Pesan dan Bekal Menjelang Liburan Semester
Untuk Para Santri
PESANTREN TERPADU EKONOMI ISLAM “MULTAZAM”
RUMPIN – BOGOR
Oleh Pengasuh:
KH. Muhammad Jamhuri, Lc. MA
Bersyukur
• Bersyukurlah, anak-anak telah belajar dan
merampungkan ujian semester.
• Berkacalah: Banyak anak di tempat lain, ingin
belajar tetapi tidak mempunyai kesempatan, baik
karena ekonomi, peluang, kesehatan maupun
kondisi keamanan
• Motto kita: “Ujian untuk Belajar, bukan Belajar
untuk Ujian.” Oleh sebab itu, dengan ujian
berharap ilmu semakin bertambah dan akhlak
semakin baik
Arti Liburan
• Liburan atau istirahat adalah perpindahan dari satu kegiatan kepada
kegiatan lain. Oleh sebab itu, berlibur tidak harus diisi dengan sesuatu
yang menerlenakan, apalagi merugikan
• Rasulullah saw pernah berkata kpd Bilal, “ ‫بالل‬ ‫يا‬..‫بالصالة‬ ‫أرحنا‬ ” (Wahai bilal
istirahatkan kami dengan shalat)
• Isilah waktu libur dengan hal-hal yang bermanfaat, sepert silaturrahim,
berziarah dan berjalan-jalan untuk mengambil pelajaran dari lingkungan
sekitar
•َ‫ون‬ُ‫ب‬ِ‫ئ‬‫ا‬َّ‫ت‬‫ال‬‫ال‬ َ‫ون‬ُ‫ع‬ِ‫ك‬‫ا‬َّ‫الر‬ َ‫ون‬ُ‫ح‬ِ‫ئ‬‫ا‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ُون‬‫د‬ِ‫ام‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ُون‬‫د‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬َّ‫ن‬‫ال‬َ‫و‬ ِ‫وف‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ب‬ َ‫ون‬ُ‫ر‬ِ‫م‬ ْ‫اْل‬ َ‫ُون‬‫د‬ ِ‫اج‬َّ‫س‬ْ‫َن‬‫ع‬ َ‫ون‬ُ‫ه‬‫ا‬
َ‫ين‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ْ‫ر‬ِ‫ش‬َ‫ب‬َ‫و‬ ِ َّ‫اَّلل‬ ِ‫د‬‫ُو‬‫د‬ُ‫ح‬ِ‫ل‬ َ‫ون‬ُ‫ظ‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫َر‬‫ك‬‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬(‫التوبة‬112)
• Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang
memuji, yang melawat (jalan-jalan), yang ruku', yang sujud, yang
menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang
memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang
mukmin itu. (QS. At-Taubah:112)
• َ‫ف‬ْ‫ي‬َ‫ك‬ ‫روا‬ُ‫ظ‬ْ‫ن‬‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ض‬ْ‫ر‬َ ْ‫اْل‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ير‬ِ‫س‬َ‫ف‬ ٌ‫ن‬َ‫ن‬ُ‫س‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ت‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ْ‫د‬َ‫ين‬ِ‫ب‬ِ‫َذ‬‫ك‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ة‬َ‫ب‬ِ‫ق‬‫َا‬‫ع‬ َ‫َان‬‫ك‬(‫عمران‬ ‫آل‬137)
• Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah[230];
Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Hukum Berlibur
• Hukum Berlibur pada dasarnya mubah, akan
tetapi hukum dapat berubah sesuai dengan
kondisi yang melingkupinya. Kondisi itu dapat
berupa niat, cara dan tujuan
• Libur Haram: Jika berniat akan berbuat maksiat,
atau dilingkupi dengan perbuatan maksiat.
• Libur Makruh: jika libur diisi dengan sesuatu yang
tidak berguna, baik untuk dunianya maupun
akhiratnya. Seperti berlama-lama menghabiskan
untuk bermain game video.
Hukum Berlibur
• Libur Mubah: libur biasa yang tidak mengandung
maksiat dan kerugian. Seperti berjalan-jalan ke
tempat rekreasi.
• Libur Sunnah: seperti bersilaturrahim kepada
keluarga besar, kepada guru atau kepada teman
dan dilandasi niat ingin menghormati mereka dan
menyambung silaturrahim. Mengikuti kegiatan
ketangkasan seperti berenang, berkuda,
memanah.
• Libur Wajib: Kegiatan postif yang baik yang telah
diniatkan nadzar yang akan dilakukan di saat libur.
Adab Berlibur
• Selalu menjaga keikhlasan niat
• Mengisi libur dengan segala aktifitas yang baik dan positif
• Selalu menjaga keimanan dan akhlak
• Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar selama berlibur
• Berbaur tapi tidak Melarut (‫نتميع‬ ‫ال‬ ‫ولكن‬ ‫)نختلط‬
• Selalu berdzikir (mengingat Allah)
• Mengamalkan ilmu yang didapat, seperti:
– Membaca doa safar dalam setiap perjalanan
– Membaca doa harian
– Shalat jama’ dan qashar dengan bacaan dan prakteknya
– Menjadi muadzin di masjid/musholla dekat rumahnya
– Menjadi Imam atau memimpin doa jika diminta masyarakat
– Menyampaikan kultum ba’da shalat subuh atau lainnya
Adab kepada Orang Tua
Selama Berlibur
• Ciumlah tangan kedua orang tua dan mintailah izin
mereka, terutama saat akan pergi keluar rumah.
• Bantulah pekerjaan orang tua, terutama pekerjaan
rumah, seperti membersihkan kamar/lantai, perabot,
rumah dan atau membantunya di tempat
dagang/usahanya. Serta menjaga adik-adiknya.
• Buatlah hati orang tua merasa senang atau bangga
dengan sikap-sikap kita. Seperti menyampaikan setoran
hafalan di hadapan orang tua, menawarkan bantuan
yang diperlukan, serta memberi oleh-oleh untuk
mereka sekalipun uangnya berasal dari mereka.
Adab kepada Guru
Selama Berlibur
• Tidak boleh ada istilah “Mantan Guru” atau “Bekas Guru”
dalam kamus santri/pelajar muslim, Guru adalah guru
untuk selama-lamanya, sekalipun baru hanya mengajarkan
satu huruf kepada kita.
• Hormatilah semua guru yang pernah mengajari kita. Imam
Ali bin Abi Thalib pernah berkata, ‫حرفا‬ ‫علمني‬ ‫من‬ ‫عبد‬ ‫أنا‬ (Aku
adalah hamba bagi orang yang pernah mengajariku satu
huruf)
• Saat liburan, hendaklah berkunjung kepada guru kita, baik
guru kita saat di TK, SD maupun guru ngaji kita.
• Ingatlah motto kita: “Hormatmu pada gurumu lebih baik
dari ilmu yang engkau dapat darinya”. Keridhoan guru akan
menjadi ilmu kita berkah dan bermanfaat.
Adab kepada Guru
Selama Berlibur
• Bila ada oleh-oleh yang dibawa, sekalipun kecil nilainya,
bawalah. Namun jika tidak ada, jangan hal itu menghalangi
kita untuk bersilaturrahim kepada guru kita.
• Tetaplah tawadhu’ (rendah hati) di hadapan guru kita,
meskipun boleh jadi ilmu kita lebih tinggi dari ilmu guru
kita.
• Jika kita sekarang dapat membaca kitab kuning yang
berjilid-jilid, sedangkan guru kita di kampung kita masih
mengajar hijaiyah atau iqra, tetaplah kita harus
menghormatinya dan mengagungkannya. Karena dia lah
yang membuka mata kita dan akal kita sehingga dapat
membaca al-Quran dan kitab yang banyak itu.
Adab kepada Teman
Selama Berlibur
• Tetaplah bergaul dengan teman lama kita.
Jangan merasa punya teman baru, lalu
melupakan teman lama.
• Dalam bergaul, tetaplah menghormati yang
lebih besar dan menyayangi yang lebih kecil
• Dalam bergaul, hendaklah tetap menjaga
identitas kita sebagai santri/muslim. Yakni
selalu menjaga sunnah-sunnahlkebiasaan-
kebiasaan baik selama di pesantren. Seperti
melaksanakan shalat pada waktunya.
Adab kepada Teman
Selama Berlibur
• Peganglah prinsip “Berbaur tetapi tidak Melarut”.
Artinya, dengan siapapun boleh bergaul tapi tidak
boleh larut mengikuti kegiatan dan kebiasaan buruk
teman-teman.
• Jika dikhawatirkan akan mengikuti hal yang buruk dari
teman, maka mundurlah secara teratur, agar kita tidak
terbawa arus yang buruk
• Usahakan diri kita menjadi “penerus risalah Nabi.”
yakni mengajak teman atau orang lain kepada hal yang
baik.
• Dalam bergaul dengan teman, jangan melakukan
kemaksiatan, seperti pacaran, merokok, apalagi
melakukan kejahatan dan kekejian.
Tugas dan Mutabaah Selama Liburan
• Setiap santri akan diberikan lembar “Mutaba’ah Kegiatan
Liburan”. Mohon agar diisi dengan jujur, antara lain:
– Shalat lima waktu tepat waktu
– Shalat lima waktu berjamaah bagi santri putra
– Shalat dhuha (setiap hari)
– Shalat Tahajjud (minimal 2 x sepekan)
– Tilawah al-Quran (1 juz setiap hari)
– Membaca doa Ma’tsurot (Setiap hari minimal sekali)
– Puasa sunnah (minimal sekali dalam sepekan)
– Menjadi Muadzin bagi santri putra (minimal 2 x dalam
sepepkan)
– Birrul Walidain (membantu mengurus rumah setiap hari)
– Ziyaroh asatidz (berkunjung kepada guru minimal sekali)
SEKIAN
SELAMAT BERLIBUR
SEMOGA LIBURAN KITA DIBERKAHI
ALLAH SWT

Pesan dan Bekal Liburan Semester Untuk Santri

  • 1.
    Pesan dan BekalMenjelang Liburan Semester Untuk Para Santri PESANTREN TERPADU EKONOMI ISLAM “MULTAZAM” RUMPIN – BOGOR Oleh Pengasuh: KH. Muhammad Jamhuri, Lc. MA
  • 2.
    Bersyukur • Bersyukurlah, anak-anaktelah belajar dan merampungkan ujian semester. • Berkacalah: Banyak anak di tempat lain, ingin belajar tetapi tidak mempunyai kesempatan, baik karena ekonomi, peluang, kesehatan maupun kondisi keamanan • Motto kita: “Ujian untuk Belajar, bukan Belajar untuk Ujian.” Oleh sebab itu, dengan ujian berharap ilmu semakin bertambah dan akhlak semakin baik
  • 3.
    Arti Liburan • Liburanatau istirahat adalah perpindahan dari satu kegiatan kepada kegiatan lain. Oleh sebab itu, berlibur tidak harus diisi dengan sesuatu yang menerlenakan, apalagi merugikan • Rasulullah saw pernah berkata kpd Bilal, “ ‫بالل‬ ‫يا‬..‫بالصالة‬ ‫أرحنا‬ ” (Wahai bilal istirahatkan kami dengan shalat) • Isilah waktu libur dengan hal-hal yang bermanfaat, sepert silaturrahim, berziarah dan berjalan-jalan untuk mengambil pelajaran dari lingkungan sekitar •َ‫ون‬ُ‫ب‬ِ‫ئ‬‫ا‬َّ‫ت‬‫ال‬‫ال‬ َ‫ون‬ُ‫ع‬ِ‫ك‬‫ا‬َّ‫الر‬ َ‫ون‬ُ‫ح‬ِ‫ئ‬‫ا‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ُون‬‫د‬ِ‫ام‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ُون‬‫د‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬َّ‫ن‬‫ال‬َ‫و‬ ِ‫وف‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ب‬ َ‫ون‬ُ‫ر‬ِ‫م‬ ْ‫اْل‬ َ‫ُون‬‫د‬ ِ‫اج‬َّ‫س‬ْ‫َن‬‫ع‬ َ‫ون‬ُ‫ه‬‫ا‬ َ‫ين‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ْ‫ر‬ِ‫ش‬َ‫ب‬َ‫و‬ ِ َّ‫اَّلل‬ ِ‫د‬‫ُو‬‫د‬ُ‫ح‬ِ‫ل‬ َ‫ون‬ُ‫ظ‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫َر‬‫ك‬‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬(‫التوبة‬112) • Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat (jalan-jalan), yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu. (QS. At-Taubah:112) • َ‫ف‬ْ‫ي‬َ‫ك‬ ‫روا‬ُ‫ظ‬ْ‫ن‬‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ض‬ْ‫ر‬َ ْ‫اْل‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ير‬ِ‫س‬َ‫ف‬ ٌ‫ن‬َ‫ن‬ُ‫س‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ت‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ْ‫د‬َ‫ين‬ِ‫ب‬ِ‫َذ‬‫ك‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ة‬َ‫ب‬ِ‫ق‬‫َا‬‫ع‬ َ‫َان‬‫ك‬(‫عمران‬ ‫آل‬137) • Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah[230]; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
  • 4.
    Hukum Berlibur • HukumBerlibur pada dasarnya mubah, akan tetapi hukum dapat berubah sesuai dengan kondisi yang melingkupinya. Kondisi itu dapat berupa niat, cara dan tujuan • Libur Haram: Jika berniat akan berbuat maksiat, atau dilingkupi dengan perbuatan maksiat. • Libur Makruh: jika libur diisi dengan sesuatu yang tidak berguna, baik untuk dunianya maupun akhiratnya. Seperti berlama-lama menghabiskan untuk bermain game video.
  • 5.
    Hukum Berlibur • LiburMubah: libur biasa yang tidak mengandung maksiat dan kerugian. Seperti berjalan-jalan ke tempat rekreasi. • Libur Sunnah: seperti bersilaturrahim kepada keluarga besar, kepada guru atau kepada teman dan dilandasi niat ingin menghormati mereka dan menyambung silaturrahim. Mengikuti kegiatan ketangkasan seperti berenang, berkuda, memanah. • Libur Wajib: Kegiatan postif yang baik yang telah diniatkan nadzar yang akan dilakukan di saat libur.
  • 6.
    Adab Berlibur • Selalumenjaga keikhlasan niat • Mengisi libur dengan segala aktifitas yang baik dan positif • Selalu menjaga keimanan dan akhlak • Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar selama berlibur • Berbaur tapi tidak Melarut (‫نتميع‬ ‫ال‬ ‫ولكن‬ ‫)نختلط‬ • Selalu berdzikir (mengingat Allah) • Mengamalkan ilmu yang didapat, seperti: – Membaca doa safar dalam setiap perjalanan – Membaca doa harian – Shalat jama’ dan qashar dengan bacaan dan prakteknya – Menjadi muadzin di masjid/musholla dekat rumahnya – Menjadi Imam atau memimpin doa jika diminta masyarakat – Menyampaikan kultum ba’da shalat subuh atau lainnya
  • 7.
    Adab kepada OrangTua Selama Berlibur • Ciumlah tangan kedua orang tua dan mintailah izin mereka, terutama saat akan pergi keluar rumah. • Bantulah pekerjaan orang tua, terutama pekerjaan rumah, seperti membersihkan kamar/lantai, perabot, rumah dan atau membantunya di tempat dagang/usahanya. Serta menjaga adik-adiknya. • Buatlah hati orang tua merasa senang atau bangga dengan sikap-sikap kita. Seperti menyampaikan setoran hafalan di hadapan orang tua, menawarkan bantuan yang diperlukan, serta memberi oleh-oleh untuk mereka sekalipun uangnya berasal dari mereka.
  • 8.
    Adab kepada Guru SelamaBerlibur • Tidak boleh ada istilah “Mantan Guru” atau “Bekas Guru” dalam kamus santri/pelajar muslim, Guru adalah guru untuk selama-lamanya, sekalipun baru hanya mengajarkan satu huruf kepada kita. • Hormatilah semua guru yang pernah mengajari kita. Imam Ali bin Abi Thalib pernah berkata, ‫حرفا‬ ‫علمني‬ ‫من‬ ‫عبد‬ ‫أنا‬ (Aku adalah hamba bagi orang yang pernah mengajariku satu huruf) • Saat liburan, hendaklah berkunjung kepada guru kita, baik guru kita saat di TK, SD maupun guru ngaji kita. • Ingatlah motto kita: “Hormatmu pada gurumu lebih baik dari ilmu yang engkau dapat darinya”. Keridhoan guru akan menjadi ilmu kita berkah dan bermanfaat.
  • 9.
    Adab kepada Guru SelamaBerlibur • Bila ada oleh-oleh yang dibawa, sekalipun kecil nilainya, bawalah. Namun jika tidak ada, jangan hal itu menghalangi kita untuk bersilaturrahim kepada guru kita. • Tetaplah tawadhu’ (rendah hati) di hadapan guru kita, meskipun boleh jadi ilmu kita lebih tinggi dari ilmu guru kita. • Jika kita sekarang dapat membaca kitab kuning yang berjilid-jilid, sedangkan guru kita di kampung kita masih mengajar hijaiyah atau iqra, tetaplah kita harus menghormatinya dan mengagungkannya. Karena dia lah yang membuka mata kita dan akal kita sehingga dapat membaca al-Quran dan kitab yang banyak itu.
  • 10.
    Adab kepada Teman SelamaBerlibur • Tetaplah bergaul dengan teman lama kita. Jangan merasa punya teman baru, lalu melupakan teman lama. • Dalam bergaul, tetaplah menghormati yang lebih besar dan menyayangi yang lebih kecil • Dalam bergaul, hendaklah tetap menjaga identitas kita sebagai santri/muslim. Yakni selalu menjaga sunnah-sunnahlkebiasaan- kebiasaan baik selama di pesantren. Seperti melaksanakan shalat pada waktunya.
  • 11.
    Adab kepada Teman SelamaBerlibur • Peganglah prinsip “Berbaur tetapi tidak Melarut”. Artinya, dengan siapapun boleh bergaul tapi tidak boleh larut mengikuti kegiatan dan kebiasaan buruk teman-teman. • Jika dikhawatirkan akan mengikuti hal yang buruk dari teman, maka mundurlah secara teratur, agar kita tidak terbawa arus yang buruk • Usahakan diri kita menjadi “penerus risalah Nabi.” yakni mengajak teman atau orang lain kepada hal yang baik. • Dalam bergaul dengan teman, jangan melakukan kemaksiatan, seperti pacaran, merokok, apalagi melakukan kejahatan dan kekejian.
  • 12.
    Tugas dan MutabaahSelama Liburan • Setiap santri akan diberikan lembar “Mutaba’ah Kegiatan Liburan”. Mohon agar diisi dengan jujur, antara lain: – Shalat lima waktu tepat waktu – Shalat lima waktu berjamaah bagi santri putra – Shalat dhuha (setiap hari) – Shalat Tahajjud (minimal 2 x sepekan) – Tilawah al-Quran (1 juz setiap hari) – Membaca doa Ma’tsurot (Setiap hari minimal sekali) – Puasa sunnah (minimal sekali dalam sepekan) – Menjadi Muadzin bagi santri putra (minimal 2 x dalam sepepkan) – Birrul Walidain (membantu mengurus rumah setiap hari) – Ziyaroh asatidz (berkunjung kepada guru minimal sekali)
  • 13.