tidak mencukupi. • Biaya produksi sebesar Isokos C3 (ditunjukan oleh titik R dan titik S), mencukupi. • Minimalisasi dengan merubah kombinasi faktor produksi dari titik R ke titik Q dan S ke titik Q. • Keseimbangan Produsen (Isoquant bersinggungan dengan kurva isocost) Minimisasi Biaya Prroduksi dalam Menghasilkan Sejumlah Output Tertentu7
  • 37.
    Keseimbangan Produsen terjadi saat: • Isoquant bersinggungan dengan kurva isocost, • Tingkat batas penggantian secara teknis dari faktor produksi modal untuk tenaga kerja sama persis dengan perbandingan harga dari tenaga kerja dan modal, = =
  • 38.
    Tujuan produsen Maksimisasikeuntungan Mengorganisir produksi secara efisien Efisiensi tertinggi, tingkat penggantian secara teknis dari faktor-faktor yang digunakan = Perbandingan harga faktor-faktor produksi Titik keseimbangan Garis Perluasan Produksi (The Expansion Path)8
  • 39.
    Isoklin adalah sebuahkurva yang menghubungkan titk-titik dimana pada titik- titik tersebut besarnya tingkat batas penggantian secara teknis adalah sama. ISOKLIN8
  • 40.
    Kurva Isoklin III II I 0 T1 T3 Modal Tenaga Kerja S FungsiProduksi Umum A B C T2 III II I 0 T1 T2 T3 Modal Tenaga Kerja A B C Fungsi Produksi Linier Homogen S
  • 41.

Editor's Notes