MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Drs. H. AGUS SOFWAN SOPIAN, M.MPd
Pengawas Ahli Madya Jenjang MA
• model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
dirancang atau dikembangkan dengan menggunakan pola
pembelajaran tertentu. Pola pembelajaran yang dimaksud dapat
menggambarkan kegiatan guru dan peserta didik dalam mewujudkan
kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya
proses belajar. Pola pembelajaran menjelaskan karakteristik
serentetan kegiatan yang dilakukan oleh guru-peserta didik. Pola
pembelajaran dikenal dengan istilah sintak (Bruce Joyce, 1985)
Ciri–Ciri Model Pembelajaran
1. Memiliki prosedur yang sistematik. Sebuah model pembelajaran bukan sekedar merupakan gabungan
berbagai fakta yang disusun secara sembarangan, tetapi merupakan prosedur yang sistematik untuk
memodifikasi perilaku siswa, yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu.
2. Hasil belajar ditetapkan secara khusus. Setiap model pembelajaran menentukan tujuan-tujuan khusus hasil
belajar yang di- harapkan dicapai siswa secara rinci dalam bentuk unjuk kerja yang dapat diamati. Apa yang
harus dipertunjukkan oleh siswa setelah menyelesaikan urutan pengajaran disusun secara rinci dan khusus.
3. Penetapan lingkungan secara khusus. Menetapkan keadaan lingkungan secara spesifik dalam model
pembelajaran.
4. Ukuran keberhasilan. Model harus menetapkan kriteria keberhasilan suatu unjuk kerja yang
diharapkan dari siswa. Model pembelajaran senantiasa menggambarkan dan men- jelaskan hasil-hasil belajar
dalam bentuk perilaku yang seharusnya ditunjukan oleh siswa setelah menempuh dan menyelesaikan urutan
pengajaran.
5. Interaksi dengan lingkungan. Semua model pembelajaran me- netapkan cara yang memungkinkan siswa
melakukan interaksi dan bereaksi dengan lingkungan. Dengan memahami secara baik karakteristik model-
model mengajar secara umum tersebut diharapkan para guru dalam mengembangkan model- model
pembelajaran yang dianggap cocok dengan karakteristik dengan mudah dapat mengembangkannya.
Pentingnya model pembelajaran tersebut tergambar didalam fungsi dan sumbernya. Berikut ini adalah fungsi
dan sumber-sumber model-model pembelajaran.
Fungsi dan Sumber-sumber Model Pembelajaran
• fungsi secara khusus dari sebuah model pembelajaran seperti yang diutarakan oleh
Chauhan (1979:20-1) adalah seperti berikut:
a. Pedoman. Model pembelajaran dapat berfungsi sebagai pe- doman yang dapat
menjelaskan apa yang harus dilakukan guru. Dengan memiliki rencana pengajaran
yang bersifat komprehensif guru diharapkan dapat membantu siswa mencapai tujuan-
tujuan pengajaran. Dengan demikian maka pembelajaran menjadi sesuatu yang ilmiah,
terencana dan merupakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan.
b. Pengembangan kurikulum. Model pembelajaran dapat membantu dalam
pengembangan kurikulum untuk satuan dan kelas yang berbeda dalam pendidikan.
c. Menetapkan bahan-bahan pengajaran. Model pembelajaran menetapkan
secara rinci bentuk-bentuk bahan pengajar yang berbeda yang akan digunakan
guru dalam membantu perubahan yang baik dari kepribadian siswa.
d. Membantu perbaikan dalam pembelajaran. Model pembelajaran dapat
membantu proses mengajar-belajar dan meningkatkan keefektifan pembelajaran.
ada 4 sumber-sumber utama model
pembelajaran, yaitu:
a. Interaksi Sosial
b. Pemrosesan Informasi
c. Personal
d. Modifikasi perilaku
Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan
bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran
inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang
menyenangkan
Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
• Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
• Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan,
dan cocok bagi siswa.
• Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
• Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
• Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam
menciptakan lingkungan sekolahnya.
Macam-macam Model Pembelajaran
Model-model pembelajaran yang dapat digunakan terkait dengan iklim belajar PAKEM antara lain:
1. Model Pembelajaran “Jigsaw”
Langkah-langkah :
1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok
baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar
teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan
sungguh- sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup
Model Pembelajaran “Numbered Heads Together”
Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu model belajar dimana setiap siswa diberi
nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari
siswa dikelas tersebut.
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikantiapanggotakelompokdapatmengerjakannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerjasama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Kesimpulan.
Kelebihan:
• Setiap siswa menjadi siap semua.
• Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
• Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
• Tidak semua anggota kelompok kebagian dipanggil oleh guru
Model Pembelajaran “Role Playing”
Model Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-
bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan
penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan
penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai
tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya
dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa
yang diperankan.
Kelebihan model Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan
untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan
dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui
pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang
menyenangkan bagi anak.
Langkah-langkah :
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan di- tampilkan
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
a. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
b. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
c. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan
mengamati skenario yang sedang diperagakan
d. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja.
e. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
f. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide
pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
• Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
• Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar
menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti
diatas.
6. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
7. Penutup
Model Pembelajaran “Problem Solving”
Model Problem Solving (pemecahan masalah) adalah peng- gunaan
model dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa
menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau
secara bersama-sama.
Adapun keunggulan model problem solving adalah:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan
kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan model problem solving sebagai
berikut:
1.Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan model ini.
Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk
melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian
atau konsep tersebut.
2.Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang diban- dingkan
dengan metode pembelajaran yang lain.
Model Pembelajaran “STAD”
• Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif yang efektif dan sederhana, baik
untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif
dalam kelas.
• Model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen
utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor
pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga
terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur.
Lima komponen utama model STAD yaitu:
• a) Penyajian kelas
• Tahap ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan.
Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas.
Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari
keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.
• b) Belajar kelompok
• Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru
dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar
kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk
mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. Pada saat pertama kali guru
menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara
menjelaskan perintah, mereview konsep atau
•
menjawab pertanyaan. Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :
• • Mintalah anggota kelompok memindahkan meja bangku mereka bersama-sama dan pindah ke meja kelompok.
• • Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih
• nama kelompok.
• • Bagikan lembar kegiatan siswa.
• • Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan
yang sedang dipelajari.
• • Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan
temannya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab menjelaskannya. Jika
siswa mengerjakan dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antara teman saling bergantian
memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.
• • Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat mencapai
nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan
diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai lembar kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman-teman sekelompok mereka
pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan teman sekelompoknya
sebelum bertanya guru.
•
• Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua
anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang lain
bekerja dan sebagainya.
• c) Kuis
• Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja
yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok.
• d) Skor Perkembangan
• Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam
nilai perkembangan kelompok
• e) Penghargaan kelompok
• Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini
adalahmenghitungnilaikelompokdannilaiperkembangan individu dan memberi
sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok
berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya
Langkah-langkah:
• 1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
• 2. Guru menyajikan pelajaran.
• 3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
•
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
• 5. Memberi evaluasi.
• 6. Penutup.
• Kelebihan:
• 1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
• 2. Melatih kerjasama dengan baik.
•
• Kekurangan:
• 1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
• 2. Membedakan siswa.

Jenis-jenis Model Pembelajaran Umum Problem Based Learning (PBL

  • 1.
    MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Drs. H.AGUS SOFWAN SOPIAN, M.MPd Pengawas Ahli Madya Jenjang MA
  • 2.
    • model pembelajaranadalah suatu kegiatan pembelajaran yang dirancang atau dikembangkan dengan menggunakan pola pembelajaran tertentu. Pola pembelajaran yang dimaksud dapat menggambarkan kegiatan guru dan peserta didik dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya proses belajar. Pola pembelajaran menjelaskan karakteristik serentetan kegiatan yang dilakukan oleh guru-peserta didik. Pola pembelajaran dikenal dengan istilah sintak (Bruce Joyce, 1985)
  • 3.
    Ciri–Ciri Model Pembelajaran 1.Memiliki prosedur yang sistematik. Sebuah model pembelajaran bukan sekedar merupakan gabungan berbagai fakta yang disusun secara sembarangan, tetapi merupakan prosedur yang sistematik untuk memodifikasi perilaku siswa, yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu. 2. Hasil belajar ditetapkan secara khusus. Setiap model pembelajaran menentukan tujuan-tujuan khusus hasil belajar yang di- harapkan dicapai siswa secara rinci dalam bentuk unjuk kerja yang dapat diamati. Apa yang harus dipertunjukkan oleh siswa setelah menyelesaikan urutan pengajaran disusun secara rinci dan khusus. 3. Penetapan lingkungan secara khusus. Menetapkan keadaan lingkungan secara spesifik dalam model pembelajaran. 4. Ukuran keberhasilan. Model harus menetapkan kriteria keberhasilan suatu unjuk kerja yang diharapkan dari siswa. Model pembelajaran senantiasa menggambarkan dan men- jelaskan hasil-hasil belajar dalam bentuk perilaku yang seharusnya ditunjukan oleh siswa setelah menempuh dan menyelesaikan urutan pengajaran. 5. Interaksi dengan lingkungan. Semua model pembelajaran me- netapkan cara yang memungkinkan siswa melakukan interaksi dan bereaksi dengan lingkungan. Dengan memahami secara baik karakteristik model- model mengajar secara umum tersebut diharapkan para guru dalam mengembangkan model- model pembelajaran yang dianggap cocok dengan karakteristik dengan mudah dapat mengembangkannya. Pentingnya model pembelajaran tersebut tergambar didalam fungsi dan sumbernya. Berikut ini adalah fungsi dan sumber-sumber model-model pembelajaran.
  • 4.
    Fungsi dan Sumber-sumberModel Pembelajaran • fungsi secara khusus dari sebuah model pembelajaran seperti yang diutarakan oleh Chauhan (1979:20-1) adalah seperti berikut: a. Pedoman. Model pembelajaran dapat berfungsi sebagai pe- doman yang dapat menjelaskan apa yang harus dilakukan guru. Dengan memiliki rencana pengajaran yang bersifat komprehensif guru diharapkan dapat membantu siswa mencapai tujuan- tujuan pengajaran. Dengan demikian maka pembelajaran menjadi sesuatu yang ilmiah, terencana dan merupakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan. b. Pengembangan kurikulum. Model pembelajaran dapat membantu dalam pengembangan kurikulum untuk satuan dan kelas yang berbeda dalam pendidikan. c. Menetapkan bahan-bahan pengajaran. Model pembelajaran menetapkan secara rinci bentuk-bentuk bahan pengajar yang berbeda yang akan digunakan guru dalam membantu perubahan yang baik dari kepribadian siswa. d. Membantu perbaikan dalam pembelajaran. Model pembelajaran dapat membantu proses mengajar-belajar dan meningkatkan keefektifan pembelajaran.
  • 5.
    ada 4 sumber-sumberutama model pembelajaran, yaitu: a. Interaksi Sosial b. Pemrosesan Informasi c. Personal d. Modifikasi perilaku
  • 6.
    Pembelajaran PAIKEM PAIKEM adalahsingkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan
  • 7.
    Secara garis besar,PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut: • Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. • Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. • Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’ • Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. • Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
  • 8.
    Macam-macam Model Pembelajaran Model-modelpembelajaran yang dapat digunakan terkait dengan iklim belajar PAKEM antara lain: 1. Model Pembelajaran “Jigsaw” Langkah-langkah : 1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim 2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda 3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan 4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka 5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh- sungguh 6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 7. Guru memberi evaluasi 8. Penutup
  • 9.
    Model Pembelajaran “NumberedHeads Together” Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu model belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa dikelas tersebut. Langkah-langkah: 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. 2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikantiapanggotakelompokdapatmengerjakannya. 4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. 5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. 6. Kesimpulan.
  • 10.
    Kelebihan: • Setiap siswamenjadi siap semua. • Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. • Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Kelemahan: • Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. • Tidak semua anggota kelompok kebagian dipanggil oleh guru
  • 11.
    Model Pembelajaran “RolePlaying” Model Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan- bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
  • 12.
    Kelebihan model RolePlaying: Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama. 1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh. 2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda. 3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan. 4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
  • 13.
    Langkah-langkah : 1. Gurumenyusun/menyiapkan skenario yang akan di- tampilkan 2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm 3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang a. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai b. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan c. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan d. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja. e. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya f. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar : • Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap • Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
  • 14.
    5. Bertukar peran,semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas. 6. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru 7. Penutup
  • 15.
    Model Pembelajaran “ProblemSolving” Model Problem Solving (pemecahan masalah) adalah peng- gunaan model dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
  • 16.
    Adapun keunggulan modelproblem solving adalah: 1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. 2. Berpikir dan bertindak kreatif. 3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis 4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan. 5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan. 6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat. 7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
  • 17.
    Kelemahan model problemsolving sebagai berikut: 1.Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan model ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. 2.Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang diban- dingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
  • 18.
    Model Pembelajaran “STAD” •Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang efektif dan sederhana, baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas. • Model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur.
  • 19.
    Lima komponen utamamodel STAD yaitu: • a) Penyajian kelas • Tahap ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran. • b) Belajar kelompok • Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah, mereview konsep atau • menjawab pertanyaan. Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :
  • 20.
    • • Mintalahanggota kelompok memindahkan meja bangku mereka bersama-sama dan pindah ke meja kelompok. • • Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih • nama kelompok. • • Bagikan lembar kegiatan siswa. • • Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. • • Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antara teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu. • • Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai lembar kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman-teman sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan teman sekelompoknya sebelum bertanya guru. • • Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang lain bekerja dan sebagainya.
  • 21.
    • c) Kuis •Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. • d) Skor Perkembangan • Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok • e) Penghargaan kelompok • Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalahmenghitungnilaikelompokdannilaiperkembangan individu dan memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya
  • 22.
    Langkah-langkah: • 1. Membentukkelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.). • 2. Guru menyajikan pelajaran. • 3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. • 4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. • 5. Memberi evaluasi. • 6. Penutup.
  • 23.
    • Kelebihan: • 1.Seluruh siswa menjadi lebih siap. • 2. Melatih kerjasama dengan baik. • • Kekurangan: • 1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan. • 2. Membedakan siswa.