HUBUNGAN STRUKTUR &
SIFAT FISIKA KIMIA
TERHADAP METABOLISME
OBAT
REAKSI FASE II
apt. Nurfadilah, M.Farm
Kimia Medisinal
REAKSI FASE II (Penggabungan/konjugasi)
Molekul obat bergabung dengan suatu molekul yang
terdapat di dalam tubuh, sambil mengeluarkan air, reaksi
yang terjasi pada fase 2 diantaranya :
1. Reaksi konjugasi
- Konjugasi asam glukuronat
- Konjugasi Sulfat
- Konjugasi dgn glutathione atau asam merkapturat
2. Reaksi Asetilasi
3. Reaksi Metilasi
REAKSI FASE II
1. Reaksi Konjugasi
Reaksi konjugasi obat dengan asam glukoronat, sulfat, glisin, glutamin dan glutation dapat mengubah
senyawa induk atau hasil metabolit fase I menjadi metabolit yang lebih polar, mudah larut dalam air,
bersifat tidak toksik dan tidak aktif dan kemudian di eksresikan melalui ginjal atau empedu
a. Konjugasi asam glukuronat
 Cara konjugasi umum dalam proses metabolisme
 D-asam glukuronat mengandung gugus karboksilat dan hikdroksil dapat mengikat substrat,
membentuk ß-glukuronida dan secara drastis meningkatkan kelarutan substrat dalam air
REAKSI FASE II
1. Reaksi Konjugasi
b. Konjugasi Sulfat
 Terjadi pada senyawa yang mengandung gugus fenol dan kadang-kadang juga terjadi pada senyawa
alkohol, amin aromatik dan senyawa N-hidroksi
 Konjugasi sulfat pada umumnya untuk meningkatkan kelarutan senyawa dalam air dan membuat
senyawa menjadi tidak toksik. Tidak seperti asam glukuronat, jumlah sulfat yang tersedia dalam
tubuh agak terbatas dan terutama digunakan untuk konjugasi beberapa senyawa endogen, seperti
steroid, heparin, katekolamin dan tiroksin
REAKSI FASE II
1. Reaksi Konjugasi
c. Konjugasi dengan glutathione atau asam merkapturat
 Konjugasi glutation memegang peranan penting pada proses detoksifikasi senyawa elektrofil reaktif
 Glutathione adalah tripeptida pada banyak jaringan, terutama di hati, mengandung gugus nukleofil
sulfhidril (SH) yang dapat bereaksi dengan senyawa elektrofil reaktif sehingga dapat melindungi
jaringan sel yang penting
Reaksi Fase II
2. Reaksi Asetilasi
Obat yang mengandung gugus amin primer, seperti amin
aromatik primer, sulfonamida, hidrazin, hidrazid dan amin
alifatik primer
Gugus asetil digunakan untuk reaksi asetilasi berasal dari
asetil koenzim A dan reaksi ini dikatalisis oleh enzim N-asetil
transferase yang terdapat pada sel retikulo endotel hati
Hasil N-Asetilasi tidak banyak meningkatkan kelarutan dalam
air. Fungsi utama reaksi asetilasi adalah membuat senyawa
menjadi tidak aktif dan unutk detoksifikasi
REAKSI FASE II
3. Reaksi Metilasi
 Biosintesis beberapa senyawa endogen seperti norepinefrin, epinefrin dan histamin
serta untuk proses bioinaktivasi obat
 Koenzim yang terlibat pada reaksi metilasi adalah S-adenosil-metionin (SAM). Reaksi
ini dikatalisis oleh enzim-enzim metiltransferase yang terdapat dalam sitoplasma dan
mikrosom
Metabolisme
Beberapa senyawa tidak mengalami proses metabolisme dan di eksresikan dari tubuh
dalam bentuk tidak berubah:
 Senyawa yang tidak larut dalam cairan tubuh, tidak diserap oleh sal. Cerna dan
tahan thd pengaruh kimiawi dan enzimatik sal.cerna. Senyawa ini langsung
dikeluarkan melalui tinja. Contoh: BaSO4 dan Ol.ricini
 Senyawa yang mudah larut dalam cairan tubuh dan tahan thd pengaruh kimiawi
dan enzimatik, senyawa ini relatif tidak toksik dan cepat dikeluarkan melalui urin.
Contoh: asam mandelat, asam sulfonat alifatik dan aromatik
Lokasi Metabolisme Obat
 Obat di metabolisme dalam berbagai lokasi dalam tubuh, diantaranya retikulum
endoplasma, hati, saluran pencernaan, ginjal, mikroflora usus, paru-paru dan
jaringan lain
 Secara singkat diterangkan lokasi metabolisme obat
- Hati
- Sal. Pencernaan
- Mikroflora usus
- Paru-paru
- Jaringan lain
Faktor-faktor yg mempengaruhi metabolisme obat
1. Dosis
Peningkatan dosis menyebabkan kapasitas sistem enzim metabolisme menjadi jenuh.
Akibatnya terbentuk jalur lain yang dapat menyebabkan senyawa menjadi toksik atau
metabolit aktif
2. Rute Administrasi
Obat yang diberikan secara oral akan melewati mikroflora usus dan sistem enzim
pencernaan, metabolisme enzim di dinding usus dan dihati sebelum mencapai sistem
sirkulasi
3. Fungsi Hati
Pada gangguan fungsi hati metabolisme dapat berlangsung lebih cepat atau lebih lambat
sehingga efek obat akan lebih lemah atau lebih kuat
Faktor-faktor yg mempengaruhi metabolisme obat
4. Usia
 Usia pada bayi yang baru lahir, semua enzim hati belum terbentuk lengkap, shingga reaksi
metabolisme nya lebih lambat. Untuk menghindarkan overdose, obat perlu diturunkan
dosisnya. Sebaliknya ada obat-obat yang metabolisme nya pada anak-anak berlangsung
lebih cepat, seperti obat antiepilepsi, fenitoin, fenobarbital dan karbamazepin
 Manula atau lansia mengalami kemunduran pada banyak proses fisiologis, mis: fungsi
ginjal, enzim-enzim hati berkurang, yang dapat menyebabkan terhambatnya
biotransformasi yang sering berefek keracunan
5. Faktor genetis
Ada bebrapa orang yang tidak memiliki faktor genetis tertentu, mis: Enzim untuk asetalisasi
sulfadiazin, akibatnya perombakan obat ini menjadi lambat
6. Penggunaan obat lain
Banyak obat yang bersifat lipofil dapat menstimulir pembentukan dan aktivasi enzim hati. Hal
ini disebut induksi enzim dan yang menghambat enzim disebut inhibitor enzim
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo
, including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik
THANKS!
Please keep this slide for attribution
Do you have any questions?
addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

Metabolisme obat fase fase satu dan dua.pptx

  • 1.
    HUBUNGAN STRUKTUR & SIFATFISIKA KIMIA TERHADAP METABOLISME OBAT REAKSI FASE II apt. Nurfadilah, M.Farm Kimia Medisinal
  • 2.
    REAKSI FASE II(Penggabungan/konjugasi) Molekul obat bergabung dengan suatu molekul yang terdapat di dalam tubuh, sambil mengeluarkan air, reaksi yang terjasi pada fase 2 diantaranya : 1. Reaksi konjugasi - Konjugasi asam glukuronat - Konjugasi Sulfat - Konjugasi dgn glutathione atau asam merkapturat 2. Reaksi Asetilasi 3. Reaksi Metilasi
  • 3.
    REAKSI FASE II 1.Reaksi Konjugasi Reaksi konjugasi obat dengan asam glukoronat, sulfat, glisin, glutamin dan glutation dapat mengubah senyawa induk atau hasil metabolit fase I menjadi metabolit yang lebih polar, mudah larut dalam air, bersifat tidak toksik dan tidak aktif dan kemudian di eksresikan melalui ginjal atau empedu a. Konjugasi asam glukuronat  Cara konjugasi umum dalam proses metabolisme  D-asam glukuronat mengandung gugus karboksilat dan hikdroksil dapat mengikat substrat, membentuk ß-glukuronida dan secara drastis meningkatkan kelarutan substrat dalam air
  • 4.
    REAKSI FASE II 1.Reaksi Konjugasi b. Konjugasi Sulfat  Terjadi pada senyawa yang mengandung gugus fenol dan kadang-kadang juga terjadi pada senyawa alkohol, amin aromatik dan senyawa N-hidroksi  Konjugasi sulfat pada umumnya untuk meningkatkan kelarutan senyawa dalam air dan membuat senyawa menjadi tidak toksik. Tidak seperti asam glukuronat, jumlah sulfat yang tersedia dalam tubuh agak terbatas dan terutama digunakan untuk konjugasi beberapa senyawa endogen, seperti steroid, heparin, katekolamin dan tiroksin
  • 5.
    REAKSI FASE II 1.Reaksi Konjugasi c. Konjugasi dengan glutathione atau asam merkapturat  Konjugasi glutation memegang peranan penting pada proses detoksifikasi senyawa elektrofil reaktif  Glutathione adalah tripeptida pada banyak jaringan, terutama di hati, mengandung gugus nukleofil sulfhidril (SH) yang dapat bereaksi dengan senyawa elektrofil reaktif sehingga dapat melindungi jaringan sel yang penting
  • 6.
    Reaksi Fase II 2.Reaksi Asetilasi Obat yang mengandung gugus amin primer, seperti amin aromatik primer, sulfonamida, hidrazin, hidrazid dan amin alifatik primer Gugus asetil digunakan untuk reaksi asetilasi berasal dari asetil koenzim A dan reaksi ini dikatalisis oleh enzim N-asetil transferase yang terdapat pada sel retikulo endotel hati Hasil N-Asetilasi tidak banyak meningkatkan kelarutan dalam air. Fungsi utama reaksi asetilasi adalah membuat senyawa menjadi tidak aktif dan unutk detoksifikasi
  • 8.
    REAKSI FASE II 3.Reaksi Metilasi  Biosintesis beberapa senyawa endogen seperti norepinefrin, epinefrin dan histamin serta untuk proses bioinaktivasi obat  Koenzim yang terlibat pada reaksi metilasi adalah S-adenosil-metionin (SAM). Reaksi ini dikatalisis oleh enzim-enzim metiltransferase yang terdapat dalam sitoplasma dan mikrosom
  • 10.
    Metabolisme Beberapa senyawa tidakmengalami proses metabolisme dan di eksresikan dari tubuh dalam bentuk tidak berubah:  Senyawa yang tidak larut dalam cairan tubuh, tidak diserap oleh sal. Cerna dan tahan thd pengaruh kimiawi dan enzimatik sal.cerna. Senyawa ini langsung dikeluarkan melalui tinja. Contoh: BaSO4 dan Ol.ricini  Senyawa yang mudah larut dalam cairan tubuh dan tahan thd pengaruh kimiawi dan enzimatik, senyawa ini relatif tidak toksik dan cepat dikeluarkan melalui urin. Contoh: asam mandelat, asam sulfonat alifatik dan aromatik
  • 11.
    Lokasi Metabolisme Obat Obat di metabolisme dalam berbagai lokasi dalam tubuh, diantaranya retikulum endoplasma, hati, saluran pencernaan, ginjal, mikroflora usus, paru-paru dan jaringan lain  Secara singkat diterangkan lokasi metabolisme obat - Hati - Sal. Pencernaan - Mikroflora usus - Paru-paru - Jaringan lain
  • 12.
    Faktor-faktor yg mempengaruhimetabolisme obat 1. Dosis Peningkatan dosis menyebabkan kapasitas sistem enzim metabolisme menjadi jenuh. Akibatnya terbentuk jalur lain yang dapat menyebabkan senyawa menjadi toksik atau metabolit aktif 2. Rute Administrasi Obat yang diberikan secara oral akan melewati mikroflora usus dan sistem enzim pencernaan, metabolisme enzim di dinding usus dan dihati sebelum mencapai sistem sirkulasi 3. Fungsi Hati Pada gangguan fungsi hati metabolisme dapat berlangsung lebih cepat atau lebih lambat sehingga efek obat akan lebih lemah atau lebih kuat
  • 13.
    Faktor-faktor yg mempengaruhimetabolisme obat 4. Usia  Usia pada bayi yang baru lahir, semua enzim hati belum terbentuk lengkap, shingga reaksi metabolisme nya lebih lambat. Untuk menghindarkan overdose, obat perlu diturunkan dosisnya. Sebaliknya ada obat-obat yang metabolisme nya pada anak-anak berlangsung lebih cepat, seperti obat antiepilepsi, fenitoin, fenobarbital dan karbamazepin  Manula atau lansia mengalami kemunduran pada banyak proses fisiologis, mis: fungsi ginjal, enzim-enzim hati berkurang, yang dapat menyebabkan terhambatnya biotransformasi yang sering berefek keracunan 5. Faktor genetis Ada bebrapa orang yang tidak memiliki faktor genetis tertentu, mis: Enzim untuk asetalisasi sulfadiazin, akibatnya perombakan obat ini menjadi lambat 6. Penggunaan obat lain Banyak obat yang bersifat lipofil dapat menstimulir pembentukan dan aktivasi enzim hati. Hal ini disebut induksi enzim dan yang menghambat enzim disebut inhibitor enzim
  • 14.
    CREDITS: This presentationtemplate was created by Slidesgo , including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik THANKS! Please keep this slide for attribution Do you have any questions? [email protected] +91 620 421 838 yourcompany.com