Jurnalistik media
elektronik
Shopie Tri Miranda
Halo semuanya
pendahuluan
​
Jurnalisme pada umumnya dapat diartikan sebagai kegiatan dalam mengumpulkan,
menulis, menyunting dan menyebarkan berita kepada khalayak atau masyarakat
luas.Jurnalisme tidak bisa dilepaskan dengan masalah media,karenamedia
merupakan institusi sedangkan jurnalisme sendiri adalah seperangkat pengetahuan
yang membahas seluk-beluk kegiatan yang memungkinkan institusi tersebut hadir
dan berfungsi dalam masyarakat. Kegiatan dalam jurnalisme itu sendiri pada intinya
adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas informasi.Sedangkan media
yang digunakan dapat berupa media cetak, maupun media elektronik.
Dewasa ini, setiap orang bisa menulis berita dengan bebas melalui media internet.
Rasa tidak puas akan informasi yang diperoleh masyarakat lewat media cetak
maupun elektronik berupa televisi, serta kemudahan yang disediakan fasilitas
internet untuk mengakses segala informasi dan menulis berita lewat internet, salah
satunya adalah lewat situs weblog yang kita ketahui selama ini, menjadi salah satu
penyebab munculnya apa yang disebut jurnalisme online yang kedudukannya dapat
menggeser atau mempengaruhi jurnalisme tradisional atau konvensional tersebut.
Perpindahan konsumsi berita dari media konvensional ke media baru bukan tanpa
alasan.
Media baru
Dengan terus berkembangnya dunia teknologi dan informasi dalam beberapa periode
terakhir, alhasil semakin banyak bermunculan media baru yang menunjang sarana
berkomunikasi.
Kebutuhan pokok manusia mulai bertambah seiring perkembangan jaman. Setelah
berbagai alat elektronik seperti handphone, Manusia lebih memilih meng-upgrade
kecepatan internetnya daripada membeli baju baru. Internet seakan-akan menjadi dewa
baru bagi para penggila informasi.
Globalisasi dan modernisasi yang melanda dunia ini secara tidak langsung juga
mempengaruhi kinerja wartawan dalam dunia jurnalistik. Seiring berkembangnya
zaman, dunia jurnalistik juga terus mengalami perubahan yang cukup pesat.
Kemunculan jurnalisme online menjadi ancaman sekaligus tantangan bagi
jurnalisme cetak. Tidak dapat dipungkiri bahwa penyebaran informasi lewat media
internet bakal menjadi komoditas utama di kalangan wartawan.
Kira-kira sepuluh tahun dari sekarang, diperkirakan internet akan menjadi basis
utama penyebaran berita.
Hal inilah yang terus dipikirkan dan menjadi momok menakutkan bagi pemilik media
cetak. Ya, internet akan menjadi musuh yang siap membunuh mereka kapan saja.
Seperti yang kita tahu, beberapa media massa cetak mengambil langkah dengan
membuat situs berita online mereka. Untuk di Indonesia sebut saja tempointeraktif,
Kompas.com, Republika Online, dan lain-lain.
Walaupun menurut kami apa yang dilakukan perusahaan media massa cetak
seperti sebuah percobaan “bunuh diri”, seakan media massa cetak menyerah secara
perlahan pada musuhnya. Bagaimana tidak, hanya dengan membayar sekitar 3000
rupiah di warnet terdekat, seseorang bisa mendapatkan berbagai informasi berita
dengan sekali “click” plus surat kabar yang ia inginkan dalam bentuk e-paper.
Bandingkan jika membeli sebuah surat kabar dengan harga 2500 rupiah, tapi hanya
mendapatkan satu eksemplar surat kabar tertentu saja. Fenomena ini akan terjadi
dan sulit untuk dihindari. Mungkin – sebut saja – “revolusi media” ini tidak akan
terjadi serentak di seluruh penjuru dunia.
Internet telah membuat orang mampu melakukan distribusi atas informasinya
sendiri, membuat media sendiri.
Perkembangan yang luar biasa situs jejaring sosial Facebook dan Twitter adalah
contoh nyata betapa informasi kini disebarluaskan oleh sesama warga sendiri.
Pada awal kemunculannya, situs jejaring sosial murni digunakan khalayak sebagai
media untuk menambah tali pertemanan. Era Friendster (FS) kini sudah ketinggalan
zaman, Facebook (FB) lalu menyeruak dengan menawarkan berbagai macam fitur
menarik. Serupa dengan FS, FB juga dijadikan media pertemanan yang cukup ampuh
pada awalnya, tetapi beberapa pihak mulai melihat kesempatan untuk menjadikan FB
sebagai ajang menyalurkan informasi atau berita.
Kita bebas memilih minat berita yang akan konsumsi sendiri.
Orang tak lagi perlu banyak waktu untuk membaca koran dan berita online juga
sangat menghemat biaya. Inilah realitas dalam industri media, bahwa jurnalisme
online kini telah menjadi industri baru dalam media yang mampu menggeser minat
masyarakat terhadap media konvensional.
Teknologi informasi
Fenomena Jurnalisme online sendiri layaknya pedang bermata dua, dimana kalau
kita bijak mengelola berita maka banyak manfaat yang akan membantu, namun
apabila tidak selektif kita akan terjebak pada banyak berita yang kurang berbobot
dan seringkali menjebak pada propaganda tertentu. Maka dari itu hendaknya dalam
fenomena industri media semacam ini harus mampu menjadi pengawal diri sendiri
mengenai berita yang akan kita konsumsi.
Tantangan terbesar jurnalis di era globalisasi informasi ini memang identik dengan
persaingan maistream media dengan new media dalam hal ini online media. Pihak
yang merasakan dampak cukup besar dengan kehadiran media online adalah
jurnalisme yang tentunya telah memiliki channel baru untuk menyebarnya informasi
dan berita. Media tradisional yang pada kelahirannya tidak menggunakan channel
internet dalam praktek produksi berita kini mau tidak mau harus mengikuti alur
media online jika tidak ingin ditinggalkan oleh audiencenya.
Lantas, bagaimana jurnalisme harus bersikap di tengah tantangan ini?
Pertama,buang kekhawatiran bahwa kehadiran media baru akan menghilangkan
peran media lama. Publik masih tetap memerlukan "media tradisional".Pasalnya,
berinteraksi dengan media adalah masalah gaya hidup yang tidak bisa berubah
seketika. Selain itu, media baru masih punya kelemahan dengan rendahnya
kredibilitas dan kualitas pemberitaan.
Kedua, rendahnya kredibilitas dan kualitas pemberitaan media baru, memunculkan
peluang untuk mendefinisikan kembali jurnalisme berstandar etika profesional.
Ketiga, di tengah slogan everybody could be a journalist, secara kontras justru kian
terlihat, betapa mendesaknya kebutuhan akan wartawan andal yang profesional.
terim kasih

Jurnalistik media elektronik Jurnalistik media elektronik

  • 1.
  • 2.
  • 3.
    pendahuluan ​ Jurnalisme pada umumnyadapat diartikan sebagai kegiatan dalam mengumpulkan, menulis, menyunting dan menyebarkan berita kepada khalayak atau masyarakat luas.Jurnalisme tidak bisa dilepaskan dengan masalah media,karenamedia merupakan institusi sedangkan jurnalisme sendiri adalah seperangkat pengetahuan yang membahas seluk-beluk kegiatan yang memungkinkan institusi tersebut hadir dan berfungsi dalam masyarakat. Kegiatan dalam jurnalisme itu sendiri pada intinya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas informasi.Sedangkan media yang digunakan dapat berupa media cetak, maupun media elektronik.
  • 4.
    Dewasa ini, setiaporang bisa menulis berita dengan bebas melalui media internet. Rasa tidak puas akan informasi yang diperoleh masyarakat lewat media cetak maupun elektronik berupa televisi, serta kemudahan yang disediakan fasilitas internet untuk mengakses segala informasi dan menulis berita lewat internet, salah satunya adalah lewat situs weblog yang kita ketahui selama ini, menjadi salah satu penyebab munculnya apa yang disebut jurnalisme online yang kedudukannya dapat menggeser atau mempengaruhi jurnalisme tradisional atau konvensional tersebut. Perpindahan konsumsi berita dari media konvensional ke media baru bukan tanpa alasan.
  • 5.
    Media baru Dengan terusberkembangnya dunia teknologi dan informasi dalam beberapa periode terakhir, alhasil semakin banyak bermunculan media baru yang menunjang sarana berkomunikasi. Kebutuhan pokok manusia mulai bertambah seiring perkembangan jaman. Setelah berbagai alat elektronik seperti handphone, Manusia lebih memilih meng-upgrade kecepatan internetnya daripada membeli baju baru. Internet seakan-akan menjadi dewa baru bagi para penggila informasi. Globalisasi dan modernisasi yang melanda dunia ini secara tidak langsung juga mempengaruhi kinerja wartawan dalam dunia jurnalistik. Seiring berkembangnya zaman, dunia jurnalistik juga terus mengalami perubahan yang cukup pesat.
  • 6.
    Kemunculan jurnalisme onlinemenjadi ancaman sekaligus tantangan bagi jurnalisme cetak. Tidak dapat dipungkiri bahwa penyebaran informasi lewat media internet bakal menjadi komoditas utama di kalangan wartawan. Kira-kira sepuluh tahun dari sekarang, diperkirakan internet akan menjadi basis utama penyebaran berita. Hal inilah yang terus dipikirkan dan menjadi momok menakutkan bagi pemilik media cetak. Ya, internet akan menjadi musuh yang siap membunuh mereka kapan saja. Seperti yang kita tahu, beberapa media massa cetak mengambil langkah dengan membuat situs berita online mereka. Untuk di Indonesia sebut saja tempointeraktif, Kompas.com, Republika Online, dan lain-lain.
  • 7.
    Walaupun menurut kamiapa yang dilakukan perusahaan media massa cetak seperti sebuah percobaan “bunuh diri”, seakan media massa cetak menyerah secara perlahan pada musuhnya. Bagaimana tidak, hanya dengan membayar sekitar 3000 rupiah di warnet terdekat, seseorang bisa mendapatkan berbagai informasi berita dengan sekali “click” plus surat kabar yang ia inginkan dalam bentuk e-paper. Bandingkan jika membeli sebuah surat kabar dengan harga 2500 rupiah, tapi hanya mendapatkan satu eksemplar surat kabar tertentu saja. Fenomena ini akan terjadi dan sulit untuk dihindari. Mungkin – sebut saja – “revolusi media” ini tidak akan terjadi serentak di seluruh penjuru dunia. Internet telah membuat orang mampu melakukan distribusi atas informasinya sendiri, membuat media sendiri.
  • 8.
    Perkembangan yang luarbiasa situs jejaring sosial Facebook dan Twitter adalah contoh nyata betapa informasi kini disebarluaskan oleh sesama warga sendiri. Pada awal kemunculannya, situs jejaring sosial murni digunakan khalayak sebagai media untuk menambah tali pertemanan. Era Friendster (FS) kini sudah ketinggalan zaman, Facebook (FB) lalu menyeruak dengan menawarkan berbagai macam fitur menarik. Serupa dengan FS, FB juga dijadikan media pertemanan yang cukup ampuh pada awalnya, tetapi beberapa pihak mulai melihat kesempatan untuk menjadikan FB sebagai ajang menyalurkan informasi atau berita. Kita bebas memilih minat berita yang akan konsumsi sendiri. Orang tak lagi perlu banyak waktu untuk membaca koran dan berita online juga sangat menghemat biaya. Inilah realitas dalam industri media, bahwa jurnalisme online kini telah menjadi industri baru dalam media yang mampu menggeser minat masyarakat terhadap media konvensional.
  • 9.
    Teknologi informasi Fenomena Jurnalismeonline sendiri layaknya pedang bermata dua, dimana kalau kita bijak mengelola berita maka banyak manfaat yang akan membantu, namun apabila tidak selektif kita akan terjebak pada banyak berita yang kurang berbobot dan seringkali menjebak pada propaganda tertentu. Maka dari itu hendaknya dalam fenomena industri media semacam ini harus mampu menjadi pengawal diri sendiri mengenai berita yang akan kita konsumsi.
  • 10.
    Tantangan terbesar jurnalisdi era globalisasi informasi ini memang identik dengan persaingan maistream media dengan new media dalam hal ini online media. Pihak yang merasakan dampak cukup besar dengan kehadiran media online adalah jurnalisme yang tentunya telah memiliki channel baru untuk menyebarnya informasi dan berita. Media tradisional yang pada kelahirannya tidak menggunakan channel internet dalam praktek produksi berita kini mau tidak mau harus mengikuti alur media online jika tidak ingin ditinggalkan oleh audiencenya.
  • 11.
    Lantas, bagaimana jurnalismeharus bersikap di tengah tantangan ini? Pertama,buang kekhawatiran bahwa kehadiran media baru akan menghilangkan peran media lama. Publik masih tetap memerlukan "media tradisional".Pasalnya, berinteraksi dengan media adalah masalah gaya hidup yang tidak bisa berubah seketika. Selain itu, media baru masih punya kelemahan dengan rendahnya kredibilitas dan kualitas pemberitaan. Kedua, rendahnya kredibilitas dan kualitas pemberitaan media baru, memunculkan peluang untuk mendefinisikan kembali jurnalisme berstandar etika profesional. Ketiga, di tengah slogan everybody could be a journalist, secara kontras justru kian terlihat, betapa mendesaknya kebutuhan akan wartawan andal yang profesional.
  • 12.