BALOK BERDINDING PENUH
Balok Tinggi / Plate Girder
Gelagar baja
• Gelagar terutama dijumpai pada struktur balok-balok memanjang
jembatan.
• Gelagar baja pada umumnya merupakan profil rakitan (built-up)
karena tidak tersedia ukuran profil dengan kapasitas besar untuk
beban sangat berat. Dibuat dari elemen pelat untuk mencapai
susunan penampang yang lebih efisien dari penampang profil
baja gilas (rolled).
• Gelagar baja ditandai dengan ukuran badan profil yang tinggi
untuk mendapatkan kekakuan yang besar.
• Ekonomis untuk bentang yang panjang.
• Besarnya nilai kelangsingan pada badan maka biasanya pelat
badan gelagar dilengkapi dengan pengaku vertikal.
• Dikenal 2 tipe pengaku vertikal, yaitu: bearing stiffener dan
intermediate stiffener.
• Sambungan pelat dapat dibuat dengan: paku keling, baut atau las.
Potongan gelagar jembatan baja
Balok Berdinding Penuh
• Ketentuan ini berlaku untuk profil yang memiliki
• Nilai lr adalah batas kelangsingan elastik
batang
• Nilai h/tw yang besar menunjukkan tingkat resiko
kegagalan elastik yang tinggi
r
w
t
h
l

11/6/2017
Kuat Nominal
cr
g
n Sf
K
M 
Momen Nominal
Dimana:
fcr adalah tegangan kritis yang ditentukan oleh Butir 8.4.3, 8.4.4 atau
8.4.5, MPa (SNI)
S adalah modulus penampang yang ditentukan sesuai Butir 8.2.1, mm3
(SNI)
Kg adalah koefisien balok pelat berdinding penuh


















cr
w
r
r
g
f
.
t
h
a
.
a
K
550
2
300
200
1
1 fcr ( MPa)
Nilai Kg dihitung dengan
h
a
Perkuatan badan


















cr
w
r
r
g
f
t
h
a
a
K
550
.
2
300
200
.
1
1
Keterangan:
ar adalah perbandingan luas pelat badan terhadap pelat
sayap tekan
h adalah tinggi bersih balok pelat berdinding penuh (dua
kali jarak dari garis netral ke tempat mulai adanya alat
penyambung di sisi tekan), mm
Kuat Nominal
• Kuat Lentur Nominal gelagar ditentukan oleh
kelangsingan batang profil, lG
• Kelangsingan batang profil diperhitungkan
terhadap
– Kelangsingan berdasarkan panjang bentang
– Kelangsingan berdasarkan tebal pelat sayap
Faktor kelangsingan berdasarkan panjang bentang dinyatakan
dengan persamaan
t
G r
L/

l
Keterangan:
L adalah jarak antara pengekang lateral, mm
rt adalah jari-jari girasi daerah pelat sayap ditambah
sepertiga bagian pelat badan yang mengalami tekan, mm
Batas-batas kelangsingannya adalah
y
p
f
E
76
,
1

l
y
r
f
E
40
,
4

l
Faktor kelangsingan berdasarkan tebal pelat sayap dinyatakan
dengan persamaan
f
f
G
t
b
2

l
y
p
f
E
38
,
0

l
y
e
r
f
E
k
35
,
1

l
w
e
t
h
k
4

Batas-batas kelangsingannya adalah
0,35  ke  0,763.
dengan
dengan
Perhitungan fcr
fcr, tegangan kritis gelagar dihitung berdasar kondisi
kelangsingan batang profil
Kasus lG  lp berlaku fcr = fy
y
p
r
p
G
y
b
cr f
f
C
f 












)
(
2
)
(
1
l
l
l
l
Kasus lp ≤ lG ≤ lr. maka
Kasus lr ≤ lG maka
2









g
r
c
cr f
f
l
l
y
y
b
c f
f
C
f 

2 jika ditentukan oleh tekuk torsi lateral
Jika ditentukan oleh tekuk lokal
2
y
c
f
f 
dengan
Faktor pengali momen Cb
3
,
2
3
4
3
5
,
2
5
,
12





C
B
A
max
max
b
M
M
M
M
M
C
dengan Mmax adalah momen maksimum pada bentang yang
ditinjau serta MA, MB, dan MC adalah masing-masing momen
pada 1/4 bentang, tengah bentang, dan 3/4 bentang komponen
struktur yang ditinjau
PELAT BADAN
Persyaratan
• Ukuran dan susunan pelat badan balok pelat berdinding
penuh, termasuk pengaku melintang dan memanjang →
Butir 8.7
• Pelat badan yang mengalami gaya geser → Butir 8.8
• Pelat badan yang mengalami gaya geser dan momen
lentur → Butir 8.9
• Pelat badan yang mengalami gaya tumpu → Butir 8.10
• Pengaku gaya tumpu dan tiang ujung → Butir 8.11
• Pengaku melintang di tengah → Butir 8.12
• Pengaku memanjang → Butir 8.13
Definisi Pelat Badan
Panel pelat badan dengan tebal (tw) harus dianggap
mencakup luas pelat yang tidak diperkaku dengan ukuran
dalam arah memanjang, a, dan ukuran dalam arah tinggi
balok, h. Batas-batas pelat badan adalah pelat sayap,
pengaku memanjang, pengaku vertikal, atau tepi bebas.
h
a
Perkuatan
badan
Tebal minimum panel pelat badan
Kecuali dianalisis secara cermat untuk menghasilkan ukuran yang
lebih kecil, tebal panel pelat badan harus memenuhi Butir 8.7.1,
8.7.4, 8.7.5, dan 8.7.6.
Diatur untuk jenis profil yang memiliki pelat badan bebas pada
salah satu tepinya dan pelat badan yang memiliki batas pada
kedua tepinya
11/6/2017
8.7.1. Pelat Badan Yang Tidak Diperkaku
Ketebalan pelat badan yang
tidak diperkaku dan dibatasi di
kedua sisi memanjangnya oleh
pelat sayap harus memenuhi
dengan h adalah tinggi bersih
pelat badan di antara kedua
pelat sayap; sedangkan jika
pada salah satu sisi
memanjang dibatasi oleh tepi
bebas maka harus memenuhi
8.7.2. Pengaku pemikul beban
Pengaku pemikul beban harus diberikan berpasangan di tempat
pembebanan jika gaya tumpu tekan yang disalurkan melalui pelat
sayap melebihi kuat tumpu rencana (fRb) pelat badan yang
ditentukan dalam Butir 8.10.3, 4, 5 atau 6.
Pelat penguat samping tambahan dapat diberikan untuk menambah
kekuatan pelat badan. Jika menjadi tidak simetris, maka
pengaruhnya harus dipertimbangkan. Perhitungan gaya geser yang
diterima dengan adanya pelat ini sedemikian rupa sehingga tidak
melebihi jumlah gaya horisontal yang dapat disalurkan oleh alat
sambung ke pelat badan dan pelat sayap.
8.7.3. Pelat penguat samping
11/6/2017
8.7.4. Pelat Badan Dengan Pengaku Vertikal
y
w
f
E
t
h 07
,
7
)
/
( 
jika 1,0  a/h  3,0
y
w
f
E
t
a 07
,
7
)
/
( 
jika 0,74 a/h  1,0
y
w
f
E
t
h 55
,
9
)
/
( 
jika a/h 0,74
Semua pelat badan yang mempunyai a/h>3,0 harus dianggap
tidak diperkaku, dengan h adalah tinggi panel yang terbesar di
bentang tersebut
Pelat Badan Dengan
Pengaku Memanjang dan Vertikal
• Ketebalan pelat badan yang diberi pengaku-pengaku
memanjang yang ditempatkan di salah satu sisi atau
di kedua sisi pada jarak 0,2h dari pelat sayap tekan
harus memenuhi
11/6/2017
8.7.5. Pelat Badan Dengan
Pengaku Memanjang dan Vertikal
jika 1  a/h  3,0
y
w
f
E
t
h 83
,
8
)
/
( 
jika 0,74 a/h  1,0
y
w
f
E
t
a 83
,
8
)
/
( 
jika a/h 0,74
y
w
f
E
t
h 02
,
12
)
/
( 
Ketebalan pelat badan dengan pengaku-
pengaku memanjang tambahan yang
ditempatkan pada salah satu sisi atau di
kedua sisi pelat badan pada sumbu netral
harus memenuh a/h < 1,5
y
w
f
E
t
h 14
,
14
)
/
( 
8.7.6. Ketebalan pelat untuk komponen struktur
yang dianalisis secara plastis
• Untuk gelagar memanjang menerus, yaitu gelagar dengan
beberapa tumpuan di tengah.
• Tebal pelat badan yang mempunyai sendi plastis harus
memenuhi
• Pengaku penumpu beban harus dipasang jika ada gaya tumpu
atau gaya geser yang bekerja dalam jarak h/2 dari lokasi sendi
plastis dan beban tumpu perlu atau gaya geser perlu melewati
0,1 kali kuat geser rencana (fVf) suatu komponen yang
ditentukan dengan Butir 8.8.3.
y
w
f
E
t
h 90
,
2
)
/
( 
• Pengaku-pengaku ini harus ditempatkan dalam jarak h/2 dari
lokasi sendi plastis di kedua sisi sendi plastis tersebut dan
harus direncanakan sesuai dengan Butir 8.11 untuk memikul
gaya yang lebih besar di antara gaya tumpu atau gaya geser.
• Jika pengaku terbuat dari pelat lurus, kekakuannya (l) seperti
didefinisikan dalam Butir 8.2.2, dengan menggunakan
tegangan leleh pengaku, harus lebih kecil dari batas plastisitas
(lp) yang ditentukan dalam Butir 8.2.2.
– Pada Butir 8.2.2. ditentukan kategori penampang profil, yaitu
penampang kompak dan tak kompak yang dihitung berdasarkan
Tabel 7.5.1.
• Untuk penampang pipa, maka ketebalannya harus memenuhi
•
• dengan D adalah diameter pipa.
y
f
E
t
D 045
,
0
)
/
( 
Kuat geser pelat badan
• Pelat badan yang memikul gaya geser perlu (Vu)
harus memenuhi
• Keterangan:
f adalah faktor reduksi sesuai Tabel 6.4-2
Vn adalah kuat geser nominal pelat badan
berdasarkan Butir 8.8.2, N
n
u V
V f

Kuat rencana untuk Butir Faktor reduksi
Komponen struktur yang memikul lentur:
 balok
 balok pelat berdinding penuh
 pelat badan yang memikul geser
 pelat badan pada tumpuan
 pengaku
8.1, 8.2 & 8.3
8.4
8.8 & 8.9
8.10
8.11, 8.12, &
8.13
0,90
0,90
0,90
0,90
0,90
Komponen struktur yang memikul gaya tekan
aksial:
 kuat penampang
 kuat komponen struktur
9.1 & 9.2
9.1 & 9.3
0,85
0,85
Komponen struktur yang memikul gaya tarik
aksial:
 terhadap kuat tarik leleh
 terhadap kuat tarik fraktur
10.1 & 10.2
10.1 & 10.2
0,90
0,75
Komponen struktur yang memikul aksi-aksi
kombinasi:
 kuat lentur atau geser
 kuat tarik
 kuat tekan
11.3 & 11.4
11.3 & 11.4
11.3 & 11.4
0,90
0,90
0,85
Komponen struktur komposit:
 kuat tekan
 kuat tumpu beton
 kuat lentur dengan distribusi tegangan
plastik
 kuat lentur dengan distribusi tegangan
elastik
12.3
12.3.4
12.4.2.1 & 12.4.2.3
12.4.2.1 & 12.4.3
0,85
0,60
0,85
0,90
Sambungan baut:
 baut yang memikul geser
 baut yang memikul tarik
 baut yang memikul kombinasi geser dan
tarik
 lapis yang memikul tumpu
13.2.2.1
13.2.2.2
13.2.2.3
13.2.2.4
0,75
0,75
0,75
0,75
Sambungan las:
 las tumpul penetrasi penuh
 las sudut dan las tumpul penetrasi
sebagian
 las pengisi
13.5.2.7
13.5.3.10
13.5.4
0,90
0,75
0,75
Tabel 6.4-2 Faktor
reduksi (f) untuk keadaan
kekuatan batas
Kuat geser nominal
• Kuat geser nominal (Vn ) pelat badan harus diambil seperti
yang ditentukan di bawah ini. Untuk nilai h/tw
y
n
w
f
E
k
t
h 10
,
1
)
/
( 
 2
5
5
h
a
kn 

dengan
Kuat geser nominal pelat badan harus dihitung sebagai berikut
w
y
n A
f
V 6
,
0
 Aw adalah luas kotor pelat badan
Luas efektif penampang (Ae) harus diambil sebagai luas kotor penampang bulat
berongga jika tidak ada lubang yang besarnya lebih dari yang dibutuhkan untuk alat
sambung atau luas bersih lebih besar dari 0,9 luas kotor.
Jika tidak, luas efektif diambil sama dengan luas bersih.
e
y
n A
f
V 36
,
0
 Kuat geser nominal (Vn) penampang pipa
Kuat geser nominal
Kuat geser nominal (Vn ) pelat badan harus diambil seperti yang
ditentukan di bawah ini. Untuk nilai h/tw
y
n
w
y
n
f
E
k
t
h
f
E
k
37
,
1
)
/
(
10
,
1 

)
/
(
1
10
,
1
6
,
0
w
y
n
w
y
n
t
h
f
E
k
A
f
V





















2
)
/
(
1
15
,
1
)
1
(
6
,
0
h
a
C
C
A
f
V v
v
w
y
n
)
/
(
/
10
,
1
w
y
n
v
t
h
f
E
k
C 
Kuat tekuk geser elasto-plastis pelat badan adalah sebagai berikut
dengan
Kuat geser nominal
Kuat geser nominal (Vn ) pelat badan harus diambil seperti yang
ditentukan di bawah ini. Untuk nilai h/tw
)
/
(
37
,
1 w
y
n
t
h
f
E
k

2
)
/
(
9
,
0
w
n
w
n
t
h
E
k
A
V 












2
)
/
(
1
15
,
1
)
1
(
6
,
0
h
a
C
C
A
f
V v
v
w
y
n 2
)
/
(
1
5
,
1
w
y
n
v
t
h
f
E
k
C 
Kuat tekuk geser elastis adalah sebagai berikut
dengan
Interaksi geser dan lentur
• Interaksi antara momen lentur dan gaya geser dapat
dihitung dengan salah satu metode berikut:
• Metode distribusi
– Jika momen lentur dianggap dipikul hanya oleh pelat sayap
• Metode interaksi geser dan lentur
– Jika momen lentur dianggap dipikul oleh seluruh
penampang
Metode distribusi
Jika momen lentur dianggap dipikul hanya oleh pelat sayap dan
momen lentur perlu (Mu) memenuhi
dengan adalah kuat lentur nominal dihitung hanya dengan pelat
sayap saja dan ditentukan sebagai berikut:
Mf = Af df fy
Af adalah luas efektif pelat sayap, mm2
df adalah jarak antara titik berat pelat-pelat sayap, mm
Balok harus memenuhi
dengan Vn adalah kuat geser nominal pelat badan yang ditentukan
pada Butir 8.8.2.
f
u M
M f

n
u V
V f

Metode interaksi geser dan lentur
Jika momen lentur dianggap dipikul oleh seluruh penampang,
maka selain memenuhi Butir 8.1.1 dan 8.8.1, balok harus
direncanakan untuk memikul kombinasi lentur dan geser yaitu:
Keterangan:
Vn adalah kuat geser nominal pelat badan akibat geser saja
(lihat Butir 8.8.2), N
Mn adalah kuat lentur nominal balok (lihat Butir 8.2, 8.3, atau
8.4), N-mm
375
,
1
625
,
0 

n
u
n
u
V
V
M
M
f
f
berdin-
suatu
halnya
dapat
mengurangi
tentu-
dari
dasarkan
penentuan
balok
dapat
dan
momen
menunjukkan
sendiri
kembali
antara
secara
mengambil
terhadap
perlu
lebar
pemo-
pada
kali
(490)
(370)
sitas
antar
las
Vu maks
9 cm
dihitung
4 cm
Terima kasih...!

Pertemuan 6 S. Baja II.pdf

  • 1.
    BALOK BERDINDING PENUH BalokTinggi / Plate Girder
  • 2.
    Gelagar baja • Gelagarterutama dijumpai pada struktur balok-balok memanjang jembatan. • Gelagar baja pada umumnya merupakan profil rakitan (built-up) karena tidak tersedia ukuran profil dengan kapasitas besar untuk beban sangat berat. Dibuat dari elemen pelat untuk mencapai susunan penampang yang lebih efisien dari penampang profil baja gilas (rolled). • Gelagar baja ditandai dengan ukuran badan profil yang tinggi untuk mendapatkan kekakuan yang besar. • Ekonomis untuk bentang yang panjang. • Besarnya nilai kelangsingan pada badan maka biasanya pelat badan gelagar dilengkapi dengan pengaku vertikal. • Dikenal 2 tipe pengaku vertikal, yaitu: bearing stiffener dan intermediate stiffener. • Sambungan pelat dapat dibuat dengan: paku keling, baut atau las.
  • 6.
  • 7.
    Balok Berdinding Penuh •Ketentuan ini berlaku untuk profil yang memiliki • Nilai lr adalah batas kelangsingan elastik batang • Nilai h/tw yang besar menunjukkan tingkat resiko kegagalan elastik yang tinggi r w t h l 
  • 8.
    11/6/2017 Kuat Nominal cr g n Sf K M Momen Nominal Dimana: fcr adalah tegangan kritis yang ditentukan oleh Butir 8.4.3, 8.4.4 atau 8.4.5, MPa (SNI) S adalah modulus penampang yang ditentukan sesuai Butir 8.2.1, mm3 (SNI) Kg adalah koefisien balok pelat berdinding penuh                   cr w r r g f . t h a . a K 550 2 300 200 1 1 fcr ( MPa) Nilai Kg dihitung dengan
  • 9.
    h a Perkuatan badan                   cr w r r g f t h a a K 550 . 2 300 200 . 1 1 Keterangan: ar adalahperbandingan luas pelat badan terhadap pelat sayap tekan h adalah tinggi bersih balok pelat berdinding penuh (dua kali jarak dari garis netral ke tempat mulai adanya alat penyambung di sisi tekan), mm
  • 10.
    Kuat Nominal • KuatLentur Nominal gelagar ditentukan oleh kelangsingan batang profil, lG • Kelangsingan batang profil diperhitungkan terhadap – Kelangsingan berdasarkan panjang bentang – Kelangsingan berdasarkan tebal pelat sayap
  • 11.
    Faktor kelangsingan berdasarkanpanjang bentang dinyatakan dengan persamaan t G r L/  l Keterangan: L adalah jarak antara pengekang lateral, mm rt adalah jari-jari girasi daerah pelat sayap ditambah sepertiga bagian pelat badan yang mengalami tekan, mm Batas-batas kelangsingannya adalah y p f E 76 , 1  l y r f E 40 , 4  l
  • 12.
    Faktor kelangsingan berdasarkantebal pelat sayap dinyatakan dengan persamaan f f G t b 2  l y p f E 38 , 0  l y e r f E k 35 , 1  l w e t h k 4  Batas-batas kelangsingannya adalah 0,35  ke  0,763. dengan dengan
  • 13.
    Perhitungan fcr fcr, tegangankritis gelagar dihitung berdasar kondisi kelangsingan batang profil Kasus lG  lp berlaku fcr = fy y p r p G y b cr f f C f              ) ( 2 ) ( 1 l l l l Kasus lp ≤ lG ≤ lr. maka Kasus lr ≤ lG maka 2          g r c cr f f l l y y b c f f C f   2 jika ditentukan oleh tekuk torsi lateral Jika ditentukan oleh tekuk lokal 2 y c f f  dengan
  • 14.
    Faktor pengali momenCb 3 , 2 3 4 3 5 , 2 5 , 12      C B A max max b M M M M M C dengan Mmax adalah momen maksimum pada bentang yang ditinjau serta MA, MB, dan MC adalah masing-masing momen pada 1/4 bentang, tengah bentang, dan 3/4 bentang komponen struktur yang ditinjau
  • 15.
    PELAT BADAN Persyaratan • Ukurandan susunan pelat badan balok pelat berdinding penuh, termasuk pengaku melintang dan memanjang → Butir 8.7 • Pelat badan yang mengalami gaya geser → Butir 8.8 • Pelat badan yang mengalami gaya geser dan momen lentur → Butir 8.9 • Pelat badan yang mengalami gaya tumpu → Butir 8.10 • Pengaku gaya tumpu dan tiang ujung → Butir 8.11 • Pengaku melintang di tengah → Butir 8.12 • Pengaku memanjang → Butir 8.13
  • 16.
    Definisi Pelat Badan Panelpelat badan dengan tebal (tw) harus dianggap mencakup luas pelat yang tidak diperkaku dengan ukuran dalam arah memanjang, a, dan ukuran dalam arah tinggi balok, h. Batas-batas pelat badan adalah pelat sayap, pengaku memanjang, pengaku vertikal, atau tepi bebas. h a Perkuatan badan
  • 17.
    Tebal minimum panelpelat badan Kecuali dianalisis secara cermat untuk menghasilkan ukuran yang lebih kecil, tebal panel pelat badan harus memenuhi Butir 8.7.1, 8.7.4, 8.7.5, dan 8.7.6. Diatur untuk jenis profil yang memiliki pelat badan bebas pada salah satu tepinya dan pelat badan yang memiliki batas pada kedua tepinya
  • 18.
    11/6/2017 8.7.1. Pelat BadanYang Tidak Diperkaku Ketebalan pelat badan yang tidak diperkaku dan dibatasi di kedua sisi memanjangnya oleh pelat sayap harus memenuhi dengan h adalah tinggi bersih pelat badan di antara kedua pelat sayap; sedangkan jika pada salah satu sisi memanjang dibatasi oleh tepi bebas maka harus memenuhi
  • 19.
    8.7.2. Pengaku pemikulbeban Pengaku pemikul beban harus diberikan berpasangan di tempat pembebanan jika gaya tumpu tekan yang disalurkan melalui pelat sayap melebihi kuat tumpu rencana (fRb) pelat badan yang ditentukan dalam Butir 8.10.3, 4, 5 atau 6. Pelat penguat samping tambahan dapat diberikan untuk menambah kekuatan pelat badan. Jika menjadi tidak simetris, maka pengaruhnya harus dipertimbangkan. Perhitungan gaya geser yang diterima dengan adanya pelat ini sedemikian rupa sehingga tidak melebihi jumlah gaya horisontal yang dapat disalurkan oleh alat sambung ke pelat badan dan pelat sayap. 8.7.3. Pelat penguat samping
  • 20.
    11/6/2017 8.7.4. Pelat BadanDengan Pengaku Vertikal y w f E t h 07 , 7 ) / (  jika 1,0  a/h  3,0 y w f E t a 07 , 7 ) / (  jika 0,74 a/h  1,0 y w f E t h 55 , 9 ) / (  jika a/h 0,74 Semua pelat badan yang mempunyai a/h>3,0 harus dianggap tidak diperkaku, dengan h adalah tinggi panel yang terbesar di bentang tersebut
  • 21.
    Pelat Badan Dengan PengakuMemanjang dan Vertikal • Ketebalan pelat badan yang diberi pengaku-pengaku memanjang yang ditempatkan di salah satu sisi atau di kedua sisi pada jarak 0,2h dari pelat sayap tekan harus memenuhi
  • 22.
    11/6/2017 8.7.5. Pelat BadanDengan Pengaku Memanjang dan Vertikal jika 1  a/h  3,0 y w f E t h 83 , 8 ) / (  jika 0,74 a/h  1,0 y w f E t a 83 , 8 ) / (  jika a/h 0,74 y w f E t h 02 , 12 ) / (  Ketebalan pelat badan dengan pengaku- pengaku memanjang tambahan yang ditempatkan pada salah satu sisi atau di kedua sisi pelat badan pada sumbu netral harus memenuh a/h < 1,5 y w f E t h 14 , 14 ) / ( 
  • 23.
    8.7.6. Ketebalan pelatuntuk komponen struktur yang dianalisis secara plastis • Untuk gelagar memanjang menerus, yaitu gelagar dengan beberapa tumpuan di tengah. • Tebal pelat badan yang mempunyai sendi plastis harus memenuhi • Pengaku penumpu beban harus dipasang jika ada gaya tumpu atau gaya geser yang bekerja dalam jarak h/2 dari lokasi sendi plastis dan beban tumpu perlu atau gaya geser perlu melewati 0,1 kali kuat geser rencana (fVf) suatu komponen yang ditentukan dengan Butir 8.8.3. y w f E t h 90 , 2 ) / ( 
  • 24.
    • Pengaku-pengaku iniharus ditempatkan dalam jarak h/2 dari lokasi sendi plastis di kedua sisi sendi plastis tersebut dan harus direncanakan sesuai dengan Butir 8.11 untuk memikul gaya yang lebih besar di antara gaya tumpu atau gaya geser. • Jika pengaku terbuat dari pelat lurus, kekakuannya (l) seperti didefinisikan dalam Butir 8.2.2, dengan menggunakan tegangan leleh pengaku, harus lebih kecil dari batas plastisitas (lp) yang ditentukan dalam Butir 8.2.2. – Pada Butir 8.2.2. ditentukan kategori penampang profil, yaitu penampang kompak dan tak kompak yang dihitung berdasarkan Tabel 7.5.1. • Untuk penampang pipa, maka ketebalannya harus memenuhi • • dengan D adalah diameter pipa. y f E t D 045 , 0 ) / ( 
  • 25.
    Kuat geser pelatbadan • Pelat badan yang memikul gaya geser perlu (Vu) harus memenuhi • Keterangan: f adalah faktor reduksi sesuai Tabel 6.4-2 Vn adalah kuat geser nominal pelat badan berdasarkan Butir 8.8.2, N n u V V f 
  • 26.
    Kuat rencana untukButir Faktor reduksi Komponen struktur yang memikul lentur:  balok  balok pelat berdinding penuh  pelat badan yang memikul geser  pelat badan pada tumpuan  pengaku 8.1, 8.2 & 8.3 8.4 8.8 & 8.9 8.10 8.11, 8.12, & 8.13 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 Komponen struktur yang memikul gaya tekan aksial:  kuat penampang  kuat komponen struktur 9.1 & 9.2 9.1 & 9.3 0,85 0,85 Komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial:  terhadap kuat tarik leleh  terhadap kuat tarik fraktur 10.1 & 10.2 10.1 & 10.2 0,90 0,75 Komponen struktur yang memikul aksi-aksi kombinasi:  kuat lentur atau geser  kuat tarik  kuat tekan 11.3 & 11.4 11.3 & 11.4 11.3 & 11.4 0,90 0,90 0,85 Komponen struktur komposit:  kuat tekan  kuat tumpu beton  kuat lentur dengan distribusi tegangan plastik  kuat lentur dengan distribusi tegangan elastik 12.3 12.3.4 12.4.2.1 & 12.4.2.3 12.4.2.1 & 12.4.3 0,85 0,60 0,85 0,90 Sambungan baut:  baut yang memikul geser  baut yang memikul tarik  baut yang memikul kombinasi geser dan tarik  lapis yang memikul tumpu 13.2.2.1 13.2.2.2 13.2.2.3 13.2.2.4 0,75 0,75 0,75 0,75 Sambungan las:  las tumpul penetrasi penuh  las sudut dan las tumpul penetrasi sebagian  las pengisi 13.5.2.7 13.5.3.10 13.5.4 0,90 0,75 0,75 Tabel 6.4-2 Faktor reduksi (f) untuk keadaan kekuatan batas
  • 27.
    Kuat geser nominal •Kuat geser nominal (Vn ) pelat badan harus diambil seperti yang ditentukan di bawah ini. Untuk nilai h/tw y n w f E k t h 10 , 1 ) / (   2 5 5 h a kn   dengan Kuat geser nominal pelat badan harus dihitung sebagai berikut w y n A f V 6 , 0  Aw adalah luas kotor pelat badan Luas efektif penampang (Ae) harus diambil sebagai luas kotor penampang bulat berongga jika tidak ada lubang yang besarnya lebih dari yang dibutuhkan untuk alat sambung atau luas bersih lebih besar dari 0,9 luas kotor. Jika tidak, luas efektif diambil sama dengan luas bersih. e y n A f V 36 , 0  Kuat geser nominal (Vn) penampang pipa
  • 28.
    Kuat geser nominal Kuatgeser nominal (Vn ) pelat badan harus diambil seperti yang ditentukan di bawah ini. Untuk nilai h/tw y n w y n f E k t h f E k 37 , 1 ) / ( 10 , 1   ) / ( 1 10 , 1 6 , 0 w y n w y n t h f E k A f V                      2 ) / ( 1 15 , 1 ) 1 ( 6 , 0 h a C C A f V v v w y n ) / ( / 10 , 1 w y n v t h f E k C  Kuat tekuk geser elasto-plastis pelat badan adalah sebagai berikut dengan
  • 29.
    Kuat geser nominal Kuatgeser nominal (Vn ) pelat badan harus diambil seperti yang ditentukan di bawah ini. Untuk nilai h/tw ) / ( 37 , 1 w y n t h f E k  2 ) / ( 9 , 0 w n w n t h E k A V              2 ) / ( 1 15 , 1 ) 1 ( 6 , 0 h a C C A f V v v w y n 2 ) / ( 1 5 , 1 w y n v t h f E k C  Kuat tekuk geser elastis adalah sebagai berikut dengan
  • 30.
    Interaksi geser danlentur • Interaksi antara momen lentur dan gaya geser dapat dihitung dengan salah satu metode berikut: • Metode distribusi – Jika momen lentur dianggap dipikul hanya oleh pelat sayap • Metode interaksi geser dan lentur – Jika momen lentur dianggap dipikul oleh seluruh penampang
  • 31.
    Metode distribusi Jika momenlentur dianggap dipikul hanya oleh pelat sayap dan momen lentur perlu (Mu) memenuhi dengan adalah kuat lentur nominal dihitung hanya dengan pelat sayap saja dan ditentukan sebagai berikut: Mf = Af df fy Af adalah luas efektif pelat sayap, mm2 df adalah jarak antara titik berat pelat-pelat sayap, mm Balok harus memenuhi dengan Vn adalah kuat geser nominal pelat badan yang ditentukan pada Butir 8.8.2. f u M M f  n u V V f 
  • 32.
    Metode interaksi geserdan lentur Jika momen lentur dianggap dipikul oleh seluruh penampang, maka selain memenuhi Butir 8.1.1 dan 8.8.1, balok harus direncanakan untuk memikul kombinasi lentur dan geser yaitu: Keterangan: Vn adalah kuat geser nominal pelat badan akibat geser saja (lihat Butir 8.8.2), N Mn adalah kuat lentur nominal balok (lihat Butir 8.2, 8.3, atau 8.4), N-mm 375 , 1 625 , 0   n u n u V V M M f f
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 39.
  • 43.
  • 46.
  • 47.
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 55.