PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA
BIDANG PEMBINAAN SMA
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR
2023
PERTANYAAN BESAR
Pelajar dengan profil dan
karakter, kompetensi seperti
apa yang ingin dihasilkan
sistem pendidikan Indonesia
?
AD33A 3 KUNCI
PELAJAR SEPANJANG HAYAT
KOMPETEN
KARAKTER NILAI-NILAI PANCASILA
3 KATA KUNCI
1
2
3
7 URGENSI PROFIL PELAJAR PANCASILA
1 • SEBAGAI BINTANG PENUNTUN PEMBELAJARAN
2 • SEBAGAI UPAYA MENCAPAI CITA-CITA BANGSA
3 • UNTUK MENYIAPKAN WARGA NEGARA SEKALIGUS WARGA DUNIA
4 • UNTUK KESEJAHTERAAN JIWA DAN RAGA
5 • SEBAGAI RUMUSAN KARAKTER DAN KOMPETENSI ABAD 21
6 • SEBAGAI PROFIL LULUSAN
7 •SEBAGAI RUJUKAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN
GAMBARAN
PENCAPAIAN
PROFIL PELAJAR
PANCASILA
DI SATUAN
PENDIDIKAN
Projek PPPP
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas
disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap
permasalahan di lingkungan sekitarnya.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan
pendekatan pembelajaran berbasis projek (project based learning) yang
berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam program
intrakurikuler di dalam kelas.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan
bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar
yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat
langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi
dalam Profil Pelajar Pancasila.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Hal-hal yang perlu diketahui mengenai projek penguatan Profil Pelajar Pancasila
1. Dilaksanakan setiap tahun di semua tingkatan kelas.
2. Total alokasi waktu projek adalah 20-30% dari keseluruhan total JP dalam satu tahun.
3. Terdapat 7 tema projek yang dapat dipilih oleh sekolah.
4. Setiap tahun, SD wajib memilih minimal 2 tema, sementara SMP/SMA/SMK memilih minimal 3
tema.
5. Sekolah berwenang untuk merancang alokasi waktu kegiatan projek dan menyusun tim kepanitiaan
yang akan memfasilitasi kegiatan projek.
6. Pemerintah menyediakan beragam contoh modul projek. Pada tahap awal guru diharapkan dapat
mengadaptasi modul tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah, sementara pada
tahap lanjutan guru diharapkan dapat merancangnya secara mandiri.
Sumber: Panduan Pengembangan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila, Kemendikbud 2021.
46
Budaya Sekolah
yang Mendukung
Penerapan Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
BERPIKIRAN TERBUKA
Pembelajaran yang inovatif seringkali terhambat oleh adanya budaya kontraproduktif seperti tidak senang
menerima masukan atau menutup wawasan terhadap berbagai bentuk perbedaan. Budaya negatif tersebut tidak
akan mendukung terselenggaranya kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang efektif dan berdampak.
Oleh karenanya, satuan pendidikan diharapkan dapat menghidupkan budaya senang menerima masukan, terbuka
terhadap perbedaan, serta berkomitmen terhadap setiap upaya perbaikan untuk perubahan ke arah yang lebih baik.
SENANG MEMPELAJARI HAL BARU
Pada dasarnya perkembangan setiap individu sebagai seorang pembelajar akan terhenti jika ia tidak lagi senang
mempelajari hal baru. Oleh karenanya, kemampuan memelihara rasa ingin tahu dan menemukan kepuasan saat
menemukan hal baru adalah bagian dari budaya yang perlu dihidupkan di lingkungan satuan pendidikan. Kegiatan
projek penguatan profil pelajar Pancasila akan berjalan secara optimal jika setiap individu memiliki kesenangan
untuk mempelajari hal baru dan mengembangkan diri secara terus menerus. Harapannya, kegiatan projek ini pada
akhirnya dapat membantu tercapainya karakter pelajar sepanjang hayat pada setiap individu yang terlibat di
dalamnya.
KOLABORATIF
Kegiatan pembelajaran berbasis projek yang dinamis membutuhkan lingkar sosial yang mendukung dalam
pelaksanaannya. Dalam hal ini budaya kolaboratif menjadi hal yang penting untuk dibangun dibandingkan dengan
budaya kompetitif. Diharapkan budaya kolaboratif dapat mendorong semangat senang bekerja sama, saling
mengapresiasi, dan saling memberikan dukungan satu sama lain. Lebih jauh, upaya kolaboratif juga perlu dilakukan
antar berbagai elemen kunci dalam tri sentra pendidikan (keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) sehingga
pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila akan berlangsung secara menyeluruh dan optimal.
Peran pemangku
kepentingan
dalam
pelaksanaan
projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
Kepala satuan pendidikan
1.Membentuk tim projek dan turut merencanakan projek
transparan dan akuntabel
2.Mendampingi jalannya projek dan melakukan pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara
3.Membangun komunikasi untuk kolaborasi antara orang tua peserta didik, warga satuan pendidikan, dan
narasumber pengaya projek: masyarakat, komunitas, universitas, praktisi, dsb.
4.Mengembangkan komunitas praktisi di satuan pendidikan untuk peningkatan kompetensi pendidik yang
berkelanjutan
5.Melakukan coaching secara berkala bagi pendidik
6.Merencanakan, melaksanakan, merefleksikan, dan mengevaluasi pengembangan aktivitas dan asesmen
projek yang berpusat pada peserta didik.
Pendidik
(Peran ini khususnya perlu diampu oleh pendidik yang menjadi Tim Fasilitator Projek)
1.Perencana projek - Melakukan perancangan tujuan, alur kegiatan, strategi pelaksanaan, dan asesmen
projek secara berkelanjutan.
2.Fasilitator - Memfasilitasi peserta didik dalam menjalankan projek yang sesuai dengan minatnya, dengan
pilihan cara belajar dan produk belajar yang sesuai dengan preferensi peserta didik.
3.Pendamping - Membimbing peserta didik dalam menjalankan projek, menemukan isu yang relevan, dan
mengarahkan peserta didik dalam merencanakan aksi yang berkelanjutan.
4.Supervisor dan konsultan - Mengawasi dan mengarahkan peserta didik dalam pencapaian projek,
memberikan saran dan masukan secara berkelanjutan untuk peserta didik, dan melakukan asemen
performa peserta didik selama projek berlangsung.
5.Moderator - Memandu peserta didik dalam berbagai aktivitas diskusi.
Peserta Didik
1.Mengasah komitmen untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah disepakati.
kemampuan yang dimiliki.
2.Mengembangkan kemandirian untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sesuai minat dan
3.Melakukan refleksi secara konsisten dan berkelanjutan untuk memahami potensi diri dan mengoptimalkan
kemampuan.
Peran-peran ini dapat
dioptimalkan secara
bertahap sesuai
dengan kebutuhan dan
kesiapan satuan
pendidikan.
47
Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota
1.Berkoordinasi dengan satuan pendidikan, memastikan tersedianya sumber daya, sarana dan prasarana yang
cukup memadai untuk pelaksanaan kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
2.Memberikan dukungan untuk peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan secara berkelanjutan.
3.Memastikan hasil asesmen dipergunakan sebagai umpan balik dalam pelaksanaan projek,
4.Memastikan keterlibatan dan sinergi antar pemangku kepentingan berjalan dengan baik untuk mendukung projek.
5.Mengawasi apakah projek sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Pengawas
1.Memberikan pendampingan dan pembinaan kepada satuan pendidikan dengan strategi coaching atau
komunikasi yang memberdayakan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki satuan pendidikan.
2.Memberikan informasi terbaru berkaitan dengan kebijakan pendidikan khususnya yang berhubungan dengan
kurikulum dan pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
3.Memberikan bantuan ketika satuan pendidikan mengalami kendala dalam menjalankan projek.
4.Menghubungkan sekolah dengan mitra di luar sekolah yang dapat mendukung pelaksanaan projek (Opsional).
Komite Sekolah
Memberikan dukungan terkait pelaksanaan projek di satuan pendidikan.
Masyarakat/Orang tua peserta didik/Mitra
1.Menjadi sumber belajar yang bermakna bagi peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan projek.
2.Membantu menemukan atau mengidentifikasi isu atau masalah yang ada serta memberikan informasi sebagai
narasumber terkait dengan isu tersebut
3.Memberikan dukungan berupa pendampingan, khususnya dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila di luar lingkungan satuan pendidikan.
Contoh pertanyaan untuk
komunikasi yang
memberdayakan antara
pengawas dan kepala satuan
pendidikan/TimFasilitator
Projek:
1. Apa harapan atau tujuan
yang ingin dicapai oleh satuan
pendidikan dalam pelaksanaan
projek penguatan profil pelajar
Pancasila?
2.Bagaimana kondisi kesiapan
sekolah saat ini? Apa sumber
daya yang dapat dioptimalkan
untuk melaksanakan projek
dan mencapai tujuan yang
diharapkan? Apa saja dimensi
profil pelajar Pancasila yang
perlu dikuatkan? Bagaimana
mengidentifikasi isu yang
relevan untuk dikembangkan
menjadi tema projek?
3. Apa langkah-langkah yang
perlu dilakukan? Apa
tantangan yang mungkin
dihadapi dan bagaimana cara
menanggulanginya?
Contoh tahapan perencanaanprojek penguatan profil pelajar Pancasila
di satuanpendidikan
Merancang strategi pelaporanhasil projek
Tim fasilitator merencanakan strategi pengolahan dan
pelaporan hasil projek
Membentuk tim fasilitator projekpenguatan profil
pelajar Pancasila
Kepala satuan pendidikan menyusun tim fasilitator projek. Tim
ini berperan merencanakan dan melaksanakan kegiatan projek
untuk seluruh kelas.
Merancang dimensi,tema, danalokasiwaktu projek
penguatan profil pelajarPancasila
Tim Fasilitator menentukan fokus dimensi profil pelajar Pancasila
dan tema projek serta merancang jumlah projek beserta alokasi
waktunya. (Dimensi dan tema dipilih berdasarkan kondisi dan
kebutuhan satuan pendidikan).
Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuanpendidikan
Kepala satuan pendidikan bersama tim fasilitator
merefleksikan dan menentukan tingkat kesiapan satuan
pendidikan.
ALUR PERENCANAAN PROJEK
Menyusun modul projek
Tim fasilitator menyusun modul projek sesuai tingkat
kesiapan satuan pendidikan dengan tahapan umum:
Menentukan sub-elemen (tujuan projek); Mengembangkan
topik, alur, dan durasi projek, serta; Mengembangkan
aktivitas dan asesmen projek.
2
3
4
5
Perencanaan ini dapat dikembangkansesuai dengan
kebutuhan dankondisi satuanpendidikan.
1
1. Membentuk Tim Fasilitator
Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila Pimpinan satuan pendidikan menentukan seorang koordinator projek, bisa dari
wakil kepala satuan pendidikan atau pendidik yang mempunyai pengalaman
mengembangkan dan mengelola projek.
Apabila mempunyai SDM yang cukup, koordinator projek sekolah dapat membentuk
koordinator di level kelas. Misalnya satu orang koordinator kelas 1, satu orang
koordinator kelas 2, dan seterusnya. Untuk pendidikan khusus, koordinator dapat dipilih
berdasarkan jenis kekhususan.
1
2
Pimpinan satuan pendidikan bersama koordinator projek memetakan pendidik dari
setiap kelas (atau apabila SDM terbatas, perwakilan dari masing-masing fase) untuk
menjadi tim fasilitator projek.
Koordinator mengumpulkan dan memberikan arahan kepada tim fasilitator projek
untuk merencanakan dan membuat modul projek bagi setiap kelas atau fase.
3
4
Tim fasilitator projek terdiri dari sejumlah pendidik
yang berperan merencanakan, menjalankan, dan
mengevaluasi projek. Tim fasilitator dibentuk dan
dikelola oleh kepala satuan pendidikan dan
koordinator projek. Jumlah tim fasilitator projek
dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
satuan pendidikan, dilihat dari:
● jumlah peserta didik dalam satu satuan
pendidikan,
● banyaknya tema yang dipilih dalam satu tahun
ajaran,
● jumlah jam mengajar pendidik yang belum
terpenuhi atau dialihkan untuk projek,
● atau pertimbangan lain sesuai kebutuhan
masing-masing satuan pendidikan.
Langkah pembentukan tim fasilitator projek
Merancang Dimensi, Tema, dan Alokasi Waktu
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
PemilihanDimensi
● Tim fasilitator dan kepala satuan pendidikan menentukan dimensi profil pelajar Pancasila yang akan
menjadifokus untuk dikembangkan pada tahunajaran berjalan.
● Pemilihan dimensi dapat merujuk pada visi misi satuan pendidikan atau program yang akan dijalankan
di tahun ajaran tersebut.
● Disarankan untuk memilih 2-3 dimensi yang paling relevan untuk menjadi fokus yang sasaranprojek
pada satu tahun ajaran.
● Sebaiknya jumlah dimensi profil pelajar Pancasila yang dikembangkan dalam suatu projek tidak
terlalu banyak agar tujuan pencapaian projek jelas dan terarah.
● Penentuan dimensi sasaranini akan dilanjutkan dengan penentuan elemen dan sub-elemen yang
sesuai dengan kondisi dan kebutuhanpeserta didik di tahap pengembanganmodul projek.
● Apabila pimpinan satuan pendidikan sudah berpengalaman menjalankan kegiatan berbasis projek,
jumlahdimensi yang dipilih dapat ditambah sesuai dengan kesiapan tingkat satuan pendidikan.
Tema-temaprojek penguatan profil pelajarPancasila
Kearifan Lokal
(SD-SMA)
Membangun rasa ingin tahu
dan kemampuan inkuiri
melalui eksplorasi tentang
budaya dan kearifan lokal
masyarakat sekitar atau
daerah tersebut, serta
perkembangannya.
Rekayasa dan Teknologi
(SD-SMA)
Berkolaborasi dalam melatih
daya pikir kritis, kreatif,
inovatif, sekaligus kemampuan
berempati untuk berekayasa
membangun produk
berteknologi yang memudahkan
kegiatan dirinya dan juga
sekitarnya.
Kewirausahaan
(SD-SMA)
Mengidentifikasi potensi
ekonomi di tingkat lokal dan
masalah yang ada dalam
pengembangan potensi
tersebut, serta kaitannya dengan
aspek lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat.
Bhinneka Tunggal Ika
(SD- SMA)
Mengenal belajar membangun
dialog penuh hormat tentang
keberagaman kelompok agama
dan kepercayaan yang dianut
oleh masyarakat sekitar dan di
Indonesia serta nilai-nilai
ajaran yang dianutnya.
Gaya Hidup Berkelanjutan
(SD-SMA)
Memahami dampak dari
aktivitas manusia, baik
jangka pendek maupun
panjang, terhadap
kelangsungan kehidupan di
dunia maupun lingkungan
sekitarnya.
Bangunlah Jiwa dan
Raganya
(SD-SMA)
Membangun kesadaran dan
keterampilan untuk
memelihara kesehatan fisik
dan mental, baik untuk dirinya
maupun orang sekitarnya.
Suara Demokrasi
(SMP-SMA)
Merefleksikan makna
demokrasi dan memahami
implementasi demokrasi
serta tantangannya dalam
konteks yang
berbeda, termasuk dalam
organisasi sekolah dan/atau
dalam
dunia kerja.
Tema-tema projek sudah ditentukan
oleh pemerintah. Berangkat dari tema
yang ada, tim fasilitator projek dapat
mengembangkan topik spesifik yang
sesuai dengan konteks dan
kebutuhan sekolah.
ALOKASI WAKTU
PROJEK
PENGUATAN
PROFIL PELAJAR
PANCASILA
A. CONTOH PILIHAN
WAKTU PELAKSANAAN PPP
Komponen modul projekpenguatan profil pelajarPancasila
Modul projek dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta
dibutuhkan
untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran. Modul projek setidaknya memiliki komponen sebagai berikut:
Profil Modul Tujuan Aktivitas Asesmen
● Tema dan topik atau judul
modul
● Fase atau jenjang sasaran
● Durasi kegiatan
● Pemetaan dimensi, elemen,
sub elemen Profil Pelajar
Pancasila yang menjadi tujuan
projek
● Rubrik pencapaian berisi
rumusan kompetensi yang
sesuai dengan fase peserta
didik (Untuk Pendidikan Dasar
dan Menengah)
● Alur aktivitas projek secara
umum
● Penjelasan detail tahapan
kegiatan dan asesmennya
● Instrumen pengolahan hasil
asesmen untuk
menyimpulkan pencapaian
projek
Tim fasilitator memiliki kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek, untuk
menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik. Modul dapat diperkaya dengan
menambahkan komponen berikut:
● Deskripsi singkat projek
● Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri peserta didik
● Alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan
● Referensi pendukung
Mengadaptasi Modul
yang Sudah Ada
Mengadaptasi modul yang sudah
teísedia adalah pilihan awal bagi
sekolah yang belum teíbiasa
melaksanakan pembelajaían
beíbasis píojek yang integíatif
dan kolaboíatif.
Membuat Modul
secaía Mandiíi
Membuat modul secaía mandiíi
adalah pilihan lanjutan bagi
sekolah yang sudah teíbiasa
melaksanakan pembelajaían
beíbasis píojek yang integíatif
dan kolaboíatif.
4. Menyusun Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Pemerintah menyediakan
beragam contoh modul
projek. Pada tahap awal
guru diharapkan dapat
mengadaptasi modul
tersebut sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan
sekolah, sementara pada
tahap lanjutan guru
diharapkan dapat
merancangnya secara
mandiri.
ALUR PROYEK
CARA MELAKUKAN ASESMEN
PROJEK PENGUATAN PROFIL
PELAJAR PANCASILA (P-5)
1.Panduan Pegembangan P-5 Di Satuan Pendidikan
2. SK Kepala BSKAP No. 009 Tahun 2022
40
© Kemdikbud 2015
1
ASESMEN
DIAGNOSTIK
2
ASESMEN
FORMATIF
3
ASESMEN DALAM P-5
ASESMEN
SUMATIF
A. Asesmen Diagnostik
Asesmen Diagnostik dilakukan:
• Pada awal perencanaan projek untuk menyesuaikan
pemilihan tema, profil, dan dimensi dengan
karakteristik sekolah dan kebutuhan peserta didik
• Secara Khusus asesmen diagnostik dilakukan pendidik
untuk mengidentifikasi elemen dan sub-elemen yang
akan dipilih serta mengidentifikasi capaian fase yang
sesuai dengan kemampuan peserta didik
Bentuk Instrumen Asesmen diagnostik
Rubrik Observasi Refleksi Esai
Asesmen Diagnostik. Dilakukan sebelum projek dimulai untuk mengukur kompetensi
awal peserta didik yang dipakai untuk menentukan kebutuhan diferensiasi peserta
didik, pengembangan alur dan kegiatan projek, dan penentuan perkembangan sub-
elemen antarfase
Waktu
Pelaksanaan
• Pada awal perencanaan projek (identifikasi kesiapan
satuan pendidikan), jika membuat sendiri modul projek
• Pada saat penentuan dimensi, elemen, dan sub-elemen,
jika menggunakan modul projek sudah ada
Bentuk Asesmen Rubrik, observasi, kuesioner, refleksi, esai
Manfaat Untuk
Tim Fasilitasi
Projek
• Menilai kemampuan awal peserta didik. Informasi ini
dipakai untuk merencanakan kegiatan projek yang
efektif dan bermakna untuk peserta didik, untuk
mencapai konsep learning at the right level
• Menentukan subelemen yang sesuai dengan fasenya
Manfaat Untuk
Peserta Didik
• Memahami performa di awal projek
KESIMPULAN DIAGNOSTIK
2. Asesmen Formatif
Asesmen Formatif dilakukan guru secara
berkala, berkelanjutan selama projek
dengan bentuk instrumen rubrik, umpan
balik (dari guru dan sesama peserta didik)
baik secara lisan maupun tertulis, observasi,
diskusi, presentasi, jurnal, refleksi, esai
Instrumen Asesmen Formatif
Rubrik
Observasi
Refleksi
Esai
Diskusi
Umpan
balik(lisan/tulis)
Presentasi
Jurnal
U
T
A
M
A
Alur kegiatan proyek Model 1
1.
Pengenalan
2.
Konteks
tualisasi
3.
Aksi
4.
Refleksi
5.
Tindak Lanjut
Dalam proses ini Formatif
berlangsung
Pilih satu Alur di
antara 3
Alternatif
Waktu pelaksanaan Berkala, berkelanjutan selama projek
Pihak yang
memberikan
asesmen
Pendidik, peserta didik secara pribadi (selfassessment), sesama
peserta didik (peerassessment), mitra satuan pendidikan dalam
projek (misalnya: orang tua, narasumber projek)
Manfaat untuk tim
fasilitasi projek
• Mengawasi pembelajaran peserta didik selama projek
• Memastikan perkembangan kompetensi peserta didik sesuai
dengan sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang disasar
• Mengecek pemahaman peserta didik mengenai isu projek
Manfaat untuk
peserta didik
• Membantu peserta didik memperbaiki dan mengembangkan diri
• Membantu peserta didik mendapatkan hasil belajar yang lebih
baik dalam asesmen sumatif di akhir
• Mengoptimalkan dampak projek
Kesimpulan Asesmen Formatif
Mengukur apakah peserta didik sudah
mengembangkan kompetensidari sub-
elemen dari elemen dan dimensi Profil
Pelajar Pancasila sesuai fase yang disasar.
Bentuk instrumen dapat berupa Rubrik,
presentasi, poster, diorama, produk teknologi
atau seni, esai, kolase, drama
3. Asesmen Sumatif
Instrumen Asesmen Sumatif
Rubrik
Presentasi
Poster
Diorama
Esai
Kolase
Produk
Teknologi/Seni
Drama
U
T
A
M
A
Waktu penggunaan • Biasanya dilakukan pada akhir projek
• Dapat dilakukan di akhir tahap kegiatan jika diperlukan
(terutama di projek dengan jangka waktu yang panjang)
Pihak yang
memberikan asesmen
Pendidik
Manfaat untuk tim
fasilitasi projek
• Mengukur apakah peserta didik sudah mengembangkan
kompetensi dari subelemen dari elemen dan dimensi Profil
Pelajar Pancasila sesuai fase yang disasar
• Menyusun projek selanjutnya
Manfaat untuk peserta
didik
• Memahami performa di akhir projek
• Memahami apakah mereka sudah memenuhi capaian projek
dan sejauh mana sudah mencapai fase perkembangan
subelemen dari dimensi Profil Pelajar Pancasila yang disasa
3. Asesmen Sumatif
5. Evaluasi dan tindak lanjut projek
Sekolah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan projek
dengan prinsip.
1. Evaluasi implementasi projek bersifat menyeluruh
2. Evaluasi implementasi projek fokus kepada proses
3. Tidak ada bentuk evaluasi yang mutlak dan seragam
4. Gunakan berbagai jenis bentuk asesmen yang dilakukan tersebar
selama projek dijalankan untuk mendapatkan gambaran yang lebih
menyeluruh. Hindari menggunakan hanya satu jenis asesmen yang
hanya dilakukan di akhir projek
5. Libatkan peserta didik dalam evaluasi.
Terima kasih

MATERI P5 Batusuki.pptx

  • 1.
    PROJEK PENGUATAN PROFILPELAJAR PANCASILA BIDANG PEMBINAAN SMA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR 2023
  • 2.
    PERTANYAAN BESAR Pelajar denganprofil dan karakter, kompetensi seperti apa yang ingin dihasilkan sistem pendidikan Indonesia ?
  • 4.
    AD33A 3 KUNCI PELAJARSEPANJANG HAYAT KOMPETEN KARAKTER NILAI-NILAI PANCASILA 3 KATA KUNCI 1 2 3
  • 6.
    7 URGENSI PROFILPELAJAR PANCASILA 1 • SEBAGAI BINTANG PENUNTUN PEMBELAJARAN 2 • SEBAGAI UPAYA MENCAPAI CITA-CITA BANGSA 3 • UNTUK MENYIAPKAN WARGA NEGARA SEKALIGUS WARGA DUNIA 4 • UNTUK KESEJAHTERAAN JIWA DAN RAGA 5 • SEBAGAI RUMUSAN KARAKTER DAN KOMPETENSI ABAD 21 6 • SEBAGAI PROFIL LULUSAN 7 •SEBAGAI RUJUKAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN
  • 7.
  • 8.
  • 11.
    Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,dan Teknologi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project based learning) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
  • 12.
    Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,dan Teknologi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Hal-hal yang perlu diketahui mengenai projek penguatan Profil Pelajar Pancasila 1. Dilaksanakan setiap tahun di semua tingkatan kelas. 2. Total alokasi waktu projek adalah 20-30% dari keseluruhan total JP dalam satu tahun. 3. Terdapat 7 tema projek yang dapat dipilih oleh sekolah. 4. Setiap tahun, SD wajib memilih minimal 2 tema, sementara SMP/SMA/SMK memilih minimal 3 tema. 5. Sekolah berwenang untuk merancang alokasi waktu kegiatan projek dan menyusun tim kepanitiaan yang akan memfasilitasi kegiatan projek. 6. Pemerintah menyediakan beragam contoh modul projek. Pada tahap awal guru diharapkan dapat mengadaptasi modul tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah, sementara pada tahap lanjutan guru diharapkan dapat merancangnya secara mandiri. Sumber: Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Kemendikbud 2021.
  • 13.
    46 Budaya Sekolah yang Mendukung PenerapanProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila BERPIKIRAN TERBUKA Pembelajaran yang inovatif seringkali terhambat oleh adanya budaya kontraproduktif seperti tidak senang menerima masukan atau menutup wawasan terhadap berbagai bentuk perbedaan. Budaya negatif tersebut tidak akan mendukung terselenggaranya kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang efektif dan berdampak. Oleh karenanya, satuan pendidikan diharapkan dapat menghidupkan budaya senang menerima masukan, terbuka terhadap perbedaan, serta berkomitmen terhadap setiap upaya perbaikan untuk perubahan ke arah yang lebih baik. SENANG MEMPELAJARI HAL BARU Pada dasarnya perkembangan setiap individu sebagai seorang pembelajar akan terhenti jika ia tidak lagi senang mempelajari hal baru. Oleh karenanya, kemampuan memelihara rasa ingin tahu dan menemukan kepuasan saat menemukan hal baru adalah bagian dari budaya yang perlu dihidupkan di lingkungan satuan pendidikan. Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila akan berjalan secara optimal jika setiap individu memiliki kesenangan untuk mempelajari hal baru dan mengembangkan diri secara terus menerus. Harapannya, kegiatan projek ini pada akhirnya dapat membantu tercapainya karakter pelajar sepanjang hayat pada setiap individu yang terlibat di dalamnya. KOLABORATIF Kegiatan pembelajaran berbasis projek yang dinamis membutuhkan lingkar sosial yang mendukung dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini budaya kolaboratif menjadi hal yang penting untuk dibangun dibandingkan dengan budaya kompetitif. Diharapkan budaya kolaboratif dapat mendorong semangat senang bekerja sama, saling mengapresiasi, dan saling memberikan dukungan satu sama lain. Lebih jauh, upaya kolaboratif juga perlu dilakukan antar berbagai elemen kunci dalam tri sentra pendidikan (keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) sehingga pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila akan berlangsung secara menyeluruh dan optimal.
  • 14.
    Peran pemangku kepentingan dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajarPancasila Kepala satuan pendidikan 1.Membentuk tim projek dan turut merencanakan projek transparan dan akuntabel 2.Mendampingi jalannya projek dan melakukan pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara 3.Membangun komunikasi untuk kolaborasi antara orang tua peserta didik, warga satuan pendidikan, dan narasumber pengaya projek: masyarakat, komunitas, universitas, praktisi, dsb. 4.Mengembangkan komunitas praktisi di satuan pendidikan untuk peningkatan kompetensi pendidik yang berkelanjutan 5.Melakukan coaching secara berkala bagi pendidik 6.Merencanakan, melaksanakan, merefleksikan, dan mengevaluasi pengembangan aktivitas dan asesmen projek yang berpusat pada peserta didik. Pendidik (Peran ini khususnya perlu diampu oleh pendidik yang menjadi Tim Fasilitator Projek) 1.Perencana projek - Melakukan perancangan tujuan, alur kegiatan, strategi pelaksanaan, dan asesmen projek secara berkelanjutan. 2.Fasilitator - Memfasilitasi peserta didik dalam menjalankan projek yang sesuai dengan minatnya, dengan pilihan cara belajar dan produk belajar yang sesuai dengan preferensi peserta didik. 3.Pendamping - Membimbing peserta didik dalam menjalankan projek, menemukan isu yang relevan, dan mengarahkan peserta didik dalam merencanakan aksi yang berkelanjutan. 4.Supervisor dan konsultan - Mengawasi dan mengarahkan peserta didik dalam pencapaian projek, memberikan saran dan masukan secara berkelanjutan untuk peserta didik, dan melakukan asemen performa peserta didik selama projek berlangsung. 5.Moderator - Memandu peserta didik dalam berbagai aktivitas diskusi. Peserta Didik 1.Mengasah komitmen untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah disepakati. kemampuan yang dimiliki. 2.Mengembangkan kemandirian untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sesuai minat dan 3.Melakukan refleksi secara konsisten dan berkelanjutan untuk memahami potensi diri dan mengoptimalkan kemampuan. Peran-peran ini dapat dioptimalkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan satuan pendidikan. 47
  • 15.
    Dinas Pendidikan Provinsi,Kabupaten/Kota 1.Berkoordinasi dengan satuan pendidikan, memastikan tersedianya sumber daya, sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk pelaksanaan kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila. 2.Memberikan dukungan untuk peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan secara berkelanjutan. 3.Memastikan hasil asesmen dipergunakan sebagai umpan balik dalam pelaksanaan projek, 4.Memastikan keterlibatan dan sinergi antar pemangku kepentingan berjalan dengan baik untuk mendukung projek. 5.Mengawasi apakah projek sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pengawas 1.Memberikan pendampingan dan pembinaan kepada satuan pendidikan dengan strategi coaching atau komunikasi yang memberdayakan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki satuan pendidikan. 2.Memberikan informasi terbaru berkaitan dengan kebijakan pendidikan khususnya yang berhubungan dengan kurikulum dan pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila. 3.Memberikan bantuan ketika satuan pendidikan mengalami kendala dalam menjalankan projek. 4.Menghubungkan sekolah dengan mitra di luar sekolah yang dapat mendukung pelaksanaan projek (Opsional). Komite Sekolah Memberikan dukungan terkait pelaksanaan projek di satuan pendidikan. Masyarakat/Orang tua peserta didik/Mitra 1.Menjadi sumber belajar yang bermakna bagi peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan projek. 2.Membantu menemukan atau mengidentifikasi isu atau masalah yang ada serta memberikan informasi sebagai narasumber terkait dengan isu tersebut 3.Memberikan dukungan berupa pendampingan, khususnya dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di luar lingkungan satuan pendidikan. Contoh pertanyaan untuk komunikasi yang memberdayakan antara pengawas dan kepala satuan pendidikan/TimFasilitator Projek: 1. Apa harapan atau tujuan yang ingin dicapai oleh satuan pendidikan dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila? 2.Bagaimana kondisi kesiapan sekolah saat ini? Apa sumber daya yang dapat dioptimalkan untuk melaksanakan projek dan mencapai tujuan yang diharapkan? Apa saja dimensi profil pelajar Pancasila yang perlu dikuatkan? Bagaimana mengidentifikasi isu yang relevan untuk dikembangkan menjadi tema projek? 3. Apa langkah-langkah yang perlu dilakukan? Apa tantangan yang mungkin dihadapi dan bagaimana cara menanggulanginya?
  • 16.
    Contoh tahapan perencanaanprojekpenguatan profil pelajar Pancasila di satuanpendidikan Merancang strategi pelaporanhasil projek Tim fasilitator merencanakan strategi pengolahan dan pelaporan hasil projek Membentuk tim fasilitator projekpenguatan profil pelajar Pancasila Kepala satuan pendidikan menyusun tim fasilitator projek. Tim ini berperan merencanakan dan melaksanakan kegiatan projek untuk seluruh kelas. Merancang dimensi,tema, danalokasiwaktu projek penguatan profil pelajarPancasila Tim Fasilitator menentukan fokus dimensi profil pelajar Pancasila dan tema projek serta merancang jumlah projek beserta alokasi waktunya. (Dimensi dan tema dipilih berdasarkan kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan). Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuanpendidikan Kepala satuan pendidikan bersama tim fasilitator merefleksikan dan menentukan tingkat kesiapan satuan pendidikan. ALUR PERENCANAAN PROJEK Menyusun modul projek Tim fasilitator menyusun modul projek sesuai tingkat kesiapan satuan pendidikan dengan tahapan umum: Menentukan sub-elemen (tujuan projek); Mengembangkan topik, alur, dan durasi projek, serta; Mengembangkan aktivitas dan asesmen projek. 2 3 4 5 Perencanaan ini dapat dikembangkansesuai dengan kebutuhan dankondisi satuanpendidikan. 1
  • 17.
    1. Membentuk TimFasilitator Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Pimpinan satuan pendidikan menentukan seorang koordinator projek, bisa dari wakil kepala satuan pendidikan atau pendidik yang mempunyai pengalaman mengembangkan dan mengelola projek. Apabila mempunyai SDM yang cukup, koordinator projek sekolah dapat membentuk koordinator di level kelas. Misalnya satu orang koordinator kelas 1, satu orang koordinator kelas 2, dan seterusnya. Untuk pendidikan khusus, koordinator dapat dipilih berdasarkan jenis kekhususan. 1 2 Pimpinan satuan pendidikan bersama koordinator projek memetakan pendidik dari setiap kelas (atau apabila SDM terbatas, perwakilan dari masing-masing fase) untuk menjadi tim fasilitator projek. Koordinator mengumpulkan dan memberikan arahan kepada tim fasilitator projek untuk merencanakan dan membuat modul projek bagi setiap kelas atau fase. 3 4 Tim fasilitator projek terdiri dari sejumlah pendidik yang berperan merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi projek. Tim fasilitator dibentuk dan dikelola oleh kepala satuan pendidikan dan koordinator projek. Jumlah tim fasilitator projek dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan, dilihat dari: ● jumlah peserta didik dalam satu satuan pendidikan, ● banyaknya tema yang dipilih dalam satu tahun ajaran, ● jumlah jam mengajar pendidik yang belum terpenuhi atau dialihkan untuk projek, ● atau pertimbangan lain sesuai kebutuhan masing-masing satuan pendidikan. Langkah pembentukan tim fasilitator projek
  • 18.
    Merancang Dimensi, Tema,dan Alokasi Waktu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila PemilihanDimensi ● Tim fasilitator dan kepala satuan pendidikan menentukan dimensi profil pelajar Pancasila yang akan menjadifokus untuk dikembangkan pada tahunajaran berjalan. ● Pemilihan dimensi dapat merujuk pada visi misi satuan pendidikan atau program yang akan dijalankan di tahun ajaran tersebut. ● Disarankan untuk memilih 2-3 dimensi yang paling relevan untuk menjadi fokus yang sasaranprojek pada satu tahun ajaran. ● Sebaiknya jumlah dimensi profil pelajar Pancasila yang dikembangkan dalam suatu projek tidak terlalu banyak agar tujuan pencapaian projek jelas dan terarah. ● Penentuan dimensi sasaranini akan dilanjutkan dengan penentuan elemen dan sub-elemen yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhanpeserta didik di tahap pengembanganmodul projek. ● Apabila pimpinan satuan pendidikan sudah berpengalaman menjalankan kegiatan berbasis projek, jumlahdimensi yang dipilih dapat ditambah sesuai dengan kesiapan tingkat satuan pendidikan.
  • 19.
    Tema-temaprojek penguatan profilpelajarPancasila Kearifan Lokal (SD-SMA) Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya. Rekayasa dan Teknologi (SD-SMA) Berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. Kewirausahaan (SD-SMA) Mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Bhinneka Tunggal Ika (SD- SMA) Mengenal belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman kelompok agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat sekitar dan di Indonesia serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya. Gaya Hidup Berkelanjutan (SD-SMA) Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Bangunlah Jiwa dan Raganya (SD-SMA) Membangun kesadaran dan keterampilan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Suara Demokrasi (SMP-SMA) Merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja. Tema-tema projek sudah ditentukan oleh pemerintah. Berangkat dari tema yang ada, tim fasilitator projek dapat mengembangkan topik spesifik yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan sekolah.
  • 24.
  • 25.
    A. CONTOH PILIHAN WAKTUPELAKSANAAN PPP
  • 28.
    Komponen modul projekpenguatanprofil pelajarPancasila Modul projek dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta dibutuhkan untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran. Modul projek setidaknya memiliki komponen sebagai berikut: Profil Modul Tujuan Aktivitas Asesmen ● Tema dan topik atau judul modul ● Fase atau jenjang sasaran ● Durasi kegiatan ● Pemetaan dimensi, elemen, sub elemen Profil Pelajar Pancasila yang menjadi tujuan projek ● Rubrik pencapaian berisi rumusan kompetensi yang sesuai dengan fase peserta didik (Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah) ● Alur aktivitas projek secara umum ● Penjelasan detail tahapan kegiatan dan asesmennya ● Instrumen pengolahan hasil asesmen untuk menyimpulkan pencapaian projek Tim fasilitator memiliki kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek, untuk menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik. Modul dapat diperkaya dengan menambahkan komponen berikut: ● Deskripsi singkat projek ● Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri peserta didik ● Alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan ● Referensi pendukung
  • 29.
    Mengadaptasi Modul yang SudahAda Mengadaptasi modul yang sudah teísedia adalah pilihan awal bagi sekolah yang belum teíbiasa melaksanakan pembelajaían beíbasis píojek yang integíatif dan kolaboíatif. Membuat Modul secaía Mandiíi Membuat modul secaía mandiíi adalah pilihan lanjutan bagi sekolah yang sudah teíbiasa melaksanakan pembelajaían beíbasis píojek yang integíatif dan kolaboíatif. 4. Menyusun Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Pemerintah menyediakan beragam contoh modul projek. Pada tahap awal guru diharapkan dapat mengadaptasi modul tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah, sementara pada tahap lanjutan guru diharapkan dapat merancangnya secara mandiri.
  • 32.
  • 38.
    CARA MELAKUKAN ASESMEN PROJEKPENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P-5) 1.Panduan Pegembangan P-5 Di Satuan Pendidikan 2. SK Kepala BSKAP No. 009 Tahun 2022
  • 40.
  • 41.
    A. Asesmen Diagnostik AsesmenDiagnostik dilakukan: • Pada awal perencanaan projek untuk menyesuaikan pemilihan tema, profil, dan dimensi dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan peserta didik • Secara Khusus asesmen diagnostik dilakukan pendidik untuk mengidentifikasi elemen dan sub-elemen yang akan dipilih serta mengidentifikasi capaian fase yang sesuai dengan kemampuan peserta didik
  • 42.
    Bentuk Instrumen Asesmendiagnostik Rubrik Observasi Refleksi Esai Asesmen Diagnostik. Dilakukan sebelum projek dimulai untuk mengukur kompetensi awal peserta didik yang dipakai untuk menentukan kebutuhan diferensiasi peserta didik, pengembangan alur dan kegiatan projek, dan penentuan perkembangan sub- elemen antarfase
  • 43.
    Waktu Pelaksanaan • Pada awalperencanaan projek (identifikasi kesiapan satuan pendidikan), jika membuat sendiri modul projek • Pada saat penentuan dimensi, elemen, dan sub-elemen, jika menggunakan modul projek sudah ada Bentuk Asesmen Rubrik, observasi, kuesioner, refleksi, esai Manfaat Untuk Tim Fasilitasi Projek • Menilai kemampuan awal peserta didik. Informasi ini dipakai untuk merencanakan kegiatan projek yang efektif dan bermakna untuk peserta didik, untuk mencapai konsep learning at the right level • Menentukan subelemen yang sesuai dengan fasenya Manfaat Untuk Peserta Didik • Memahami performa di awal projek KESIMPULAN DIAGNOSTIK
  • 44.
    2. Asesmen Formatif AsesmenFormatif dilakukan guru secara berkala, berkelanjutan selama projek dengan bentuk instrumen rubrik, umpan balik (dari guru dan sesama peserta didik) baik secara lisan maupun tertulis, observasi, diskusi, presentasi, jurnal, refleksi, esai
  • 45.
  • 46.
    Alur kegiatan proyekModel 1 1. Pengenalan 2. Konteks tualisasi 3. Aksi 4. Refleksi 5. Tindak Lanjut Dalam proses ini Formatif berlangsung Pilih satu Alur di antara 3 Alternatif
  • 47.
    Waktu pelaksanaan Berkala,berkelanjutan selama projek Pihak yang memberikan asesmen Pendidik, peserta didik secara pribadi (selfassessment), sesama peserta didik (peerassessment), mitra satuan pendidikan dalam projek (misalnya: orang tua, narasumber projek) Manfaat untuk tim fasilitasi projek • Mengawasi pembelajaran peserta didik selama projek • Memastikan perkembangan kompetensi peserta didik sesuai dengan sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang disasar • Mengecek pemahaman peserta didik mengenai isu projek Manfaat untuk peserta didik • Membantu peserta didik memperbaiki dan mengembangkan diri • Membantu peserta didik mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dalam asesmen sumatif di akhir • Mengoptimalkan dampak projek Kesimpulan Asesmen Formatif
  • 48.
    Mengukur apakah pesertadidik sudah mengembangkan kompetensidari sub- elemen dari elemen dan dimensi Profil Pelajar Pancasila sesuai fase yang disasar. Bentuk instrumen dapat berupa Rubrik, presentasi, poster, diorama, produk teknologi atau seni, esai, kolase, drama 3. Asesmen Sumatif
  • 49.
  • 50.
    Waktu penggunaan •Biasanya dilakukan pada akhir projek • Dapat dilakukan di akhir tahap kegiatan jika diperlukan (terutama di projek dengan jangka waktu yang panjang) Pihak yang memberikan asesmen Pendidik Manfaat untuk tim fasilitasi projek • Mengukur apakah peserta didik sudah mengembangkan kompetensi dari subelemen dari elemen dan dimensi Profil Pelajar Pancasila sesuai fase yang disasar • Menyusun projek selanjutnya Manfaat untuk peserta didik • Memahami performa di akhir projek • Memahami apakah mereka sudah memenuhi capaian projek dan sejauh mana sudah mencapai fase perkembangan subelemen dari dimensi Profil Pelajar Pancasila yang disasa 3. Asesmen Sumatif
  • 57.
    5. Evaluasi dantindak lanjut projek Sekolah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan projek dengan prinsip. 1. Evaluasi implementasi projek bersifat menyeluruh 2. Evaluasi implementasi projek fokus kepada proses 3. Tidak ada bentuk evaluasi yang mutlak dan seragam 4. Gunakan berbagai jenis bentuk asesmen yang dilakukan tersebar selama projek dijalankan untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh. Hindari menggunakan hanya satu jenis asesmen yang hanya dilakukan di akhir projek 5. Libatkan peserta didik dalam evaluasi.
  • 58.