PERBEDAAN
INTERINDIVIDUAL DALAM
RESPON OBAT
KELOMPOK 3
1.Ayu Mirda Sari (22340190)
2.Bintang Arum Larasati (2230204)
3.Boby Win Felix Tampubolon (22340219)
4.Kadek Dwi Astutiyanti (22340215)
5.Reza Febrian (22340222)
6.YUni Kristina Purba (22340211)
Pengertian Obat
Secara umum obat merupakan molekul
organik dengan berbagai derajat
kelarutan lemak.
Untuk membantu eliminasi, obat harus di
ubah dari senyawa larut dalam lipid
menjadi senyawa yang larut dalam air di
dalam tubuh dan ini di lakukan melalui
proses metabolisme
4 PROSES UTAMA
1
ABSORBSI
2 4
3
DISTRIBUSI METABOLISME EKSKRESI
ABSORBSI
 Proses masuknya obat dari tempat pemberian
kedalam darah
 Obat yang diberikan melalui oral akan hancur
dan larut dalam cairan gastrointestinal
sebelum diabsopsi
 Keseimbangan antara kelarutan dalam lemak
 Dan air yaitu penentu penting dari
penyerapan suatu obat, karena hanya obat
dalam bentuk tidak terion (larut dalam lemak)
yang dapat melintas membrane sel di bagian
gastrointestinal sampai kedalam tubuh
DIFUSI PASIF
Proses di mana
sebagian besar obat
diserap dan
melibatkan transfer
obat menuruni
gradien konsentrasi
dari usus ke aliran
darah tanpa
mengeluarkan energi.
Transfer obat
berbanding lurus
dengan gradien
konsentrasi obat.
ABSORBSI
Obat sering diberikan melalui oral. Setelah obat ditelan (tablet
atau kapsul), obat tersebut harus hancur dan larut dalam cairan
gastrointestinal sebelum diserap. Sebagian besar obat diserap di
usus kecil tetapi beberapa obat bersifat asam, sehingga akan larut
dan diserap oleh lambung. Ada empat mekanisme absorpsi obat :
TRANSPORT AKTIF
Hanya obat dengan
struktur yang mirip
dengan senyawa alami
yang mengalami
transpor aktif yang
diserap dengan
metode ini.
FILTRASI MELALUI
PORI
Pori-pori ada di
antara sel itu
sangat kecil
sehingga hanya
senyawa dengan
berat molekul
kurang dari 100
yang dapat diserap
dengan cara ini,
dan sangat sedikit
obat yang
berukuran sangat
kecil yang biasa
melewatinya.
PINOSITOSIS
Proses di mana
Partikel
Mikroskopis
ditelan oleh sel
tidak terlalu
penting untuk
penyerapan obat.
Tabel 4. Faktor yang mempengaruhi penyerapan obat dari saluran cerna
1. Formulasi obat
 Waktu hancur
 Waktu larut
 Adanya eksipien
2. Karakteristik pasien
 pH lumen
 Waktu pengosongan
lambung
 Waktu transit usus
 Luar permukaan saluran
cerna
 Adanya penyakit
gastrointestinal
3. Adanya zat lain
disaluran
pencernaan
 Interaksi
dengan obat
atau ion lain
4.Karakteristik farmakokinetik obat
 Metabolisme obat oleh bakteri
usus
 Metaboisme obat oleh dinding
usus
RUTE PEMBERIAN
INTRAMUSCULAR/INTRAVENA
RUTE ALTERNATIF PEMBERIAN OBAT
Obat-obat dapat diberikan melalui injeksi intramuskular, karena
obat tersebut dihancurkan dilambung. (ex:benzilpenisilin), obat
ini yang dikenal sebagai first pass efek yang luas (ex:lignocaine).
Penyerapan setelah pemberian intramuscular akan tertunda jika
aliran darah ke otot rangka berkurang. misalnya pasien syok
yang di berikan morfin intramuscular setelah infark miokard
RUTE PEMBERIAN BUKAL
Digunakan untuk memastikan onset aksi yang cepat (ex:gliseril tri-
nitrat) berdasarkan penyerapan langsung ke dalam sirkulasi sistemik,
dan penyerapan obat yang akan dihancurkan oleh aktivitas lambung
atau metabolisme jalur pertama yang luas (ex: morfin atau bupre-
norphine)
RUTE PEMBERIAN REKTAL
RUTE ALTERNATIF PEMBERIAN OBAT
RUTE PEMBERIAN PERKUTAN
Obat-obat yang dapat di berikan sebagai suppositoria untuk
alasan yang sama seperti rute bukal, tetapi secara umum kurang
efikasi. Karena luas permukaan rektum kecil dan penyerapan
mungkin lambat. Namun, ini dapat menjadi keuntungan ketika
pasien asma diberikan supositoria aminofilin pada malam hari
untuk memastikan efek jangka panjang.
Obat di berikan dengan cara di serap langsung ke dalam sirkulasi
sistemik sehingga menghindari metabolisme. banyak obat
diserap dengan baik diseluruh kulit, terutama jika kulit
meradang/sakit. rute ini memiliki keuntungan lebih lanjut
dimana pemberian obat dapat dihentikan dengan cepat dengan
menghapus aplikasi dari kulit.
RUTE PEMBERIAN PARU
RUTE ALTERNATIF PEMBERIAN OBAT
Gas anestesi biasanya diserap dengan rute pemberian
paru (ex: beta stimulan, salbutamol atau terbutaline)
diberikan melalui inhaler menghasilkan manfaat yang
lebih cepat dan dalam dosis yanglebih kecildaripada yang
diberikanmelaluiruteoral.
PENGIKATAN DAN DISTRIBUSI OBAT
Setelah diabsorpsi, obat di distribusikan
melalui aliran tempat kerja seperti,
reseptor, tempat penyimpanan dalam plasma
atau dalam jaringan dan ketempat metabolisme
dan ekresi. Obat sering terikat dalam protein
plasma dan albumin.Tempat pengikat protein
dari obat yang bersifat asam sangat terikat
pada serum albumin manusia.
Pada dasarnya obat dapat mengikat protein
fase akut, seperti al-glikoprotein yaitu
kekuatan yang terlibat dalam pengikatan
protein termasuk ikatan ionic dan hydrigen
TABEL 5. BEBERAPA OBAT SEPERTI TOLBUTAMID, NAPROXEN,
INDOMETASIN AKAN MENGIKAT KEDUA TEMPAT SEDANGKAN
OBAT LAIN HANYA MENGIKAT SALAH SATU TEMPAT
Slite 1 (Warfarin) Slite 2 (Diazepam)
Obat Terikat % Obat Terikat %
Warfarin
Frusemide
Asam Nalidiksat
Fenitoin
Tolbutamid
Naproxen
Indometasin
99%
91-99%
93-97%
87-93%
95-97%
98-99%
92-99%
Diazepam
Asam etakrinat
Kloksasilin
Probenesid
Tolbutamid
Naproxen
Indometasin
98%
85%
95%
85-95%
95-97%
98-99%
92-99%
Obat+ Protein Obat-Protein Kompleks
Laju dimana obat-protein kompleks dapat
terdisosiasi cepat dengan waktu paruh hanya
beberapa milidetik. Seperti yang dinyatakan
sebelumnya, hanya obat tak terikat yang
berdifusi ke dalam jaringan menurut teori saat
ini dan hanya obat tak terikat yang dapat
berinteraksi dengan reseptor untuk menghasilkan
efek farmakologis. Obat-Protein kompleks
dengan demikian bertindak sebagai tempat
penyimpanan obat, untuk obat yang cepat eksresi
dan aliran darah oleh hati (misalnya propranolol)
peningkatan ikatan protein dapat meningkatkan
pengiriman obat kehati dan mempercepat
aliminasi.
METABOLISME
 Metabolisme obat terutama terjadi di hati
 Tempat metabolisme obat lainnya adalah dinding usus,
ginjal, paru, darah,otak,kulit, dan lumen kolon ( oleh flora
usus).tujuan metabolisme obat adalah untuk mengubah
obat non polar ( larut lemak) menjadi polar ( larut air )
agar dapat di ekskresi melalui ginjal atau empedu
 Laju metabolisme suatu obat pada setiap individu
biasanya ditentukan secara genetic, tetapi dapat di
pengaruhi oleh faktor lingkungan.
 Tingkat metabolisme dari setiap obat sangat bervariasi
dari individu ke individu, beberapa obat di berikan dalam
bentuk tidak aktif kemudian setelah di metabolisme baru
menjadi aktif
JALUR METABOLISME
 Berbagai reaksi biokimia dapat berlangsung selama obat
di metabolisme menjadi senyawa yang lebih larut dalam
air.
 Ada dua tipe : reaksi fase I & reksi fase II.
 Beberapa orang mungkin hanya mengalami reaksi fase II,
sementara yang lain mungkin terlebih dahulu harus
menjalani reaksi fase I sebelum reaksi fase II dapat
berlangsung.
 Oksidasi adalah jalur metabolisme yang paling sering
dan melibatkan transfer oksigen molekuler melalui agen
sitokrom P450. pada suatu waktu di perkirakan hanya
ada satu bagian sitokrom P450, tetapi sekarang tampak
bahwa ada banyak subtype sitokrom di hati, masing-
masing bertanggung jawab dalam metabolisme berbagai
kelompok obat.
TABEL 6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
METABOLISME OBAT
Faktor Respon
Usia
Bayi baru lahir
lansia
Mengurangin tingkat metabolisme obat
lingkungan Peningkatan metabolisme obat dengan paparan kerja terhadap
insektisida
merokok Peningkatkan metabolisme obat
diet - Peningkatan laju metabolisme obat dengan tinggi protein/ diet
rendah karbonhidrat
- Mengurangi tingkat metabolisme obat dalam kekurangan gizi
alkohol Penghambatan metabolisme obat
Peningkatan laju metabolisme obat
narkoba Dapat meningkatkan atau menurunkan tingkat metabolisme ( induksi
atau penghambat enzim
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI METABOLISME TUBUH
 Kemampuan untuk metabolisme obat dapat berkurang seiring dengan
bertambahnya usia, tetapi ini merupakan proses bertahap dan
perubahan yang terlihat kecil di bandingkan dengan perbedaan
keseluruhan antar individu dalam metabolism obat yang di ketahui
terjadi.
 diet tinggi protein, rendah karbonhidrat akan meningkatkan laju
metabolisme obat dan rendah protein, diet tinggi karbonhidrat dapat
menghambat metabolisme obat, pada malnutrisi ekstrim laju
metabolism obat berkurang.
 penggunaan alcohol secara berlebihan pada satu waktu, akan
cenderung menghambat metabolisme obat.
 Pemberian bersamaan dengan obat lain mempengaruhi laju metabolisme
obat dan ini mungkin merupakan faktor lingkungan yang paling
penting dalam praktik klinis. Sejumlah obat diketahui dapat
meingkatkan laju metabolism obat pada manusia ( menginduksi enzim)
dan ini Bersama dengan obat-obatan yang menghambat metabolism obat.
TABEL 7. OBAT-OBATAN DAPAT DIKETAHUI SEBAGAI
INHIBITOR ATAU PENGINDUKSI METABOLISME OBAT
DALAM TUBUH MANUSIA
EKSREKSI
Merupakan eliminasi atau pembuangan obat dari tubuh. Sebagian besar obat
dibuang dari tubuh oleh ginjal dan melalui urine, obat juga dapat dibuang melalui
paru-paru, eksokrin (keringat, ludah, payudara), kulit dan taraktus intestinal :
1. Ekskresi obat oleh ginjal
 Organ terpenting untuk ekskresi obat yaitu ginjal. Obat diekskresikan melalui
ginjal dalam bentuk utuh maupun metabolitnya sehingga ekskresi dalam
bentuk utuh atau bentuk aktif merupakan cara eliminasi obat melalui ginjal.
 Ekskresi melalui ginjal akan berkurang bila terdapat gangguan fungsi ginjal
pada pasien dengan gagal ginjal perlu diberikan pengurangan dosis
obat(pengurangan dosis dihitung berdasarkan pengurangan klirens kreatinin
ginjal) ini untuk ekskresi yang punya penyakit ginjal.
2.Ekskresi obat melalui empedu
 Ekskresi obat yang kedua melalui empedu, kedalam usus, dan keluar
bersamaan usus.
3. Ekskresi melalui paru
 Untuk eliminasi gas anestetik umum
4. Ekskresi obat lainnya melalui ASI, saliva, keringat, air mata, kuku dan rambut.
TERIMA
KASIH

Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx

  • 1.
    PERBEDAAN INTERINDIVIDUAL DALAM RESPON OBAT KELOMPOK3 1.Ayu Mirda Sari (22340190) 2.Bintang Arum Larasati (2230204) 3.Boby Win Felix Tampubolon (22340219) 4.Kadek Dwi Astutiyanti (22340215) 5.Reza Febrian (22340222) 6.YUni Kristina Purba (22340211)
  • 2.
    Pengertian Obat Secara umumobat merupakan molekul organik dengan berbagai derajat kelarutan lemak. Untuk membantu eliminasi, obat harus di ubah dari senyawa larut dalam lipid menjadi senyawa yang larut dalam air di dalam tubuh dan ini di lakukan melalui proses metabolisme
  • 3.
    4 PROSES UTAMA 1 ABSORBSI 24 3 DISTRIBUSI METABOLISME EKSKRESI
  • 4.
    ABSORBSI  Proses masuknyaobat dari tempat pemberian kedalam darah  Obat yang diberikan melalui oral akan hancur dan larut dalam cairan gastrointestinal sebelum diabsopsi  Keseimbangan antara kelarutan dalam lemak  Dan air yaitu penentu penting dari penyerapan suatu obat, karena hanya obat dalam bentuk tidak terion (larut dalam lemak) yang dapat melintas membrane sel di bagian gastrointestinal sampai kedalam tubuh
  • 5.
    DIFUSI PASIF Proses dimana sebagian besar obat diserap dan melibatkan transfer obat menuruni gradien konsentrasi dari usus ke aliran darah tanpa mengeluarkan energi. Transfer obat berbanding lurus dengan gradien konsentrasi obat. ABSORBSI Obat sering diberikan melalui oral. Setelah obat ditelan (tablet atau kapsul), obat tersebut harus hancur dan larut dalam cairan gastrointestinal sebelum diserap. Sebagian besar obat diserap di usus kecil tetapi beberapa obat bersifat asam, sehingga akan larut dan diserap oleh lambung. Ada empat mekanisme absorpsi obat : TRANSPORT AKTIF Hanya obat dengan struktur yang mirip dengan senyawa alami yang mengalami transpor aktif yang diserap dengan metode ini. FILTRASI MELALUI PORI Pori-pori ada di antara sel itu sangat kecil sehingga hanya senyawa dengan berat molekul kurang dari 100 yang dapat diserap dengan cara ini, dan sangat sedikit obat yang berukuran sangat kecil yang biasa melewatinya. PINOSITOSIS Proses di mana Partikel Mikroskopis ditelan oleh sel tidak terlalu penting untuk penyerapan obat.
  • 6.
    Tabel 4. Faktoryang mempengaruhi penyerapan obat dari saluran cerna 1. Formulasi obat  Waktu hancur  Waktu larut  Adanya eksipien 2. Karakteristik pasien  pH lumen  Waktu pengosongan lambung  Waktu transit usus  Luar permukaan saluran cerna  Adanya penyakit gastrointestinal 3. Adanya zat lain disaluran pencernaan  Interaksi dengan obat atau ion lain 4.Karakteristik farmakokinetik obat  Metabolisme obat oleh bakteri usus  Metaboisme obat oleh dinding usus
  • 7.
    RUTE PEMBERIAN INTRAMUSCULAR/INTRAVENA RUTE ALTERNATIFPEMBERIAN OBAT Obat-obat dapat diberikan melalui injeksi intramuskular, karena obat tersebut dihancurkan dilambung. (ex:benzilpenisilin), obat ini yang dikenal sebagai first pass efek yang luas (ex:lignocaine). Penyerapan setelah pemberian intramuscular akan tertunda jika aliran darah ke otot rangka berkurang. misalnya pasien syok yang di berikan morfin intramuscular setelah infark miokard RUTE PEMBERIAN BUKAL Digunakan untuk memastikan onset aksi yang cepat (ex:gliseril tri- nitrat) berdasarkan penyerapan langsung ke dalam sirkulasi sistemik, dan penyerapan obat yang akan dihancurkan oleh aktivitas lambung atau metabolisme jalur pertama yang luas (ex: morfin atau bupre- norphine)
  • 8.
    RUTE PEMBERIAN REKTAL RUTEALTERNATIF PEMBERIAN OBAT RUTE PEMBERIAN PERKUTAN Obat-obat yang dapat di berikan sebagai suppositoria untuk alasan yang sama seperti rute bukal, tetapi secara umum kurang efikasi. Karena luas permukaan rektum kecil dan penyerapan mungkin lambat. Namun, ini dapat menjadi keuntungan ketika pasien asma diberikan supositoria aminofilin pada malam hari untuk memastikan efek jangka panjang. Obat di berikan dengan cara di serap langsung ke dalam sirkulasi sistemik sehingga menghindari metabolisme. banyak obat diserap dengan baik diseluruh kulit, terutama jika kulit meradang/sakit. rute ini memiliki keuntungan lebih lanjut dimana pemberian obat dapat dihentikan dengan cepat dengan menghapus aplikasi dari kulit.
  • 9.
    RUTE PEMBERIAN PARU RUTEALTERNATIF PEMBERIAN OBAT Gas anestesi biasanya diserap dengan rute pemberian paru (ex: beta stimulan, salbutamol atau terbutaline) diberikan melalui inhaler menghasilkan manfaat yang lebih cepat dan dalam dosis yanglebih kecildaripada yang diberikanmelaluiruteoral.
  • 10.
    PENGIKATAN DAN DISTRIBUSIOBAT Setelah diabsorpsi, obat di distribusikan melalui aliran tempat kerja seperti, reseptor, tempat penyimpanan dalam plasma atau dalam jaringan dan ketempat metabolisme dan ekresi. Obat sering terikat dalam protein plasma dan albumin.Tempat pengikat protein dari obat yang bersifat asam sangat terikat pada serum albumin manusia. Pada dasarnya obat dapat mengikat protein fase akut, seperti al-glikoprotein yaitu kekuatan yang terlibat dalam pengikatan protein termasuk ikatan ionic dan hydrigen
  • 11.
    TABEL 5. BEBERAPAOBAT SEPERTI TOLBUTAMID, NAPROXEN, INDOMETASIN AKAN MENGIKAT KEDUA TEMPAT SEDANGKAN OBAT LAIN HANYA MENGIKAT SALAH SATU TEMPAT Slite 1 (Warfarin) Slite 2 (Diazepam) Obat Terikat % Obat Terikat % Warfarin Frusemide Asam Nalidiksat Fenitoin Tolbutamid Naproxen Indometasin 99% 91-99% 93-97% 87-93% 95-97% 98-99% 92-99% Diazepam Asam etakrinat Kloksasilin Probenesid Tolbutamid Naproxen Indometasin 98% 85% 95% 85-95% 95-97% 98-99% 92-99%
  • 12.
    Obat+ Protein Obat-ProteinKompleks Laju dimana obat-protein kompleks dapat terdisosiasi cepat dengan waktu paruh hanya beberapa milidetik. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, hanya obat tak terikat yang berdifusi ke dalam jaringan menurut teori saat ini dan hanya obat tak terikat yang dapat berinteraksi dengan reseptor untuk menghasilkan efek farmakologis. Obat-Protein kompleks dengan demikian bertindak sebagai tempat penyimpanan obat, untuk obat yang cepat eksresi dan aliran darah oleh hati (misalnya propranolol) peningkatan ikatan protein dapat meningkatkan pengiriman obat kehati dan mempercepat aliminasi.
  • 13.
    METABOLISME  Metabolisme obatterutama terjadi di hati  Tempat metabolisme obat lainnya adalah dinding usus, ginjal, paru, darah,otak,kulit, dan lumen kolon ( oleh flora usus).tujuan metabolisme obat adalah untuk mengubah obat non polar ( larut lemak) menjadi polar ( larut air ) agar dapat di ekskresi melalui ginjal atau empedu  Laju metabolisme suatu obat pada setiap individu biasanya ditentukan secara genetic, tetapi dapat di pengaruhi oleh faktor lingkungan.  Tingkat metabolisme dari setiap obat sangat bervariasi dari individu ke individu, beberapa obat di berikan dalam bentuk tidak aktif kemudian setelah di metabolisme baru menjadi aktif
  • 14.
    JALUR METABOLISME  Berbagaireaksi biokimia dapat berlangsung selama obat di metabolisme menjadi senyawa yang lebih larut dalam air.  Ada dua tipe : reaksi fase I & reksi fase II.  Beberapa orang mungkin hanya mengalami reaksi fase II, sementara yang lain mungkin terlebih dahulu harus menjalani reaksi fase I sebelum reaksi fase II dapat berlangsung.  Oksidasi adalah jalur metabolisme yang paling sering dan melibatkan transfer oksigen molekuler melalui agen sitokrom P450. pada suatu waktu di perkirakan hanya ada satu bagian sitokrom P450, tetapi sekarang tampak bahwa ada banyak subtype sitokrom di hati, masing- masing bertanggung jawab dalam metabolisme berbagai kelompok obat.
  • 15.
    TABEL 6. FAKTORYANG MEMPENGARUHI METABOLISME OBAT Faktor Respon Usia Bayi baru lahir lansia Mengurangin tingkat metabolisme obat lingkungan Peningkatan metabolisme obat dengan paparan kerja terhadap insektisida merokok Peningkatkan metabolisme obat diet - Peningkatan laju metabolisme obat dengan tinggi protein/ diet rendah karbonhidrat - Mengurangi tingkat metabolisme obat dalam kekurangan gizi alkohol Penghambatan metabolisme obat Peningkatan laju metabolisme obat narkoba Dapat meningkatkan atau menurunkan tingkat metabolisme ( induksi atau penghambat enzim
  • 16.
    FAKTOR YANG MEMPENGARUHIMETABOLISME TUBUH  Kemampuan untuk metabolisme obat dapat berkurang seiring dengan bertambahnya usia, tetapi ini merupakan proses bertahap dan perubahan yang terlihat kecil di bandingkan dengan perbedaan keseluruhan antar individu dalam metabolism obat yang di ketahui terjadi.  diet tinggi protein, rendah karbonhidrat akan meningkatkan laju metabolisme obat dan rendah protein, diet tinggi karbonhidrat dapat menghambat metabolisme obat, pada malnutrisi ekstrim laju metabolism obat berkurang.  penggunaan alcohol secara berlebihan pada satu waktu, akan cenderung menghambat metabolisme obat.  Pemberian bersamaan dengan obat lain mempengaruhi laju metabolisme obat dan ini mungkin merupakan faktor lingkungan yang paling penting dalam praktik klinis. Sejumlah obat diketahui dapat meingkatkan laju metabolism obat pada manusia ( menginduksi enzim) dan ini Bersama dengan obat-obatan yang menghambat metabolism obat.
  • 17.
    TABEL 7. OBAT-OBATANDAPAT DIKETAHUI SEBAGAI INHIBITOR ATAU PENGINDUKSI METABOLISME OBAT DALAM TUBUH MANUSIA
  • 18.
    EKSREKSI Merupakan eliminasi ataupembuangan obat dari tubuh. Sebagian besar obat dibuang dari tubuh oleh ginjal dan melalui urine, obat juga dapat dibuang melalui paru-paru, eksokrin (keringat, ludah, payudara), kulit dan taraktus intestinal : 1. Ekskresi obat oleh ginjal  Organ terpenting untuk ekskresi obat yaitu ginjal. Obat diekskresikan melalui ginjal dalam bentuk utuh maupun metabolitnya sehingga ekskresi dalam bentuk utuh atau bentuk aktif merupakan cara eliminasi obat melalui ginjal.  Ekskresi melalui ginjal akan berkurang bila terdapat gangguan fungsi ginjal pada pasien dengan gagal ginjal perlu diberikan pengurangan dosis obat(pengurangan dosis dihitung berdasarkan pengurangan klirens kreatinin ginjal) ini untuk ekskresi yang punya penyakit ginjal. 2.Ekskresi obat melalui empedu  Ekskresi obat yang kedua melalui empedu, kedalam usus, dan keluar bersamaan usus. 3. Ekskresi melalui paru  Untuk eliminasi gas anestetik umum 4. Ekskresi obat lainnya melalui ASI, saliva, keringat, air mata, kuku dan rambut.
  • 19.