LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL
MODUL II.5
PEMERIKASAAN KOTORAN ORGANIK DALAM AGREGAT
HALUS
KELOMPOK 12
ANDRI ALIZA PUTRI 1302369182
JETHRO THOMAS 1306445166
THERESIA F. L. TOBING 1306369301
FADHIL MUHAMMAD FAJRI 1306414822
RULLY LESMANA 1306369195
TANGGAL PRAKTIKUM : 15 OKTOBER 2014
ASISTEN PRAKTIKUM : MEZKY MATTHEW . Y. P
TANGGAL DISETUJUI :
NILAI :
PARAF ASISTEN :
LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2014
II.5. PEMERIKSAAN KOTORAN ORGANIK DALAM
AGREGAT HALUS
A. TUJUAN PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan adanya bahan organik dalam
pasir alam yang akan digunakan sebagai bahan campuran mortar atau beton.
Kotoran organik adalah bahan-bahan organik yang terdapat di dalam pasir dan
menimbulkan efek merugikan terhadap mutu mortar beton.
B. DASAR TEORI
Agregat yang berasal dari alam sebenarnya dapat cukup kuat dan memiliki
ketahanan untuk digunakan sebagai campuran beton. Namun agregat yang berasal
dari alam juga mungkin tidak cukup baik untuk pembuatan beton jika agregat
tersebut mengandung kotoran organik yang dapat mengganggu proses hidrasi.
Bahan organik terdiri dari penguraian tumbuhan yang mengandung humus atau
lumpur organik. Bahan – bahan organik yang merugikan ini biasanya lebih
banyak berada di dalam agregat halus, dibanding pada agregat kasar yang lebih
mudah untuk dicuci.
C. PERALATAN
1. Tabung Erlenmeyer
2. Standar warna (Organic Plate)
3. Larutan NaOH 3% (terdiri dari 7,5 gr NaOH dan 250 ml air)
D. BAHAN
Agregat halus sebanyak 115 gr (kira-kira 1/3 dari isi tabung)
E. PROSEDUR
1. Memasukkan benda uji ke dalam tabung
2. Menambahkan larutan NaOH 3%. Setelah dikocok isinya harus
mencapai kira-kira 2/3 isi tabung.
3. Menutup botol, lalu kocok lagi kuat-kuat dan biarkan selama 24 jam
4. Setelah 24 jam membandingkan warna cairan yang terlihat di atas
benda uji dengan warna standar No. 3.
F. LAPORAN
Laporkan kotoran organik; lebih muda, sama, atau lebih gelap dari warna
standar no. 3. Jika warna larutan benda uji lebih gelap dari warna larutan standar,
maka kemungkinan mengandung bahan organik yang tidak diizinkan untuk bahan
campuran mortar atau beton.
G. ANALISIS
a. Analisis Percobaan
Pada percobaan kali ini, praktikan ingin mengetahui apakah agregat halus
yang praktikan gunakan mengandung bahan organik atau terbebas dari bahan
organik. Bahan organik yang ada dalam agregat akan mengganggu proses
pembentukan beton yang akan mengakibatkan kekuatan beton menjadi berkurang
dan beton yang diinginkan tidak terbentuk. Awalnya, praktikan melarutkan 7,5
gram NaOH di dalam 250 ml air di dalam tabung erlenmeyer agar terbentuk
larutan NaOH 3%. Setelah itu, praktikan memasukkan sampel agregat halus ke
dalam tabung. Tabung yang telah terisi agregat halus dan larutan NaOH
didiamkan selama 24 jam.
b. Analisis Hasil
Setelah 24 jam, praktikan kembali memeriksa keadaan sampel uji yang
praktikan buat. Hasilnya larutan NaOH berubah menjadi lebih gelap dan pekat.
Menurut A.M. Neville dan J.J. Brooks dalam Concrete Technology : Second
Edition (2010) menyatakan bahwa semakin pekat warna NaOH setelah bereaksi
dengan agregat, maka semakin banyak kandungan bahan organik yang bisa
merugikan pembuatan beton.
Standar warna yang digunakan sebagai batas warna larutan NaOH yang
bereaksi dengan agregat adalah warna nomor 3 pada organic plate. Jika hasil dari
sampel menunjukkan warna nomor 3, 2, atau 1, maka dapat dinyatakan bahwa
agregat tersebut tidak mengandung bahan organik, atau mengandung bahan
organik yang tidak berbahaya.
Sedangkan dari sampel agregat halus yang praktikan uji, warna larutan
NaOH setelah bereaksi dengan agregat memiliki warna no.4 (standar organic
plate). Hal tersebut menunjukkan bahwa di dalam agregat halus yang praktikan uji
mengandung bahan organik yang dapat mengganggu proses pembuatan beton.
Namun, bahan organik di dalam agregat dapat dihilangkan agar tidak
mengganggu proses pembuatan beton, dan beton yang dihasilkan akan sesuai
dengan yang diharapkan. Cara untuk menghilangkan bahan organik diantaranya
dapat direndam dalam larutan NaOH, karena bahan organik bersifat asam, dan
NaOH bersifat basa, maka NaOH dapat menetralisir bahan organik. Cara lainnya
adalah dengan mencuci agregat hingga bersih dengan air yang steril yang
mengalir agar bahan organik dapat hilang karena terbawa aliran air.
c. Analisis Kesalahan
Kesalahan yang mungkin terjadi pada praktikum kali ini
diantaranya adalah :
1. Agregat halus yang diletakkan di daerah terbuka dan tidak ada
pengawasan terbadap agregat tersebut menyebabkan bahan organik
dapat masuk ke dalam agregat.
2. Penggunaan air dalam melarutkan NaOH tidak tepat 250 ml karena
pengukuran yang dilakukan praktikan hanya menggunaan perkiraan,
tidak menggunakan gelas ukur. Sehingga larutan NaOH mungkin tidak
tepat 3%.
H. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah :
1. Agregat halus yang praktikan gunakan untuk objek praktikum kali ini
mengandung bahan organik dilihat dari warna larutan NaOH yang
berwarna lebih gelap setelah bereaksi dengan agregat halus.
2. Kandungan bahan organik dalam agregat halus dapat dihilangkan
dengan cara dicuci dengan air steril yang mengalir, atau dengan larutan
NaOH.
I. REFERENSI
a. American Society for Testing and Materials. “Standards Test method
for Organic Impurities in Fine Aggregates for Concrete”, No. ASTM C
40 – 04. Annual Book of ASTM Standards, Vol 04.02.
b. Badan Standarisasi Nasional. “Metode Pengujian Kotoran Organik
dalam Pasir untuk Campuran Mortar atau Beton”, SNI 03-2816-1992.
c. Neville, A.M, J.J. Brooks.2010.Concrete Technology : Second Edition.
England : Pearson Education Limited.

Laporan kotoran organik

  • 1.
    LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTIMATERIAL MODUL II.5 PEMERIKASAAN KOTORAN ORGANIK DALAM AGREGAT HALUS KELOMPOK 12 ANDRI ALIZA PUTRI 1302369182 JETHRO THOMAS 1306445166 THERESIA F. L. TOBING 1306369301 FADHIL MUHAMMAD FAJRI 1306414822 RULLY LESMANA 1306369195 TANGGAL PRAKTIKUM : 15 OKTOBER 2014 ASISTEN PRAKTIKUM : MEZKY MATTHEW . Y. P TANGGAL DISETUJUI : NILAI : PARAF ASISTEN : LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014
  • 2.
    II.5. PEMERIKSAAN KOTORANORGANIK DALAM AGREGAT HALUS A. TUJUAN PERCOBAAN Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan adanya bahan organik dalam pasir alam yang akan digunakan sebagai bahan campuran mortar atau beton. Kotoran organik adalah bahan-bahan organik yang terdapat di dalam pasir dan menimbulkan efek merugikan terhadap mutu mortar beton. B. DASAR TEORI Agregat yang berasal dari alam sebenarnya dapat cukup kuat dan memiliki ketahanan untuk digunakan sebagai campuran beton. Namun agregat yang berasal dari alam juga mungkin tidak cukup baik untuk pembuatan beton jika agregat tersebut mengandung kotoran organik yang dapat mengganggu proses hidrasi. Bahan organik terdiri dari penguraian tumbuhan yang mengandung humus atau lumpur organik. Bahan – bahan organik yang merugikan ini biasanya lebih banyak berada di dalam agregat halus, dibanding pada agregat kasar yang lebih mudah untuk dicuci. C. PERALATAN 1. Tabung Erlenmeyer 2. Standar warna (Organic Plate) 3. Larutan NaOH 3% (terdiri dari 7,5 gr NaOH dan 250 ml air) D. BAHAN Agregat halus sebanyak 115 gr (kira-kira 1/3 dari isi tabung) E. PROSEDUR 1. Memasukkan benda uji ke dalam tabung 2. Menambahkan larutan NaOH 3%. Setelah dikocok isinya harus mencapai kira-kira 2/3 isi tabung. 3. Menutup botol, lalu kocok lagi kuat-kuat dan biarkan selama 24 jam
  • 3.
    4. Setelah 24jam membandingkan warna cairan yang terlihat di atas benda uji dengan warna standar No. 3. F. LAPORAN Laporkan kotoran organik; lebih muda, sama, atau lebih gelap dari warna standar no. 3. Jika warna larutan benda uji lebih gelap dari warna larutan standar, maka kemungkinan mengandung bahan organik yang tidak diizinkan untuk bahan campuran mortar atau beton.
  • 4.
    G. ANALISIS a. AnalisisPercobaan Pada percobaan kali ini, praktikan ingin mengetahui apakah agregat halus yang praktikan gunakan mengandung bahan organik atau terbebas dari bahan organik. Bahan organik yang ada dalam agregat akan mengganggu proses pembentukan beton yang akan mengakibatkan kekuatan beton menjadi berkurang dan beton yang diinginkan tidak terbentuk. Awalnya, praktikan melarutkan 7,5 gram NaOH di dalam 250 ml air di dalam tabung erlenmeyer agar terbentuk larutan NaOH 3%. Setelah itu, praktikan memasukkan sampel agregat halus ke dalam tabung. Tabung yang telah terisi agregat halus dan larutan NaOH didiamkan selama 24 jam. b. Analisis Hasil Setelah 24 jam, praktikan kembali memeriksa keadaan sampel uji yang praktikan buat. Hasilnya larutan NaOH berubah menjadi lebih gelap dan pekat. Menurut A.M. Neville dan J.J. Brooks dalam Concrete Technology : Second Edition (2010) menyatakan bahwa semakin pekat warna NaOH setelah bereaksi dengan agregat, maka semakin banyak kandungan bahan organik yang bisa merugikan pembuatan beton. Standar warna yang digunakan sebagai batas warna larutan NaOH yang bereaksi dengan agregat adalah warna nomor 3 pada organic plate. Jika hasil dari sampel menunjukkan warna nomor 3, 2, atau 1, maka dapat dinyatakan bahwa agregat tersebut tidak mengandung bahan organik, atau mengandung bahan organik yang tidak berbahaya. Sedangkan dari sampel agregat halus yang praktikan uji, warna larutan NaOH setelah bereaksi dengan agregat memiliki warna no.4 (standar organic plate). Hal tersebut menunjukkan bahwa di dalam agregat halus yang praktikan uji mengandung bahan organik yang dapat mengganggu proses pembuatan beton. Namun, bahan organik di dalam agregat dapat dihilangkan agar tidak mengganggu proses pembuatan beton, dan beton yang dihasilkan akan sesuai dengan yang diharapkan. Cara untuk menghilangkan bahan organik diantaranya
  • 5.
    dapat direndam dalamlarutan NaOH, karena bahan organik bersifat asam, dan NaOH bersifat basa, maka NaOH dapat menetralisir bahan organik. Cara lainnya adalah dengan mencuci agregat hingga bersih dengan air yang steril yang mengalir agar bahan organik dapat hilang karena terbawa aliran air. c. Analisis Kesalahan Kesalahan yang mungkin terjadi pada praktikum kali ini diantaranya adalah : 1. Agregat halus yang diletakkan di daerah terbuka dan tidak ada pengawasan terbadap agregat tersebut menyebabkan bahan organik dapat masuk ke dalam agregat. 2. Penggunaan air dalam melarutkan NaOH tidak tepat 250 ml karena pengukuran yang dilakukan praktikan hanya menggunaan perkiraan, tidak menggunakan gelas ukur. Sehingga larutan NaOH mungkin tidak tepat 3%. H. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah : 1. Agregat halus yang praktikan gunakan untuk objek praktikum kali ini mengandung bahan organik dilihat dari warna larutan NaOH yang berwarna lebih gelap setelah bereaksi dengan agregat halus. 2. Kandungan bahan organik dalam agregat halus dapat dihilangkan dengan cara dicuci dengan air steril yang mengalir, atau dengan larutan NaOH. I. REFERENSI a. American Society for Testing and Materials. “Standards Test method for Organic Impurities in Fine Aggregates for Concrete”, No. ASTM C 40 – 04. Annual Book of ASTM Standards, Vol 04.02. b. Badan Standarisasi Nasional. “Metode Pengujian Kotoran Organik dalam Pasir untuk Campuran Mortar atau Beton”, SNI 03-2816-1992. c. Neville, A.M, J.J. Brooks.2010.Concrete Technology : Second Edition. England : Pearson Education Limited.