LAPORAN RESMI 
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 
Oleh : 
REGU : II 
A.A Inung Arie Adnyano (710006008) 
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN 
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 
2009
HALAMAN PENGESAHAN 
LAPORAN RESMI 
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 
Oleh : 
REGU : II 
Shilvyanora Aprilia Rande (710006001) 
A.A Inung Arie Adnyano (710006008) 
Yancer Mariton (710006013) 
Dede Setiawan (710006002) 
Brandolindo Ricardo (710006014) 
Barnabas Yeum (711208038) 
Yogyakarta, 21 Februari 2009 
Disetujui Penanggungjawab 
Praktikum Mekanika Tanah 
(R. Andy Erwin Wijaya. ST. MT.)
KATA PENGANTAR 
Kasih dan damai sejahtera dari Tuhan Yang Maha Bijaksana menyertai kita semua. 
Terimakasih dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala 
berkat dan kasihnya sehingga laporan Praktikum Mekanika Batuan dapat terselesaikan tepat 
pada waktunya. 
Laporan resmi ini dibuat setelah penulis mengikuti Praktikum Mekanika Batuan. 
Laporan resmi ini merupakan salah satu syarat mata kuliah wajib pada semester V Jurusan 
Teknik Pertambangan STTNAS. 
Pada Kesempatan ini pula Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya 
kepada : 
 Tuhan Yesus Kristus segala rahmat dan karunia-nya. 
 Orang yang selalu memberikanku semangat dan mendukungku berupa doa, material 
maupun spiritual yaitu Ayah,Ibu, Kakak dan adik. 
 Bapak Andy Erwin Wijaya, ST.MT, selaku dosen pengampu mata kuliah Mekanika 
Batuan yang telah memberikan bimbingan dan kuliah Mekanika Batuan 
 Asisten praktikum “Bapak Hartono” yang telah membimbing penulis dalam 
melaksanakan praktikum,Thanks banget Pak. 
 Peminjaman laboratorium mekanika tanah sehingga kami dapat melaksanakan 
praktikum. 
 Serta semua pihak terutama “Anak-anak Tambang 06” yang banyak membantu dan 
always kompak selalu. 
Dalam penyusunan laporan ini, penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan 
sehingga penulis berharap saran maupun kritik yang bersifat membangun sehingga dapat 
bermanfaat bagi kita semua. 
Yogyakarta, 21 Februari 2009 
Penulis
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR……………………………………………………………... 
DAFTAR TABEL………………………………………………………………...... 
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………...... 
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………. 
1.1 Latar Belakang……………………………………………………... 
1.2 Maksud dan Tujuan………………………………………………… 
1.2.1 Kadar air……………………………………………………. 
1.2.2 Berat jenis tanah……………………………………………. 
1.2.3 Batas cair tanah……………………………………………. 
1.2.4 Batas plastis dan indeks plastisitas…………………………. 
1.2.5 Batas susut dan factor-faktor batas susut…………………... 
BAB II. DASAR TEORI…………………………………………………… 
2.1 Kadar air……………………………………………………………. 
2.2 Berat jenis tanah……………………………………………………. 
2.3 Batas cair tanah…………………………………………………….. 
2.4 Batas palstis dan indeks plastisitas………………………………… 
2.5 Batas susut dan factor-faktor batas susut………………………....... 
BAB III. PENGUJIAN LABORATORIUM………………………………… 
3.1 Kadar air……………………………………………………………. 
3.1.1 Sampel uji………………………………………………….. 
3.1.2 Peralatan……………………………………………………. 
3.1.3 Prosedur……………………………………………………. 
3.2 Berat jenis tanah……………………………………………………. 
3.2.1 Sampel uji………………………………………………….. 
3.2.2 Peralatan……………………………………………………. 
3.2.3 Prosedur……………………………………………………. 
3.3 Batas cair tanah…………………………………………………….. 
3.3.1 Sampel uji………………………………………………….. 
3.3.2 Peralatan……………………………………………………. 
3.3.3 Prosedur……………………………………………………. 
3.4 Batas plastis dan indeks plastisitas………………………………… 
3.4.1 Sampel uji………………………………………………….. 
3.4.2 Peralatan…………………………………………………… 
3.4.3 Prosedur……………………………………………………. 
3.5 Batas susut dan factor-faktor batas susut…………………………... 
3.5.1 Sampel uji………………………………………………….. 
3.5.2 Peralatan…………………………………………………… 
3.5.3 Prosedur…………………………………………………….
BAB IV. HASIL PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN…………………… 
4.1 Kadar air……………………………………………………………. 
4.2 Berat jenis tanah……………………………………………………. 
4.3 Batas cair tanah…………………………………………………….. 
4.4 Batas palstis dan indeks plastisitas………………………………… 
4.5 Batas susut dan factor-faktor batas susut…………………………... 
BAB V. PEMBAHASAN…………………………………………………… 
5.1 Kadar air……………………………………………………………. 
5.2 Berat jenis tanah……………………………………………………. 
5.3 Batas cair tanah…………………………………………………….. 
5.4 Batas palstis dan indeks plastisitas………………………………… 
5.5 Batas susut dan factor-faktor batas susut…………………………... 
BAB VI. KESIMPULAN…………………………………………………….. 
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 
LAMPIRAN………………………………………………………………………...
DAFTAR TABEL 
1. Pemeriksaan Kadar Air…………………………………………………...... 
2. Penetuan Berat Jenis Tanah………………………………………………... 
3. Pemeriksaan Batas Cair……………………………………………………. 
4. Pemeriksaan Batas Plastis………………………………………………….. 
5. Pemeriksaan Batas Susut Dan Faktor-Faktor Susut Tanah……………….. 
6. Tabel Arloji…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Pengujian di laboratorium maupun penyelidikan di lapangan perlu dilakukan untuk 
melengkapi pengetahuan ilmu mekanika tanah yang dipelajari lewat perkuliahan. 
Penyelidikan tanah di lapangan berguna untuk mengetahui suatu daerah/lokasi 
ditinjau dari kestabilan tanah, daya dukung tanah, gaya geser dan lain-lain yang memenuhi 
syarat atau tidak, jika pada lokasi tersebut didirikan suatu bangunan sipil. 
Sedang pengujian di laboratorium berguna untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan 
mekanik tanah dari percontohan yang diambil di lapangan. 
Pengujian di laboratorium mekanika yang merupakan materi dalam praktikum 
meliputi : 
A. Sifat fisik tanah, yaitu sifat tanah dalam keadaan asli yang digunakan untuk 
menentukan jenis tanah, terdiri dari : 
1. Kadar air, bobot isi, berat jenis. 
2. Batas Atterberg (batas konsistensi), yaitu : 
a. Batas cair (liquid limit). 
b. Batas plastis (plastic limit). 
c. Indeks plastis (plasticity index). 
d. Batas susut (shirinkage limit). 
B. Sifat mekanik tanah, yaitu sifat-sifat tanah apabila memperoleh pembeban, dan 
digunakan sebagai parameter dalam perencanaan pondasi atau kemantapan lereng, 
diantaranya meliputi : 
1. Pemedatan tanah (soil compaction), terdiri dari : 
a. Pemadatan standar. 
b. Pemadatan modifikasi. 
2. Kekuatan geser tanah (shear strength of soil), parameternya dapat diperoleh 
dari pengujian : 
a. Geser langsung (direct shear test). 
b. Kuat tekan bebas (unconfined compression test). 
c. Triaksial (triaxial test)
1.2. Maksud dan Tujuan 
1.2.1 Kadar Air 
Tujuan dari percobaan memeriksa kadar air adalah untuk mengetahui kadar air tanah 
dari suatu daerah tertu dan kedalaman tertu. 
1.2.2. Berat Jenis Tanah 
Tujuan dari percobaan menentukan berat jenis tanah adalah untuk mengetahui berat 
jenis dari suatu sampel tanah yang telah diambil, karena tanah terdiri dari beberapa jenis. 
1.2.3. Batas Cair Tanah 
Tujuan percobaan menentukan batas cair tanah. adalah untuk mengetahui batas cair 
dari suatu tanah dan peralihan kekeadaan keplastis. 
i) Batas Palstis dan Indeks Plastisitas 
Tujuan percobaan menentukan batas plastis dan indeks plastis adalah untuk 
mengetahui batas plastis dari suatu contoh tanah yang telah diambi. 
1.2.5. Batas Susut dan Factor-Faktor Batas Susut 
Tujuan percobaan menentukan batas susut adalah untuk mengetahui batas susut, 
angaka susut, susut volumetric dan susut lineair. 
1.2.6 Uji Tekan Bebas 
Tujuan percobaan uji tekan bebas adalah untuk menentukan kuat tekan bebas tenah 
kohensif , percobaan ini juga dapat dilakuan pada tanah asli atau tanah pada batuan.
BAB II 
DASAR TEORI 
2.1. Kadar Air 
Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air dengan berat butiran yang 
dikandung dalam tanah dan berat kering tanah yang dinyatakan dalam persen (%). Dapat 
diperhitungkan dengan mengTgunakan rumus 
W(%) = 
w 
w 
s 
w 
x 100 
Dengan : 
W = Kadar air 
Ww = berat air 
Ws = Berat butiran padat 
2.2. Berat Jenis Tanah 
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir-butir dengan berat air 
destilasi di udara dengan volume sama dan temperature tertentu. Biasanya diambil untuk 
temperature 270C. Dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus : 
Gs = 
s 
y 
w 
y 
Dengan : 
Gs = Berat jenis tanah 
ys = Berat volume butiran 
yw = Berat vol air 
2.3. Batas Cair Tanah 
Batas cair suatu tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas 
peralihan antara cair dan keadaan plastis. Tanah dalam keadaan pada batas cair apabila 
diperiksa dengan alat Ca sagrande, kedua bagian tanah dalam mangkok yang terpisah oleh 
alur lebar 2 mm, menutup sepanjang 12,7 mm oleh 25 pukulan. Dapat diperhitungkan dengan 
menggunakan rumus :
menggunakan rumus : 
LL = WN 
tgb N 
ö çè 
÷ø 
æ 
25 
Dengan : 
N = Jumlah Pukulan, untuk menutup celah 0,5 in (12,7) 
WN = Kadar air 
Tgβ = 0,121 (tapi tgβ tidak sama dangan 0,121 untuk semua jenis 
Tanah) 
2.4 Batas Palstis dan Indeks Plastisitas 
Batas plastis tanah (PL) adalah kadar air minimum ( dinyatakan dalam persen ) bagi 
tanah tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Tanah ada pada keadaan plastis, apabila 
tanah digiling menjadi batang-batang berdiameter 3 mm mulai menjadi retak-retak. 
Index plastisitas sesuatu tanah adalah bilangan ( dalam persen ) yang merupakan 
selisih antara batas cair dan batas plastisitasnya. Dapat diperhitungkan dengan menggunakan 
rumus : 
PI = LL – PL 
2.5 Batas Susut dan Factor-faktor Batas Susut 
Batas susut tanah adalah sebagai kadar air pada kedudukan antara daerah semi padat 
dan padat, yaitu persentase kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak 
mengakibatkan perubahan volume tanah. Percobaan batas sust dilaksanakan dalam 
laboratorium dengan cawan porselin diameter 44,4 mm dengan tinggi 12,7 mm. Bagian 
dalam cawan dilapisi dengan pelumas dan diisi dengan tanah jenuh sempurna. Kemudian 
dikeringkan dalam oven. Volume ditrntikan dengan mencelupkannya dengan air raksa. 
Apabila berat jenis tanah G diketahui, maka batas susut tanah dapat diperhitunhkan sebagai 
berikut : 
SL = 
Vo 
Wo 
1 
- 
G 
x 100% 
2.6 UJi Tekan Bebas 
Kuat tekan bebas adalah besarnya tekanan axial ( kg/cm2 ), yang diperlukan untuk 
menekan suatu silinder tanah sampai pecah atau besarnya tekanan yang memberikan 
perpendekan tanh sebesar 20 %, apabila sampai dengan perpendekan 20 % tersebut tanah 
tidak pecah.
BAB III 
PENGUJIAN LABORATORIUM 
3.1 Kadar Air 
3.1.1 Sampel Uji 
Contoh tanah ( basah ) yang diperiksa, dengan berat minimum tergantung pada 
ukuran terbesar dari butir tanah : 
a.) tanah berbutir halus, berat minimum 10 gr – 25 gr. 
b.) Tanah berpasir, berat minimum 50 gr – 100 gr. 
c.) Tanah berkerikil – lebih benyak. 
3.1.2 Peralatan 
1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 1050 – 1100. 
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang – kurangnya : 
a.) 0,01 gram - untuk berat kurang dari 100 gram. 
b.) 0,10 gram - untuk berat antara 100 gram – 1000 gram. 
c.) 1,00 gram - untuk berat lebih dari 1000 gram. 
3. Desikator. 
4. Cawan timbang bertutup dari gelas atau logam tahan karat. 
3.1.3 Prosedur 
1. Bersihkan dan keringkan cawan timbang, kemudian timbang dan catat beratnya 
( = W1 ). 
2. Masukan contoh tanah ( basah ) ke dalam cawan timbang, kemudian bersama 
tutupnya ditimbang ( = W2 ). 
3. Dalam keadaan terbuka, cawan bersama tanah dimasukkan dalam oven ( 1050 – 
1100 ) selama 16 – 24 jam. Tutup cawan disertakan dan jangan sampai tertukar 
dengan cawan lain. 
4. Cawan dengan tanah kering diambil darioven, didinginkan dalam desikator. 
Setelah dingin ditutup. 
5. Cawan tertutup bersama tanah kering ditambang ( = W3 ).
3.2 Berat Jenis Tanah 
3.2.1 Sampel Uji 
Contoh tanah seberat sekitar 30 gram – 40 gram yang akan digunakan untuk 
pemeriksaan secara duplo ( 2 percobaan yang terpisah . 
3.2.2 Peralatan 
1. Piknometer, yaitu botol gelas dengan leher sempit dan dengan tutup ( dari 
gelas ) yang berlubang kapiler, dengan kapasitas 50 cc atau lebih besar. 
2. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram. 
3. Air destilasi bebas udara ( dalam “wash bottle” ). 
4. Oven dengan suhu dapat diatur pada 1050 – 1100 c. 
5. Desikator. 
6. Termometer. 
7. Cawan porselin ( mortar ) dengan pestel ( penumbukan berkepala karet ) untuk 
menghancurkan gumpalan tanah menjadi butir – butir tanpa merusak butir – 
butirnya sendiri. 
8. Alat vacuum atau kompor 
3.2.3 Prosedur 
1. Piknometer dibersihkan luar – dalam dan dikeringkan, kemudian ditimbang ( = 
W1 ). 
2. Contoh tanah dihancurkan dalam cawan porselin dengan menggunakan pestel, 
kemudian dikeringkan dalam oven. 
Ambil tanah kering dari oven dan langsung dinginkan dalam desikator. 
Setelah dingin, dari desikator segera/langsung dimasukkan dalam piknometer 
sebanyak kira – kira 10 gram. 
Piknometer tutpnya berisi tanah timbang ( = W2 ). 
3. Isikan air ± 10 cc kedalam piknometer, sehingga tanah terendam seluruhnya 
dan biarkan 2 – 10 jam. 
4. Tanbahkan air destilasi sampai kira – kira setengah/dua pertiga penuh. 
Udara yang terperangkap diantara butir – butir harus dikeluarkan/dihilangkan, 
yang dapat dilakukan dengan salah satu cara :
a). Piknometer bersama air dan tanah dimasukkan dalam bejana tertutup yang 
dapat di vacuum dengan pompa – vacuum ( tidak melebihi 100 mm Hg ), 
sehingga gelembung – gelembung udara keluar dan menjadi jernih. 
b). Piknometer direbus dengan hati – hati sekitar 10 menit dengan sekali – sekali 
piknometer dimiringkan untuk membantu keluarnya udara. Kemudian 
didinginkan. 
5. Piknometer ditambah air destilasi sampai penuh dan ditutup. Bagian luar 
piknometer dikeringkan dengan kain kering. Setelah itu piknometer berisi 
tanah dan air ditimbang ( = W3 ). 
Air dalam piknometer diukur suhunya dengan thermometer ( = t0 c ). 
6. Piknometer dikosongkan dan bersihkan, kemudian diisi penuh dengan air 
destilasi bebas udara, ditutup, diluarnya dikeringkan dengan kain kering. 
Piknometer penuh air ditimbang ( = W4 ). Hal ini dikerjakan segera setelah 
selesai no. 5, agar suhu udara masih sama dengan keadaan no. 5. 
3.3 Batas Cair Tanah 
3.3.1 Sampel 
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksa ini sebanyak ± 100 gram. 
Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir – butir yang lebih besar dari 
0,425 mm. Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir – butir kasar lebih dari 
0,425 .. dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa persiapan lebih dulu. Apabila contoh 
tanah mengandung butir – butir kasar, mula – mula keringkan dalam suhu udara ( atau 
dengan alat pengering dengan suhu kurang dari 600 C ) secukupnya saja, sampai dapat 
disaring dengan saringan. Pecahakan gumpalan – gumpalan tanah dengan digerus dalam 
mortar dengan pestel ( penumbuk/penggerus ) dengan kepala terbungkus karet, sehingga butir 
– butir tidak rusak. Kemudian saring dengan saringan no. 40. bagian yang tertahan saringan 
no. 40 disingkirkan dan bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.
3.3.2 Peralatan 
1. Alat batas cair Casagrande. 
2. Alat pembarut ( grooving tool ). 
3. Cawan porselen ( mortar ). 
4. Pestel ( penumbuk/penggerus ) berkepala karet atau dibungkus karet. 
5. Spatel. 
6. Saringan no. 40. 
7. Air destilasi dalam botol cuci ( wash bottle ). 
8. Alat – alat pemeriksa kadar air ( lihat percobaan no. 1 ). 
3.3.3 Prosedur 
1. Taruhlah contoh tanah ( sebanyak ± 100 gram ) dalam mangkok porselen, 
campur rata dengan air destilasi sebanyak kira – kira 15 cc – 20 cc. Aduk, 
tekan- tekan dan tusuk – tusuk dengan spatel. Bila perlu tambahlah air secara 
bertahap, tambah sekitar 1 cc – 3 cc, aduk, tekan dan tusuk – tusuk, tambah air 
lagi dan seterusnya, sehingga dipeoleh adukan yang benar – benar merata. 
2. Apabila adukan tanah ini telah merata, dan kebasahannya telah menghasilkan 
sekitar 30 – 40 pukulan pada percobaan, taruhlah sebagian adukan tanah 
tersebut dalam mangkok Casagrande. Gunakan spatel, secar dan tekan dengan 
baik, sehingga tidak terperangkap gelembung udara dalam tanah. Ratakan 
permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat pada ujung 
terbawah mangkok. Dengan demekian tebal tanah bagian terdalam akan 
terdapat 1 cm. Jika ada kelebihan, kembalikan kelebihan tersebut ke mangkok 
porselen. 
3. Dengan alat pembarut, buatlah alur lurus pada garis tengah mangkok daerah 
dengan sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian secara 
simetris. Bentuk alar harus baik dan tajam dengan ukuran sesuai dengan alat 
pembarut. Untuk menghindari terjadi alur yang tidak baik atau tergesernya 
tanah dalam mangkok, barutlah dengan gerakan maju dan mundur beberapa 
kali dengan setiap kali sedikit dalam. 
4. a. Segera gerakan pemutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya 
dengan kecepatannya 2 putaran per detik, sampai kedua bagian tanah 
bertemu sepanjang kira – kira 12,7 mm ( ½ ). Catatlah jumlah pukulan yang 
diperlukan tersebut.
b. Pada percobaan pertama tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus 
antara 30 – 40 kali. Bila teryata lebih dari 40 kali, berarti tanah kurang basah 
dan kembalikan tanah dari mangkok Casagrande ke cawan porselen, 
tambahkan sedikit demi sedikit air dan aduklah seperti tadi sampai merata. 
c. Cucilah mangkok Casagrande dengan air, kemudian keringkan dengan kain 
kering. Kemudian ulangi pekerjaan seperti tersebut pada no. 2 sampai 
dengan no. 4. 
5. Ambillah segera dari mangkok sebagian tanah dengan menggunakan spatel 
secara melintang tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang saling bertemu. 
Periksalah kadar air tanah tersebut. 
6. Ambillah sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan kembalikan ke cawan 
porselen, tambah lagi dengan air secara merata. Cuci dan keringkan mangkok. 
7. Ulangi pekerjaan pada nomor – nomor 2, 3, 4, 5 dan 6 sehingga diperoleh 3 
atau 4 data hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan diantara 15 dan 35 
pukulan dengan masing – masing selisihnya hamper sama. Percobaan ini harus 
dilakasanakan dari keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin cair. 
3.4 Batas Plastis dan Indeks Plastisitas 
3.4.1 Sampel Uji 
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak ± 15 gram – 
20 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir – butir yang lebih 
besar dari 0,425 mm. Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir – butir 
kasar lebih besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa tanpa persiapan lebih dahulu. 
Apabila contoh tanah mengandung butir – butir kasar, mula – mula keringkan dalam suhu 
udara ( atau dengan alat pengering suhu kurang dari 600 C ) secukupnya saja sampai 
gumpalan – gumpalan mudah diremuk untuk kemudian disaring. Pecahkan gumpalan – 
gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan menggunakan pestel 
( penumbuk/penggerus ) berkepala karet/terbungkus karet sehingga menjadi butiran – butiran, 
tetapi butir – butir tanah tidak rusak. Bagian yang tersaring no. 40 disingkirkan dan bagian 
yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji. Penyiapan benda uji ini sama dengan pada 
penyiapan untuk pemeriksaan batas cair, sehingga bila pemeriksaan batas cair dan batas 
plastis kedua – duanya dilakukan, persiapan dapat dilakukan bersama.
3. 4. 2 Peralatan 
1. Cawan porselen. 
2. Pestel ( penumbuk/penggerus ) dengan kepala karet atau terbungkus karet. 
3. Spatel . 
4. Plat kaca. 
5. Saringan no. 40. 
6. Batang kawat Ø 3 mm untuk ukuran pembanding. 
7. Alat – alat pemeriksa kadar air. 
3. 4. 3 Prosedur 
1. Taruhlah contoh tanah dalam cawan porselen, campur air sedikit demi sedikit, 
aduk sampai merata bebar-benar. Kadar air tanah yang diberikan adalah 
sampai tanah bersifat cukup plastis dan dapat mudah dibentuk menjadi bola 
dan tidak terlalu melekat pada jari, bila ditekan dengan jari. 
2. Remas dan bentuklah menjadi bentuk bola atau bentuk ellipsoida dari contoh 
tanah seberat sekotar 8 gr ( diameter ± 13 mm ). Gilinglah benda uji ini diatas 
plat kaca yang terletak pada bidang mendatar dibawah jari-jari tangan dengan 
tekanan secukupnya sehingga akan terbentuk batang-batang yang diameternya 
rata. Gerakan mengiling tanah gunakan kecepatan kira – kira tiap 11/2 detik 
satu gerakan maju dan mundur. 
3. Bila pada penggilingan diameter batang telah menjadi sekitar 3 mm 
( bandingkan dengan batang kawat pembnding ) dan ternyata batang ini masih 
licin, ambil dan potong-potong menjadi 6 atau 8 bagian ; kemudian remas 
seluruhnya antara ibu jari dan jari-jari lain dari kedua tangan sampai homogen, 
selanjutnya giling lagi seperti tadi. Jika digiling menjadi batang berdiameter 3 
mm, teryata batangnya masih licin. Ulangi lagi remas bentuk menjadi bola lagi 
& giling lagi, dst. Sampai batang tanah tampak retak-retak dan tidak dapat 
digiling menjadi batang yang lebih kecil ( meskipun belum mencapai diameter 
3 mm ). 
4. Kumpulkan tanah yang retak-retak atau terputus-putus tersebut dan segera 
kerjakan pemeriksaan kadar airnya.
3. 5 Batas Susut dan Faktor-Faktor Batas Susut 
3.5.1 Sampel Uji 
Siapkan ± 30gram contoh tanah yang telah di bersikan dari butir-butir tertahan 
saringan no. 40 ( 0,425 mm). jika contoh tanah dari lapangan mengandung butir-butir yang 
lebih besar dari 0,425 mm, kering tanah di udara. Kemudian remukan pada mortar porselen 
dengan menggunakan porter dengan kepala terbungkus karet sehinga butir-butir terpisah, 
tanpa merusak butir-butir. Kemudian saring dengan saringan No. 40, maka benda yang lewat 
saringan digunakan sebagai benda uji. 
3.5.1 Peralatan 
1. Cawan porselen. 
2. Cawan susut dari porselen atau morel, berbentuk bulat dengan alas datar, 
berdiameter ± 4,44 cm dan tinggi ± 1,27 cm. 
3. Pisau perata (strainght edge) 
4. Spater. 
5. Alat pengukur volume tanah yang terdiri dari mangkok gelas, pelat gelas 
dengan 3 paku, dan air raksa. 
6. Gelas ukuran 25 cc. 
7. Timbangan engan ketelitian 0,10 gram. 
3.5.2 Prosedur 
1. Taruh contoh tanah pada cawan porselen dan aduk secara baik sampai betul-betul 
merata denagan air destilasi secukupnya, sehingga mengiasi semua pori 
tanah dan jangan sampai ada udara terperangkar didalamnya.banyaknya air 
sedemikian, sehingga bila benda uji berupa tanah plastes kedalam air lebih 
10% dari baras cair,sedang benda uji berupa tanah kurang plastis buatlah 
sehingga konsistensi tanah sedikit diatas batas cair. 
2. Tentukan berat dan volume cawan susut. 
Bersihkan cawan, kemudian timbang dan catat beratnya. Untuk menentukan 
volume cawan, taruhlah cawan dalam mangkok porselen, isi dengan air rasa 
sampai penuh. Tekan dengan pelan gelas rata diatas permukaan cawan, juga 
jangan ada udara terperangkap. Bersihkan air raksa yang melekat di luar 
cawan.
3. Isilah cawan dengan tanah basah yang telah disaipkan. 
Olesi tipis bagian dalam cawan dangan vaselin atau pelumas paket. Isilah 
cawan dengan tanah sekitar sepertiga volumenya dan taruhlah ditengahnya. 
Pukul-pukulkan dengan hati-hati cawan pada bidang datar kokoh yang dilapisi 
oleh beberapa lapis kertas isap atau lembaran karet, sehingga tanah akan 
mengalir mengisi sudut-sudut cawan. 
Tambahkan lagi tanah sejumlah seperti tadi dan pukul-pukulkan lagi sehingga 
tanah memadat dan semua udara ber gerak kepermukaan. Tambahkan lagi 
tanah dan terus pukul-pukulkan sehingga terisi penuh sampai tepi atas. 
Ratakan dengan pisau perata dan hapuslah tanah yang melekat diluar cawan, 
sehingga volume tanah tetap sama dengan volume cawan. 
4. Tentukan berat basah dan berat kering tanah. 
Setelah cawan terisi tanah segera timbang dan catat berat cawan berisi tanah 
basah. Biarkan tanah mongering diudara sampai warnya berubah dari tua 
kemud. Kemudian keringkan ke oven dengan temperature 1050-1100. 
Dinginkan dalam indicator. Setelah dingin segera timbang dan catat beratnya 
5. Tentukan volume tanah kering dengan cara keluarkan dari cawan, kemudian 
dicelup dalam air rasa dalam mangkok gelas. Mula-mula tempatkan maongkok 
gelas dalam cawan porselen, isilah mangkok dengan air rasa sampai 
melimpah,kemudian tekan dengan pelan gelas berpaku tiga buah diatas 
mangkok. Hapuslah air rasa yang melekat diluar mangkok, dan tempatkan 
manggkok pada poselen kosong.tekanlah dengan hati-hati tanah kering 
kedalam air rasa dengan gelas berpaku ditas mangkok. Pindahkan air rasa 
yang tumpah dalam suatu mangkok dan tentukan berat air rasa ini. Volume 
tanah kering samadengan berat air rasa dibagi dengan berat jenis.
BAB IV 
HASIL PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN 
4.1 Kadar Air 
Perhitungan kadar air : 
Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 87 
Rumus : w2 - w3 gram 
= 60,59 - 52,59 gr 
= 8,00 gr 
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 87 
Rumus : w3 - w1 gram 
= 52,59 – 24,35 gr 
= 28,24 gr 
Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 87 
Rumus : 
W - 
W 
2 3 
W - 
W 
3 1 
x 100% 
- 
60,59 52,59 
= 52,59 - 
24,35 
x 100% 
= 28,33 % 
Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 71 
Rumus : w2 - w3 gram 
= 65,09 – 56,22 gr 
= 8,87 gr 
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 71 
Rumus : w3 - w1 gram 
= 56,22 – 23,92 gr 
= 32,30 gr
Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 71 
Rumus : 
W - 
W 
2 3 
W - 
W 
3 1 
x 100% 
- 
65,09 56,22 
= 56,22 - 
23,92 
x 100% 
= 27,46 % 
Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 74 
Rumus : w2 - w3 gram 
= 61,80 – 52,96 gr 
= 8,84 gr 
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 74 
Rumus : w3 - w1 gram 
= 52,96 - 22,38 gr 
= 30,58 gr 
Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 74 
Rumus : 
W - 
W 
2 3 
W - 
W 
3 1 
x 100% 
- 
61,80 52,96 
= 52,96 - 
22,38 
x 100% 
= 28,91 % 
28,33+27,46 +28,91 
Kadar air rata-rata : 3 
= 28,23 % 
Tabel Kadar Air
Asal Tanah : Dusun Dukun, muntilan Rombongan : II 
No. Contoh : Tanggal : 6 Februari 2009 
Kedalaman : 1,00 m 
1 No. Cawan timbang 87 71 74 
2 Berat cawan kosong W1 gram 24,35 23,92 22,38 
3 Berat cawan + tanah basah W2 gram 60,59 65,09 61,80 
4 Berat cawan + tanah kering W3 gram 52,59 56,22 52,96 
5 Berat air (w2 - w3) gram 8,00 8,87 8,84 
6 Berat tanah kering (w3 - w2) gram 28,24 32,30 30,58 
7 Kadar air 
W - 
W 
2 3 
W - 
W 
3 1 
x 100 
% 
28,33 27,46 28,91 
8 Kadar air rata-rata, % 28,23 
4.2 Berat Jenis Tanah
Perhitungan berat jenis tanah : 
Perhitungan A untuk piknometer No. 4 
Rumus : W2 – W1 gram 
= 34,96 – 24,49 gr 
= 10,47 gr 
Perhitungan B untuk piknometer No. 7 
Rumus : W3 – W4 gram 
= 54,47 – 48,50 gr 
= 6,99 gr 
Perhitungan C untuk piknometer No. 4 
Rumus : A – B ,gram 
=10,47 – 6,99 gr 
= 3,48 gr 
Perhitungan berat jenis untuk piknometer No. 4 
A 
Rumus : C 
10,47 
= 3,48 
= 3,00 gr 
Perhitungan A untuk piknometer No. 3 
Rumus : W2 – W1 gram 
= 34,80 - 24,12 gr 
= 10,68 gr 
Perhitungan B untuk piknometer No. 3 
Rumus : W3 – W4 gram 
= 55,28 - 49,50 
= 5,78 gr 
Perhitungan C untuk piknometer No. 3
Rumus : A – B ,gram 
=10,68 –5,78 
= 4,90 gr 
Perhitungan berat jenis untuk piknometer No. 3 
A 
Rumus : C 
10,68 
= 4,90 
= 2,18 gr 
Harga rata-rata untuk piknometer No. 4 dan 3 
3,00+2,18 
= 2 
= 2,59 gr 
berat jenis pada temperature 27,50 C adalah : 
0 
b . j . air . 
t 
Rumus : G1 x 0 
b j air 
. . 27,5 
° 
b j air 
. . 27 
b j air 
G1 x ° 
. . 27,5 
0,9965 
= 3,95 x 0,9964 
= 2,581o C 
Tabel Berat Jenis Tanah
Asal Tanah : Jl. Wates Rombongan : II 
No. Contoh : Tanggal : 6 Februari 2009 
Kedalaman : 2,00 m 
1 No. pirknometer 4 3 
2 Berat piknometer kosong W1 gram 24,49 24,12 
3 Berat piknometer + tanah 
kering 
W2 gram 34,94 34,80 
4 Berat piknometer + tanah + air W3 gram 56,57 55,28 
5 Berat piknometer + air W4 gram 49,58 49,50 
6 Temperatu, t0 c 27°C 27°C 
7 A = W2 – W1, gram 10,47 10,68 
8 B = W3 – W4, gram 6,99 5,78 
9 C = A – B, gram 1,48 4,90 
10 Berat jenis , G1 = A 3,00 2,18 
C 
11 Rata-rata harga G1 2,59 
12 
0 
0,9965 
b . j . air . 
t 2,59x =2,581°C 
G untuk 27,50 = G1 x 0 
b j air 
. . 27,5 
0,9964 
4.3 Batas Cair Tanah 
Perhitungan Batas Cair Tanah : 
Percobaan No. 1, Untuk jumlah pukulan 39 
Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 35 
Rumus : A = (W2 - W3) gram
A = ( 41,58 - 34,31 ) gr 
= 7,27gr 
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 35 
Rumus : B = (W3 - W1) gram 
B = ( 34,31- 22,34) gr 
= 11,97 gr 
Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 35 
A x 100 % 
Rumus : W = B 
7,72 
W = 11,97 
x 100 % 
= 60,74 % 
Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 44 
Rumus : A = (W2 - W3) gram 
A = ( 36,19 - 31,51) gr 
= 4,68 gr 
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 44 
Rumus : B = (W3 - W1) gram 
B = (31,51 – 24,60) gr 
= 6,91 gr 
Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 44 
A x 100 % 
Rumus : W = B 
4,68 
W = 6,91 
x 100 % 
= 67,73 % 
Perhitungan Kadar Air Rata-Rata untuk cawan No. 35 & 44
60,74+67,73 
= 2 
=64,24 % 
Percobaan No. 2, Untuk jumlah pukulan 40 
Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 98 
Rumus : A = (W2 - W3) gram 
A = (47,50 – 38,54) gr 
= 8,96 gr 
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 98 
Rumus : B = (W3 - W1) gram 
B = ( 38,54 – 23,43 ) gr 
= 15,11 gr 
Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 98 
A x 100 % 
Rumus : W = B 
8,96 
W = 15,11 
x 100 % 
= 59,29 % 
Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 12 
Rumus : A = (W2 - W3) gram 
A = ( 45,00 – 37,44 ) gr 
= 7,56 gr 
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 12 
Rumus : B = (W3 - W1) gram 
B = ( 37,44 - 24,66 ) gr
= 12,78 gr 
Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 12 
A x 100 % 
Rumus : W = B 
7,56 
W = 12,78 
x 100 % 
= 59,15 % 
Perhitungan Kadar Air Rata-Rata untuk cawan No. 98 & 12 
59,20+59,15 
= 2 
=59,22 % 
Percobaan No. 3, Untuk jumlah pukulan 24 
Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 38 
Rumus : A = (W2 - W3) gram 
A = (43,69 – 35,58) gr 
8,11 gr 
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 38 
Rumus : B = (W3 - W1) gram 
B = (35,58 – 23,70) gram 
= 11,88 gr 
Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 38 
A x 100 % 
Rumus : W = B 
8,11 
W = 11,88 
x 100 % 
= 68,27 % 
Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 65 
Rumus : A = (W2 - W3) gram
A = (38,85 – 33,14) gr 
= 5,71 gr 
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 65 
Rumus : B = (W3 - W1) gram 
B = (33,14 – 24,00) gr 
= 9,14 gr 
Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 65 
A x 100 % 
Rumus : W = B 
5,71 
W = 9,14 
x 100 % 
= 62,47 % 
Perhitungan Kadar Air Rata-Rata untuk cawan No. 38 & 65 
68,27 +62,47 
= 2 
=65,37 % 
Percobaan No. 4, Untuk jumlah pukulan 22 
Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 52 
Rumus : A = (W2 - W3) gram 
A = (42,14 – 34,74) gr
= 7,40 gr 
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 52 
Rumus : B = (W3 - W1) gram 
B = (34,74 – 24,06) gr 
= 10,68 gr 
Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 27 
A x 100 % 
Rumus : W = B 
7,40 
W = 10,68 
x 100 % 
= 69,29 % 
Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 107 
Rumus : A = (W2 - W3) gram 
A = (44,57 – 36,99) gr 
= 7,58gr 
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 105 
Rumus : B = (W3 - W1 ) gram 
B = (36,99 – 25,50) gr 
= 11,49 gr
Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 105 
A x 100 % 
Rumus : W = B 
7,58 
W = 11,49 
x 100 % 
= 65,97 % 
Perhitungan Kadar Air Rata-Rata untuk cawan No. 52 & 107 
69,29+65,97 
= 2 
=67,63 % 
Perhitungan Batas Cair = LL = 65 %
TABEL PEMERIKSAAN BATAS CAIR 
Asal Tanah : Jln. Wates Rombongan : II 
No. Contoh : Tanggal : 7 Februari 2009 
Kedalaman : 2,00 m 
1 Percobaan no. 1 2 3 4 
2 Jumlah pukulan 39 40 24 22 
3 No. cawan timbang 35 44 98 12 38 65 52 107 
4 Berat cawan timbang W1 gram 22,34 24,60 23,43 24,66 23,70 24,00 24,06 25,50 
5 Berat cawan + tanah basah W2 gram 41,58 36,19 47,50 45,00 43,69 38,85 42,14 44,57 
6 Berat cawan + tanah kering W3 gram 34,31 31,51 38,54 37,44 35,58 33,14 34,74 36,99 
7 Berat air A =( W2 – W3 ) gram 7,27 4,68 8,96 7,56 8,11 5,71 7,40 7,58 
8 Berat tanah kering B = (W3 – W1) gram 11,97 6,91 15,11 12,78 11,88 9,14 10,68 11,49 
9 Kadar air W = A x 100 60,74 67,73 59,29 59,15 68,27 62,47 69,,29 65,97 
B 
10 Kadar air rata-rata ,W 64,24 59,22 65,37 67,63 
BATAS CAIR = LL = 65 “FLOW INDEX” = I = ( WN=10 - WN=100 ) = 75,40 – 48,60 = 26,80
4.4 Batas Plastis dan Indeks Plastisitas 
Perhitungan Batas plastis dan indeks plastisitas : 
Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 1 
Rumus : (w2 - w3) gram 
= 31,56 -29,25 gr 
= 2,31 gr 
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 1 
Rumus (w3 - w1) gram 
= 29,25 – 24,40 gr 
= 4,85 gr 
Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 1 
Rumus : 
W - 
W 
2 3 
W - 
W 
3 1 
x 100% 
2,31 
= 4,85 
x 100% 
= 47,63 % 
Kadar air rata-rata : 47,63 % 
PL = 48 %
Tabel Batas Plastis 
Asal Tanah : Jl. Wates Rombongan : II 
No. Contoh : Tanggal : 7 Febrrruari 2009 
Kedalaman : 2,00 m 
1 No. Cawan timbang 1 
2 Berat cawan kosong W1 gram 24,40 
3 Berat cawan + kosong W2 gram 31,56 
4 Berat cawan+ tanah kering W3 gram 29,25 
5 Berat air A = (W2 – W3) gram 2,31 
6 Berat tanah kering B = (W3 – W1) gram 4,85 
7 Kadar air A 
W = x 100% 47,63 
B 
8 Kadar air rata-rata , W 47,63 
9 Batas plastis = PL = 48 
4.5 Batas Susut dan Faktor-Faktor Susut 
Perhitungan Batas susut :
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan-susut No. 4 
Rumus : Wo = w1 - w2 gram 
= 31.88 – 16,50 gr 
= 15,38 gr 
Perhitungan Berat air rasa untuk cawan-susut No. 4 
Rumus : W5 = w3 - w4 gram 
= 170,54 - 49,10 gr 
= 121,44 gr 
Perhitungan volume tanah kering untuk cawan-susut No. 4 
5 w 
Rumus : Vo =13,6 
cm3 
121,44 
= 13,6 
cm3 
= 8,93 cm3 
Perhitungan batas-susut-tanah untuk cawan-susut No. 4 
V 
O - 1 } x 100% 
Rumus : SL ={W G 
O 
8,93 - 1 
} x 100% 
= { 15,38 
2,59 
= 19,00 % 
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan-susut No. 3 
Rumus : Wo = w1 - w2 gram 
= 32,86 – 16,31 gr
= 16,55 gr 
Perhitungan Berat air rasa untuk cawan-susut No. 3 
Rumus : W5 = w3 - w4 gram 
= 170,03 - 49,10 gr 
= 120,93 gr 
Perhitungan volume tanah kering untuk cawan-susut No. 3 
5 w 
Rumus : Vo =13,6 
cm3 
120,93 
= 13,6 
cm3 
= 8,89 cm3 
Perhitungan batas-susut-tanah untuk cawan-susut No. 3 
V 
O - 1 } x 100% 
Rumus : SL ={W G 
O 
8,89 - 1 
} x 100% 
= { 16,55 
2,59 
= 15,00 % 
Perhitungan batas susut Rata-Rata untuk cawan No. 4 & 3 
19,00 +15,00 
= 2 
= 17,00 %
Tabel Batas Susut & Faktor-Faktor Susut Tanah 
Asal Tanah : Jln. Wates Rombongan : II 
No. Contoh : Tanggal : 9 Februari 2009 
Kedalaman : 2,00 m 
Berat jenis tanah : 2,62 
1 No. cawan-susut 4 3 
2 Berat cawan + tanah kering W1 gram 31,88 32,86 
3 Berat cawan-susut W2 gram 16,50 16,31 
4 Berat tanah kering Wo = W2 – W1 , gram 15,38 16,55 
5 Berat air rasa yang disedot 
oleh tanah kering + cawan 
W3 gram 170,5 
4 
170,03 
6 Berat cawan W4 gram 49,10 49,10 
7 Berat air rasa W5 = W3 – W4 , gram 121,4 
4 
120,93 
8 Volume tanah kering 
5 w 
V0 = 13,6 
cm3 8,93 8,89 
9 Batas susut tanah 
W 
O - 1 } 100% 
SL ={ V G 
O 
19,00 15,00 
1 
0 
Batas susut tanah rata-rata , % 17, 00 
BAB V 
PEMBAHASAN
5. 1 Kadar Air 
5. 2 Berat jenis tanah 
5. 3 Batas Cair tanah 
5. 4 Batas platis dan indeks plastisitas 
5. 5 Batas susut dan factor-faktor batas susut 
BAB VI 
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1). Andy R Wijaya, St, Mt, “Buku Petunjuk Praktikum Mekanika Batuan”, Program Studi 
Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi 
Nasional Yogyakarta. 
2). Dr. Ir. Hary Christady Hardiyatmo, M.Eng. DEA, “ Buku Mekanika Tanah I”, Gadjah 
Mada University. 
LAMPIRAN

Laporan resmi Mekanika Tanah

  • 1.
    LAPORAN RESMI PRAKTIKUMMEKANIKA TANAH Oleh : REGU : II A.A Inung Arie Adnyano (710006008) LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2009
  • 2.
    HALAMAN PENGESAHAN LAPORANRESMI PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH Oleh : REGU : II Shilvyanora Aprilia Rande (710006001) A.A Inung Arie Adnyano (710006008) Yancer Mariton (710006013) Dede Setiawan (710006002) Brandolindo Ricardo (710006014) Barnabas Yeum (711208038) Yogyakarta, 21 Februari 2009 Disetujui Penanggungjawab Praktikum Mekanika Tanah (R. Andy Erwin Wijaya. ST. MT.)
  • 3.
    KATA PENGANTAR Kasihdan damai sejahtera dari Tuhan Yang Maha Bijaksana menyertai kita semua. Terimakasih dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan kasihnya sehingga laporan Praktikum Mekanika Batuan dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan resmi ini dibuat setelah penulis mengikuti Praktikum Mekanika Batuan. Laporan resmi ini merupakan salah satu syarat mata kuliah wajib pada semester V Jurusan Teknik Pertambangan STTNAS. Pada Kesempatan ini pula Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :  Tuhan Yesus Kristus segala rahmat dan karunia-nya.  Orang yang selalu memberikanku semangat dan mendukungku berupa doa, material maupun spiritual yaitu Ayah,Ibu, Kakak dan adik.  Bapak Andy Erwin Wijaya, ST.MT, selaku dosen pengampu mata kuliah Mekanika Batuan yang telah memberikan bimbingan dan kuliah Mekanika Batuan  Asisten praktikum “Bapak Hartono” yang telah membimbing penulis dalam melaksanakan praktikum,Thanks banget Pak.  Peminjaman laboratorium mekanika tanah sehingga kami dapat melaksanakan praktikum.  Serta semua pihak terutama “Anak-anak Tambang 06” yang banyak membantu dan always kompak selalu. Dalam penyusunan laporan ini, penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan sehingga penulis berharap saran maupun kritik yang bersifat membangun sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua. Yogyakarta, 21 Februari 2009 Penulis
  • 4.
    DAFTAR ISI KATAPENGANTAR……………………………………………………………... DAFTAR TABEL………………………………………………………………...... DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………...... BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………. 1.1 Latar Belakang……………………………………………………... 1.2 Maksud dan Tujuan………………………………………………… 1.2.1 Kadar air……………………………………………………. 1.2.2 Berat jenis tanah……………………………………………. 1.2.3 Batas cair tanah……………………………………………. 1.2.4 Batas plastis dan indeks plastisitas…………………………. 1.2.5 Batas susut dan factor-faktor batas susut…………………... BAB II. DASAR TEORI…………………………………………………… 2.1 Kadar air……………………………………………………………. 2.2 Berat jenis tanah……………………………………………………. 2.3 Batas cair tanah…………………………………………………….. 2.4 Batas palstis dan indeks plastisitas………………………………… 2.5 Batas susut dan factor-faktor batas susut………………………....... BAB III. PENGUJIAN LABORATORIUM………………………………… 3.1 Kadar air……………………………………………………………. 3.1.1 Sampel uji………………………………………………….. 3.1.2 Peralatan……………………………………………………. 3.1.3 Prosedur……………………………………………………. 3.2 Berat jenis tanah……………………………………………………. 3.2.1 Sampel uji………………………………………………….. 3.2.2 Peralatan……………………………………………………. 3.2.3 Prosedur……………………………………………………. 3.3 Batas cair tanah…………………………………………………….. 3.3.1 Sampel uji………………………………………………….. 3.3.2 Peralatan……………………………………………………. 3.3.3 Prosedur……………………………………………………. 3.4 Batas plastis dan indeks plastisitas………………………………… 3.4.1 Sampel uji………………………………………………….. 3.4.2 Peralatan…………………………………………………… 3.4.3 Prosedur……………………………………………………. 3.5 Batas susut dan factor-faktor batas susut…………………………... 3.5.1 Sampel uji………………………………………………….. 3.5.2 Peralatan…………………………………………………… 3.5.3 Prosedur…………………………………………………….
  • 5.
    BAB IV. HASILPENGUJIAN DAN PERHITUNGAN…………………… 4.1 Kadar air……………………………………………………………. 4.2 Berat jenis tanah……………………………………………………. 4.3 Batas cair tanah…………………………………………………….. 4.4 Batas palstis dan indeks plastisitas………………………………… 4.5 Batas susut dan factor-faktor batas susut…………………………... BAB V. PEMBAHASAN…………………………………………………… 5.1 Kadar air……………………………………………………………. 5.2 Berat jenis tanah……………………………………………………. 5.3 Batas cair tanah…………………………………………………….. 5.4 Batas palstis dan indeks plastisitas………………………………… 5.5 Batas susut dan factor-faktor batas susut…………………………... BAB VI. KESIMPULAN…………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… LAMPIRAN………………………………………………………………………...
  • 6.
    DAFTAR TABEL 1.Pemeriksaan Kadar Air…………………………………………………...... 2. Penetuan Berat Jenis Tanah………………………………………………... 3. Pemeriksaan Batas Cair……………………………………………………. 4. Pemeriksaan Batas Plastis………………………………………………….. 5. Pemeriksaan Batas Susut Dan Faktor-Faktor Susut Tanah……………….. 6. Tabel Arloji…………………………………………………………………
  • 7.
  • 8.
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengujian di laboratorium maupun penyelidikan di lapangan perlu dilakukan untuk melengkapi pengetahuan ilmu mekanika tanah yang dipelajari lewat perkuliahan. Penyelidikan tanah di lapangan berguna untuk mengetahui suatu daerah/lokasi ditinjau dari kestabilan tanah, daya dukung tanah, gaya geser dan lain-lain yang memenuhi syarat atau tidak, jika pada lokasi tersebut didirikan suatu bangunan sipil. Sedang pengujian di laboratorium berguna untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan mekanik tanah dari percontohan yang diambil di lapangan. Pengujian di laboratorium mekanika yang merupakan materi dalam praktikum meliputi : A. Sifat fisik tanah, yaitu sifat tanah dalam keadaan asli yang digunakan untuk menentukan jenis tanah, terdiri dari : 1. Kadar air, bobot isi, berat jenis. 2. Batas Atterberg (batas konsistensi), yaitu : a. Batas cair (liquid limit). b. Batas plastis (plastic limit). c. Indeks plastis (plasticity index). d. Batas susut (shirinkage limit). B. Sifat mekanik tanah, yaitu sifat-sifat tanah apabila memperoleh pembeban, dan digunakan sebagai parameter dalam perencanaan pondasi atau kemantapan lereng, diantaranya meliputi : 1. Pemedatan tanah (soil compaction), terdiri dari : a. Pemadatan standar. b. Pemadatan modifikasi. 2. Kekuatan geser tanah (shear strength of soil), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser langsung (direct shear test). b. Kuat tekan bebas (unconfined compression test). c. Triaksial (triaxial test)
  • 9.
    1.2. Maksud danTujuan 1.2.1 Kadar Air Tujuan dari percobaan memeriksa kadar air adalah untuk mengetahui kadar air tanah dari suatu daerah tertu dan kedalaman tertu. 1.2.2. Berat Jenis Tanah Tujuan dari percobaan menentukan berat jenis tanah adalah untuk mengetahui berat jenis dari suatu sampel tanah yang telah diambil, karena tanah terdiri dari beberapa jenis. 1.2.3. Batas Cair Tanah Tujuan percobaan menentukan batas cair tanah. adalah untuk mengetahui batas cair dari suatu tanah dan peralihan kekeadaan keplastis. i) Batas Palstis dan Indeks Plastisitas Tujuan percobaan menentukan batas plastis dan indeks plastis adalah untuk mengetahui batas plastis dari suatu contoh tanah yang telah diambi. 1.2.5. Batas Susut dan Factor-Faktor Batas Susut Tujuan percobaan menentukan batas susut adalah untuk mengetahui batas susut, angaka susut, susut volumetric dan susut lineair. 1.2.6 Uji Tekan Bebas Tujuan percobaan uji tekan bebas adalah untuk menentukan kuat tekan bebas tenah kohensif , percobaan ini juga dapat dilakuan pada tanah asli atau tanah pada batuan.
  • 10.
    BAB II DASARTEORI 2.1. Kadar Air Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air dengan berat butiran yang dikandung dalam tanah dan berat kering tanah yang dinyatakan dalam persen (%). Dapat diperhitungkan dengan mengTgunakan rumus W(%) = w w s w x 100 Dengan : W = Kadar air Ww = berat air Ws = Berat butiran padat 2.2. Berat Jenis Tanah Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir-butir dengan berat air destilasi di udara dengan volume sama dan temperature tertentu. Biasanya diambil untuk temperature 270C. Dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus : Gs = s y w y Dengan : Gs = Berat jenis tanah ys = Berat volume butiran yw = Berat vol air 2.3. Batas Cair Tanah Batas cair suatu tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas peralihan antara cair dan keadaan plastis. Tanah dalam keadaan pada batas cair apabila diperiksa dengan alat Ca sagrande, kedua bagian tanah dalam mangkok yang terpisah oleh alur lebar 2 mm, menutup sepanjang 12,7 mm oleh 25 pukulan. Dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus :
  • 11.
    menggunakan rumus : LL = WN tgb N ö çè ÷ø æ 25 Dengan : N = Jumlah Pukulan, untuk menutup celah 0,5 in (12,7) WN = Kadar air Tgβ = 0,121 (tapi tgβ tidak sama dangan 0,121 untuk semua jenis Tanah) 2.4 Batas Palstis dan Indeks Plastisitas Batas plastis tanah (PL) adalah kadar air minimum ( dinyatakan dalam persen ) bagi tanah tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Tanah ada pada keadaan plastis, apabila tanah digiling menjadi batang-batang berdiameter 3 mm mulai menjadi retak-retak. Index plastisitas sesuatu tanah adalah bilangan ( dalam persen ) yang merupakan selisih antara batas cair dan batas plastisitasnya. Dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus : PI = LL – PL 2.5 Batas Susut dan Factor-faktor Batas Susut Batas susut tanah adalah sebagai kadar air pada kedudukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu persentase kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanah. Percobaan batas sust dilaksanakan dalam laboratorium dengan cawan porselin diameter 44,4 mm dengan tinggi 12,7 mm. Bagian dalam cawan dilapisi dengan pelumas dan diisi dengan tanah jenuh sempurna. Kemudian dikeringkan dalam oven. Volume ditrntikan dengan mencelupkannya dengan air raksa. Apabila berat jenis tanah G diketahui, maka batas susut tanah dapat diperhitunhkan sebagai berikut : SL = Vo Wo 1 - G x 100% 2.6 UJi Tekan Bebas Kuat tekan bebas adalah besarnya tekanan axial ( kg/cm2 ), yang diperlukan untuk menekan suatu silinder tanah sampai pecah atau besarnya tekanan yang memberikan perpendekan tanh sebesar 20 %, apabila sampai dengan perpendekan 20 % tersebut tanah tidak pecah.
  • 12.
    BAB III PENGUJIANLABORATORIUM 3.1 Kadar Air 3.1.1 Sampel Uji Contoh tanah ( basah ) yang diperiksa, dengan berat minimum tergantung pada ukuran terbesar dari butir tanah : a.) tanah berbutir halus, berat minimum 10 gr – 25 gr. b.) Tanah berpasir, berat minimum 50 gr – 100 gr. c.) Tanah berkerikil – lebih benyak. 3.1.2 Peralatan 1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 1050 – 1100. 2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang – kurangnya : a.) 0,01 gram - untuk berat kurang dari 100 gram. b.) 0,10 gram - untuk berat antara 100 gram – 1000 gram. c.) 1,00 gram - untuk berat lebih dari 1000 gram. 3. Desikator. 4. Cawan timbang bertutup dari gelas atau logam tahan karat. 3.1.3 Prosedur 1. Bersihkan dan keringkan cawan timbang, kemudian timbang dan catat beratnya ( = W1 ). 2. Masukan contoh tanah ( basah ) ke dalam cawan timbang, kemudian bersama tutupnya ditimbang ( = W2 ). 3. Dalam keadaan terbuka, cawan bersama tanah dimasukkan dalam oven ( 1050 – 1100 ) selama 16 – 24 jam. Tutup cawan disertakan dan jangan sampai tertukar dengan cawan lain. 4. Cawan dengan tanah kering diambil darioven, didinginkan dalam desikator. Setelah dingin ditutup. 5. Cawan tertutup bersama tanah kering ditambang ( = W3 ).
  • 13.
    3.2 Berat JenisTanah 3.2.1 Sampel Uji Contoh tanah seberat sekitar 30 gram – 40 gram yang akan digunakan untuk pemeriksaan secara duplo ( 2 percobaan yang terpisah . 3.2.2 Peralatan 1. Piknometer, yaitu botol gelas dengan leher sempit dan dengan tutup ( dari gelas ) yang berlubang kapiler, dengan kapasitas 50 cc atau lebih besar. 2. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram. 3. Air destilasi bebas udara ( dalam “wash bottle” ). 4. Oven dengan suhu dapat diatur pada 1050 – 1100 c. 5. Desikator. 6. Termometer. 7. Cawan porselin ( mortar ) dengan pestel ( penumbukan berkepala karet ) untuk menghancurkan gumpalan tanah menjadi butir – butir tanpa merusak butir – butirnya sendiri. 8. Alat vacuum atau kompor 3.2.3 Prosedur 1. Piknometer dibersihkan luar – dalam dan dikeringkan, kemudian ditimbang ( = W1 ). 2. Contoh tanah dihancurkan dalam cawan porselin dengan menggunakan pestel, kemudian dikeringkan dalam oven. Ambil tanah kering dari oven dan langsung dinginkan dalam desikator. Setelah dingin, dari desikator segera/langsung dimasukkan dalam piknometer sebanyak kira – kira 10 gram. Piknometer tutpnya berisi tanah timbang ( = W2 ). 3. Isikan air ± 10 cc kedalam piknometer, sehingga tanah terendam seluruhnya dan biarkan 2 – 10 jam. 4. Tanbahkan air destilasi sampai kira – kira setengah/dua pertiga penuh. Udara yang terperangkap diantara butir – butir harus dikeluarkan/dihilangkan, yang dapat dilakukan dengan salah satu cara :
  • 14.
    a). Piknometer bersamaair dan tanah dimasukkan dalam bejana tertutup yang dapat di vacuum dengan pompa – vacuum ( tidak melebihi 100 mm Hg ), sehingga gelembung – gelembung udara keluar dan menjadi jernih. b). Piknometer direbus dengan hati – hati sekitar 10 menit dengan sekali – sekali piknometer dimiringkan untuk membantu keluarnya udara. Kemudian didinginkan. 5. Piknometer ditambah air destilasi sampai penuh dan ditutup. Bagian luar piknometer dikeringkan dengan kain kering. Setelah itu piknometer berisi tanah dan air ditimbang ( = W3 ). Air dalam piknometer diukur suhunya dengan thermometer ( = t0 c ). 6. Piknometer dikosongkan dan bersihkan, kemudian diisi penuh dengan air destilasi bebas udara, ditutup, diluarnya dikeringkan dengan kain kering. Piknometer penuh air ditimbang ( = W4 ). Hal ini dikerjakan segera setelah selesai no. 5, agar suhu udara masih sama dengan keadaan no. 5. 3.3 Batas Cair Tanah 3.3.1 Sampel Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksa ini sebanyak ± 100 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir – butir yang lebih besar dari 0,425 mm. Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir – butir kasar lebih dari 0,425 .. dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa persiapan lebih dulu. Apabila contoh tanah mengandung butir – butir kasar, mula – mula keringkan dalam suhu udara ( atau dengan alat pengering dengan suhu kurang dari 600 C ) secukupnya saja, sampai dapat disaring dengan saringan. Pecahakan gumpalan – gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan pestel ( penumbuk/penggerus ) dengan kepala terbungkus karet, sehingga butir – butir tidak rusak. Kemudian saring dengan saringan no. 40. bagian yang tertahan saringan no. 40 disingkirkan dan bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.
  • 15.
    3.3.2 Peralatan 1.Alat batas cair Casagrande. 2. Alat pembarut ( grooving tool ). 3. Cawan porselen ( mortar ). 4. Pestel ( penumbuk/penggerus ) berkepala karet atau dibungkus karet. 5. Spatel. 6. Saringan no. 40. 7. Air destilasi dalam botol cuci ( wash bottle ). 8. Alat – alat pemeriksa kadar air ( lihat percobaan no. 1 ). 3.3.3 Prosedur 1. Taruhlah contoh tanah ( sebanyak ± 100 gram ) dalam mangkok porselen, campur rata dengan air destilasi sebanyak kira – kira 15 cc – 20 cc. Aduk, tekan- tekan dan tusuk – tusuk dengan spatel. Bila perlu tambahlah air secara bertahap, tambah sekitar 1 cc – 3 cc, aduk, tekan dan tusuk – tusuk, tambah air lagi dan seterusnya, sehingga dipeoleh adukan yang benar – benar merata. 2. Apabila adukan tanah ini telah merata, dan kebasahannya telah menghasilkan sekitar 30 – 40 pukulan pada percobaan, taruhlah sebagian adukan tanah tersebut dalam mangkok Casagrande. Gunakan spatel, secar dan tekan dengan baik, sehingga tidak terperangkap gelembung udara dalam tanah. Ratakan permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat pada ujung terbawah mangkok. Dengan demekian tebal tanah bagian terdalam akan terdapat 1 cm. Jika ada kelebihan, kembalikan kelebihan tersebut ke mangkok porselen. 3. Dengan alat pembarut, buatlah alur lurus pada garis tengah mangkok daerah dengan sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian secara simetris. Bentuk alar harus baik dan tajam dengan ukuran sesuai dengan alat pembarut. Untuk menghindari terjadi alur yang tidak baik atau tergesernya tanah dalam mangkok, barutlah dengan gerakan maju dan mundur beberapa kali dengan setiap kali sedikit dalam. 4. a. Segera gerakan pemutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya dengan kecepatannya 2 putaran per detik, sampai kedua bagian tanah bertemu sepanjang kira – kira 12,7 mm ( ½ ). Catatlah jumlah pukulan yang diperlukan tersebut.
  • 16.
    b. Pada percobaanpertama tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus antara 30 – 40 kali. Bila teryata lebih dari 40 kali, berarti tanah kurang basah dan kembalikan tanah dari mangkok Casagrande ke cawan porselen, tambahkan sedikit demi sedikit air dan aduklah seperti tadi sampai merata. c. Cucilah mangkok Casagrande dengan air, kemudian keringkan dengan kain kering. Kemudian ulangi pekerjaan seperti tersebut pada no. 2 sampai dengan no. 4. 5. Ambillah segera dari mangkok sebagian tanah dengan menggunakan spatel secara melintang tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang saling bertemu. Periksalah kadar air tanah tersebut. 6. Ambillah sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan kembalikan ke cawan porselen, tambah lagi dengan air secara merata. Cuci dan keringkan mangkok. 7. Ulangi pekerjaan pada nomor – nomor 2, 3, 4, 5 dan 6 sehingga diperoleh 3 atau 4 data hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan diantara 15 dan 35 pukulan dengan masing – masing selisihnya hamper sama. Percobaan ini harus dilakasanakan dari keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin cair. 3.4 Batas Plastis dan Indeks Plastisitas 3.4.1 Sampel Uji Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak ± 15 gram – 20 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir – butir yang lebih besar dari 0,425 mm. Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir – butir kasar lebih besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa tanpa persiapan lebih dahulu. Apabila contoh tanah mengandung butir – butir kasar, mula – mula keringkan dalam suhu udara ( atau dengan alat pengering suhu kurang dari 600 C ) secukupnya saja sampai gumpalan – gumpalan mudah diremuk untuk kemudian disaring. Pecahkan gumpalan – gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan menggunakan pestel ( penumbuk/penggerus ) berkepala karet/terbungkus karet sehingga menjadi butiran – butiran, tetapi butir – butir tanah tidak rusak. Bagian yang tersaring no. 40 disingkirkan dan bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji. Penyiapan benda uji ini sama dengan pada penyiapan untuk pemeriksaan batas cair, sehingga bila pemeriksaan batas cair dan batas plastis kedua – duanya dilakukan, persiapan dapat dilakukan bersama.
  • 17.
    3. 4. 2Peralatan 1. Cawan porselen. 2. Pestel ( penumbuk/penggerus ) dengan kepala karet atau terbungkus karet. 3. Spatel . 4. Plat kaca. 5. Saringan no. 40. 6. Batang kawat Ø 3 mm untuk ukuran pembanding. 7. Alat – alat pemeriksa kadar air. 3. 4. 3 Prosedur 1. Taruhlah contoh tanah dalam cawan porselen, campur air sedikit demi sedikit, aduk sampai merata bebar-benar. Kadar air tanah yang diberikan adalah sampai tanah bersifat cukup plastis dan dapat mudah dibentuk menjadi bola dan tidak terlalu melekat pada jari, bila ditekan dengan jari. 2. Remas dan bentuklah menjadi bentuk bola atau bentuk ellipsoida dari contoh tanah seberat sekotar 8 gr ( diameter ± 13 mm ). Gilinglah benda uji ini diatas plat kaca yang terletak pada bidang mendatar dibawah jari-jari tangan dengan tekanan secukupnya sehingga akan terbentuk batang-batang yang diameternya rata. Gerakan mengiling tanah gunakan kecepatan kira – kira tiap 11/2 detik satu gerakan maju dan mundur. 3. Bila pada penggilingan diameter batang telah menjadi sekitar 3 mm ( bandingkan dengan batang kawat pembnding ) dan ternyata batang ini masih licin, ambil dan potong-potong menjadi 6 atau 8 bagian ; kemudian remas seluruhnya antara ibu jari dan jari-jari lain dari kedua tangan sampai homogen, selanjutnya giling lagi seperti tadi. Jika digiling menjadi batang berdiameter 3 mm, teryata batangnya masih licin. Ulangi lagi remas bentuk menjadi bola lagi & giling lagi, dst. Sampai batang tanah tampak retak-retak dan tidak dapat digiling menjadi batang yang lebih kecil ( meskipun belum mencapai diameter 3 mm ). 4. Kumpulkan tanah yang retak-retak atau terputus-putus tersebut dan segera kerjakan pemeriksaan kadar airnya.
  • 18.
    3. 5 BatasSusut dan Faktor-Faktor Batas Susut 3.5.1 Sampel Uji Siapkan ± 30gram contoh tanah yang telah di bersikan dari butir-butir tertahan saringan no. 40 ( 0,425 mm). jika contoh tanah dari lapangan mengandung butir-butir yang lebih besar dari 0,425 mm, kering tanah di udara. Kemudian remukan pada mortar porselen dengan menggunakan porter dengan kepala terbungkus karet sehinga butir-butir terpisah, tanpa merusak butir-butir. Kemudian saring dengan saringan No. 40, maka benda yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji. 3.5.1 Peralatan 1. Cawan porselen. 2. Cawan susut dari porselen atau morel, berbentuk bulat dengan alas datar, berdiameter ± 4,44 cm dan tinggi ± 1,27 cm. 3. Pisau perata (strainght edge) 4. Spater. 5. Alat pengukur volume tanah yang terdiri dari mangkok gelas, pelat gelas dengan 3 paku, dan air raksa. 6. Gelas ukuran 25 cc. 7. Timbangan engan ketelitian 0,10 gram. 3.5.2 Prosedur 1. Taruh contoh tanah pada cawan porselen dan aduk secara baik sampai betul-betul merata denagan air destilasi secukupnya, sehingga mengiasi semua pori tanah dan jangan sampai ada udara terperangkar didalamnya.banyaknya air sedemikian, sehingga bila benda uji berupa tanah plastes kedalam air lebih 10% dari baras cair,sedang benda uji berupa tanah kurang plastis buatlah sehingga konsistensi tanah sedikit diatas batas cair. 2. Tentukan berat dan volume cawan susut. Bersihkan cawan, kemudian timbang dan catat beratnya. Untuk menentukan volume cawan, taruhlah cawan dalam mangkok porselen, isi dengan air rasa sampai penuh. Tekan dengan pelan gelas rata diatas permukaan cawan, juga jangan ada udara terperangkap. Bersihkan air raksa yang melekat di luar cawan.
  • 19.
    3. Isilah cawandengan tanah basah yang telah disaipkan. Olesi tipis bagian dalam cawan dangan vaselin atau pelumas paket. Isilah cawan dengan tanah sekitar sepertiga volumenya dan taruhlah ditengahnya. Pukul-pukulkan dengan hati-hati cawan pada bidang datar kokoh yang dilapisi oleh beberapa lapis kertas isap atau lembaran karet, sehingga tanah akan mengalir mengisi sudut-sudut cawan. Tambahkan lagi tanah sejumlah seperti tadi dan pukul-pukulkan lagi sehingga tanah memadat dan semua udara ber gerak kepermukaan. Tambahkan lagi tanah dan terus pukul-pukulkan sehingga terisi penuh sampai tepi atas. Ratakan dengan pisau perata dan hapuslah tanah yang melekat diluar cawan, sehingga volume tanah tetap sama dengan volume cawan. 4. Tentukan berat basah dan berat kering tanah. Setelah cawan terisi tanah segera timbang dan catat berat cawan berisi tanah basah. Biarkan tanah mongering diudara sampai warnya berubah dari tua kemud. Kemudian keringkan ke oven dengan temperature 1050-1100. Dinginkan dalam indicator. Setelah dingin segera timbang dan catat beratnya 5. Tentukan volume tanah kering dengan cara keluarkan dari cawan, kemudian dicelup dalam air rasa dalam mangkok gelas. Mula-mula tempatkan maongkok gelas dalam cawan porselen, isilah mangkok dengan air rasa sampai melimpah,kemudian tekan dengan pelan gelas berpaku tiga buah diatas mangkok. Hapuslah air rasa yang melekat diluar mangkok, dan tempatkan manggkok pada poselen kosong.tekanlah dengan hati-hati tanah kering kedalam air rasa dengan gelas berpaku ditas mangkok. Pindahkan air rasa yang tumpah dalam suatu mangkok dan tentukan berat air rasa ini. Volume tanah kering samadengan berat air rasa dibagi dengan berat jenis.
  • 20.
    BAB IV HASILPENGUJIAN DAN PERHITUNGAN 4.1 Kadar Air Perhitungan kadar air : Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 87 Rumus : w2 - w3 gram = 60,59 - 52,59 gr = 8,00 gr Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 87 Rumus : w3 - w1 gram = 52,59 – 24,35 gr = 28,24 gr Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 87 Rumus : W - W 2 3 W - W 3 1 x 100% - 60,59 52,59 = 52,59 - 24,35 x 100% = 28,33 % Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 71 Rumus : w2 - w3 gram = 65,09 – 56,22 gr = 8,87 gr Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 71 Rumus : w3 - w1 gram = 56,22 – 23,92 gr = 32,30 gr
  • 21.
    Perhitungan kadar airuntuk cawan timbang No. 71 Rumus : W - W 2 3 W - W 3 1 x 100% - 65,09 56,22 = 56,22 - 23,92 x 100% = 27,46 % Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 74 Rumus : w2 - w3 gram = 61,80 – 52,96 gr = 8,84 gr Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 74 Rumus : w3 - w1 gram = 52,96 - 22,38 gr = 30,58 gr Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 74 Rumus : W - W 2 3 W - W 3 1 x 100% - 61,80 52,96 = 52,96 - 22,38 x 100% = 28,91 % 28,33+27,46 +28,91 Kadar air rata-rata : 3 = 28,23 % Tabel Kadar Air
  • 22.
    Asal Tanah :Dusun Dukun, muntilan Rombongan : II No. Contoh : Tanggal : 6 Februari 2009 Kedalaman : 1,00 m 1 No. Cawan timbang 87 71 74 2 Berat cawan kosong W1 gram 24,35 23,92 22,38 3 Berat cawan + tanah basah W2 gram 60,59 65,09 61,80 4 Berat cawan + tanah kering W3 gram 52,59 56,22 52,96 5 Berat air (w2 - w3) gram 8,00 8,87 8,84 6 Berat tanah kering (w3 - w2) gram 28,24 32,30 30,58 7 Kadar air W - W 2 3 W - W 3 1 x 100 % 28,33 27,46 28,91 8 Kadar air rata-rata, % 28,23 4.2 Berat Jenis Tanah
  • 23.
    Perhitungan berat jenistanah : Perhitungan A untuk piknometer No. 4 Rumus : W2 – W1 gram = 34,96 – 24,49 gr = 10,47 gr Perhitungan B untuk piknometer No. 7 Rumus : W3 – W4 gram = 54,47 – 48,50 gr = 6,99 gr Perhitungan C untuk piknometer No. 4 Rumus : A – B ,gram =10,47 – 6,99 gr = 3,48 gr Perhitungan berat jenis untuk piknometer No. 4 A Rumus : C 10,47 = 3,48 = 3,00 gr Perhitungan A untuk piknometer No. 3 Rumus : W2 – W1 gram = 34,80 - 24,12 gr = 10,68 gr Perhitungan B untuk piknometer No. 3 Rumus : W3 – W4 gram = 55,28 - 49,50 = 5,78 gr Perhitungan C untuk piknometer No. 3
  • 24.
    Rumus : A– B ,gram =10,68 –5,78 = 4,90 gr Perhitungan berat jenis untuk piknometer No. 3 A Rumus : C 10,68 = 4,90 = 2,18 gr Harga rata-rata untuk piknometer No. 4 dan 3 3,00+2,18 = 2 = 2,59 gr berat jenis pada temperature 27,50 C adalah : 0 b . j . air . t Rumus : G1 x 0 b j air . . 27,5 ° b j air . . 27 b j air G1 x ° . . 27,5 0,9965 = 3,95 x 0,9964 = 2,581o C Tabel Berat Jenis Tanah
  • 25.
    Asal Tanah :Jl. Wates Rombongan : II No. Contoh : Tanggal : 6 Februari 2009 Kedalaman : 2,00 m 1 No. pirknometer 4 3 2 Berat piknometer kosong W1 gram 24,49 24,12 3 Berat piknometer + tanah kering W2 gram 34,94 34,80 4 Berat piknometer + tanah + air W3 gram 56,57 55,28 5 Berat piknometer + air W4 gram 49,58 49,50 6 Temperatu, t0 c 27°C 27°C 7 A = W2 – W1, gram 10,47 10,68 8 B = W3 – W4, gram 6,99 5,78 9 C = A – B, gram 1,48 4,90 10 Berat jenis , G1 = A 3,00 2,18 C 11 Rata-rata harga G1 2,59 12 0 0,9965 b . j . air . t 2,59x =2,581°C G untuk 27,50 = G1 x 0 b j air . . 27,5 0,9964 4.3 Batas Cair Tanah Perhitungan Batas Cair Tanah : Percobaan No. 1, Untuk jumlah pukulan 39 Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 35 Rumus : A = (W2 - W3) gram
  • 26.
    A = (41,58 - 34,31 ) gr = 7,27gr Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 35 Rumus : B = (W3 - W1) gram B = ( 34,31- 22,34) gr = 11,97 gr Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 35 A x 100 % Rumus : W = B 7,72 W = 11,97 x 100 % = 60,74 % Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 44 Rumus : A = (W2 - W3) gram A = ( 36,19 - 31,51) gr = 4,68 gr Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 44 Rumus : B = (W3 - W1) gram B = (31,51 – 24,60) gr = 6,91 gr Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 44 A x 100 % Rumus : W = B 4,68 W = 6,91 x 100 % = 67,73 % Perhitungan Kadar Air Rata-Rata untuk cawan No. 35 & 44
  • 27.
    60,74+67,73 = 2 =64,24 % Percobaan No. 2, Untuk jumlah pukulan 40 Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 98 Rumus : A = (W2 - W3) gram A = (47,50 – 38,54) gr = 8,96 gr Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 98 Rumus : B = (W3 - W1) gram B = ( 38,54 – 23,43 ) gr = 15,11 gr Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 98 A x 100 % Rumus : W = B 8,96 W = 15,11 x 100 % = 59,29 % Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 12 Rumus : A = (W2 - W3) gram A = ( 45,00 – 37,44 ) gr = 7,56 gr Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 12 Rumus : B = (W3 - W1) gram B = ( 37,44 - 24,66 ) gr
  • 28.
    = 12,78 gr Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 12 A x 100 % Rumus : W = B 7,56 W = 12,78 x 100 % = 59,15 % Perhitungan Kadar Air Rata-Rata untuk cawan No. 98 & 12 59,20+59,15 = 2 =59,22 % Percobaan No. 3, Untuk jumlah pukulan 24 Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 38 Rumus : A = (W2 - W3) gram A = (43,69 – 35,58) gr 8,11 gr Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 38 Rumus : B = (W3 - W1) gram B = (35,58 – 23,70) gram = 11,88 gr Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 38 A x 100 % Rumus : W = B 8,11 W = 11,88 x 100 % = 68,27 % Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 65 Rumus : A = (W2 - W3) gram
  • 29.
    A = (38,85– 33,14) gr = 5,71 gr Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 65 Rumus : B = (W3 - W1) gram B = (33,14 – 24,00) gr = 9,14 gr Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 65 A x 100 % Rumus : W = B 5,71 W = 9,14 x 100 % = 62,47 % Perhitungan Kadar Air Rata-Rata untuk cawan No. 38 & 65 68,27 +62,47 = 2 =65,37 % Percobaan No. 4, Untuk jumlah pukulan 22 Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 52 Rumus : A = (W2 - W3) gram A = (42,14 – 34,74) gr
  • 30.
    = 7,40 gr Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 52 Rumus : B = (W3 - W1) gram B = (34,74 – 24,06) gr = 10,68 gr Perhitungan Kadar Air untuk cawan No. 27 A x 100 % Rumus : W = B 7,40 W = 10,68 x 100 % = 69,29 % Perhitungan Berat Air untuk cawan No. 107 Rumus : A = (W2 - W3) gram A = (44,57 – 36,99) gr = 7,58gr Perhitungan Berat Tanah Kering untuk cawan No. 105 Rumus : B = (W3 - W1 ) gram B = (36,99 – 25,50) gr = 11,49 gr
  • 31.
    Perhitungan Kadar Airuntuk cawan No. 105 A x 100 % Rumus : W = B 7,58 W = 11,49 x 100 % = 65,97 % Perhitungan Kadar Air Rata-Rata untuk cawan No. 52 & 107 69,29+65,97 = 2 =67,63 % Perhitungan Batas Cair = LL = 65 %
  • 32.
    TABEL PEMERIKSAAN BATASCAIR Asal Tanah : Jln. Wates Rombongan : II No. Contoh : Tanggal : 7 Februari 2009 Kedalaman : 2,00 m 1 Percobaan no. 1 2 3 4 2 Jumlah pukulan 39 40 24 22 3 No. cawan timbang 35 44 98 12 38 65 52 107 4 Berat cawan timbang W1 gram 22,34 24,60 23,43 24,66 23,70 24,00 24,06 25,50 5 Berat cawan + tanah basah W2 gram 41,58 36,19 47,50 45,00 43,69 38,85 42,14 44,57 6 Berat cawan + tanah kering W3 gram 34,31 31,51 38,54 37,44 35,58 33,14 34,74 36,99 7 Berat air A =( W2 – W3 ) gram 7,27 4,68 8,96 7,56 8,11 5,71 7,40 7,58 8 Berat tanah kering B = (W3 – W1) gram 11,97 6,91 15,11 12,78 11,88 9,14 10,68 11,49 9 Kadar air W = A x 100 60,74 67,73 59,29 59,15 68,27 62,47 69,,29 65,97 B 10 Kadar air rata-rata ,W 64,24 59,22 65,37 67,63 BATAS CAIR = LL = 65 “FLOW INDEX” = I = ( WN=10 - WN=100 ) = 75,40 – 48,60 = 26,80
  • 33.
    4.4 Batas Plastisdan Indeks Plastisitas Perhitungan Batas plastis dan indeks plastisitas : Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 1 Rumus : (w2 - w3) gram = 31,56 -29,25 gr = 2,31 gr Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 1 Rumus (w3 - w1) gram = 29,25 – 24,40 gr = 4,85 gr Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 1 Rumus : W - W 2 3 W - W 3 1 x 100% 2,31 = 4,85 x 100% = 47,63 % Kadar air rata-rata : 47,63 % PL = 48 %
  • 34.
    Tabel Batas Plastis Asal Tanah : Jl. Wates Rombongan : II No. Contoh : Tanggal : 7 Febrrruari 2009 Kedalaman : 2,00 m 1 No. Cawan timbang 1 2 Berat cawan kosong W1 gram 24,40 3 Berat cawan + kosong W2 gram 31,56 4 Berat cawan+ tanah kering W3 gram 29,25 5 Berat air A = (W2 – W3) gram 2,31 6 Berat tanah kering B = (W3 – W1) gram 4,85 7 Kadar air A W = x 100% 47,63 B 8 Kadar air rata-rata , W 47,63 9 Batas plastis = PL = 48 4.5 Batas Susut dan Faktor-Faktor Susut Perhitungan Batas susut :
  • 35.
    Perhitungan Berat tanahkering untuk cawan-susut No. 4 Rumus : Wo = w1 - w2 gram = 31.88 – 16,50 gr = 15,38 gr Perhitungan Berat air rasa untuk cawan-susut No. 4 Rumus : W5 = w3 - w4 gram = 170,54 - 49,10 gr = 121,44 gr Perhitungan volume tanah kering untuk cawan-susut No. 4 5 w Rumus : Vo =13,6 cm3 121,44 = 13,6 cm3 = 8,93 cm3 Perhitungan batas-susut-tanah untuk cawan-susut No. 4 V O - 1 } x 100% Rumus : SL ={W G O 8,93 - 1 } x 100% = { 15,38 2,59 = 19,00 % Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan-susut No. 3 Rumus : Wo = w1 - w2 gram = 32,86 – 16,31 gr
  • 36.
    = 16,55 gr Perhitungan Berat air rasa untuk cawan-susut No. 3 Rumus : W5 = w3 - w4 gram = 170,03 - 49,10 gr = 120,93 gr Perhitungan volume tanah kering untuk cawan-susut No. 3 5 w Rumus : Vo =13,6 cm3 120,93 = 13,6 cm3 = 8,89 cm3 Perhitungan batas-susut-tanah untuk cawan-susut No. 3 V O - 1 } x 100% Rumus : SL ={W G O 8,89 - 1 } x 100% = { 16,55 2,59 = 15,00 % Perhitungan batas susut Rata-Rata untuk cawan No. 4 & 3 19,00 +15,00 = 2 = 17,00 %
  • 37.
    Tabel Batas Susut& Faktor-Faktor Susut Tanah Asal Tanah : Jln. Wates Rombongan : II No. Contoh : Tanggal : 9 Februari 2009 Kedalaman : 2,00 m Berat jenis tanah : 2,62 1 No. cawan-susut 4 3 2 Berat cawan + tanah kering W1 gram 31,88 32,86 3 Berat cawan-susut W2 gram 16,50 16,31 4 Berat tanah kering Wo = W2 – W1 , gram 15,38 16,55 5 Berat air rasa yang disedot oleh tanah kering + cawan W3 gram 170,5 4 170,03 6 Berat cawan W4 gram 49,10 49,10 7 Berat air rasa W5 = W3 – W4 , gram 121,4 4 120,93 8 Volume tanah kering 5 w V0 = 13,6 cm3 8,93 8,89 9 Batas susut tanah W O - 1 } 100% SL ={ V G O 19,00 15,00 1 0 Batas susut tanah rata-rata , % 17, 00 BAB V PEMBAHASAN
  • 38.
    5. 1 KadarAir 5. 2 Berat jenis tanah 5. 3 Batas Cair tanah 5. 4 Batas platis dan indeks plastisitas 5. 5 Batas susut dan factor-faktor batas susut BAB VI KESIMPULAN
  • 39.
  • 40.
    1). Andy RWijaya, St, Mt, “Buku Petunjuk Praktikum Mekanika Batuan”, Program Studi Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta. 2). Dr. Ir. Hary Christady Hardiyatmo, M.Eng. DEA, “ Buku Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University. LAMPIRAN