Research Methodology
Metode Eksperimen
1
Dedi Darwis, M.Kom.
Original Slide by : Romi Satrio Wahono
Metode Penelitian
1. Action Research
• The carefully documented and monitored study of an attempt by
researcher, to actively solve a problem and change a situation (Herbert,
1990)
2. Experiment
• An investigation of causal relationships using tests controlled by
researcher
• Performed in development, evaluation and problem-solving project
3. Case Study
• An in-depth exploration of one situation (Cornford and Smithson, 2006)
4. Survey
• The collection of a large amount of data from a sizable population in a
highly economical way (Saunders et al., 2007)
• Undertaken through the use of questionnaires or interviews
(Dawson, 2009)
2
Desain Penelitian Eksperimen
1. Pre-Experimental Design
1. One-Shot Case Study
2. One Group Pretest-Posttest Design
3. Intact-Group Comparison
2. True-Experimental Design
1. Posttest Only Control Design
2. Pretest-Control Group Design
3. Factorial Experimental Design
4. Quasi Experimental Design
1. Time-Series Design
2. Nonequivalent Control Group Design
3
Pre-Experimental Design
• Tidak ada variable kontrol dan data tidak
dipilih secara random
• Belum disebut eksperimen yang sebenarnya,
karena kemungkinan ada variabel eksternal
yang mempengaruhi terbentuknya variable
dependen
• Bentuk pre-experimental design:
1. One-Shot Case Study
2. One Group Pretest-Posttest Design
3. Intact-Group Comparison
4
One-Shot Case Study
• One-Shot Case Study merupakan sebuah eksperimen yang dilakukan
tanpa adanya sekelompok pembanding dan juga tanpa tes awal
Contoh:
• Pengaruh alat kerja baru diklat (X) terhadap produktivitas kerja
karyawan (0).
• Terdapat kelompok pegawai yang menggunakan alat kerja baru
kemudian setelah bulan diukur produktivitas kerjanya. Pengaruh alat
kerja baru terhadap produktivitas kerja diukur dengan
membandingkan produktivitas sebelum menggunakan alat baru
dengan produktivitas setelah menggunakan alat baru (misalnya selalu
menggunakan alat baru produktivitasnya l50/jam dan setelah
menggunakan alat baru produktivitasnya 500/jam. Jadi pengaruh alat
baru adalah 500 – 150 = 350/jam.
X = perlakuan yang diberikan
(variabel independen)
O = hasil (variabel dependen)
X O
5
One Group Pretest-Posttest Design
• Jika pada one shot case study, tidak ada pretest, maka pada desain
ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian
hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
• Contoh : Pengaruh aplikasi SPADA terhadap peningkatan
pembelajaran e-learning.
• Pada contoh kasus tersebut, maka cara yang digunakan adalah
memberikan pretest sebelumnya kepada responden tentang
pengetahuan SPADA, kemudian diberikan pelatihan dan pemahaman
dan setelah itu diberikan kembali posttest dengan soal yang sama
untuk mengukur kemampuan responden dalam menggunakan
SPADA
O1 = Pretest
X = perlakuan yang diberikan
O2 = Posttest
O1 X O2
6
Intact-Group Comparison
X = perlakuan yang diberikan
O1 = hasil pengukuran setengah
kelompok yang diberi
perlakuan
O2 = hasil pengukuran setengah
kelompok yang tidak diberi
perlakuan
X O1
O2
7
• Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk
penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk
eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk
kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
• Contoh:
• Terdapat sekelompok karyawan di bidang produksi, yang
setengah dalam melaksanakan pekerjaannya menggunakan
lampu yang sangat terang (01), dan setengahnya lagi dengan
lampu yang kurang terang (02). Setelah beberapa minggu
diukur produktivitas kerjanya. Kelompok mana yang lebih
produktif. Jadi pengaruh cahaya lampu terhadap produktivitas
kerja adalah (01 – 02).
True-Experimental Design
• Kelompok kontrol dan sample diambil secara
random dari populasi
• Peneliti dapat mengontrol semua variabel
eksternal, sehingga validitas internal tinggi
• Bentuk true-experimental design:
1. Posttest Only Control Design
2. Pretest-Control Group Design
8
Posttest Only Control Design
R = Random (Acak)
X = perlakuan yang diberikan
O1 = hasil setelah perlakuan
O2 = hasil tanpa perlakuan
R X O1
R O2
9
Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih
secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan
kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut
kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut
kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (01:
02). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment
dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test misalnya. Kalau terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signinkan.
Pretest-Control Group Design
R = random (acak)
O1 = pretest
X = perlakuan yang diberikan
O2 = posttest setelah perlakuan
O3 = pretest
O2 = posttest tanpa perlakuan
R O1 X O2
R O3 O4
10
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random. kemudian
diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai
kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh Perlakuan adalah
(O2-O1)-(O4 O3).
Factorial Experimental Design
• Perbaikan dari true-experimental design
dengan memperhatikan kemungkinan
adanya variabel moderator yang
mempengaruhi perlakuan
• Seluruh kelompok dipilih secara random dan
masing-masing dilakukan pretest
• Kelompok penelitian dinyatakan baik apabila
setiap kelompok memiliki nilai pretest yang
sama
11
Factorial Experimental Design
Y = variabel moderator
R O1 X Y1 O2
R O3 Y1 O4
R O5 X Y2 O6
R O7 Y2 O8
12
Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing
diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok
nilai pretesmya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel
moderatornya adalah Y1 dan Y2.
Factorial Experimental Design (2)
13
Contoh:
Dilakukan penelitian unluk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru
terhadap kepuasan pelayanan pada masyarakal. Untuk itu dipilih empar
kelompok secara random. Variabel moderalomya adalah jenis kelamin,
yaitu laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2).
Treatment/perlakuan (prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok
eksperimen pertama yang telah diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki)
dan kelompok eksperimen ke dua yang telah diberi pretest (05 =
kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan
pelayanan untuk kelompok laki-laki = (O2 O1) – (O4 – O3). Pengaruh
perlakuan (prosedur kerja baru) terhadap nilai penjualan barang untuk
kelompok perempuan = (O6 – O5) – (O8 – O7).
Factorial Experimental Design (3)
14
Bila terdapat perbedaan pengaruh prosedur kerja baru
terhadap kepuasan masyarakat antara kelompok kerja pria
dan wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan karena
treatment yang diberikan (karena treatment yang diberikan
sama), tetapi karena adanya variabel moderator, yang dalam
hal ini adalah jenis kelamin. Pria dan wanita menggunakan
prosedur kerja baru yang sama, tempat kerja yang sama
nyamannya, tetapi pada umumnya, kelompok wanita lebih
ramah dalam memberikan pelayanan, sehingga dapat
meningkatkan kepuasan masyarakat.
Quasi Experimental Design
• Digunakan ketika kita sulit mendapatkan
kelompok kontrol seperti pada true-
experimental design
• Lebih baik daripada pre-experimental,
meskipun tidak sebaik true-experimental
• Bentuk quasi experimental design:
1. Time-Series Design
2. Nonequivalent Control Group Design
15
Time-Series Design
• Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat
dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest
sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan
kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest
selama empat kali temyata nilainya berbeda-beda. berarti kelompok
tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah
kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru
diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok
saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
O1 = Pretest
X = perlakuan yang diberikan
O2 = Posttest
O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8
16
Time-Series Design (2)
• Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat
dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest
sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan
kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest
selama empat kali temyata nilainya berbeda-beda. berarti kelompok
tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah
kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru
diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok
saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
• Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2= O3 = O4 dan hasil perlakuan yang
baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. Besamya pengaruh perlakuan adalah = (O5
+ O6 + O7 + O8) – ( O1 + O2+ O3 + O4 ).
• Kemungkinan hasil penelitian dari desain ini ditunjukkan pada gambar 4.2
berikut. Dari gambar 4.2 terlihat bahwa, terdapat berbagai kemungkinan
hasil penelitian yang menggunakan desain time series.
17
Berbagai kemungkinan hasil penelitian yang
menggunakan desain Time Series
Time-Series Design (3)
18
Berbagai kemungkinan hasil penelitian yang
menggunakan desain Time Series
Hasil penelitian yang paling baik adalah ditunjukkan pada Grafik A. Hasil pretest
menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten (O1 = O2= O3 = O4) setelah diberi
perlakuan keadaannya meningkat secara konsisten (O5 = O6 = O7 = O8).
Grafik B memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang sedang
dieksperimen, tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi semula. Jadi pengaruh perlakuan
hanya sebagai contoh: Pada waktu penataran, pengetahuan, dan keterampilannya
meningkat, tetapi setelah kembali ke tempat kerja kemampuannya kembali seperti semula.
Grafik C memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan dari pada pengaruh perlakuan,
sehingga grafiknya naik terus. Graflk D menunjukkan keadaan kelompok tidak menentu.
Nonequivalent Control Group Design
• Hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok tidak dipilih secara random
• Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap
derajat kesehatan karyawan. Desain penelitian dipilih satu kelompok karyawan.
Selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan senam pagi
setiap hari dan yang setengah lagi tidak. O1 dan O3 merupakan derajat kesehatan
karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi. O2 adalah derajat kesehatan
karyawan setelah senam pagi selama 1 tahun. O4, adalah derajat kesehatan
karyawan yang tidak diberi perlakuan senam pagi. Pengaruh senam pagi terhadap
derajat kesehatan karyawan adalah (02-O1) – (O4 O3).
O1 = pretest
X = perlakuan yang diberikan
O2 = posttest setelah perlakuan
O3 = pretest
O2 = posttest tanpa perlakuan
O1 X O2
O3 O4
19
Referensi
1. Christian W. Dawson, Project in Computing and Information
System a Student Guide 2nd Edition, Addison-Wesley, 2009
2. Mikael Berndtsson, Jörgen Hansson, Björn Olsson, Björn
Lundell, Thesis Projects - A Guide for Students in Computer
Science and Information System 2nd Edition, Springer-Verlag
London Limited, 2008
3. C.R. Kothari, Research Methodology, New Age International,
2004
4. David E Gray, Doing Research in the Real World Second
Edition, Sage Publications, 2009
5. Mary Shaw, Writing Good Software Engineering Research
Papers, Proceedings of the 25th International Conference on
Software Engineering, 2003
6. Geoffrey Marczyk, David DeMatteo, David Festinger,
Essentials of Research Design and Methodology, John Wiley &
Sons, Inc., 2005
20

Pert 12 metode eksperimen

  • 1.
    Research Methodology Metode Eksperimen 1 DediDarwis, M.Kom. Original Slide by : Romi Satrio Wahono
  • 2.
    Metode Penelitian 1. ActionResearch • The carefully documented and monitored study of an attempt by researcher, to actively solve a problem and change a situation (Herbert, 1990) 2. Experiment • An investigation of causal relationships using tests controlled by researcher • Performed in development, evaluation and problem-solving project 3. Case Study • An in-depth exploration of one situation (Cornford and Smithson, 2006) 4. Survey • The collection of a large amount of data from a sizable population in a highly economical way (Saunders et al., 2007) • Undertaken through the use of questionnaires or interviews (Dawson, 2009) 2
  • 3.
    Desain Penelitian Eksperimen 1.Pre-Experimental Design 1. One-Shot Case Study 2. One Group Pretest-Posttest Design 3. Intact-Group Comparison 2. True-Experimental Design 1. Posttest Only Control Design 2. Pretest-Control Group Design 3. Factorial Experimental Design 4. Quasi Experimental Design 1. Time-Series Design 2. Nonequivalent Control Group Design 3
  • 4.
    Pre-Experimental Design • Tidakada variable kontrol dan data tidak dipilih secara random • Belum disebut eksperimen yang sebenarnya, karena kemungkinan ada variabel eksternal yang mempengaruhi terbentuknya variable dependen • Bentuk pre-experimental design: 1. One-Shot Case Study 2. One Group Pretest-Posttest Design 3. Intact-Group Comparison 4
  • 5.
    One-Shot Case Study •One-Shot Case Study merupakan sebuah eksperimen yang dilakukan tanpa adanya sekelompok pembanding dan juga tanpa tes awal Contoh: • Pengaruh alat kerja baru diklat (X) terhadap produktivitas kerja karyawan (0). • Terdapat kelompok pegawai yang menggunakan alat kerja baru kemudian setelah bulan diukur produktivitas kerjanya. Pengaruh alat kerja baru terhadap produktivitas kerja diukur dengan membandingkan produktivitas sebelum menggunakan alat baru dengan produktivitas setelah menggunakan alat baru (misalnya selalu menggunakan alat baru produktivitasnya l50/jam dan setelah menggunakan alat baru produktivitasnya 500/jam. Jadi pengaruh alat baru adalah 500 – 150 = 350/jam. X = perlakuan yang diberikan (variabel independen) O = hasil (variabel dependen) X O 5
  • 6.
    One Group Pretest-PosttestDesign • Jika pada one shot case study, tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. • Contoh : Pengaruh aplikasi SPADA terhadap peningkatan pembelajaran e-learning. • Pada contoh kasus tersebut, maka cara yang digunakan adalah memberikan pretest sebelumnya kepada responden tentang pengetahuan SPADA, kemudian diberikan pelatihan dan pemahaman dan setelah itu diberikan kembali posttest dengan soal yang sama untuk mengukur kemampuan responden dalam menggunakan SPADA O1 = Pretest X = perlakuan yang diberikan O2 = Posttest O1 X O2 6
  • 7.
    Intact-Group Comparison X =perlakuan yang diberikan O1 = hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan O2 = hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan X O1 O2 7 • Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). • Contoh: • Terdapat sekelompok karyawan di bidang produksi, yang setengah dalam melaksanakan pekerjaannya menggunakan lampu yang sangat terang (01), dan setengahnya lagi dengan lampu yang kurang terang (02). Setelah beberapa minggu diukur produktivitas kerjanya. Kelompok mana yang lebih produktif. Jadi pengaruh cahaya lampu terhadap produktivitas kerja adalah (01 – 02).
  • 8.
    True-Experimental Design • Kelompokkontrol dan sample diambil secara random dari populasi • Peneliti dapat mengontrol semua variabel eksternal, sehingga validitas internal tinggi • Bentuk true-experimental design: 1. Posttest Only Control Design 2. Pretest-Control Group Design 8
  • 9.
    Posttest Only ControlDesign R = Random (Acak) X = perlakuan yang diberikan O1 = hasil setelah perlakuan O2 = hasil tanpa perlakuan R X O1 R O2 9 Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (01: 02). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signinkan.
  • 10.
    Pretest-Control Group Design R= random (acak) O1 = pretest X = perlakuan yang diberikan O2 = posttest setelah perlakuan O3 = pretest O2 = posttest tanpa perlakuan R O1 X O2 R O3 O4 10 Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random. kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh Perlakuan adalah (O2-O1)-(O4 O3).
  • 11.
    Factorial Experimental Design •Perbaikan dari true-experimental design dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan • Seluruh kelompok dipilih secara random dan masing-masing dilakukan pretest • Kelompok penelitian dinyatakan baik apabila setiap kelompok memiliki nilai pretest yang sama 11
  • 12.
    Factorial Experimental Design Y= variabel moderator R O1 X Y1 O2 R O3 Y1 O4 R O5 X Y2 O6 R O7 Y2 O8 12 Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretesmya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2.
  • 13.
    Factorial Experimental Design(2) 13 Contoh: Dilakukan penelitian unluk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan pelayanan pada masyarakal. Untuk itu dipilih empar kelompok secara random. Variabel moderalomya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2). Treatment/perlakuan (prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok eksperimen pertama yang telah diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen ke dua yang telah diberi pretest (05 = kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan untuk kelompok laki-laki = (O2 O1) – (O4 – O3). Pengaruh perlakuan (prosedur kerja baru) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok perempuan = (O6 – O5) – (O8 – O7).
  • 14.
    Factorial Experimental Design(3) 14 Bila terdapat perbedaan pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan masyarakat antara kelompok kerja pria dan wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan karena treatment yang diberikan (karena treatment yang diberikan sama), tetapi karena adanya variabel moderator, yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Pria dan wanita menggunakan prosedur kerja baru yang sama, tempat kerja yang sama nyamannya, tetapi pada umumnya, kelompok wanita lebih ramah dalam memberikan pelayanan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan masyarakat.
  • 15.
    Quasi Experimental Design •Digunakan ketika kita sulit mendapatkan kelompok kontrol seperti pada true- experimental design • Lebih baik daripada pre-experimental, meskipun tidak sebaik true-experimental • Bentuk quasi experimental design: 1. Time-Series Design 2. Nonequivalent Control Group Design 15
  • 16.
    Time-Series Design • Dalamdesain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali temyata nilainya berbeda-beda. berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. O1 = Pretest X = perlakuan yang diberikan O2 = Posttest O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8 16
  • 17.
    Time-Series Design (2) •Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali temyata nilainya berbeda-beda. berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. • Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2= O3 = O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. Besamya pengaruh perlakuan adalah = (O5 + O6 + O7 + O8) – ( O1 + O2+ O3 + O4 ). • Kemungkinan hasil penelitian dari desain ini ditunjukkan pada gambar 4.2 berikut. Dari gambar 4.2 terlihat bahwa, terdapat berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan desain time series. 17 Berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan desain Time Series
  • 18.
    Time-Series Design (3) 18 Berbagaikemungkinan hasil penelitian yang menggunakan desain Time Series Hasil penelitian yang paling baik adalah ditunjukkan pada Grafik A. Hasil pretest menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten (O1 = O2= O3 = O4) setelah diberi perlakuan keadaannya meningkat secara konsisten (O5 = O6 = O7 = O8). Grafik B memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang sedang dieksperimen, tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi semula. Jadi pengaruh perlakuan hanya sebagai contoh: Pada waktu penataran, pengetahuan, dan keterampilannya meningkat, tetapi setelah kembali ke tempat kerja kemampuannya kembali seperti semula. Grafik C memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan dari pada pengaruh perlakuan, sehingga grafiknya naik terus. Graflk D menunjukkan keadaan kelompok tidak menentu.
  • 19.
    Nonequivalent Control GroupDesign • Hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok tidak dipilih secara random • Contoh: Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan. Desain penelitian dipilih satu kelompok karyawan. Selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan senam pagi setiap hari dan yang setengah lagi tidak. O1 dan O3 merupakan derajat kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi. O2 adalah derajat kesehatan karyawan setelah senam pagi selama 1 tahun. O4, adalah derajat kesehatan karyawan yang tidak diberi perlakuan senam pagi. Pengaruh senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan adalah (02-O1) – (O4 O3). O1 = pretest X = perlakuan yang diberikan O2 = posttest setelah perlakuan O3 = pretest O2 = posttest tanpa perlakuan O1 X O2 O3 O4 19
  • 20.
    Referensi 1. Christian W.Dawson, Project in Computing and Information System a Student Guide 2nd Edition, Addison-Wesley, 2009 2. Mikael Berndtsson, Jörgen Hansson, Björn Olsson, Björn Lundell, Thesis Projects - A Guide for Students in Computer Science and Information System 2nd Edition, Springer-Verlag London Limited, 2008 3. C.R. Kothari, Research Methodology, New Age International, 2004 4. David E Gray, Doing Research in the Real World Second Edition, Sage Publications, 2009 5. Mary Shaw, Writing Good Software Engineering Research Papers, Proceedings of the 25th International Conference on Software Engineering, 2003 6. Geoffrey Marczyk, David DeMatteo, David Festinger, Essentials of Research Design and Methodology, John Wiley & Sons, Inc., 2005 20