IMUNOLOGI DASAR
Dr. DanaTyastri,M.M
• Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi
matahari, dan polusi.
• Stres emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain untuk
mempertahankan tubuh yang sehat.
• Biasanya kita dilindungi oleh sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh,
terutama makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan.
IMUNOLOGI
Imunologi adalah studi mekanisme pertahanan tubuh
terhadap infeksi (berdasarkan konsep lama).
Sedangkan berdasarkan konsep baru Imunologi adalah
studi mekanisme dan fungsi sistem kekebalan akibat
pengenalan zat asing dan usaha netralisasi, eliminasi dan
metabolisme zat asing tersebut atau produknya.
FUNGSI SISTEM IMUN
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan &
menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit,
jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan
jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
sasaran utama: bakteri patogen & virus.
» Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)
STRUKTUR SISTIM IMUN
• Organ sistem imun berada di seluruh bagian tubuh
• Organ limfoid  Organ limfoid:‘rumah’ bg limfosit
• Jaringan limfoid primer  kelenjar thymus • sumsum tulang
• Jaringan limfoid sekunder
• Berkapsul  limpa & kelenjar limf
• Tidak berkapsul  tonsil, GALT (gut-associated lymphoid tissue),
jar.limfoid di kulit, sal.napas, kemih, & reproduksi
Jaringan Limfosid
• Merupakan jaringan yang
memproduksi, menyimpan, &
memproses limfosit
• Mencakup: sumsum tulang, kel.limfe,
limpa, thymus, tonsil, adenoid,
appendiks, & agregat jar.limf di
sal.cerna (GALT= gutassociated
lymphoid tissue/ Plak Peyer)
ZAT ASING
• Mikroorganisme (Bakteri, Virus, Fungus, Parasit),
• Sel Tumor, sel / Jaringan Alogen,
• Bahan / zat yang bersifat antigen (Alergen).
RESPON IMUN
Tahap:
1. Deteksi & mengenali benda asing
2. Komunikasi dgn sel lain untuk berespons
3. Rekruitmen bantuan & koordinasi respons
4. Destruksi atau supresi penginvasi
FUNGSI RESPON IMUN
1. Pengenalan (Self – Nonself)
2. Efektor (mengeliminasi)
3. Regulasi (keseimbangan)
4. Memori (re-infeksi)
BEBERAPA ISTILAH PADA IMUNOLOGI
• Antigen : molekul yang bereaksi dg Antibodi/Imunosit Tdk hrs membangkitkan
Respons Imun.
• Imunogen : molekul yg membangkitkan Respons Imun
• Hapten : molekul berukuran kecil, tdk Imunogenik ,dpt bereaksi dg Antibodi yg
timbul akibat stimulasi hapten bersangkutan yg terikat molekul carrier.
• Epitop : bagian antigen yg bereaksi dg antibodi
• Paratop : bagian antibodi yang bereaksi dg antigen
• Antibodi : molekul yg disintesis oleh sel B/Plasma (Imunoglobulin, bentuk soluble
dari reseptor antigen pd Sel B)
IMUNITAS NONSPESIFIK
IMUNITAS NONSPESIFIK
• Imunitas nonspesifik fisiologik berupa komponen normal
tubuh, selalu ditemukan pada individu sehat dan siap
mencegah mikroba masuk tubuh dan dengan cepat
menyingkirkannya.
• Jumlahnya dapat ditingkatkan oleh infeksi, misalnya jumlah
sel darah putih meningkat selama fase akut pada banyak
penyakit.
IMUNITAS NON SPESIFIK
• Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroba
tertentu, teh ada dan siap berfungsi sejak lahir.
• Mekanismenya tidak menunjukan spesifisitas terhadap bahan
asing dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak patogen
potensial.
• Sistim tersebut merupakan pertahanan terdepan dalam
menghadapi serangan berbagai mikroba dan dapat
memberikan respon langsung.
IMUNITAS BAWAAN
(NON SPESIFIK)
• Kulit dan mukosa sebagai barrier, cara kimia & fisik,
• Asam lemak (kulit, folikel rambut),
• Lisozim (air mata, saliva),
• Mukus,asam lambung gerak silia,
• Batuk / bersin.
PERTAHANAN FISIK/MEKANIK.
• Dalam sisitem pertahanan fisik atau mekanik, kulit, selaput lendir, silia saluran
napas, batuk dan bersin, merupakan garis pertahanan terdepan terhadap
infeksi.
• Keratinosit dan lapisan epidermis kulit sehat dan epitel mukosa yang utuh
tidak dapat ditembus kebanyakan mikroba.
• Kulit yang rusak akibat luka bakar dan selaput lendir saluran napas yang rusak
oleh asap rokok akan meningkatkan risiko infeksi.
• Tekanan oksigen yang tinggi di paru bagian atas membanu hidup kuman
obligat aerob seperti tuberkulosis.
PERTAHANAN BIOKIMIA
• Kebanyakan mikroba tidak dapat menembus kulit yang sehat, namun
beberapa dapat masuk tubuh melalui kelenjar sebasue dan folikel rambut.
• pH asam keringat sekresi sebasues, berbagai asam lemak yang dilepas kulit
mempunya efek denaturasi terhadap protein membran sel sehingga dapat
terjadi melalui kulit
• Lisozim dalam keringat, ludah air mata dan air susu ibu, melindungi tubuh
terhaadap berbagai kuman positif-Gram oleh karena dapat menghancurkan
lapisan peptidoglikan dinding bakteri.
PERTAHANAN BIOKIMIA
• Air susu juga mengandung laktooksidase dan asam neuranminik yang
mempunyai sifat antibakterial terhadap E.koli dan stafilokok.
• Saliva mengandung enzim seperti laktooksidase yang merusak dinding sel
mikroba dan menimbulkan kebocoran sitoplasma dan juga mengandung
antibodi serta komplemen yang dapat berfungsi sebagai opsonin dalam lisis sel
mikroba.
PERTAHANAN BIOKIMIA
• Asam hidroklorida dalam lambung enzim proteolitik, antibodi dan empedu
dalam usus halus membantu menciptakan lingkungan yang dappat mencegah
infeksi banyak mikroba. pH yang rendah dalam vagina spermin dalam semen
dan jaringan lain dapat mencegah tumbuhnya bakteri Gram positif.
• Pembilasan oleh urin dapat menyingkirkan kuman patogen. Laktoferin dan
transferin dalam serum mengikat besi yang merupakan metabolit esensial
untuk hidup beberapa jenis mikroba seperti Pseudomonas.
PERTAHANAN BIOKIMIA
• Bahan yang disekresi mukosa saluran napas (enzim dan antibodi) dan
telinga berperan dalam pertahanan tubuh secara biokimia.
• Mukus yang kental melindungi sel epitel mukosa dapat menangkap
bakteri dan bahan lainnya yang selanjutnya dikeluarkan oleh gerakan
silia.
• Polusi, asap rokok, alkohol dapat merusak mekanisme tersebut
sehingga memudahkan terjadinya infeksi oportunistik
PERTAHANAN BIOKIMIA
• Udara yang kita hirup, kulit dan saluran cerna, mengandung banyak
mikroba, biasanya berupa bakteri dan virus, kadang jamur atau
parasit.
• Sekresi kulit yang bakterisidal, asam lambung, mukus dan silia di
saluran napas membantu menurunkan jumlah mikroba yang masuk
tubuh, sedang epitel yang sehat biasanya dapat mencegah mikroba
masuk kedalam tubuh.
PERTAHANAN BIOKIMIA
• Dalam darah dan sekresi tubuh, enzim lisosom memusnahkan banyak banyak
bakteri dengan merusak dinding selnya.
• IgA juga pertahanan permukaan mukosa, memusnahkan banyak bakteri
dengan meruak dinding selnya.
• IgA juga pertahanan permukaan mukosa.
• Mekanisme imunitas nonspesifik terhadap bakteri pada tingkat sawar fisik
seperti kulit
M E K A N I S M E I M U N I TA S N O N S P E S I F I K
Mekanisme imunitas nonspesifik terhadap bakteri pada tingkat sawar fisik seperti kulit atau permukaan mukosa
adalah sebagai berikut :
1. Bakteri yang bersifat simbiotik atau komensal yang ditemukan di kulit pada daerah terbatas hanya
menggunakan sedikit nutrien, sehingga kolonisasi mikroorganisme patogen sulit terjadi.
2. Kulit merupakan sawar fisik efektif dan pertumbuhan bakteri dihambat sehingga agen patogen yang
menempel akan dihambat oleh pHrendah dari asam laktat yang terkandung dalam sebum yang dilepas
kelenjar keringat
3. Sekret dipermukaan mukosa mengandung enzim destruktif sepertin lisozim yang menghancurkan dinding
sel bakteri
4. Saluran napas dilindungi oeh gerakan mukosiliarsehingga lapisan mukosa secara terus-menerus digerakkan
menuju arah nasofaring
5. Bakteri ditangkap oleh mukus sehingga dapat disingkirkan dari saluran napas
6. Sekresi mukosa saluran napas dan saluran cerna mengandung peptida antimikrobial yang dapat
memusnahkan mikroba patogen
7. & 8 Mikroba patogen yang berhasil menembus sawar fisik dan masuk ke jaringan dibawahnya dapat
dimusnahkan dengan bantuan komplemen dan dicerna oleh fagosit
SISTEM IMUN NON SPESIFIK
SELULER
SISTEM IMUN NON SPESIFIK SELULER
• Fagosit Profesional adalah sel yang berperan pada proses fagositosis yaitu polimorfonuklear
(PMN) dan monosit.
• Monosit yang berada dalam jaringan disebut makrofag.
• Makrofag mempunyai beberapa nama sesuai dengan jaringan yang ditempati.
• Makrofag pada
• kulit disebut langerhans,
• pada syaraf disebut dendrit,
• pada hati disebut kupfer,
• pada otak disebut makroglia,
• pada lung disebut alveolar makrofag.
SISTEM IMUN NON SPESIFIK SELULER
• Sel-sel ini berasal dari promonosit sumsum tulang yang, setelah
diferensiasi menjadi monosit darah, akhirnya tinggal di jaringan
sebagai makrofag dewasa dan membentuk system fagosit
mononukleus.
• Mereka ditemukan di seluruh jaringan ikat dan di sekitar membran
dasar di pembuluh darah kecil dan terbanyak di dapat di paru-paru
(makrofag alveolar), hati (sel-sel Kupffer), dan di permukaan sinusoid-
sinusoid limpa dan sinus-sinus meduler kelenjar getah bening pada
posisi yang strategis untuk menyaring bahan-bahan asing.
SEL NK
• Sel NK ini adalah bagian dari sel darah putih yang dapat membunuh sel kanker
atau sel lain yang berpotensi membahayakan tubuh
• Sel natural killer atau sel NK adalah bagian penting dari sistem imun seseorang.
• Sel natural killer merupakan turunan limfosit dan bagian dari sel darah putih
yang bisa membantu membunuh sel berbahaya dalam tubuh.
• Jumlah sel NK yang dimiliki manusia sekitar 10-15% dari seluruh limfosit
perifer
SEL NK
• Cara kerjanya, sel natural killer merespons mikroba intraselular dengan cara
membunuh sel terinfeksi sekaligus memproduksi sitokin sehingga makrofag bisa
aktif. Jika dilihat, sel natural killer mengandung banyak granula sitoplasma dan di
bagian permukaannya ada penanda yang khas.
• Artinya, sel natural killer adalah bagian dari prajurit utama tubuh untuk
menghadapi berbagai pengganggu. Mulai dari virus, bakteri, zat radikal bebas,
dan utamanya sel kanker.
SEL MAST
• Sel mast terletak di bawah kulit dan di jaringan ikat bebas
di seluruh tubuh dan mengandung mediator inflamasi
seperti histamin.
• Degradasi sel mast dapat menyebabkan reaksi alergi dan
pada kasus yang ekstrim, anafilaksis yang mengancam jiwa.
• Sel mast juga mempengaruhi beratnya eksim dan asma,
sehingga menyebabkan peningkatan terapi yang
memfokuskan pada penghambatan aktivitasnya.
SEL MAST
• Menurut Galli, sel mast mempunyai sisi baik dan buruk
tergantung keadaan.
• Penelitian oleh Galli dkk pada tahun 2006 menunjukkan
bahwa sel mast dapat membantu memecah racun venom
ular, dan suatu studi pada tahun 2004 menunjukkan bahwa
sel mast membantu mencit bertahan hidup dari infeksi
bakteri berat.
SISTEM IMUN NON SPESIFIK
HUMORAL
SISTEM IMUN NON SPESIFIK HUMORAL
Soluble Mediators ( mediator yang larut dalam plasma )
1. Protein fase akut (Acute Phase Reactant / Protein)
• Selama fase akut infeksi, terjadi perubahan pada kadar beberapa protein dalam
serum yang disebut APP. Yang akhir merupakan bahan antimikrobial dalam serum
yang meningkat dengan cepat setelah sistem imun nonspesifik diaktifkan. Protein
yang meningkat atau menurun selama fase akut disebut juga APRP yang berperan
dalam pertahanan dini.
• APRP diinduksi oleh sinyal yng berasa dari tempat cedera atau infeksi melalui
darah. Hati merupakan tempat sintesis APRP. Sitokin TNF-α, IL-1, {L-6 merupakan
sitokin proinflamasi dan berperan dalam induksi APRP.
SISTEM IMUN NON SPESIFIK HUMORAL
C-Reactive Protein
• CRP yang merupakan salah satu PFA termasuk golongan protein yang kadarnya
dalam darah meningkat pada infeksi akut sebagai respons imunitas nonspesifik.
Sebagai opsonin, CRP mengikat berbagai mikroorganisme, protein C pneumokok
yang membentuk kompleks dan mengaktifkan komplemen jalur klasik.
• Pengukuran CRP digunakan untuk menilai aktivitas penyakit inflamasi. CRP dapat
meningkat 100x atau lebih dan berperan pada imunitas nonspesifik yang dengan
bantuan Ca⁺⁺ dapat mengikat berbagaimolekul antara lain fosforilkolin yang
ditemkan pada permukaan bakteri/jamur. Sintesis CRP yang meningkat
SISTEM IMUN NON SPESIFIK HUMORAL
Protein fase akut lain
• Protein fase akut yang lain adalah α1-antitripsin, amiloid serumA,
haptoglobin, C9, faktor B dan fibrinogen yang juga berperan pada
peningkatan laju endap darah akibat infeksi, namun jauh lebih lambat
dibanding dengan CRP.
• Secara keseluruhan, respons fase akut memberikan efek yang
menguntungkan melalui peningkatan resistensi pejamu, mengurangi
cedera jarngan dan meningkatkan resolusi dan perbaikan cedera
inflamasi.
SISTEM IMUN NON SPESIFIK HUMORAL
Mediator asal fosfolipid
• Metabolisme fosfolipid diperlukan untuk produksi PG dan
LTR.
• Keduanya meningkatkan respons inflamasi melalui
peningkatan permeabilitas vaskuler dan vasodilatasi (lihat
pada bab Mekanisme efektor, Inflamasi dan Reaksi
hipersensitivitas).
SISTEM IMUN NON SPESIFIK HUMORAL
Komplemen ( Opsonisasi, Sitolisis )
• Komplemen terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akan
memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam respon inflamasi.
• Komplemen dengan spektrum aktivitas yang luas diproduksi oleh hepatosit
dan monosit dan dapat diaktifkan secara langsung oleh mikroba atau
produknya (jalur alternatif, klasik dan lektin).
• Komplemen berperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis, sebagai
faktor kemotaktik dan juga menimbulakn destruksi/lisis bakteri dan parasit.
Komplemen rusak pada pemanasan 56°C selama 30 menit.
SISTEM IMUN NON SPESIFIK HUMORAL
Komplemen ( Opsonisasi, Sitolisis )
• Serum normal dapat memusnahkan dan menghancurkan beberapa bakteri Gram negatif
atas kerja sama antara antibodi dan komplemen yang ditemukan dalam serum normal.
• Antibodi diinduksi oleh infeksi subklinis (antara lain flora normal) dan kompoen dalam diit
yang imunogenik.
• Antibodi dengan bantuan komplemen dapat menghancurkan membran lapisan LPS dinding
sel Bila lapisan LPS menjadi lemah, lisozim, mukopeptida dalam serum dapat menembus
membran bakteri dan menghancurkan lapisan mukopeptida. MAC daris istem komplemen
dapat membentuk lubang-lubang kecil dalam sel membran bakteri sehingga bahan
sitoplasma yang mengandung bahan-bahan vital keluar sel dan menimbulkan kematian
mikroba
SISTEM IMUN NON SPESIFIK HUMORAL
Sitokin
• Sitokin berbagai molekul yg berfungsi memberi sinyal antara Limfosit, Fagosit & Sel-Sel lain
untuk membangkitkan respon imun. Contoh sitokin antara lain adalah interferon,
interleukin, Coloni Stimulating Factor (CSF), Tumor Necrosis Factor (TNF).
• Sitokin IL-1, -6, TNF- α
• Selama terjadi infeksi, produkbakteri seperti LPS mengaktifkan makrofag dan sel lain untuk
memproduksi dan melepas berbagai sitokin seperti IL-1 yang merupakan pirogen endogen, TNF-α
dan IL-6. Pirogen adalah bahan yang menginduksi demam yang dipacu baik oleh faktor eksogen
(endotoksin asal bakteri negatif-Gram) atau endogen seperti IL-1 yang diproduksi makrofag dan
monosit. Ketiga sitokin tersebut disebut sitokin proinflamasi, merangsang hati untuk mensintesis
dan melepas sejumlah protein plasma seperti protein fase akut antara lain CRP yang dapat
meningkat 1000x, MBL dan SAP.
• Reaksi Inflamasi
• Inflamasi adalah reaksi lockal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan
melibatkan lebih banyak mediator dibanding respon imun didapat. Inflamasi
dapat lokal, sistemik, akut dan kronis yang menimbulkan kelainan patologis.
Sel-sel sistem imun non spesifik seperti neutrofil, sel mast,basofil, eosinofl dan
makrofag jaringan berperan dalam inflamasi. Neutrofil merupakan sel utama
pada inflamasi dini, bermigrasi ke jaringan dan puncaknya terjadi pada 6 jam
pertama.
Pada reaksi inflamasi mekanisme melalui tahapan sebagai berikut :
• 1. Retraksi Endotel
• 2. Permeabilitas Pembuluh Darah meningkat
• 3. Blood supply meningkat
• 4. Mediator menembus dinding pembuluh darah
• 5. Chemotaxis PMN, Diapedesis, Infiltrasi
• 6. Fagositosis

Mata Kuliah Semester Imunologi Dasar.pptx

  • 1.
  • 2.
    • Tubuh manusiaakan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi matahari, dan polusi. • Stres emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. • Biasanya kita dilindungi oleh sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan.
  • 4.
    IMUNOLOGI Imunologi adalah studimekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi (berdasarkan konsep lama). Sedangkan berdasarkan konsep baru Imunologi adalah studi mekanisme dan fungsi sistem kekebalan akibat pengenalan zat asing dan usaha netralisasi, eliminasi dan metabolisme zat asing tersebut atau produknya.
  • 6.
    FUNGSI SISTEM IMUN 1.Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh 2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan. 3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal sasaran utama: bakteri patogen & virus. » Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)
  • 10.
    STRUKTUR SISTIM IMUN •Organ sistem imun berada di seluruh bagian tubuh • Organ limfoid  Organ limfoid:‘rumah’ bg limfosit • Jaringan limfoid primer  kelenjar thymus • sumsum tulang • Jaringan limfoid sekunder • Berkapsul  limpa & kelenjar limf • Tidak berkapsul  tonsil, GALT (gut-associated lymphoid tissue), jar.limfoid di kulit, sal.napas, kemih, & reproduksi
  • 11.
    Jaringan Limfosid • Merupakanjaringan yang memproduksi, menyimpan, & memproses limfosit • Mencakup: sumsum tulang, kel.limfe, limpa, thymus, tonsil, adenoid, appendiks, & agregat jar.limf di sal.cerna (GALT= gutassociated lymphoid tissue/ Plak Peyer)
  • 13.
    ZAT ASING • Mikroorganisme(Bakteri, Virus, Fungus, Parasit), • Sel Tumor, sel / Jaringan Alogen, • Bahan / zat yang bersifat antigen (Alergen).
  • 14.
    RESPON IMUN Tahap: 1. Deteksi& mengenali benda asing 2. Komunikasi dgn sel lain untuk berespons 3. Rekruitmen bantuan & koordinasi respons 4. Destruksi atau supresi penginvasi
  • 15.
    FUNGSI RESPON IMUN 1.Pengenalan (Self – Nonself) 2. Efektor (mengeliminasi) 3. Regulasi (keseimbangan) 4. Memori (re-infeksi)
  • 16.
    BEBERAPA ISTILAH PADAIMUNOLOGI • Antigen : molekul yang bereaksi dg Antibodi/Imunosit Tdk hrs membangkitkan Respons Imun. • Imunogen : molekul yg membangkitkan Respons Imun • Hapten : molekul berukuran kecil, tdk Imunogenik ,dpt bereaksi dg Antibodi yg timbul akibat stimulasi hapten bersangkutan yg terikat molekul carrier. • Epitop : bagian antigen yg bereaksi dg antibodi • Paratop : bagian antibodi yang bereaksi dg antigen • Antibodi : molekul yg disintesis oleh sel B/Plasma (Imunoglobulin, bentuk soluble dari reseptor antigen pd Sel B)
  • 22.
  • 24.
    IMUNITAS NONSPESIFIK • Imunitasnonspesifik fisiologik berupa komponen normal tubuh, selalu ditemukan pada individu sehat dan siap mencegah mikroba masuk tubuh dan dengan cepat menyingkirkannya. • Jumlahnya dapat ditingkatkan oleh infeksi, misalnya jumlah sel darah putih meningkat selama fase akut pada banyak penyakit.
  • 25.
    IMUNITAS NON SPESIFIK •Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu, teh ada dan siap berfungsi sejak lahir. • Mekanismenya tidak menunjukan spesifisitas terhadap bahan asing dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak patogen potensial. • Sistim tersebut merupakan pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba dan dapat memberikan respon langsung.
  • 26.
    IMUNITAS BAWAAN (NON SPESIFIK) •Kulit dan mukosa sebagai barrier, cara kimia & fisik, • Asam lemak (kulit, folikel rambut), • Lisozim (air mata, saliva), • Mukus,asam lambung gerak silia, • Batuk / bersin.
  • 27.
    PERTAHANAN FISIK/MEKANIK. • Dalamsisitem pertahanan fisik atau mekanik, kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin, merupakan garis pertahanan terdepan terhadap infeksi. • Keratinosit dan lapisan epidermis kulit sehat dan epitel mukosa yang utuh tidak dapat ditembus kebanyakan mikroba. • Kulit yang rusak akibat luka bakar dan selaput lendir saluran napas yang rusak oleh asap rokok akan meningkatkan risiko infeksi. • Tekanan oksigen yang tinggi di paru bagian atas membanu hidup kuman obligat aerob seperti tuberkulosis.
  • 28.
    PERTAHANAN BIOKIMIA • Kebanyakanmikroba tidak dapat menembus kulit yang sehat, namun beberapa dapat masuk tubuh melalui kelenjar sebasue dan folikel rambut. • pH asam keringat sekresi sebasues, berbagai asam lemak yang dilepas kulit mempunya efek denaturasi terhadap protein membran sel sehingga dapat terjadi melalui kulit • Lisozim dalam keringat, ludah air mata dan air susu ibu, melindungi tubuh terhaadap berbagai kuman positif-Gram oleh karena dapat menghancurkan lapisan peptidoglikan dinding bakteri.
  • 29.
    PERTAHANAN BIOKIMIA • Airsusu juga mengandung laktooksidase dan asam neuranminik yang mempunyai sifat antibakterial terhadap E.koli dan stafilokok. • Saliva mengandung enzim seperti laktooksidase yang merusak dinding sel mikroba dan menimbulkan kebocoran sitoplasma dan juga mengandung antibodi serta komplemen yang dapat berfungsi sebagai opsonin dalam lisis sel mikroba.
  • 30.
    PERTAHANAN BIOKIMIA • Asamhidroklorida dalam lambung enzim proteolitik, antibodi dan empedu dalam usus halus membantu menciptakan lingkungan yang dappat mencegah infeksi banyak mikroba. pH yang rendah dalam vagina spermin dalam semen dan jaringan lain dapat mencegah tumbuhnya bakteri Gram positif. • Pembilasan oleh urin dapat menyingkirkan kuman patogen. Laktoferin dan transferin dalam serum mengikat besi yang merupakan metabolit esensial untuk hidup beberapa jenis mikroba seperti Pseudomonas.
  • 31.
    PERTAHANAN BIOKIMIA • Bahanyang disekresi mukosa saluran napas (enzim dan antibodi) dan telinga berperan dalam pertahanan tubuh secara biokimia. • Mukus yang kental melindungi sel epitel mukosa dapat menangkap bakteri dan bahan lainnya yang selanjutnya dikeluarkan oleh gerakan silia. • Polusi, asap rokok, alkohol dapat merusak mekanisme tersebut sehingga memudahkan terjadinya infeksi oportunistik
  • 32.
    PERTAHANAN BIOKIMIA • Udarayang kita hirup, kulit dan saluran cerna, mengandung banyak mikroba, biasanya berupa bakteri dan virus, kadang jamur atau parasit. • Sekresi kulit yang bakterisidal, asam lambung, mukus dan silia di saluran napas membantu menurunkan jumlah mikroba yang masuk tubuh, sedang epitel yang sehat biasanya dapat mencegah mikroba masuk kedalam tubuh.
  • 33.
    PERTAHANAN BIOKIMIA • Dalamdarah dan sekresi tubuh, enzim lisosom memusnahkan banyak banyak bakteri dengan merusak dinding selnya. • IgA juga pertahanan permukaan mukosa, memusnahkan banyak bakteri dengan meruak dinding selnya. • IgA juga pertahanan permukaan mukosa. • Mekanisme imunitas nonspesifik terhadap bakteri pada tingkat sawar fisik seperti kulit
  • 34.
    M E KA N I S M E I M U N I TA S N O N S P E S I F I K Mekanisme imunitas nonspesifik terhadap bakteri pada tingkat sawar fisik seperti kulit atau permukaan mukosa adalah sebagai berikut : 1. Bakteri yang bersifat simbiotik atau komensal yang ditemukan di kulit pada daerah terbatas hanya menggunakan sedikit nutrien, sehingga kolonisasi mikroorganisme patogen sulit terjadi. 2. Kulit merupakan sawar fisik efektif dan pertumbuhan bakteri dihambat sehingga agen patogen yang menempel akan dihambat oleh pHrendah dari asam laktat yang terkandung dalam sebum yang dilepas kelenjar keringat 3. Sekret dipermukaan mukosa mengandung enzim destruktif sepertin lisozim yang menghancurkan dinding sel bakteri 4. Saluran napas dilindungi oeh gerakan mukosiliarsehingga lapisan mukosa secara terus-menerus digerakkan menuju arah nasofaring 5. Bakteri ditangkap oleh mukus sehingga dapat disingkirkan dari saluran napas 6. Sekresi mukosa saluran napas dan saluran cerna mengandung peptida antimikrobial yang dapat memusnahkan mikroba patogen 7. & 8 Mikroba patogen yang berhasil menembus sawar fisik dan masuk ke jaringan dibawahnya dapat dimusnahkan dengan bantuan komplemen dan dicerna oleh fagosit
  • 35.
    SISTEM IMUN NONSPESIFIK SELULER
  • 37.
    SISTEM IMUN NONSPESIFIK SELULER • Fagosit Profesional adalah sel yang berperan pada proses fagositosis yaitu polimorfonuklear (PMN) dan monosit. • Monosit yang berada dalam jaringan disebut makrofag. • Makrofag mempunyai beberapa nama sesuai dengan jaringan yang ditempati. • Makrofag pada • kulit disebut langerhans, • pada syaraf disebut dendrit, • pada hati disebut kupfer, • pada otak disebut makroglia, • pada lung disebut alveolar makrofag.
  • 38.
    SISTEM IMUN NONSPESIFIK SELULER • Sel-sel ini berasal dari promonosit sumsum tulang yang, setelah diferensiasi menjadi monosit darah, akhirnya tinggal di jaringan sebagai makrofag dewasa dan membentuk system fagosit mononukleus. • Mereka ditemukan di seluruh jaringan ikat dan di sekitar membran dasar di pembuluh darah kecil dan terbanyak di dapat di paru-paru (makrofag alveolar), hati (sel-sel Kupffer), dan di permukaan sinusoid- sinusoid limpa dan sinus-sinus meduler kelenjar getah bening pada posisi yang strategis untuk menyaring bahan-bahan asing.
  • 40.
    SEL NK • SelNK ini adalah bagian dari sel darah putih yang dapat membunuh sel kanker atau sel lain yang berpotensi membahayakan tubuh • Sel natural killer atau sel NK adalah bagian penting dari sistem imun seseorang. • Sel natural killer merupakan turunan limfosit dan bagian dari sel darah putih yang bisa membantu membunuh sel berbahaya dalam tubuh. • Jumlah sel NK yang dimiliki manusia sekitar 10-15% dari seluruh limfosit perifer
  • 41.
    SEL NK • Carakerjanya, sel natural killer merespons mikroba intraselular dengan cara membunuh sel terinfeksi sekaligus memproduksi sitokin sehingga makrofag bisa aktif. Jika dilihat, sel natural killer mengandung banyak granula sitoplasma dan di bagian permukaannya ada penanda yang khas. • Artinya, sel natural killer adalah bagian dari prajurit utama tubuh untuk menghadapi berbagai pengganggu. Mulai dari virus, bakteri, zat radikal bebas, dan utamanya sel kanker.
  • 42.
    SEL MAST • Selmast terletak di bawah kulit dan di jaringan ikat bebas di seluruh tubuh dan mengandung mediator inflamasi seperti histamin. • Degradasi sel mast dapat menyebabkan reaksi alergi dan pada kasus yang ekstrim, anafilaksis yang mengancam jiwa. • Sel mast juga mempengaruhi beratnya eksim dan asma, sehingga menyebabkan peningkatan terapi yang memfokuskan pada penghambatan aktivitasnya.
  • 43.
    SEL MAST • MenurutGalli, sel mast mempunyai sisi baik dan buruk tergantung keadaan. • Penelitian oleh Galli dkk pada tahun 2006 menunjukkan bahwa sel mast dapat membantu memecah racun venom ular, dan suatu studi pada tahun 2004 menunjukkan bahwa sel mast membantu mencit bertahan hidup dari infeksi bakteri berat.
  • 44.
    SISTEM IMUN NONSPESIFIK HUMORAL
  • 46.
    SISTEM IMUN NONSPESIFIK HUMORAL Soluble Mediators ( mediator yang larut dalam plasma ) 1. Protein fase akut (Acute Phase Reactant / Protein) • Selama fase akut infeksi, terjadi perubahan pada kadar beberapa protein dalam serum yang disebut APP. Yang akhir merupakan bahan antimikrobial dalam serum yang meningkat dengan cepat setelah sistem imun nonspesifik diaktifkan. Protein yang meningkat atau menurun selama fase akut disebut juga APRP yang berperan dalam pertahanan dini. • APRP diinduksi oleh sinyal yng berasa dari tempat cedera atau infeksi melalui darah. Hati merupakan tempat sintesis APRP. Sitokin TNF-α, IL-1, {L-6 merupakan sitokin proinflamasi dan berperan dalam induksi APRP.
  • 47.
    SISTEM IMUN NONSPESIFIK HUMORAL C-Reactive Protein • CRP yang merupakan salah satu PFA termasuk golongan protein yang kadarnya dalam darah meningkat pada infeksi akut sebagai respons imunitas nonspesifik. Sebagai opsonin, CRP mengikat berbagai mikroorganisme, protein C pneumokok yang membentuk kompleks dan mengaktifkan komplemen jalur klasik. • Pengukuran CRP digunakan untuk menilai aktivitas penyakit inflamasi. CRP dapat meningkat 100x atau lebih dan berperan pada imunitas nonspesifik yang dengan bantuan Ca⁺⁺ dapat mengikat berbagaimolekul antara lain fosforilkolin yang ditemkan pada permukaan bakteri/jamur. Sintesis CRP yang meningkat
  • 48.
    SISTEM IMUN NONSPESIFIK HUMORAL Protein fase akut lain • Protein fase akut yang lain adalah α1-antitripsin, amiloid serumA, haptoglobin, C9, faktor B dan fibrinogen yang juga berperan pada peningkatan laju endap darah akibat infeksi, namun jauh lebih lambat dibanding dengan CRP. • Secara keseluruhan, respons fase akut memberikan efek yang menguntungkan melalui peningkatan resistensi pejamu, mengurangi cedera jarngan dan meningkatkan resolusi dan perbaikan cedera inflamasi.
  • 49.
    SISTEM IMUN NONSPESIFIK HUMORAL Mediator asal fosfolipid • Metabolisme fosfolipid diperlukan untuk produksi PG dan LTR. • Keduanya meningkatkan respons inflamasi melalui peningkatan permeabilitas vaskuler dan vasodilatasi (lihat pada bab Mekanisme efektor, Inflamasi dan Reaksi hipersensitivitas).
  • 50.
    SISTEM IMUN NONSPESIFIK HUMORAL Komplemen ( Opsonisasi, Sitolisis ) • Komplemen terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akan memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam respon inflamasi. • Komplemen dengan spektrum aktivitas yang luas diproduksi oleh hepatosit dan monosit dan dapat diaktifkan secara langsung oleh mikroba atau produknya (jalur alternatif, klasik dan lektin). • Komplemen berperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis, sebagai faktor kemotaktik dan juga menimbulakn destruksi/lisis bakteri dan parasit. Komplemen rusak pada pemanasan 56°C selama 30 menit.
  • 51.
    SISTEM IMUN NONSPESIFIK HUMORAL Komplemen ( Opsonisasi, Sitolisis ) • Serum normal dapat memusnahkan dan menghancurkan beberapa bakteri Gram negatif atas kerja sama antara antibodi dan komplemen yang ditemukan dalam serum normal. • Antibodi diinduksi oleh infeksi subklinis (antara lain flora normal) dan kompoen dalam diit yang imunogenik. • Antibodi dengan bantuan komplemen dapat menghancurkan membran lapisan LPS dinding sel Bila lapisan LPS menjadi lemah, lisozim, mukopeptida dalam serum dapat menembus membran bakteri dan menghancurkan lapisan mukopeptida. MAC daris istem komplemen dapat membentuk lubang-lubang kecil dalam sel membran bakteri sehingga bahan sitoplasma yang mengandung bahan-bahan vital keluar sel dan menimbulkan kematian mikroba
  • 52.
    SISTEM IMUN NONSPESIFIK HUMORAL Sitokin • Sitokin berbagai molekul yg berfungsi memberi sinyal antara Limfosit, Fagosit & Sel-Sel lain untuk membangkitkan respon imun. Contoh sitokin antara lain adalah interferon, interleukin, Coloni Stimulating Factor (CSF), Tumor Necrosis Factor (TNF). • Sitokin IL-1, -6, TNF- α • Selama terjadi infeksi, produkbakteri seperti LPS mengaktifkan makrofag dan sel lain untuk memproduksi dan melepas berbagai sitokin seperti IL-1 yang merupakan pirogen endogen, TNF-α dan IL-6. Pirogen adalah bahan yang menginduksi demam yang dipacu baik oleh faktor eksogen (endotoksin asal bakteri negatif-Gram) atau endogen seperti IL-1 yang diproduksi makrofag dan monosit. Ketiga sitokin tersebut disebut sitokin proinflamasi, merangsang hati untuk mensintesis dan melepas sejumlah protein plasma seperti protein fase akut antara lain CRP yang dapat meningkat 1000x, MBL dan SAP.
  • 53.
    • Reaksi Inflamasi •Inflamasi adalah reaksi lockal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator dibanding respon imun didapat. Inflamasi dapat lokal, sistemik, akut dan kronis yang menimbulkan kelainan patologis. Sel-sel sistem imun non spesifik seperti neutrofil, sel mast,basofil, eosinofl dan makrofag jaringan berperan dalam inflamasi. Neutrofil merupakan sel utama pada inflamasi dini, bermigrasi ke jaringan dan puncaknya terjadi pada 6 jam pertama.
  • 54.
    Pada reaksi inflamasimekanisme melalui tahapan sebagai berikut : • 1. Retraksi Endotel • 2. Permeabilitas Pembuluh Darah meningkat • 3. Blood supply meningkat • 4. Mediator menembus dinding pembuluh darah • 5. Chemotaxis PMN, Diapedesis, Infiltrasi • 6. Fagositosis