BATUAN
VULKANIK
Disusun Oleh Kelas E
TUGAS GEOLOGI REKAYASA
Definisi dan Proses
Pembentukan Batuan
01.
A. Definisi Batuan Vulkanik
Batuan vulkanik adalah salah satu jenis batuan beku. Pembentukan batuan
vulkanik terjadi selama pendinginan magma ketika telah berbentuk lava atau
fragmen beku di permukaan Bumi. Yang membedakannya dengan batuan beku
lainnya adalah memiliki asal vulkanik. Seperti semua jenis batuan, konsep batuan
vulkanik adalah konsep artifisial, dan di alam, batuan vulanik juga mencakup batuan
subvulkanik (hipabisal) dan batuan metamorf.
Dalam konteks perisai benua pada zaman Prakambrium, istilah "vulkanik"
dipakai hanya sebatas untuk batuan metavulkanik. Batuan vulkanik adalah salah satu
jenis batuan yang paling umum ditemukan di permukaan bumi, khususnya di lautan.
Di darat, mereka sangat umum di batas antar lempeng dan di provinsi-provinsi banjir
basal.
Batuan vulkanik terbentuk dari lava. Lava
merupakan cairan magma dengan suhu tinggi yang
keluar dari kawah. Lava berasal dari dalam perut Bumi
menuju ke luar permukaan Bumi. Lava yang sifatnya
encer akan mengalir mengikuti aliran sungai.
Sedangkan lava yang sifatnya kental akan
membeku di dekat sumber keluarnya. Umur dari batuan
vulkanik dapat diketahui menggunakan metode penarikan
radiometri. Batuan vulkanik perlu diketahui umurnya
untuk mengetahui proses pergeseran laju vulkanik yang
bersamaan dengan pergeseran laju tunjaman
B. Proses
Pembentukan Batuan
Vulkanik
Klasifikasi Batuan
02.
Klasifikasi Batuan Vulkanik
Piroklastik berasal dari kata “pyro” (yaitu api) dan “clastic” (yaitu hancuran); jadi piroklastik
berarti material hasil penghancuran tubuh api. Didasarkan atas komposisi materialnya, endapan
piroklastika terdiri dari tefra (pumis dan abu gunung api, skoria, Pele’s tears dan Pele’s hair, bom dan
blok gunung api, accretionary lapilli, breksi vulkanik dan fragmen litik), endapan jatuhan piroklastika,
endapan aliran piroklastika, tuf terelaskan dan endapan seruakan piroklastika. Aliran piroklastika
merupakan debris terdispersi dengan komponen utama gas dan material padat berkonsentrasi
partikel tinggi. Mekanisme transportasi dan pengendapannya dikontrol oleh gaya gravitasi bumi,
suhu dan kecepatan fluidisasinya.
Material piroklastika dapat berasal dari guguran kubah lava, kolom letusan, dan guguran
onggokan material dalam kubah (Fisher, 1979). Sedangkan Menurut Pettijohn (1975), endapan
gunung api fragmental bertekstur halus dapat dikelompokkan dalam tiga kelas yaitu vitric tuff, lithic
tuff dan chrystal tuff. Menurut Fisher (1966), endapan gunung api fragmental tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam empat kelas didasarkan atas ukuran dan bentuk butir batuan penyusunnya.
Tuf, merupakan material gunung api
yang dihasilkan dari letusan eksplosif,
selanjutnya terkonsolidasi dan
mengalami pembatuan. Tuf dapat
tersusun atas fragmen litik, gelas
shards, dan atau hancuran mineral
sehingga membentuk tekstur
piroklastika.
1. Tuf
Pada gambar tersebut batuan tuf gunung api dalam
sayatan tipis (atas: nikol silang dan bawah: nikol
sejajar). Dalam sayatan menunjukkan adanya fragmen
litik dan kristal dengan sifat kembaran pada hancuran
plagioklas, dan klastik litik teralterasi berukuran halus.
Lapili adalah batuan gunung api (vulkanik) yang
memiliki ukuran butir antara 2-64 mm, biasanya
dihasilkan dari letusan eksplosif (letusan kaldera)
berasosiasi dengan tuf gunung api. Lapili tersebut
kalau telah mengalami konsolidasi dan pembatuan
disebut dengan batu lapili. Komposisi batu lapili
terdiri atas fragmen pumis dan (kadang-kadang) litik
yang tertanam dalam massa dasar gelas atau tuf
gunung api atau kristal mineral.
2. Lapili
Pada gambar bagian atas adalah batu lapili yang tersusun
atas fragmen pumis dan kuarsa yang tertanam dalam
massa dasar tuf. Sedangkan pada gambar bagian bawah
Breksi pumis (batu lapili) yang hadir bersama dengan
kristal kuarsa dan tertanam dalam massa dasar tuf halus.
Batuan gunung api tak-terelaskan (non-welded
ignimbrite). Glass shards, dihasilkan dari
fragmentasi dinding gelembung gelas (vitric bubble)
dalam rongga-rongga pumis. Material ini nampak
seperti cabang-cabang slender yang berbentuk
platy hingga cuspate, kebanyakan dari gelas ini
menunjukkan tekstur simpang tiga (triple junctions)
yang menandai sebagai dinding-dinding gelembung
gas. Dalam beberapa kasus, walaupun gelembung
gas tersebut tidak terelaskan, namun dapat
tersimpan dengan baik di dalam batuan.
3. Batuan gunung api
tak-terelaskan
Pada gambar tersebut adalah Tuf tak-
terelaskan dari letusan Gunung
Krakatau tahun 1883 dengan glass
shards yang sedikit terkompaksi.
Pada gambar di atas adalah Tuf
Rattlesnake, berasal dari Oregon pusat,
menampakkan shards yang sedikit
memipih dan gelembung gelas yang telah
hancur membentuk garis-garis oval.
Batuan gunung api yang terelaskan (welded
ignimbrite) yaitu gelas shards dan pumis yang
mengalami kompaksi dan pengelasan saat lontaran
balistik hingga pengendapannya.
Derajad pengelasan dalam batuan gunung api dapat
diketahui dari warnanya yang kemerahan akibat
proses oksidasi Fe. Pada kondisi pengelasan tingkat
lanjut, massa yang terelaskan hampir mirip dengan
obsidian. Batuan ini sering berasosiasi dengan
shards memipih yang mengelilingi fragmen litik dan
kristal.
4. Batuan Gunung Api Terelaskan
Tuf terelaskan dari Valles, Mexiko utara.
Pada gambar di atas adalah Tuf terelaskan dari Idaho
Tuf terelaskan dengan cetakan-cetakan fragmen kristal.
Sifat Fisik
Dan
Keteknikan
Batuan
03.
Sifat Fisik
Batuan
01.
Tekstur Batuan
02.
Struktur Batuan
04.
Dasar Keteknikan
Batuan
05.
Sifat Fisik dan
Keteknikan Batuan
Komposisi Mineral
Batuan
03.
Penggunaan Batuan
Untuk Bidang Teknik
06.
1. Sifat Fisik Batuan
Batuan vulkanik merupakan salah satu jenis batuan yang memenuhi syarat
sebagai bahan baku pada struktur konstruksi. Terpenuhinya syarat ini berdasarkan
kepada sifat fisik dari batuan vulkanik khususnya komposisi kimia, mineral batuan dan
petrogenesa. Sifat ini dimiliki bersama oleh batuan vulkanik, batu gamping dan batu pasir
kuarsa. Ketiga jenis batu ini memiliki komposisi kimia dan mineral yang memiliki kadar
alumina silikat hidrous atau lempung yang rendah.
Selain itu, ketiganya juga memiliki kadar silika yang tinggi. Hal ini membuat
ketiga jenis batuan ini sulit mengalami perubahan bentuk ketika mengadakan reaksi
dengan fluida. Dari segi petrogenesa, ketiga jenis batuan ini terbentuk dari hasil
pembekuan magma, sedimentasi butiran keras dengan silika sebagai semen, atau
kristalisasi mineral. Petrogenesa ini diperlukan untuk mencapai kohesivitas yang tinggi.
2. Tekstur Batuan
Batuan vulkanik biasanya berbentuk butiran halus. Bagian dalam dari batuan
vulkanik umumnya memiliki kaca. Tekstur dari batuan vulkanik adalah setengah kaca atau
amorf. Berat batuan vulkanik dengan tekstur amorf biasanya ringan. Mereka sering
mengandung klas dan fenokris batuan lainnya. Fenokris adalah kristal yang lebih besar
dari matriks dan dapat diidentifikasi dengan mata telanjang.
Porfiri rombik (porfiri belah ketupat) adalah salah satu contoh fenokris besar
yang tertanam dalam matriks yang berbutir sangat halus. Batuan vulanik sering memiliki
tekstur vesikula yang disebabkan oleh adanya void-void atau lubang-lubang yang
ditinggalkan oleh volatildan terperangkap dalam lava cair. Pumis adalah sebuah batuan
yang sangat vesikular dan diproduksi oleh erupsi vulkanik eksplosif.
3. Komposisi Mineral Batuan
Batuan beku vulkanik dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
berdasarkan komposisi mineral dan komposisi kimia yang dominan terkandung. Hal ini
dipengaruhi oleh proses diferensiasi magma yang menghasilkan magma dengan komposisi
berbeda-beda, sehingga produk batuan yang dihasilkan dari magma bersifat felsik sampai
mafik.
a. Batuan beku felsik adalah batuan beku dimana komposisi mineralnya di dominasi mineral-
mineral felsik yang bersifat asam yang umumnya mempunyai kandungan silika lebih dari
66%, mengandung kurang dari 30% mineral mafik, mempunyai warna yang cerah dengan
indeks warna antara 10%-40%. Mineral utama dalam batan beku felsik adalah ortoklas,
kuarsa, plagioklas, dan muskovit. Contoh batuannya adalah granit, riolit, dan syenit.
b. Batuan beku intermediate adalah batuan beku yang komposisi mineralnya di dominasi
mineral-mineral yang mempunyai sifat lebih basa dari mineral-mineral felsik, umumnya
mempunyai kandungan silika 52%-66% dengan kandungan mineral mafik 30%-60%,
mempunyai warna yang sedikit gelap dengan indeks warna 40%-70%.Mineral utama dalam
batuan beku ini adalah feldspatoid, plagioklas, hornblenda, dan biotit. Contoh batuannya
adalah andesit, dasit, dan monzonit.
c. Batuan beku mafik adalah batuan
beku yang mempunyai komposisi
mineralnya didominasi mineral-
mineral mafik yang bersifat basa,
mempunyai kandungan silika 45%-
52%, mempunyai warna yang gelap
dengan indeks warna 70%-90%,
mineral utama dalam batuan beku
mafik ini adalah biotit, hornblende,
piroksen. Contoh batuanya adalah
gabro dan basal.
d. Batuan beku ultramafik adalah
batuan beku yang mempunyai
komposisi mineral didominasi oleh
mineral-mineral yang bersifat
ultrabasa dengan kandungan-
kandungan silika kurang dari 45%,
mempunyai warna yang gelap
dengan indeks warna diatas 90%,
mineral utama dalam batuan beku
ultramafik adalah piroksen dan
olivin. Contoh batuannya adalah
dunit dan peridotit.
3. Komposisi Mineral Batuan
4. Struktur Batuan Vulkanik
Struktur dari batuan vulkanik adalah vesikuler dan juga memiliki struktur aliran.
 Struktur Vesikuler
Batuan dengan struktur vesikuler terbentuk ketika magma mengandung
banyak sekali uap air ataupun gas lainnya, sehingga gas tersebut keluar ketika sedang
membeku. Proses keluarnya gas ini menghasilkan lubang-lubang dan juga ceruk-
ceruk dalam batuan yang membeku. Umumnya tekstur vesikuler ini ditemukan pada
batuan-batuan hasil erupsi vulkanis seperti yang ditemukan pada batu piroklastik.
 Struktur aliran atau schilieren
Struktur Aliran atau Schlieren yaitu struktur berbentuk sejajar yang
terbentuk dari mineral prismatik, pipih, ataupun memanjang yang disebabkan oleh
pergerakan magma.
5. Dasar Keteknikan Batuan Vulkanik
Dalam ilmu kegunungapian, endapan piroklastik adalah material rempah
gunung api yang bersifat fragmental, yang dihasilkan oleh erupsi eksplosif gunung api
atau penghancuran tubuh aliran lava ketika masih plastis.
Klasifikasi batuan piroklastik terbagi atas dua, yaitu secara dekriptif (non-
genetis) dan secara genetis. Klasifikasi secara dekriptif mengelompokkan batuan
piroklastik berdasarkan bentuk dan karakteristik batuan. Klasifikasi secara genetis harus
melihat proses petrogenesa batuan.
Jika diklasifikasikan berdasarkan jenis batuan, nilai densitas batuan vulkanik
sangat dipengaruhi oleh kandungan pH mineralnya. Semakin tinggi pH mineral
batuannya, maka nilai densitasnya akan semakin besar. Maka, densitas batuan vulkanik
akan meningkat dari batuan vulkanik yang memiliki komposisi mineral felsik (asam)
menuju batuan vulkanik yang memiliki komposisi mineral mafik (basa).
6. Penggunaan Batuan Untuk Bidang
Teknik
Terdapat banyak kekayaan bahan tambang sebagai hasil kegiatan gunung api
di antaranya adalah batuan beku andesit dan basalt. Pada abad teknologi maju sekarang
ini mulai banyak digunakan bahan konstruksi yang berbentuk komposit dengan
penguatan serat (fibre reinforced composite), diantaranya adalah komposit dengan
penguatan serat basalt (fibre basalt reinforced composite). Serat basalt telah menarik
banyak perhatian dalam industri komposit karena secara kimiawi stabil dan memiliki sifat
mekanik dan termal yang sangat baik. Karena nilai komersialnya yang tinggi, serat basalt
memiliki banyak aplikasi dalam industri polimer dan konstruksi.
Batu angus merupakan batuan vulkanik hasil dari lahar yang membeku dan
mengeras. Klasifikasi agregat batu angus berdasarkan berat jenis termasuk agregat
dengan jenis normal, berdasarkan bentuk termasuk dalam agregat bulat sebagian atau
tidak teratur, dan berdasarkan tekstur permukaan sebagai agregat kasar dan berpori.
Kesimpulan
Batuan vulkanik ialah salah satu jenis batuan beku yang melalui proses
pembentukan batuan selama pendinginan magma ketika telah berbentuk
lava di permukaan bumi. Batuan vulkanik biasanya berbentuk butiran halus
dan bagian dalam batuan pada umumnya memiliki kaca. Ada beberapa
contoh batuan gunung api (vulkanik) dan setiap batuan itu memiliki
karakteristik fisik dan kandungan mineral yang berbeda-beda. Adapun
kegunaan batuan vulkanik dalam bidang teknik yaitu, batuan vulkanik
menjadi salah satu batuan yang memenuhi syarat sebagai bahan baku
pada konstruksi.
Terima Kasih

GEOLOGI REKAYASA - BATUAN VULKANIK DAN LAIN-LAIN

  • 1.
    BATUAN VULKANIK Disusun Oleh KelasE TUGAS GEOLOGI REKAYASA
  • 2.
  • 3.
    A. Definisi BatuanVulkanik Batuan vulkanik adalah salah satu jenis batuan beku. Pembentukan batuan vulkanik terjadi selama pendinginan magma ketika telah berbentuk lava atau fragmen beku di permukaan Bumi. Yang membedakannya dengan batuan beku lainnya adalah memiliki asal vulkanik. Seperti semua jenis batuan, konsep batuan vulkanik adalah konsep artifisial, dan di alam, batuan vulanik juga mencakup batuan subvulkanik (hipabisal) dan batuan metamorf. Dalam konteks perisai benua pada zaman Prakambrium, istilah "vulkanik" dipakai hanya sebatas untuk batuan metavulkanik. Batuan vulkanik adalah salah satu jenis batuan yang paling umum ditemukan di permukaan bumi, khususnya di lautan. Di darat, mereka sangat umum di batas antar lempeng dan di provinsi-provinsi banjir basal.
  • 4.
    Batuan vulkanik terbentukdari lava. Lava merupakan cairan magma dengan suhu tinggi yang keluar dari kawah. Lava berasal dari dalam perut Bumi menuju ke luar permukaan Bumi. Lava yang sifatnya encer akan mengalir mengikuti aliran sungai. Sedangkan lava yang sifatnya kental akan membeku di dekat sumber keluarnya. Umur dari batuan vulkanik dapat diketahui menggunakan metode penarikan radiometri. Batuan vulkanik perlu diketahui umurnya untuk mengetahui proses pergeseran laju vulkanik yang bersamaan dengan pergeseran laju tunjaman B. Proses Pembentukan Batuan Vulkanik
  • 5.
  • 6.
    Klasifikasi Batuan Vulkanik Piroklastikberasal dari kata “pyro” (yaitu api) dan “clastic” (yaitu hancuran); jadi piroklastik berarti material hasil penghancuran tubuh api. Didasarkan atas komposisi materialnya, endapan piroklastika terdiri dari tefra (pumis dan abu gunung api, skoria, Pele’s tears dan Pele’s hair, bom dan blok gunung api, accretionary lapilli, breksi vulkanik dan fragmen litik), endapan jatuhan piroklastika, endapan aliran piroklastika, tuf terelaskan dan endapan seruakan piroklastika. Aliran piroklastika merupakan debris terdispersi dengan komponen utama gas dan material padat berkonsentrasi partikel tinggi. Mekanisme transportasi dan pengendapannya dikontrol oleh gaya gravitasi bumi, suhu dan kecepatan fluidisasinya. Material piroklastika dapat berasal dari guguran kubah lava, kolom letusan, dan guguran onggokan material dalam kubah (Fisher, 1979). Sedangkan Menurut Pettijohn (1975), endapan gunung api fragmental bertekstur halus dapat dikelompokkan dalam tiga kelas yaitu vitric tuff, lithic tuff dan chrystal tuff. Menurut Fisher (1966), endapan gunung api fragmental tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat kelas didasarkan atas ukuran dan bentuk butir batuan penyusunnya.
  • 7.
    Tuf, merupakan materialgunung api yang dihasilkan dari letusan eksplosif, selanjutnya terkonsolidasi dan mengalami pembatuan. Tuf dapat tersusun atas fragmen litik, gelas shards, dan atau hancuran mineral sehingga membentuk tekstur piroklastika. 1. Tuf Pada gambar tersebut batuan tuf gunung api dalam sayatan tipis (atas: nikol silang dan bawah: nikol sejajar). Dalam sayatan menunjukkan adanya fragmen litik dan kristal dengan sifat kembaran pada hancuran plagioklas, dan klastik litik teralterasi berukuran halus.
  • 8.
    Lapili adalah batuangunung api (vulkanik) yang memiliki ukuran butir antara 2-64 mm, biasanya dihasilkan dari letusan eksplosif (letusan kaldera) berasosiasi dengan tuf gunung api. Lapili tersebut kalau telah mengalami konsolidasi dan pembatuan disebut dengan batu lapili. Komposisi batu lapili terdiri atas fragmen pumis dan (kadang-kadang) litik yang tertanam dalam massa dasar gelas atau tuf gunung api atau kristal mineral. 2. Lapili Pada gambar bagian atas adalah batu lapili yang tersusun atas fragmen pumis dan kuarsa yang tertanam dalam massa dasar tuf. Sedangkan pada gambar bagian bawah Breksi pumis (batu lapili) yang hadir bersama dengan kristal kuarsa dan tertanam dalam massa dasar tuf halus.
  • 9.
    Batuan gunung apitak-terelaskan (non-welded ignimbrite). Glass shards, dihasilkan dari fragmentasi dinding gelembung gelas (vitric bubble) dalam rongga-rongga pumis. Material ini nampak seperti cabang-cabang slender yang berbentuk platy hingga cuspate, kebanyakan dari gelas ini menunjukkan tekstur simpang tiga (triple junctions) yang menandai sebagai dinding-dinding gelembung gas. Dalam beberapa kasus, walaupun gelembung gas tersebut tidak terelaskan, namun dapat tersimpan dengan baik di dalam batuan. 3. Batuan gunung api tak-terelaskan Pada gambar tersebut adalah Tuf tak- terelaskan dari letusan Gunung Krakatau tahun 1883 dengan glass shards yang sedikit terkompaksi. Pada gambar di atas adalah Tuf Rattlesnake, berasal dari Oregon pusat, menampakkan shards yang sedikit memipih dan gelembung gelas yang telah hancur membentuk garis-garis oval.
  • 10.
    Batuan gunung apiyang terelaskan (welded ignimbrite) yaitu gelas shards dan pumis yang mengalami kompaksi dan pengelasan saat lontaran balistik hingga pengendapannya. Derajad pengelasan dalam batuan gunung api dapat diketahui dari warnanya yang kemerahan akibat proses oksidasi Fe. Pada kondisi pengelasan tingkat lanjut, massa yang terelaskan hampir mirip dengan obsidian. Batuan ini sering berasosiasi dengan shards memipih yang mengelilingi fragmen litik dan kristal. 4. Batuan Gunung Api Terelaskan Tuf terelaskan dari Valles, Mexiko utara. Pada gambar di atas adalah Tuf terelaskan dari Idaho Tuf terelaskan dengan cetakan-cetakan fragmen kristal.
  • 11.
  • 12.
    Sifat Fisik Batuan 01. Tekstur Batuan 02. StrukturBatuan 04. Dasar Keteknikan Batuan 05. Sifat Fisik dan Keteknikan Batuan Komposisi Mineral Batuan 03. Penggunaan Batuan Untuk Bidang Teknik 06.
  • 13.
    1. Sifat FisikBatuan Batuan vulkanik merupakan salah satu jenis batuan yang memenuhi syarat sebagai bahan baku pada struktur konstruksi. Terpenuhinya syarat ini berdasarkan kepada sifat fisik dari batuan vulkanik khususnya komposisi kimia, mineral batuan dan petrogenesa. Sifat ini dimiliki bersama oleh batuan vulkanik, batu gamping dan batu pasir kuarsa. Ketiga jenis batu ini memiliki komposisi kimia dan mineral yang memiliki kadar alumina silikat hidrous atau lempung yang rendah. Selain itu, ketiganya juga memiliki kadar silika yang tinggi. Hal ini membuat ketiga jenis batuan ini sulit mengalami perubahan bentuk ketika mengadakan reaksi dengan fluida. Dari segi petrogenesa, ketiga jenis batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma, sedimentasi butiran keras dengan silika sebagai semen, atau kristalisasi mineral. Petrogenesa ini diperlukan untuk mencapai kohesivitas yang tinggi.
  • 14.
    2. Tekstur Batuan Batuanvulkanik biasanya berbentuk butiran halus. Bagian dalam dari batuan vulkanik umumnya memiliki kaca. Tekstur dari batuan vulkanik adalah setengah kaca atau amorf. Berat batuan vulkanik dengan tekstur amorf biasanya ringan. Mereka sering mengandung klas dan fenokris batuan lainnya. Fenokris adalah kristal yang lebih besar dari matriks dan dapat diidentifikasi dengan mata telanjang. Porfiri rombik (porfiri belah ketupat) adalah salah satu contoh fenokris besar yang tertanam dalam matriks yang berbutir sangat halus. Batuan vulanik sering memiliki tekstur vesikula yang disebabkan oleh adanya void-void atau lubang-lubang yang ditinggalkan oleh volatildan terperangkap dalam lava cair. Pumis adalah sebuah batuan yang sangat vesikular dan diproduksi oleh erupsi vulkanik eksplosif.
  • 15.
    3. Komposisi MineralBatuan Batuan beku vulkanik dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan komposisi mineral dan komposisi kimia yang dominan terkandung. Hal ini dipengaruhi oleh proses diferensiasi magma yang menghasilkan magma dengan komposisi berbeda-beda, sehingga produk batuan yang dihasilkan dari magma bersifat felsik sampai mafik. a. Batuan beku felsik adalah batuan beku dimana komposisi mineralnya di dominasi mineral- mineral felsik yang bersifat asam yang umumnya mempunyai kandungan silika lebih dari 66%, mengandung kurang dari 30% mineral mafik, mempunyai warna yang cerah dengan indeks warna antara 10%-40%. Mineral utama dalam batan beku felsik adalah ortoklas, kuarsa, plagioklas, dan muskovit. Contoh batuannya adalah granit, riolit, dan syenit. b. Batuan beku intermediate adalah batuan beku yang komposisi mineralnya di dominasi mineral-mineral yang mempunyai sifat lebih basa dari mineral-mineral felsik, umumnya mempunyai kandungan silika 52%-66% dengan kandungan mineral mafik 30%-60%, mempunyai warna yang sedikit gelap dengan indeks warna 40%-70%.Mineral utama dalam batuan beku ini adalah feldspatoid, plagioklas, hornblenda, dan biotit. Contoh batuannya adalah andesit, dasit, dan monzonit.
  • 16.
    c. Batuan bekumafik adalah batuan beku yang mempunyai komposisi mineralnya didominasi mineral- mineral mafik yang bersifat basa, mempunyai kandungan silika 45%- 52%, mempunyai warna yang gelap dengan indeks warna 70%-90%, mineral utama dalam batuan beku mafik ini adalah biotit, hornblende, piroksen. Contoh batuanya adalah gabro dan basal. d. Batuan beku ultramafik adalah batuan beku yang mempunyai komposisi mineral didominasi oleh mineral-mineral yang bersifat ultrabasa dengan kandungan- kandungan silika kurang dari 45%, mempunyai warna yang gelap dengan indeks warna diatas 90%, mineral utama dalam batuan beku ultramafik adalah piroksen dan olivin. Contoh batuannya adalah dunit dan peridotit. 3. Komposisi Mineral Batuan
  • 17.
    4. Struktur BatuanVulkanik Struktur dari batuan vulkanik adalah vesikuler dan juga memiliki struktur aliran.  Struktur Vesikuler Batuan dengan struktur vesikuler terbentuk ketika magma mengandung banyak sekali uap air ataupun gas lainnya, sehingga gas tersebut keluar ketika sedang membeku. Proses keluarnya gas ini menghasilkan lubang-lubang dan juga ceruk- ceruk dalam batuan yang membeku. Umumnya tekstur vesikuler ini ditemukan pada batuan-batuan hasil erupsi vulkanis seperti yang ditemukan pada batu piroklastik.  Struktur aliran atau schilieren Struktur Aliran atau Schlieren yaitu struktur berbentuk sejajar yang terbentuk dari mineral prismatik, pipih, ataupun memanjang yang disebabkan oleh pergerakan magma.
  • 18.
    5. Dasar KeteknikanBatuan Vulkanik Dalam ilmu kegunungapian, endapan piroklastik adalah material rempah gunung api yang bersifat fragmental, yang dihasilkan oleh erupsi eksplosif gunung api atau penghancuran tubuh aliran lava ketika masih plastis. Klasifikasi batuan piroklastik terbagi atas dua, yaitu secara dekriptif (non- genetis) dan secara genetis. Klasifikasi secara dekriptif mengelompokkan batuan piroklastik berdasarkan bentuk dan karakteristik batuan. Klasifikasi secara genetis harus melihat proses petrogenesa batuan. Jika diklasifikasikan berdasarkan jenis batuan, nilai densitas batuan vulkanik sangat dipengaruhi oleh kandungan pH mineralnya. Semakin tinggi pH mineral batuannya, maka nilai densitasnya akan semakin besar. Maka, densitas batuan vulkanik akan meningkat dari batuan vulkanik yang memiliki komposisi mineral felsik (asam) menuju batuan vulkanik yang memiliki komposisi mineral mafik (basa).
  • 19.
    6. Penggunaan BatuanUntuk Bidang Teknik Terdapat banyak kekayaan bahan tambang sebagai hasil kegiatan gunung api di antaranya adalah batuan beku andesit dan basalt. Pada abad teknologi maju sekarang ini mulai banyak digunakan bahan konstruksi yang berbentuk komposit dengan penguatan serat (fibre reinforced composite), diantaranya adalah komposit dengan penguatan serat basalt (fibre basalt reinforced composite). Serat basalt telah menarik banyak perhatian dalam industri komposit karena secara kimiawi stabil dan memiliki sifat mekanik dan termal yang sangat baik. Karena nilai komersialnya yang tinggi, serat basalt memiliki banyak aplikasi dalam industri polimer dan konstruksi. Batu angus merupakan batuan vulkanik hasil dari lahar yang membeku dan mengeras. Klasifikasi agregat batu angus berdasarkan berat jenis termasuk agregat dengan jenis normal, berdasarkan bentuk termasuk dalam agregat bulat sebagian atau tidak teratur, dan berdasarkan tekstur permukaan sebagai agregat kasar dan berpori.
  • 20.
    Kesimpulan Batuan vulkanik ialahsalah satu jenis batuan beku yang melalui proses pembentukan batuan selama pendinginan magma ketika telah berbentuk lava di permukaan bumi. Batuan vulkanik biasanya berbentuk butiran halus dan bagian dalam batuan pada umumnya memiliki kaca. Ada beberapa contoh batuan gunung api (vulkanik) dan setiap batuan itu memiliki karakteristik fisik dan kandungan mineral yang berbeda-beda. Adapun kegunaan batuan vulkanik dalam bidang teknik yaitu, batuan vulkanik menjadi salah satu batuan yang memenuhi syarat sebagai bahan baku pada konstruksi.
  • 21.