Metode Peramalan
Metode Peramalan
(
(Forecasting Method
Forecasting Method)
)
Kompetensi Pokok bahasan
Kompetensi Pokok bahasan
Setelah mengikuti pokok bahasan ini,
Setelah mengikuti pokok bahasan ini,
mahasiswa diharapkan mampu:
mahasiswa diharapkan mampu:
 Melakukan perencanaan produksi,
Melakukan perencanaan produksi,
dalam upaya memenuhi kebutuhan
dalam upaya memenuhi kebutuhan
konsumen.
konsumen.
 Memprediksi kebutuhan yang
Memprediksi kebutuhan yang
diperlukan dalam proses produksi.
diperlukan dalam proses produksi.
 Mengerti tahapan dalam peramalan.
Mengerti tahapan dalam peramalan.
 Menentukan metode peramalan yang
Menentukan metode peramalan yang
tepat.
tepat.
Introduction
Introduction

Pokok bahasan ini merupakan
Pokok bahasan ini merupakan
pokok bahasan yang mengkaji
pokok bahasan yang mengkaji
perencanaan produksi melalui
perencanaan produksi melalui
penerapan metode peramalan.
penerapan metode peramalan.

Teknik peramalan ini ditujukan
Teknik peramalan ini ditujukan
untuk menghasilkan perencanaan
untuk menghasilkan perencanaan
produksi yang akurat dalam
produksi yang akurat dalam
merespon permintaan pasar.
merespon permintaan pasar.

Langkah pertama dalam
Langkah pertama dalam
perencanaan operasi sistem
perencanaan operasi sistem
produksi adalah menentukan
produksi adalah menentukan
peramalan yang akurat terhadap
peramalan yang akurat terhadap
permintaan barang (produk) yang
permintaan barang (produk) yang
akan diproduksi.
akan diproduksi.
Definisi Peramalan
Definisi Peramalan
 Peramalan adalah seni dan ilmu untuk
Peramalan adalah seni dan ilmu untuk
memprediksi masa depan.
memprediksi masa depan.
 Peramalan adalah tahap awal, dan hasil ramalan
Peramalan adalah tahap awal, dan hasil ramalan
merupakan basis bagi seluruh tahapan pada
merupakan basis bagi seluruh tahapan pada
perencanaan produksi.
perencanaan produksi.
 Proses peramalan dilakukan pada level agregat
Proses peramalan dilakukan pada level agregat
(
(part family
part family); bila data yang dimiliki adalah data
); bila data yang dimiliki adalah data
item, maka perlu dilakukan agregasi terlebih
item, maka perlu dilakukan agregasi terlebih
dahulu.
dahulu.
 Metode: Kualitatif dan kuantitatif.
Metode: Kualitatif dan kuantitatif.
 Terminologi: perioda, horison,
Terminologi: perioda, horison, lead time
lead time,
, fitting
fitting
error
error,
, forecast error
forecast error, data dan hasil ramalan.
, data dan hasil ramalan.
Peramalan Eksplanatoris dan
Peramalan Eksplanatoris dan
Deret Berkala
Deret Berkala
 Kedua pendekatan ini saling melengkapi dan
Kedua pendekatan ini saling melengkapi dan
dimaksudkan untuk jenis penggunaan yg berbeda.
dimaksudkan untuk jenis penggunaan yg berbeda.
 Pendekatan ekspalanatoris mengasumsikan
Pendekatan ekspalanatoris mengasumsikan
adanya hubungan sebab akibat di antara input
adanya hubungan sebab akibat di antara input
dengan output dari suatu sistem.
dengan output dari suatu sistem.
Hubungan sebab
dan akibat
Input Output
Sistem
 Peramalan Deret Berkala memperlakukan
Peramalan Deret Berkala memperlakukan sistem
sistem
sebagai kotak hitam.
sebagai kotak hitam.
Proses Bangkitan
Input Output
Sistem
Persyaratan Penggunaan
Persyaratan Penggunaan
Metode Kuantitatif:
Metode Kuantitatif:
1.
1. Tersedia informasi tentang masa lalu.
Tersedia informasi tentang masa lalu.
2.
2. Informasi tersebut dapat di
Informasi tersebut dapat di
kuantitatifkan dalam bentuk data
kuantitatifkan dalam bentuk data
numerik.
numerik.
3.
3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa
Dapat diasumsikan bahwa beberapa
aspek pola masa lalu akan terus
aspek pola masa lalu akan terus
berlanjut di masa mendatang.
berlanjut di masa mendatang.
Langkah-langkah Peramalan
Langkah-langkah Peramalan
 Definisikan tujuan peramalan.
Definisikan tujuan peramalan.
 Plot data (
Plot data (part family
part family) masa lalu.
) masa lalu.
 Pilih metode-metode yang paling memenuhi
Pilih metode-metode yang paling memenuhi
tujuan peramalan dan sesuai dengan plot data.
tujuan peramalan dan sesuai dengan plot data.
 Hitung parameter fungsi peramalan untuk
Hitung parameter fungsi peramalan untuk
masing-masing metode.
masing-masing metode.
 Hitung
Hitung fitting error
fitting error untuk semua metode yang
untuk semua metode yang
dicoba.
dicoba.
 Pilih metode yang terbaik, yaitu metode yang
Pilih metode yang terbaik, yaitu metode yang
memberikan
memberikan error
error paling kecil.
paling kecil.
 Ramalkan permintaan untuk periode mendatang
Ramalkan permintaan untuk periode mendatang
 Lakukan verifikasi peramalan.
Lakukan verifikasi peramalan.
Pola data metode deret berkala (1)
Pola data metode deret berkala (1)
1.
1. Pola
Pola horisontal
horisontal (H)
(H) terjadi bilamana data
terjadi bilamana data
berfluktuasi disekitar nilai rata-rata yg konstan.
berfluktuasi disekitar nilai rata-rata yg konstan.
Suatu produk yg penjualannya tdk meningkat
Suatu produk yg penjualannya tdk meningkat
atau menurun selama waktu tertentu termasuk
atau menurun selama waktu tertentu termasuk
jenis ini. Pola khas dari data horizontal atau
jenis ini. Pola khas dari data horizontal atau
stasioner seperti ini dapat dilihat dalam Gambar
stasioner seperti ini dapat dilihat dalam Gambar
1.1.
1.1.
2.
2. Pola
Pola musiman
musiman (S)
(S) terjadi bilamana suatu deret
terjadi bilamana suatu deret
dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya
dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya
kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari
kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari
pada minggu tertentu). Penjualan dari produk
pada minggu tertentu). Penjualan dari produk
seperti minuman ringan, es krim, dan bahan
seperti minuman ringan, es krim, dan bahan
bakar pemanas ruang semuanya menunjukkan
bakar pemanas ruang semuanya menunjukkan
jenis pola ini. Untuk pola musiman kuartalan
jenis pola ini. Untuk pola musiman kuartalan
dapat dilihat Gambar 1.2.
dapat dilihat Gambar 1.2.
Pola data metode deret berkala (2)
Pola data metode deret berkala (2)
3.
3. Pola
Pola siklis
siklis (C)
(C) terjadi bilamana datanya
terjadi bilamana datanya
dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka
dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka
panjang seperti yang berhubungan dengan
panjang seperti yang berhubungan dengan
siklus bisnis. Contoh: Penjualan produk
siklus bisnis. Contoh: Penjualan produk
seperti mobil, baja, dan peralatan utama
seperti mobil, baja, dan peralatan utama
lainnya. Jenis pola ini dapat dilihat pada
lainnya. Jenis pola ini dapat dilihat pada
Gambar 1.3.
Gambar 1.3.
4.
4. Pola
Pola trend
trend (T)
(T) terjadi bilamana terdapat
terjadi bilamana terdapat
kenaikan atau penurunan sekuler jangka
kenaikan atau penurunan sekuler jangka
panjang dalam data. Contoh: Penjualan
panjang dalam data. Contoh: Penjualan
banyak perusahaan, GNP dan berbagai
banyak perusahaan, GNP dan berbagai
indikator bisnis atau ekonomi lainnya. Jenis
indikator bisnis atau ekonomi lainnya. Jenis
pola ini dapat dilihat pada Gambar 1.4.
pola ini dapat dilihat pada Gambar 1.4.
Karakteristik trend
Karakteristik trend
Komponen
Komponen Amplitudo
Amplitudo Penyebab
Penyebab
Seasonal
Seasonal 12 bulan
12 bulan Liburan, musim,
Liburan, musim,
perioda finansial
perioda finansial
Cyclical
Cyclical 3-5 tahun
3-5 tahun Ekonomi nasional,
Ekonomi nasional,
perubahan politik
perubahan politik
Bisnis
Bisnis 1-5 tahun
1-5 tahun Pemasaran, kompetisi,
Pemasaran, kompetisi,
performance
performance
Product life
Product life
cycle
cycle
1-5 tahun,
1-5 tahun,
makin pendek
makin pendek
Substitusi produk
Substitusi produk
Metode Deret Waktu
Metode Deret Waktu
1.
1. Constant
Constant
2.
2. Linier trend
Linier trend
3.
3. Quadratic
Quadratic
4.
4. Exponential
Exponential
5.
5. Moving Average
Moving Average
6.
6. Exponential smoothing
Exponential smoothing
7.
7. Seasonal
Seasonal
1. Metode Constant
1. Metode Constant
• Dalam Metode Constant, peramalan
dilakukan dengan mengambil rata-rata
data masa lalu (historis).
• Rumus untuk metoda linier:
Rumus untuk metoda linier:
Keterangan:
d’t = Forecast untuk saat t
t = time (independent variable)
dt = demand pada saat t
n = jumlah data
n
d
d
t
t


n
1
'
2. Metode Linier trend
2. Metode Linier trend
 
 
   


 2
2
2
t
t
n
td
t
d
t
a t
t
 
 
  


 2
2
t
t
n
d
t
td
n
b t
t
Keterangan:
d’t = Forecast untuk saat t
a = intercept
b = kemiringan garis
t = time (independent variable)
dt = demand pada saat t
n = jumlah data
.....
,
3
,
2
,
1
' 

 t
bt
a
d t
• Model ini menggunakan data yang
Model ini menggunakan data yang
secara random berfluktuasi membentuk
secara random berfluktuasi membentuk
garis lurus.
garis lurus.
• Rumus untuk metoda linier:
Rumus untuk metoda linier:
3. Metode Quadratic (1)
3. Metode Quadratic (1)

Model ini menggunakan data yang secara
Model ini menggunakan data yang secara
random berfluktuasi membentuk
random berfluktuasi membentuk
kurva quadratic.
kurva quadratic.

Rumus untuk model quadratic:
Rumus untuk model quadratic:
....
,
3
,
2
,
1
)
(
' 2



 t
ct
bt
a
t
d
2







b Keterangan : ……
3. Metode Quadratic (2)
3. Metode Quadratic (2)

 









n
t
n
t
t
n
t
1
4
2
1
2
 
  
 


n
t
n
t
n
t
t
tY
n
t
Y
t
1
1 1
)
(
)
(


  
 


n
t
n
t
n
t
t
Y
t
n
t
Y
t
1
2
1 1
2
)
(
)
(


  
 


n
t
n
t
n
t
t
n
t
t
1
3
1 1
2
 
 









n
t
n
t
t
n
t
1
2
2
1



 )
)(
(b
c


n
t
c
n
t
b
n
t
Y
a
n
t
n
t
n
t


 




 1
2
1
1
)
(
4. Metode Exponential (1)
4. Metode Exponential (1)

Digunakan apabila persamaan a dan b tidak bisa
Digunakan apabila persamaan a dan b tidak bisa
dipecahkan dengan cara konvensional.
dipecahkan dengan cara konvensional.

Digunakan transformasi logaritma ke dalam
Digunakan transformasi logaritma ke dalam
situasi regresi.
situasi regresi.

Persamaan metode eksponensial :
Persamaan metode eksponensial :
bt
ae
(t)
d'  Keterangan:
d’t = Forecast untuk saat t
a = intercept
b = kemiringan garis
t = time (independent variable)
e = exponential (konstanta)
4. Metode Eksponensial (2)
4. Metode Eksponensial (2)

Persamaan transformasi logaritma :
Persamaan transformasi logaritma :
  bt
ln(a)
)
ln(e
ln(a)
(t)
d'
ln bt




Keterangan:
d’t = Forecast untuk saat t
a = intercept
b = kemiringan garis
t = time (independent variable)
e = exponential (konstanta)
5. Metode Moving Average (1)
5. Metode Moving Average (1)
 Digunakan bila data-datanya :
Digunakan bila data-datanya :
- tidak memiliki trend
- tidak memiliki trend
- tidak dipengaruhi faktor musim
- tidak dipengaruhi faktor musim
 Digunakan untuk peramalan dengan perioda
Digunakan untuk peramalan dengan perioda
waktu spesifik.
waktu spesifik.
 Moving Average didefinisikan sebagai :
Moving Average didefinisikan sebagai :
Keterangan :
Keterangan :
n = jumlah perioda
n = jumlah perioda
d
dt
t = demand pada bulan ke t
= demand pada bulan ke t
n
d
MA
n
1
t
t
n



5. Metode Moving Average (2)
5. Metode Moving Average (2)

Peramalan jangka pendek lebih baik
Peramalan jangka pendek lebih baik
dibandingkan jangka panjang.
dibandingkan jangka panjang.

Kelemahan : tidak cocok untuk pola data
Kelemahan : tidak cocok untuk pola data
trend atau pola data musiman.
trend atau pola data musiman.
6. Metode Exponential Smoothing (1)
6. Metode Exponential Smoothing (1)

Kesalahan peramalan masa lalu
Kesalahan peramalan masa lalu
digunakan untuk koreksi peramalan
digunakan untuk koreksi peramalan
berikutnya.
berikutnya.

Dihitung berdasarkan hasil peramalan +
Dihitung berdasarkan hasil peramalan +
kesalahan peramalan sebelumnya.
kesalahan peramalan sebelumnya.
6. Metode Exponential Smoothing (2)
6. Metode Exponential Smoothing (2)
 
 besar, smoothing yg dilakukan kecil
besar, smoothing yg dilakukan kecil
 
 kecil, smoothing yg dilakukan semakin besar
kecil, smoothing yg dilakukan semakin besar
 
 optimum akan meminimumkan MSE, MAPE
optimum akan meminimumkan MSE, MAPE
t
t
t F
D
F )
1
(
1 
 



ES didefinisikan sebagai:
ES didefinisikan sebagai:
Keterangan:
Keterangan:
F
Ft+1
t+1 = Ramalan untuk periode berikutnya
= Ramalan untuk periode berikutnya
D
Dt
t = Demand aktual pada periode t
= Demand aktual pada periode t
F
Ft
t = Peramalan yg ditentukan sebelumnya untuk periode t
= Peramalan yg ditentukan sebelumnya untuk periode t

 = Faktor bobot
= Faktor bobot
7. Metode Seasonal
7. Metode Seasonal

Demand meningkat karena pengaruh
Demand meningkat karena pengaruh
tertentu atau berdasarkan waktu.
tertentu atau berdasarkan waktu.

Nilai/harga faktor seasonal antar 0 dan 1.
Nilai/harga faktor seasonal antar 0 dan 1.

Formulasi peramalan pada tahun ke i :
Formulasi peramalan pada tahun ke i :
d’
d’i
i = a + b
= a + bt
t
Keterangan :
Keterangan :
d’
d’i
i = peramalan untuk saat ke i
= peramalan untuk saat ke i
t = perioda waktu (bulan, minggu, dll)
t = perioda waktu (bulan, minggu, dll)

Formulasi Peramalan Seasonal :
Formulasi Peramalan Seasonal :
SF
SF(i)
(i) = (S
= (Si
i).(d’
).(d’t
t)
)
Forecasting Errors & Tracking Signals
Forecasting Errors & Tracking Signals
3 metode perhitungan kesalahan peramalan :
3 metode perhitungan kesalahan peramalan :
N
d
d
MAD
N
t
t
t



 1
'
)
(
Deviation
Absolute
Mean
a.
 
N
d
d
N
t
t
t



 1
2
'
)
(MSE
Error
Squared
Mean
b.

 






 

N
1
t t
'
t
t
d
d
d
N
100
)
(MAPE
Error
Percent
Absolute
Mean
c.
Verifikasi (1)
Verifikasi (1)

Salah satu metode verifikasi adalah Moving Range
Salah satu metode verifikasi adalah Moving Range
Chart (MRC).
Chart (MRC).

Moving Range (MR) didefinisikan sebagai :
Moving Range (MR) didefinisikan sebagai :
MR = |d’
MR = |d’t
t – d
– dt
t| – |d’
| – |d’t-1
t-1– d
– dt-1
t-1|
|
Keterangan :
Keterangan :
d’
d’t
t = ramalan pada bulan ke t
= ramalan pada bulan ke t
d
dt
t = kebutuhan pada bulan ke t
= kebutuhan pada bulan ke t
d’
d’t–1
t–1 = ramalan pada bulan ke t-1
= ramalan pada bulan ke t-1
d
dt–1
t–1 = kebutuhan pada bulan ke t-1
= kebutuhan pada bulan ke t-1
Verifikasi (2)
Verifikasi (2)

Rata-rata MR dihitung :
Rata-rata MR dihitung :

Batas kontrol atas (UCL), batas kontrol
Batas kontrol atas (UCL), batas kontrol
bawah (LCL), dan garis tengah (CL)
bawah (LCL), dan garis tengah (CL)
1
n
MR
MR
1
n
1
i
i





0
CL
MR
66
,
2
LCL
MR
66
,
2
UCL





Verifikasi (3)
Verifikasi (3)
0
d'
-
d
Region
A
Region
B
Region
C
Batas kontol bawah
Garis tengah
Region
C
Region
B
Region
A
Batas kontrol atas
Perioda
Gambar 1. Kriteria Peta Kontrol
Verifikasi (4)
Verifikasi (4)

Pengujian out of kontrol :
Pengujian out of kontrol :

 Dari 3 titik yang berurutan, 2 titik atau lebih
Dari 3 titik yang berurutan, 2 titik atau lebih
berada di daerah A.
berada di daerah A.

 Dari 5 titik yang berurutan, 2 titik atau lebih
Dari 5 titik yang berurutan, 2 titik atau lebih
berada di daerah B.
berada di daerah B.

 Dari 8 titik yang berurutan, seluruhnya
Dari 8 titik yang berurutan, seluruhnya
berada di atas atau di bawah
berada di atas atau di bawah center line.
center line.

 Satu titik berada di luar batas kontrol.
Satu titik berada di luar batas kontrol.
Verifikasi (5)
Verifikasi (5)

Contoh Soal: Kasus Peramalan Konstan
Contoh Soal: Kasus Peramalan Konstan
28.2
-
LCL
28.2
UCL
10.6
11
117
MR




MR = |d’
MR = |d’t
t – d
– dt
t| – |d’
| – |d’t-1
t-1– d
– dt-1
t-1|
|
Verifikasi (6)
Verifikasi (6)
Gambar 2. Peta Kendali Peramalan Konstan
-30
-20
-10
0
10
20
30
J F M A M J J A S O N D
Bulan
d'
-
d
CL
UCL = +28.2
LCL = -28.2
Verifikasi (7)
Verifikasi (7)

Bila kondisi out of control terjadi.
Bila kondisi out of control terjadi.

Perbaiki ramalan dengan memasukkan
Perbaiki ramalan dengan memasukkan
data baru.
data baru.

Tunggu
Tunggu evidence
evidence (fakta-fakta) selanjutnya.
(fakta-fakta) selanjutnya.
Contoh Metode Constant
Contoh Metode Constant
n
d
d
t
t


n
1
'
Bulan
Bulan t
t d
dt
t
Jan
Jan 1
1 90
90
Feb
Feb 2
2 111
111
Mar
Mar 3
3 99
99
Apr
Apr 4
4 89
89
Mei
Mei 5
5 87
87
Jun
Jun 6
6 84
84
Jul
Jul 7
7 104
104
Aus
Aus 8
8 102
102
Sep
Sep 9
9 95
95
Okt
Okt 10
10 114
114
Nov
Nov 11
11 103
103
Des
Des 12
12 113
113

1191
1191
25
.
99
12
1191
'
12
1



t
d
Contoh Metode Linear trend
Contoh Metode Linear trend
t
t d
dt
t td
tdt
t t
t2
2
d’
d’t
t (d
(dt
t-d’
-d’t
t)
)2
2
1
1 2050
2050 2050
2050 1 2108,5
1 2108,5 3.422,2
3.422,2
2
2 2235
2235 4470
4470 4 2210,1
4 2210,1 620,0
620,0
3
3 2420
2420 7260
7260 9 2311,7
9 2311,7 11.728.9
11.728.9
4
4 2360
2360 9440
9440 16 2413,3
16 2413,3 2.840,9
2.840,9
5
5 2490
2490 12450
12450 25 2514,9
25 2514,9 620,0
620,0
6
6 2620
2620 15720
15720 36
36 2616,5
2616,5 12,3
12,3
21
21 14175 51390 91
14175 51390 91 19.244,3
19.244,3
d’
d’t
t = a + bt
= a + bt
= 2006,9 + 101,6t
= 2006,9 + 101,6t
2
n
1
t
n
1
t
2
n
1
t
n
1
t
t
n
1
t
t
t
t
n
t
d
td
n
b



















n
t
b
d
a
n
1
t
n
1
t
t 
 



101,6
b
dan
9
,
2006
a 

Contoh Metode Quadratic
Contoh Metode Quadratic
t t2
t3
t4 dt tdt t2
dt
1 1 1 1 16 16 16
2 4 8 16 24 48 96
3 9 27 81 34 102 306
4 16 64 256 46 184 736
5 25 125 625 60 300 1500
15 55 225 979 180 650 2654
300
)
225
)(
5
(
)
55
)(
15
( 




50
)
55
)(
5
(
)
15
( 2





1870
)
979
)(
5
(
)
55
( 2





550
)
650
)(
5
(
)
180
)(
15
( 




3370
)
2654
)(
5
(
)
180
)(
55
( 




5
)
300
(
)
50
)(
1870
(
)
300
)(
3370
(
)
550
)(
1870
(
ˆ
2











b
1
1870
)
1870
(
ˆ 



c
10
5
55
5
)
15
)(
5
(
5
180
ˆ 



a
60
5
)
5
(
5
10
)
5
(
'
5
10
)
(
' 2
2







 d
t
t
t
d
Contoh Metode Eksponensial
Contoh Metode Eksponensial
t
t d
dt
t Ln(d
Ln(dt
t)
) tLn(d
tLn(dt
t)
) t
t2
2
1
1 2.50
2.50 0.92
0.92 0.92
0.92 1
1
2
2 4.12
4.12 1.42
1.42 2.84
2.84 4
4
3
3 6.80
6.80 1.92
1.92 5.76
5.76 9
9
4
4 11.20
11.20 2.42
2.42 9.68
9.68 16
16
5
5 18.47
18.47 2.92
2.92 14.60
14.60 25
25
15
15 9.60
9.60 33.8
33.8 55
55
5
.
0
225
)
55
)(
5
(
)
15
)(
60
.
9
(
)
8
.
33
)(
5
(
ˆ 



b
42
.
0
5
)
15
)(
5
.
0
(
5
60
.
9
)
ˆ
ln( 


a
a
e
anti ˆ
50
.
2
)
42
.
0
ln( 42
.
0



50
5
.
2
)
6
(
'
5
.
2
)
(
ˆ
)
(
' 3
5
.
0
ˆ




 e
d
e
e
a
t
d t
t
b
Contoh Metode Moving Average
Contoh Metode Moving Average
Bulan
Bulan t d
t dt
t MA 3 bulan
MA 3 bulan MA 5 bulan
MA 5 bulan
Jan
Jan 1 10 -
1 10 - -
-
Feb
Feb 2 12 -
2 12 - -
-
Mar
Mar 3 13 -
3 13 - -
-
Apr
Apr 4 16 (10+12+13)/3=11,66
4 16 (10+12+13)/3=11,66 -
-
Mei
Mei 5 19 (12+13+16)/3=13,66
5 19 (12+13+16)/3=13,66 -
-
Jun
Jun 6 23 (13+16+19)/3=16,00
6 23 (13+16+19)/3=16,00 (10+12+13+16+19)/5 = 14
(10+12+13+16+19)/5 = 14
Jul
Jul 7 26 (16+19+23)/3=19,33
7 26 (16+19+23)/3=19,33 (12+13+16+19+23)/5 = 16,6
(12+13+16+19+23)/5 = 16,6
n
d
MA
n
1
t
t
n



Contoh Metode Exponential
Contoh Metode Exponential
Smoothing
Smoothing
Period
Period Demand
Demand Forecast , F
Forecast , Ft+1
t+1

=0.3
=0.3 
=0.5
=0.5
1
1 37
37 -
- -
-
2
2 40
40 37
37 37
37
3
3 41
41 37.9
37.9 38.5
38.5
4
4 37
37 38.83
38.83 39.75
39.75
5
5 45
45 38.28
38.28 38.37
38.37
6
6 50
50 40.29
40.29 41.68
41.68
7
7 43
43 43.20
43.20 45.84
45.84
8
8 47
47 43.14
43.14 44.42
44.42
9
9 56
56 44.30
44.30 45.71
45.71
10
10 52
52 47.81
47.81 50.85
50.85
11
11 55
55 49.06
49.06 51.42
51.42
12
12 54
54 50.84
50.84 53.21
53.21
51.79
51.79 53.61
53.61
t
t
t F
D
F )
1
(
1 
 



Contoh Metode Seasonal (1)
Contoh Metode Seasonal (1)
Year
Year
Demand (x 1000)
Demand (x 1000)
Kwartal-1
Kwartal-1 Kwartal-2
Kwartal-2 Kwartal-3
Kwartal-3 Kwartal-4
Kwartal-4 Total
Total
1992
1992 12.6
12.6 8.6
8.6 6.3
6.3 17.5
17.5 45
45
1993
1993 14.1
14.1 10.3
10.3 7.5
7.5 18.2
18.2 50.1
50.1
1994
1994 15.3
15.3 10.6
10.6 8.1
8.1 19.6
19.6 53.6
53.6
42
42 29.5
29.5 21.9
21.9 55.3
55.3 148.7
148.7
Perhitungan faktor bobot:
S1= D1/D = 42/148.7 = 0.28
S2 = 0.20
S3 = 0.15
S4 = 0.37
2
n
1
t
n
1
t
2
n
1
t
n
1
t
t
n
1
t
t
t
t
n
t
d
td
n
b



















n
t
b
d
a
n
1
t
n
1
t
t 
 



a = 40.97
a = 40.97 b = 4.3
b = 4.3
y = 40.97 + 4.3 t
y = 40.97 + 4.3 t
Untuk tahun 1995 (t =4) diperoleh 58.17
Untuk tahun 1995 (t =4) diperoleh 58.17
Peramalan utk tiap kwartal:
Peramalan utk tiap kwartal:
SF
SF1
1 = S
= S1
1.F
.F5
5 = .28 (58.7)
= .28 (58.7) = 16.28
= 16.28
SF
SF2
2 = 11.63
= 11.63
SF
SF3
3 = 8.73
= 8.73
SF
SF4
4 = 21.53
= 21.53
Contoh Metode Seasonal (2)
Contoh Metode Seasonal (2)
Kesimpulan
Kesimpulan
1.
1. Peramalan merupakan tahapan awal
Peramalan merupakan tahapan awal
dalam perencanaan sistem operasi
dalam perencanaan sistem operasi
produksi.
produksi.
2.
2. Model yang paling tepat harus dipilih
Model yang paling tepat harus dipilih
dalam melakukan peramalan.
dalam melakukan peramalan.
3.
3. Model yang dipilih dapat dibandingkan
Model yang dipilih dapat dibandingkan
dengan model yang lain dengan
dengan model yang lain dengan
menggunakan kriteria
menggunakan kriteria minimum
minimum average
average
sum of squared errors
sum of squared errors.
.
4.
4. Distribusi
Distribusi forecast errors
forecast errors harus
harus
dimonitor, jika terjadi bias maka model
dimonitor, jika terjadi bias maka model
yang digunakan tidak tepat.
yang digunakan tidak tepat.

penelitian menggunakan metode peramalan.ppt

  • 1.
  • 2.
    Kompetensi Pokok bahasan KompetensiPokok bahasan Setelah mengikuti pokok bahasan ini, Setelah mengikuti pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu: mahasiswa diharapkan mampu:  Melakukan perencanaan produksi, Melakukan perencanaan produksi, dalam upaya memenuhi kebutuhan dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumen. konsumen.  Memprediksi kebutuhan yang Memprediksi kebutuhan yang diperlukan dalam proses produksi. diperlukan dalam proses produksi.  Mengerti tahapan dalam peramalan. Mengerti tahapan dalam peramalan.  Menentukan metode peramalan yang Menentukan metode peramalan yang tepat. tepat.
  • 3.
    Introduction Introduction  Pokok bahasan inimerupakan Pokok bahasan ini merupakan pokok bahasan yang mengkaji pokok bahasan yang mengkaji perencanaan produksi melalui perencanaan produksi melalui penerapan metode peramalan. penerapan metode peramalan.  Teknik peramalan ini ditujukan Teknik peramalan ini ditujukan untuk menghasilkan perencanaan untuk menghasilkan perencanaan produksi yang akurat dalam produksi yang akurat dalam merespon permintaan pasar. merespon permintaan pasar.  Langkah pertama dalam Langkah pertama dalam perencanaan operasi sistem perencanaan operasi sistem produksi adalah menentukan produksi adalah menentukan peramalan yang akurat terhadap peramalan yang akurat terhadap permintaan barang (produk) yang permintaan barang (produk) yang akan diproduksi. akan diproduksi.
  • 4.
    Definisi Peramalan Definisi Peramalan Peramalan adalah seni dan ilmu untuk Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memprediksi masa depan. memprediksi masa depan.  Peramalan adalah tahap awal, dan hasil ramalan Peramalan adalah tahap awal, dan hasil ramalan merupakan basis bagi seluruh tahapan pada merupakan basis bagi seluruh tahapan pada perencanaan produksi. perencanaan produksi.  Proses peramalan dilakukan pada level agregat Proses peramalan dilakukan pada level agregat ( (part family part family); bila data yang dimiliki adalah data ); bila data yang dimiliki adalah data item, maka perlu dilakukan agregasi terlebih item, maka perlu dilakukan agregasi terlebih dahulu. dahulu.  Metode: Kualitatif dan kuantitatif. Metode: Kualitatif dan kuantitatif.  Terminologi: perioda, horison, Terminologi: perioda, horison, lead time lead time, , fitting fitting error error, , forecast error forecast error, data dan hasil ramalan. , data dan hasil ramalan.
  • 5.
    Peramalan Eksplanatoris dan PeramalanEksplanatoris dan Deret Berkala Deret Berkala  Kedua pendekatan ini saling melengkapi dan Kedua pendekatan ini saling melengkapi dan dimaksudkan untuk jenis penggunaan yg berbeda. dimaksudkan untuk jenis penggunaan yg berbeda.  Pendekatan ekspalanatoris mengasumsikan Pendekatan ekspalanatoris mengasumsikan adanya hubungan sebab akibat di antara input adanya hubungan sebab akibat di antara input dengan output dari suatu sistem. dengan output dari suatu sistem. Hubungan sebab dan akibat Input Output Sistem  Peramalan Deret Berkala memperlakukan Peramalan Deret Berkala memperlakukan sistem sistem sebagai kotak hitam. sebagai kotak hitam. Proses Bangkitan Input Output Sistem
  • 6.
    Persyaratan Penggunaan Persyaratan Penggunaan MetodeKuantitatif: Metode Kuantitatif: 1. 1. Tersedia informasi tentang masa lalu. Tersedia informasi tentang masa lalu. 2. 2. Informasi tersebut dapat di Informasi tersebut dapat di kuantitatifkan dalam bentuk data kuantitatifkan dalam bentuk data numerik. numerik. 3. 3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang. berlanjut di masa mendatang.
  • 7.
    Langkah-langkah Peramalan Langkah-langkah Peramalan Definisikan tujuan peramalan. Definisikan tujuan peramalan.  Plot data ( Plot data (part family part family) masa lalu. ) masa lalu.  Pilih metode-metode yang paling memenuhi Pilih metode-metode yang paling memenuhi tujuan peramalan dan sesuai dengan plot data. tujuan peramalan dan sesuai dengan plot data.  Hitung parameter fungsi peramalan untuk Hitung parameter fungsi peramalan untuk masing-masing metode. masing-masing metode.  Hitung Hitung fitting error fitting error untuk semua metode yang untuk semua metode yang dicoba. dicoba.  Pilih metode yang terbaik, yaitu metode yang Pilih metode yang terbaik, yaitu metode yang memberikan memberikan error error paling kecil. paling kecil.  Ramalkan permintaan untuk periode mendatang Ramalkan permintaan untuk periode mendatang  Lakukan verifikasi peramalan. Lakukan verifikasi peramalan.
  • 8.
    Pola data metodederet berkala (1) Pola data metode deret berkala (1) 1. 1. Pola Pola horisontal horisontal (H) (H) terjadi bilamana data terjadi bilamana data berfluktuasi disekitar nilai rata-rata yg konstan. berfluktuasi disekitar nilai rata-rata yg konstan. Suatu produk yg penjualannya tdk meningkat Suatu produk yg penjualannya tdk meningkat atau menurun selama waktu tertentu termasuk atau menurun selama waktu tertentu termasuk jenis ini. Pola khas dari data horizontal atau jenis ini. Pola khas dari data horizontal atau stasioner seperti ini dapat dilihat dalam Gambar stasioner seperti ini dapat dilihat dalam Gambar 1.1. 1.1. 2. 2. Pola Pola musiman musiman (S) (S) terjadi bilamana suatu deret terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari pada minggu tertentu). Penjualan dari produk pada minggu tertentu). Penjualan dari produk seperti minuman ringan, es krim, dan bahan seperti minuman ringan, es krim, dan bahan bakar pemanas ruang semuanya menunjukkan bakar pemanas ruang semuanya menunjukkan jenis pola ini. Untuk pola musiman kuartalan jenis pola ini. Untuk pola musiman kuartalan dapat dilihat Gambar 1.2. dapat dilihat Gambar 1.2.
  • 9.
    Pola data metodederet berkala (2) Pola data metode deret berkala (2) 3. 3. Pola Pola siklis siklis (C) (C) terjadi bilamana datanya terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Contoh: Penjualan produk siklus bisnis. Contoh: Penjualan produk seperti mobil, baja, dan peralatan utama seperti mobil, baja, dan peralatan utama lainnya. Jenis pola ini dapat dilihat pada lainnya. Jenis pola ini dapat dilihat pada Gambar 1.3. Gambar 1.3. 4. 4. Pola Pola trend trend (T) (T) terjadi bilamana terdapat terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data. Contoh: Penjualan panjang dalam data. Contoh: Penjualan banyak perusahaan, GNP dan berbagai banyak perusahaan, GNP dan berbagai indikator bisnis atau ekonomi lainnya. Jenis indikator bisnis atau ekonomi lainnya. Jenis pola ini dapat dilihat pada Gambar 1.4. pola ini dapat dilihat pada Gambar 1.4.
  • 11.
    Karakteristik trend Karakteristik trend Komponen KomponenAmplitudo Amplitudo Penyebab Penyebab Seasonal Seasonal 12 bulan 12 bulan Liburan, musim, Liburan, musim, perioda finansial perioda finansial Cyclical Cyclical 3-5 tahun 3-5 tahun Ekonomi nasional, Ekonomi nasional, perubahan politik perubahan politik Bisnis Bisnis 1-5 tahun 1-5 tahun Pemasaran, kompetisi, Pemasaran, kompetisi, performance performance Product life Product life cycle cycle 1-5 tahun, 1-5 tahun, makin pendek makin pendek Substitusi produk Substitusi produk
  • 12.
    Metode Deret Waktu MetodeDeret Waktu 1. 1. Constant Constant 2. 2. Linier trend Linier trend 3. 3. Quadratic Quadratic 4. 4. Exponential Exponential 5. 5. Moving Average Moving Average 6. 6. Exponential smoothing Exponential smoothing 7. 7. Seasonal Seasonal
  • 13.
    1. Metode Constant 1.Metode Constant • Dalam Metode Constant, peramalan dilakukan dengan mengambil rata-rata data masa lalu (historis). • Rumus untuk metoda linier: Rumus untuk metoda linier: Keterangan: d’t = Forecast untuk saat t t = time (independent variable) dt = demand pada saat t n = jumlah data n d d t t   n 1 '
  • 14.
    2. Metode Liniertrend 2. Metode Linier trend            2 2 2 t t n td t d t a t t           2 2 t t n d t td n b t t Keterangan: d’t = Forecast untuk saat t a = intercept b = kemiringan garis t = time (independent variable) dt = demand pada saat t n = jumlah data ..... , 3 , 2 , 1 '    t bt a d t • Model ini menggunakan data yang Model ini menggunakan data yang secara random berfluktuasi membentuk secara random berfluktuasi membentuk garis lurus. garis lurus. • Rumus untuk metoda linier: Rumus untuk metoda linier:
  • 15.
    3. Metode Quadratic(1) 3. Metode Quadratic (1)  Model ini menggunakan data yang secara Model ini menggunakan data yang secara random berfluktuasi membentuk random berfluktuasi membentuk kurva quadratic. kurva quadratic.  Rumus untuk model quadratic: Rumus untuk model quadratic: .... , 3 , 2 , 1 ) ( ' 2     t ct bt a t d 2        b Keterangan : ……
  • 16.
    3. Metode Quadratic(2) 3. Metode Quadratic (2)             n t n t t n t 1 4 2 1 2          n t n t n t t tY n t Y t 1 1 1 ) ( ) (          n t n t n t t Y t n t Y t 1 2 1 1 2 ) ( ) (          n t n t n t t n t t 1 3 1 1 2              n t n t t n t 1 2 2 1     ) )( (b c   n t c n t b n t Y a n t n t n t          1 2 1 1 ) (
  • 17.
    4. Metode Exponential(1) 4. Metode Exponential (1)  Digunakan apabila persamaan a dan b tidak bisa Digunakan apabila persamaan a dan b tidak bisa dipecahkan dengan cara konvensional. dipecahkan dengan cara konvensional.  Digunakan transformasi logaritma ke dalam Digunakan transformasi logaritma ke dalam situasi regresi. situasi regresi.  Persamaan metode eksponensial : Persamaan metode eksponensial : bt ae (t) d'  Keterangan: d’t = Forecast untuk saat t a = intercept b = kemiringan garis t = time (independent variable) e = exponential (konstanta)
  • 18.
    4. Metode Eksponensial(2) 4. Metode Eksponensial (2)  Persamaan transformasi logaritma : Persamaan transformasi logaritma :   bt ln(a) ) ln(e ln(a) (t) d' ln bt     Keterangan: d’t = Forecast untuk saat t a = intercept b = kemiringan garis t = time (independent variable) e = exponential (konstanta)
  • 19.
    5. Metode MovingAverage (1) 5. Metode Moving Average (1)  Digunakan bila data-datanya : Digunakan bila data-datanya : - tidak memiliki trend - tidak memiliki trend - tidak dipengaruhi faktor musim - tidak dipengaruhi faktor musim  Digunakan untuk peramalan dengan perioda Digunakan untuk peramalan dengan perioda waktu spesifik. waktu spesifik.  Moving Average didefinisikan sebagai : Moving Average didefinisikan sebagai : Keterangan : Keterangan : n = jumlah perioda n = jumlah perioda d dt t = demand pada bulan ke t = demand pada bulan ke t n d MA n 1 t t n   
  • 20.
    5. Metode MovingAverage (2) 5. Metode Moving Average (2)  Peramalan jangka pendek lebih baik Peramalan jangka pendek lebih baik dibandingkan jangka panjang. dibandingkan jangka panjang.  Kelemahan : tidak cocok untuk pola data Kelemahan : tidak cocok untuk pola data trend atau pola data musiman. trend atau pola data musiman.
  • 21.
    6. Metode ExponentialSmoothing (1) 6. Metode Exponential Smoothing (1)  Kesalahan peramalan masa lalu Kesalahan peramalan masa lalu digunakan untuk koreksi peramalan digunakan untuk koreksi peramalan berikutnya. berikutnya.  Dihitung berdasarkan hasil peramalan + Dihitung berdasarkan hasil peramalan + kesalahan peramalan sebelumnya. kesalahan peramalan sebelumnya.
  • 22.
    6. Metode ExponentialSmoothing (2) 6. Metode Exponential Smoothing (2)    besar, smoothing yg dilakukan kecil besar, smoothing yg dilakukan kecil    kecil, smoothing yg dilakukan semakin besar kecil, smoothing yg dilakukan semakin besar    optimum akan meminimumkan MSE, MAPE optimum akan meminimumkan MSE, MAPE t t t F D F ) 1 ( 1       ES didefinisikan sebagai: ES didefinisikan sebagai: Keterangan: Keterangan: F Ft+1 t+1 = Ramalan untuk periode berikutnya = Ramalan untuk periode berikutnya D Dt t = Demand aktual pada periode t = Demand aktual pada periode t F Ft t = Peramalan yg ditentukan sebelumnya untuk periode t = Peramalan yg ditentukan sebelumnya untuk periode t   = Faktor bobot = Faktor bobot
  • 23.
    7. Metode Seasonal 7.Metode Seasonal  Demand meningkat karena pengaruh Demand meningkat karena pengaruh tertentu atau berdasarkan waktu. tertentu atau berdasarkan waktu.  Nilai/harga faktor seasonal antar 0 dan 1. Nilai/harga faktor seasonal antar 0 dan 1.  Formulasi peramalan pada tahun ke i : Formulasi peramalan pada tahun ke i : d’ d’i i = a + b = a + bt t Keterangan : Keterangan : d’ d’i i = peramalan untuk saat ke i = peramalan untuk saat ke i t = perioda waktu (bulan, minggu, dll) t = perioda waktu (bulan, minggu, dll)  Formulasi Peramalan Seasonal : Formulasi Peramalan Seasonal : SF SF(i) (i) = (S = (Si i).(d’ ).(d’t t) )
  • 24.
    Forecasting Errors &Tracking Signals Forecasting Errors & Tracking Signals 3 metode perhitungan kesalahan peramalan : 3 metode perhitungan kesalahan peramalan : N d d MAD N t t t     1 ' ) ( Deviation Absolute Mean a.   N d d N t t t     1 2 ' ) (MSE Error Squared Mean b.             N 1 t t ' t t d d d N 100 ) (MAPE Error Percent Absolute Mean c.
  • 25.
    Verifikasi (1) Verifikasi (1)  Salahsatu metode verifikasi adalah Moving Range Salah satu metode verifikasi adalah Moving Range Chart (MRC). Chart (MRC).  Moving Range (MR) didefinisikan sebagai : Moving Range (MR) didefinisikan sebagai : MR = |d’ MR = |d’t t – d – dt t| – |d’ | – |d’t-1 t-1– d – dt-1 t-1| | Keterangan : Keterangan : d’ d’t t = ramalan pada bulan ke t = ramalan pada bulan ke t d dt t = kebutuhan pada bulan ke t = kebutuhan pada bulan ke t d’ d’t–1 t–1 = ramalan pada bulan ke t-1 = ramalan pada bulan ke t-1 d dt–1 t–1 = kebutuhan pada bulan ke t-1 = kebutuhan pada bulan ke t-1
  • 26.
    Verifikasi (2) Verifikasi (2)  Rata-rataMR dihitung : Rata-rata MR dihitung :  Batas kontrol atas (UCL), batas kontrol Batas kontrol atas (UCL), batas kontrol bawah (LCL), dan garis tengah (CL) bawah (LCL), dan garis tengah (CL) 1 n MR MR 1 n 1 i i      0 CL MR 66 , 2 LCL MR 66 , 2 UCL     
  • 27.
    Verifikasi (3) Verifikasi (3) 0 d' - d Region A Region B Region C Bataskontol bawah Garis tengah Region C Region B Region A Batas kontrol atas Perioda Gambar 1. Kriteria Peta Kontrol
  • 28.
    Verifikasi (4) Verifikasi (4)  Pengujianout of kontrol : Pengujian out of kontrol :   Dari 3 titik yang berurutan, 2 titik atau lebih Dari 3 titik yang berurutan, 2 titik atau lebih berada di daerah A. berada di daerah A.   Dari 5 titik yang berurutan, 2 titik atau lebih Dari 5 titik yang berurutan, 2 titik atau lebih berada di daerah B. berada di daerah B.   Dari 8 titik yang berurutan, seluruhnya Dari 8 titik yang berurutan, seluruhnya berada di atas atau di bawah berada di atas atau di bawah center line. center line.   Satu titik berada di luar batas kontrol. Satu titik berada di luar batas kontrol.
  • 29.
    Verifikasi (5) Verifikasi (5)  ContohSoal: Kasus Peramalan Konstan Contoh Soal: Kasus Peramalan Konstan 28.2 - LCL 28.2 UCL 10.6 11 117 MR     MR = |d’ MR = |d’t t – d – dt t| – |d’ | – |d’t-1 t-1– d – dt-1 t-1| |
  • 30.
    Verifikasi (6) Verifikasi (6) Gambar2. Peta Kendali Peramalan Konstan -30 -20 -10 0 10 20 30 J F M A M J J A S O N D Bulan d' - d CL UCL = +28.2 LCL = -28.2
  • 31.
    Verifikasi (7) Verifikasi (7)  Bilakondisi out of control terjadi. Bila kondisi out of control terjadi.  Perbaiki ramalan dengan memasukkan Perbaiki ramalan dengan memasukkan data baru. data baru.  Tunggu Tunggu evidence evidence (fakta-fakta) selanjutnya. (fakta-fakta) selanjutnya.
  • 32.
    Contoh Metode Constant ContohMetode Constant n d d t t   n 1 ' Bulan Bulan t t d dt t Jan Jan 1 1 90 90 Feb Feb 2 2 111 111 Mar Mar 3 3 99 99 Apr Apr 4 4 89 89 Mei Mei 5 5 87 87 Jun Jun 6 6 84 84 Jul Jul 7 7 104 104 Aus Aus 8 8 102 102 Sep Sep 9 9 95 95 Okt Okt 10 10 114 114 Nov Nov 11 11 103 103 Des Des 12 12 113 113  1191 1191 25 . 99 12 1191 ' 12 1    t d
  • 33.
    Contoh Metode Lineartrend Contoh Metode Linear trend t t d dt t td tdt t t t2 2 d’ d’t t (d (dt t-d’ -d’t t) )2 2 1 1 2050 2050 2050 2050 1 2108,5 1 2108,5 3.422,2 3.422,2 2 2 2235 2235 4470 4470 4 2210,1 4 2210,1 620,0 620,0 3 3 2420 2420 7260 7260 9 2311,7 9 2311,7 11.728.9 11.728.9 4 4 2360 2360 9440 9440 16 2413,3 16 2413,3 2.840,9 2.840,9 5 5 2490 2490 12450 12450 25 2514,9 25 2514,9 620,0 620,0 6 6 2620 2620 15720 15720 36 36 2616,5 2616,5 12,3 12,3 21 21 14175 51390 91 14175 51390 91 19.244,3 19.244,3 d’ d’t t = a + bt = a + bt = 2006,9 + 101,6t = 2006,9 + 101,6t 2 n 1 t n 1 t 2 n 1 t n 1 t t n 1 t t t t n t d td n b                    n t b d a n 1 t n 1 t t       101,6 b dan 9 , 2006 a  
  • 34.
    Contoh Metode Quadratic ContohMetode Quadratic t t2 t3 t4 dt tdt t2 dt 1 1 1 1 16 16 16 2 4 8 16 24 48 96 3 9 27 81 34 102 306 4 16 64 256 46 184 736 5 25 125 625 60 300 1500 15 55 225 979 180 650 2654 300 ) 225 )( 5 ( ) 55 )( 15 (      50 ) 55 )( 5 ( ) 15 ( 2      1870 ) 979 )( 5 ( ) 55 ( 2      550 ) 650 )( 5 ( ) 180 )( 15 (      3370 ) 2654 )( 5 ( ) 180 )( 55 (      5 ) 300 ( ) 50 )( 1870 ( ) 300 )( 3370 ( ) 550 )( 1870 ( ˆ 2            b 1 1870 ) 1870 ( ˆ     c 10 5 55 5 ) 15 )( 5 ( 5 180 ˆ     a 60 5 ) 5 ( 5 10 ) 5 ( ' 5 10 ) ( ' 2 2         d t t t d
  • 35.
    Contoh Metode Eksponensial ContohMetode Eksponensial t t d dt t Ln(d Ln(dt t) ) tLn(d tLn(dt t) ) t t2 2 1 1 2.50 2.50 0.92 0.92 0.92 0.92 1 1 2 2 4.12 4.12 1.42 1.42 2.84 2.84 4 4 3 3 6.80 6.80 1.92 1.92 5.76 5.76 9 9 4 4 11.20 11.20 2.42 2.42 9.68 9.68 16 16 5 5 18.47 18.47 2.92 2.92 14.60 14.60 25 25 15 15 9.60 9.60 33.8 33.8 55 55 5 . 0 225 ) 55 )( 5 ( ) 15 )( 60 . 9 ( ) 8 . 33 )( 5 ( ˆ     b 42 . 0 5 ) 15 )( 5 . 0 ( 5 60 . 9 ) ˆ ln(    a a e anti ˆ 50 . 2 ) 42 . 0 ln( 42 . 0    50 5 . 2 ) 6 ( ' 5 . 2 ) ( ˆ ) ( ' 3 5 . 0 ˆ      e d e e a t d t t b
  • 36.
    Contoh Metode MovingAverage Contoh Metode Moving Average Bulan Bulan t d t dt t MA 3 bulan MA 3 bulan MA 5 bulan MA 5 bulan Jan Jan 1 10 - 1 10 - - - Feb Feb 2 12 - 2 12 - - - Mar Mar 3 13 - 3 13 - - - Apr Apr 4 16 (10+12+13)/3=11,66 4 16 (10+12+13)/3=11,66 - - Mei Mei 5 19 (12+13+16)/3=13,66 5 19 (12+13+16)/3=13,66 - - Jun Jun 6 23 (13+16+19)/3=16,00 6 23 (13+16+19)/3=16,00 (10+12+13+16+19)/5 = 14 (10+12+13+16+19)/5 = 14 Jul Jul 7 26 (16+19+23)/3=19,33 7 26 (16+19+23)/3=19,33 (12+13+16+19+23)/5 = 16,6 (12+13+16+19+23)/5 = 16,6 n d MA n 1 t t n   
  • 37.
    Contoh Metode Exponential ContohMetode Exponential Smoothing Smoothing Period Period Demand Demand Forecast , F Forecast , Ft+1 t+1  =0.3 =0.3  =0.5 =0.5 1 1 37 37 - - - - 2 2 40 40 37 37 37 37 3 3 41 41 37.9 37.9 38.5 38.5 4 4 37 37 38.83 38.83 39.75 39.75 5 5 45 45 38.28 38.28 38.37 38.37 6 6 50 50 40.29 40.29 41.68 41.68 7 7 43 43 43.20 43.20 45.84 45.84 8 8 47 47 43.14 43.14 44.42 44.42 9 9 56 56 44.30 44.30 45.71 45.71 10 10 52 52 47.81 47.81 50.85 50.85 11 11 55 55 49.06 49.06 51.42 51.42 12 12 54 54 50.84 50.84 53.21 53.21 51.79 51.79 53.61 53.61 t t t F D F ) 1 ( 1      
  • 38.
    Contoh Metode Seasonal(1) Contoh Metode Seasonal (1) Year Year Demand (x 1000) Demand (x 1000) Kwartal-1 Kwartal-1 Kwartal-2 Kwartal-2 Kwartal-3 Kwartal-3 Kwartal-4 Kwartal-4 Total Total 1992 1992 12.6 12.6 8.6 8.6 6.3 6.3 17.5 17.5 45 45 1993 1993 14.1 14.1 10.3 10.3 7.5 7.5 18.2 18.2 50.1 50.1 1994 1994 15.3 15.3 10.6 10.6 8.1 8.1 19.6 19.6 53.6 53.6 42 42 29.5 29.5 21.9 21.9 55.3 55.3 148.7 148.7 Perhitungan faktor bobot: S1= D1/D = 42/148.7 = 0.28 S2 = 0.20 S3 = 0.15 S4 = 0.37 2 n 1 t n 1 t 2 n 1 t n 1 t t n 1 t t t t n t d td n b                    n t b d a n 1 t n 1 t t      
  • 39.
    a = 40.97 a= 40.97 b = 4.3 b = 4.3 y = 40.97 + 4.3 t y = 40.97 + 4.3 t Untuk tahun 1995 (t =4) diperoleh 58.17 Untuk tahun 1995 (t =4) diperoleh 58.17 Peramalan utk tiap kwartal: Peramalan utk tiap kwartal: SF SF1 1 = S = S1 1.F .F5 5 = .28 (58.7) = .28 (58.7) = 16.28 = 16.28 SF SF2 2 = 11.63 = 11.63 SF SF3 3 = 8.73 = 8.73 SF SF4 4 = 21.53 = 21.53 Contoh Metode Seasonal (2) Contoh Metode Seasonal (2)
  • 40.
    Kesimpulan Kesimpulan 1. 1. Peramalan merupakantahapan awal Peramalan merupakan tahapan awal dalam perencanaan sistem operasi dalam perencanaan sistem operasi produksi. produksi. 2. 2. Model yang paling tepat harus dipilih Model yang paling tepat harus dipilih dalam melakukan peramalan. dalam melakukan peramalan. 3. 3. Model yang dipilih dapat dibandingkan Model yang dipilih dapat dibandingkan dengan model yang lain dengan dengan model yang lain dengan menggunakan kriteria menggunakan kriteria minimum minimum average average sum of squared errors sum of squared errors. . 4. 4. Distribusi Distribusi forecast errors forecast errors harus harus dimonitor, jika terjadi bias maka model dimonitor, jika terjadi bias maka model yang digunakan tidak tepat. yang digunakan tidak tepat.