Konsep halal dalam Islam
Hanim Z. Amanah
Pendahuluan
• Konsep halal dalam islam adalah untuk menjaga kemaslahatan
umat islam dari kemadharatan baik dari sudut pandang jasmani
maupun rohani
• Halal dan haram sudah disebut dengan jelas dalam Al-Qur’an dan
Al-hadits  sumber makanan, penghasilan dan lainnya
• Dasar hukum dalam syariat islam:
• Al Quran
• Hadits
• Ijma’
• Qiyas
Sumber hukum dalam islam
• Al quran: Sumber hukum utama dalam inslam. Al quran menjadi rujukan
dalam setiap aspek kehidupan terutamanya dalam perkara-perkara
yang melibatkan aspek Aqidah, tata cara hidup (syariah), akhlak dan
lainnya
• Hadist adalah perkataan, perbuatan Rosulullah SAW
• Ijma adalah kesepakatan ulama dalam menentukan hukum yang tidak
mempunyai dalil yang jelas tentangnya
• Qiyas adalah proses mendapatkan hukum perkara baru yang tidak ada
dalilnya tetapi memiliki kesamaan dengan perkara yang disebut dalam
al quran
Halal
• Bahasa : halla – yahillu – hillan
• Terminologi: Halal diartikan sebagai sesuatu yang harus, yang dibolehkan dan sesuatu yang
tidak dilarang untuk menggunakannya
• Fiqh : Sesuatu yang tidak dicegah atau sesuatu yang diharuskan oleh syara’
• Dr. Yusuf al Qardhawi : Halal sebagai suatu perkara yang dibolehkan atau perkara yang
diharuskan dan sudah terlepas dari ikatan atau simpulan bahaya
Halalan Toyyiban
• Toyyib adalah sifat kepada sesuatu yang baik dan berlawanan dengan sesuatu yang buruk
Beberapa pendapat terkait halalan toyyiban
• Abdul Ghani Shamsudin: Halal adalah sesuatu yang baik dan
dibenarkan oleh Syara. Contoh: bagi orang yang mempunyai penyakit
tertentu makanan yang menjadi musuh bagi dia karena penyakitnya
adalah diharamkan kepadanya.
• Halal dikaitkan dengan hidup dan makanan itu sendiri. Konsumsi makanan
yang halal akan membawa pada ketakwaan, kesyukuran dan ke arah
kebaikan.
• Toyyiban: merujuk pada aspek yang berkaitan dengan proses, penyediaan,
dan pengendalian makanan
• Halal juga dikatakan bole dan dapat dilakukan karena bebas atau
tidak terikat pada ketentuan yang melarangnya. Toyyiban: Lezat,
sehat dan dapat memberikan ketentraman
Ciri-ciri makanan halal
• Makanan tidak mengandung seluruhnya atau sebagian dari Binatang yang
dilarang oleh syara untuk dimakan dan disembelih mengikuti aturan dalam
hukum islam
• Tidak mengandung bahan-bahan yang dihukum sebagai Najis mengikuti
aturan islam
• Tidak disediakan atau diproses dengan menggunakan alat atau benda yang
tidak bebas dari najis
• Selama proses penyediaan, pemrosesan ataupun penyimpanan, tidak
bersentuhan dengan makanan lain yang haram atau Najis
Pada dasarnya semua makanan itu halal kecuali sudah ditegaskan dalam al
quran dan hadits terkait larangan dalam mengkonsumsinya
Kategori HAram
• Haram: Tuntunan untuk meninggalkan sesuatu perbuatan dengan
tuntunan pasti. Diberikan pahala jika meninggalkannya dan berdosa
jika melakukannya. Contoh: minum minuman beralkohol
• Kategori haram
• Haram li dhatihi: Perkara atau perbuatan yang diharamkan karena benda itu
sendiri. Contoh: bangkai, darah, daging babi
• Haram li ghoyrihi: Perkara atau perbuatan yang diharamkan karena faktor luar
yang bercampur dengannya. Sesuatu yang awalnya halal tetapi diperoleh
dengan cara yang haram. Contoh: Beli barang dari hasil judi
• Secara Bahasa: dibenci atau yang tidak disukai oleh
agama
• Dari sisi syara: sesuatu yang diminta untuk ditinggalkan
bagi muslim, namun tidak berdosa apabila
melakukannya. Makruh: lebih baik ditinggalkan meskipun
apabila dilakukan tidak dianggap salah atau berdosa
• Makruh pada makanan:
• Makanan yang tidak dianjurkan untuk dimakan sekiranya dapat
memberikan efek negative pada tubuh
• Selain itu juga dapat memberikan efek negative bagi orang lain, contoh:
makanan dengan bau yang mengganggu
Makruh
Subhat
• Subhat : Perkara yang tidak dapat dipastikan kedudukan hukumnya, halal atau
haram
• Contoh: ragu-ragu dengan masakan orang bukan muslim karena ada kemungkinan
tercampur atau bersentuhan dengan peralatan yang Najis.
• Kategori Subhat:
• Subhat pada hukum: Suatu perkara atau perbuatan yang tidak mempunyai
dalil yang jelas dari al-quran dan Hadits. Contoh: daging hewan yang tidak jelas
status penyembelihannya
• Subhat perbuatan: Hukum halal haram yang sudah dijelaskan oleh Allah SWT,
tetapi tidak dijelaskan secara terperinci. Contoh: seseorang menemukan buah
di pembatas ladangnya tapi tidak dikenal pasti milik siapa.
Subhat menurut Imam Ghazali (ihya’ ulumuddin)
• Dibagi menjadi 4:
• Subhat yang berkaitan dengan sebab yang menghalalkan atau
mengharamkan
• Subhat yang disebabkan oleh pencampuran yang menimbulkan
keraguan karena ada bahan tambahan. Contoh: gelatin, collagen
• Subhat yang disebabkan terdapat pencampuran antara kemaksiatan
dan sebab yang menghalalkan. Contoh: Menyembelih hewan kurban
dengan pisau curian
• Subhat yang disebabkan oleh perselisihan dalil
Prinsip Halal dan Haram Menurut Yusuf al
Qardhawi
• Hukum asal sesuatu adalah diperbolehkan (halal). Sesuatu tidak
diharamkan kecuali terdapat dalil yang jelas dan shahih tentang
hukumnya haram
• Setiap individu, boleh melakukan aktivitas sehari-hari selagi tidak ada
larangan yang dilarang oleh syara
• Hukum syara yang tidak mempunyai panduan yang khusus maka
hukum tersebut mengacu pada hukum asal nya
Prinsip 1: Asal sesuatu adalah harus
Prinsip kedua: Niat baik tidak boleh
menghalalkan yang haram
• Islam menyarankan mengihlaskan niat dalam setiap perbuatan
• Amalan yang tidak bertentangan dengan hukum islam akan bertukar
menjadi ibadah apabila disertakan niat di dalamnya
• Perbuatan yang dilarang meskipun dengan niat baik adalah dilarang dan
dinilai maksiat
• Menggunakan barang yang haram sekalipun dengan tujuan yang baik
tidak akan mengubah perkara tersebut menjadi halal
Prinsip 3: Apa saja yang membawa kepada
Haram adalah haram
• Setiap individu muslim perlu menjaga kemaslahatan: agama, nyawa, akal,
keturunan, dan harta
• Apabila Allah mengharamkan sesuatu maka Allah juga akan
mengharamkan perkara-perkara yang membawa kepadanya
Prinsip ke-4: Berhati-hati dari subhat dan
menghindari perkara haram
• Perbuatan berhati-hati dapat menghindarkan diri dari terjerumus
kedalam kemadharatan dan keburukan yang mengakibatkan kerusakan
harta, jiwa, kehormatan, dan akal
• Perkara subhat yang memiliki kesamaran status halal dan haramnya
sebaiknya dihindari
Prinsip ke-5: Keadaan terpaksa
membolehkan sesuatu yang haram
• Contoh: seseorang yang tersesat di hutan dan kehabisan makanan, dan
tidak mempunyai pilihan lain selain babi, maka diperbolehkan sekedarnya
• Obat yang mengandung bahan yang dilarang  diperbolehkan apabila
sudah tidak ada alternatif lain
Prinsip ke-6: Peraturan halal dan haram
bersifat umum dan menyeluruh
• Cotoh : Islam mengharamkan mencuri tanpa melihat status
• Haram mencuri meskipun berada di lingkungan yang bukan muslim
Prinsip ke-7: Mengharamkan dan menghalalkan sesuatu adalah hak Allah SWT
• Manusia tidak mempunyai otoritas untuk mengubah hukum yang
sudah dijelaskan dalam al-quran
• Allah mencela musyrikin karena perbuatan mereka
mengubah hukum yang telah ditetapkan oleh Allah
• Hak menentukan hukum adalah milik allah
Prinsip ke-8: Mangharamkan yang halal dan
menghalalkan yang haram sama dengan syirik
Prinsip ke-9: Mengharamkan
sesuatu adalah sesuai dengan
keburukan dan kemadharatan
• Setiap yang diharamkan ataupun yang dihalalkan dalam islam
adalah untuk menjaga kepentingan umat islam
• Contoh: mengharankan minuman beralkohol  menjaga akal
manusia tetap sehat dan dapat berfikir jernih
• Contoh: mengharamkan bangkai  menghindarkan tubuh dari
penyakit
Prinsip ke-10: Sesuatu yang halal tidak
memerlukan yang haram
• Allah mengharamkan sesuatu melainkan menggantikannya dengan
sesuatu yang lebih baik
• Ibnul qayyim : Allah mengharamkan mengadu, meramal Nasib tapi
menggantikannya dengan doa dan istikharah
• Allah mengharamkan riba dan menggantinya dengan perniagaan
Prinsip ke-11: membuat helah terhadap
sesuatu yang haram, hukumnya adalah
haram
• Hukum membuat helah terhadap sesuatu yang diharamkan adalah
haram
• Contoh: menghalalkan korupsi dan suap dengan menjadikannya
sebagai hadiah
• Contoh lain: menghalalkan zina atas nama pernikahan
Kepentingan makanan halal dalam islam
• Kesehatan jasmani, emosi dan akal
• Spiritual: Barangsiapa makan sesuatu yang subhat selama 40 hari,
maka hatinya akan menghitam
• Ibadah mudah diterima oleh Allah
• Dapat membina atau membentuk pribadi yang mulia

Konsep Halal dalam Islam dan penjelasannya secara singkat.pptx

  • 1.
    Konsep halal dalamIslam Hanim Z. Amanah
  • 2.
    Pendahuluan • Konsep halaldalam islam adalah untuk menjaga kemaslahatan umat islam dari kemadharatan baik dari sudut pandang jasmani maupun rohani • Halal dan haram sudah disebut dengan jelas dalam Al-Qur’an dan Al-hadits  sumber makanan, penghasilan dan lainnya • Dasar hukum dalam syariat islam: • Al Quran • Hadits • Ijma’ • Qiyas
  • 3.
    Sumber hukum dalamislam • Al quran: Sumber hukum utama dalam inslam. Al quran menjadi rujukan dalam setiap aspek kehidupan terutamanya dalam perkara-perkara yang melibatkan aspek Aqidah, tata cara hidup (syariah), akhlak dan lainnya • Hadist adalah perkataan, perbuatan Rosulullah SAW • Ijma adalah kesepakatan ulama dalam menentukan hukum yang tidak mempunyai dalil yang jelas tentangnya • Qiyas adalah proses mendapatkan hukum perkara baru yang tidak ada dalilnya tetapi memiliki kesamaan dengan perkara yang disebut dalam al quran
  • 4.
    Halal • Bahasa :halla – yahillu – hillan • Terminologi: Halal diartikan sebagai sesuatu yang harus, yang dibolehkan dan sesuatu yang tidak dilarang untuk menggunakannya • Fiqh : Sesuatu yang tidak dicegah atau sesuatu yang diharuskan oleh syara’ • Dr. Yusuf al Qardhawi : Halal sebagai suatu perkara yang dibolehkan atau perkara yang diharuskan dan sudah terlepas dari ikatan atau simpulan bahaya Halalan Toyyiban • Toyyib adalah sifat kepada sesuatu yang baik dan berlawanan dengan sesuatu yang buruk
  • 5.
    Beberapa pendapat terkaithalalan toyyiban • Abdul Ghani Shamsudin: Halal adalah sesuatu yang baik dan dibenarkan oleh Syara. Contoh: bagi orang yang mempunyai penyakit tertentu makanan yang menjadi musuh bagi dia karena penyakitnya adalah diharamkan kepadanya. • Halal dikaitkan dengan hidup dan makanan itu sendiri. Konsumsi makanan yang halal akan membawa pada ketakwaan, kesyukuran dan ke arah kebaikan. • Toyyiban: merujuk pada aspek yang berkaitan dengan proses, penyediaan, dan pengendalian makanan • Halal juga dikatakan bole dan dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat pada ketentuan yang melarangnya. Toyyiban: Lezat, sehat dan dapat memberikan ketentraman
  • 6.
    Ciri-ciri makanan halal •Makanan tidak mengandung seluruhnya atau sebagian dari Binatang yang dilarang oleh syara untuk dimakan dan disembelih mengikuti aturan dalam hukum islam • Tidak mengandung bahan-bahan yang dihukum sebagai Najis mengikuti aturan islam • Tidak disediakan atau diproses dengan menggunakan alat atau benda yang tidak bebas dari najis • Selama proses penyediaan, pemrosesan ataupun penyimpanan, tidak bersentuhan dengan makanan lain yang haram atau Najis Pada dasarnya semua makanan itu halal kecuali sudah ditegaskan dalam al quran dan hadits terkait larangan dalam mengkonsumsinya
  • 7.
    Kategori HAram • Haram:Tuntunan untuk meninggalkan sesuatu perbuatan dengan tuntunan pasti. Diberikan pahala jika meninggalkannya dan berdosa jika melakukannya. Contoh: minum minuman beralkohol • Kategori haram • Haram li dhatihi: Perkara atau perbuatan yang diharamkan karena benda itu sendiri. Contoh: bangkai, darah, daging babi • Haram li ghoyrihi: Perkara atau perbuatan yang diharamkan karena faktor luar yang bercampur dengannya. Sesuatu yang awalnya halal tetapi diperoleh dengan cara yang haram. Contoh: Beli barang dari hasil judi
  • 8.
    • Secara Bahasa:dibenci atau yang tidak disukai oleh agama • Dari sisi syara: sesuatu yang diminta untuk ditinggalkan bagi muslim, namun tidak berdosa apabila melakukannya. Makruh: lebih baik ditinggalkan meskipun apabila dilakukan tidak dianggap salah atau berdosa • Makruh pada makanan: • Makanan yang tidak dianjurkan untuk dimakan sekiranya dapat memberikan efek negative pada tubuh • Selain itu juga dapat memberikan efek negative bagi orang lain, contoh: makanan dengan bau yang mengganggu Makruh
  • 9.
    Subhat • Subhat :Perkara yang tidak dapat dipastikan kedudukan hukumnya, halal atau haram • Contoh: ragu-ragu dengan masakan orang bukan muslim karena ada kemungkinan tercampur atau bersentuhan dengan peralatan yang Najis. • Kategori Subhat: • Subhat pada hukum: Suatu perkara atau perbuatan yang tidak mempunyai dalil yang jelas dari al-quran dan Hadits. Contoh: daging hewan yang tidak jelas status penyembelihannya • Subhat perbuatan: Hukum halal haram yang sudah dijelaskan oleh Allah SWT, tetapi tidak dijelaskan secara terperinci. Contoh: seseorang menemukan buah di pembatas ladangnya tapi tidak dikenal pasti milik siapa.
  • 10.
    Subhat menurut ImamGhazali (ihya’ ulumuddin) • Dibagi menjadi 4: • Subhat yang berkaitan dengan sebab yang menghalalkan atau mengharamkan • Subhat yang disebabkan oleh pencampuran yang menimbulkan keraguan karena ada bahan tambahan. Contoh: gelatin, collagen • Subhat yang disebabkan terdapat pencampuran antara kemaksiatan dan sebab yang menghalalkan. Contoh: Menyembelih hewan kurban dengan pisau curian • Subhat yang disebabkan oleh perselisihan dalil
  • 11.
    Prinsip Halal danHaram Menurut Yusuf al Qardhawi • Hukum asal sesuatu adalah diperbolehkan (halal). Sesuatu tidak diharamkan kecuali terdapat dalil yang jelas dan shahih tentang hukumnya haram • Setiap individu, boleh melakukan aktivitas sehari-hari selagi tidak ada larangan yang dilarang oleh syara • Hukum syara yang tidak mempunyai panduan yang khusus maka hukum tersebut mengacu pada hukum asal nya Prinsip 1: Asal sesuatu adalah harus
  • 12.
    Prinsip kedua: Niatbaik tidak boleh menghalalkan yang haram • Islam menyarankan mengihlaskan niat dalam setiap perbuatan • Amalan yang tidak bertentangan dengan hukum islam akan bertukar menjadi ibadah apabila disertakan niat di dalamnya • Perbuatan yang dilarang meskipun dengan niat baik adalah dilarang dan dinilai maksiat • Menggunakan barang yang haram sekalipun dengan tujuan yang baik tidak akan mengubah perkara tersebut menjadi halal
  • 13.
    Prinsip 3: Apasaja yang membawa kepada Haram adalah haram • Setiap individu muslim perlu menjaga kemaslahatan: agama, nyawa, akal, keturunan, dan harta • Apabila Allah mengharamkan sesuatu maka Allah juga akan mengharamkan perkara-perkara yang membawa kepadanya
  • 14.
    Prinsip ke-4: Berhati-hatidari subhat dan menghindari perkara haram • Perbuatan berhati-hati dapat menghindarkan diri dari terjerumus kedalam kemadharatan dan keburukan yang mengakibatkan kerusakan harta, jiwa, kehormatan, dan akal • Perkara subhat yang memiliki kesamaran status halal dan haramnya sebaiknya dihindari
  • 15.
    Prinsip ke-5: Keadaanterpaksa membolehkan sesuatu yang haram • Contoh: seseorang yang tersesat di hutan dan kehabisan makanan, dan tidak mempunyai pilihan lain selain babi, maka diperbolehkan sekedarnya • Obat yang mengandung bahan yang dilarang  diperbolehkan apabila sudah tidak ada alternatif lain
  • 16.
    Prinsip ke-6: Peraturanhalal dan haram bersifat umum dan menyeluruh • Cotoh : Islam mengharamkan mencuri tanpa melihat status • Haram mencuri meskipun berada di lingkungan yang bukan muslim Prinsip ke-7: Mengharamkan dan menghalalkan sesuatu adalah hak Allah SWT • Manusia tidak mempunyai otoritas untuk mengubah hukum yang sudah dijelaskan dalam al-quran
  • 17.
    • Allah mencelamusyrikin karena perbuatan mereka mengubah hukum yang telah ditetapkan oleh Allah • Hak menentukan hukum adalah milik allah Prinsip ke-8: Mangharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram sama dengan syirik
  • 18.
    Prinsip ke-9: Mengharamkan sesuatuadalah sesuai dengan keburukan dan kemadharatan • Setiap yang diharamkan ataupun yang dihalalkan dalam islam adalah untuk menjaga kepentingan umat islam • Contoh: mengharankan minuman beralkohol  menjaga akal manusia tetap sehat dan dapat berfikir jernih • Contoh: mengharamkan bangkai  menghindarkan tubuh dari penyakit
  • 19.
    Prinsip ke-10: Sesuatuyang halal tidak memerlukan yang haram • Allah mengharamkan sesuatu melainkan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik • Ibnul qayyim : Allah mengharamkan mengadu, meramal Nasib tapi menggantikannya dengan doa dan istikharah • Allah mengharamkan riba dan menggantinya dengan perniagaan
  • 20.
    Prinsip ke-11: membuathelah terhadap sesuatu yang haram, hukumnya adalah haram • Hukum membuat helah terhadap sesuatu yang diharamkan adalah haram • Contoh: menghalalkan korupsi dan suap dengan menjadikannya sebagai hadiah • Contoh lain: menghalalkan zina atas nama pernikahan
  • 21.
    Kepentingan makanan halaldalam islam • Kesehatan jasmani, emosi dan akal • Spiritual: Barangsiapa makan sesuatu yang subhat selama 40 hari, maka hatinya akan menghitam • Ibadah mudah diterima oleh Allah • Dapat membina atau membentuk pribadi yang mulia