MAKALAH
MATAKULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
MODUL 1 & 2 HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN DAN
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
Disusun Oleh:
Anggota Kelompok
4
1. NUR MUTHIA SALMA (858756079)
2. NADYA DAFINA PUTRI (858756394)
3. YUSEVA ALIFIA PUTRI S (859681435)
4. ROSALIA ANANTA
5. M. RIDHO ROHMAN
(859671781)
(jhugguygyg)
Tutor Pengampu:
Anggra Lita Sandra Dewi, S.Pd., M.Pd.
UNIVERSITAS TERBUKA
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
WIL. KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2025
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan manusia makhluk yang
sempurna dengan anugrah akal pikiran, serta memberikan petunjuk dan penerang bagi
hamba-Nya yang senantiasa berfikir dan berusaha mencari hidayah, taufik, serta inayah-
Nya. Atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Strategi Pembelajaran di SD”.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
suri teladan umat, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Anggra Lita Sandra Dewi, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah
Strategi Pembelajaran di SD, yang telah memberikan arahan dan bimbingan
selama proses penyusunan makalah ini
2. Kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan doa, dukungan moral, dan
semangat dalam setiap langkah penulis.
3. Seluruh teman-teman kelas PGSD 5B Wilayah Kota Mojokerto yang telah
memberikan motivasi dan kerja sama dalam proses belajar.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan bagi pembaca. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
untuk perbaikan di masa mendatang.
Mojokerto, 13 Oktober 2025
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul..............................................................................................................i
Kata Pengantar..............................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Pembatasan Makalah.........................................................................................1
C. Rumusan Masalah.............................................................................................1
D. Tujuan Makalah................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
A. Modul 1 Hakikta Strategi Pembelajaran.......................................................2
1. KB 1 Konsep dan Prinsip dan Pembalajaran...........................................2
a. Konsep Belajar.........................................................................................2
b. Prinsip Belajar..........................................................................................2
2. KB 2 Perbedaan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran............4
a. Pendekatan Pembelajaran..........................................................................4
b. Strategi Pembelajaran................................................................................4
c. Metode Pembelajaran................................................................................4
d. Teknik Pembelajaran.................................................................................4
3. KB 3 Faktor Penentu dalam Pemilihan Strategi dan Pembelajaran......5
a. Tujuan Pembelajaran.................................................................................5
b. Bahan Pembelajaran..................................................................................7
c. Siswa.......................................................................................................7
d. Guru........................................................................................................7
e. Sarana (alat dan sumber). Waktuk, dan Ruangan..........................................7
4. KB 4 Berbagai Jenis Pembelajaran..........................................................8
a. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Proses Pengolahan Pesan.......................8
b. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pihak Pengolahan Pesan........................8
c. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pengaturan Guru...................................8
d. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Jumlah Siswa........................................9
e. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Interaksi Guru dengan Siswa..................9
iv
B. Modul 2 Pembelajaran di Sekolah Dasar....................................................10
1. KB 1 Pengertian Belajar..........................................................................10
a. Pengertian Belajar.................................................................................10
b. Hakikat Belajar......................................................................................10
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar....................................11
2. Kb 2 Karakteristik Proses Belajar dan Tahapan Perkembangan Siswa
Sekolah Dasar...........................................................................................11
a. Karakteristik Proses Belajar di Sekolah Dasar.......................................12
b. Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar........................................14
3. KB 3 Karakteristik Pembelajaran di Sekolah Dasar...........................17
a. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah..........................................17
b. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Tinggi............................................17
BAB III PENUTUP...................................................................................................18
A. Kesimpulan.....................................................................................................18
B. Saran................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dan belajar merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, layaknya dua
sisi mata uang yang saling melengkapi. Setiap manusia memiliki otak yang berfungsi untuk
menerima dan mengolah berbagai informasi. Proses pengolahan informasi tersebutlah yang
sebenarnya menjadi inti dari kegiatan belajar.
Menurut Gagne (1985), belajar adalah suatu proses di mana individu mengalami
perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman yang diperoleh. Dari pengertian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa belajar memiliki tiga ciri utama, yaitu melibatkan proses,
menimbulkan perubahan perilaku, dan didasarkan pada pengalaman. Belajar dapat
berlangsung di mana saja dan kapan saja, salah satunya dimulai sejak anak berada pada
jenjang Sekolah Dasar (SD).
Dalam proses pembelajaran di SD, dikenal berbagai pendekatan, strategi, metode, dan
teknik pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu mempertimbangkan berbagai faktor dalam
memilih strategi yang tepat, sebab cara belajar anak-anak berbeda dengan orang dewasa.
Selain itu, guru juga harus memahami karakteristik proses belajar dan tahapan
perkembangan siswa sekolah dasar. Pemahaman ini akan membantu guru dalam menentukan
model pembelajaran yang sesuai serta memilih rumpun model pembelajaran yang efektif
diterapkan di kelas.
Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa perlu mengkaji lebih dalam mengenai
strategi pembelajaran di SD, pembelajaran di SD, serta model dan rumpun model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar
di sekolah dasar
B. Pembatasan Matakuliah
Matakuliah : Strategi Pembelajaran
Kode Matakuliah : PDGK4105
Pokok Pembahasan : - Modul 1 Hakikat Strategi Pembelajaran
- Modul 2 Pembelajaran di Sekolah Dasar
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dan prinsip belajar serta pembelajaran?
2. Apa perbedaan antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran?
3. Apa saja faktor penentu dalam pemilihan strategi pembelajaran?
4. Apa saja jenis-jenis strategi pembelajaran?
5. Bagaimana karakteristik proses belajar dan pembelajaran di sekolah dasar?
D. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan konsep dan prinsip belajar serta pembelajaran di sekolah dasar.
2. Menjelaskan perbedaan antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan strategi
pembelajaran.
4. Menjelaskan jenis-jenis strategi pembelajaran.
5. Menjelaskan karakteristik belajar dan pembelajaran di sekolah dasar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Modul 1 Hakikat Strategi Pembelajaran
1. KB 1 Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran
a. Konsep Belajar
Salah satu pendapat tentang belajar dikemukakan oleh Gagne (1985), yang
menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses di mana organisme
mengalami perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Dari pengertian
ini, terdapat tiga ciri utama dalam belajar, yaitu proses, perubahan perilaku,
dan pengalaman.
1. Proses
Belajar merupakan suatu kegiatan mental dan emosional, di mana pikiran
serta perasaan seseorang berperan aktif. Seseorang dikatakan belajar
apabila dalam dirinya terjadi aktivitas berpikir dan merasakan secara sadar.
2. Perubahan Perilaku
Belajar menghasilkan perubahan dalam perilaku atau tindakan seseorang.
Perubahan ini bisa berupa bertambahnya pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap dan nilai. Namun, tidak semua perubahan perilaku
dikategorikan sebagai hasil belajar. Para ahli psikologi mengelompokkan
hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif (pengetahuan),
psikomotorik (keterampilan), dan afektif (sikap atau nilai).
3. Pengalaman
Belajar berarti mengalami sesuatu melalui interaksi antara individu dengan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan fisik
dapat berupa buku, alat peraga, atau alam sekitar, sedangkan lingkungan
sosial meliputi guru, teman, pustakawan, dan kepala sekolah. Proses
belajar dapat terjadi melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung.
b. Prinsip Belajar
Prinsip belajar merupakan aturan atau pedoman yang harus dijadikan dasar
dalam pelaksanaan kegiatan belajar agar proses pembelajaran berlangsung
efektif dan bermakna.
1. Motivasi
Motivasi berperan sebagai penggerak utama dalam kegiatan belajar.
Dorongan ini berkaitan erat dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
seseorang. Jika individu memahami bahwa tujuan belajar bermanfaat bagi
dirinya, maka semangat belajarnya akan meningkat. Jenis motivasi seperti
ini disebut motivasi intrinsik atau motivasi internal, yaitu dorongan yang
muncul dari dalam diri sendiri.
2. Perhatian
Perhatian memiliki hubungan yang sangat dekat dengan motivasi dan tidak
2
dapat dipisahkan darinya. Perhatian adalah pemusatan pikiran dan
perasaan pada suatu objek tertentu. Seseorang akan menaruh perhatian
pada suatu hal karena dua alasan : Pertama, objek tersebut dianggap
memiliki hubungan dengan dirinya, seperti dengan kebutuhan, cita-cita,
pengalaman, bakat, atau minat. Kedua, objek tersebut memiliki keunikan
atau hal yang berbeda dari biasanya, sehingga menarik untuk diperhatikan.
3. Aktivitas
Belajar merupakan suatu kegiatan aktif, baik secara mental maupun
emosional. Oleh karena itu, guru perlu memastikan agar siswa terlibat
secara aktif dalam proses belajar. Bahkan kegiatan sederhana seperti
mendengarkan penjelasan guru sudah termasuk dalam bentuk aktivitas
belajar.
4. Balikan (Umpan Balik)
Siswa perlu segera mengetahui apakah hasil belajar atau proses yang
mereka lakukan sudah benar atau belum. Guru dapat memberikan umpan
balik dengan beberapa cara, antara lain:
a. Memberitahu siswa bahwa jawabannya salah.
b. Menunjukkan bagian yang salah agar siswa mengetahui kesalahannya.
c. Menjelaskan penyebab kesalahan tersebut dan meminta siswa
memperbaikinya.
5. Perbedaan Individual
Setiap siswa memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari siswa
lain. Belajar tidak bisa diwakilkan; jika seseorang tidak belajar, maka ia
tidak akan memperoleh pengetahuan atau keterampilan. Perbedaan
antarindividu dapat terlihat dalam hal pengalaman, minat, bakat, kebiasaan
belajar, kecerdasan, serta gaya belajar masing-masing.
3
2. KB 2 Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran
a. Pendekatan Pembelajaran
Menurut Joni (1992/1993) pendekatan adalah cara umum dalam
memandang permasalahan atau objek kajian. Dengan demikian, dapat
dikemukakan bahwa pendekatan pembelajaran Adalah cara
memandang terhadap pembelajaran.
Killen (1998) mengemukakan dua pendekatan utama dalam
pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada aktivitas guru
(teacher-centered) dan pendekatan yang berpusat pada aktivitas siswa
(student-centered).
b. Strategi Pembelajaran
Menurut Joni (1992/1993) strategi Adalah ilmu atau kita di dalam
memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan yang dapat dikerahkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dimyati dan Soedjono
(Tim dosen MKDK kurikulum dan pembelajaran,1996)
mengemukakan strategi dalam pembelajaran Adalah kegiatan guru
untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara
aspek-aspek dari komponen pembentukan system pembelajaran. Joni
(1992/1993) mengemukakan bahwa yang menjadi acuan utama dalam
penentuan strategi pembelajaran Adalah tercapainya tujuan
pembelajaran.
c. Metode Pembelajaran
Dalam Bahasa Inggris, method berarti cara. Metode pembelajaran
Adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa karena
metode lebih menekankan pada peran guru, istilah metode sering
digandengkan dengan kata mengajar, yaitu metode mengajar, joni
(1992/1993) mengemukakan bahwa metode Adalah berbagai cara kerja
yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu.
Beberapa bentuk metode mengajar yang kita kenal Adalah ceramah,
diskusi, tanya jawab, simulasi, pemberian tugas, kerja kelompok,
demonstrasi (modelling), eksperimen, pemecahan masalah, inkuiri,
dsb.
d. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran Adalah ragam khas penerapan suatu metode
sesuai dengan latar penerapan tertentu. Teknik pembelajaran
menggambarkan Langkah-langkah penggunaan metode mengajar, yang
sifatnya operasional. Faktor- faktor yang perlu diperhatikan dalam
penentuan Teknik pembelajaran di antaranya Adalah kemampuan dan
kebiasaan guru, ketersediaan sarana dan waktu, serta kesiapan siswa
4
Joni (1992/1993). Teknik pembelajaran merupakan wujud konkret dari
penggunaan metode, strategi dan pendekatan pembelajaran.
3. KB 3 Faktor-Faktor Penentu dalam Pemilihan Strategi dan Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, salah satu komponen utama yang harus
diperhatikan dalam memilih dan menerapkan strategi pembelajaran adalah
tujuan pembelajaran. Dalam Kurikulum 2004, tujuan pembelajaran
dirumuskan dalam bentuk kompetensi, karena seluruh komponen
pembelajaran, termasuk strategi yang digunakan, difokuskan untuk mencapai
kompetensi tersebut. Tujuan pembelajaran mencakup tiga kelompok perilaku
utama, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Setiap kelompok perilaku
tersebut menuntut penggunaan strategi pembelajaran yang berbeda, sesuai
dengan karakteristik kegiatan yang dibutuhkan untuk menguasai tujuan belajar
tertentu. Sebelum memahami mengapa tujuan menjadi faktor penting dalam
pemilihan strategi pembelajaran, perlu diketahui jenis-jenis tujuan
pembelajaran yang telah banyak dijelaskan dalam teori taksonomi. Salah satu
teori terkenal dikemukakan oleh Bloom, yang membagi tujuan pembelajaran
ke dalam tiga ranah, yaitu:
1. Ranah Kognitif (Pengetahuan)
2. Ranah Afektif (Sikap)
3. Ranah Psikomotor (Keterampilan)
Selain Bloom, Gagne, Briggs, dan Wager (1992) juga mengemukakan
klasifikasi tujuan pembelajaran yang lebih rinci. Mereka membagi hasil
belajar ke dalam lima kategori kemampuan, yaitu:
1. Keterampilan intelektual
2. Strategi kognitif
3. Informasi verbal
4. Keterampilan motorik
5. Sikap
Kelima kategori tersebut mencerminkan berbagai jenis kemampuan yang
dapat dicapai melalui proses pembelajaran. Dengan memahami perbedaan
setiap jenis tujuan belajar, guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang
paling tepat agar proses belajar mengajar berlangsung efektif, efisien, dan
bermakna bagi peserta didik.
1. Keterampilan Intelektual
Keterampilan intelektual terbagi atas beberapa tahapan berikut :
a. Diskriminasi
Diskriminasi adalah kemampuan membedakan benda atau objek
berdasarkan ciri fisiknya, seperti warna, bentuk, atau ukuran.
Kemampuan ini penting untuk anak-anak karena menjadi dasar bagi
keterampilan intelektual yang lebih tinggi.
b. Konsep-konsep Konkret
5
konsep konkret berkaitan dengan pemahaman terhadap sifat-sifat nyata
suatu benda, misalnya bentuk bulat, persegi, atau warna tertentu. Siswa
dikatakan memahami konsep konkret jika dapat mengenali dan
menunjukkan ciri-ciri objek yang diminta.
c. Konsep Terdefinisi
Konsep terdefinisi merupakan tingkat pemahaman yang lebih tinggi,
yaitu ketika seseorang dapat menjelaskan atau memberikan contoh dari
suatu konsep yang memiliki atribut tertentu, baik konkret maupun
abstrak. Misalnya, konsep “segitiga” yang bisa didefinisikan
berdasarkan sifat-sifatnya.
d. Aturan-aturan
Aturan-aturan adalah pedoman atau kaidah yang digunakan untuk
melakukan suatu tindakan dengan benar, seperti rumus matematika
atau tata bahasa. Pemahaman terhadap aturan melibatkan kemampuan
menerapkan prinsip, dalil, atau rumus dalam situasi nyata.
e. Aturan-aturan tingkat tinggi-pemecahan masalah
Aturan tingkat tinggi atau pemecahan masalah merupakan kemampuan
menggunakan beberapa aturan secara terpadu untuk menemukan solusi
atas suatu persoalan. Tahap ini merupakan tingkat tertinggi dalam
keterampilan intelektual karena menuntut pemahaman mendalam dan
penerapan pengetahuan secara kreatif.
2. Strategi Kognitif
Strategi kognitif merupakan suatu proses kontrol, yaitu proses internal
yang digunakan seseorang untuk memilih dan mengubah cara-cara
memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir (Gegne, Briggs,
dan Wager, 1992). Dengan kata lain, strategi kognitif membantu seseorang
berpikir secara logis, efektif, dan terarah dalam mengambil keputusan atau
memecahkan masalah.
3. Informasi Verbal
Informasi verbal mencakup nama, label, fakta, dan pengetahuan yang
diperoleh seseorang melalui proses mendengar atau membaca. Seseorang
dikatakan telah menguasai informasi verbal apabila mampu mengingat dan
menyebutkan kembali informasi yang diperoleh. Dalam konteks
pembelajaran di sekolah, sebagian besar materi pelajaran bersifat
informasi verbal yang harus disimpan dalam ingatan siswa, seperti istilah,
rumus, dan konsep dasar.
4. Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik tidak hanya berkaitan dengan gerakan fisik, tetapi
juga melibatkan koordinasi antara pikiran dan tindakan. Misalnya, dalam
kegiatan olahraga, selain tubuh yang aktif bergerak, pikiran juga berperan
dalam mengatur gerakan dan strategi. Dengan demikian, keterampilan
motorik menuntut kemampuan mengintegrasikan aspek fisik dan mental
secara seimbang.
6
5. Sikap
Sikap merupakan bagian penting dari perilaku manusia yang berhubungan
dengan nilai, etika, dan karakter. Sikap mempengaruhi bagaimana
seseorang bertindak terhadap orang lain, objek, atau situasi tertentu. Sikap
positif seperti jujur, disiplin, kreatif, sopan, dan suka menolong perlu
dikembangkan melalui proses pendidikan. Walaupun pembentukan sikap
memerlukan waktu yang lama, aspek ini tidak boleh diabaikan karena
berperan besar dalam pembentukan kepribadian peserta didik.
b. Bahan Pembelajaran
Dalam rumusan tujuan, seperti yang dijelaskan dalam subbagian terdahulu,
tergambar bahan pelajaran atau materi pelajaran yang harus dipelajari siswa.
c. Siswa
Siswa merupakan pusat dari proses pembelajaran karena tujuan utama
pembelajaran adalah perubahan perilaku mereka. Dalam menentukan strategi,
guru harus mempertimbangkan karakteristik dan perbedaan individu siswa,
seperti minat, kemampuan, gaya belajar, dan pengalaman sebelumnya. Selain
itu, jumlah siswa dalam kelas juga memengaruhi strategi yang digunakan.
Misalnya, strategi diskusi hanya akan efektif jika siswa sudah memiliki
kemampuan berbicara dan mendengarkan yang baik. Begitu juga dengan
kegiatan laboratorium—guru harus memastikan siswa terbiasa menggunakan
alat dan memahami prosedur, agar kegiatan berjalan efektif dan aman.
d. Guru
Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan yang memengaruhi
efektivitas penggunaan strategi pembelajaran. Ada guru yang mampu
mengajar dengan menarik, jelas, dan menginspirasi, sementara guru lain
mungkin kesulitan meski menggunakan metode yang sama. Oleh karena itu,
guru harus mengenali kemampuan, gaya mengajar, dan kondisi fisiknya
sebelum menentukan strategi yang tepat. Keberhasilan pembelajaran tidak
hanya bergantung pada metode, tetapi juga pada seni dan keterampilan
mengajar guru.
e. Sarana (Alat dan Sumber), Waktu, dan Ruangan
Faktor sarana dan prasarana juga menjadi pertimbangan penting. Sarana ini
mencakup alat peraga, seperti peta, globe, gambar, grafik, serta alat praktik
untuk kegiatan laboratorium. Guru harus menyesuaikan strategi dengan
ketersediaan alat dan sumber belajar, termasuk buku, media audio, modul,
maupun lingkungan sekitar. Keterbatasan alat tidak boleh menghambat proses
belajar; guru dapat mengatasinya dengan membagi siswa menjadi beberapa
kelompok atau menggunakan alat sederhana sebagai alternatif. Selain sarana,
waktu dan ruang belajar juga perlu diperhatikan. Bila waktu terbatas, strategi
yang digunakan harus efisien, misalnya ceramah singkat atau tanya jawab.
7
Namun jika waktu cukup panjang, guru dapat menerapkan kegiatan diskusi
kelompok atau praktik yang lebih mendalam.
4. KB 4 Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran
a. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Proses Pengelolahan Pesan
Strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi
pembelajaran deduktif dan pembelajaran induktif.
1. Strategi Pembelajaran Deduktif
Strategi deduktif dimulai dari hal yang bersifat umum menuju hal yang
khusus. Guru terlebih dahulu menyampaikan konsep, aturan, atau prinsip
secara umum, kemudian menjelaskan bagian-bagiannya melalui contoh
atau ilustrasi. Strategi ini efektif digunakan untuk materi yang bersifat
konseptual dan terdefinisi jelas, karena membantu siswa memahami
penerapan teori dalam berbagai situasi nyata.
2. Strategi Pembelajaran Induktif
Strategi induktif berangkat dari hal-hal yang khusus menuju kesimpulan
umum. Siswa diajak mengamati contoh-contoh atau fenomena terlebih
dahulu, lalu menarik generalisasi atau rumusan konsep dari hasil
pengamatan tersebut. Strategi ini menumbuhkan kemampuan analisis dan
penalaran logis karena siswa belajar menemukan konsep sendiri melalui
proses berpikir.
b. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pihak Pengelolahan Pesan
Strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi
pembelajaran ekspositori dan pembelajaran heuristik.
1. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi ekspositori menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran. Guru
mencari, mengolah, dan menyampaikan materi kepada siswa dalam
bentuk penjelasan, rangkuman, atau bagan. Siswa berperan pasif, hanya
mendengarkan dan mencatat. Strategi ini cocok untuk menyampaikan
materi baru atau konsep sulit dengan waktu terbatas, namun kurang
melatih keaktifan dan berpikir kritis siswa.
2. Strategi Pembelajaran Heuristik
Strategi heuristik menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar. Siswa
mencari dan mengolah sendiri informasi, sedangkan guru bertindak
sebagai pembimbing dan fasilitator. Strategi ini mendorong kemandirian,
kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis, meski memerlukan waktu
lebih lama dan kesiapan siswa yang baik.
c. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pengaturan Guru
Strategi ini merupakan pola pengajaran yang paling umum digunakan di
sekolah, di mana satu guru bertanggung jawab mengajar sekelompok siswa.
8
Guru berperan penuh dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini memungkinkan guru untuk lebih
mengenal karakteristik masing-masing siswa, namun juga menuntut
kemampuan guru dalam mengelola seluruh aspek pembelajaran secara
mandiri.
d. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Jumlah Siswa
Strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu klasikal, kelompok
kecil, dan individual. Strategi klasikal melibatkan seluruh siswa dalam satu
kelas yang diajar bersamaan oleh guru, efisien namun kurang menyesuaikan
kebutuhan tiap individu. Strategi kelompok kecil membagi siswa menjadi
beberapa kelompok untuk bekerja sama dan berdiskusi, dengan guru sebagai
pembimbing. Sementara itu, strategi individual memungkinkan siswa belajar
mandiri sesuai kemampuan dan kecepatan masing-masing, seperti melalui
modul pembelajaran, sehingga menumbuhkan kemandirian dan tanggung
jawab belajar.
e. Strategi pembelajaran Berdasarkan Interaksi Guru dengan Siswa
Berdasarkan interaksi antara guru dan siswa, terdapat dua strategi
pembelajaran, yaitu tatap muka dan melalui media. Strategi tatap muka
dilakukan secara langsung antara guru dan siswa, baik dengan atau tanpa alat
peraga, meskipun penggunaan alat peraga sangat membantu pemahaman
siswa. Sementara itu, strategi pembelajaran melalui media dilakukan tanpa
tatap muka langsung, melainkan dengan bantuan media seperti modul,
televisi, kaset audio atau video, komputer, dan paket pengajaran berprogram.
Kedua strategi ini dapat dipilih sesuai kondisi sekolah untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran siswa.
9
B. Modul 2 Pembelajaran di Sekolah Dasar
1. KB 1 Pengertian Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut pandangan lama, belajar diartikan sebagai kegiatan menambah dan
mengumpulkan pengetahuan. Tujuannya adalah agar siswa menjadi cerdas
melalui penguasaan informasi sebanyak-banyaknya. Namun, cara ini lebih
menekankan pada hafalan dan pengulangan materi tanpa memperhatikan
pemahaman, sikap, atau keterampilan. Akibatnya, seperti disebutkan dalam
teks, “aspek pemahaman siswa kurang diperhatikan karena lebih diutamakan
hasil hafalan atau penerimaan informasi yang berkaitan dengan stimulus dan
respons (S-R).” Pada pandangan modern yang muncul pada abad ke-19,
belajar dianggap sebagai proses perubahan tingkah laku (a change in
behaviour). Ernest R. Hilgard (1948) menyatakan bahwa “learning is the
process by which an activity originates or is changed through training
procedures… as distinguished from changes by factors not attributable to
training.” Artinya, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku melalui
latihan, yang terjadi karena adanya interaksi edukatif dengan lingkungan dan
mencakup pengetahuan, sikap, serta keterampilan. Selain itu, ada pula
pendapat yang menyebutkan bahwa belajar adalah proses pengalaman
(learning is experiencing), yaitu hasil interaksi antara individu dan
lingkungannya yang melibatkan proses mental, intelektual, dan emosional.
Dari interaksi tersebut, individu memperoleh pengetahuan, sikap, dan
keterampilan baru secara sadar.
Secara umum, definisi belajar yang diterima saat ini adalah bahwa belajar
merupakan usaha individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang
baru sebagai hasil pengalaman berinteraksi dengan lingkungan. Perubahan
tersebut terlihat dari perbandingan kemampuan sebelum dan sesudah
pembelajaran, serta menjadi indikator pencapaian tujuan belajar.
b. Hakikat Belajar
Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan
terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau
persoalan, menyimak, dan Latihan. Proses belajar harus diupayakan secara
efektif agar terjadi adanya perubahan tingkah laku siswa yang disebabkan oleh
proses-proses tersebut. Perwujudan tingkah laku dari hasil belajar adalah
adanya peningkatan kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Perubahan tersebut sebagai perubahan yang disadari, relatif
bersifat permanen, kontinu, dan fungsional. Ada 4 pilar yang perlu
10
diperhatikan dalam belajar yaitu learning to know, learning to do, learning to
live together, dan learning to be.
1. Learning to know artinya belajar untuk mengetahui yang menjadi target
dalam belajar adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut
dapat mengantarkan siswa untuk mengetahui dan memahami substansi materi
yang dipelajarinya.
2. Learning to do artinya belajar untuk berbuat yang menjadi target dalam belajar
Adalah adanya proses melakukan atau proses berbuat.
3. Learning to live together artinya belajar untuk hidup Bersama yang menjadi
target dalam belajar siswa memiliki kemampuan untuk hidup Bersama atau
mampu hidup dalam kelompok.
4. Learning to be artinya belajar untuk menjadi target dalam belajar Adalah
mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat,
minat, dan kemampuannya.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Faktor dari dalam siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar di antaranya
Adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan, dan
Kesehatan, serta kebiasaan siswa. Setiap individu memiliki kecakapan (ability)
yang berbeda-beda. Demikian pula pengelompokan kemampuan siswa
berdasarkan kemampuan penerimaan, misalnya proses pemahamannya harus
dengan cara perantara visual, verbal,dan atau harus dibantu dengan alata tau
media.
2. Faktor dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar di antaranya Adalah
lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti
riang, gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan
keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru,
pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan faktor yang
paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru
merupakan manajer atau sutradara dalam kelas.
11
2. KB 2 Karakteristik Proses Belajar dan Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah
Dasar
a. Karakteristik Proses Belajar di Sekolah Dasar
1. Proses Belajar Berdasarkan Teori dan Tipe Belajar
Belajar adalah proses yang melibatkan kemampuan berpikir, keterampilan,
dan pembentukan sikap. Siswa harus aktif berusaha mengubah perilakunya
melalui pengalaman dan latihan. Pembelajaran yang baik memberi
kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam
memahami peristiwa alam, sosial, maupun budaya. Siswa perlu diberi
ruang untuk menemukan dan mengolah informasi menjadi konsep dan
prinsip secara mandiri, terutama di kelas tinggi SD. Proses belajar yang
melibatkan siswa secara aktif akan menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan demokratis. Teori belajar yang digunakan guru
memengaruhi cara mengajar, materi yang dipilih, serta hasil belajar yang
diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus mampu
mengembangkan seluruh potensi siswa. Proses belajar sebaiknya dimulai
dengan menumbuhkan rasa kebutuhan siswa terhadap materi pelajaran,
karena kebutuhan akan memunculkan motivasi untuk belajar.
a. Teori Belajar
Ada beberapa teori belajar yang dapat dikaji sebagai bahan
pertimbangan dalam pelaksanaan proses belajar di Sekolah Dasar.
1. Teori Belajar Disiplin Mental
Teori ini berpandangan bahwa manusia memiliki daya mental seperti
mengamati, mengingat, dan berpikir yang dapat dilatih melalui
kegiatan belajar. Pada siswa SD kelas rendah, teori ini diterapkan
dengan melatih kemampuan mengidentifikasi ciri-ciri benda atau
peristiwa sehingga daya pikir dan daya ingat mereka berkembang.
2. Teori Belajar Asosiasi
Rumpun teori ini identik dengan teori behaviorisme yang biasa disebut
S-R Bond. Belajar dianggap sebagai hasil dari pembiasaan perilaku
yang dilakukan berulang-ulang hingga menjadi otomatis. Hukuman
(punishment) dan ganjaran (reward) merupakan penguatan
(reiforcement) yang dipakai digunakan untuk memperkuat perilaku
yang diinginkan. Pelopor aliran ini diantaranya Edward L. Thorndike.
3. Teori Insight
12
Menurut teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa.
perubahan akan terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan.
Belajar adalah suatu proses yang bersifat eksploratif, imajinatif, dan
kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk mengembangkan kemampuan
tingkat tinggi yaitu berpikir tinggi.
4. Teori Belajar Gestalt
Teori ini menekankan bahwa siswa adalah individu yang utuh.
Pembelajaran harus dimulai dari pemahaman keseluruhan sebelum
mempelajari bagian-bagian. Siswa diajak untuk berpikir kritis melalui
pemecahan masalah, penemuan, penyelidikan, dan kajian terhadap
situasi nyata.
b. Tipe Belajar
Untuk mencapai proses dan hasil belajar yang optimal kita perlu mengenal
beberapa tipe belajar yang dikemukakan Gagne (1970). Menurut Gagne
ada 8 tipe belajar yang dapat dilakukan siswa, yaitu :
1. Signal Learning (belajar melalui isyarat)
Jenis belajar ini membentuk perilaku berdasarkan isyarat atau sinyal
tertentu yang menimbulkan respons umum atau emosional pada siswa.
2. Stimulus-respon Learning (belajar melalui rangsangan tindak balas)
Pembelajaran ini melatih siswa agar memberikan respons tertentu
terhadap rangsangan (stimulus) melalui latihan berulang dan dapat
diperkuat dengan penghargaan.
3. Chaining Learning (belajar melalui perangkaian)
Terjadi saat siswa mempelajari serangkaian tindakan atau respons
yang saling berurutan, seperti kebiasaan atau urutan kegiatan sehari-
hari.
4. Verbal Association Learning (belajar melalui perkaitan verbal)
Siswa belajar mengenali dan mengaitkan kata atau simbol verbal
dengan objek atau konsep tertentu melalui hubungan stimulus dan
respons.
5. Discrimination Learning (belajar melalui membeda-bedakan)
Jenis belajar ini melatih siswa untuk mengenali dan membedakan
berbagai objek, baik yang bersifat konkret maupun abstrak. Melalui
proses ini, siswa belajar membedakan bentuk, ruang, gambar, symbol,
atau peristiwa, sehingga kemampuan berpikir analitis dan sintesisnya
berkembang.
6. Concept Learning (belajar melalui konsep)
Dalam tipe belajar ini, siswa memahami makna dari suatu objek,
peristiwa,atau kelompok berdasarkan ciri dan atributnya. Konsep
biasanya bersifat konkret yang dapat dilihat langsung maupun abstrak,
yang hanya bisa dipahami melalui definisi, seperti konsep bilangan
negative matematika atau lingkungan dalam ilmu sosial.
7. Rule Learning (belajar melalui aturan-aturan)
13
Belajar melalui aturan membantu siswa memahami dan menerapkan
berbagai ketentuan, rumus, atau dalil berdasarkan konsep yang telah
dipelajari sebelumnya. Proses ini membentuk kemampuan berpikir
logis dan sistematis kerena siswa yang harus memahami antara konsep
dan aturan yang berlaku.
8. Problem Solving Learning (belajar melalui pemecahan masalah)
Tipe belajar ini mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
ilmiah siswa melalui kegiatan mencari Solusi terhadap suatu
permasalahan. Jenis belajar ini menuntut kemampuan intelektual tinggi
dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam serta bertahan
lama dibandingkan tipe belajar lainnya.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan puncak dari proses pembelajaran yang telah
dilalui siswa dan selalu diikuti dengan tindak lanjut untuk memperkuat
pemahaman. Hasil belajar menunjukkan adanya perubahan perilaku yang
baru yang bersifat positif, fungsional, menetap, dan disadari oleh siswa.
Perubahan ini mencakup seluruh aspek perilaku secara menyeluruh dan
komprehensif. Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan
kemampuan berpikir kritis dan ilmiah pada siswa Sekolah Dasar, dapat
dikaji proses maupun hasil berdasarkan :
1. Kemampuan membaca, mengamati, dan menyimak apa yang
dijelaskan atau diinformasikan.
2. Kemampuan mengidentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub)
pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca, diamati, dan didengar.
3. Kemamouan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari
sudut persamaan dan perbedaan.
4. Kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh.
b. Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Siswa Sekolah Dasar Adalah individu yang unik dengan ciri dan karakteristik yang
khas. Setiap siswa mengalami perkembangan yang terus berlangsung secara
dinamis sejak lahir hingga akhir hayat. Dalam proses tersebut, Pendidikan dan
pembelajaran berperan penting dalam membantu serta mengarahkan
perkembangan yang berbeda-beda sesuai dengan keunikan pribadinya.
Perkembangan siswa menjadi aspek menjadi yang harus diperhatikan dalam
kegiatan belajar mengajar. Seluruh proses pembelajaran sebaiknya berpusat pada
kebutuhan siswa (child centered) serta mempertimbangkan tuntutan masyarakat
(society centered). Guru perlu memahami tahapan perkembangan yang dialami
siswa agar pembelajaran dapat berjalan efektif tanpa menimbulkan hambatan
psikologis yang dapat menggangu hasil belajar. Siswa Sekolah Dasar yang berusia
6-12 tahun berada pada masa perkembangan pertengahan (middle childod), yaitu
fase penting yang ditandai oleh berbagai perubahan unik dalam aspek
14
perkembangan. Tahapan perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek
perkembangan berikut :
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik pada siswa Sekolah Dasar meliputi pertambahan tinggi
dan berat badan serta keterampilan motorik. Pada tahap ini, kemampuan
motorik anak semakin halus dan terarah (refined motor skills). Umumnya,
siswa laki-laki memiliki tubuh lebih ramping dibandingkan Perempuan karena
masa pubertas pada anak Perempuan terjadi lebih cepat.
2. Perkembangan Sosial
Secara sosial, siswa Sekolah Dasar mulai menunjukkan kecenderungan untuk
bergaul dengan teman sejenis kelamin (separation of the sexes). Mereka lebih
nyaman berkelompok dengan teman yang memiliki jenis kelamin yang sama,
meskipun hal ini kadang kurang dengan sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran yang menekankan kerja sama lintas kelompok.
3. Perkembangan Bahasa
Dalam aspek Bahasa, siswa Sekolah Dasar mengalami perkembangan pesat.
Mereka sudah mampu menggunakan Bahasa yang lebih halus, teratur, dan
kompleks dalam berkomunikasi. Kemampuan ini berkembang melalui
interaksi sosial, kegiatan membaca, serta pembelajaran di sekolah yang
memperkaya kosakata dan struktur Bahasa mereka.
4. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif siswa pada usia Sekolah Dasar berlangsung dinamis
seiring dengan peningkatan kemampuan berpikir logis dan manipulative,
mereka mulai mampu memahami hubungan sebab-akibat, mengombinasikan
beberapa faktor, dan menemukan berbagai cara untuk mencapai tujuan yang
sama. Berdasarkan teori Piaget, pada usia ini anak berada pada tahap
operasional konkret (conceret operation), yaitu tahap Dimana mereka mulai
dapat berpikir secara logis terhadap hal-hal yang bersifat nyata.
5. Perkembangan Moral
Perkembangan moral siswa pada usia Sekolah Dasar ditandai dengan
munculnya kesadaran untuk berperilaku baik. Anak mulai memahami nilai-
nilai moral dan cenderung meniru Tindakan yang dianggap baik oleh orang
lain. Mereka melakukan perbuatan baik bukan hanya memahami benar atau
salah, tetapi juga karena ingin menyenangkan orang lain atau mendapatkan
penerimaan sosial.
6. Perkembangan Ekspresif
Perkembangan ekspresif siswa pada usia Sekolah Dasar terlihat dari
kemampuan mereka mengekspresikan diri melalui permainan dan kegiatan
seni. Pada tahap, ini anak mulai memahami aturan dalam bermain dan
menunjukkan ketertarikan tterhadap kegiatan seni seperti menari, menyanyi,
atau menggambar. Mereka juga mengembangkan minat dan hobi tertentu
sebagai bentuk penyaluran ekspresi diri.
7. Aspek-aspek intelegensi
15
Menurut teori Gardner (dalam Utama Munandar, 1999), setiap individu
memiliki beragam jenis kecerdasan yang berkembang secara unik dan saling
berpadu dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa aspek intelegensi yang
dapat dikembangkan pada siswa SD antara lain :
a. Intelegensi linguistic, yaitu kemampuan menggunakan Bahasa dengan
baik memahami makna kata, ritme, dan stuktur Bahasa.
b. Intelegensi logis-matematis, yaitu kemampuan berpikir logis, mengenali
pola, serta memahamai hubungan antar simbol dan objek.
c. Intelegensi special, yaitu kemampuan membayangkan, manipulasi bentuk,
serta memahami ruang visual secara akurat.
d. Intelegensi music, yaitu kemampuan mengenali, menikmati, dan
mengekspresikan nada, irama, serta bentuk music.
e. Intelegensi fisik-kinestetik, yaitu kemampuan menggunakan tubuh dan
keterampilan motorik dengan terampil dalam kegiatan olahraga, seni, dan
aktivitas fisik lainnya.
f. Intelegensi intrapribadi, yaitu Kecerdasan intrapersonal adalah
kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri, termasuk perasaan,
keinginan, impian, kekuatan, dan kelemahannya. Siswa dengan kecerdasan
ini mampu mengenali emosi dan motivasinya serta mengatur diri dengan
baik dalam belajar dan bertindak.
g. Intelegensi interpribadi, yaitu Kecerdasan interpersonal merupakan
kemampuan memahami dan merespons emosi, sikap, serta motivasi orang
lain. Siswa dengan kecerdasan ini biasanya mudah bergaul, bekerja sama,
dan membangun hubungan sosial yang positif dengan teman maupun guru.
8. Aspek Kebutuhan Siswa
Selain perkembangan intelektual dan emosional, guru juga perlu
memperhatikan kebutuhan siswa dalam proses belajar. Kebutuhan siswa
terbagi menjadi dua:
a. Kebutuhan psiko-biologis, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan minat,
keinginan, tujuan, dan perasaan pribadi siswa.
b. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan yang muncul dari tuntutan lingkungan
dan harapan masyarakat, yang umumnya dipengaruhi oleh pandangan
orang dewasa.
16
3. KB 3 Karakteristik Pembelajaran di Sekolah Dasar
a. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah
Pembelajaran di kelas rendah (kelas 1–3 SD) berfokus pada pengalaman konkret,
yaitu kegiatan belajar yang berkaitan langsung dengan fakta dan peristiwa di
sekitar kehidupan siswa. Proses belajar disusun secara logis dan sistematis sesuai
rencana pembelajaran (silabus) yang dibuat guru. Guru perlu menciptakan suasana
belajar yang sesuai dengan tahap perkembangan anak, baik dari segi kemampuan,
materi, maupun sistem penilaiannya, agar siswa dapat memahami konsep dasar
melalui pengalaman nyata.
b. Karakterisktik Pembelajaran di Kelas Tinggi
Pembelajaran di kelas tinggi (kelas 4–6 SD) menekankan pada pemahaman
konsep dan penerapan pengetahuan. Siswa diajak berpikir logis dan sistematis
untuk memecahkan masalah, mengelompokkan, menghubungkan, atau menyusun
informasi. Berbagai strategi belajar dapat diterapkan, seperti tanya jawab, latihan
(drill), kerja kelompok, observasi, inkuiri, penemuan (discovery), dan pemecahan
masalah. Pada tahap ini, siswa mulai mampu berpikir ilmiah. Menurut teori Piaget,
siswa usia sekitar 11 tahun berada pada tahap operasional formal, yaitu fase di
mana anak dapat menggunakan kemampuan berpikir abstrak dan logis. Oleh
karena itu, pembelajaran di kelas 5 dan 6 perlu menggunakan pendekatan ilmiah
serta mendorong siswa untuk menemukan dan menyimpulkan pengetahuan secara
mandiri maupun berkelompok.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran di sekolah dasar menekankan pada pengalaman belajar yang
konkret, bermakna, dan menyenangkan, sesuai dengan tahap perkembangan anak usia
sekolah dasar. Guru berperan penting dalam merancang strategi pembelajaran yang
bervariasi, seperti pembelajaran aktif, kolaboratif, dan kontekstual, agar siswa dapat
berpikir kritis dan kreatif. Selain itu, pembelajaran harus memperhatikan perbedaan
individu, memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, serta
mengintegrasikan nilai-nilai karakter.
Pendekatan dan model pembelajaran seperti Discovery Learning, Problem-Based
Learning, dan Project-Based Learning sangat relevan untuk diterapkan karena
mampu menumbuhkan rasa ingin tahu, kerja sama, dan tanggung jawab siswa.
Dengan strategi pembelajaran yang tepat, tujuan pendidikan dasar untuk
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dapat tercapai.
B. Saran
Guru sekolah dasar diharapkan terus mengembangkan kompetensinya dalam merancang
strategi pembelajaran yang kreatif, aktif, dan berpusat pada siswa, sehingga proses belajar
menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru
hendaknya mampu mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa agar
pembelajaran menjadi kontekstual dan mudah dipahami. Selain itu, sekolah perlu
menyediakan sarana, prasarana, serta lingkungan belajar yang mendukung penerapan
berbagai model pembelajaran inovatif. Bagi pihak pengambil kebijakan pendidikan,
disarankan untuk memberikan pelatihan berkelanjutan kepada guru terkait penerapan
strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Sementara itu,
bagi peneliti atau pengembang pendidikan selanjutnya, disarankan melakukan kajian lebih
mendalam tentang efektivitas strategi pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dan
penguatan karakter peserta didik sekolah dasar.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri dkk. (2012). Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, W. (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Mulyasa, E. (2017). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Joni, T. R. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hosnan, M. (2016). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Siregar, E., & Nara, H. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
19

MAKALAH strategi pembelajaran di SD_Universitas terbuka.docx

  • 1.
    MAKALAH MATAKULIAH STRATEGI PEMBELAJARANDI SD MODUL 1 & 2 HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN DAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Disusun Oleh: Anggota Kelompok 4 1. NUR MUTHIA SALMA (858756079) 2. NADYA DAFINA PUTRI (858756394) 3. YUSEVA ALIFIA PUTRI S (859681435) 4. ROSALIA ANANTA 5. M. RIDHO ROHMAN (859671781) (jhugguygyg) Tutor Pengampu: Anggra Lita Sandra Dewi, S.Pd., M.Pd. UNIVERSITAS TERBUKA PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR WIL. KOTA MOJOKERTO
  • 2.
  • 3.
    KATA PENGANTAR Segala pujibagi Allah SWT yang telah menjadikan manusia makhluk yang sempurna dengan anugrah akal pikiran, serta memberikan petunjuk dan penerang bagi hamba-Nya yang senantiasa berfikir dan berusaha mencari hidayah, taufik, serta inayah- Nya. Atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Strategi Pembelajaran di SD”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, suri teladan umat, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada : 1. Anggra Lita Sandra Dewi, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran di SD, yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama proses penyusunan makalah ini 2. Kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan doa, dukungan moral, dan semangat dalam setiap langkah penulis. 3. Seluruh teman-teman kelas PGSD 5B Wilayah Kota Mojokerto yang telah memberikan motivasi dan kerja sama dalam proses belajar. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Mojokerto, 13 Oktober 2025 Penulis iii
  • 4.
    DAFTAR ISI Halaman Judul..............................................................................................................i KataPengantar..............................................................................................................ii Daftar Isi........................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1 A. Latar Belakang..................................................................................................1 B. Pembatasan Makalah.........................................................................................1 C. Rumusan Masalah.............................................................................................1 D. Tujuan Makalah................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2 A. Modul 1 Hakikta Strategi Pembelajaran.......................................................2 1. KB 1 Konsep dan Prinsip dan Pembalajaran...........................................2 a. Konsep Belajar.........................................................................................2 b. Prinsip Belajar..........................................................................................2 2. KB 2 Perbedaan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran............4 a. Pendekatan Pembelajaran..........................................................................4 b. Strategi Pembelajaran................................................................................4 c. Metode Pembelajaran................................................................................4 d. Teknik Pembelajaran.................................................................................4 3. KB 3 Faktor Penentu dalam Pemilihan Strategi dan Pembelajaran......5 a. Tujuan Pembelajaran.................................................................................5 b. Bahan Pembelajaran..................................................................................7 c. Siswa.......................................................................................................7 d. Guru........................................................................................................7 e. Sarana (alat dan sumber). Waktuk, dan Ruangan..........................................7 4. KB 4 Berbagai Jenis Pembelajaran..........................................................8 a. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Proses Pengolahan Pesan.......................8 b. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pihak Pengolahan Pesan........................8 c. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pengaturan Guru...................................8 d. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Jumlah Siswa........................................9 e. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Interaksi Guru dengan Siswa..................9 iv
  • 5.
    B. Modul 2Pembelajaran di Sekolah Dasar....................................................10 1. KB 1 Pengertian Belajar..........................................................................10 a. Pengertian Belajar.................................................................................10 b. Hakikat Belajar......................................................................................10 c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar....................................11 2. Kb 2 Karakteristik Proses Belajar dan Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar...........................................................................................11 a. Karakteristik Proses Belajar di Sekolah Dasar.......................................12 b. Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar........................................14 3. KB 3 Karakteristik Pembelajaran di Sekolah Dasar...........................17 a. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah..........................................17 b. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Tinggi............................................17 BAB III PENUTUP...................................................................................................18 A. Kesimpulan.....................................................................................................18 B. Saran................................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19 v
  • 6.
    BAB 1 PENDAHULUAN A. LatarBelakang Manusia dan belajar merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, layaknya dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Setiap manusia memiliki otak yang berfungsi untuk menerima dan mengolah berbagai informasi. Proses pengolahan informasi tersebutlah yang sebenarnya menjadi inti dari kegiatan belajar. Menurut Gagne (1985), belajar adalah suatu proses di mana individu mengalami perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman yang diperoleh. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar memiliki tiga ciri utama, yaitu melibatkan proses, menimbulkan perubahan perilaku, dan didasarkan pada pengalaman. Belajar dapat berlangsung di mana saja dan kapan saja, salah satunya dimulai sejak anak berada pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Dalam proses pembelajaran di SD, dikenal berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu mempertimbangkan berbagai faktor dalam memilih strategi yang tepat, sebab cara belajar anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Selain itu, guru juga harus memahami karakteristik proses belajar dan tahapan perkembangan siswa sekolah dasar. Pemahaman ini akan membantu guru dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai serta memilih rumpun model pembelajaran yang efektif diterapkan di kelas. Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa perlu mengkaji lebih dalam mengenai strategi pembelajaran di SD, pembelajaran di SD, serta model dan rumpun model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar di sekolah dasar B. Pembatasan Matakuliah Matakuliah : Strategi Pembelajaran Kode Matakuliah : PDGK4105 Pokok Pembahasan : - Modul 1 Hakikat Strategi Pembelajaran - Modul 2 Pembelajaran di Sekolah Dasar C. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan konsep dan prinsip belajar serta pembelajaran? 2. Apa perbedaan antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran? 3. Apa saja faktor penentu dalam pemilihan strategi pembelajaran? 4. Apa saja jenis-jenis strategi pembelajaran? 5. Bagaimana karakteristik proses belajar dan pembelajaran di sekolah dasar? D. Tujuan Penulisan 1. Menjelaskan konsep dan prinsip belajar serta pembelajaran di sekolah dasar. 2. Menjelaskan perbedaan antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. 3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan strategi pembelajaran. 4. Menjelaskan jenis-jenis strategi pembelajaran. 5. Menjelaskan karakteristik belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. 1
  • 7.
    BAB II PEMBAHASAN A. Modul1 Hakikat Strategi Pembelajaran 1. KB 1 Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran a. Konsep Belajar Salah satu pendapat tentang belajar dikemukakan oleh Gagne (1985), yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses di mana organisme mengalami perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Dari pengertian ini, terdapat tiga ciri utama dalam belajar, yaitu proses, perubahan perilaku, dan pengalaman. 1. Proses Belajar merupakan suatu kegiatan mental dan emosional, di mana pikiran serta perasaan seseorang berperan aktif. Seseorang dikatakan belajar apabila dalam dirinya terjadi aktivitas berpikir dan merasakan secara sadar. 2. Perubahan Perilaku Belajar menghasilkan perubahan dalam perilaku atau tindakan seseorang. Perubahan ini bisa berupa bertambahnya pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan nilai. Namun, tidak semua perubahan perilaku dikategorikan sebagai hasil belajar. Para ahli psikologi mengelompokkan hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif (pengetahuan), psikomotorik (keterampilan), dan afektif (sikap atau nilai). 3. Pengalaman Belajar berarti mengalami sesuatu melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan fisik dapat berupa buku, alat peraga, atau alam sekitar, sedangkan lingkungan sosial meliputi guru, teman, pustakawan, dan kepala sekolah. Proses belajar dapat terjadi melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung. b. Prinsip Belajar Prinsip belajar merupakan aturan atau pedoman yang harus dijadikan dasar dalam pelaksanaan kegiatan belajar agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan bermakna. 1. Motivasi Motivasi berperan sebagai penggerak utama dalam kegiatan belajar. Dorongan ini berkaitan erat dengan tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang. Jika individu memahami bahwa tujuan belajar bermanfaat bagi dirinya, maka semangat belajarnya akan meningkat. Jenis motivasi seperti ini disebut motivasi intrinsik atau motivasi internal, yaitu dorongan yang muncul dari dalam diri sendiri. 2. Perhatian Perhatian memiliki hubungan yang sangat dekat dengan motivasi dan tidak 2
  • 8.
    dapat dipisahkan darinya.Perhatian adalah pemusatan pikiran dan perasaan pada suatu objek tertentu. Seseorang akan menaruh perhatian pada suatu hal karena dua alasan : Pertama, objek tersebut dianggap memiliki hubungan dengan dirinya, seperti dengan kebutuhan, cita-cita, pengalaman, bakat, atau minat. Kedua, objek tersebut memiliki keunikan atau hal yang berbeda dari biasanya, sehingga menarik untuk diperhatikan. 3. Aktivitas Belajar merupakan suatu kegiatan aktif, baik secara mental maupun emosional. Oleh karena itu, guru perlu memastikan agar siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar. Bahkan kegiatan sederhana seperti mendengarkan penjelasan guru sudah termasuk dalam bentuk aktivitas belajar. 4. Balikan (Umpan Balik) Siswa perlu segera mengetahui apakah hasil belajar atau proses yang mereka lakukan sudah benar atau belum. Guru dapat memberikan umpan balik dengan beberapa cara, antara lain: a. Memberitahu siswa bahwa jawabannya salah. b. Menunjukkan bagian yang salah agar siswa mengetahui kesalahannya. c. Menjelaskan penyebab kesalahan tersebut dan meminta siswa memperbaikinya. 5. Perbedaan Individual Setiap siswa memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari siswa lain. Belajar tidak bisa diwakilkan; jika seseorang tidak belajar, maka ia tidak akan memperoleh pengetahuan atau keterampilan. Perbedaan antarindividu dapat terlihat dalam hal pengalaman, minat, bakat, kebiasaan belajar, kecerdasan, serta gaya belajar masing-masing. 3
  • 9.
    2. KB 2Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran a. Pendekatan Pembelajaran Menurut Joni (1992/1993) pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa pendekatan pembelajaran Adalah cara memandang terhadap pembelajaran. Killen (1998) mengemukakan dua pendekatan utama dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada aktivitas guru (teacher-centered) dan pendekatan yang berpusat pada aktivitas siswa (student-centered). b. Strategi Pembelajaran Menurut Joni (1992/1993) strategi Adalah ilmu atau kita di dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dimyati dan Soedjono (Tim dosen MKDK kurikulum dan pembelajaran,1996) mengemukakan strategi dalam pembelajaran Adalah kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentukan system pembelajaran. Joni (1992/1993) mengemukakan bahwa yang menjadi acuan utama dalam penentuan strategi pembelajaran Adalah tercapainya tujuan pembelajaran. c. Metode Pembelajaran Dalam Bahasa Inggris, method berarti cara. Metode pembelajaran Adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa karena metode lebih menekankan pada peran guru, istilah metode sering digandengkan dengan kata mengajar, yaitu metode mengajar, joni (1992/1993) mengemukakan bahwa metode Adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Beberapa bentuk metode mengajar yang kita kenal Adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, simulasi, pemberian tugas, kerja kelompok, demonstrasi (modelling), eksperimen, pemecahan masalah, inkuiri, dsb. d. Teknik Pembelajaran Teknik pembelajaran Adalah ragam khas penerapan suatu metode sesuai dengan latar penerapan tertentu. Teknik pembelajaran menggambarkan Langkah-langkah penggunaan metode mengajar, yang sifatnya operasional. Faktor- faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan Teknik pembelajaran di antaranya Adalah kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan sarana dan waktu, serta kesiapan siswa 4
  • 10.
    Joni (1992/1993). Teknikpembelajaran merupakan wujud konkret dari penggunaan metode, strategi dan pendekatan pembelajaran. 3. KB 3 Faktor-Faktor Penentu dalam Pemilihan Strategi dan Pembelajaran a. Tujuan Pembelajaran Dalam proses pembelajaran, salah satu komponen utama yang harus diperhatikan dalam memilih dan menerapkan strategi pembelajaran adalah tujuan pembelajaran. Dalam Kurikulum 2004, tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kompetensi, karena seluruh komponen pembelajaran, termasuk strategi yang digunakan, difokuskan untuk mencapai kompetensi tersebut. Tujuan pembelajaran mencakup tiga kelompok perilaku utama, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Setiap kelompok perilaku tersebut menuntut penggunaan strategi pembelajaran yang berbeda, sesuai dengan karakteristik kegiatan yang dibutuhkan untuk menguasai tujuan belajar tertentu. Sebelum memahami mengapa tujuan menjadi faktor penting dalam pemilihan strategi pembelajaran, perlu diketahui jenis-jenis tujuan pembelajaran yang telah banyak dijelaskan dalam teori taksonomi. Salah satu teori terkenal dikemukakan oleh Bloom, yang membagi tujuan pembelajaran ke dalam tiga ranah, yaitu: 1. Ranah Kognitif (Pengetahuan) 2. Ranah Afektif (Sikap) 3. Ranah Psikomotor (Keterampilan) Selain Bloom, Gagne, Briggs, dan Wager (1992) juga mengemukakan klasifikasi tujuan pembelajaran yang lebih rinci. Mereka membagi hasil belajar ke dalam lima kategori kemampuan, yaitu: 1. Keterampilan intelektual 2. Strategi kognitif 3. Informasi verbal 4. Keterampilan motorik 5. Sikap Kelima kategori tersebut mencerminkan berbagai jenis kemampuan yang dapat dicapai melalui proses pembelajaran. Dengan memahami perbedaan setiap jenis tujuan belajar, guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang paling tepat agar proses belajar mengajar berlangsung efektif, efisien, dan bermakna bagi peserta didik. 1. Keterampilan Intelektual Keterampilan intelektual terbagi atas beberapa tahapan berikut : a. Diskriminasi Diskriminasi adalah kemampuan membedakan benda atau objek berdasarkan ciri fisiknya, seperti warna, bentuk, atau ukuran. Kemampuan ini penting untuk anak-anak karena menjadi dasar bagi keterampilan intelektual yang lebih tinggi. b. Konsep-konsep Konkret 5
  • 11.
    konsep konkret berkaitandengan pemahaman terhadap sifat-sifat nyata suatu benda, misalnya bentuk bulat, persegi, atau warna tertentu. Siswa dikatakan memahami konsep konkret jika dapat mengenali dan menunjukkan ciri-ciri objek yang diminta. c. Konsep Terdefinisi Konsep terdefinisi merupakan tingkat pemahaman yang lebih tinggi, yaitu ketika seseorang dapat menjelaskan atau memberikan contoh dari suatu konsep yang memiliki atribut tertentu, baik konkret maupun abstrak. Misalnya, konsep “segitiga” yang bisa didefinisikan berdasarkan sifat-sifatnya. d. Aturan-aturan Aturan-aturan adalah pedoman atau kaidah yang digunakan untuk melakukan suatu tindakan dengan benar, seperti rumus matematika atau tata bahasa. Pemahaman terhadap aturan melibatkan kemampuan menerapkan prinsip, dalil, atau rumus dalam situasi nyata. e. Aturan-aturan tingkat tinggi-pemecahan masalah Aturan tingkat tinggi atau pemecahan masalah merupakan kemampuan menggunakan beberapa aturan secara terpadu untuk menemukan solusi atas suatu persoalan. Tahap ini merupakan tingkat tertinggi dalam keterampilan intelektual karena menuntut pemahaman mendalam dan penerapan pengetahuan secara kreatif. 2. Strategi Kognitif Strategi kognitif merupakan suatu proses kontrol, yaitu proses internal yang digunakan seseorang untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir (Gegne, Briggs, dan Wager, 1992). Dengan kata lain, strategi kognitif membantu seseorang berpikir secara logis, efektif, dan terarah dalam mengambil keputusan atau memecahkan masalah. 3. Informasi Verbal Informasi verbal mencakup nama, label, fakta, dan pengetahuan yang diperoleh seseorang melalui proses mendengar atau membaca. Seseorang dikatakan telah menguasai informasi verbal apabila mampu mengingat dan menyebutkan kembali informasi yang diperoleh. Dalam konteks pembelajaran di sekolah, sebagian besar materi pelajaran bersifat informasi verbal yang harus disimpan dalam ingatan siswa, seperti istilah, rumus, dan konsep dasar. 4. Keterampilan Motorik Keterampilan motorik tidak hanya berkaitan dengan gerakan fisik, tetapi juga melibatkan koordinasi antara pikiran dan tindakan. Misalnya, dalam kegiatan olahraga, selain tubuh yang aktif bergerak, pikiran juga berperan dalam mengatur gerakan dan strategi. Dengan demikian, keterampilan motorik menuntut kemampuan mengintegrasikan aspek fisik dan mental secara seimbang. 6
  • 12.
    5. Sikap Sikap merupakanbagian penting dari perilaku manusia yang berhubungan dengan nilai, etika, dan karakter. Sikap mempengaruhi bagaimana seseorang bertindak terhadap orang lain, objek, atau situasi tertentu. Sikap positif seperti jujur, disiplin, kreatif, sopan, dan suka menolong perlu dikembangkan melalui proses pendidikan. Walaupun pembentukan sikap memerlukan waktu yang lama, aspek ini tidak boleh diabaikan karena berperan besar dalam pembentukan kepribadian peserta didik. b. Bahan Pembelajaran Dalam rumusan tujuan, seperti yang dijelaskan dalam subbagian terdahulu, tergambar bahan pelajaran atau materi pelajaran yang harus dipelajari siswa. c. Siswa Siswa merupakan pusat dari proses pembelajaran karena tujuan utama pembelajaran adalah perubahan perilaku mereka. Dalam menentukan strategi, guru harus mempertimbangkan karakteristik dan perbedaan individu siswa, seperti minat, kemampuan, gaya belajar, dan pengalaman sebelumnya. Selain itu, jumlah siswa dalam kelas juga memengaruhi strategi yang digunakan. Misalnya, strategi diskusi hanya akan efektif jika siswa sudah memiliki kemampuan berbicara dan mendengarkan yang baik. Begitu juga dengan kegiatan laboratorium—guru harus memastikan siswa terbiasa menggunakan alat dan memahami prosedur, agar kegiatan berjalan efektif dan aman. d. Guru Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan yang memengaruhi efektivitas penggunaan strategi pembelajaran. Ada guru yang mampu mengajar dengan menarik, jelas, dan menginspirasi, sementara guru lain mungkin kesulitan meski menggunakan metode yang sama. Oleh karena itu, guru harus mengenali kemampuan, gaya mengajar, dan kondisi fisiknya sebelum menentukan strategi yang tepat. Keberhasilan pembelajaran tidak hanya bergantung pada metode, tetapi juga pada seni dan keterampilan mengajar guru. e. Sarana (Alat dan Sumber), Waktu, dan Ruangan Faktor sarana dan prasarana juga menjadi pertimbangan penting. Sarana ini mencakup alat peraga, seperti peta, globe, gambar, grafik, serta alat praktik untuk kegiatan laboratorium. Guru harus menyesuaikan strategi dengan ketersediaan alat dan sumber belajar, termasuk buku, media audio, modul, maupun lingkungan sekitar. Keterbatasan alat tidak boleh menghambat proses belajar; guru dapat mengatasinya dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau menggunakan alat sederhana sebagai alternatif. Selain sarana, waktu dan ruang belajar juga perlu diperhatikan. Bila waktu terbatas, strategi yang digunakan harus efisien, misalnya ceramah singkat atau tanya jawab. 7
  • 13.
    Namun jika waktucukup panjang, guru dapat menerapkan kegiatan diskusi kelompok atau praktik yang lebih mendalam. 4. KB 4 Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran a. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Proses Pengelolahan Pesan Strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi pembelajaran deduktif dan pembelajaran induktif. 1. Strategi Pembelajaran Deduktif Strategi deduktif dimulai dari hal yang bersifat umum menuju hal yang khusus. Guru terlebih dahulu menyampaikan konsep, aturan, atau prinsip secara umum, kemudian menjelaskan bagian-bagiannya melalui contoh atau ilustrasi. Strategi ini efektif digunakan untuk materi yang bersifat konseptual dan terdefinisi jelas, karena membantu siswa memahami penerapan teori dalam berbagai situasi nyata. 2. Strategi Pembelajaran Induktif Strategi induktif berangkat dari hal-hal yang khusus menuju kesimpulan umum. Siswa diajak mengamati contoh-contoh atau fenomena terlebih dahulu, lalu menarik generalisasi atau rumusan konsep dari hasil pengamatan tersebut. Strategi ini menumbuhkan kemampuan analisis dan penalaran logis karena siswa belajar menemukan konsep sendiri melalui proses berpikir. b. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pihak Pengelolahan Pesan Strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi pembelajaran ekspositori dan pembelajaran heuristik. 1. Strategi Pembelajaran Ekspositori Strategi ekspositori menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran. Guru mencari, mengolah, dan menyampaikan materi kepada siswa dalam bentuk penjelasan, rangkuman, atau bagan. Siswa berperan pasif, hanya mendengarkan dan mencatat. Strategi ini cocok untuk menyampaikan materi baru atau konsep sulit dengan waktu terbatas, namun kurang melatih keaktifan dan berpikir kritis siswa. 2. Strategi Pembelajaran Heuristik Strategi heuristik menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar. Siswa mencari dan mengolah sendiri informasi, sedangkan guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator. Strategi ini mendorong kemandirian, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis, meski memerlukan waktu lebih lama dan kesiapan siswa yang baik. c. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pengaturan Guru Strategi ini merupakan pola pengajaran yang paling umum digunakan di sekolah, di mana satu guru bertanggung jawab mengajar sekelompok siswa. 8
  • 14.
    Guru berperan penuhdalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini memungkinkan guru untuk lebih mengenal karakteristik masing-masing siswa, namun juga menuntut kemampuan guru dalam mengelola seluruh aspek pembelajaran secara mandiri. d. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Jumlah Siswa Strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu klasikal, kelompok kecil, dan individual. Strategi klasikal melibatkan seluruh siswa dalam satu kelas yang diajar bersamaan oleh guru, efisien namun kurang menyesuaikan kebutuhan tiap individu. Strategi kelompok kecil membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk bekerja sama dan berdiskusi, dengan guru sebagai pembimbing. Sementara itu, strategi individual memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai kemampuan dan kecepatan masing-masing, seperti melalui modul pembelajaran, sehingga menumbuhkan kemandirian dan tanggung jawab belajar. e. Strategi pembelajaran Berdasarkan Interaksi Guru dengan Siswa Berdasarkan interaksi antara guru dan siswa, terdapat dua strategi pembelajaran, yaitu tatap muka dan melalui media. Strategi tatap muka dilakukan secara langsung antara guru dan siswa, baik dengan atau tanpa alat peraga, meskipun penggunaan alat peraga sangat membantu pemahaman siswa. Sementara itu, strategi pembelajaran melalui media dilakukan tanpa tatap muka langsung, melainkan dengan bantuan media seperti modul, televisi, kaset audio atau video, komputer, dan paket pengajaran berprogram. Kedua strategi ini dapat dipilih sesuai kondisi sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. 9
  • 15.
    B. Modul 2Pembelajaran di Sekolah Dasar 1. KB 1 Pengertian Belajar a. Pengertian Belajar Menurut pandangan lama, belajar diartikan sebagai kegiatan menambah dan mengumpulkan pengetahuan. Tujuannya adalah agar siswa menjadi cerdas melalui penguasaan informasi sebanyak-banyaknya. Namun, cara ini lebih menekankan pada hafalan dan pengulangan materi tanpa memperhatikan pemahaman, sikap, atau keterampilan. Akibatnya, seperti disebutkan dalam teks, “aspek pemahaman siswa kurang diperhatikan karena lebih diutamakan hasil hafalan atau penerimaan informasi yang berkaitan dengan stimulus dan respons (S-R).” Pada pandangan modern yang muncul pada abad ke-19, belajar dianggap sebagai proses perubahan tingkah laku (a change in behaviour). Ernest R. Hilgard (1948) menyatakan bahwa “learning is the process by which an activity originates or is changed through training procedures… as distinguished from changes by factors not attributable to training.” Artinya, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku melalui latihan, yang terjadi karena adanya interaksi edukatif dengan lingkungan dan mencakup pengetahuan, sikap, serta keterampilan. Selain itu, ada pula pendapat yang menyebutkan bahwa belajar adalah proses pengalaman (learning is experiencing), yaitu hasil interaksi antara individu dan lingkungannya yang melibatkan proses mental, intelektual, dan emosional. Dari interaksi tersebut, individu memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan baru secara sadar. Secara umum, definisi belajar yang diterima saat ini adalah bahwa belajar merupakan usaha individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman berinteraksi dengan lingkungan. Perubahan tersebut terlihat dari perbandingan kemampuan sebelum dan sesudah pembelajaran, serta menjadi indikator pencapaian tujuan belajar. b. Hakikat Belajar Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan Latihan. Proses belajar harus diupayakan secara efektif agar terjadi adanya perubahan tingkah laku siswa yang disebabkan oleh proses-proses tersebut. Perwujudan tingkah laku dari hasil belajar adalah adanya peningkatan kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Perubahan tersebut sebagai perubahan yang disadari, relatif bersifat permanen, kontinu, dan fungsional. Ada 4 pilar yang perlu 10
  • 16.
    diperhatikan dalam belajaryaitu learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be. 1. Learning to know artinya belajar untuk mengetahui yang menjadi target dalam belajar adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat mengantarkan siswa untuk mengetahui dan memahami substansi materi yang dipelajarinya. 2. Learning to do artinya belajar untuk berbuat yang menjadi target dalam belajar Adalah adanya proses melakukan atau proses berbuat. 3. Learning to live together artinya belajar untuk hidup Bersama yang menjadi target dalam belajar siswa memiliki kemampuan untuk hidup Bersama atau mampu hidup dalam kelompok. 4. Learning to be artinya belajar untuk menjadi target dalam belajar Adalah mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat, dan kemampuannya. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dikelompokkan menjadi 2 yaitu : 1. Faktor dari dalam siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar di antaranya Adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan, dan Kesehatan, serta kebiasaan siswa. Setiap individu memiliki kecakapan (ability) yang berbeda-beda. Demikian pula pengelompokan kemampuan siswa berdasarkan kemampuan penerimaan, misalnya proses pemahamannya harus dengan cara perantara visual, verbal,dan atau harus dibantu dengan alata tau media. 2. Faktor dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar di antaranya Adalah lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang, gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara dalam kelas. 11
  • 17.
    2. KB 2Karakteristik Proses Belajar dan Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar a. Karakteristik Proses Belajar di Sekolah Dasar 1. Proses Belajar Berdasarkan Teori dan Tipe Belajar Belajar adalah proses yang melibatkan kemampuan berpikir, keterampilan, dan pembentukan sikap. Siswa harus aktif berusaha mengubah perilakunya melalui pengalaman dan latihan. Pembelajaran yang baik memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam memahami peristiwa alam, sosial, maupun budaya. Siswa perlu diberi ruang untuk menemukan dan mengolah informasi menjadi konsep dan prinsip secara mandiri, terutama di kelas tinggi SD. Proses belajar yang melibatkan siswa secara aktif akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan demokratis. Teori belajar yang digunakan guru memengaruhi cara mengajar, materi yang dipilih, serta hasil belajar yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus mampu mengembangkan seluruh potensi siswa. Proses belajar sebaiknya dimulai dengan menumbuhkan rasa kebutuhan siswa terhadap materi pelajaran, karena kebutuhan akan memunculkan motivasi untuk belajar. a. Teori Belajar Ada beberapa teori belajar yang dapat dikaji sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan proses belajar di Sekolah Dasar. 1. Teori Belajar Disiplin Mental Teori ini berpandangan bahwa manusia memiliki daya mental seperti mengamati, mengingat, dan berpikir yang dapat dilatih melalui kegiatan belajar. Pada siswa SD kelas rendah, teori ini diterapkan dengan melatih kemampuan mengidentifikasi ciri-ciri benda atau peristiwa sehingga daya pikir dan daya ingat mereka berkembang. 2. Teori Belajar Asosiasi Rumpun teori ini identik dengan teori behaviorisme yang biasa disebut S-R Bond. Belajar dianggap sebagai hasil dari pembiasaan perilaku yang dilakukan berulang-ulang hingga menjadi otomatis. Hukuman (punishment) dan ganjaran (reward) merupakan penguatan (reiforcement) yang dipakai digunakan untuk memperkuat perilaku yang diinginkan. Pelopor aliran ini diantaranya Edward L. Thorndike. 3. Teori Insight 12
  • 18.
    Menurut teori inibelajar adalah mengubah pemahaman siswa. perubahan akan terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang bersifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu berpikir tinggi. 4. Teori Belajar Gestalt Teori ini menekankan bahwa siswa adalah individu yang utuh. Pembelajaran harus dimulai dari pemahaman keseluruhan sebelum mempelajari bagian-bagian. Siswa diajak untuk berpikir kritis melalui pemecahan masalah, penemuan, penyelidikan, dan kajian terhadap situasi nyata. b. Tipe Belajar Untuk mencapai proses dan hasil belajar yang optimal kita perlu mengenal beberapa tipe belajar yang dikemukakan Gagne (1970). Menurut Gagne ada 8 tipe belajar yang dapat dilakukan siswa, yaitu : 1. Signal Learning (belajar melalui isyarat) Jenis belajar ini membentuk perilaku berdasarkan isyarat atau sinyal tertentu yang menimbulkan respons umum atau emosional pada siswa. 2. Stimulus-respon Learning (belajar melalui rangsangan tindak balas) Pembelajaran ini melatih siswa agar memberikan respons tertentu terhadap rangsangan (stimulus) melalui latihan berulang dan dapat diperkuat dengan penghargaan. 3. Chaining Learning (belajar melalui perangkaian) Terjadi saat siswa mempelajari serangkaian tindakan atau respons yang saling berurutan, seperti kebiasaan atau urutan kegiatan sehari- hari. 4. Verbal Association Learning (belajar melalui perkaitan verbal) Siswa belajar mengenali dan mengaitkan kata atau simbol verbal dengan objek atau konsep tertentu melalui hubungan stimulus dan respons. 5. Discrimination Learning (belajar melalui membeda-bedakan) Jenis belajar ini melatih siswa untuk mengenali dan membedakan berbagai objek, baik yang bersifat konkret maupun abstrak. Melalui proses ini, siswa belajar membedakan bentuk, ruang, gambar, symbol, atau peristiwa, sehingga kemampuan berpikir analitis dan sintesisnya berkembang. 6. Concept Learning (belajar melalui konsep) Dalam tipe belajar ini, siswa memahami makna dari suatu objek, peristiwa,atau kelompok berdasarkan ciri dan atributnya. Konsep biasanya bersifat konkret yang dapat dilihat langsung maupun abstrak, yang hanya bisa dipahami melalui definisi, seperti konsep bilangan negative matematika atau lingkungan dalam ilmu sosial. 7. Rule Learning (belajar melalui aturan-aturan) 13
  • 19.
    Belajar melalui aturanmembantu siswa memahami dan menerapkan berbagai ketentuan, rumus, atau dalil berdasarkan konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Proses ini membentuk kemampuan berpikir logis dan sistematis kerena siswa yang harus memahami antara konsep dan aturan yang berlaku. 8. Problem Solving Learning (belajar melalui pemecahan masalah) Tipe belajar ini mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah siswa melalui kegiatan mencari Solusi terhadap suatu permasalahan. Jenis belajar ini menuntut kemampuan intelektual tinggi dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam serta bertahan lama dibandingkan tipe belajar lainnya. c. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan puncak dari proses pembelajaran yang telah dilalui siswa dan selalu diikuti dengan tindak lanjut untuk memperkuat pemahaman. Hasil belajar menunjukkan adanya perubahan perilaku yang baru yang bersifat positif, fungsional, menetap, dan disadari oleh siswa. Perubahan ini mencakup seluruh aspek perilaku secara menyeluruh dan komprehensif. Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan : 1. Kemampuan membaca, mengamati, dan menyimak apa yang dijelaskan atau diinformasikan. 2. Kemampuan mengidentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub) pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca, diamati, dan didengar. 3. Kemamouan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan. 4. Kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh. b. Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Siswa Sekolah Dasar Adalah individu yang unik dengan ciri dan karakteristik yang khas. Setiap siswa mengalami perkembangan yang terus berlangsung secara dinamis sejak lahir hingga akhir hayat. Dalam proses tersebut, Pendidikan dan pembelajaran berperan penting dalam membantu serta mengarahkan perkembangan yang berbeda-beda sesuai dengan keunikan pribadinya. Perkembangan siswa menjadi aspek menjadi yang harus diperhatikan dalam kegiatan belajar mengajar. Seluruh proses pembelajaran sebaiknya berpusat pada kebutuhan siswa (child centered) serta mempertimbangkan tuntutan masyarakat (society centered). Guru perlu memahami tahapan perkembangan yang dialami siswa agar pembelajaran dapat berjalan efektif tanpa menimbulkan hambatan psikologis yang dapat menggangu hasil belajar. Siswa Sekolah Dasar yang berusia 6-12 tahun berada pada masa perkembangan pertengahan (middle childod), yaitu fase penting yang ditandai oleh berbagai perubahan unik dalam aspek 14
  • 20.
    perkembangan. Tahapan perkembangansiswa dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut : 1. Perkembangan Fisik Perkembangan fisik pada siswa Sekolah Dasar meliputi pertambahan tinggi dan berat badan serta keterampilan motorik. Pada tahap ini, kemampuan motorik anak semakin halus dan terarah (refined motor skills). Umumnya, siswa laki-laki memiliki tubuh lebih ramping dibandingkan Perempuan karena masa pubertas pada anak Perempuan terjadi lebih cepat. 2. Perkembangan Sosial Secara sosial, siswa Sekolah Dasar mulai menunjukkan kecenderungan untuk bergaul dengan teman sejenis kelamin (separation of the sexes). Mereka lebih nyaman berkelompok dengan teman yang memiliki jenis kelamin yang sama, meskipun hal ini kadang kurang dengan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang menekankan kerja sama lintas kelompok. 3. Perkembangan Bahasa Dalam aspek Bahasa, siswa Sekolah Dasar mengalami perkembangan pesat. Mereka sudah mampu menggunakan Bahasa yang lebih halus, teratur, dan kompleks dalam berkomunikasi. Kemampuan ini berkembang melalui interaksi sosial, kegiatan membaca, serta pembelajaran di sekolah yang memperkaya kosakata dan struktur Bahasa mereka. 4. Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif siswa pada usia Sekolah Dasar berlangsung dinamis seiring dengan peningkatan kemampuan berpikir logis dan manipulative, mereka mulai mampu memahami hubungan sebab-akibat, mengombinasikan beberapa faktor, dan menemukan berbagai cara untuk mencapai tujuan yang sama. Berdasarkan teori Piaget, pada usia ini anak berada pada tahap operasional konkret (conceret operation), yaitu tahap Dimana mereka mulai dapat berpikir secara logis terhadap hal-hal yang bersifat nyata. 5. Perkembangan Moral Perkembangan moral siswa pada usia Sekolah Dasar ditandai dengan munculnya kesadaran untuk berperilaku baik. Anak mulai memahami nilai- nilai moral dan cenderung meniru Tindakan yang dianggap baik oleh orang lain. Mereka melakukan perbuatan baik bukan hanya memahami benar atau salah, tetapi juga karena ingin menyenangkan orang lain atau mendapatkan penerimaan sosial. 6. Perkembangan Ekspresif Perkembangan ekspresif siswa pada usia Sekolah Dasar terlihat dari kemampuan mereka mengekspresikan diri melalui permainan dan kegiatan seni. Pada tahap, ini anak mulai memahami aturan dalam bermain dan menunjukkan ketertarikan tterhadap kegiatan seni seperti menari, menyanyi, atau menggambar. Mereka juga mengembangkan minat dan hobi tertentu sebagai bentuk penyaluran ekspresi diri. 7. Aspek-aspek intelegensi 15
  • 21.
    Menurut teori Gardner(dalam Utama Munandar, 1999), setiap individu memiliki beragam jenis kecerdasan yang berkembang secara unik dan saling berpadu dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa aspek intelegensi yang dapat dikembangkan pada siswa SD antara lain : a. Intelegensi linguistic, yaitu kemampuan menggunakan Bahasa dengan baik memahami makna kata, ritme, dan stuktur Bahasa. b. Intelegensi logis-matematis, yaitu kemampuan berpikir logis, mengenali pola, serta memahamai hubungan antar simbol dan objek. c. Intelegensi special, yaitu kemampuan membayangkan, manipulasi bentuk, serta memahami ruang visual secara akurat. d. Intelegensi music, yaitu kemampuan mengenali, menikmati, dan mengekspresikan nada, irama, serta bentuk music. e. Intelegensi fisik-kinestetik, yaitu kemampuan menggunakan tubuh dan keterampilan motorik dengan terampil dalam kegiatan olahraga, seni, dan aktivitas fisik lainnya. f. Intelegensi intrapribadi, yaitu Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri, termasuk perasaan, keinginan, impian, kekuatan, dan kelemahannya. Siswa dengan kecerdasan ini mampu mengenali emosi dan motivasinya serta mengatur diri dengan baik dalam belajar dan bertindak. g. Intelegensi interpribadi, yaitu Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan memahami dan merespons emosi, sikap, serta motivasi orang lain. Siswa dengan kecerdasan ini biasanya mudah bergaul, bekerja sama, dan membangun hubungan sosial yang positif dengan teman maupun guru. 8. Aspek Kebutuhan Siswa Selain perkembangan intelektual dan emosional, guru juga perlu memperhatikan kebutuhan siswa dalam proses belajar. Kebutuhan siswa terbagi menjadi dua: a. Kebutuhan psiko-biologis, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan minat, keinginan, tujuan, dan perasaan pribadi siswa. b. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan yang muncul dari tuntutan lingkungan dan harapan masyarakat, yang umumnya dipengaruhi oleh pandangan orang dewasa. 16
  • 22.
    3. KB 3Karakteristik Pembelajaran di Sekolah Dasar a. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah Pembelajaran di kelas rendah (kelas 1–3 SD) berfokus pada pengalaman konkret, yaitu kegiatan belajar yang berkaitan langsung dengan fakta dan peristiwa di sekitar kehidupan siswa. Proses belajar disusun secara logis dan sistematis sesuai rencana pembelajaran (silabus) yang dibuat guru. Guru perlu menciptakan suasana belajar yang sesuai dengan tahap perkembangan anak, baik dari segi kemampuan, materi, maupun sistem penilaiannya, agar siswa dapat memahami konsep dasar melalui pengalaman nyata. b. Karakterisktik Pembelajaran di Kelas Tinggi Pembelajaran di kelas tinggi (kelas 4–6 SD) menekankan pada pemahaman konsep dan penerapan pengetahuan. Siswa diajak berpikir logis dan sistematis untuk memecahkan masalah, mengelompokkan, menghubungkan, atau menyusun informasi. Berbagai strategi belajar dapat diterapkan, seperti tanya jawab, latihan (drill), kerja kelompok, observasi, inkuiri, penemuan (discovery), dan pemecahan masalah. Pada tahap ini, siswa mulai mampu berpikir ilmiah. Menurut teori Piaget, siswa usia sekitar 11 tahun berada pada tahap operasional formal, yaitu fase di mana anak dapat menggunakan kemampuan berpikir abstrak dan logis. Oleh karena itu, pembelajaran di kelas 5 dan 6 perlu menggunakan pendekatan ilmiah serta mendorong siswa untuk menemukan dan menyimpulkan pengetahuan secara mandiri maupun berkelompok. 17
  • 23.
    BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pembelajarandi sekolah dasar menekankan pada pengalaman belajar yang konkret, bermakna, dan menyenangkan, sesuai dengan tahap perkembangan anak usia sekolah dasar. Guru berperan penting dalam merancang strategi pembelajaran yang bervariasi, seperti pembelajaran aktif, kolaboratif, dan kontekstual, agar siswa dapat berpikir kritis dan kreatif. Selain itu, pembelajaran harus memperhatikan perbedaan individu, memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, serta mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Pendekatan dan model pembelajaran seperti Discovery Learning, Problem-Based Learning, dan Project-Based Learning sangat relevan untuk diterapkan karena mampu menumbuhkan rasa ingin tahu, kerja sama, dan tanggung jawab siswa. Dengan strategi pembelajaran yang tepat, tujuan pendidikan dasar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dapat tercapai. B. Saran Guru sekolah dasar diharapkan terus mengembangkan kompetensinya dalam merancang strategi pembelajaran yang kreatif, aktif, dan berpusat pada siswa, sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hendaknya mampu mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa agar pembelajaran menjadi kontekstual dan mudah dipahami. Selain itu, sekolah perlu menyediakan sarana, prasarana, serta lingkungan belajar yang mendukung penerapan berbagai model pembelajaran inovatif. Bagi pihak pengambil kebijakan pendidikan, disarankan untuk memberikan pelatihan berkelanjutan kepada guru terkait penerapan strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Sementara itu, bagi peneliti atau pengembang pendidikan selanjutnya, disarankan melakukan kajian lebih mendalam tentang efektivitas strategi pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dan penguatan karakter peserta didik sekolah dasar. 18
  • 24.
    DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sridkk. (2012). Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sanjaya, W. (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mulyasa, E. (2017). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Joni, T. R. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Hosnan, M. (2016). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Siregar, E., & Nara, H. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. 19