MENYUSUN LATAR BELAKANG
DAN PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN
(Pertemuan #9)
Proposal atau usulan
penelitian diperlukan
untuk mengawali suatu
kegiatan penelitian
Proposal tersebut perlu
dikaji atau dievaluasi oleh
pembimbing penelitian
Proposal Penelitian
05
02
03
04
01
Judul
Latar Belakang
dan Perumusan
Masalahl
Tujuan
dan
Lingkup
penelitian
Tinjauan Pustaka/Landasan Teori
Kerangka
Konseptual
Unsur-unsur Proposal (Lanjutan.......)
Hipotesis 06
07
08
09
10
Metode Penelitian
Jadwal Penelitian
Daftar Pustaka
Lampiran
Keterkaitan antar Unsur-unsur Proposal
D
D
D
D
D
1. Judul Penelitian
Judul merupakan gerbang pertama seseorang
membaca sebuah proposal penelitian.
karena merupakan gerbang pertama, maka judul
proposal penelitian perlu dapat menarik minat
orang lain untuk membaca.
Judul perlu singkat tapi bermakna dan tentu saja
harus jelas terkait dengan isinya. Judul karya
ilmiah berbeda dengan judul novel atau
semacamnya dalam hal kejelasan kaitannya
dengan isi.
Bagian pertama atau awal sebuah proposal secara garis besar dimulai dengan :
judul, latar belakang, dan rumusan masalah.
2. Latar Belakang Penelitian
Dalam menyusun latar belakang yang baik dan benar, ada
beberapa hal penting yang harus perhatikan, yaitu:
 Dalam penulisan latar belakang harus ada kondisi baik
atau ada sesuatu baik yang diharapkan
 Dalam penulisan latar belakang, kondisi aktual yang
saat itu terjadi harus disertakan. Umumnya kondisi
aktual tersebut akan menjelaskan kondisi yang sedang
terjadi dalam suatu masyarakat dan sedang dibahas.
 Dalam penulisan latar belakang harus bisa menemukan
jalan keluar suatu masalah atau solusi dari
permasalahan yang sedang diangkat.
Cara Membuat Latar Belakang
1. Bertindak seperti Detektif
Contoh :
Jika sedang berjalan di area taman kampus, tempat wisata, ataupun
disebuah keramaian. Tentunya kita akan melihat banyak orang melakukan
kegiatan yang berbeda. Dari tempat itulah kita akan menemukan beberapa
isu yang pantas untuk diangkat menjadi sebuah permasalahan.
Misalnya saja, perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan,
pelayanan yang telah diberikan oleh warga sekitar, ataupun kondisi
lingkungan dari tempat tersebut kurang memadai.
Hal yang perlu diingat adalah tingkatan rasa kepekaan kita terhadap
lingkungan sekitar. Dari sinilah akan sadar lingkungan dan menemukan
beberapa isu yang akan dicari cara penyelesaiannya.
2. Mengetahui Fakta Permasalahan
Dengan melihat kesengajaan yang terjadi
antara hal satu dengan hal yang lainnya
ataupun hal yang diharapkan terhadap
sebuah kenyataan yang terjadi di masa itu
merupakan cara untuk dapat mengetahui
suatu masalah yang diangkat.
Agar bisa menemukan suatu fakta dalam
sebuah permasalahan, hal yang bisa
dilakukan adalah menulis poin-poin penting
dalam sebuah kertas.
3. Menemukan Fokus Permasalahan
Dalam menentukan fokus
permasalahan, kita harus dapat
menganalisis fakta yang diangkat
dengan unik dan menarik sehingga
enak untuk dibahas. Selain itu, kita
juga harus memberikan isu atau
opini yang aktual atau benar-benar
terjadi.
Jangan sampai membuat suatu
permasalah yang tidak aktual atau
fiktif. Karena hal tersebut akan
menyebabkan mengalami kita
kesulitan dalam melakukan
penelitian ketahap berikutnya.
4. Penjelasan Masalah
Terdapat dua jenis penjelasan dalam latar belakang,
yaitu penjelasan dari umum ke khusus, dan penjelasan
dari khusus ke umum.
Umum –> Khusus
Kerangka umum ke khusus dimulai dengan
menjelaskan sesuatu yang mengandung makna umum
dahulu kemudian baru menjelaskan ke khusus.
Khusus –> Umum
Pada kerangka khusus ke kita bisa memulai dengan
menjelaskan sesuatu yang mengandung makna khusus
dahulu kemudian baru menjelaskan ke umum. Intinya
menjelaskan hal yang bersifat umum yang dampak
dan hasil terkait di masyarakat luas.
Latar belakang masalah, harus memuat hal-hal berikut ini :
01
02
03
05
04
Masalah yang diteliti merupakan
masalah yang aktual yang terjadi
di kelas/sekolah, diperoleh dari
pengamatan dan kajian
(diagnosis) yang dilakukan oleh
guru.
Masalah yang akan diteliti
merupakan masalah penting dan
mendesak untuk dipecahkan dan
dapat dilaksanakan dilihat dari
kesediaan waktu, biaya, dan daya
dukung lainnya yang dapat
memperlancar penelitian tersebut.
Identifikasi masalah penelitian
disertai data pendukung, baik
yang berasal dari pengamatan
guru selama mengajar
maupun dari kajian pustaka. Analisis masalah untuk
menentukan akar
penyebab masalahnya.
Mencantumkan alternatif
tindakan pemecahan
masalah disertai
argumentasi logis terhadap
pilihan tindakan
Kelemahan-kelemahan dalam menyusun latar belakang
3
2
1 5
4
Permasalahan tidak
diambil dari
permasalahan nyata di
kelas
Tidak menyertakan
data pendukung
Potensi untuk perbaikan pembelajaran/tindakan yang
akan dilakukan belum tampak
Masalah terlalu
luas (rumusan
tidak focus)
Latar belakang masalah
tidak menggambarkan
alasan pemilihan alternatif
pemecahan masalah
6. Rumusan masalah tidak mencerminkan
adanya tindakan dan gambaran perubahan
tingkah laku
Mengapa Demikian?
Di bidang ilmu apa pun, tak terkecuali
pendidikan, masalah selalu ada dan tak
terhitung jumlahnya. Meskipun demikian,
kita seringkali mengalami kesulitan untuk
menemukan masalah yang hendak
diteliti.
3. Rumusan Masalah
• Infographic Style
Masalah adalah semua bentuk
pertanyaan yang membutuhkan
jawaban. Walaupun masalah
merupakan titik tolak untuk
melakukan penelitian, tidak semua
masalah dapat dijadikan objek untuk
diteliti dan hal ini dapat diketahui dari
karakteristik masalah itu sendiri.
a. Karakteristik Masalah Penelitian
1 2 3
2019
2017
2016
Masalah adalah
semua bentuk
pertanyaan yang
membutuhkan
jawaban.
Sebagai
Ada tiga
karakteristik
yang perlu
diperhatikan
dalam
mengidentifikasi
masalah.
Masalah tersebut
„layak teliti‟.
Artinya
pengkajian
terhadap
masalah tersebut
dapat dilakukan
dengan cara yang
terukur secara
empiris melalui
pengumpulan
dan pengolahan
data
Karakteristik kedua
adalah sifat
masalah, yakni
mempunyai nilai
teoretis dan praktis.
Suatu masalah
penelitian yang baik
pada hakikatnya
diangkat dari teori
yang kuat atau
mempunyai
dampak praktis
yang dapat
memperbaiki
praktik atau
penyelenggaraan
pendidikan.
Karakteristik
ketiga adalah
realistis.
Realistis disini
meliputi
keterjangkauan
dalam hal
kedalaman
bekal konsep
serta
ketersediaan
waktu, tenaga,
dan biaya
b. Memfokuskan Masalah
Teknik mengklasifikasi masalah yang spesifik dikemukakan oleh Tuckman (1978),
dengan menggunakan Model Satu Dimensi dan Model Tiga Dimensi sebagai alat bantu
untuk memfokuskan masalah.
Gambar 1. Model Satu Dimensi
Setelah membuat dan melihat skema masalah di atas, maka pertanyaan yang perlu
diajukan adalah: kategori masalah apakah yang paling menarik untuk saya
teliti dan kategori masalah apakah yang saya kuasai atau mampu?
Misalnya jawaban yang kita tentukan adalah “Alat dan Bahan Instruksional” maka
langkah selanjutnya adalah mengurai kategori tersebut menjadi subkategori yang lebih
kecil seperti: (1) alat dan bahan instruksional cetak dan (2) alat dan bahan instruksional
elektronik. Alat dan Bahan Instruksional Elekronik, misalnya, masih bisa diurai lagi menjadi
radio, kaset, televisi, video, dan komputer.
Pertanyaan selanjutnya adalah : manakah di antara sub kategori tersebut yang
paling menarik untuk diteliti?
Jika jawabannya (misal: komputer) maka kita bisa melanjutkan dengan memilih aspek
instruksional yang kita sukai (misal: dampak terhadap prestasi belajar siswa).
Dengan demikian, masalah yang akan diteliti akan fokus pada evaluasi dampak
penggunaan alat dan bahan instruksional berbantuan komputer terhadap prestasi belajar
siswa. Dengan demikian tergambar desain penelitian yang akan dilakukan seperti sampel,
alat ukur, teknik pengumpulan data
Dalam model kedua, jumlah jenis kategori yang dipetakan lebih
banyak karena masalah penelitian pendidikan ditempatkan dalam
perspektif masukan, proses, dan keluaran dalam suatu sistem
pendidikan.
Gambar 2. Model Tiga Dimensi untuk Memfokuskan Masalah
Kita dapat menentukan pada bidang atau kategori apa kita
tertarik, kemudian baru menghubungkan dengan bidang atau
kategori lain yang terdapat pada kolom yang berbeda.
Misalnya kita tertarik dengan topik “Pengembangan Karier Akademis” atau “Peningkatan Prestasi
Belajar”. Kita masuk ke dalam kolom tiga lalu lebih dalam lagi ke subkategori “Pemenuhan
Kebutuhan Individu”. Setelah itu, masuk ke kolom dua dan mengajukan pertanyaan terlebih
dahulu misalnya: Bagaimana agar saya dapat meningkatkan prestasi belajar secara efektif?
Pertanyaan ini dapat memandu Anda ke salah satu subkategori, misalnya “Jasa”. Kemudian kita
bisa bertanya, “Jasa apa?” (misalnya adalah jasa yang diberikan oleh Kelompok Bimbingan
Belajar).
Dengan demikian, pertanyaan kita menjadi: “Apakah seseorang yang bergabung dengan
Kelompok Bimbingan Belajar lebih berprestasi dibandingkan dengan yang tidak bergabung?” Jika
kita menghubungkan komponen pertanyaan dari dua kolom tersebut, maka kita akan dipandu
masuk ke dalam subkategori yang terdapat pada kelompok satu. Kita dapat mengganti kata
“seseorang” pada pertanyaan tersebut dengan kata “siswa” sehingga pertanyaannya menjadi:
Apakah siswa yang pernah bergabung dengan Kelompok Bimbingan Belajar lebih berprestasi di
bandingkan yang tidak? Kita juga dapat memodifikasi kata “lebih berprestasi” dengan kata
“mempunyai strategi belajar yang berbeda”, “lebih efisien dalam mengatur waktu”, “lebih mandiri”
dan sebagainya.
Tugas Individu
Buatlah rancangan penelitian pendidikan
dalam bentuk proposal (Bagian
Pendahuluan) yang meliputi :
A. Judul
B. Rumusan Masalah
C. Definisi Operasional
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian

Menyusun Latar Belakang dan Rumusan Masalah.pdf

  • 1.
    MENYUSUN LATAR BELAKANG DANPERUMUSAN MASALAH PENELITIAN (Pertemuan #9)
  • 2.
    Proposal atau usulan penelitiandiperlukan untuk mengawali suatu kegiatan penelitian Proposal tersebut perlu dikaji atau dievaluasi oleh pembimbing penelitian Proposal Penelitian
  • 3.
  • 4.
    Unsur-unsur Proposal (Lanjutan.......) Hipotesis06 07 08 09 10 Metode Penelitian Jadwal Penelitian Daftar Pustaka Lampiran
  • 5.
  • 6.
    D D D D D 1. Judul Penelitian Judulmerupakan gerbang pertama seseorang membaca sebuah proposal penelitian. karena merupakan gerbang pertama, maka judul proposal penelitian perlu dapat menarik minat orang lain untuk membaca. Judul perlu singkat tapi bermakna dan tentu saja harus jelas terkait dengan isinya. Judul karya ilmiah berbeda dengan judul novel atau semacamnya dalam hal kejelasan kaitannya dengan isi. Bagian pertama atau awal sebuah proposal secara garis besar dimulai dengan : judul, latar belakang, dan rumusan masalah.
  • 7.
    2. Latar BelakangPenelitian Dalam menyusun latar belakang yang baik dan benar, ada beberapa hal penting yang harus perhatikan, yaitu:  Dalam penulisan latar belakang harus ada kondisi baik atau ada sesuatu baik yang diharapkan  Dalam penulisan latar belakang, kondisi aktual yang saat itu terjadi harus disertakan. Umumnya kondisi aktual tersebut akan menjelaskan kondisi yang sedang terjadi dalam suatu masyarakat dan sedang dibahas.  Dalam penulisan latar belakang harus bisa menemukan jalan keluar suatu masalah atau solusi dari permasalahan yang sedang diangkat.
  • 8.
    Cara Membuat LatarBelakang 1. Bertindak seperti Detektif Contoh : Jika sedang berjalan di area taman kampus, tempat wisata, ataupun disebuah keramaian. Tentunya kita akan melihat banyak orang melakukan kegiatan yang berbeda. Dari tempat itulah kita akan menemukan beberapa isu yang pantas untuk diangkat menjadi sebuah permasalahan. Misalnya saja, perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan, pelayanan yang telah diberikan oleh warga sekitar, ataupun kondisi lingkungan dari tempat tersebut kurang memadai. Hal yang perlu diingat adalah tingkatan rasa kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar. Dari sinilah akan sadar lingkungan dan menemukan beberapa isu yang akan dicari cara penyelesaiannya.
  • 9.
    2. Mengetahui FaktaPermasalahan Dengan melihat kesengajaan yang terjadi antara hal satu dengan hal yang lainnya ataupun hal yang diharapkan terhadap sebuah kenyataan yang terjadi di masa itu merupakan cara untuk dapat mengetahui suatu masalah yang diangkat. Agar bisa menemukan suatu fakta dalam sebuah permasalahan, hal yang bisa dilakukan adalah menulis poin-poin penting dalam sebuah kertas.
  • 10.
    3. Menemukan FokusPermasalahan Dalam menentukan fokus permasalahan, kita harus dapat menganalisis fakta yang diangkat dengan unik dan menarik sehingga enak untuk dibahas. Selain itu, kita juga harus memberikan isu atau opini yang aktual atau benar-benar terjadi. Jangan sampai membuat suatu permasalah yang tidak aktual atau fiktif. Karena hal tersebut akan menyebabkan mengalami kita kesulitan dalam melakukan penelitian ketahap berikutnya.
  • 11.
    4. Penjelasan Masalah Terdapatdua jenis penjelasan dalam latar belakang, yaitu penjelasan dari umum ke khusus, dan penjelasan dari khusus ke umum. Umum –> Khusus Kerangka umum ke khusus dimulai dengan menjelaskan sesuatu yang mengandung makna umum dahulu kemudian baru menjelaskan ke khusus. Khusus –> Umum Pada kerangka khusus ke kita bisa memulai dengan menjelaskan sesuatu yang mengandung makna khusus dahulu kemudian baru menjelaskan ke umum. Intinya menjelaskan hal yang bersifat umum yang dampak dan hasil terkait di masyarakat luas.
  • 12.
    Latar belakang masalah,harus memuat hal-hal berikut ini : 01 02 03 05 04 Masalah yang diteliti merupakan masalah yang aktual yang terjadi di kelas/sekolah, diperoleh dari pengamatan dan kajian (diagnosis) yang dilakukan oleh guru. Masalah yang akan diteliti merupakan masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan dan dapat dilaksanakan dilihat dari kesediaan waktu, biaya, dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut. Identifikasi masalah penelitian disertai data pendukung, baik yang berasal dari pengamatan guru selama mengajar maupun dari kajian pustaka. Analisis masalah untuk menentukan akar penyebab masalahnya. Mencantumkan alternatif tindakan pemecahan masalah disertai argumentasi logis terhadap pilihan tindakan
  • 13.
    Kelemahan-kelemahan dalam menyusunlatar belakang 3 2 1 5 4 Permasalahan tidak diambil dari permasalahan nyata di kelas Tidak menyertakan data pendukung Potensi untuk perbaikan pembelajaran/tindakan yang akan dilakukan belum tampak Masalah terlalu luas (rumusan tidak focus) Latar belakang masalah tidak menggambarkan alasan pemilihan alternatif pemecahan masalah 6. Rumusan masalah tidak mencerminkan adanya tindakan dan gambaran perubahan tingkah laku
  • 14.
    Mengapa Demikian? Di bidangilmu apa pun, tak terkecuali pendidikan, masalah selalu ada dan tak terhitung jumlahnya. Meskipun demikian, kita seringkali mengalami kesulitan untuk menemukan masalah yang hendak diteliti. 3. Rumusan Masalah
  • 15.
    • Infographic Style Masalahadalah semua bentuk pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Walaupun masalah merupakan titik tolak untuk melakukan penelitian, tidak semua masalah dapat dijadikan objek untuk diteliti dan hal ini dapat diketahui dari karakteristik masalah itu sendiri.
  • 16.
    a. Karakteristik MasalahPenelitian 1 2 3 2019 2017 2016 Masalah adalah semua bentuk pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Sebagai Ada tiga karakteristik yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi masalah. Masalah tersebut „layak teliti‟. Artinya pengkajian terhadap masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara yang terukur secara empiris melalui pengumpulan dan pengolahan data Karakteristik kedua adalah sifat masalah, yakni mempunyai nilai teoretis dan praktis. Suatu masalah penelitian yang baik pada hakikatnya diangkat dari teori yang kuat atau mempunyai dampak praktis yang dapat memperbaiki praktik atau penyelenggaraan pendidikan. Karakteristik ketiga adalah realistis. Realistis disini meliputi keterjangkauan dalam hal kedalaman bekal konsep serta ketersediaan waktu, tenaga, dan biaya
  • 17.
    b. Memfokuskan Masalah Teknikmengklasifikasi masalah yang spesifik dikemukakan oleh Tuckman (1978), dengan menggunakan Model Satu Dimensi dan Model Tiga Dimensi sebagai alat bantu untuk memfokuskan masalah. Gambar 1. Model Satu Dimensi
  • 18.
    Setelah membuat danmelihat skema masalah di atas, maka pertanyaan yang perlu diajukan adalah: kategori masalah apakah yang paling menarik untuk saya teliti dan kategori masalah apakah yang saya kuasai atau mampu? Misalnya jawaban yang kita tentukan adalah “Alat dan Bahan Instruksional” maka langkah selanjutnya adalah mengurai kategori tersebut menjadi subkategori yang lebih kecil seperti: (1) alat dan bahan instruksional cetak dan (2) alat dan bahan instruksional elektronik. Alat dan Bahan Instruksional Elekronik, misalnya, masih bisa diurai lagi menjadi radio, kaset, televisi, video, dan komputer. Pertanyaan selanjutnya adalah : manakah di antara sub kategori tersebut yang paling menarik untuk diteliti? Jika jawabannya (misal: komputer) maka kita bisa melanjutkan dengan memilih aspek instruksional yang kita sukai (misal: dampak terhadap prestasi belajar siswa). Dengan demikian, masalah yang akan diteliti akan fokus pada evaluasi dampak penggunaan alat dan bahan instruksional berbantuan komputer terhadap prestasi belajar siswa. Dengan demikian tergambar desain penelitian yang akan dilakukan seperti sampel, alat ukur, teknik pengumpulan data
  • 19.
    Dalam model kedua,jumlah jenis kategori yang dipetakan lebih banyak karena masalah penelitian pendidikan ditempatkan dalam perspektif masukan, proses, dan keluaran dalam suatu sistem pendidikan. Gambar 2. Model Tiga Dimensi untuk Memfokuskan Masalah Kita dapat menentukan pada bidang atau kategori apa kita tertarik, kemudian baru menghubungkan dengan bidang atau kategori lain yang terdapat pada kolom yang berbeda.
  • 20.
    Misalnya kita tertarikdengan topik “Pengembangan Karier Akademis” atau “Peningkatan Prestasi Belajar”. Kita masuk ke dalam kolom tiga lalu lebih dalam lagi ke subkategori “Pemenuhan Kebutuhan Individu”. Setelah itu, masuk ke kolom dua dan mengajukan pertanyaan terlebih dahulu misalnya: Bagaimana agar saya dapat meningkatkan prestasi belajar secara efektif? Pertanyaan ini dapat memandu Anda ke salah satu subkategori, misalnya “Jasa”. Kemudian kita bisa bertanya, “Jasa apa?” (misalnya adalah jasa yang diberikan oleh Kelompok Bimbingan Belajar). Dengan demikian, pertanyaan kita menjadi: “Apakah seseorang yang bergabung dengan Kelompok Bimbingan Belajar lebih berprestasi dibandingkan dengan yang tidak bergabung?” Jika kita menghubungkan komponen pertanyaan dari dua kolom tersebut, maka kita akan dipandu masuk ke dalam subkategori yang terdapat pada kelompok satu. Kita dapat mengganti kata “seseorang” pada pertanyaan tersebut dengan kata “siswa” sehingga pertanyaannya menjadi: Apakah siswa yang pernah bergabung dengan Kelompok Bimbingan Belajar lebih berprestasi di bandingkan yang tidak? Kita juga dapat memodifikasi kata “lebih berprestasi” dengan kata “mempunyai strategi belajar yang berbeda”, “lebih efisien dalam mengatur waktu”, “lebih mandiri” dan sebagainya.
  • 21.
    Tugas Individu Buatlah rancanganpenelitian pendidikan dalam bentuk proposal (Bagian Pendahuluan) yang meliputi : A. Judul B. Rumusan Masalah C. Definisi Operasional D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian