STRATEGI INDUK
Meskipun para pakar menggunakan berbagai istilah
untuk strategi induk seperti “grand strategy,” atau “master
strategy” atau “business strategy” dalam bahasa inggris
pada dasarnya yang dimaksud ialah “suatu pendekatan
umum yang bersifat komprehensif atau menyeluruh yang
berperan sebagai penuntun kegiatan utama suatu
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai
sasarannya.” Dengan perkataan lain, strategi induk
memberi petunjuk tentang cara-cara apa yang dapat
digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran jangka
panjang perusahaan. Istilah “strategi induk” digunakan
jika yang dimaksud adalah strategi tingkat perusahaan,
sedangkan istilah “strategi dasar” digunakan untuk
strategi tingkat satuan bisnis di lingkungan perusahaan
atau strategi pada tingkat bidang fungsional.
Dalam kaitan ini kiranya menarik dan relevan untuk
menekankan bahwa perumusan strategi induk sesungguhnya
merupakan salah satu bentuk pengambilan keputusan sebagai
suatu metode untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi
oleh suatu organisasi, dalam hal ini suatu perusahaan. Dalam
teori pengambilan keputusan sebagi pemecahan masalah
terdapat tujuh langkah yang biasanya diambil, yaitu :
a. Mendefinisikan hakikat pemasalahan yang dihadapi dan
mengundang pemecahan.
b. Mengumpulkan data yang relevan.
c. Menganalisis data.
d. Menentukan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh.
e. Menganalisis berbagai alternatif.
f. Memilih salah satu alternatif.
g. Pelaksanaan keputusan.
h. Evaluasi hasil pelaksanaan.
Definisi Permasalahan yang Dihadapi. Ditinjau dari
segi strategi perusahaan, yang dimaksud dengan
“permasalahan” ialah menentukan posisi perusahaan di
masa kini dan di masa akan datang dalam memproduksi
barang atau jasa sehingga perusahaan yang
bersangkutan mampu bersaing dengan pesaing lain
yang memasarkan produk sekaligus mampu bertumbuh
dan berkembang dalam kondisi lingkungan eksternal.
Pengumpulan Data. Teori pengambilan keputusan
menekankan bahwa proses pengambilan keputusan
memerlukan “bahan pendukung” yang disebut data.
Berbagai data yang diperlukan dalam pengambilan
keputusan menyangkut jenis-jenis proses yang terjadi
dalam perusahaan, seperti proses manajerial, proses
fungsional, proses teknis dan bahkan proses
operasional.
Analisis Data. Data hanya merupakan bahan
baku yang masih harus diolah sehingga berubah
sifatnya menjadi informasi karena informasilah yang
memiliki nilai intrinsik dimaksud. Informasi yang
bermutu tinggi dan bermanfaat sebagai pendukung
pengambilan keputusan harus memiliki berbagai ciri
seperti :
a. Kemutakhiran
b. Relevansi
c. Kelengkapan
d. Dapat dipercaya
e. Disimpan sedemikian rupa sehingga mudah
ditelusuri apabila tiba waktunya untuk digunakan
Penentuan Berbagai Alternatif. Untuk
menentukan beberapa jumlah alternatif yang
sebaiknya dipilih dan dianalisis, para pakar
mengetengahkan pendekatan sebagai berikut :
1. Jika permasalahan yang dihadapi bersifat repetitif
2. Jika permasalahan yang dihadapi menyangkut segi-
segi teknis dan operasional
3. Sebaliknya, jika permasalahan yang dihadapi
merupakan permasalahan yang baru pertama kali
timbul dan belum pernah dialami sebelumnya
4. Jika permasalahan yang dihadapi bukan merupakan
akibat goncangan yang terjadi pada lingkungan
Analisis Berbagai Alternatif. Pemilihan berbagai
alternatif yang mungkin ditempuh dilaksanakan, dapat
dinyatakan bahwa setiap alternatif terpilih memiliki
“kekuatan” dan “kelemahan” sendiri yang juga perlu
dikenali secara benar.
Pemilihan Salah Satu Alternatif. Dalam kaitan ini
harus ditekankan bahwa pilihan dijatuhkan pada
alternatif yang kelihatannya terbaik. Penekanan ini
sangat penting dalam proses pengambilan keputusan.
Pelaksanaan Keputusan. Tepat tidaknya keputusan
yang diambil “diuji” pada waktu dilaksanakan. Kriteria
dasarnya harus dikaitkan dengan maksud dan tujuan
diambilnya keputusan tersebut.
Evaluasi hasil pelaksanan. Setiap keputusan yang diambil
pada hakikatnya bersifat tentatif, artinya manajemen
perlun melakukan penilaian apakah keputusan yang diambil
merupakan keputusan yang tepat atau tidak. Pengambilan
keputusan perlu melakukan peninjauan ulang yang terbagi
atas 2 faktor, yaitu:
a. Faktor Psikologis, dalam arti “takut kehilangan muka” jika
harus meninjau kembali sesuatu keputusan yang pernah
diambilnya,
b. Ketakutan bahwa tindakan seperti itu akan
diinterpretasikan oleh berbagai pihak sebagai cermin
ketidakmampuan manajer yang bersangkutan.

strategi induk

  • 1.
    STRATEGI INDUK Meskipun parapakar menggunakan berbagai istilah untuk strategi induk seperti “grand strategy,” atau “master strategy” atau “business strategy” dalam bahasa inggris pada dasarnya yang dimaksud ialah “suatu pendekatan umum yang bersifat komprehensif atau menyeluruh yang berperan sebagai penuntun kegiatan utama suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasarannya.” Dengan perkataan lain, strategi induk memberi petunjuk tentang cara-cara apa yang dapat digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran jangka panjang perusahaan. Istilah “strategi induk” digunakan jika yang dimaksud adalah strategi tingkat perusahaan, sedangkan istilah “strategi dasar” digunakan untuk strategi tingkat satuan bisnis di lingkungan perusahaan atau strategi pada tingkat bidang fungsional.
  • 2.
    Dalam kaitan inikiranya menarik dan relevan untuk menekankan bahwa perumusan strategi induk sesungguhnya merupakan salah satu bentuk pengambilan keputusan sebagai suatu metode untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh suatu organisasi, dalam hal ini suatu perusahaan. Dalam teori pengambilan keputusan sebagi pemecahan masalah terdapat tujuh langkah yang biasanya diambil, yaitu : a. Mendefinisikan hakikat pemasalahan yang dihadapi dan mengundang pemecahan. b. Mengumpulkan data yang relevan. c. Menganalisis data. d. Menentukan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh. e. Menganalisis berbagai alternatif. f. Memilih salah satu alternatif. g. Pelaksanaan keputusan. h. Evaluasi hasil pelaksanaan.
  • 3.
    Definisi Permasalahan yangDihadapi. Ditinjau dari segi strategi perusahaan, yang dimaksud dengan “permasalahan” ialah menentukan posisi perusahaan di masa kini dan di masa akan datang dalam memproduksi barang atau jasa sehingga perusahaan yang bersangkutan mampu bersaing dengan pesaing lain yang memasarkan produk sekaligus mampu bertumbuh dan berkembang dalam kondisi lingkungan eksternal. Pengumpulan Data. Teori pengambilan keputusan menekankan bahwa proses pengambilan keputusan memerlukan “bahan pendukung” yang disebut data. Berbagai data yang diperlukan dalam pengambilan keputusan menyangkut jenis-jenis proses yang terjadi dalam perusahaan, seperti proses manajerial, proses fungsional, proses teknis dan bahkan proses operasional.
  • 4.
    Analisis Data. Datahanya merupakan bahan baku yang masih harus diolah sehingga berubah sifatnya menjadi informasi karena informasilah yang memiliki nilai intrinsik dimaksud. Informasi yang bermutu tinggi dan bermanfaat sebagai pendukung pengambilan keputusan harus memiliki berbagai ciri seperti : a. Kemutakhiran b. Relevansi c. Kelengkapan d. Dapat dipercaya e. Disimpan sedemikian rupa sehingga mudah ditelusuri apabila tiba waktunya untuk digunakan
  • 5.
    Penentuan Berbagai Alternatif.Untuk menentukan beberapa jumlah alternatif yang sebaiknya dipilih dan dianalisis, para pakar mengetengahkan pendekatan sebagai berikut : 1. Jika permasalahan yang dihadapi bersifat repetitif 2. Jika permasalahan yang dihadapi menyangkut segi- segi teknis dan operasional 3. Sebaliknya, jika permasalahan yang dihadapi merupakan permasalahan yang baru pertama kali timbul dan belum pernah dialami sebelumnya 4. Jika permasalahan yang dihadapi bukan merupakan akibat goncangan yang terjadi pada lingkungan
  • 6.
    Analisis Berbagai Alternatif.Pemilihan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh dilaksanakan, dapat dinyatakan bahwa setiap alternatif terpilih memiliki “kekuatan” dan “kelemahan” sendiri yang juga perlu dikenali secara benar. Pemilihan Salah Satu Alternatif. Dalam kaitan ini harus ditekankan bahwa pilihan dijatuhkan pada alternatif yang kelihatannya terbaik. Penekanan ini sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Pelaksanaan Keputusan. Tepat tidaknya keputusan yang diambil “diuji” pada waktu dilaksanakan. Kriteria dasarnya harus dikaitkan dengan maksud dan tujuan diambilnya keputusan tersebut.
  • 7.
    Evaluasi hasil pelaksanan.Setiap keputusan yang diambil pada hakikatnya bersifat tentatif, artinya manajemen perlun melakukan penilaian apakah keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat atau tidak. Pengambilan keputusan perlu melakukan peninjauan ulang yang terbagi atas 2 faktor, yaitu: a. Faktor Psikologis, dalam arti “takut kehilangan muka” jika harus meninjau kembali sesuatu keputusan yang pernah diambilnya, b. Ketakutan bahwa tindakan seperti itu akan diinterpretasikan oleh berbagai pihak sebagai cermin ketidakmampuan manajer yang bersangkutan.