CAD/CAM 1
Pemberian Ukuran Dimensi
Teknik Industri Otomotif
Politeknik STMI Jakarta
Tujuan Pembelajaran :
• Menggunakan teknik-teknik pemeberian dimensi untuk
menguraikan dan bentuk secara baik pada gambar teknik.
• Membuat dan membaca gambar pada skala yang
ditentukan.
• Menciptakan gambar dengan menggunakan skala metrik,
teknik, dan arsitek.
• Secara baik menempatkan garis ukur, garis perpanjangan,
sudut, dan catatan gambar.
• Mengenal sistem pemberian dimensi sebaris dan searah.
• Memberi dimensi lingkaran, busur dan permukaan condong.
• Menggunakan lambang pengerjaan akhir dan catatan pada
gambar.
ATURAN-ATURAN DASAR MEMBERI UKURAN
4
5
ATURAN² DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN
• Untuk menentukan ukuran sebuah dimensi linier, ditarik garis-
garis bantu melalui batas gambar pandangan benda, dan garis
ukurnya ditarik tegak lurus (ada pengecualian pada khasus
tertentu) pada garis bantu.
• Sebuah garis ukur dengan mata panahnya menunjukkan
besarnya ukuran dari suatu permukaan atau garis sejajar dengan
garis ukur. Garis bantu dan garis ukur digambar dengan garis
tipis.
• Garis bantu ditarik sedikit melebihi garis ukur kira-kira 2 mm.
• Garis bantu dapat digambarkan berjarak dengan garis gambar
sedikit, untuk dapat mempermudah membedakan garis gambar
dengan garis bantu.
GARIS UKUR DAN GARIS BANTU
ATURAN² DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN
❖ Angka ukur atau huruf-huruf harus digambar dengan jelas pada
gambar aslinya maupun pada salinan gambar yang diperkecil.
❖ Angka dan huruf harus diletakkan ditengah-tengah dan sedikit di
atas garis ukur.
❖ Angka ukur horizontal harus terletak diatas garis ukur dan angka
ukur vertikal terletak sebelah kiri garis ukur.
❖ Tekadang ada yang melakukan seperti memutus garis ukur
vertikal ditengah-tengah untuk menempatkan angka. Dengan
demikian semua angka dapat dibaca dari bawah kertas gambar.
(Cara ini tidak dipakai di Indonesia).
TINGGI DAN ARAH ANGKA UKUR
ATURAN² DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN
❖ Angka ukur yang tidak horizontal dan vertikal harus ditulis sesuai
garis ukurnya. Sedapatnya ukuran-ukuran jangan diletakkan di
daerah yang diarsir pada gambar yaitu daerah antara sudut 30°.
❖ Untuk ukuran sudut ditulis seperti pada gambar (a) dan (b),
garis ukur yang dibuat berupa garis lengkung.
❖ Azaz dasar yang harus dipertahankan di sini adalah angka selalu
harus ditulis di atas garis ukur, kecuali pada gambar (b).
TINGGI DAN ARAH ANGKA UKUR
ATURAN² DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN
❖ Ujung dan pangkal dari garis
ukur harus menunjukkan
dimana garis ukur mulai dan
berhenti.
❖ Ada tiga cara untuk
menunjukan :
UJUNG DAN PANGKAL GARIS UKUR
a. Dengan dua anak panah
tertutup
b. Garis miring (umumnya
digunakan oleh bidang sipil
dan arsitektur, untuk bidang
pemesinan tidak
dipergunakan cara seperti
ini).
c. Ujung titik dipakai bilamana
tidak cukup tempat untuk
menempatkan anak panah.
Umumnya digunakan pada
ukuran berantai atau
pangkal ukuran beruntun.
ATURAN² DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN
❖ Ada Beberapa cara untuk menuliskan
ukuran dan toleransinya :
UKURAN DAN TOLERANSINYA
a) Ukuran dengan toleransinya, yang
ditentukan dalam ISO 2768
“Penyimpangan ukuran yang dilazimkan
pada pengerjaan dengan mesin tanpa
penentuan toleransinya”.
b) Ukuran dengan ketentuan toleransi linier
c) Ukuran dengan lambang toleransi, yang
menentukan toleransi, sesuai ISO/R286 “
Sistem ISO tentang batas dan suaian :
Bagian I Umum, Toleransi dan
penyimpangan”.
d) Ukuran teoritis tepat tanpa toleransi linier, yang ditentukan oleh ISO
1101/I “Toleransi bentuk dan posisi: Bagian I Umum, Penunjukan
dalam gambar”. Dalam hal ini toleransi posisi harus diterapkan pada
posisi yang sebenarnya, yang telah ditentukan oleh ukuran ini.
e) Ukuran yang biasanya tanpa toleransi; dipakai hanya sebagai bahan
informasi. Ini disebut dimensi referensi dan tidak menentukan operasi
produksi atau pemeriksaan.
ATURAN² DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN
1. Ukuran Dimensi Fungsional (F) adalah ukuran yang diperlukan untuk fungsi
dari bagian atau komponen, umpamanya bagian-bagian yang disusun, cara
kerja dari bagian, dsb.
2. Ukuran Dimensi Tidak Fungsional (NF) adalah ukuran yang tidak langsung
mempengaruhi fungsi secara prinsipil.
3. Ukuran Dimensi Tambahan adalah dimensi referensi. Ukuran ini diberikan
dalam tanda kurung tanpa toleransi, hanya sebagai bahan informasi.
DIMENSI FUNGSIONAL, DIMENSI TIDAK FUNGSIONAL DAN DIMENSI TAMBAHAN
❖ Pada gambar dibawah diperlihatkan sebuah tuas (link) yang dihubungkan
pada sebuah benda dengan sebuah pen. Sesuai fungsi dari susunan tersebut,
ukuran-ukuran dibagi dalam golongan-golongan :
CARA - CARA
MEMBERI UKURAN
CARA - CARA MEMBERI UKURAN
❖ Pada dasarnya ukuran-ukuran linier harus
diperinci oleh garis bantu, garis ukur dan
angka ukur.
❖ Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit
untuk menempatkan anak panah, anak
panah dapat digantikan dengan titik atau
garis miring.
❖ Dalam hal ini dianjurkan membuat gambar
ditel yang diperbesar. Dengan demikian
ukuran dapat diberikan dengan jelas pada
gambarnya.
MEMBERIKAN UKURAN DIMENSI LINIER
❖ Dalam beberapa hal garis
ukur dapat langsung
ditarik antara garis
gambar tanpa garis
bantu. Garis gambar atau
garis sumbu dapat
digunakan sebagai garis
bantu, tetapi tidak boleh
dipakai sebagai garis
ukur.
CARA - CARA MEMBERI UKURAN
MEMBERIKAN UKURAN BAGIAN YANG HARUS DIKERJAKAN SECARA KHUSUS
❖ Untuk bagian-bagian seperti lubang yang dibor, lubang yang diream, dsb,
diberi ukuran dengan garis petunjuk, beserta ukuran dan catatannya.
❖ Garis petunjuk harus berujung anak panah, yang *berakhir pada titik
potong antara garis sumbu dan garis gambar untuk gambar berbentuk
silinder (a) dan *berakhir pada garis gambar untuk gambar melingkar (b
dan c).
❖ Garis petunjuk harus ditarik miring dan dianjurkan membentuk kemiringan
kira-kira 60° dengan garis horizontal.
❖ Garis petunjuk juga digunakan untuk memberi nomor bagian atau untuk
memberikan keterangan tentang pengerjaan khusus, dsb. Dalam hal ini
*jika garis penunjuk berakhir pada garis gambar digunakan anak panah
(d) dan *jika berakhir pada di dalam gambar digunakan titik (e).
CARA - CARA MEMBERI UKURAN
ANGKA-ANGKA UKUR
❖ Angka-angka dan huruf-huruf harus diletakkan tengah-tengah
dan sedikit diatas garis ukur (a).
❖ Angka ukur tidak boleh dipotong atau dipisahkan oleh garis
gambar lain, jika dianggap perlu angka ukur boleh ditempatkan
di pinggir agar jelas (b).
❖ Untuk angka ukur yang harus ditempatkan pada gabian yang
diarsir, arsiran harus dihilangkan untuk memberikan tempat
penulisan angka (c).
CARA - CARA MEMBERI UKURAN
ANGKA-ANGKA UKUR
❖ Dalam keadaan-keadaan tertentu angka ukur dapat ditempatkan
agak dekat pada salah satu anak panah, untuk mencegah
bertumpukknya angka-angka ukur dan jika terdapat banyak
ukuran garis ukurnya boleh ditarik hanya sebagian (khusus
ukuran diameter atau yang memiliki garis sumbu) (d).
❖ Pada bagian-bagian yang sempit angka ukurnya dapat
ditempatkan di luar garis ukur, dengan memperpanjang garis
ukurnya, lebih diutamakan memperpanjang ke selah kanan dan
angka ukurnya di tulis di atas garis perpanjangannya (e).
CARA - CARA MEMBERI UKURAN
MEMBERI UKURAN BENDA YANG TIRUS
❖ Pada benda atau bagian benda yang memiliki kemiringan yang
sedikit, garis-garis bantu horizontal maupun vertikal menjadi
tidak jelas. Dalam hal ini garis-garis bantu digambarkan miring
dan sejajar (a).
GARIS – GARIS BANTU KHUSUS
❖ Jika dua bidang miring berpotongan dan bagian yang lancip ini
kemudian dibulatkan atau dipotong, ukuran harus diberikan
dengan bantuan garis bantu khusus (b).
❖ Garis bantu khusus adalah garis-garis perpanjangan bidang-
bidang miring yang bersangkutan. Titik potong dari garis-garis
bantu khusus yang akan menetukan ukuran yang menetukan
bentuk benda.
CARA - CARA MEMBERI UKURAN
MEMBERI UKURAN TALI BUSUR, BUSUR DAN SUDUT
❖ Pada tali busur garis bantunya sejajar dan garis ukurnya lurus
dan tegak lurus pada garis bantu (a).
❖ Pada busur garis bantunya sejajar dan garis ukurnya berbentuk
lengkung, sejajar dengan busurnya (b).
❖ Untuk ukuran sudut ditempatkan di atas garis ukur yang
berbentuk lengkung dan garis bantunya adalah perpanjangan
sisi-sisi sudut (c).
CARA - CARA MEMBERI UKURAN
HURUF DAN LAMBANG YANG DITAMBAHKAN PADA ANGKA UKUR
❖ LAMBANG DIAMETER “Ø”
Lambang diameter diletakkan
di depan angka ukur dan
sekaligus menyatakan bentuk
permukaan yang
bersangkutan. Lambang ini
harus ditulis sama besar
dengan angka ukur.
❖ LAMBANG BUJUR
SANGKAR “[]“
Bentuk benda bujur sangkar
hanya dapat diperlihatkan
pada pandangan tertentu
saja. Jika bentuknya tidak
jelas dari gambar, maka
dengan memberikan
lamnbang bujur sangkar “[]”
dapat digunakan.
CARA - CARA MEMBERI UKURAN
HURUF DAN LAMBANG YANG DITAMBAHKAN PADA ANGKA UKUR
❖ LAMBANG JARI-JARI “R”
a. Ukuran busur ditentukan oleh jari-jari.
Jari-jari ini merupakan garis ukur dimana
angka ukurnya harus diletakkan, dengan
huruf “R” di depannya.
b. Dalam hal ini garis ukur hanya
mempunyai satu anak panah dan ujung
lain adalah titik pusat busur tersebut.
c. Untuk jari-jari yang besar dimana titik
pusatnya terletak di luar kertas gambar
dapat dilakukan pemotongan garis
ukurnya dan titik pusat sebenarnya tidak
perlu tunjukkkan.
d. Untuk garis ukurnya terlalu pendek angka
ukur dapat ditempatkan pada
perpanjangan garis ukur, anak panah
garis ukur diletakkan didalamnya untuk
perpanjang ke dalam dan diletakkan di
luar untuk perpanjangan ke luar.
CARA - CARA MEMBERI UKURAN
HURUF DAN LAMBANG YANG DITAMBAHKAN PADA ANGKA UKUR
❖ LAMBANG BOLA “SR” atau “SØ”
Jari-jari atau diameter dari bola yang digambar hanya tampak sebagai
lingkaran atau busur lingkaran, untuk menjelaskan gamabr bola dituliskan
“SR” untuk ukuran jari-jari bola dan “SØ” untuk diameter bola.
❖ LAMBANG KEMIRINGAN (CHAMFER) “ a X 45° ”
a. Kemiringan yaitu bagian ujung benda yang
dipotong miring. Biasanya dengan sudut 45°,
ukurannya dicantumkan sebagai “a X 45° “.
Dengan a adalah dalamnya pemotongan.
b. Untuk standar JIS penulisan kemiringan
digunakan huruf “C” di depan ukuran dalam
pemotongan . Huruf “C” ini diambil dari
huruf pertama dari kata “Chamfer “ yang
artinya dipotong miring.
CARA - CARA MEMBERI UKURAN
HURUF DAN LAMBANG YANG DITAMBAHKAN PADA ANGKA UKUR
❖ LAMBANG TEBAL “ t ”
Untuk memberikan ukuran benda-benda tipis,
seperti plat dsb, pada umumnya kesulitan ruang
dalam penempatan angka ukurnya. Oleh karena
itu dapat dipakai lambang “t” di depan angka
ukur yang ditempatkan di dalam gambar atau
dekat gambar.
Lambang ini juga ditentukan oleh standar JIS,
lambang “t” diambil dari huruf pertama
“thickness” yang artinya tebal.
CARA - CARA MEMBERI UKURAN
LAMBANG JARI - JARI TANPA ANGKA
UKUR
❖ Ukuran jari-jari tersebut dapat
dijelaskan hanya dengan lambang “R”
saja tanpa diikuti oleh angka ukur (Hal
ini biasanya tidak dilakukan. Sebagai
contoh diambil gambar dari alur pasak.
MEMBERIKAN UKURAN YANG
DISEDERHANAKAN OLEH HURUF
REFERENSI
❖ Untuk tidak mengulang-ulang ukuran
yang sama atau untuk menghidari garis-
garis penunjuk yang panjang,
dipergunakan huruf-huruf referensi,
yang ditabelkan atau diberi catatan.
(cara ini sangat berguna untuk
pengerjaan dengan mesin N.C)
DASAR-DASAR UMUM
UNTUK MEMBERI
UKURAN
DASAR² UMUM UNTUK MEMBERI UKURAN
PANDANGAN YANG TERUTAMA DIBERI UKURAN
❖ Ukuran-ukuran harus ditempatkan pada pandangan atau potongan
yang memberikan bentu benda kerja yang paling jelas.
❖ Pada umumnya pandangan depan menunjukkan khas atau fungsi
benda. Oleh karena itu ukuran-ukuran harus ditempatkan sebanyak
mungkin pada pandangan depan.
❖ Untuk ukuran-ukuran lain yang tidak dapat ditempatkan pada
pandangan depan dapat ditempatkan pada pandangan-pandangan
lain seperlunya.
UKURAN ² dan
TOLERANSI ISO
Untuk Toleransi Linier dan
sudut lihat
ISO/R 406
Untuk Toleransi Geometri lihat
ISO 1101
Untuk Toleransi yang tidak
dinyatakan
atau Toleransi Umum lihat
ISO 2768
DASAR² UMUM UNTUK MEMBERI UKURAN
UKURAN – UKURAN DALAM GAMBAR
❖ Semua ukuran, toleransi dan keterangan yang
diperlukan untuk dapat menjelaskan cara kerja
benda kerja ataupun keterangan mengenai letak
komponen satu terhadap yang lainnya secara
lengkap, harus ditempatkan pada gambar
selengkap-lengkapnya.
❖ Ukuran-ukuran yang diperlukan untuk pembuatan
atau pemeriksaan harus jelas dan teperinci, agar
tidak perlu menghitung dan akan menghemat
waktu dalam memproduksi atau pengerjaannya.
(gambar 1,2,3,4 langkah pengerjaan)
❖ Dalam hal ini konsep ukuran fungsional harus
diterapkan, sesuai dengan toleransi yang
dibutuhkan. Pada gambar (a) nilai toleransi 0,01
untuk panjang 15 merupakan persyaratan
fungsional. Begitu juga Pada gambar (b)
persyaratan fungsional yang diperlihatkan memiliki
toleransi yang lebih ketat lagi.
DASAR² UMUM UNTUK MEMBERI UKURAN
GARIS UKUR DAN GARIS BANTU
❖ Garis sumbu, garis simetri dan garis gambar tidak boleh dipakai
sebagai garis ukur (gbr 1.), tetapi dapat dipergunakan sebagai
garis bantu (gbr 2.).
❖ Jika garis sumbu atau garis gambar diperpanjang untuk dipakai
sebagai garis bantu, garis perpanjangan tersebut harus ditarik
dengan garis tipis.
❖ Garis bantu dan garis ukur tidak boleh saling memotong, kecuali
bila hal tersebut tidak dapat dihindarkan (gbr 3.).
❖ Jika beberapa ukuran dinyatakan berturut-turut, garis ukur
demikian sedapatnya harus diletakkan segaris (gbr 4. dan gbr 5.).
❖ Jika terdapat beberapa garis ukur sejajar, tiap garis ukur harus
diletakkan dengan jarak yang sama, dengan ukuran yang terkecil
harus berada paling dalam, sehingga garis-garis bantu dan ukur
tidak saling berpotongan (gbr 6a.).
❖ Untuk menghemat tempat atau jika ruang gambar sempit, angka
ukurannya dapat diletakkan kiri kanan dari garis sumbu dan garis
ukurnya dapat ditarik sebagian saja ngan jarak yang lebih kecil
(gbr 6b.).
DASAR² UMUM UNTUK MEMBERI UKURAN
DASAR² UMUM UNTUK MEMBERI UKURAN
UKURAN DARI BAGIAN YANG SIMETRIS
Bagian-bagian yang digambar dengan garis
sumbu yang sama mengandung persyaratan
simetris dan ketelitian yang diizinkan untuk
pengerjaannya. Jika ketelitian suatu mesin
tidak mencukupi, perlu ditambahkan ukuran
toleransi simetri geometri ( lihat ISO/1101).
Memberi ukuran pada benda simetris
diperlihatkan gbr. disamping.
UKURAN DENGAN MEMPERLIHATKAN PROSES PEMBUATAN
Ukuran-ukuran yang berhubungan satu sama lain sedapat mungkin
harus diperinci bersama. Umpamanya ukuran pada flens dianjurkan
untuk menempatkan ukuran diameter lingkaran jarak dan ukuran
lubang baut bersama-sama pada gambar pandangan yang
menunjukkan
lingkaran jarak.
DASAR² UMUM UNTUK MEMBERI UKURAN
UKURAN – UKURAN TERHADAP BIDANG REFERENSI
❖ Jika sebuah benda mempunyai
sebuah bidang referensi sebagai
patokan pembuatan atau perakitan ,
ukuran-ukurannya harus dinyatakan
terhadap garis refernsi tersebut.
❖ Jika diperlukan penunjukan bidang
referensi secara khusus, perkataan
“Bidang Referensi” harus dituliskan
pada bidang bersangkutan.
DASAR² UMUM UNTUK MEMBERI UKURAN
SUSUNAN UKURAN
❖ UKURAN BERANTAI
Ukuran berantai hanya boleh diterapkan, bilamana
kemungkinan pengumpulan toleransi tidak akan
mempengaruhi persyaratan fungsional dari benda
bersangkutan, (lihat gbr a.)
❖ UKURAN SEJAJAR
Pemberian ukuran secara sejajar mempergunakan
ukuran-ukuran terpisah untuk tiap elemen terhadap
suatu garis referensi atau titik dasar , (lihat gbr b.)
❖ UKURAN –UKURAN BERIMPIT/BERURUTAN
Untuk menyederhanakan gambar ukuran-ukuran
beberapa unsur dapat ditumpangkan satu pada yang
lain. Titik pangkal yang menunjukkan garis atau
bidang referensi harus dilingkari. Angka ukurnya
harus diletakkan dekat anak panah searah dengan
garis bantu bersangkutan.
❖ UKURAN-UKURAN KOMBINASI/GABUNGAN
Ukuran-ukuran kombinasi terjadi akibat penggunaan
ukuran berantai dan sejajajr bersama-sama.
DASAR² UMUM UNTUK MEMBERI UKURAN
SUSUNAN UKURAN
❖ PEMBERIAN UKURAN DENGAN KOORDINAT
Untuk proses-proses pembuatan tertentu kadang-kadang lebih
menguntungkan bila dipergunakan ukuran rehimpit dalam dua arah.
Titik nol dasar bersama dapat berupa tepi dari benda, titik pusat dari
sebuah lubang atau sembarang unsur yang menonjol.
Dalam hal tertentu penggunaan tabel kooordinat yang mengacu pada satu
titi pusat dapat dilakukan .
33
Between .04 and .10 inch is usually allowed on small castings and forgings
for each surface that requires finishing.
34
DIMENSIONING FLAT TAPERS& KNURLING.
35
36
LATIHAN
37
LATIHAN
38
LATIHAN
39
LATIHAN
40
LATIHAN
41
LATIHAN
42
LATIHAN
43
SEKIAN
TERIMA
KASIH

Pemberian Ukurangygyygygygygygggygyg.pdf

  • 1.
    CAD/CAM 1 Pemberian UkuranDimensi Teknik Industri Otomotif Politeknik STMI Jakarta
  • 2.
    Tujuan Pembelajaran : •Menggunakan teknik-teknik pemeberian dimensi untuk menguraikan dan bentuk secara baik pada gambar teknik. • Membuat dan membaca gambar pada skala yang ditentukan. • Menciptakan gambar dengan menggunakan skala metrik, teknik, dan arsitek. • Secara baik menempatkan garis ukur, garis perpanjangan, sudut, dan catatan gambar. • Mengenal sistem pemberian dimensi sebaris dan searah. • Memberi dimensi lingkaran, busur dan permukaan condong. • Menggunakan lambang pengerjaan akhir dan catatan pada gambar.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6.
    ATURAN² DASAR UNTUKMEMBERI UKURAN • Untuk menentukan ukuran sebuah dimensi linier, ditarik garis- garis bantu melalui batas gambar pandangan benda, dan garis ukurnya ditarik tegak lurus (ada pengecualian pada khasus tertentu) pada garis bantu. • Sebuah garis ukur dengan mata panahnya menunjukkan besarnya ukuran dari suatu permukaan atau garis sejajar dengan garis ukur. Garis bantu dan garis ukur digambar dengan garis tipis. • Garis bantu ditarik sedikit melebihi garis ukur kira-kira 2 mm. • Garis bantu dapat digambarkan berjarak dengan garis gambar sedikit, untuk dapat mempermudah membedakan garis gambar dengan garis bantu. GARIS UKUR DAN GARIS BANTU
  • 7.
    ATURAN² DASAR UNTUKMEMBERI UKURAN ❖ Angka ukur atau huruf-huruf harus digambar dengan jelas pada gambar aslinya maupun pada salinan gambar yang diperkecil. ❖ Angka dan huruf harus diletakkan ditengah-tengah dan sedikit di atas garis ukur. ❖ Angka ukur horizontal harus terletak diatas garis ukur dan angka ukur vertikal terletak sebelah kiri garis ukur. ❖ Tekadang ada yang melakukan seperti memutus garis ukur vertikal ditengah-tengah untuk menempatkan angka. Dengan demikian semua angka dapat dibaca dari bawah kertas gambar. (Cara ini tidak dipakai di Indonesia). TINGGI DAN ARAH ANGKA UKUR
  • 8.
    ATURAN² DASAR UNTUKMEMBERI UKURAN ❖ Angka ukur yang tidak horizontal dan vertikal harus ditulis sesuai garis ukurnya. Sedapatnya ukuran-ukuran jangan diletakkan di daerah yang diarsir pada gambar yaitu daerah antara sudut 30°. ❖ Untuk ukuran sudut ditulis seperti pada gambar (a) dan (b), garis ukur yang dibuat berupa garis lengkung. ❖ Azaz dasar yang harus dipertahankan di sini adalah angka selalu harus ditulis di atas garis ukur, kecuali pada gambar (b). TINGGI DAN ARAH ANGKA UKUR
  • 9.
    ATURAN² DASAR UNTUKMEMBERI UKURAN ❖ Ujung dan pangkal dari garis ukur harus menunjukkan dimana garis ukur mulai dan berhenti. ❖ Ada tiga cara untuk menunjukan : UJUNG DAN PANGKAL GARIS UKUR a. Dengan dua anak panah tertutup b. Garis miring (umumnya digunakan oleh bidang sipil dan arsitektur, untuk bidang pemesinan tidak dipergunakan cara seperti ini). c. Ujung titik dipakai bilamana tidak cukup tempat untuk menempatkan anak panah. Umumnya digunakan pada ukuran berantai atau pangkal ukuran beruntun.
  • 10.
    ATURAN² DASAR UNTUKMEMBERI UKURAN ❖ Ada Beberapa cara untuk menuliskan ukuran dan toleransinya : UKURAN DAN TOLERANSINYA a) Ukuran dengan toleransinya, yang ditentukan dalam ISO 2768 “Penyimpangan ukuran yang dilazimkan pada pengerjaan dengan mesin tanpa penentuan toleransinya”. b) Ukuran dengan ketentuan toleransi linier c) Ukuran dengan lambang toleransi, yang menentukan toleransi, sesuai ISO/R286 “ Sistem ISO tentang batas dan suaian : Bagian I Umum, Toleransi dan penyimpangan”. d) Ukuran teoritis tepat tanpa toleransi linier, yang ditentukan oleh ISO 1101/I “Toleransi bentuk dan posisi: Bagian I Umum, Penunjukan dalam gambar”. Dalam hal ini toleransi posisi harus diterapkan pada posisi yang sebenarnya, yang telah ditentukan oleh ukuran ini. e) Ukuran yang biasanya tanpa toleransi; dipakai hanya sebagai bahan informasi. Ini disebut dimensi referensi dan tidak menentukan operasi produksi atau pemeriksaan.
  • 11.
    ATURAN² DASAR UNTUKMEMBERI UKURAN 1. Ukuran Dimensi Fungsional (F) adalah ukuran yang diperlukan untuk fungsi dari bagian atau komponen, umpamanya bagian-bagian yang disusun, cara kerja dari bagian, dsb. 2. Ukuran Dimensi Tidak Fungsional (NF) adalah ukuran yang tidak langsung mempengaruhi fungsi secara prinsipil. 3. Ukuran Dimensi Tambahan adalah dimensi referensi. Ukuran ini diberikan dalam tanda kurung tanpa toleransi, hanya sebagai bahan informasi. DIMENSI FUNGSIONAL, DIMENSI TIDAK FUNGSIONAL DAN DIMENSI TAMBAHAN ❖ Pada gambar dibawah diperlihatkan sebuah tuas (link) yang dihubungkan pada sebuah benda dengan sebuah pen. Sesuai fungsi dari susunan tersebut, ukuran-ukuran dibagi dalam golongan-golongan :
  • 12.
  • 13.
    CARA - CARAMEMBERI UKURAN ❖ Pada dasarnya ukuran-ukuran linier harus diperinci oleh garis bantu, garis ukur dan angka ukur. ❖ Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit untuk menempatkan anak panah, anak panah dapat digantikan dengan titik atau garis miring. ❖ Dalam hal ini dianjurkan membuat gambar ditel yang diperbesar. Dengan demikian ukuran dapat diberikan dengan jelas pada gambarnya. MEMBERIKAN UKURAN DIMENSI LINIER ❖ Dalam beberapa hal garis ukur dapat langsung ditarik antara garis gambar tanpa garis bantu. Garis gambar atau garis sumbu dapat digunakan sebagai garis bantu, tetapi tidak boleh dipakai sebagai garis ukur.
  • 14.
    CARA - CARAMEMBERI UKURAN MEMBERIKAN UKURAN BAGIAN YANG HARUS DIKERJAKAN SECARA KHUSUS ❖ Untuk bagian-bagian seperti lubang yang dibor, lubang yang diream, dsb, diberi ukuran dengan garis petunjuk, beserta ukuran dan catatannya. ❖ Garis petunjuk harus berujung anak panah, yang *berakhir pada titik potong antara garis sumbu dan garis gambar untuk gambar berbentuk silinder (a) dan *berakhir pada garis gambar untuk gambar melingkar (b dan c). ❖ Garis petunjuk harus ditarik miring dan dianjurkan membentuk kemiringan kira-kira 60° dengan garis horizontal. ❖ Garis petunjuk juga digunakan untuk memberi nomor bagian atau untuk memberikan keterangan tentang pengerjaan khusus, dsb. Dalam hal ini *jika garis penunjuk berakhir pada garis gambar digunakan anak panah (d) dan *jika berakhir pada di dalam gambar digunakan titik (e).
  • 15.
    CARA - CARAMEMBERI UKURAN ANGKA-ANGKA UKUR ❖ Angka-angka dan huruf-huruf harus diletakkan tengah-tengah dan sedikit diatas garis ukur (a). ❖ Angka ukur tidak boleh dipotong atau dipisahkan oleh garis gambar lain, jika dianggap perlu angka ukur boleh ditempatkan di pinggir agar jelas (b). ❖ Untuk angka ukur yang harus ditempatkan pada gabian yang diarsir, arsiran harus dihilangkan untuk memberikan tempat penulisan angka (c).
  • 16.
    CARA - CARAMEMBERI UKURAN ANGKA-ANGKA UKUR ❖ Dalam keadaan-keadaan tertentu angka ukur dapat ditempatkan agak dekat pada salah satu anak panah, untuk mencegah bertumpukknya angka-angka ukur dan jika terdapat banyak ukuran garis ukurnya boleh ditarik hanya sebagian (khusus ukuran diameter atau yang memiliki garis sumbu) (d). ❖ Pada bagian-bagian yang sempit angka ukurnya dapat ditempatkan di luar garis ukur, dengan memperpanjang garis ukurnya, lebih diutamakan memperpanjang ke selah kanan dan angka ukurnya di tulis di atas garis perpanjangannya (e).
  • 17.
    CARA - CARAMEMBERI UKURAN MEMBERI UKURAN BENDA YANG TIRUS ❖ Pada benda atau bagian benda yang memiliki kemiringan yang sedikit, garis-garis bantu horizontal maupun vertikal menjadi tidak jelas. Dalam hal ini garis-garis bantu digambarkan miring dan sejajar (a). GARIS – GARIS BANTU KHUSUS ❖ Jika dua bidang miring berpotongan dan bagian yang lancip ini kemudian dibulatkan atau dipotong, ukuran harus diberikan dengan bantuan garis bantu khusus (b). ❖ Garis bantu khusus adalah garis-garis perpanjangan bidang- bidang miring yang bersangkutan. Titik potong dari garis-garis bantu khusus yang akan menetukan ukuran yang menetukan bentuk benda.
  • 18.
    CARA - CARAMEMBERI UKURAN MEMBERI UKURAN TALI BUSUR, BUSUR DAN SUDUT ❖ Pada tali busur garis bantunya sejajar dan garis ukurnya lurus dan tegak lurus pada garis bantu (a). ❖ Pada busur garis bantunya sejajar dan garis ukurnya berbentuk lengkung, sejajar dengan busurnya (b). ❖ Untuk ukuran sudut ditempatkan di atas garis ukur yang berbentuk lengkung dan garis bantunya adalah perpanjangan sisi-sisi sudut (c).
  • 19.
    CARA - CARAMEMBERI UKURAN HURUF DAN LAMBANG YANG DITAMBAHKAN PADA ANGKA UKUR ❖ LAMBANG DIAMETER “Ø” Lambang diameter diletakkan di depan angka ukur dan sekaligus menyatakan bentuk permukaan yang bersangkutan. Lambang ini harus ditulis sama besar dengan angka ukur. ❖ LAMBANG BUJUR SANGKAR “[]“ Bentuk benda bujur sangkar hanya dapat diperlihatkan pada pandangan tertentu saja. Jika bentuknya tidak jelas dari gambar, maka dengan memberikan lamnbang bujur sangkar “[]” dapat digunakan.
  • 20.
    CARA - CARAMEMBERI UKURAN HURUF DAN LAMBANG YANG DITAMBAHKAN PADA ANGKA UKUR ❖ LAMBANG JARI-JARI “R” a. Ukuran busur ditentukan oleh jari-jari. Jari-jari ini merupakan garis ukur dimana angka ukurnya harus diletakkan, dengan huruf “R” di depannya. b. Dalam hal ini garis ukur hanya mempunyai satu anak panah dan ujung lain adalah titik pusat busur tersebut. c. Untuk jari-jari yang besar dimana titik pusatnya terletak di luar kertas gambar dapat dilakukan pemotongan garis ukurnya dan titik pusat sebenarnya tidak perlu tunjukkkan. d. Untuk garis ukurnya terlalu pendek angka ukur dapat ditempatkan pada perpanjangan garis ukur, anak panah garis ukur diletakkan didalamnya untuk perpanjang ke dalam dan diletakkan di luar untuk perpanjangan ke luar.
  • 21.
    CARA - CARAMEMBERI UKURAN HURUF DAN LAMBANG YANG DITAMBAHKAN PADA ANGKA UKUR ❖ LAMBANG BOLA “SR” atau “SØ” Jari-jari atau diameter dari bola yang digambar hanya tampak sebagai lingkaran atau busur lingkaran, untuk menjelaskan gamabr bola dituliskan “SR” untuk ukuran jari-jari bola dan “SØ” untuk diameter bola. ❖ LAMBANG KEMIRINGAN (CHAMFER) “ a X 45° ” a. Kemiringan yaitu bagian ujung benda yang dipotong miring. Biasanya dengan sudut 45°, ukurannya dicantumkan sebagai “a X 45° “. Dengan a adalah dalamnya pemotongan. b. Untuk standar JIS penulisan kemiringan digunakan huruf “C” di depan ukuran dalam pemotongan . Huruf “C” ini diambil dari huruf pertama dari kata “Chamfer “ yang artinya dipotong miring.
  • 22.
    CARA - CARAMEMBERI UKURAN HURUF DAN LAMBANG YANG DITAMBAHKAN PADA ANGKA UKUR ❖ LAMBANG TEBAL “ t ” Untuk memberikan ukuran benda-benda tipis, seperti plat dsb, pada umumnya kesulitan ruang dalam penempatan angka ukurnya. Oleh karena itu dapat dipakai lambang “t” di depan angka ukur yang ditempatkan di dalam gambar atau dekat gambar. Lambang ini juga ditentukan oleh standar JIS, lambang “t” diambil dari huruf pertama “thickness” yang artinya tebal.
  • 23.
    CARA - CARAMEMBERI UKURAN LAMBANG JARI - JARI TANPA ANGKA UKUR ❖ Ukuran jari-jari tersebut dapat dijelaskan hanya dengan lambang “R” saja tanpa diikuti oleh angka ukur (Hal ini biasanya tidak dilakukan. Sebagai contoh diambil gambar dari alur pasak. MEMBERIKAN UKURAN YANG DISEDERHANAKAN OLEH HURUF REFERENSI ❖ Untuk tidak mengulang-ulang ukuran yang sama atau untuk menghidari garis- garis penunjuk yang panjang, dipergunakan huruf-huruf referensi, yang ditabelkan atau diberi catatan. (cara ini sangat berguna untuk pengerjaan dengan mesin N.C)
  • 24.
  • 25.
    DASAR² UMUM UNTUKMEMBERI UKURAN PANDANGAN YANG TERUTAMA DIBERI UKURAN ❖ Ukuran-ukuran harus ditempatkan pada pandangan atau potongan yang memberikan bentu benda kerja yang paling jelas. ❖ Pada umumnya pandangan depan menunjukkan khas atau fungsi benda. Oleh karena itu ukuran-ukuran harus ditempatkan sebanyak mungkin pada pandangan depan. ❖ Untuk ukuran-ukuran lain yang tidak dapat ditempatkan pada pandangan depan dapat ditempatkan pada pandangan-pandangan lain seperlunya. UKURAN ² dan TOLERANSI ISO Untuk Toleransi Linier dan sudut lihat ISO/R 406 Untuk Toleransi Geometri lihat ISO 1101 Untuk Toleransi yang tidak dinyatakan atau Toleransi Umum lihat ISO 2768
  • 26.
    DASAR² UMUM UNTUKMEMBERI UKURAN UKURAN – UKURAN DALAM GAMBAR ❖ Semua ukuran, toleransi dan keterangan yang diperlukan untuk dapat menjelaskan cara kerja benda kerja ataupun keterangan mengenai letak komponen satu terhadap yang lainnya secara lengkap, harus ditempatkan pada gambar selengkap-lengkapnya. ❖ Ukuran-ukuran yang diperlukan untuk pembuatan atau pemeriksaan harus jelas dan teperinci, agar tidak perlu menghitung dan akan menghemat waktu dalam memproduksi atau pengerjaannya. (gambar 1,2,3,4 langkah pengerjaan) ❖ Dalam hal ini konsep ukuran fungsional harus diterapkan, sesuai dengan toleransi yang dibutuhkan. Pada gambar (a) nilai toleransi 0,01 untuk panjang 15 merupakan persyaratan fungsional. Begitu juga Pada gambar (b) persyaratan fungsional yang diperlihatkan memiliki toleransi yang lebih ketat lagi.
  • 27.
    DASAR² UMUM UNTUKMEMBERI UKURAN GARIS UKUR DAN GARIS BANTU ❖ Garis sumbu, garis simetri dan garis gambar tidak boleh dipakai sebagai garis ukur (gbr 1.), tetapi dapat dipergunakan sebagai garis bantu (gbr 2.). ❖ Jika garis sumbu atau garis gambar diperpanjang untuk dipakai sebagai garis bantu, garis perpanjangan tersebut harus ditarik dengan garis tipis. ❖ Garis bantu dan garis ukur tidak boleh saling memotong, kecuali bila hal tersebut tidak dapat dihindarkan (gbr 3.). ❖ Jika beberapa ukuran dinyatakan berturut-turut, garis ukur demikian sedapatnya harus diletakkan segaris (gbr 4. dan gbr 5.). ❖ Jika terdapat beberapa garis ukur sejajar, tiap garis ukur harus diletakkan dengan jarak yang sama, dengan ukuran yang terkecil harus berada paling dalam, sehingga garis-garis bantu dan ukur tidak saling berpotongan (gbr 6a.). ❖ Untuk menghemat tempat atau jika ruang gambar sempit, angka ukurannya dapat diletakkan kiri kanan dari garis sumbu dan garis ukurnya dapat ditarik sebagian saja ngan jarak yang lebih kecil (gbr 6b.).
  • 28.
    DASAR² UMUM UNTUKMEMBERI UKURAN
  • 29.
    DASAR² UMUM UNTUKMEMBERI UKURAN UKURAN DARI BAGIAN YANG SIMETRIS Bagian-bagian yang digambar dengan garis sumbu yang sama mengandung persyaratan simetris dan ketelitian yang diizinkan untuk pengerjaannya. Jika ketelitian suatu mesin tidak mencukupi, perlu ditambahkan ukuran toleransi simetri geometri ( lihat ISO/1101). Memberi ukuran pada benda simetris diperlihatkan gbr. disamping. UKURAN DENGAN MEMPERLIHATKAN PROSES PEMBUATAN Ukuran-ukuran yang berhubungan satu sama lain sedapat mungkin harus diperinci bersama. Umpamanya ukuran pada flens dianjurkan untuk menempatkan ukuran diameter lingkaran jarak dan ukuran lubang baut bersama-sama pada gambar pandangan yang menunjukkan lingkaran jarak.
  • 30.
    DASAR² UMUM UNTUKMEMBERI UKURAN UKURAN – UKURAN TERHADAP BIDANG REFERENSI ❖ Jika sebuah benda mempunyai sebuah bidang referensi sebagai patokan pembuatan atau perakitan , ukuran-ukurannya harus dinyatakan terhadap garis refernsi tersebut. ❖ Jika diperlukan penunjukan bidang referensi secara khusus, perkataan “Bidang Referensi” harus dituliskan pada bidang bersangkutan.
  • 31.
    DASAR² UMUM UNTUKMEMBERI UKURAN SUSUNAN UKURAN ❖ UKURAN BERANTAI Ukuran berantai hanya boleh diterapkan, bilamana kemungkinan pengumpulan toleransi tidak akan mempengaruhi persyaratan fungsional dari benda bersangkutan, (lihat gbr a.) ❖ UKURAN SEJAJAR Pemberian ukuran secara sejajar mempergunakan ukuran-ukuran terpisah untuk tiap elemen terhadap suatu garis referensi atau titik dasar , (lihat gbr b.) ❖ UKURAN –UKURAN BERIMPIT/BERURUTAN Untuk menyederhanakan gambar ukuran-ukuran beberapa unsur dapat ditumpangkan satu pada yang lain. Titik pangkal yang menunjukkan garis atau bidang referensi harus dilingkari. Angka ukurnya harus diletakkan dekat anak panah searah dengan garis bantu bersangkutan. ❖ UKURAN-UKURAN KOMBINASI/GABUNGAN Ukuran-ukuran kombinasi terjadi akibat penggunaan ukuran berantai dan sejajajr bersama-sama.
  • 32.
    DASAR² UMUM UNTUKMEMBERI UKURAN SUSUNAN UKURAN ❖ PEMBERIAN UKURAN DENGAN KOORDINAT Untuk proses-proses pembuatan tertentu kadang-kadang lebih menguntungkan bila dipergunakan ukuran rehimpit dalam dua arah. Titik nol dasar bersama dapat berupa tepi dari benda, titik pusat dari sebuah lubang atau sembarang unsur yang menonjol. Dalam hal tertentu penggunaan tabel kooordinat yang mengacu pada satu titi pusat dapat dilakukan .
  • 33.
    33 Between .04 and.10 inch is usually allowed on small castings and forgings for each surface that requires finishing.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.