TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikutipembelajaran ini, peserta didik diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian, fungsi, dan bagian-bagian dari jangka sorong dengan
tepat.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis jangka sorong berdasarkan bentuk dan penggunaannya.
3. Menganalisis cara kerja jangka sorong dan prinsip skala utama serta skala nonius.
4. Membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,05
mm secara tepat.
5. Melakukan pengukuran panjang, diameter luar, diameter dalam, dan kedalaman
suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong sesuai prosedur.
6. Menunjukkan sikap teliti, hati-hati, dan bertanggung jawab dalam menggunakan
dan merawat jangka sorong.
7. Merefleksikan pentingnya ketelitian dalam proses pengukuran untuk menunjang
kualitas kerja di bidang teknik dan otomotif.
3.
A. Sejarah danPengertian Jangka
Sorong
 Jangka sorong pertama kali ditemukan pada tahun 1631 oleh seorang
berkebangsaan prancis bernama Pierre Vernier. Jangka sorong merupakan alat ukur
panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0.1 mm
atau 0.01 cm. (Agustiana dan Tika, 2013). Jangka sorong memiliki berbagai ukuran
dengan rentang pengukuran dari 100 mm hingga 3000 mm (4 inci sampai 120 inci).
(Flack, 2014:6)
 Jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur bagian dalam dan luas suatu
benda terdiri dari bilah utama atau bilah yang dibagi dalam mm dan suatu bilah
pembantu yang dibagi 100. Seratus garis pada bilah pembantu sama dengan 49
milimeter pada bilah utama sehingga setiap garis = mm. Bila suatu garis bilah
pembantu berimpit dengan suatu tanda pada skala utama, maka harga ukurnya
adalah jumlah skala dihitung dari angka 0×0.02 mm. (Poerwanto dkk, 2012:79)
1. Skala utama
Skala utama merupakan pembagian vernier untuk memperoleh
pengukuran yang baik.
6.
2. Skala vernier(nonius)
 Skala vernier (nonius) merupakan pembagian sama panjang pada
jangka sorong yang ditandai dengan satuan pengukuran.
7.
3. Rahang tetap
Rahang tetap merupakan bagian runcing di ujung penggaris yang menyokong benda
yang diukur; benda diletakkan diantara dua rahang yang dirapatkan. Terdapat dua
rahang tetap, yakni rahang tetap atas dan rahang tetap bawah
8.
4. Rahang gerak
Rahang gerak merupakan bagian runcing yang dipasang di ujung
vernier yang dapat bergeser sepanjang penggaris ke objek yang
diukur.Terdapat dua rahang gerak, yakni rahang gerak atas dan
rahang gerak bawah.
9.
5. Kunci peluncur
Kunci peluncur berfungsi untuk menjaga pengukuran yang
diperoleh.
10.
6. Kunci penggerakhalud
 Kunci penggerak halus berfungsi untuk mengatur posisi rahang
secara halus.
11.
7. Ruler (ekor)
Peralatan berskala di ujung rahang untuk mengukur ketebalan atau
kedalam sebuah benda. (Corbell dan Archambault, 2011:700)
12.
C. Jenis-jenis JangkaSorong
 1. Jangka Sorong manual
Jangka sorong manual adalah alat ukur yang menggabungkan skala
utama, skala vernier, rahang tetap dan rahang gerak. (Flack, 2014:6)
13.
2. Jangka sorongarloji
Jangka sorong arlogi adalah jenis jangka sorong yang menggunakan sistem
analog dengan jarum (seperti arloji) untuk menunjukkan hasil pengukuran. Alat
ini juga dikenal dengan nama lain dial caliper.
14.
3. Jangka sorongdigital
Jangka sorong digital adalah alat ukur presisi yang digunakan untuk mengukur panjang, diameter
luar, diameter dalam, dan kedalaman suatu benda kerja, dengan hasil pengukuran ditampilkan
langsung dalam bentuk angka digital pada layar LCD.
15.
D. Kegunaan atauManfaat
Jangka Sorong
Ada tiga kegunaan atau manfaat dari jangka sorong yaitu:
1. Untuk mengukur dimensi luar sebuah benda
2. Untuk mengukur dimensi dalam sebuah benda
3. Untuk mengukur kedalaman sebuah benda
16.
E. Prinsip KerjaJangka Sorong
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menggunakan jangka sorong
adalah:
1. Tutup rapat rahang tetap dan rahang geser pastikan agar kedudukan skala
berada di nol.
2. Letakkan benda tepatnya ditengah tempat ukur.
3. Agar skala tidak berubah-ubah, kuncilah jangka sorong dengan cara
memutar bagian kunci peluncur.
4. Setelah terkunci lepaskan benda dari pengukur jangka sorong. Kemudian
baca pada skala utama dan skala nonius dengan cara mencari garis angka
yang segaris antara skala utama dan skala nonius.
17.
F. Konsep FisikaJangka Sorong
Suatu Pengukuran yang akurat dan presisi sangat bergantung pada
metode pengukuran dan alat ukur. Hasil yang baik akan berarti atau
bermanfaat jika pengolahan dilakukan secara tepat. (Hikam,Prasetyo
dan Saleh, 2005:15).
Secara umum, konsep alat ukur dapat digambarkan dalam dua
kategori pokok pertama operasi dan daya guna dilihat dari unsur-
unsur fungsional sistem alat ukur, dan kedua dilihat dari karakteristik
statis dan dinamisnya.
18.
G. Cara MembacaHasil
Pengukuran pada Jangka Sorong
Hasil pengukuran ini sebesarcm. cara mendapatkan hasil pengukuran ini adalah dengan cara
sebagai berikut:
1. Amati dan baca skala utamanya adalah 1,4 cm
2. Skala nonius yang berimpit tegak lurus dengan satu tanda skala utama adalah garis ke-sepuluh
3. Mengingat tingkat ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm, maka nilai lebih adalah 10 x 0,1 mm
= 1 mm = 0,1 cm
4. Jadi, bacaan jangka sorong adalah 1,4 cm ditambah 0,1 cm sama dengan 1,5 cm.
19.
H. Cara MerawatJangka Sorong
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan jangka sorong adalah sebagai berikut:
1. Gerakan rahang ukur gerak (jalan) harus dapat meluncur dengan kelicinan (gesekan) tertentu
sesuai dengan standar yang diijinkan dan jalannya rahang ukur harus tidak bergoyang.
2. Sebaiknya jangan mengukur benda ukur dengan hanya bagian ujung dari kedua rahang ukur
tetapi sebisa mungkin benda harus agak masuk kedalam.
3. Harus dipastikan bahwa posisi nol dari skala ukur dan kesejajaran muka rahang benar-benar
tepat.
4. Pada waktu melakukan penekanan kedua rahang ukur pada benda ukur harus diperhatikan
gaya penekannya. Terlalu kuat menekan kedua rahang ukur akan menyebabkan
kebengkokan atau ketidaksejajaran rahang ukur. Disamping itu, jika terlalu kuat menekan
rahang ukur dapat menyebabkan benda ukur mudah berubah bentuk serta dapat
menimbulkan penyimpangan hasil pengukuran.
5. Sebaiknya jangan membaca skala ukur pada saat benda ukur masih berada pada jangka
sorong. Kunci dulu peluncurnya baru dilepas lepas benda ukurnya kemudian baru dibaca
skala ukurnya dengan posisi pembacaan yang benar.
6. Jangan lupa, setelah jangka sorong selesai digunakan dan akan disimpan pada tempatnya,
kebersihan jangka sorong harus dijaga dengan cara membersihkannya memakai alat-alat
pembersih yang telah dissediakan misalnya tisuue, dan sejenisnya. (Wagiran, 2009:8)
20.
I. Aplikasi TeknologiJangka Sorong
Terbaru
Jangka Sorong Digital
Pada 1851 Joseph R. Brown pertama kali memeprodeuksi
jangka sorong digital secara masal untuk memenuhui
kebutuhan diberbagai bidang teknisi dan mesin.hingga saat ini
jangka sorong yang paling modern (canggih) adalah jangka
sorong digital. Pada saat menggunakan jangka sorong digital
kita tidak perlu repot mempelajari bagaimana cara membaca
atau cara perhitungan pada jangka sorong tetapi kita hanya
perlu melakukan pengukuran dengan benar dan lihat berapa
hasil dari pengukuran tersebut. Jangka sorong digital umumnya
menggunakan encoder linier sebagai sistem deteksi
perpindahannya. Encoder linier ini bisa bersifat kapasitif, induktif
atau magnetic. Kelebihan jangka sorong digital adalah ini
adalah kemudahan membaca operasi dan fungsi yang
disempurnakan. (Flack, 2014:11). Jangka sorong digital memiliki
ketelitian 0.01 mm atau setara dengan 0.001 cm.
21.
Prinsip kerja jangkasorong digital
diantaranya:
1. Tutup rahang dan atur caliper nol.
2. Buka calliper dengan panjang yang lebih besar dari ukuran objek
yang akan diukur.
3. Letakkan benda kerja pada rahang tetap. Benda harus sedekat
mungkin dengan skala utama.
4. Sejajarkan rahang dengan benda yang akan diukur dan geser
rahang gerak sehingga benda kerja terjepit. Jangan menggunakan
kekuatan berlebihan untuk menghindari distorsi.
5. Catat pembacaan calliper
6. Periksa ulang bacaan nol. Jika nol salah, ini mungkin pertanda bahwa
serpihan kotoran benda kerja menyumbat caliper. Bersihkan dan
ulangi pengukura dari langkah satu. (Flack, 2014:16).
22.
KESIMPULAN
 Jangka sorongadalah salah satu alat ukur presisi yang digunakan untuk
mengukur panjang, diameter luar, diameter dalam, dan kedalaman benda
kerja dengan ketelitian tinggi hingga 0,05 mm atau bahkan lebih kecil. Alat ini
terdiri dari dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius (vernier), yang
memungkinkan pengukuran lebih akurat dibandingkan penggaris biasa.
 Penggunaan jangka sorong sangat penting dalam dunia teknik, terutama
dalam bidang otomotif dan manufaktur, karena presisi ukuran sangat
menentukan kualitas dan fungsi komponen mesin. Dengan memahami cara
membaca skala utama dan skala nonius, siswa dapat menentukan hasil
pengukuran secara tepat.
 Pemahaman yang baik terhadap bagian-bagian jangka sorong, fungsi masing-
masing rahang, dan langkah-langkah penggunaannya akan membantu siswa
melakukan pengukuran dengan benar dan efisien. Ketelitian, ketekunan, serta
kebiasaan merawat alat ukur juga menjadi bagian dari pembelajaran
keterampilan teknik yang harus dikuasai oleh siswa SMK.